• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Sistem Operasional Koperasi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia dari departemen pendidikan nasional, kata sistem dapat diartikan sebagai berikut:23

a. Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.

b. Susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan sebagainya.

21

Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 152-154.

22

Ibid, h. 155-156.

23

c. Metode (cara).

Sistem (system) dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Contoh sistem yang didefinisikan dengan pendekatan prosedur ini adalah sistem akuntansi. Sistem ini didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan, pembelian, dan buku besar.

Dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh sistem yang didefinisikan dengan pendekatan ini adalah sistem komputer yang didefinisikan sebagai kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak.

Menurut Gerald. J., 1991, dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang menekankan pada prosedur dan komponennya. Prosedur didefinisikan sebagai suatu urutan-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.24

Penganut pendekatan elemen Davis (1985) yang mendefinisikan sistem sebagai bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi

24

Al-Bahra bin Ladjamudin, Analisis dan Desain Sistem Informasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), Cet. Ke-2, h. 2

bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Sedangkan Lucas (1989) mendefinisikan sistem sebagai suatu komponen atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung, satu sama lain dan terpadu. Sebuah sistem mempunyai tujuan atau sasaran. McLeod berpendapat, sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Begitu pula Robert G. Mudrick (1993), mendefinisikan sistem sebagai seperangkat elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.25

Elemen dari sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan. Sebagai contoh: sistem penjualan harus mencapai target penjualan perusahaan. Sistem akuntansi perusahaan harus dapat mengawasi harta perusahaan dan menyajikan laporan keuangan yang tepat waktu dan bebas saji. Sistem sumber daya manusia harus memiliki data mengenai keahlian, latar belakang pendidikan dan kompetensi dari semua karyawan perusahaan.

Elemen dalam sistem harus berhubungan dan berkaitan dalam pencapaian tujuan organisasi pada umumnya dan pencapaian divisi atau departemen pada khususnya. Maksudnya departemen akuntansi yang memiliki sistem akuntansi yang handal dan efektif, departemen sumber daya manusia dengan merekrut karyawan yang berkualitas dan bermoral dapat mendukung departemen penjualan dalam pencapaian tujuan

25

organisasi yaitu meningkatkan penjualan perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan laba perusahaan sehingga kekayaan pemegang saham meningkat.26

Seperti yang telah disebutkan, setiap sistem (yang umumnya terbuka itu) merupakan tempat memproses, mengolah, mengubah, atau mentransformasikan bahan-bahan yang disebut masukan (input) menjadi sesuatu hasil karya yang biasa disebut keluaran (out-put). Contoh berikut akan lebih memperjelas kegiatan transformasi tersebut (Shcrode dan Voich).

Manusia Perusahaan

Mengubah makanan Mengubah unsur manusiawi

menjadi energi dan fisik menjadi energi

Mengubah energi menjadi Mengubah energi menjadi

gerakan fisik dan kegiatan mental hasil produksi

Merubah kegiatan fisik Mengubah hasil produksi

dan mental menjadi kebutuhan menjadi keuntungan

26

Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 2

akan organisasi, masyarakat dan pendapatan atau pemenuhan kebutuhan

pribadi (ego)

Proses transformasi sistem operasional ini sering dilukiskan orang mempergunakan model masukan-keluaran (input-output model). Model masukan-keluaran ini biasa disebut juga dengan model kotak hitam (black-box model). Model adalah gambaran mengenai sesuatu realitas untuk menggambarkan bagaimana sesuatu itu tampaknya atau bagaimana bekerjanya guna memudahkan memahami dan atau mengkajinya. Istilah kotak hitam di sini dipergunakan untuk menunjukkan bahwa isi yang terkandung di dalam satuan (unit) pemroses (transformasi) atau jelasnya sistem itu tidak diketahui, jadi seperti kotak hitam. Model kotak hitam itu sendiri digambarkan atau dilukiskan orang bermacam-macam. Konsep dasarnya demikian:27

Masukan Keluaran

27

Sering pula orang menggambarkan model kotak hitam ini dengan cara

lain, yaitu dengan menyebut si “kotak hitam” itu dengan “proses” karena melihatnya dari sudut ada kegiatan pemrosesan di dalam kotak tersebut.28

2. SistemOperasional

Fungsi sistem operasional di dalam organisasi bisnis merupakan bagian yang memproduksi barang atau jasa di dalam menghasilkan produk. Sistem opersional itu sendiri merupakan bagian dari sistem di dalam organisasi yang memproduksi barang secara fisik, seperti Mobil, TV, Kulkas, Susu Instan, Boneka, dan lain-lain. Sedangkan jasa pelayanan, seperti asuransi, rumah sakit, kurir, jasa transportasi (penerbangan, darat, dan laut), dan perhotelan.29

Sistem operasional harus melakukan langkah-langkah perkiraan berdasarkan informasi tentang permintaan yang diperoleh (hasil pengamatan dan penelitian).

Di dalam memproduksi barang atau jasa, akan dapat terjadi penambahan sumberdaya lainnya yang dibutuhkan untuk melengkapi dan

28

Tatang M. Amirin, Pokok-pokok Teori sistem, h. 41

29

Manahan P.Tampubolon, Manajemen Operasional, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), h. 1

menyempurnakan proses konversi tersebut, sehingga output yang dihasilkan sesuai dengan selera yang diinginkan.

Sistem konversi di dalam operasional jasa dapat dilihat pada gambar berikut ini. Di mana sistem operasioal dilihat dari beberapa organisasi atau perusahaan, seperti hotel, restoran, rumah sakit, bank, jasa penerbangan, jasa pendidikan universitas.

Sistem Operasional Usaha Jasa.30

OPERASIONAL MASUKAN (INPUTS) KELUARAN (OUTPUTS)

HOTEL Resepsionis, BellBoy,

Laundry, Staf, Peralatan, Perlengkapan dan Energi

Jasapenginapan, Layanan menyenangkan, Kepuasan layanan Laundry, Transpor

RESTORAN Juru masak, Penerima tamu,

Bahan makanan, Peralatan

Makanan, Layanan yang menyenangkan, Kepuasan RUMAH SAKIT Dokter, Perawat, Staf,

Peralatan, Perlengkapan

Jasa pelayanan kesehatan, dan Kesehatan pasien

BANK Teller, Staf, Peralatan

komputer dan Sistem Up to Date, dan Energi

Pelayanan jasa keuangan

PENERBANGAN Pesawat, Perlengkapan pilot, Pelayanan

penerbangan, Perawatan,

Transportasi udara dari satu lokasi ke lokasi lain

30

Tenaga kerja, dan Energi UNIVERSITAS Fakultas, Staf pengajar, Staf

administrasi keuangan, Peralatan, Perlengkapan, Energi dan Ilmiah

Mahasiswa yang didik, Penelitian, Pengabdian pada masyarakat

Dari uraian definisi tentang sistem operasional diatas maka penulis menyimpulkan bahwasannya yang dimaksud dengan sistem operasional koperasi yaitu merupakan keterkaitan kumpulan sasaran dan aktivitas di dalam organisasi koperasi yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dalam mencapai tujuan dari organisasi koperasi. Jika di dalam organisasi bisnis sistem operasional merupakan bagian yang memproduksi barang atau jasa di dalam menghasilkan produk. Maka di dalam organisasi koperasi adalah bagian yang menghasilkan kegiatan-kegiatan usaha yang mengarah kepada tujuan organisasi. Adapun tujuan yang paling umum dari berbagai macam jenis koperasi yang ada di Indonesia adalah kesejahteraan ekonomi bagi para anggotanya.

D. KesejahteraanEkonomi 1. PengertianKesejahteraan

Kesejahteraan dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi kehidupan individu dan masyarakat yang sesuai dengan standar kelayakan hidup yang dipersepsi masyarakat. Tingkat kelayakan hidup dipahami secara

relatif oleh berbagai kalangan dan latar belakang budaya, mengingat tingkat kelayakan ditentukan oleh persepsi normatif suatu masyarakat atas kondisi sosial, material, dan psikologis tertentu.31

Kesejahteraan dapat diperoleh dengan berbagai cara, Midgley (1997) mengulas beberapa usaha yang dilakukan masyarakat guna mencapai taraf kesejahteraan, antara lain pembangunan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Pembangunan bidang pendidikan kesehatan dan penciptaan kebijakan-kebijakan sosial yang memberi jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat. Selain itu kesejahteraan juga dapat dipahami sebagai keadaan lahiriyah yang diperoleh dalam kehidupan duniawi yang meliputi kesehatan, sandang, pangan, papan, perlindungan hak asasi dan sebagainya.

Kesejahteraan dipahami sebagai hak dasar manusia yang bersifat universal, sehingga setiap orang berhak atas suatu tingkat kesejahteraan yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh sebab itu, usaha-usaha pemeliharaan tingkat kesejahteraan dapat dipandang sebagai usaha pemenuhan hak-hak asasi manusia.32

2. Kesejahteraan Ekonomi Anggota

Koperasi sebagai badan usaha harus mampu mengembangkan usaha dan kelembagaan, termasuk menciptakan profit, benefit, dan efisiensi serta meningkatkan kesejahteraan anggota. Koperasi sebagai

31

Kusmana, Bunga Rampai: Islam dan Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project, 2006), h. 32.

32

gerakan ekonomi rakyat berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi, oleh karena itu pemberdayaan koperasi bukan hanya di tangan pemerintah, tetapi seluruh masyarakat, khususnya para anggota koperasi.

Koperasi sebagai badan usaha berbeda dengan badan usaha lainnya dan secara spesifik memiliki prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi, dimana di dalamnya terkandung unsur-unsur moral dan etika. Nilai-nilai dasar koperasi merupakan aspek penting yang membedakan antara koperasi dan badan usaha ekonomi lainnya karena dalam nilai koperasi terkandung unsur moral dan etika yang tidak dimiliki oleh semua badan ekonomi lainnya. Adapun rumusan nilai yang dianut adalah merupakan landasan untuk pengambilan keputusan, yang terdiri atas menolong diri sendiri, memiliki tanggung jawab pribadi, demokrasi, persamaan, keadilan, dan kesetiakawanan.

Nilai-nilai yag terkandung dalam menolong diri sendiri (self-help)

dan percaya pada diri sendiri (self-reliance) serta kebersamaan (cooperation) dalam lembaga koperasi akan melahirkan efek sinergis. Efek ini akan menjadi suatu kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu bersaing dengan lembaga ekonomi lainnya. Hal itu dapat diraih, jika dan hanya jika para anggota koperasi mengoptimalkan peran

sertanya, baik sebagai pemilik maupun sebagai pengguna jasa dalam koperasi yang bersangkutan.33

Sebagai organisasi ekonomi, pendirian koperasi tidak mungkin dilepaskan dari alasan-alasan ekonomis. Yang dimaksud dengan alasan ekonomis ialah pertimbangan kemanfaatan ekonomis yang akan diperoleh seseorang bila ia bergabung menjadi anggota koperasi. Tanpa alasan ekonomis, maka dasar pendirian koperasi serta alasan seseorang untuk menjadi anggota koperasi sulit dipertanggungjawabkan. Alasan-alasan ekonomis untuk pendirian dan atau menjadi anggota koperasi dalam garis besarnya sebagai berikut:34

a. Menekan biaya usaha

Salah satu alasan terpenting untuk mendirikan dan bergabung menjadi anggota koperasi adalah untuk menekan biaya usaha. Jika petani kecil menyatukan usahanya ke dalam Koperasi Unit Desa (KUD), maka beban usaha petani tersebut akan berkurang dibandingkan kalau tiap petani mengerjakan usahanya sendiri-sendiri.

b. Meningkatkan pelayanan kepada anggota

Salah satu tujuan koperasi adalah mendirikan atau meningkatkan pelayanan kepada para anggota. Jasa-jasa ini sebelumnya sulit diperoleh. Sebagai contoh, Koperasi Pertanian sebagaimana di atas, maka sebelum bersatu dalam koperasi, para

33

Pariaman Sinaga, Koperasi Dalam Sorotan Peneliti, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 448

34

petani tidak dapat menikmati manfaat dari pembelian pupuk bersama.

c. Membuka kesempatan bergabung dalam suatu badan usaha.

Dengan menjadi anggota koperasi, maka orang yang bermodal kecil akan terangkat harga dirinya. Sebagai anggota koperasi ia berhak ikut serta menentukan jalannya perusahaan bersama-sama dengan anggota lainnyayang turut dalam rapat anggota. Pendek kata dengan ikut sertanya orang-orang yang terbatas kemampuan ekonominya dalam koperasi akan memberi peluang bagi mereka untuk ikut serta secara aktif dalam membangun perekonomian.

Dalam UU No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3 disebutkan bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Tujuan tersebut mengandung makna bahwa meningkatkan kesejahteraan anggota adalah menjadi program utama koperasi melalui pelayanan usaha. Jadi, pelayanan anggota merupakan prioritas utama dibandingkan dengan masyarakat umum.35

Dan apabila nantinya mempunyai kelebihan kemampuan, maka usaha tersebut diperluas ke masyarakat di sekitarnya. Karena anggota koperasi pada dasarnya juga merupakan anggota masyarakat, maka

35

dengan jalan ini secara bertahap koperasi ikut berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat.36

Karena disamping itu juga tujuan utama ekonomi kerakyatan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan jalannya roda perekonomian.

Tujuan mendirikan sebuah koperasi adalah untuk membangun sebuah organisasi usaha dalam memenuhi kepentingan bersama, dari para pendiri dan anggotanya di bidang ekonomi. Sebagai organisasi usaha, penerapan asas ekonomi dan asas hukum menjadi jelas, asas ekonomi adalah memenuhi kebutuhan ekonomi dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi dalam berusaha, sedangkan asas hukum adalah memenuhi semua prinsip-prinsip hukum dalam usaha yang berbadan hukum.

Dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya, koperasi tidak hanya dituntut mempromosikan usaha-usaha ekonomi anggota, tetapi juga mengembangkan sumber daya anggota melalui pendidikan dan pelatihan yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga anggota semakin profesional dalam melakukan usaha-usaha sebagaimana badan usaha lain, seperti sektor perdagangan, industri manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, dan lain-lain. Maksud dan tujuan pendiriran koperasi juga merupakan ketentuan yang harus dimasukkan ke dalam AD. Maksud dan tujuan pendirian koperasi

36

Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, h. 43

tersebut secara formal dan umum dapat dirumuskan untuk mewujudkan kesejahteraan para anggota pada khususnya dan masyarakat non-anggota pada umumnya.37

Selanjutnya, fungsi koperasi tertuang dalam pasal 4 UU No 25 tahun 1992 tentang perkoperasian yaitu:38

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagi sokogurunya

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

3. Indikator Kesejahteraan Ekonomi

Koperasi didirikan dengan tujuan untuk membantu dalam hal pemenuhan kebutuhan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Prinsip seperti ini harus benar-benar dijalankan oleh organisasi yang menanamkan dirinya sebagai koperasi. Dan manfaat

37

Andjar Pachta W, dkk, hukum Koperasi Indonesia: Pemahaman, Regulasi, Pendidikan, dan Modal Usaha, Cet. Ke-2, h. 82-83

38

koperasi yaitu memberi keutungan kepada para anggota pemilik saham, membuka lapangan kerja bagi calon karyawannya, memberi bantuan keuangan dari sebagian hasil usahanya untuk mendirikan sarana ibadah sekolah dan sebagainya. Maka jelaslah bahwa dalam koperasi ini tidak ada unsur kezhaliman dan pemerasan, pengelolanya demokratis dan terbuka serta membagi keuntungan dan kerugian kepada anggota sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.39

Keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya dapat diukur dari peningkatan kesejahteraan anggota. Kesejahteraan bermakna sangat luas dan juga bersifat relatif, karena ukuran sejahtera bagi seseorang dapat berbeda satu sama lain. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang tidak pernah merasa puas, karena itu kesejahteraan akan terus dikejar tanpa batas. Keberhasilan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi anggotanya akan lebih mudah diukur, apabila aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh anggota dilakukan melalui koperasi. Dalam pengertian ekonomi, tingkat kesejahteraan itu dapat ditandai dengan tinggi rendahnya pendapatan riil. Apabila pendapatan riil seseorang atau masyarakat meningkat, maka kesejahteraan ekonomi seseorang atau masyarakat tersebut meningkat pula. Sejalan dengan hal itu, maka apabila tujuan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggotanya,

39

maka berarti pula koperasi tersebut diwujudkan dalam bentuk meningkatnya pendapatan riil para anggotanya.40

Menurut Poernomosidi pendapatan per kapita bukan merupakan indikator tingkat kesejahteraan wilayah yang tepat. Sebagai contoh, suatu wilayah berpendapatan per kapita tinggi karena merupakan penghasil kekayaan sumberdaya alam (pertambangan) yang sangat potensial, tetapi tidak tersedia pelayanan dokter ahli bedah jantung, sehingga penderita sakit jantung terpaksa harus berobat ke ibu kota negara (Jakarta). Tersedianya pelayanan dokter ahli (dalam contoh) merupakan suatu kemudahan dalam memenuhi pelayanan di bidang kesehatan.

Kemudahan (easyness) diartikan sebagai tersedianya fasilitas pelayanan (ekonomi dan sosial) sehingga masyarakat dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, seperti pelayanan pendidikan, kesehatan, informasi, pelayanan ibadah, dan lainnya. Tersedianya fasilitas kemudahan yang mampu memberikan pelayanan pemenuhan sebagai kebutuhan kepada masyarakat, berarti masyarakat merasa berkecukupan atau berkesejahteraan. Karena berbagai kebutuhan, keinginan, dan kepentingan hidupnya dapat terpenuhi dengan cukup, dengan mudah dan lancar.

Mengingat potensi, kondisi, dan karakteristik wilayah-wilayah itu berbeda-beda (bervariasi) secara fisik, ekonomi, dan sosial satu sama lainnya dan bilamana berbagai kebutuhan hidup masyarakatnya dapat

40

dipenuhi dengan mudah, cukup dan lancar, maka dapat dikatakan masyarakat wilayah tersebut sudah sejahtera. Dengan demikian, tingkat kemudahan dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan terutama dilihat dalam konteks pencapaian sasaran pengembangan wilayah. Teori simpul jasa distribusi menghubungkan simpul (pada umumnya adalah kota) yang merupakan konsentrasi penduduk dalam jumlah besar dan berbagai kegiatan produktif serta tersedianya kemudahan (yang umumnya terdiri dari fasilitas pelayanan). Semakin tersedia fasilitas pelayanan yang memberikan kemudahan, memungkinkan berkembangnya kegiatan ekonomi, yang berpengaruh terhadap meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi, yang berarti peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.41

Dari uraian diatas maka penulis menyimpulkan, bahwa dalam mengukur tingkat kesejahteraan dapat dilihat dari pendapatan riil masyarakat dan dari fasilitas ekonomi-sosial yang mudah dijangkau oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam koperasi pendapatan riil, dapat dilihat melalui SHU yang dibagikan kepada anggota koperasi, dan dari fasilitas ekonomi-sosial yang mudah dijangkau, dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan usaha koperasinya.

41

Rahardjo Adisasmita, Teori-teori Pembangunan Ekonomi: Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Wilayah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), 100

46

A. Sejarah Berdirinya

Koperasi Pondok Pesantren (KOPONTREN) Al-Amanah Al-Gontory berdiri pada tanggal 22 November 1999 yang berada di dalam kawasan lembaga pendidikan pondok pesantren Al-Amanah Al-Gontory Desa Perigi Baru Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Kopontren ini didirikan dengan maksud dan tujuan untuk dapat menjadikan sebuah lapangan usaha bagi para ustadz dan ustadzah yang bermukim atau menetap di dalam pondok pesantren.1

Banyaknya santri yang setiap tahun selalu mengalami peningkatan dari segi jumlahnya, memberikan keuntungan yang baik dari kegiatan usaha kopontren. Selanjutnya dengan fasilitas tempat lokasi berbelanja yang memadai, memudahkan bagi pengurus kopontren untuk menjalankan usaha kopontrennya. Karena kopontren ini berada di tengah-tengah kawasan pondok pesantren, kemungkinan besar sudah memiliki pelanggan yang tetap, yaitu para santri-santri dan para ustadz-ustadz yang bermukim di dalam pondok.2

1Hasil wawancara dengan Ustadz Drs. Ahmad Rafe’i, M.M, 19 November 2014, di kantor

Kopontren, jam 15.30 WIB.

2

Hasil wawancara dengan Ustadz Asep Suhendra, 25 November 2014, di kantor Kopontren, jam 18.20 WIB.

B. Visi dan Misi

1. Visi

Adapun Visi dari kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah: a. Mengangkat Ekonomi Pesantren.

b. Mensejahterakan Anggota. 2. Misi

Misi dari Kopontren Al-Amanah Al-Gontory yaitu “Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Pondok Pesantren”.3

C. Struktur Organisasi

Struktur, kata lainnya adalah bagan atau susunan. Sedangkan istilah Organisasi berasal dari perkataan Yunani “Organon” yang dimaksudnya: alat/perkakas. Dengan demikian organisasi dapat diartikan: sebagai suatu alat yang digunakan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai suatu susunan dari alat-alat yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi ini tercipta sebagai hasil dari proses pengorganisasian. Dan ini merupakan rangka dasar hubungan formal yang telah ditetapkan, yang membatasi kedudukan antara alat organisasi dengan tujuan organisasi. Adapun tujuannya adalah membantu mengatur dan

3Hasil wawancara dengan Ustadz Drs. Ahmad Rafe’i, M.M, 19 November 2014, di kantor

mengarahkan usaha-usaha dalam organisasi sedemikian rupa sehingga usaha tersebut terkoordinir sejalan denagn tujuan-tujuan organisasi.4

Sesuai dengan UU No. 12/1967. Organisasi intern koperasi yang disebut sebagai alat kelengkapan organisasi koperasi terdiri dari Rapat Anggota, Pengurus dan Badan Pemeriksa. Namun demikian bagi kepentingan koperasi dapat diadakan Dewan Penasihat. Bahkan lebih dari itu juga masih dibenarkan. Dewasa ini struktur intern organisasi koperasi makin memanjang dan meluas sejalan dengan makin kompleksnya tugas/kegiatan baik pengurus maupun koperasinya, sehingga diperlukan peran karyawan (termasuk manajer).5

Sebagai organisasi yang berwatak sosial, maka pada struktur organisasinya terdapat badan pengawas yang bertugas mengawasi dan memeriksa kegiatan kopontren guna menjamin bahwa kopontren telah beroperasi sesuai dengan ketentuan dan tidak menyimpang dari aturan AD/ART kopontren yang telah dibuat sesuai dengan kesepakatan dari seluruh para anggotanya.

Organisasi yang ada di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah sebagai berikut:

Sebagaimana dimaklumi sesuai dengan ketetapan RAT dan Rapat Pengurus Susunan Pengurus dan Pengawas Kopontren Amanah Al-Gontory priode 2012-2014 adalah:

4

Sudarsono dan Edilius, Koperasi dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Renika Cipta, 2002), Cet. Ke-4, Edisi 3, h. 83

5

1. Kepengurusan

Dokumen terkait