• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN

C. Pembahasan Masalah

1. Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi pada PT. Bank

Bank Tabungan Negara cabang Surakarta

a) Masukan (input) dari Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi (KPRS) pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta.

Masukan atau input adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Supaya sistem penyaluran KPRS ini beroperasi, maka input (masukan) yang diperlukan diantaranya adalah peraturan atau regulasi, persyaratan kredit KPRS, dokumen-dokumen kredit dan Sumber Daya Manusia, hal ini sama dengan yang diungkapkan oleh Bapak Bangun selaku staff bagian Loan Service.

“agar proses kredit bisa berjalan menurut saya itu didasarkan pada peraturan tentang RSH, pemenuhan syarat-syarat kredit, dokumen-dokumen kredit dan SDM atau karyawan dari pihak BTN nya sendiri..” (Bangun Sulistyo, staff bagian Loan Services Unit : 15 Juli 2010).

Masukan dari sistem penyaluran kredit tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Regulasi

Regulasi merupakan kebijakan serta peraturan yg berkaitan dengan peraturan perundangan. Kebijakan mengenai Kredit Pemilikan Rumah Subsidi ini diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 07/Permen/M/2008 Tentang Pengadaan Perumahan dan Pemukiman. Peraturan ini terdiri dari pasal-pasal yang mengatur diantaranya:

commit to user

a. Kelompok sasaran KPRS, yakni keluarga/rumah tangga termasuk perorangan baik yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap, belum pernah memiliki rumah, belum pernah menerima subsidi perumahan dan termasuk ke dalam kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah yang berpenghasilan sebulan sampai dengan 2.500.000,-.20

Tabel 3.3

Kelompok Sasaran KPRS

Dengan ketentuan:

- Penghasilan dimaksud adalah penghasilan pemohon yang didasarkan atas gaji pokok pemohon atau pendapatan pokok pemohon per bulan.

- Subsidi diberikan kepada kelompok sasaran yang memenuhi persyaratan untuk memperoleh fasilitas kredit sesuai dengan ketentuan Bank.

20

Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 07/Permen/M/2008. Bab II. Pasal 3-4

Kel. Sasaran

Batasan Penghasilan (Rp. / Bulan)

I 1.7000.000 Penghasilan 2.500.000 II 1.000.000 Penghasilan 1.700.000

commit to user b. Skim/ bentuk Subsidi

Pilihan skim subsidi yang diberikan lewat KPR Bersubsidi dapat berupa salah satu dari:

- Subsidi Selisih Bunga, yaitu subsidi untuk membantu menurunkan angsuran yang harus dibayarkan oleh debitur melalui pengurangan suku bunga angsuran dalam kurun waktu tertentu.

- Subsidi Uang Muka

Subsidi untuk membantu menambah uang muka sehingga jumlah keseluruhan uang muka yang dibayar debitur mampu menurunkan pagu (limit) kredit yang akan diangsur setiap bulan.

Besaran nilai Subsidi untuk masing – masing kelompok sasaran sebagai berikut:21

Tabel 3.4 Skim Subsidi Kelompok

Sasaran

Maksimum Nilai Subsidi / Rumah Tangga (Rp.) Subsidi Selisih Bunga Subsidi Uang Muka I 8.500.000 8.500.000 II 11.500.000 - III 14.500.000 - 21

commit to user

c. Batas harga rumah yang dapat dibeli melalui KPR Bersubsidi

Jenis rumah yang dapat dibeli atau dibangun / diperbaiki oleh masing – masing kelompok sasaran mencakup seluruh pilihan jenis Rumah Sederhana Sehat / RSH dan sesuai dengan batas harga rumah yang dapat dibeli melalui KPR Subsidi sebagai berikut:22

Tabel 3.5

Batas Maksimum Harga Rumah KPRS

Kel Sasaran Batas Maksimum Harga Rumah (Rp)

I 55.000.000

II 41.500.000

III 28.000.000

d. KPR Bersubsidi diberikan kepada kelompok sasaran untuk memiliki rumah yang memenuhi batasan harga rumah dan memenuhi persyaratan yang diberlakukan atas Minimum Uang Muka, Maksimum KPR, Maksimum Jangka Waktu Kredit (Tenor) dan Skim Subsidi.23

22

Ibid, Bab III. Pasal 5 ayat 3.

23

commit to user Tabel 3.6

Persyaratan atas Minimum Uang Muka, Maksimum KPR Dan Maksimum Jangka Waktu Kredit (Tenor)

Tabel 3.5

Persyaratan atas Skim Subsidi Selisih Bunga

Kel. Sasaran

Suku Bunga Bersubsidi (% / Tahun)

Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

I 7 7 7 10,5 11,75 11,75 @ @ @ @ @

II 4,5 4,5 4,5 5 7,5 10 11 11 @ @ @

III 1 1 1 2 2,5 3 3 3,75 4,5 5,5 @

@ : Sesuai bunga pasar yang berlaku.

Kel. Sasaran

Subsidi Selisih Bunga Subsidi Uang Muka

Min. Uang Muka (%) Maks. KPR (Rp.) Maks. Tenor (Thn) Min. Uang Muka (%) Maks. KPR (Rp.) Maks. Tenor (Thn) I 7,5 50.875.000 20 0 46.500.000 20 II 7,5 38.387.500 20 - - - III 5,0 26.600.000 20 - - -

commit to user

2) Persyaratan Kredit Pemilikan Rumah Subsidi

Mengacu pada regulasi yang ada, maka Bank Tabungan Negara menetapkan syarat-syarat kredit yang harus dipenuhi oleh masyarakat yang ingin mengajukan permohonan Kredit Pemilikan Rumah Subsidi, persyaratan kredit tersebut meliputi: a. Persyaratan umum pemohon

Adalah persyaratan yang harus dimiliki semua calon debitur, meliputi:

- Warga Negara Indonesia

- Usia minimal 21 tahun atau telah menikah

- Minimal kerja pada perusahaan/ tempat bekerja selama 1 tahun

- Belum memiliki rumah sendiri

- Belum pernah menerima subsidi perumahan

- Memiliki penghasilan dan cukup terjamin kelangsungannya

- Untuk pemohon yang masih menjadi debitur di Bank BTN, minimal track record atau performance kreditnya selama 2 tahun terakhir baik dan tidak ada tunggakan

- Jumlah angsuran per bulan tidak boleh lebih dari 1/3 (sepertiga) dari gaji atau penghasilan

- Telah memiliki tabungan di Bank BTN (Tabungan BATARA)

commit to user b. Kelengkapan Data Pemohon

Adalah pengisian form-form persyaratan kredit yang telah disiapkan Bank BTN dan dokumen-dokumen yang harus dilengkapi calon debitur sebelum proses wawancara, meliputi:

- Bagi pemohon yang memiliki penghasilan Tetap/ Karyawan

ü Mengisi Form Pemohonan KPRS, Surat Keterangan Potong Gaji bila pembayaran angsuran langsung dipotong dari gaji (kolektif) dan melampirkan Surat Keterangan Instansi tempat calon debitur bekerja ü Fotocopy Identitas Diri seperti KTP, Kartu

Keluarga dan Surat Nikah / Cerai

ü Fotocopy Identitas Kerja seperti, Kartu Pegawai, NIP, Slip Gaji yang telah disyahkan.

ü Pasphoto terbaru Pemohon dan Pasangan (suami/istri)

ü Fotocopy Tabungan BATARA

- Bagi pemohon yang berpenghasilan tidak tetap / Wiraswasta

ü Mengisi form permohonan KPRS

ü Fotocopy Identitas Diri seperti seperti KTP, Kartu Keluarga dan Surat Nikah / Cerai

commit to user

ü Fotocopy Tabungan BATARA ü Fotocopy SIUP/TDP/NPWP

ü Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan / Anggaran Dasar Perusahaan

ü Fotocopy Neraca / Laba Rugi Usaha / Kwitansi Penjualan

ü SPT Tahunan / Surat Keterangan Penghasilan Tidak Tetap minimal dari Kades / Mengisi Form Keterangan Penghasilan Tidak Tetap

ü Denah Lokasi Tempat Usaha

Keterangan: Disesuaikan dengan jenis usaha debitur. Jadi, tidak semua dokumen yang tertera di persyaratan harus dipenuhi pemohon, hal ini disesuaikan dengan jenis usaha debitur dan kebutuhan data analis kredit. 3) Dokumen yang digunakan dalam sistem penyaluran kredit

KPRS

a. Form-form Data Calon Debitur

- Form Permohonan Kredit Perorangan

Form ini berisi tentang identitas diri pemohon/calon debitur untuk mengajukan permohonan kredit.

- Surat Kepada Pimpinan Instansi/Perusahaan Pemohon Form ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan tempat kerja pemohon baik instansi pemerintah maupun perusahaan swasta.

commit to user

- Form Perincian Penghasilan Untuk Pemohon Berpenghasilan Tetap

Form yang digunakan untuk mengisi besarnya penghasilan calon debitur yang bekerja sebagai karyawan di sebuah instansi yang disyahkan oleh instansi calon debitur.

- Kuasa Pemotongan Gaji

Form ini berisi mengenai kuasa calon debitur kepada kreditur. Bahwa calon debitur atau pemohon telah memberi kuasa kepada pihak Bank untuk melakukan pemotongan gaji calon debitur untuk pembayaran angsuran per bulan.

- Surat Pernyataan Format A1

Adalah surat yang berisi pernyataan dari calon debitur KPRS bahwa yang bersangkutan tidak memiliki rumah dan tidak pernah menerima subsidi perumahan sebelumnya.

- Surat Pernyataan Format A2

Surat yang berisi pernyataan dari calon debitur bahwa calon debitur tidak akan memindahtangankan rumah subsidi sebelum 5 tahun terhitung sejak perjanjian kredit dilakukan.

- Keterangan mengenai Rumah dan Developer

Form ini berisi lokasi rumah yang akan di KPR kan oleh pemohon yang diiisi oleh pemohon dan developer.

commit to user b. Memo On The Spot (OTS)

Memo yang digunakan Loan Service Unit untuk mentaksaksi agunan/rumah, melakukan survei usaha dan survei kantor, yang berisi nama calon debitur, alamat agunan/usaha/kantor, dan nomor telepon yang dapat dihubungi.

c. Laporan Penilaian Agunan dan Laporan hasil OTS usaha/kantor

Laporan yang dibuat oleh staff Loan Administration sehubungan dengan memo OTS yang dikeluarkan oleh Loan Service Unit, berupa hasil dari observasi atau survei lansung ke tempat agunan, usaha, atau kantor calon debitur. d. Daftar Usulan Pemohon

Data berupa rekomendasi permohonan kredit calon debitur yang dibuat oleh Loan Service Unit berdasarkan hasil wawancara, BI Checking, dan berkas-berkas calon debitur yang akan diusulkan ke Kelompok Pemutus Kredit (KPK). e. Surat Penolakan

Surat yang dibuat oleh Loan Service Unit sehubungan dengan ditolaknya permohonan kredit calon debitur. Surat penolakan dibuat rangkap yang didistribusikan kepada calon debitur dan Loan Service Unit.

commit to user

f. Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit (SP3K) Surat yang dikeluarkan oleh Loan Service Unit sehubungan dengan disetujuinya permohonan kredit calon debitur. g. Surat Perjanjian Kredit (SPK)

Surat yang dibuat untuk mengikat pemohon kredit sebagai debitur dan pihak bank sebagai kreditur untuk melaksanakan hak dan kewajibannya masing-masing. h. Surat Persetujuan Debitur Rangkap Lima (SPD5)

Surat yang dibuat Loan Service Unit setelah dilakukannya penandatangan realisasi atau akad kredit, sebagai bukti bahwa pada hari tersebut telah dilakukan akad kredit antara debitur dan pihak bank dihapan notaris.

i. BI Checking

Dokumen hasil pengecekan track record calon debitur dengan bank-bank lain yang merupakan Sistem Informasi Debitur (SID) yang diakses melalui Bank Indonesia.

4) Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia yang dimaksudkan disini adalah pihak-pihak intern perusahaan yang tersangkut dalam proses penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi (KPRS) di Bank BTN, pihak-pihak ini adalah Loan Service Unit, Loan Service Head dan Retail Service Head, Loan Administration Unit dan Branch Manager, yang sesuai Standart Operating Procedur

commit to user

(SOP) memiliki tugas dalam penyaluran KPRS sebagai berikut24

:

a. Loan Service Unit

Loan Services Unit adalah pihak-pihak (staff) yang secara langsung melayani kebutuhan debitur maupun calon debitur, tugas dan kewenangan secara umum adalah:

- Memberikan informasi kredit kepada calon debitur.

- Menerima berkas permohonan KPR dari calon debitur.

- Membuat memo On The Spot (OTS) penilaian agunan dan usaha kemudian menerima dan mempelajari hasilnya.

- Menentukan tanggal wawancara dan mewawancarai calon debitur.

- Menganalisa dan membuat rekomendasi hasil wawancara yakni Daftar Usulan Pemohon (DUP) apabila permohonan kredit direkomendasikan atau Surat Penolakan apabila ditolak.

- Sebagai anggota KPK (Kelompok Pemutus Kredit) yang ikut dalam pengambilan keputusan kredit.

- Mempersiapkan akad kredit, membuat SP3K, SPK dan SPD5, serta melaksanakan akad kredit.

24

Hasil wawancara dengan Ibu Susyana Andriyani, Staff bagian Loan Services Unit tanggal 15 Juli 2010

commit to user

Petugas Loan Services di Bank BTN Surakarta berjumlah 4 orang yang menurut struktur organisasi dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yakni:

- Wawancara, yaitu staff yang melayani wawancara calon debitur.

- Analis kredit, yaitu staff yang bertugas menganalis permohonan kredit calon debitur.

Di dalam prakteknya keempat staff Loan Service ini yang bertugas sebagai petugas wawancara dan analis adalah 2 (dua) orang staff, kemudian 2 (dua) orang staff lainnya melakukan fungsi pemantauan dan pelayanan umum kepada debitur atau calon debitur.

b. Loan Service Head dan Retail Service Head

Posisi Loan Service Head dan Retail Service Head di Bank BTN Surakarta diduduki oleh orang yang secara umum tugas dan wewenangnya dalam proses kredit adalah:

- Otorisasi memo OTS, kemudian menerima dan memeriksa hasil OTS untuk didisposisikan ke Loan Service Unit.

- Otorisasi berkas yang direkomendasikan Loan Service Unit, yakni DUP atau Surat Penolakan.

- Sebagai anggota Kelompok Pemutus Kredit (KPK) yang ikut dalam proses pengambilan keputusan kredit.

commit to user

- Otorisasi SP3K kemudian mendisposisikan ke Branch Manager.

- Menerima dan meneliti SPK dan SDP5, kemudian memberi paraf pada SPD5 untuk didisposisikan ke Branch Manager.

c. Loan Administration Unit

Loan Administration Unit di Bank BTN yang terlibat di dalam proses kredit KPRS terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu Loan Administration Head dan Loan Administration Staff, yang masing-masing tugasnya dalam proses kredit adalah:

- Loan Adminstration Head

ü Otorisasi memo OTS dan mendisposisikan ke Loan Administration Staff.

ü Menerima, memeriksa dan memberikan rekomendasi atas hasil OTS kemudian menyerahkannya ke Branch Manager.

- Loan Administration Staff

ü Menerima memo OTS dari Loan Administration Head dan membuat surat penugasan kepada appraiser untuk melakukan evaluasi agunan untuk OTS agunan.

ü Menerima hasil dari peninjauan agunan dari appraiser dan membuat Laporan hasil Peninjauan

commit to user

Agunan (LPA) kemudian menyerahkannya kepada Loan Administration Head untuk diperiksa.

ü Menerima LPA yang diserahkan Loan Administration Head ke Branch Manager dan menyerahkannya ke Loan Service Unit.

ü Menerima memo OTS usaha, melakukan OTS / survei, membuat hasil OTS usaha kemudian menyerahkannya ke Loan Adminstration Head dan Loan Service Unit.

d. Branch Manager

Secara umum tugas dan wewenang Branch Manager dalam proses kredit adalah sebagai berikut:

- Menerima hasil OTS agunan (LPA) atau OTS usaha dan memberikan otorisasi yang kemudian didisposisikan ke Loan Administration Staff.

- Sebagai anggota KPK (Kelompok Pemutus Kredit) yang ikut dalam proses pengambilan keputusan kredit

- Menerima SP3K, memeriksa dan memberi otorisasi yang kemudian akan didisposisikan ke Loan Service Unit.

- Menerima, meneliti, dan menandatangani dokumen akad kredit yakni SPK dan SPD5 yang kemudian didisposisikan ke Loan Serrvice Unit.

commit to user

b) Proses dari Sistem Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Subsidi pada PT. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta.

Proses sistem merupakan bagian yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Proses di dalam sistem penyaluran kredit KPRS ini dapat dilihat dari penerapan prosedur penyaluran kredit KPRS di Bank BTN. Proses permohonan kredit dimulai sejak berkas permohonan kredit diterima oleh pihak Loan Service sampai dengan realisasi kredit atau pencairan kredit. Proses sistem panyaluran yang sekarang berusaha diterapkan oleh KPR BTN Surakarta adalah Layanan Kredit 151 yakni dalam waktu tujuh hari kerja kredit perumahan ini sudah dapat dicairkan, tetapi jangka waktu maksimum dalam memproses setiap permohonan kredit menurut Standart Operating Procedure (SOP) di Bank BTN Surakarta adalah 10 hari kerja, seperti yang dikemukakan oleh interviewer dan kredit analis Bank BTN.

“untuk lama proses kredit kami berusaha menerapkan layanan kredit 151, tetapi kalau menurut SOP jangka waktu maksimum proses kredit adalah 10 hari kerja..”(Susyana Andriyani, Staff bagian Loan Services Unit tanggal 15 Juli 2010)

Proses kredit menurut Standart Operating Procedure (SOP) di Bank BTN Surakarta ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

commit to user

a. Informasi Kredit dan Penerimaan Berkas Permohonan KPR Pemohon dapat meminta penjelasan kepada bagian Loan Services untuk pengajuan berkas-berkas permohonan kredit, penjelasan yang akan diberikan kepada debitur diantaranya:

- Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan Kredit

- Pembukaan rekening Tabungan Batara

- Kewajiban biaya administrasi

- Staff Loan Service akan memberikan Formulir Aplikasi Permohonan dan Formulir Check List data yang diperlukan berikut penjelasan mengenai cara pengisian formulir-formulir pengajuan kredit.

Setelah form dan berkas-berkas dilengkapi calon debitur, staff Loan Service akan melakukan pemeriksaan pada berkas-berkas tersebut, meliputi:

- Memastikan setiap isian pada formulir permohonan dan kelengkapan dokumen pendukung sesuai check list.

- Apabila berkas belum lengkap, maka staff Loan Service akan meminta calon debitur untuk melengkapi berkas yang kurang.

- Apabila berkas sudah lengkap maka pihak Loan Service akan mengkonfirmasikan waktu wawancara dengan calon debitur.

- Dilakukan pencatatan nama dan tanggal penerimaan berkas permohonan yang telah diterima dalam buku register penerimaan berkas calon debitur.

commit to user b. Wawancara

Wawancara dilakukan oleh petugas Loan Service unit kepada pemohon kredit yang bertujuan untuk penyidikan apakah berkas-berkas yang telah diberikan tersebut sesuai fakta atau rekayasa. Sebelum proses wawancara dilakukan, pihak Loan Service melakukan BI Checking kepada calon debitur melalui bagian Bookkeping and Control untuk mengetahui apakah calon debitur termasuk dalam black list BI atau tidak, apakah calon debitur mempunyai hutang di bank lain atau tidak, serta dapat digunakan untuk mengetahui track record atau kolektibilitas debitur apabila pernah melakukan kredit di bank lain sebelumnya, BI Checking juga dapat digunakan seorang analis untuk mengetahui kejujuran calon debitur dalam memberikan informasi mengenai sejarah kreditnya pada bank lain dan sebagai bahan pertimbangan oleh Kelompok Pemutus Kredit.

Proses wawancara dilakukan dengan menggunakan prinsip kredit 5C dan 7P, 5C yaitu character, capital, capacity, collateral, dan condition sedangkan 7P yaitu personality, party, purpose, prospect, payment, profitability dan protection. Adapun materi wawancara dan verifikasi data kepada calon debitur beserta istri atau suami (bagi yang sudah menikah) dalam proses wawancara diantaranya:

commit to user

- Materi Wawancara:

ü Penghasilan/prospek calon debitur ü Biaya hidup calon debitur

ü Penyertaan dana calon debitur ü Hak dan kewajiban debitur

- Verifikasi Data:

ü Maksimal penghasilan keluarga ü Maksimal harga rumah

ü Surat keterangan penghasilan

ü Minimal uang muka yang harus disiapkan calon debitur ü Maksimal KPR yang diperoleh

ü Surat pernyataan belum memiliki rumah.

Setelah proses wawancara selesai, Loan Service akan menindaklanjuti hasil dari wawancara dengan memberikan rekomendasinya pada formulir hasil wawancara setelah data-data dan permohonan calon debitur ini di analisis oleh pihak analis kredit di Loan Service, rekomendasi ini dapat berupa:

- Membuat DUP (Daftar Usulan Pemohon) apabila calon debitur dinilai sudah memenuhi syarat-syarat kelayakan untuk diberikan rekomendasi, kemudian akan diajukan pada Kelompok Pemutus Kredit (KPK) untuk keputusan kreditnya.

commit to user

- Membuat memo On The Spot (OTS) apabila pihak Loan Service membutuhkannya sebagai bahan pendukung dalam memberikan rekomendasi kredit.

- Menerbitkan surat penolakan, apabila dinilai dalam proses wawancara, analis kredit dan hasil OTS bila ada, calon debitur tidak memenuhi kriteria-kriteria tertentu untuk layak diberikan kredit maupun untuk diberikan rekomendasi kredit.

c. On The Spot (OTS)

On The Spot merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Pihak loan service setelah melakukan proses wawancara akan membuat memo On The Spot, memo-memo OTS ini dapat berupa:

- OTS tempat usaha calon debitur bagi pemohon wiraswasta, untuk melihat prospek usaha debitur dan menghitung penghasilan yang diperoleh debitur apakah sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh calon debitur.

- Memo OTS kantor bagi pemohon yang berpenghasilan tetap, peninjauan akan dilakukan terhadap tempat calon debitur yang bekerja apabila dinilai perusahaan tempat calon debitur bekerja kurang familiar atau perusahaan

commit to user

tersebut baru saja berdiri, untuk melihat prospek perusahaan nantinya dan mengkonfirmasi penghasilan serta jabatan dari calon debitur apakah sudah sesuai dengan keterangan yang diberikan calon debitur.

- Memo OTS untuk penilaian agunan yakni penilaian rumah yang akan disubsidikan apakah sudah sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur oleh Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 403 /KPTS/M/2002 tanggal 2 Desember 2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs. Sehat), beserta perubahan – perubahannya. Pada dasarnya kebutuhan OTS dilihat dari hasil wawancara dan kebutuhan seorang analisis kredit dalam menganalisa kemampuan dan kebenaran penghasilan calon debitur, apabila dalam analisa dan wawancara pihak Loan Service sudah yakin akan keadaan dan penghasilan calon debitur dengan didukung oleh data-data yang ada, maka proses OTS tidak perlu dilakukan, melainkan langsung direkomendasikan ke Kelompok Pemutus Kredit dengan dibuatnya Daftar Usulan Pemohon.

Untuk OTS usaha dan kantor Bank BTN Surakarta menggunakan tim survei sendiri, yakni tim survei dari pihak bank yaitu Staff Loan Adminstration, sedangkan untuk OTS

commit to user

agunan atau rumah yang akan di KPRS kan Bank BTN menggunakan tim survei dari PT. Ada dan PT. Doli yang memang memiliki tim khusus untuk mentaksasi harga rumah subsidi, penggunaan tim survei dari luar ini dimaksudkan agar tidak ada dugaan taksasi rumah tersebut ditinggikan harganya atau sebaliknya oleh bank selaku pemberi kredit25

.

Waktu pelaksanaan OTS baik OTS usaha, kantor dan rumah, tidak akan diberitahukan kepada calon debitur/pemohon agar tim survei dapat melihat kondisi sebenarnya di lapangan. Hasil dari survei ini akan di laporkan kepada Loan Service melalui Laporan Penilaian Agunan untuk OTS rumah atau Laporan Penilaian Akhir untuk OTS usaha atau OTS kantor calon debitur, kemudian laporan-laporan OTS ini dicocokkan dengan hasil wawancara untuk mengetahui apakah keterangan yang disampaikan calon debitur pada saat wawancara sesuai dengan hasil OTS yang ada.

Berdasarkan kriteria-kriteria tertentu hasil dari OTS ini akan digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Loan Service untuk merekomendasikan calon debitur yang telah di OTS ini apakah permohonannya akan diajukan ke Kelompok Pemutus Kredit (KPK) dengan diterbitkan Daftar Usulan Pemohon ataukah permohonan kreditnya ditolak dengan dibuatnya Surat Penolakan kepada pemohon.

25

Hasil wawancara dengan Ibu Susyana Andriyani, Staff bagian Loan Services Unit tanggal 15 Juli 2010

commit to user d. Keputusan kredit

Apabila permohonan kredit direkomendasikan maka petugas Loan Service Unit membuat Dafttar Usulan Pemohon (DUP). Pengajuan DUP disertai dengan BI Checking, hasil wawancara dan berkas pemohon kredit secara bertahap diberikan kepada Kelompok Pemutus Kredit (KPK) untuk diteliti dan diberikan keputusan kredit apakah kredit diterima atau ditolak. Anggota KPK tersebut antara lain Loan and Retail Service Head, Branch Manager dan Loan Service Unit sendiri. DUP dan dokumen-dokumen lain tersebut akan diberikan terlebih dahulu kepada Loan and Retail Service Head untuk

Dokumen terkait