• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengendalian Berkala Penyerapan Anggaran

Sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020, Stasiun Pengawasan SDKP Belawan (440831) telah melakukan revisi anggaran sebanyak 9 (sembilan)

F. Sistem Pengendalian Berkala Penyerapan Anggaran

Dalam reformasi di bidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintahan. Perubahan di bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi dihasilkan informasi keuangan yang tersedia bagi berbagai pihak untuk digunakan sesuai dengan tujuan masing-masing.

Oleh karena begitu eratnya keterkaitan antara keuangan pemerintahan dan akuntansi pemerintahan, maka sistem dan proses yang lama dalam akuntansi pemerintahan banyak menimbulkan berbagai kendala sehingga belum sepenuhnya mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Target dan realisasi keuangan Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Belawan sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Realisasi Anggaran Stasiun PSDKP Belawan Triwulan IV Tahun 2020

Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Sisa Anggaran (Rp)

Belanja Pegawai 7,552,246,000 7,119,246,305 94.27% 432,999,695 Belanja Barang 15,504,088,000 14,854,270,401 95.81% 649,817,599 Belanja Modal 22,721,090,000 22,491,046,800 98.99% 230,043,200 Total 45,777,424,000 44,464,563,506 97.13% 1,312,860,494

35 3.3. Pelaksanaan Pengendalian dengan Pendekatan Manajemen Risiko

yang telah dilakukan

Pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko adalah pengendalian yang dilakukan sebagai upaya untuk mencegah dan meminimalisir timbulnya masalah pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan. Pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko dirancang dan dimulai sejak perencanaan kebijakan dan kegiatan/aktifitas. Selain itu, pengendalian ini digunakan sebagai dasar menyusun rencana pengendalian dan menjadi data dukung dan dasar dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA).

Telah disusun pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko disertai tingkat risiko dan respon terhadap risiko/rencana kegiatan pengendalian setiap Triwulan. Setiap kegiatan diidentifikasi factor risikonya, dicari penyebabnya dan dampaknya, dihitung tingkat risikonya berdasarkan hasil dari persepsi atas risiko dengan tiga koresponden, serta ditetapkan respon terhadap risiko kegiatan pengendalian dan besaran kemungkinan masih adanya sisa risiko setelah dilakukan kegiatan pengendalian. Dalam penilaian risiko Stasiun PSDKP Belawan dititikberatkan di kegiatan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.

Tim SPIP Stasiun PSDKP Belawan bersama para kepala sub seksi selaku pemilik kegiatan telah melakukan identifikasi dan penyusunan rencana pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko untuk kegiatan Tahun Anggaran 2020, adapun hasil identifikasi dan penyusunan dokumen MR Stasiun PSDKP Belawan telah ditetapkan sebanyak 5 kegiatan dengan 1 kegiatan yang dinilai memiiki risiko yang tinggi yaitu kegiatan Pemantauan dan Operasi Armada, dengan output kegiatan Armada Pengawasan dan Sistem Pemantauan yang siap operasi. Pelaksanaan kegiatan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko yang telah dilakukan oleh Stasiun PSDKP Belawan sampai dengan Triwulan IV tahun 2020 adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Pemantauan dan Operasi Armada yang memiliki tujuan terlaksananya pembangunan Kapal Pengawas Tipe C Sesuai dengan Kontrak, adapun yang menjadi risiko yang tinggi adalah keterlambatan bahan pengadaan kapal. Adapun bentuk pengendalian yang direncanakan atas risiko tersebut adalah pemantauan pelaksanaan pekerjaan secara berkala. Selain itu untuk

36 pelaksanaan docking kapal pengawas sudah dilaksanakan lelang kedua karena lelang pertama mengalami kegagalan disebabkan peserta tender tidak memenuhi kriteria untuk kategori perusahaan kecil. Terkait pelaksanaan patroli pengawasan oleh Kapal pengawas Hiu 01 dan 08 masih terjadi kebocoran informasi atas rencana dan strategi operasi KP. Sedangkan untuk operasi speed boat terkendala yaitu speed boat Napoleon 028 yang tidak siap operasi karena kerusakan mesin dan speed boat Dolpin 014 sudah dapat beroperasi setelah kerusakan mesin diperbaiki.

→ Realisasi Rencana Pengendalian Triwulan IV Tahun 2020:

Pengendalian sampai dengan triwulan IV tahun 2020:

- Penyedia memastikan bahwa tahapan pembangunan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.

- Melaksanakan tender ulang pelaksanaan docking kapal pengawas.

- Melaksanakan rapat terbatas antara Kepala Stasiun, Kasubsi Sarpras dan Nakhoda KP Hiu 01 dan 08.

- Perbaikan atas kerusakan speedboat Napoleon 28 tidak dapat dilaksanakan sehubungan dengan tidak tersedianya anggaran, namun sudah diusulkan pada Anggaran Tahun 2021 dan telah dilaksanakan perbaikan atas kerusakan mesin pada speedboat dolpin 014 yang sudah dilaksanakan pada bulan Agustus 2020.

→ Analisis sisa risiko:

Realisasi pengendalian berupa jaminan dari penyedia untuk memastikan pekerjaan tetap berjalan meskipun terjadi bencana global covid 19 sesuai dengan kurva S yang telah dibuat. Memastikan bahwa peserta tender docking Kapal Pengawas memenuhi kriteria untuk kategori perusahaan kecil. Berkoordinasi dg Dit. POA terkait pemindahan tempat sandar Kapal Pengawas sehingga pergerakan kapal tidak diketahui oleh nelayan. Usulan alokasi angaran untuk perbaikan mesin speedboat 028 TA. 2021 kepada Bagian Program Ditjen PSDKP dan patroli speedboat Dolphi 014 sudah dilaksanakan pada triwulan IV.

2. Kegiatan Penanganan Pelanggaran Bidang Kelautan dan Perikanan

37 Sampai dengan Triwulan IV tahun 2020 sudah ada 10 (sepuluh) penanganan kasus terkait TPKP dari 8 (delapan) kasus yang menjadi target.

→ Realisasi Rencana Pengendalian Triwulan II Tahun 2020:

Selama Triwulan I sampai dengan TW 4 sudah ada 10 (sepuluh) penanganan kasus terkait TPKP, Setelah kegiatan over haul KP Hiu 01 dan 08 dilaksanakan, kedua kapal pemngawas dapat mengadhock 5 buah KIA.

→ Analisis sisa risiko:

Target sepuluh kasus penanganan KIA dapat tercapai, namun anggaran penyidikan tidak habis dikarenakan proses penyidikan sampai dengan P21 lebih cepat dari waktu yang ada di RKAKL.

3. Kegiatan Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan

Faktor risiko yang tinggi untuk kegiatan pengawasan dan pengelolaan sumber daya perikanan adalah belum aktifnya stakeholder dalam melaporkan pengaduan ke Unit Pengaduan Stasiun PSDKP Belawan, adapun dampak yang akan ditimbulkan permasalahan yang timbul di lapangan terlambat dalam penanganan penyelesaiannya.

→ Realisasi Rencana Pengendalian Triwulan IV Tahun 2020:

Kegiatan pengendalian yang telah dilakukan oleh Stasiun PSDKP Belawan sampai dengan triwulan IV tahun 2020 adalah telah melakukan sosialisasi pentingnya pelaporan pengaduan pada stakeholder yang diwakili oleh pengurus dokumen SLO maupun LVHPI.

→ Analisis Sisa Resiko:

Target yang sudah dicapai pada Capaian IKU "Persentase Pelaku Usaha Perikanan (Kapal Perikanan, Unit Budi Daya, Unit pengolah Ikan dan distribusi hasil perikanan) yang diperiksa kepatuhannya lingkup Stasiun PSDKP Belawan dapat tercapai 100%.

38 4. Kegiatan Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan

Faktor risiko yang tinggi untuk kegiatan pengawasan pengelolaan SDK adalah Pengawasan Pengelolaan Pencemaran Perairan (oleh UPI) sudah terlaksana namun Pembangunan IPAL Terpadu tergantung pada Pengelola Kawasan Terpadu.

Realisasi Rencana Pengendalian Triwulan IV Tahun 2020:

Realisasi atas pelaksanaan pengawasan ikan yang diindungi sudah dilaksanakan pada akhir bulan Oktober dan bulan November pada saat musim ikan terubuk memijah.

→ Analisis Sisa Risiko:

Pengawasan ikan yang dilindungi selesai sesuai target pada bulan November 2020.

5. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal PSDKP

Untuk menghilangkan resiko pada Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal PSDKP, Satker Stasiun PSDKP Belawan telah melakukan pengendalian secara rutin dengan berkordinasi dengan pihak penyedia dan Satker Pusat.

→ Realisasi Rencana Pengendalian Triwulan II Tahun 2020:

Satker Stasiun PSDKP Biak telah melakukan pengendalian secara rutin dengan berkordinasi dengan pihak penyedia dan Satker Pusat.

Dari pelaksanaan realisasi pengendalian diatas termasuk efektif dan efisien sehingga target kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik.

→ Analisa Sisa resiko:

Mitigasi sisa risiko pada kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal PSDKP adalah belanja gaji dan tunjangan pegawai dan melakukan koordinasi dengan Bagian Program, Sekretariat Ditjen PSDKP.

39 BAB IV

MONITORING EVALUASI DAN TINDAK LANJUT PELAKSANAAN SPIP

Dokumen terkait