Sistem pelayanan perkotaan di Propinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan Kegiatan Nasional (PKN) diarahkan untuk Kota Cilacap, Kota
Purwokerto, Kota Kudus, Kota Surakarta, dan Kota Semarang.
2. Pelayanan Kegiatan Wilayah (PKW) diarahkan untuk Kota Kroya, Kota
Kebumen, Kota Kutuarjo, Kota Purworejo, Kota Wonosobo, Kota Magelang, Kota Kartasura, Kota Klaten, Kota Wonogiri, Kota Cepu, Kota Jepara, Kota Juwana – Pati, Kota Salatiga, Kota Ungaran – Bawen – Ambarawa, Kota Pekalongan, dan Kota Tegal.
3. Pelayanan Kegiatan Lokal (PKL) diarahkan untuk Kota Majenang, Wangon,
Ajibarang, Sokaraja, Banyumas, Purbalingga, Bobotsari, Purworejo Klampok, Banjarnegara, Gombong, Karanganyar, Kebumen, Secang, Muntilan, Mungkid, Borobudur, Mertoyudan, Boyolali, Prambanan, Delanggu, Sukoharjo, Purwantoro, Tawangmangu, Jaten, Karanganyar, Sragen, Purwodadi, Gubug, Godong, Wirosarei, Blora, Lasem, Rembang, Tayu, Pecangaan, Demak, Temanggung, Parakan, Kendal, Sukorejo, Boja, Weleri, Batang, Kajen, Wiradea, Kedungwuni, Comal, Pemalang, Randudongkal, Slawi-Adiwerna, Bumiayu, Ketanggungan, Kersana, dan Brebes.
2.1.5 A
RAHANP
ENGEMBANGANS
I STEMS
ARANA DANP
RASARANATransportasi
Prioritas pembangunan transportasi gunan menunjang pembangunan daerah Jawa Tengah sebagai berikut :
1. Menunjang perkembangan pusat-pusat pertumbuhan wilyah sesuai dengan
strategi pembangunan wilayah;
2. Menjamin hubungan transportasi yang baik antara pusat-pusat industri yang
merupakan daerah pengolahan dengan daerah penghasil bahan baku serta mendorong terciptanya pemarataan pembangunan desa-kota;
3. Peningkatan kualitas pelayanan yang profesional dari sarana dan prasarana
perhubungan terhadap kebutuhan pengguna jasa untuk memperlancar perkembangan perekonomian suatu daerah;
4. Meningkatkan kinerja prasarana dan sarana baik melalui peningkatan
operaional dan pemeliharaan atau pembangunan baru; dan
5. Membuka jalur-jalur alternatif guna meningkatkan aksesibilitas terhadap
daerah-daerah pengahsil produksi.
•
Perhubungan Darat
Arahan pengembangan perhubungan darat angkutan jalan raya adalah pengembangan dengan meningkatkan fungsi jalan raya yang ada dan mereailsasikan rencana pembangunan jalan tol Semarang - Batang, Semarang – Kudus, Semarang – Solo, dan Solo – Yogyakarta. Peningkatan sarana penunjang terminal baik terminal tipe A, B, dan C.
Pengembangan jaringan transportasi jalan di pusat-pusat pertumbuhan dan produksi, serta menghubungkan pusat produksi dengan daerah pemasaranya. Adapun program pengembangan transportasi jalan adalah :
ü Peningkatan fungsi jalan dari dari jlan kolektor primer kejalan arteri untuk ruas
ü Peningkatan fungsi jalan dari kolektor primer I I ke kolektor primer I untuk ruas jalan : Pejagaan – Ketanggungan; Ketanggungan – Prupuk, Ajibarang – Purwokerto, Purwokerto – Sokaraja, Sokaraja – Purbalingga; Randu Dongkal – Moga, Randu Dongkal – Bobotsari, Purbalingga – Bobot sari, Purbalingga – Kalmpok, Wiradesa – Kalibening, Kelaibening – Wanayasa, Wanayasa – Batur, Batur – Wonosobo, Weleri – Parakan, Prembun – Sleokromo, Jati – Purwodadi, Purwodadi – Godong, Surakarta – Purwadadi, Surakarta – Sukaharjo, Sukoharjo – Wonogiri, Wonogiri – Blimbing.
ü Pembangunan jalan tol untuk jalur Semarang - Surakarta, Semarang –
Yogyakarta, Surakarta – Yogyakarta, Surakarta – Yogyakarta, Semarang – Kudus, Semarang – Batang.
ü Peningkatan kualitas dan perbaikan jalan untuk lintasan : Semarang – Kudus,
jalur selatan-selatan Jawa tengah; Pemalang – Batang; dan Solo – Selo – Borobudur.
ü Peningkatan kualitas dan perbaikan jalur jalan selatan-selatan Jawa Tengah;
ü Pembangunan jalur lingkar selatan Brebes – tegal; Pemalang – Pekalongan;
Jalan lingkar kota ungaran dan jalan lingkar kota Ambarawa; Jalur Lingkar Muntilan – Magelang; Peningkatan jalur jalan Magelang – Bawen.
ü Peningkatan kualitas jalan untuk meningkatkan daya hubung Semarang –
Cilacap melalui Banjarnegara – Wonosobo – Temanggung
ü Pembangunan prasarana jalan yang menghubungkan Ekcamatan Klepu –
Kabupaten Boyolali
ü Pembangunan jalur alternatif Salatiga – Sukoharjo, jalur alternatif Bumiayu.
ü Peningkatan kualitas jalur lintas perbatasan propinsi yang meliputi ruas
Bandungsari – Penanggapan – Cilacap; Tawangmangu – Magetan serta Wonogiri – Pacitan dan Wonogiri – Gunung Kidul, Klaten – Gunung Kidul, Sukoharjo – Gunungkidul
45
•
Perhubungan Laut
Arahan pengembangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan sarana dan prasarana penunjang Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang sebagai pelabuhan internasional;
2. Peningkatan fungsi pelabuhan Tnjung I ntan Cilacap sebagai pelabuhan
internasional dan merupakan pelabuhan utama tersier;
3. peningkatan fungsi pelabuhan Juwana dan Pelabuhan Tegal sebagai
pelabuhan nasional dan merupakan pelabuhan utama tersier;
4. Pengembangan pelabuhan pengumpul primer di Wonorejo kabupaten Kendal
dan Pengumpan sekunder di Rembang;
5. Pengembangan angkutan peti kemas Pelabuhan Tanjung I ntan Cilacap dengan
jaringan strategis yaitu Benoa-Cilacap- Lampung- Singapura;
6. Pengembangan pelabuhan pengumpan primer di Lasem, pelabuhan
pengumpan sekunder Jepara, Keburuan Kabupaten Purworejo, Kabupaten Batang, dan Kaliwlingi Kabupaten Brebes; dan
7. Peningkatan peran terminal peti kemas Jebres – Surakarta untuk
mengantisipasi peningkatan volume barang.
•
Perhubungan Udara
Arahan pengembangan sistem perhubungan udara adalah sebagai berikut :
C.1 Pengembangan bandar udara untuk meningkatkan kegiatan ekonomi kawasan belakangnya
1. Peningkatan dan pemantapan fungsi Bandara Adisumarmo Solo sebagai pintu
masuk penerbangan luar negeri, dan kegiatan pariwisata;
2. peningkatan dan pemantapan fungsi Bandara Ahmad Yani Semarang untuk
melayani penerbangan luar negeri, rute utama, penghubung dan perintis;
3. Meningkatkan dan memantapkan Bandara Tunggul Wulung Cilacap melayani
rute penerbangan utama dan Bandara Dewandaru Karimunjawa, Lapangan
terbang Ngloram Cepu, Lapangan terbang Martoloyo-Tegal, dan lapangan terbang Wirasaba Purbalingga untuk melayani rute penerbangan perintis
C.2 Peningkatan jumlah frekuensi penerbangan di Propinsi Jawa Tengah
1. Pengembangan rute penerbangan Solo – Batam
2. Pengembangan rute penerbangan Semarang – Bandung, Semarang –
Balikpapan, Semarang – Batam, Semarang – Ketapang – Balikpapan, Semarang – Batam, Semarang – Ketapang – Pontianak, Semarang – Sampit – Palangkaraya, Semarang – Denpasar, Semarang – Yogyakarta, dan Semarang – Cilacap.
3. Penambahan frekuensi untuk rute penerbangan Semarang – Jakarta, Semarang
– Surabaya dan Semarang – Banjarmasin, dan Semarang – Pangkalan Bun
4. Peningkatan angkutan penerbangan perintis yang dilakukan di Bandara
Dewandaru – Karimunjawa, lapangan terbang Ngloram Cepu, Lapangan terbang Wirasaba Purbalingga dan lapangan terbang Martoloyo Tegal.
C.3 Pengembangan bandar udara untuk peningkatan kegiatan ekonomi kawasan belakang dan kegiatan pariwisat, melalui :
1. Peningkatan pemantapan fungsi bandara Adisumarmo Solo sebagai bandar
udara pusat penyebaran rute penerbangan luar negeri dan dalam negeri, embarkasi haji serta menjaring arus wisatawan
2. Peningkatan dan pemantapan fungsi Bandara Ahmad Yani Semarang sebagai
bandar udara pusat penyebaran untuk melayani rute penerbangan luar negeri
3. Peningkatan dan pemantapan fungsi Bandara Tunggul Wulung Cilacap dan
Bandara Dewandaru Karimunjawa
4. Pengembangan lapangan terbang Ngloram Cepu, lapangan terbang Martoloyo
C.4 Peningkatan frekuensi penerbagangan untuk meningkatkan aksesibilitas orang dan barang:
1. Pengembangan rute penerbangan Solo – Batam
2. Pengembangan rute penerbangan Semarang – Bandung, Semarang –
Banjarmasin - Balikpapan, Semarang – Batam, Semarang – Ketapang – Pontianak, Semarang – Sampit – Palangkaraya, Semarang – Denpasar, Semarang – Yogyakarta, dan Semarang – Cilacap;
3. Penambahan frekuensi untuk rute penerbangan Semarang – Jakarta, Solo –
Singapura, Solo – Jakarta, Semarang – Surabaya, Solo – Surabaya, Solo – Denpasar, dan Semarang – Pangkalan Bun.
4. Peningkatan kegiatan dari Bandara Dewandaru – Karimunjawa, lapangan
terbang Ngloram Cepu, lapangan terbang Wirasaba Purbalingga dan lapangan terbang Martoloyo Tegal.
Pengairan
Arahan pengembangan sistem pengairan di Jawa Tengah diarahkan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan, kualitas, dan keterjangkauan pelayanannya. Adapun arahan pengembangan sistem pengairan adalah :
1. Pengembangan konservasi sumber daya air
2. Program penyediaan dan pengelolaan air baku
3. Program pengelolaan sungai, danau dan sumber air lainnya
4. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi
5. Pengembangan manajemen distribusi air.
Energi
Peningkatan kapasitas terpasang listrik perlu dikembangkan di Kabupaten/ Kota yang membutuhkan untuk pengembangan kawasan industri, prioritas utama yaitu
Peningkatan kapasitas terpasang listrik untuk kabupaten/ kota yang memiliki jumlah dan pertumbuhan penduduk yang tinggi khususnya Kota Semarang, Surakarta, Magelang, Pekalongan, Tegal, dan Salatiga serta Kabupaten Wonosobo, Brebes, Banyumas, dan Banjarnegara
2.1.6 A
RAHANP
ENGEMBANGANK
AWASANP
RI ORI TASKawasan prioritas Propinsi Jawa Tengah meliputi :