• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.4 Sistem penyediaan air

Setiap sistem sprinkler harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya satu jenis sistem penyediaan air yang bekerja secara otomatis, bertekanan dan berkapasitas cukup,serta dapat diandalkan setiap saat. Sistem penyediaan air harus dibawah penguasaan pemilik bangunan. Apabila pemilik tidak dapat mengendalikannya, harus ditunjuk badan lain yang diberi kuasa penuh untuk maksud tersebut. Air yang digunakan tidak boleh mengandung serat atau bahan

lain yang dapat mengganggu bekerjanya sprinkler. Pemakaian air asin tidak diizinkan, kecuali bila tidakada penyediaan air lain pada waktu terjadi kebakaran.

2.4.1 Jaringan Kota

Pipa penyalur untuk sistem sprinkler dapat disambung pada system jaringan kota apabila kapasitas dan tekanan mencukupi. Kapasitas dan tekanan sistem jaringan kota dapat diketahui dengan mengadakan pengukuran langsung pada jaringan distribusi di tempat penyambungan yang di rencanakan atas izin Perusahaan Air Minum.

2.4.2 Tangki Gravitasi

Tangki gravitasi adalah tangki yang diletakkan pada ketinggian tertentu dan direncanakan dengan baik sehingga dapat diterima sebagai system penyediaan air.

Tangki gravitasi untuk melayani keperluan rumah tangga, kran kebakaran dan sistem sprinkler otomatis harus :

1. Direncanakan dan dipasang sedemikian rupa, sehingga dapat menyalurkan air dalam kuantitas dan tekanan yang cukup untuk sistem tersebut.

2. Mempunyai lubang aliran keluar untuk keperluan rumah tangga pada ketinggian tertentu dari dasar tangki, sehingga persediaan minimum yang diperlukan untuk mpemadam kebakaran dapat dipertahankan.

3. Mempunyai lubang aliran keluar untuk kran kebakaran pada ketinggian tertentu dari dasar tangki, sehingga persediaan minimum yang diperlukan untuk sistem sprinkler otomatis dapat dipertahankan.

2.4.3 Tangki Bertekanan

Tangki bertekanan yang direncanakan dengan baik dapat diterima sebagai sistem penyediaan air. Tekanan udara pada tangki bertekanan harus dapat diatur secara otomatis.

Apabila tangki bertekanan merupakan satu-satunya system penyediaan air. Sistem tersebut harus juga dilengkapi dengan alat tanda bahaya yang memberikan peringatan apabila tekanan atau tinggi muka air dalam tangki turun melampaui batas yang ditentukan.

Tangki bertekanan hanya boleh digunakan untuk melayani system sprinkler dan system slang kebakaran yang dihubungkan pada perpipaan

sprinkler.

Tangki bertekanan harus selalu terisi air 2/3 penuh dan diberi tekanan udara sekurang-kurangnya 5 kg/cm2, kecuali bila ditentukan lain oleh pejabat yang berwenang. Apabilan dasar tangki bertekanan terletak pada ketinggian sedemikian rupa dibawah system sprinkler yang tertinggi, maka tekanan udara yang harus diberikan minimum 5 kg/cm2 dengan 3 x tekanan yang disebabkan oleh berat air pada perpipaan system sprinkler diatas tangki.

2.5 Perencanaan Instalasi Fire Protection System

Pada perencanaan instalasi Fire proctection System, alat-alat yang digunakan antara lain adalah :

2.5.1 Sprinkler System

Sistem pemercik air (Sprinkle System) adalah suatu jaringan instalasi pemipaan yang dapat memancarkan air bertekanan tertentu, secara otomatis berdasarkan sensor panas ke segala arah dalam suatu ruangan.

Macam-macam system Sprinkler antara lain ; 1. Sprinkler System Basah (Wet type System)

Pada sistem ini seluruh jaringan sprinkler (baik dibawah maupun diatas katup kendali/control valve) berisi air bertekanan tertentu yang dihubungkan dengan persediaan air, sehingga memungkinkan sistem sprinkler tersebut dapat bekerja pada saat kepala sprinkler pecah dan langsung memancarkan air.

Sistem sprinkler ini, pada katup kendalinya biasanya dilengkapi dengan peralatan tabung penghambat (retard chamber). Fungsi dari peralatan ini adalah untuk menghindari aktifnya alarm gong akibat terjadinya kelebihan tekanan air sesaat yang dikirm melalui katup pengendali.

Cara Kerja :

Dengan pecahnya kepala Sprinkler karena menerima rangsangan panas sesuai tingkat suhunya, air akan memancarkan keluar. Air yang memancarkan dari kepala sprinkler mengakibatkan tekanan dalam jaringan instalasi turun sampai titik tertentu. Turunnya tekanan akan mengakibatkan Pressure Switch

menggerakan pompa sehingga pompa bekerja. Setelah pompa bekerja, menekan air mengalir melalui jaringan menuju titik-titik sprinkler termasuk mengaktifkan alarm gong.

Macam-macam kepala sprinkler berdasarkan kepekaan suhu dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.2 Macam Kepala sprinkler berdasarkan kepekaan terhadap suhu No Warna cairan dalam tabung gelas Tingkat suhu ( °C )

1 Jingga 57 2 Merah 68 3 Kuning 79 4 Hijau 93 5 Biru 141 6 Ungu 182 7 Hitam 204/260

Berdasarkan arah pancarannya, kepala sprinkler dapat dikelompokan menjadi 3(tiga), yaitu :

1. Kepala Sprinkler dengan arah pancaran ke atas (upright) 2. Kepala Sprinkler dengan arah pancaran ke bawah (pendent) 3. Kepala Sprinkler dengan arah pancaran ke samping (sidewall)

Gambar 2.19 Gambar Sprinkler Pancaran atas, bawah dan kesamping Untuk penempatan kepala sprinkler, terdapat 2(dua) jenis sistem pengaturan, yaitu :

1. Metode ½ S dan ½ D 2. Metode ¼ S dan ½ D

Gambar 2.20 Metode ½ S dan ½ D

S = Jarak antara dua kepala sprinkler. D= Jarak antara dua jalur pipa.

Sx D untuk bahaya kebakaran ringan = 12 -21 m2 Sx D untuk bahaya kebakaran sedang = 9 – 12 m2 Sx D untuk bahaya kebakaran berat = ≤ 9 m2

Disamping dua jenis penempatan tersebut, terdapat pula beberapa metode penempatan untuk kepala sprinkler yang disesuaikan dengan kondisi ruangan yang akan dipasang kepala sprinkler,

seperti gambar dibwah ini :

Siamese Connection

Siamese Connection merupakan kopling masukan (inlet)

bercabang dua yang berfungsi untuk memasukan air kedalam sistem instalasi apabila pompa kebakaran mengalami kerusakan atau air didalam resevoir telah habis.

Siamese Connection biasanya terletak ditempat yang mudah

dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran, atau pun tag boat bila di laut. Biasanya dipasang pada halaman muka, disamping atau di belakang bangunan.

Gambar Isometri

Setelah penggambaran denah lokasi peralatan instansi pipa, langkah selanjutnya adalah penggambaran isometri denah peletakan instalasi pipa. Tujuan dari penggambaran secara isometri ini adalah mempermudah menghitung jumlah pipa yang dipakai dan mempermudah dalam pembacaan naik turunnya instalasi pipa.

30° 30°

Pada gambar isometri di gambarkan pipa utama, pipa cabang dan plumbing fixtures yg di gambarkan berupa lambang-lambang. Berikut ini di jelaskan lambang-lambang yang di gunakan dalam instalasi pipa pemadam :

2.6 Rumus – rumus yang digunakan dalam perhitungan

Dokumen terkait