• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem pengelolaan air limbah aman ( improved )

PDF Compressor Free Version

Sistem 3: Sistem pengelolaan air limbah aman ( improved )

Prosentase: 50,3% dari total rumah tangga

Efek: Potensi pencemaran lingkungan (terutama pencemaran air tanah).

Ringkasan mengenai kondisi eksisting pengelolaan air limbah permukiman di Kabupaten Pakpak Bharat dijelaskan dalam serangkaian tabel di bawah ini.

Air tanah

Milik pribadi, bersama, maupun umum

Air tanah Effluent IPLT Truk tinja Tangki Septik (individual / komunal) Lumpur tinja

Lumpur tinja (septage) belum dikelola

- IPLT belum ada

- Truk tinja belum tersedia

x x

PDF Compressor Free Version

Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019



Tabel 7.51. Kapasitas Pelayanan Eksisting Prasarana

dan sarana

Jumlah Kapasitas Sistem pengolahan

Lembaga pengelola

Keterangan kondisi IPAL terpusat Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada IPAL komunal - idem - - idem - - idem - - idem - - idem -

IPLT - idem - - idem - - idem - - idem - - idem -

Truk tinja - idem - - idem - - idem - - idem - - idem -

MCK* Ada (jumlah tidak diketahui)** Tidak diketahui Tidak diketahui Masyarakat Campuran (berfungsi dan tidak berfungsi) Catatan:

*) Fasilitas MCK yang ada berdasarkan sampling kunjungan hanya berupa fasilitas Mandi dan Cuci (tanpa Kakus). Pada umumnya dibangun dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Pengelolaan berada di masyarakat baik untuk operasi maupun pemeliharaan.

**) Apabila diestimasi dari jumlah rumah tangga pengguna (berdasarkan data BPS), maka diperkirakan terdapat sekitar 67 unit MCK dengan asumsi 1 unit MCK melayani 10 rumah tangga

A. Kelembagaan

Pengembangan air limbah permukiman berada di bawah tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pakpak Bharat. Perawatan dan operasi dari fasilitas komunal dilakukan mandiri oleh masyarakat.

B. Peraturan perundangan

Belum ada peraturan daerah (Perda) yang khusus mengatur mengenai pengelolaan air limbah permukiman. Perda yang ada baru sebatas Perda terkait dengan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).

C. Peran serta swasta

Sampai saat ini belum terdapat peran serta swasta dalam pengelolaan air limbah permukiman (ct. belum ada swasta yang bergerak dalam bidang penyedotan lumpur tinja). 7.4.1.2. Persampahan

Kondisi pengelolaan persampahan di Kabupaten Pakpak Bharat sangat terbatas hanya di sebagian wilayah Kecamatan Salak. Di luar wilayah Kecamatan Salak, pengelolaan sampah masih dilakukan di rumah-rumah, dengan melakukan praktek menimbun sampah di pekarangan maupun membakar sampah.

Dari isi perencanaan teknis, sampai saat ini belum terdapat dokumen perencanaan pengembangan pengelolaan persampahan yang telah dilakukan Kabupaten Pakpak Bharat, baik yang berupa perencanaan umum masterplan, maupun perencanaan detail lainnya.

Dari sisi sarana dan prasarana, telah dimiliki oleh Kabupaten Pakpak Bharat sampai saat ini adalah sebagai berikut:

Tabel 7.52. Kondisi Sarana dan Prasarana Persampahan

No Uraian Volume Keterangan

1. TPS 6 unit TPS di pasar

2. Sarana pengangkutan sampah 3 unit Dump truk

3. TPA 2 unit Sistem operasi: Open dumping

Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

VII



Dalam kegiatan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Kabupaten Pakpak Bharat yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui komposisi sampah di Kabupaten Pakpak Bharat adalah sebagai berikut:

Tabel 7.53. Komposisi Sampah di Kabupaten Pakpak Bharat

No. Jenis sampah Berat (kg) %

1. Makanan 37,0 24,36 %

2. Sampah taman 24,5 16,13 %

3. Kertas/karton 29,0 19,09 %

4. Kaca/gelas 8,0 5,27 %

5. Karet dan kulit 5,2 3,42 %

6. Kayu 2,0 1,32 % 7. Plastik 21,0 13,82 % 8. Tekstil 5,8 3,82 % 9. Logam 2,0 1,32 % 10. Nappies 14,4 9,48 % 11. Lainnya anorganik 3,0 1,97 %

Keterangan: Data mengacu pada wet and dry content Kabupaten Samosir

Dari tabel di atas, potensi 3R yang dapat dikembangkan cukup tinggi terutama terkait dengan kegiatan daur ulang sampah plastik (kurang lebih 14% dari komposisi sampah). A. Pewadahan

Pewadahan sampah dilakukan sebagian kecil menggunakan tong sampah yang diletakkan di pinggir jalan (lihat gambar di bawah ini). Fasilitas pewadahan seperti ini pada umumnya ditemui di wilayah komersial (pertokoan dan hotel) dan perkantoran. Sedangkan penggunaan anyaman bambu sebagai fasilitas pewadahan sampah ditemui di rumah-rumah penduduk maupun di warung-warung.

Gambar 7.14. Kondisi Pewadahan Sampah

Pewadahan dengan tong Pewadahan dengan anyaman bambu

B. Penampungan sementara

Fasilitas Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat berupa bangunan beton dengan kondisi terbuka (tanpa atap) sebagaimana diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Fasilitas ini tersedia di enam (6) pasar di Kabupaten Pakpak Bharat, yaitu:

1. Pasar Salak

Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

 2. Pasar Singgabur 3. Pasa Sukarame 4. Pasar Sibande 5. Pasar Nanjombal 6. Pasar Panggegen

Gambar 7.15. Kondisi Tumpukan Sampah di TPS

Salah satu kondisi TPS: TPS Pasar Salak

Kondisi tumpukan sampah di TPS Petugas dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Perhubungan, Pertamanan, dan Kebersihan Kab. Pakpak Bharat mengangkut sampah dari TPS ke

dump truck

Tumpukan sampah di dalam TPS (gambar sebelah kiri) mengindikasikan bahwa sistem pengangkutan (dari TPS ke TPA) belum berjalan dengan optimal.

C. Pengangkutan

Saat ini, Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat mengoperasikan tiga (3) unit truk sampah berjenis dump truck. Dari tiga unit truk sampah tersebut, hanya 2 yang beroperasi dan melakukan pembuangan sampah ke dua TPA yang dimiliki Kabupaten Pakpak Bharat. Pelayanan pengangkutan sampah baru terbatas di Kecamatan Salak.

Kegiatan pengangkutan sampah dilakukan

setiap hari untuk sampah rumah tangga (rumah ke rumah) maupun sampah sejenis sampah rumah tangga (bersumber dari pasar). Khusus Pasar Salak, diperkirakan timbulan sampah yang dihasilkan dari kegiatan di pasar tersebut adalah 10 m3/hari. D. Pemrosesan akhir

1. Pengolahan 3R (Reuse, Reduce, Recycle)

Hingga saat ini, kegiatan 3R yang telah dilakukan di Kabupaten Pakpak Bharat adalah kegiatan pengomposan, dengan data terkait fasilitas pengomposan adalah sebagai berikut1:

1

Sumber: Hasil Inventarisasi Gas Rumah Kaca, Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat, 2013.

PDF Compressor Free Version

Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

VII

  Mesin kompos sebanyak 36 unit pada tahun 2007

 Mesin kompos sebanyak 16 unit pada tahun 2008.

 Inisiatif untuk melakukan daur ulang limbah belum dilakukan. 2. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Terdapat dua (2) unit TPA di Kabupaten Pakpak Bharat yang terletak di Dusun Sinderung Desa Aor Nakan Kecamatan PGGS dan Dusun Sikoling-koling Desa Sukarame Kecamatan Kerajaan. Sistem operasi dari kedua fasilitas tersebut masih menggunakan sistem Open Dumping yang sampah dibuang begitu saja tanpa ada upaya pemadatan sampah, perataan, dan penutupan sampah. Tabel berikut memberikan ringkasan informasi mengenai kedua TPA tersebut.

Tabel 7.54. Lokasi TPA di Kabupaten Pakpak Bharat No Uraian Lokasi Luas Sistem operasi 1. TPA Siderung Kec. PGGS* 2 ha Open dumping 2. TPA Sukarame Kec. Kerajaan 1 ha Open dumping

Keterangan:

*) Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut.

Belum terdapat fasilitas pendukung di kedua Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah tersebut, yang meliputi:

1. Jembatan timbang 2. Alat berat

3. Instalasi pengolahan air lindi (leachate treatment plant) 4. Kantor operasional, dan

5. Pagar pembatas.

Dikarenakan terbatasnya fasilitas pendukung yang ada di TPA maka data mengenai volume sampah yang masuk ke TPA tidak diketahui. Kondisi kedua TPA tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 7.16. Kondisi TPA Kabupaten Pakpak Bharat

TPA Siderung, Kec. PGGS

Jalan masuk TPA Dumping site

Jalan masuk ke TPA dengan penguatan makadam. Proses yang dilakukan di dumping site adalah dengan melakukan pembakaran.

Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019



TPA Sukarame, Kec. Kerajaan

Jalan masuk TPA 1 Jalan masuk TPA 2

Jalan masuk ke TPA berbatu Sudut lain dari jalan masuk TPA

Berdasarkan analisis aliran masa (mass flow analysis), dapat digambarkan sistem pengelolaan persampahan yang ada saat ini (eksisting) di Kabupaten Pakpak Bharat. Proses analisis ini mengacu pada pendekatan Diagram Sistem Sanitasi (DSS) sebagaimana terdapat di dalam Buku Referensi Opsi Sistem dan Pembangunan Sanitasi yang diterbitkan oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi tahun 2009 (www.sanitasi.or.id). Gambar 7.17. Kondisi Eksisting Sistem Pengelolaan Persampahan di Kab. Pakpak Bharat

Sistem 1: Pengelolaan sampah perkotaan (Kecamatan Salak)

Sistem 2: Pengelolaan sampah di luar Kecamatan Salak (wilayah perdesaan) Rumah tangga Pasar TPA Dibuang di pekarangan Dibakar Lingkungan: - Tanah - Udara

Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

VII



A. Kelembagaan

Pengelolaan persampahan merupakan tanggung jawab dari Dinas Pekerjaan Umum. Operasi dari kegiatan pelayanan persampahan ini didukung oleh 5 orang staff. Kondisi keterbatasan staff ini juga menjadi salah satu penyebab rendahnya pelayanan pengelolaan sampah di Kabupaten Pakpak Bharat.

B. Peraturan perundangan

Belum ada peraturan daerah (Perda) yang mengatur mengenai pengelolaan persampahan maupun yang mengatur mengenai retribusi sampah.

C. Peran serta swasta

Sampai saat ini belum terdapat peran serta swasta dalam pengelolaan persampahan.

7.4.1.3. Drainase A. Aspek teknis

Saluran drainase kota di wilayah perkotaan Kabupaten Pakpak Bharat sebagian pada awalnya merupakan saluran irigasi yang berfungsi untuk mengairi sawah, tetapi dengan perkembangan jumlah penduduk dan pembangunan perumahan di perkotaan mengakibatkan berkurangnya areal persawahan dan bertambah luasnya areal permukiman dan infrastrukturnya, sehingga saluran irigasi beralih fungsi sebagai saluran drainase.

Saluran drainase pada beberapa lokasi yang juga merupakan saluran irigasi ini, berfungsi sebagai penggelontor saluran drainase kota pada daerah permukiman penduduk umumnya tidak efektif karena sedimentasi yang cukup banyak sehingga penggelontoran sulit dilakukan dan tetapi harus dilakukan pengangkatan sedimen.

Secara umum, tidak lagi ditemui genangan berdasarkan kriteria yang ditetapkan di SPM (minimal 2 jam, lebih tinggi dari 30 cm, dan lebih dari 2 kali kejadian per tahun) di wilayah terbangun. Hal ini dapat terjadi karena kondisi infrastruktur drainase yang relatif sudah baik di kabupaten Pakpak Bharat.

Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019



Gambar 7.18. Kondisi Prasarana Drainase di Kabupaten Pakpak Bharat

B. Kelembagaan

Pengelolaan persampahan merupakan tanggung jawab dari Dinas Pekerjaan Umum. C. Peraturan perundangan

Belum ada peraturan daerah (Perda) yang mengatur mengenai pengelolaan drainase. D. Peran serta swasta

Sampai saat ini belum terdapat peran serta swasta dalam pengelolaan drainase.

7.4.1.4. Isu Strategis Dan Permasalahan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Berdasarkan kondisi saat ini yang berhasil dipetakan, dapat disimpulkan bahwa isu strategis dan permasalahan mendesak dalam sektor Penyehatan Lingkungan di Kabupaten Pakpak Bharat adalah:

 Praktek Buang Air Besar Sembarngan (BABS) yang masih mencapai 36,6% yang disebabkan rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan air limbah.

 Akses masyarakat terhadap sistem pengelolaan air limbah yang layak (menggunakan tangki septik) baru mencapai 50,3%.

 Belum tersedianya sistem dan sarana serta prasarana pengelolaan lumpur tinja yang ditandai dengan masih tingginya angka BABS.

Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

VII

  Belum terdapat peraturan daerah terkait dengan pengelolaan air limbah domestik

permukiman.

 Belum adanya peraturan terkait dengan pengelolaan persampahan.

 Cakupan layanan pengelolaan sampah yang masih sangat terbatas.

 Kondisi prasarana TPA yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku (masih open dumping).

 Saluran drainase masih juga menerima aliran dari grey water dimana seharusnya sistem drainase hanya digunakan untuk menyalurkan limpasan air hujan.

 Belum tersedianya peraturan mengenai pengelolaan drainase di Kabupaten Pakpak Bharat

 Penangan drainase masih bersifat parsial dan belum bersifat menyeluruh. Hal ini menimbulkan permasalahan baru apabila saluran-saluran drainase yang ada tidak terhubung dalam satu kesatuan sistem.

Permasalahan di atas perlu ditangani terutama untuk mampu menjawab tantangan pengembangan air limbah permukiman yaitu:

1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang air limbah permukiman yang diatur dalam Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, yaitu:

 Tersedianya sistem pengelolaan air limbah setempat yang memadai dengan tingkat layanan minimal sebesar 60% pada tahun 2014.

 Tersedianya sistem pengelolaan air limbah skala komunitas/kawasan/kota dengan tingkat layanan minimal sebesar 5% pada tahun 2014.

2. Pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs), yaitu 62,4% secara nasional.

3. Target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010 – 2014, yaitu bebas Buang Air Besar Sembarangan (open defecation free) sampai dengan tahun 2014.

4. Target Renstra Cipta karya 2015-2019 7.4.2. Sasaran Program

7.4.2.1. Sasaran Dan Target Pencapaian Program PPLP

Terdapat isu-isu strategis dan tantangan pembangunan sanitasi secara nasional sebagai acuan target pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya khususnya pada program- program sektor PLP, yaitu:

a) Terdapat gap yang cukup besar antara capaian pembangunan eksisting dengan target 100% akses sanitasi tahun 2019

b) Pembangunan sanitasi belum menjadi prioritas pembangunan di daerah

c) Terbatasnya regulasi yang mendukung pembangunan sanitasi

d) Terbatasnya sumber pendanaan dari pemerintah baik dari APBN maupun APBD

e) Perlunya peningkatan kapasitas SDM penyelenggara pembangunan sanitasi

f) Masih minimnya kesiapan daerah dalam implementasi pembangunan sanitasi (ketersediaan dok. Perencanaan, kesiapan lahan, institusi pengelola)

Sebagai sasaran pelaksanaan terhadap penanganan berbagai isu tersebut diatas, arahan-arahan sebagai kebijakan strategis terhadap Program PPLP pada tahun kegiatan 2017 adalah sebagai berikut:

Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019



1. Percepatan pembangunan Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem Terpusat, baik di skala regional, kota, kawasan, maupun di tingkat komunal;

2. Pembangunan IPLT Sistem Setempat diprioritaskan untuk kab/kota yang belum memiliki IPLT dengan cakupan akses sanitasi layak lebih dari 50% jumlah penduduk;

3. Pembangunan TPA yang diprioritaskan untuk daerah yang telah memiliki MP dan DED, yang disesuaikan dengan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan untuk menghindari idle capacity. Sedangkan untuk rehabilitasi TPA diprioritaskan untuk kab/kota yang umur pakai TPA-nya sudah habis;

4. TPA Regional diutamakan untuk kab/kota yang sudah memiliki kesepakatan kerjasama dan PKS serta siap dikelola oleh institusi yang dibentuk oleh Pemerintah Provinsi;

5. Pembangunan Infrastruktur Sanimas diutamakan pada lokasi (desa/kelurahan) rawan sanitasi berdasarkan SSK dan kawasan kumuh perkotaan yang bersifat masif;

6. Pembangunan Infrastruktur Fasilitas Pengolahan Sementara Sampah (ITF) diutamakan untuk kota besar dan atau metropolitan;

7. Pembangunan drainase lingkungan diutamakan untuk menangani genangan di kawasan strategis permukiman, utamanya untuk kab/kota yang memiliki MP dan DED termasuk untuk mendukung penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan di 30 Kab/kota prioritas.

Adapaun strategi pelaksanaannya dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan utama yaitu : 1) Menbangun Sistem;

2) Fasilitasi Daerah/Pemda Provinsi/Kab/ Kota (Termasuk Kemitraan); dan 3) Memberdayakan Masyarakat

Sasaran strategis terhadap ke tiga pendekatan tersebut secara umum direncanakan melalui dua kegiatan utama yaitu kegiatan program fisik dan non fisik yang dapat didanani oleh APBN seperti dijelaskan pada tabel berikut.

Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

VII



Tabel 7.51. Sasaran Strategis Pelaksanaan Kegiatan Program PLP Tahun 2017

Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019



Tabel 7.52. Target Cipta karya Program PLP, Amanat Pembangunan Nasional dan Nawacita

Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

VII



7.4.2.2. Standar Pelayanan Minimal Bidang PU Penataan Ruang Sub. Bid. Cipta karya Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar bidang pekerjaan umum dan penataan ruang yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal dalam hal pelayanan dasar pelayanan publik bidang pekerjaan umum dan penataan ruang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan. SPM ini ditetapkan melalui Pemen PU No. 01/M/PRT/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

Indikator SPM yang digunakan terhadap penmenuhan SPM ini menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian SPM berupa masukan, proses keluaran, hasil dan/atau manfaat pelayanan dasar. Terhadap Sub Bidang Cipta Karya Sektor PPLP, selanjutnya SPM ini merupakan dasar acuan bagi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan SPM bidang PU dan Penataan Ruang dan dasar perhitungan bagi pemenuhan kebutuhan sanitasi pada PPLP yang direncanakan untuk tingkat pecapaian kabupaten/kota.

Penyediaan sanitasi di tingkat Kabupaten/Kota sesuai Ketentuan SPM Bidang PU dan Penataan Ruang Sub. Bid Cipta Karya adalah seperti dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 7.53. Standar Pelayanan Minimal Bid. PU dan Penataan Ruang di tingkat Kab/kota

No Jenis

Pelayanan Dasar Sasaran Indikator Satuan

Target Tahun 2019 Sub Bidang Cipta Karya

1 Penyediaan sanitasi Meningkatnya kualitas sanitasi (air limbah, persampahan dan drainase) permukiman perkotaan

persentase penduduk yang terlayani sistem air limbah yang memadai % Penduduk 60 % persentase pengurangan sampah di perkotaan % Penduduk 20% persentase pengangkutan sampah % Penduduk 70%

persentase pengoperasian TPA % pengoperasian TPA 70%

persentase penduduk yang terlayani sistem jaringan drainase skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) lebih dari 2 kali setahun

%

Penduduk 50%

% pengurangan

genangan 50%

Sumber : Pemen PU No. 01/M/PRT/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bid. PU dan Tata Ruang

7.4.2.3. Analisa Kebutuhan Program PLP

A. Proyeksi Jumlah Dan Pertambahan Penduduk

Analisis kebutuhan Program PPLP dilakukan melalui perhitungan secara matematis berdasarkan proyeksi jumlah dan pertambahan penduduk dengan rumus Proyeksi Berbunga selama masa 5 (lima) tahun kedepan sesuai masa rencana jangka menengah RPIJM serta dalam upaya pencapaian target akses universal Sub Bidang Air Limbah dan Persampahan sesuai amanat dalan RPJMN 2015-2019 dan Nawacita.

Hasil Perhutungan proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2017 hingga tahun 2021 seperti dijelaskan pada tabel berikut.

Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019



Tabel 7.54. Proyeksi Jumlah Penduduk Per Kecamatan Menurut Kategori Kawasan di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2017-2021

No Kecamatan

Tahun Dasar* Proyeksi Jumlah Penduduk

2016* 2017 2018 2019 2020 2021 Jiwa Rmh Tangga Jiwa Rmh Tangga Jiwa Rmh Tangga Jiwa Rmh Tangga Jiwa Rmh Tangga Jiwa Rmh Tangga 1 Salak

Jumlah Penduduk Perkotaan 5.568 1.294 5.680 1.320 5.795 1.347 5.912 1.374 6.031 1.402 6.152 1.430

Jumlah Penduduk Perdesaan 1.943 452 1.982 461 2.022 470 2.063 479 2.104 489 2.147 499

Jumlah Penduduk Kws Kumuh**⁾ 764 178 780 181 796 185 812 189 828 192 845 196

Jumlah Penduduk 8.275 1.923 8.442 1.962 8.612 2.002 8.786 2.042 8.963 2.083 9.143 2.125

2 Sitellu Tali Urang Jehe

Jumlah Penduduk Perkotaan - - - -

Jumlah Penduduk Perdesaan 10.261 2.243 10.481 2.291 10.705 2.340 10.934 2.390 11.168 2.441 11.408 2.494

Jumlah Penduduk Kws Kumuh**⁾ 459 100 468 102 479 105 489 107 499 109 510 111

Jumlah Penduduk 10.719 2.343 10.949 2.393 11.184 2.445 11.423 2.497 11.668 2.551 11.918 2.605

3 Pagindar

Jumlah Penduduk Perkotaan - - - -

Jumlah Penduduk Perdesaan 1.388 313 1.421 320 1.455 328 1.490 336 1.526 344 1.562 352

Jumlah Penduduk 1.388 313 1.421 320 1.455 328 1.490 336 1.526 344 1.562 352

4 Sitellu Tali Urang Julu

Jumlah Penduduk Perkotaan - - - -

Jumlah Penduduk Perdesaan 3.870 857 3.964 878 4.060 899 4.159 921 4.260 944 4.363 966

Jumlah Penduduk 3.870 857 3.964 878 4.060 899 4.159 921 4.260 944 4.363 966

5 Pergetteng-getteng Sengkut

Jumlah Penduduk Perkotaan - - - -

Jumlah Penduduk Perdesaan 4.282 978 4.386 1.002 4.493 1.027 4.603 1.052 4.715 1.077 4.830 1.104

Jumlah Penduduk 4.282 978 4.386 1.002 4.493 1.027 4.603 1.052 4.715 1.077 4.830 1.104

6 Kerajaan

Jumlah Penduduk Perkotaan - - - -

Jumlah Penduduk Perdesaan 9.169 1.992 9.391 2.041 9.619 2.090 9.852 2.141 10.090 2.192 10.335 2.246

Jumlah Penduduk Kws Kumuh**⁾ 138 30 141 31 144 31 148 32 151 33 155 34

Jumlah Penduduk 9.307 2.022 9.532 2.071 9.763 2.121 10.000 2.173 10.242 2.225 10.490 2.279

7 Tinada

Jumlah Penduduk Perkotaan - - - -

Jumlah Penduduk Perdesaan 4.163 971 4.263 995 4.365 1.019 4.470 1.043 4.578 1.068 4.688 1.094

Jumlah Penduduk 4.163 971 4.263 995 4.365 1.019 4.470 1.043 4.578 1.068 4.688 1.094

Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

VII



No Kecamatan

Tahun Dasar* Proyeksi Jumlah Penduduk

2016* 2017 2018 2019 2020 2021 Jiwa Rmh Tangga Jiwa Rmh Tangga Jiwa Rmh Tangga Jiwa Rmh Tangga Jiwa Rmh Tangga Jiwa Rmh Tangga 8 Siempat Rube

Jumlah Penduduk Perkotaan - - - -

Jumlah Penduduk Perdesaan 4.388 958 4.491 981 4.596 1.003 4.703 1.027 4.813 1.051 4.926 1.076

Jumlah Penduduk 4.388 958 4.491 981 4.596 1.003 4.703 1.027 4.813 1.051 4.926 1.076

Total Penduduk Perkotaan 5.568 1.294 5.680 1.320 5.795 1.347 5.912 1.374 6.031 1.402 6.152 1.430

Total Penduduk Perdesaan 39.463 8.765 40.379 8.968 41.315 9.176 42.273 9.389 43.254 9.607 44.257 9.830

Total Penduduk Kws. Kumuh 1.361 308 1.389 314 1.418 321 1.448 328 1.479 334 1.510 341

Total Penduduk Kab. Pakpak Bharat 46.392 10.367 47.448 10.603 48.528 10.844 49.633 11.091 50.763 11.343 51.919 11.601 Keterangan *⁾ : Hasil Proyeksi

**⁾ : Data Profil Identifikasi Kws. Kumuh Pakpak Bharat, 2014 dan BPS 2016

Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019



B. Penyediaan Pelayanan Sanitasi

Sesuai dengan kebijakan pemerintan melalui Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Standar, sasaran penyediaan sanitasi adalah meningkatnya kualitas layanan sanitasi di permukiman yang mencakup:

1. Pengelolaan air limbah permukiman

Yaitu Tersedianya fasilitas asilitas sistem pengelolaan air limbah permukiman yang memadai melalui sistem fisik (teknis) dan non fisik (non teknis) berupa unit pengolahan setempat (tangki septik/MCK komunal) dan/atau berupa sistem pengolahan terpusat (pengaliran air limbah dari sambungan rumah melalui jaringan perpipaan yang kemudian diolah pada instalasi pengolahan air limbah baik skala kawasan maupun skala kota/regional).

2. Pengelolaan Sampah

a) Tersedianya Fasilitas Pengurangan Sampah di Perkotaan yaitu melalui pengumpulan sampah dari sumber ke tempat pengolahan sampah 3R sehingga pada akhirnya hanya tersisa residu sampah.

b) Tersedianya Sistem Pengangkutan Sampah di Perkotaan yaitu pengangkutan sampah atau membawa sampah dari sumber timbulan sampah dan/atau tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir.

c) Tersedianya Sistem Pengoperasian Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah. TPA merupakan tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan dengan sistem pengoperasian TPA meliputi pengoperasian TPA, pengolahan lindi, dan penanganan gas. Sedangkan metode teknis dapat berupa Lahan Urug Terkendali (controlled landfill) ataupun penerapan Metode Lahan Urug Saniter (sanitary landfill).

3. Drainase

Dilaksanakan melalui peningkatan kualitas layanan drainase kawasan perkotaan yang mencakup:

a) Tersedianya Pelayanan Jaringan Drainase Skala Kawasan dan Skala Kota b) Pengurangan Luas Genangan yaitu persentase genangan (lebih dari 30 cm

selama 2 jam) yang tertangani. C. Ktiteria Teknis Perencanaan:

Kriteria-kriteria teknis perencanaan bidang sanitasi mengacu pada standar teknis perencanaan yang umum berlaku di Indonesia antara lain adalah:

 SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perenc Lingk Perumahan Di Perkotaan;

 SNI 03-3242-1994 Tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Permukiman

 SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengolahan Sampah Perkotaan;

 SNI 03-3241-1994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah.

 SNI 03-2399-2002 tentang Tata Cara Perencanaan MCK Umum;

 SNI-03-2398-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan,

 SNI 02-2406-1991 tentang Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan.

Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019

VII



Standar Kebutuhan, pemakaian dan teknis penanganan sanitasi untuk tiap kategori penduduk masing-masing sub sektor seperti dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 7.55. Kriteria-Kriteria Teknis Perencanaan Sektor PLP Sub sektor Air Limbah

No. Infrastruktur Pelayanan Kepadatan Penduduk

(jiwa/Ha) Keterangan

1 MCK++ 10-60 KK Rural: 100-250 Radius max. 100 m

2 Tangki Septik Komunal 40-100 KK Rural: 100-250

3 IPAL Komunal 40-200 KK Rural: 100-250

4

Sistem terpusat Rural: > 250; Urban: >

100 5 Kapasitas Produksi Lumpur Tinja : 65 gr/hari/orang 6 Kapasitas Truck Tinja : 2 – 4 m3/unit

Sub sektor Persampahan

No. Deskripsi Standar Teknis

1 Besaran timbulan sampah berdasarkan komponen sumber sampah (SNI 19-3983-1995)

2 Kepadatan Sampah 0.20 – 0.30 ton/m3

3 Prosentase Sampah Organik 40 – 70 %

4 Timbulan Sampah Pasar 5 – 10 m3/hari

5 a. Pewadahan Domestik :

Individual : Permukiman dan toko kecil Komunal : Pinggir jalan dan taman b. Pewadahan Non domestik :

Individual : Kantor, toko besar, hotel, rumah makan Komunal : Permukiman dan pasar:

10 – 40 l/unit 30 –40 l/unit 100 – 500 l/unit 100 – 1000 l/unit

Kapasitas Gerobak Sampah 1,5 m3

6 TPS Biasa

- Luas Area TPS Biasa Kisaran 6 m3

- Ketinggian Tumpukan sampah Maximum 1 m - Tingkat Kepadatan Sampah 0.7 – 0.9 ton/m3

7 Transfer Depo I

- Luas Area Transfer Depo 1 Kisaran 200 m2

- Jumlah Kontainer 2 – 4 unit

- Kapasitas kontainer 6 – 10 m3/unit - Tingkat Kepadatan Sampah 0.7 – 0.9 ton/m3

8 Transfer Depo II

- Luas Area Transfer Depo II Kisaran 100 m2

- Jumlah Kontainer 2 – 4 unit

Kabupaten Pakpak Bharat 2015-2019



- Kapasitas kontainer 6 – 10 m3/unit - Tingkat Kepadatan Sampah 0.7 – 0.9 ton/m3

9 Transfer Depo III

- Luas Area Transfer Depo III Kisaran 10 - 50 m2

Dokumen terkait