• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

2.7. Sistem Limbik

2.7.1 Anatomi Sistem Limbik

Sistem limbik mengacu pada sebuah cincin struktur-sruktur otak depan yang mengelilingi batang otak dan dihubungkan satu sama lain oleh jalur-jalur saraf yang rumit (Tortora, 2009).

Komponen utama dari sistem limbik adalah (Tortora, 2009) :

Limbic lobe yang merupakan tepi cerebral cortex bagian permukaan medial dari setiap hemisfer. Bagian ini mencakup cingulate gyrus, yang terletak di atas corpus callosum, dan parahippocampal gyrus, yang terletak di bawah lobus temporalis. Hippocampus merupakan bagian parahippocampal gyrus

yang meluas hingga bagian dasar lateral ventricle.

Dentate gyrus yang terletak di antara Hippocampus dan parahippocampal gyrus.

Amygdala yang terdiri dari beberapa kelompok neuron dan terletak dekat bagian ekor nukleus caudatus.

Septal nuclei yang terletak dalam septal area, dibentuk oleh bagian-bagian tubuh di bawah corpus callosum dan paraterminal gyrus.

Mammillary bodies hypothalamus merupakan dua massa bulat dekat midline di

cerebral peduncles.

Anterior nucleus dan medial nucleus thalamus.

Olfactory bulbs merupakan badan yang rata dari olfactory pathway yang teletak di cribriform plate.

Fornix, stria terminalis, stria medullaris, medial forebrain bundle, dan mammillothalamic tract yang dihubungkan oleh bundles of interconnecting myelinated axons.

Gambar 2.3. Anatomi sistem limbik Sumber : Guyton, 2005 Kunci posisi Sistem limbik adalah (Guyton, 2005):

• Sistem limbik dikelilingi oleh limbic cortex,yang terdiri dari sebuah cincin dari

cerebral cortex di setiap sisi otak.

• Dimulai dari orbitofrontal area di permukaan ventral lobus frontalis, • Menyebar ke atas ke dalam subcallosal gyrus,

• Di atas corpus callosum ke aspek medial hemisfer cerebral di cingulate gyrus, • Melewati bagian belakang corpus callosum dan ke bawah menuju permukaan

Gambar 2.4. Lokasi sistem limbik berdasarkan letak hypothalamus Sumber : Guyton, 2005

2.7.2 Fungsi Sistem Limbik

Sistem limbik kadang-kadang disebut sebagai “otak emosional” karena berperan penting dalam emosi, termasuk kesenangan, nyeri, kepatuhan, suka, takut dan marah. Selain itu, sistem limbik juga berperan dalam penciuman dan daya ingat (Guyton, 2005).

Percobaan experimental pada hewan coba menunjukkan bahwa stimulasi daerah yang berbeda pada sistem limbik akan menunjukkan reaksi yang berbeda pula. Stimulasi pada amydala atau bagian nukleus tertentu dari hypothalamus kucing memproduksi rasa takut dan pola perilaku yang disebut sebagai amarah. Kucing tersebut menunjukkan cakarnya, menaikkan ekornya, membuka lebar matanya, mendesis dan meludah. Sebaliknya, bila amydala diangkat, akan dihasilkan hewan yang tidak takut dan bersifat agresif. Individu yang amydala-nya rusak gagal untuk mengenal ekspresi takut pada yang lain ataupun mengekspresikan rasa takut pada situasi yang sesuai (Guyton, 2005).

Hipocampus, bersama bagian lain cerebrum berfungsi dalam memori. Individu dengan kerusakan pada struktur sistem limbik tertentu melupakan kejadian-kejadian yang baru dan tidak dapat menambahkan apapun ke dalam memorinya (Guyton, 2005).

2.7.3 Fungsi “Reward” dan “Punishment” dari Sistm Limbik

Beberapa struktur limbik lebih mengatur masalah perasaan alamiah, baik perasaan senang ataupun tidak senang. Kualitas perasaan ini disebut juga sebagai hadiah atau hukuman, atau kepuasan ataupun kebencian. Stimulasi elektrik daerah limbik tertentu menyenangkan atau memuaskan hewan, dimana stimulasi elektrik pada daerah yang lain menyebabkan teror, nyeri, takut, pertahanan, reaksi melarikan diri, dan elemen-elemen hukuman lain. Kekuatan stimulasi dari kedua sistem repon yang berlawanan ini sangat mempengaruhi perilaku hewan (Guyton, 2005).

2.7.4. Pusat hadiah dan hukuman

Pusat hadiah utama berlokasi pada sepanjang medial forebrain bundle, terutama daerah lateral dan ventromedial nuclei of the hypothalamus. Cukup aneh bahwa nukleus lateral termasuk dalam pusat hadiah, sebab stimulus yang lebih kuat pada area ini dapat menyebabkan amarah. Hal ini benar pada beberapa daerah, dengan stimulus yang lebih lemah memberikan perasaan hadiah dan sedangkan yang lebih kuat memberikan perasaan hukuman. Pusat hadiah yang lain, mungkin sekunder dari yang utama di hypothalamus ditemukan pada septum, amydala, daerah tertentu di

thalamus dan basal ganglia, dan menyebar ke bawah ke dalam basal tegmentum mesencephalon (Guyton, 2005).

Sedangkan daerah yang paling berpotensi untuk hukuman dan kecenderungan melarikan diri adalah daerah pusat abu-abu yang mengelilingi aque-duct of Sylvius

pada mesencephalon dan menyebar ke atar ke dalam zona periventrikular hypothalamus dan thalamus. Daerah hukuman sekunder ditemukan pada beberapa lokasi di amydala dan hippocampus. Cukup menarik bahwa pusat hukuman secara berkala menghambat pusat hadiah dan kepuasan secara total, menggambarkan bahwa hukuman dan ketakutan lebih penting daripada kepuasan dan hadiah (Guyton, 2005).

2.7.5. Amarah dan Asosiasinya dengan Pusat Hukuman

Stimulasi yang kuat pada pusat hukuman otak, terutama pada zona

periventrikular hypothalamus dan lateral hypothalamus menyebabkan hewan tersebut mengembangkan postur pertahanan, mengembangkan cakarnya, menaikkan

ekornya, mendesis, meludah, growl, mengembangkan piloereksi, mata terbuka lebar, dan dilatasi pupil. Selain itu, provakasi yang sangat ringan sekalipun dapat menyebabkan penyerangan agreasif yang segera. Perilaku tersebut merupakan hal yang dipercayai ditunjukkan oleh hewan yang dihukum berat, dan pola tersebut disebut sebagai amarah (Guyton, 2005).

Untungnya, pada hewan normal, fenomena amarah tersebut dipertahankan dalam keadaan stabil terutama oleh penghambatan signal ventromedial nuclei of the hypothalamus. Sebagai tambahan, bagian hippocampus dan korteks limbik anterior, terutama pada anterior cingulate gyri dan subcallosal gyri membantu menekan fenomena amarah tersebut (Guyton, 2005).

2.7.6. Pentingnya Hadiah dan Hukuman pada Perilaku

Hampir semua yang kita lakukan berhubungan dengan hadiah dan hukuman. Bila kita melakukan sesuatu yang dapat memberikan hadiah, kita akan terus melakukannya. Namun bila yang dihasilkan adalah hukuman, kita akan menghentikannya. Oleh sebab itu, pusat hadiah dan hukuman dipastikan merupakan salah satu kontrol terpenting dalam aktivitas tubuh, ambisi, kebencian dan motivasi kita (Guyton, 2005).

2.7.8. Efek Sedativa pada Pusat Hadiah dan Hukuman

Pemberian sedatif, seperti chlorpromazine, biasanya menghambat pusat hadiah dan hukuman, sehingga mengurangi aktivitas perasaan hewan tersebut. Oleh sebab itu, diasumsikan bahwa fungsi sedatif pada fase psychotic adalah mensupresi banyak daerah perilaku yang penting pada hypothalamus dan daerah-daerah asosiasinya pada limbik otak (Guyton, 2005).

2.7.9. Pentingnya Hadiah dan Hukuman pada Pembelajaran dan Memori- Kebiasaan vs Penguatan

Percobaan-percobaan yang telah dilakukan pada hewan coba telah menunjukkan bahwa pengalaman sensorik yang tidak memberikan hadiah atau hukuman hampir tidak diingat sama sekali. Rekaman elektrik otak menunjukkan bahwa stimulasi

sensorik hampir selalu membangkitkan beberapa area pada korteks cerebral sekaligus. Namun, bila stimulus sensorik tersebut tidak memunculkan efek hadiah atau hukuman, pengulangan stimulus tersebut secara terus-menerus akan mengarah pada penghilangan hampir total respon cerebral cortical. Hewan tersebut telah menjadi terbiasa pada stimulus tersebut dan mengabaikannya (Guyton, 2005).

Bila stimulus tersebut memunculkan efek hadiah atau hukuman daripada yang tidak ada bedanya, respon cerebral cortical menjadi lebih kuat secara progresif selama pengulangan stimulasi tersebut daripada menghilang secara perlahan-lahan, dan respon tersebut dikatakan sebagai diperkuat. Seekor hewan membangun memori yang kuat untuk sensasi hadiah ataupun hukuman, namun mengembangkan kebiasaan sempurna bagi stimulus sensorik yang tidak ada bedanya (Guyton, 2005).

Terlihat nyata bahwa pusat hadiah dan hukuman pada sistem limbik banyak berperan dalam memilih informasi yang kita pelajari, biasanya membuang lebih dari 99% informasi dan memilih kurang dari 1% untuk diretensi (Guyton, 2005).

Dokumen terkait