• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TOPIK PENELITIAN

B. Sistem Pencatatan Persediaan Pada Perusahaan

Persediaan ditujukan untuk mengantisipasi kebutuhan permintaan. PT

INBISCO NIAGA Medan sebagai distributor dan supplier mempunyai berbagai

jenis persediaan barang dagangan sistem pengendalian intern persediaan yang dapat memonitor tingkat persediaan secara efektif dan efisien. Hal ini dilakukan agar persediaan yang dimiliki oleh perusahaan dapat dikelola dengan baik sehingga tingkat perputaran persediaan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan perusahaan.

PT INBISCO NIAGA Medan menggunakan metode perpetual sebagai metode pencatatan persediaan barang dagangan. Dalam metode ini pencatatan mengenai jumlah persediaan dilakukan secara terus menerus, sehingga jumlah persediaan yang ada setiap saat dapat diketahui. Harga pokok persediaan dan harga pokok penjualan dapat diketahui setiap saat, sehingga pada akhir periode tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian. Metode perpetual diperlukan buku pembantu persediaan untuk mencatat kuantitas harga dan barang yang dibeli dan dijual. Dengan buku pembantu persediaan setiap saat dapat diketahui sisa persediaan

dengan cepat dan mudah. Dokumen bukti yang digunakan oleh PT INBISCO NIAGA Medan dalam pencatatan persediaan yaitu formulir pemesanan barang, laporan penerimaan barang, kartu gudang, formulir pengiriman barang.

Ada dua sistem akuntansi untuk persediaan yang utama, yaitu sistem periodik dan sistem perpetual. Sistem periodik digunakan setiap kali terjadi penjualan, hanya pendapatan yang berasal dari penjualan itu sajalah yang dicatat. Sistem perpetual ini dibuat catatan akuntansi secara terus-menerus dapat menunjukkan jumlah persediaan yang ada. ( C. Rollin Niswonger dan Philip E. Fess, 1992 ) Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. (Hall, 2001). Pengertian lain yang juga terdapat dalam buku Mulyadi (2001 : 5), “sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”.

Menurut peneliti sistem adalah bagian dari sub-sub sistem dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mengetahui metode pencatatan persediaan barang, terlebih dahulu harus diketahui apa itu persediaan dengan jenis-jenis persediaan. Persediaan adalah barang yang disimpan untuk dipakai dalam produksi atau untuk dijual kepada konsumen. Menurut Sadono Sukirno (2004 : 164) beberapa jenis persediaan yang umumnya terdapat pada setiap perusahaan adalah :

2. persediaan barang dalam proses, yaitu semua barang yang sedang dalam proses produksi yang belum siap ataupun yang sudah siap,

3. persediaan barang jadi, yaitu semua produk yang sudah selesai dibuat tetapi belum dapat untuk dijual.

Penyusunan sistem akuntansi untuk suatu perusahaan perlu mempertimbangakan beberapa faktor yang penting.

a. Sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip cepat yaitu bahwa sistem akuntansi mampu menyediakan informasi yang diperlukan tepat pada waktunya, dapat memenuhi kebutuhan, dan dengan kualitas yang sesuai.

b. Sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip aman yang berarti bahwa sistem akuntansi harus membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan. Untuk dapat menjaga keamanan harta milik perusahaan maka sistem akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengawasan intern.

c. Sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip murah yang berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan system akuntansi itu harus dapat ditekan

sehingga relatif tidak mahal, dengan kata lain, dipertimbangkan cost dan

benefit dalam mengahasilkan suatu informasi. (Zaki Baridwan, 1994)

C. Sistem Informasi Akuntansi Persediaan

Sistem informasi akuntansi persediaan dapat dikaitkan dengan pengolahan data akuntansi persediaan secara komputer dengan tujuan pengawasan persediaan adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan Data Persediaan Yang Tepat dan Dapat Dipercaya

Pengolahan data persediaan yang berbasis komputer dalam perusahaan dengan sistem komunikasi yang diterapkan secara on-line menjadikan informasi yang dihasilkan dapat dipercaya. Sistem dan program komputer yang disusun menjadikan prosedur-prosedur dapat dijalankan dan diatasi dengan baik, sehingga informasi yang dihasilkan menjadi handal. Pengamanan program dan transaksi tiap bagian juga membuat informasi yang dihasilkan dapat dipercaya, karena diyakini hal tersebut dapat terhindari dari penyalahgunaan yang mungkin terjadi.

Komputerisasi data persediaan dihubungkan dengan tujuan pengawasan persediaan dalam penyediaan data yang tepat dan terpercaya antara lain :

a. Membantu para pimpinan dan bagian yang berwenang dalam

mengamati dan mengawasi setiap perputaran persediaan.

b. Dapat setiap saat melihat posisi persediaan yang ada di gudang,

keadaannya serta informasi-informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.

c. Dengan pengawasan yang dilakukan perusahaan terhadap input,

proses, dan output pengolahan data menjamin informasi yang dihasilkan dapat dipercaya.

d. Program komputer yang memungkinkan untuk menolak data yang

f. Diterapkannya password untuk masing – masing orang yang berwenang mengoperasikan komputer untuk bagian tertentu.

2. Menjaga Aktiva dan Catatan – Catatan Perusahaan

Penerapan sistem komputer dalam pengolahan data akuntansi juga memungkinkan seluruh transaksi yang dicatatat dapat disimpan dengan baik. Transaksi akan terbebas dari orang – orang yang tidak bertanggung jawab karena data persediaan telah dijaga keamanannya dan diproteksi, sehingga hanya orang yang berhak dapat mengaksesnya. Fisik persediaan juga dapat dijaga dan diawasi karena setiap keadaan persediaan digudang dapat diketahui setiap saat.

3. Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Operasi

Pengolahan data akuntansi dengan komputer menghasilkan informasi yang cepat dan tepat, yang mana data yang dimasukkan ke dalam komputer langsung diproses otomatis sesuai dengan program yang ada. Hal ini akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dalam operasional perusahaan.

4. Mendorong Ditaatinya Kebijaksanaan Pimpinan Perusahaan

Dalam penerapan komputer program – program yang ada telah disesuaikan (desain dan susunan) sesuai dengan kebijaksanaan dan peraturan dari pimpinan. Pegawai perusahaan didorong untuk mentaati kebijaksanaan, peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan, karena suatu sistem pengolahan berbasis komputer dianggap akan memiliki prosedur dan sistem pemisahan tanggung jawab atas akses dan proses data. Dengan bantuan komputer, pimpinan perusahaan akan lebih mudah mengawasi bagaimana

pelaksanaan tugas setiap bawahannya, apakah telah dilaksanakan atau belum.

Jadi dapat ditarik kesipulan bahwa pengolahan data akuntansi persediaan secara komputer sangat bermanfaat untuk menyediakan data persediaan yang tepat dan dapat dipercaya, menjaga aktiva dan catatan – catatan perusahaan, meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi, mendorong ditaatinya kebijaksanaan pimpinan perusahaan.

Sistem Informasi Akuntansi yang terkait dengan persediaan atau Standar of Product pada PT. Inbisco Niagatama Semesta, Tbk Medan :

1. Sistem Informasi Akuntansi Pada Pemesanan Pesediaan

Pada PT. INBISCO NIATAMA SEMESTA, Tbk proses pemesanan barang diawali dengan mengetahui kebutuhan untuk mengisi kembali stok persediaan melalui pengamatan terhadap catatan persediaan dibuku besar persediaan. Proses pemesanan barang dilakukan atas dasar reorder point dan minimumnya stock level atau kebutuhan barang, maka bagian pengawasan persediaan membuat surat pesanan pembelian dalam rangkap 3 (tiga) yang didistribusikan kepada :

a. Surat pesanan pembelian pertama dikirim ke Manajer

b. Surat pesanan pembelian kedua untuk bagian Pembukuan

c. Surat pesanan pembelian ketiga untuk bagian Arsip

bagian pembelian dan bagian pembukuan, dimana bagian pembukuan dapat mengetahui barang yang akan masuk ke gudang. (LAMPIRAN 1)

2. Sistem Infomasi Akuntansi Pada Pembelian Persediaan

Pada tahap ini transaksi pembelian didahului dengan diterimanya surat pesanan pembelian dari bagian pengawasan persediaan. Pada PT. INBISCO NIAGATAMA SEMESTA, Tbk. Proses pembelian dilakukan ketika persediaan dikurangi oleh penjualan ke pelanggan telah sampai pada titik pemesanan kembali. Proses pembelian persediaan sebagai berikut :

a. Bagian pembelian menerima surat pesanan pembelian pertama dari

pengawasan persediaan, menyortir mereka menurut pemasoknya dan membuat permintaan penawaran harga ke bagian pembelian.

b. Bagian pembelian mengirimkan daftar harga ke bagian keuangan

untuk dianalisis dan kemudian menyetujui daftar harga dan kemudian dikirim kembali ke bagian pembelian.

c. Atas dasar harga yang telah disetujui, bagian pembelian menyiapkan order pembelian yang dibuat rangkap lima yang didistribusikan kepada :

1. Order pembelian pertama untuk bagian Supplier

2. Order pembelian kedua untuk bagian Pengawasan Persediaan

3. Order pembelian ketiga untuk bagian Pembukuan

4. Order pembelian keempat untuk bagian Unit Gudang

Menurut pengamatan penulis prosedur pembelian persediaan pada PT. INBISCO NIAGATAMA SEMESTA, Tbk. sudah berjalan sesuai dengan bagian unit kerja yang ada dengan menggunakan dokumen yang dibutuhkan seperti surat pesanan pembelian dan order pembelian sehingga prosedur tersebut sudah dapat membantu perusahaan guna mencapai target yang diharapkan serta mengantisipasi hal-hal yang dapat mengarah pada kerugian yang ditimbulkan sehubungan dengan pembelian persediaan. (LAMPIRAN 2)

3. Sistem Informasi Akuntansi Pada Penerimaan Persediaan

Kebanyakan perusahaan menghadapi jeda waktu antara waktu menempatkan pesanan dan penerimaan persediaan. Begitu juga dengan PT. INBISCO NIAGATAMA SEMESTA, Tbk.selama waktu tersebut salinan order pembelian ditempatkan di file sementara dalam berbagai bagian atau unit. Peristiwa berikutnya setelah pembelian barang adalah penerimaan persediaan barang sebagai berikut :

a. Unit gudang menerima barang dan slip pengepakan dari supplier.

Sewaktu menerima barang dicocokkan dengan order pembelian atas barang tersebut. Barang yang diterima direkonsiliasi dengan blind copy dari order pembelian. Blind copy ini mengharuskan petugas penerimaan harus memeriksa dan menghitung persediaan untuk menyelesaikan laporan penerimaan.

1. Laporan Penerimaan Barang pertama dikirim ke bagian pembelian.

2. Laporan Penerimaan Barang kedua untuk bagian pengawasan

persediaan.

3. Laporan Penerimaan Barang ketiga untuk bagian pembukuan.

4. Laporan Penerimaan Barang keempat untuk arsip gudang menyertai

persediaan fisik ke penyimpanan persediaan untuk disimpan.

c. Selama transaksi berlangsung, bagian pembukuan telah menerima

dan menyimpan sementara salinan surat pesanan pembelian, order pembelian dan laporan penerimaan barang. Perusahaan telah menerima persediaan dari supplier dan berkewajiban untuk membayar barang tersebut. Bagian pembukuan juga menerima faktur supplier.

d. Bagian pembukuan merekonsiliasi informasi keuangan, mencatat

dan memposkan setiap transaksi dalam buku besar. Setelah mencatat, bagian pembukuan mengarsip semua dokumen sumber (Surat pesanan pembelian, order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur) dan mentransfer salinan faktur ke bagian pengawasan persediaan.

e. Bagian pengwasan persediaan juga telah menerima dan menyimpan

sementara surat pesanan pembelian, order pembelian dan laporan penerimaan barang. Begitu juga salinan faktur dari bagian pembukuan yang kemudian semua dokumen sumber tersebut dicatat dalam buku besar pembantu persediaan.

Menurut penulis prosedur penerimaan barang dagang sudah baik dilihat dari penerimaan barang menggunakan faktur dan dimuat laporan penerimaan barang sehingga informasi cukup akurat. Bagian yang terkait juga sudah menjalankan tugasnya sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan. (LAMPIRAN 3)

4. Sistem Informasi Akuntansi Pada Penjualan Persediaan

Pada PT. INBISCO NIAGATAMA SEMESTA, Tbk penjualan persediaan dimulai dari bagian penjualan yang menerima pesanan pelanggan yang mengidentifikasikan tipe dan kuantitas dari barang dagangan yang diminta, kemudian memproses transaksi tersebut sebagai berikut :

a. Bagian penjualan menyiapkan dokumen – dokumen seperti :

1. Pesanan penjualan pertama dan tagihan penjualan untuk diarsip

dibagian penjualan.

2. Pesanan penjualan kedua, slip pengepakan, dan surat pengantar

barang dikirim untuk bagian pengiriman.

3. Dokumen penjulan barang untuk bagian gudang.

b. Bagian gudang menerima dokumen penjualan barang. Dokumen ini

memberikan persetujuan bagi petugas untuk mengambil barang dan mengirimkannnya ke bagian pengiriman serta membuat laporan penjualan barang.

Dalam penerimaan barang digudang, petugas pengiriman mencocokkan barang dengan dokumen penjualan barang dan surat pengantar barang untuk memverifikasikan kebenaran pesanan. Petugas pengiriman mengepak barang dan dilengkapi dengan slip pengepakan dan surat pengantar barang serta menyiapkan dokumen tagihan bongkar barang. Salinan surat pengantar barang dan dokumen penjualan barang kemudian dikirim dan diarsipkan dibagian penjualan. Sedangkan salinan pesanan penjualan, slip pengepakan dan dokumen tagihan bongkar barang diserahakan pada pengangkut (carrier). Pesanan penjualan copy untuk diarsip.

d. Setelah dokumen penjualan barang dan surat pengantar barang

diterima, bagian penjualan memeriksa dokumen-dokumen tersebut dan menagih ke pelanggan dengan tagihan penjualan berdasarkan pesanan penjualan tesebut. Kemudian dokumen penjualan barang yang sudah diperiksa langsung dikirim ke bagian pengawasan persediaan.

e. Bagian pengawasan persediaan menggunakan dokumen penjualan

barang sebagai bukti untuk menyesuaikan buku besar pembantu persediaan. Setelah proses posting, dokumen penjualan barang diarsipkan.

Menurut penulis prosedur penjualan barang sudah baik, tetapi dokumen penjualan barang tidak langsung dibukukan oleh bagian pengawasan persediaan

pada saat itu juga, sehingga sering kali adanya perbedaan pencatatan persediaan perusahaan dengan fisik persediaan. (LAMPIRAN 4)

D. PENGENDALIAN INTERNAL PERUSAHAAN

Aktivitas pengendalian persediaan barang dagangan pada PT. INBICO NIAGATAMA SEMESTA, Tbk meliputi kebijakan dan prosedur yang dibuat oleh perusahaan ini untuk memberikan kemungkinan yang memadai bahwa system pengendalian persediaan barang dagangan yang ditetapkan telah dilaksanakan dalam beberapa ketegori seperti diuraikan di bawah ini :

1. Struktur Orgsnisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional Secara

Merata

a. Pemisahan Fungsi Operasi yaitu orang yang melaksanakan kegiatan

operasi perusahaan. Tim support berwenang untuk memesan barang ke pusat dan menerima surat masuk barang. Dan kemudian surat masuk barang tersebut diberikan ke kepala gudang. Pada saat distributor memesan barang kepada pihak Branch Manajer, maka Branch Manajer memberi mandat ke tim support dan transportasi untuk mengeluarkan surat keluar barang kepada kepala gudang. Kepala gudang juga bertugas mencatat barang keluar secara manual di kartu stok. Kemudian helper mengeluarkan barang dari gudang oleh pengawasan kepala gudang. Setelah itu Checker mengecek barang yang keluar pada saat di masukkan ke alat transportasi.

jawab dalam penyimpanan persediaan barang di gudang serta mengawasi keluar masuknya barang.

c. Akuntansi yaitu orang yang bertugas/berwenang mencatat keuangan

perusahaan. Seorang accounting yang bertugas mencatat semua keuangan perusahaan. Sedangkan seorang support bertugas mencatat persediaan barang dalam suatu program dalam computer.

2. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan Perlindungan

yang Cukup Terhadap Seluruh Karyawan Perusahaan

Setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Selain itu, penggunaan formulir harus diawasi sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi.

3. Praktik yang Sehat Dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsinya

Masing-masing

Hal ini dilakukan dengan menerapkan cara-cara berikut :

a. Menggunakan dokumen/formulir

b. Pemeriksaan mendadak

c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau tanpa ada campur tangan dari pihak lain

d. Perputaran jabatan

e. Diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya

4. Pengedalian Internal Akuntansi Dalam Lingkungan Pengolahan Data

Unsur pengendalian terhadap sistem dan program dicapai dengan adanya pengujian dan pemeliharaan rutin terhadap program yang di dalam computer sehingga program tersebut jarang terkena gangguan yang dapat menyebabkan terganggunya kegiatan operasional perusahaan.

Unsur pengendalian terhadap fasilitas pengolahan data dicapai dengan adanya penggunaan password atau kode yang berbeda untuk masing-masing pihak. Sehingga data yang tersimpan dalam program terjaga kerahasiaanya.

Berdasarkan dari penelitian tersebut di atas, prosedur penerimaan dan pengeluaran persediaan barang tersebut berjalan cukup baik, sehingga dapat mencegah terjadinya kecurangan yang dilakukan khususnya oleh pihak internal perusahaan. Selain itu perusahaan telah menetapkan kebijakan yang menyangkut pengawasan guna mencegah kecurangan atau kecurian atas barang dagang.

a. Penempatan barang dan penyimpanan barang dagang disimpan di gudang

dengan sistem komputerisasi. Sistem komputerisasi pada perusahaan ini memakai sistem jaringan kerja yang akan menghubungkan suatu data dari suatu bagian ke bagian lain. Setiap kali persediaan barang mengalami pertambahan karena adanya pembelian maupun retur penjualan atau berkurangnya penjualan, maka data tersebut dimasukkan atau diproses secara otomatis.

b. Dengan adanya sistem komputer tersebut, maka laporan yang dihasilkan

yang dilakukan dengan memakai sistem komputerisasi data fax untuk pemesanan barang.

c. Barang yang diterima atau dikeluarkan harus menggunakan beberapa

rangkap dokumen yang akan di distribusikan kepada tiap-tiap bagian yang terkait, dokumen yang digunakan harus sesuai dengan nomor urut cetak, dengan maksud agar lebih mudah dalam mengawasi pengeluaran dan pengarsipan dokumen tersebut.

d.Persediaan barang yang ada di perusahaan terdapat laporan yang

menyediakan data yang lengkap, meliputi kuantiti dari tiap jenis item, konversinya, harga beli barang yang dipesan, rata-rata penjualan barang per item, serta penentuan kuantiti maksimal barang, sehingga informasi yang akan didapat lebih lengkap.

e. Dokumen tersebut dilengkapi dengan kolom tanda tangan petugas yang

melaksanakan transaksi tersebut. Bagian stok barang akan memeriksa kecocokan persediaan barang yang ada di gudang dengan data yang ada di dokumen yang akan dikoreksi langsung, sehingga hasilnya sesuai dengan kenyataan yang ada.

f. Setiap hari bagian accounting akan memeriksa kebenaran data yang

tercantum di dalam dokumen transaksi dan akan dicocokkan dengan data yang tersimpan pada sistem komputerisasi.

Persediaan barang merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan. Oleh karena itu, persediaan berupa barang yang harus digunakan dengan baik. Mempergunakan itu bukan saja dari aspek perencanaan saja, tetapi tidak kalah

pentingnya mempergunakan secara fisik atas persediaan dalam perusahaan. Tanpa ditunjang kegiatan administrasi yang baik dalam penerimaan dan pemakaian barang yang memadai, bukan saja inefficiency tetapi dampak yang serius adalah hilang akibat dicuri yang dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan.

E. Kendala Yang Dihadapi Perusahaan

Dalam penerimaan dan pengeluaran persediaan barang PT INBISCO NIAGA Medan banyak mengalami kendala-kendala yang mengakibatkan perlunya perhatian serius. Berikut adalah beberapa kendala yang dihadapi oleh PT INBISCO NIAGA Medan.

1. Sering terlambatnya penerimaan barang dari PT MAYORA INDAH, Tbk

karena terjadinya kerusakan kotainer atau masalah-masalah yang terjadi dijalan atau denda pada pihak ekspedisi.

2. Banyaknya pengiriman barang dari PT MAYORA INDAH, Tbk,

sehingga mengakibatkan penumpukan kontainer di pelabuhan Belawan, sementara di PT INBISCO NIAGA Medan hanya bisa membongkar barang maksimal lima kontainer dalam satu hari.

3. Telatnya surat jalan dari PT MAYORA INDAH, Tbk sampai ke pihak

ekspedisi yang mengangkut barang, sementara kontainer pihak ekspedisi sudah tiba di pelabuhan Belawan, sehingga pihak ekspedisi masih menunggu surat jalan yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut.

pengiriman barang (delivery order) banyak yang akan dikirimkan ke distributor sehingga barang yang dikirim mengalami keterlambatan. Keterlambatan pengeluaran akibat barang rusak atau ada faktor-faktor lainnya.

4. Pengangkutan di PT INBISCO NIAGA Medan hanya memakai satu jasa

ekspedisi. Armada yang dipakai pada PT INBISCO NIAGA Medan yaitu tiga tronton, empat truk encle, satu colt diesel, satu L-300 dan sering terjadi perselisian dalam jumlah barang. Distributor kadang tidak mau menerima barang dengan alasan gudang sudah penuh, tidak adanya anggota untuk membongkar barang tersebut, sehingga kontainer tersebut bertahan di gudang PT INBISCO NIAGA Medan selama satu sampai dengan dua hari,

5. Pesanan barang ke distributor telat diterbitkan oleh order selection ke PT MAYORA INDAH, Tbk, sehingga mengalami tunggakan pembayaran dari distributor ke PT MAYORA INDAH, Tbk, dikarenakan faktor cuaca (hujan) sehingga barang tidak bisa dimuat ke kontainer dan kontainer tersebut tidak dapat memuat barang tersebut jika masih hujan. Pesanan dari distributor terkadang tidak ada di dalam gudang cabang Medan.

6. Terjadinya kesalahan dalam melakukan kebijakan permintaan dan

pesanan barang yang dapat mengakibatkan timbulnya kelebihan persediaan barang yang akan sangat merugikan perusahaan karena beban yang ditimbulkan dalam pengiriman barang.

7. Jarak kedatangan barang yang tidak sesuai dengan pesanan barang yang dilakukan oleh PT INBISCO NIAGA Medan, sehingga perusahaan sering mengalami kesalahan dalam pemeriksaan barang dan akan terjadinya penumpukan barang di gudang.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah penulis uraikan dalam bab-bab terdahulu, maka penulis akan memberikan beberapa kesimpulan.

1. Sistem pencatatan akuntansi persediaan pada perusahaan telah memenuhi

prinsip cepat, aman dan mudah karena pencatatannya menggunakan buku pembantu persediaan yang dapat mempermudah untuk mengetahui sisa persediaan yang ada.

2. Standar operasional prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang pada perusahan telah berjalan sesuai dengan prosedurnya, dengan itu perusahaan dapat mencegah adanya kecurangan-kecurangan yang akan terjadi didalam perusahaan.

3. Kendala yang dialami oleh perusahaan dalam melaksanakan prosedur

penerimaan dan pengeluaran barang adalah faktor cuaca yang kurang mendukung. Selain itu perusahaan juga sering mengalami keterlambatan dalam pengiriman barang yang akan dapat menimbulkan resiko kerugiaan.

4. Sistem pengendalian internal perusahaan yaitu dengan pemisahan tugas dan

wewenangnya masing-masing. Dan telah berjalan sesuai dengan prosedur perusahaan.

B. Saran

Dalam kesempatan ini penulis akan mengemukakan saran kepada perusahaan sekiranya bermanfaat bagi perusahaan.

1. Perusahaan harus mempertahankan proses pemesanan barang gudang sesuai dengan prosedur permintaan dan pengeluaran, agar tidak timbul kecurangan-kecurangan dalam pencatatan akuntansi persediaan.

2. Sebaiknya perusahaan dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan sistem pencatatan akuntansi persediaan yang telah memenuhi prinsip cepat, aman dan murah.

3. Sebaiknya frekuensi stok opname lebih ditingkatkan lagi untuk mencegah

Dokumen terkait