• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRP | Portal Tata Ruang dan Pertanahan 221profil tr jateng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TRP | Portal Tata Ruang dan Pertanahan 221profil tr jateng"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI DAN DOKUMENTASI PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH

BUKU PROFIL PENATAAN RUANG

PROPINS I JAWA TENGAH

2003

(2)

i

KATA PENGANTAR

Buku Profil Penataan Ruang Propinsi Jawa Tengah ini disusun dalam penyusunan

sistem informasi dan dokumentasi yang pada dasarnya merupakan kegiatan monitoring dan evaluasi penataan ruang daerah. Kegiatan itu sendiri ditujukan untuk melengkapi Direktorat Jenderal Penataan Ruang, khususnya Direktorat Penataan Ruang Wilayah Tengah dengan data dan informasi yang diperlukan dalam menyusun

program dan melaksanakan kegiatan Pembinaan Teknis dan bantuan Teknis kepada daerah, baik di tingkat propinsi maupun kabupaten dan kota,

Dalam buku profil penataan ruang ini disampaikan informasi mengenai keadaan tata ruang dan pelaksanaan penataan ruang di daerah. Dimana melalui informasi ini dapat ditarik kesimpulan mengenai permasalahan tata ruang apa yang dihadapi oleh daerah dan program tata ruang seperti apa yang sebaiknya diberikan. Melengkapi informasi

ini juga dilampirkan data masukan elementer yang dapat dipergunakan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang oleh daerah terkait. Data tersebut terdiri dari 3 tahun data, yaitu 1995, 2000 dan 2003, dan disusun dalam bentuk basis data spasial

dengan format MapInfo.

Penggunaan software MapInfo didasarkan pada pertimbangan bahwa pada saat sekarang ini software GIS yang paling banyak digunakan, baik di dalam maupun di

luar lingkungan Departemen Kimpraswil adalah MapInfo. Selain itu data MapInfo sangat mudah untuk ditransfer ke berbagai sistem Software lainnya.

Buku profil ini memang masih jauh dari sempurna dan diharapkan akan dapat terus diperbaharui sehingga informasi di dalamnya akan tetap up to date.

(3)

D

AFTAR

I

SI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR PETA ... v

DAFTAR LAMPIRAN... vi

BAB I Gambaran Umum Wilayah 1.1 Kondisi Geografis ...1

1.1.1 Morfologi Tanah...3

1.1.2 Geohidrologi ...3

1.1.3 Penggunaan Lahan ...7

1.2 Sosial dan Kependudukan...16

1.2.1 Kependudukan...16

1.2.2 Sosial ...20

1.3 Sumberdaya Buatan...23

1.3.1 Jaringan Jalan, Rel KA dan Sarana Perhubungan...23

1.3.2 Fasilitas Umum ...27

1.3.3 Fasilitas Sosial Ekonomi...29

1.4 Perekonomian...32

1.4.1 PDRB Propinsi Jawa Tengah menurut Sektor ...32

1.4.2 PDRB Jawa Tengah menurut Komponen Penggunaan ...33

1.4.3 Perkembangan PDRB Kabupaten...33

(4)

iii BAB II Profil Penataan Ruang

2.1 Rencana Tata Ruang Wilayah ...36

2.1.1 Arahan Pengelolaan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya...36

2.1.2 Arahan Pengelolaan Kawasan Perdesaan, Kawasan Perkotaan dan Kawasan Prioritas...41

2.1.3 Arahan Pengembangan Kawasan Budidaya...41

2.1.4 Arahan Pengembangan Sistem Pusat Permukiman Perkotaan dan Perdesaan ...43

2.1.5 Arahan Pengembangan Sistem Sarana dan Prasarana ...44

2.1.6 Arahan Pengembangan Kawasan Prioritas ...46

2.2 Profil Kelembagaan Penataan Ruang ...48

2.3 Potensi Wilayah ...50

2.3.1 Potensi Kawasan Prioritas ...50

2.3.2 Penanaman Modal dan Peluang Investasi ...53

BAB III Permasalahan dan Kebijakan Pemerintahan 3.1 Permasalahan Eksisting ...54

3.1.1 Keseimbangan lingkungan dan kelestarian alam...54

3.1.2 Pengembangan Wilayah ...54

3.1.3 Prasarana dan Sarana Lingkungan ...55

3.1.4 Permukiman ...55

3.1.5 Industri ...55

3.1.6 Pariwisata...55

3.2 Permasalahan Bidang Penataan Ruang Propinsi Jawa Tengah...56

3.2.1 Belum mantapnya RTRWP sebagai basis pembangunan wilayah ...56

3.2.2 Belum optimalnya Pembinaan Pengelolaan Kawasan Strategis/Andalan dan Kawasan Tertentu ...56

3.2.3 Belum optimalnya penyelenggaraan Penataan Ruang di daerah ...56

3.3 Permasalahan Sektor di Kawasan Strategis ...57

3.4 Kebijakan Pemerintah Terhadap Penataan Ruang di Propinsi Jawa Tengah...59

3.4.1 Kebijakan Penataan Ruang ...59

(5)

D

AFTAR

T

ABEL

Tabel 1.1 Gunung Api di Jawa Tengah di Jawa Tengah Tahun 1997 ...3

Tabel 1.2 Kemiringan Tanah Propinsi Jawa Tengah ...5

Tabel 1.3 Luas Daerah Pengaliran dan Rata-rata Harian Aliran Sungai...5

Tabel 1.4 Luas Penggunaan Lahan Sawah Menurut Kabupaten/Kota ...8

Tabel 1.5 Luas Penggunaan Lahan Bukan lahan Sawah ...11

Tabel 1.6 Luas Areal Hutan Menurut Fungsinya dan Kesatuan Pemangkuan ...13

Tabel 1.7 Luas Lahan Kritis Menurut Penggunaan Lahan ...14

Tabel 1.8 Luas, Produksi dan Nilai Ikan Tambak Menurut ...15

Tabel 1.9 Banyaknya Jenis Bahan Galian Golongan C ...15

Tabel 1.10 Kepadatan Penduduk per Ha di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2000 ...18

Tabel 1.11 Struktur Penduduk Tahun 2000...19

Tabel 1.12 Angkatan Kerja di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2000 ...21

Tabel 1.13 Panjang Jalan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2000 ...25

Tabel 1.14 Banyak dan Panjang Jembatan Tahun 2000...26

Tabel 1.15 Banyaknya Desa yang Berlistrik PLN 2000...27

Tabel 1.16 Kapasitas Produksi Air Bersih di Propinsi Jawa Tengah...28

Tabel 1.17 Banyaknya Pasar Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pasar ...28

Tabel 1.18 Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit Umum Pemerintah ...30

Tabel 1.19 Banyaknya Tempat Peribadatan Menurut Kabupaten/Kota ...30

Tabel 1.20 Banyaknya Perusahaan Industri Besar dan Sedang Tahun 1999 ...31

Tabel 1.21 Produk Domestik Regional Bruto Tahun 1998 - 2000 (juta rupiah) ...32

Tabel 1.22 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Tahun 1995 - 1999 (Juta Rupiah) ...34

Tabel 2.1 Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya di Propinsi Jawa Tengah ....39

(6)

v

D

AFTAR

PE

TA

1. Peta Administrasi Propinsi Jawa Tengah ...2

2. Peta Propinsi Jawa Tengah ...4

3. Peta Hidrogeologi Propinsi Jawa Tengah ...6

4. Peta Penggunaan Lahan Propinsi Jawa Tengah...8

5. Peta Kepadatan Penduduk Propinsi Jawa Tengah...17

6. Peta Sebaran Desa Tertinggal Propinsi Jawa Tengah...24

7. Peta Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung Propinsi Jawa Tengah ...40

8. Peta Kawasan Andalan dan Kawasan Tertinggal Propinsi Jawa Tengah ...52

9. Peta Potensi dan Masalah Pengembangan Wilayah Propinsi Jawa Tengah ...58

10. Peta Program Tata Ruang Propinsi Jawa Tengah ...61

(7)

D

AFTAR

L

AMPIRAN

Lampiran I Data Penataan Ruang Tahun 1995

Lampiran II Data Penataan Ruang Tahun 2000

(8)

1

BAB I

GAMBARAN UMUM WI LAYAH

etak Propinsi Jawa Tengah 50 40‘ dan 80 30‘ Lintang Selatan dan antara

1110 30’ Bujur Timur. Letak dan kedudukan Propinsi Jawa Tengah adalah

sebelah barat berbatasan dengan propinsi Jawa Barat, sebelah timur

berbatasan dengan propinsi Jawa Timur, sebelah selatan berbatasan dengan

Samudera I ndonesia, dan sebelah utara dengan Laut Jawa. Luas Propinsi Jawa

Tengah 3,25 juta Ha termasuk pulau yang terpisah yakni Pulau Karimun Jawa. Luas

propinsi ini sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa.

Dalam hal administrasi pemerintahan, Propinsi Jawa Tengah terbagi dalam 29

Kabupaten dan 6 kota. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri

dari 544 kecaamatan, dan 8.490 desa/ kelurahan. Adminsitratif kabupaten/ kota di

Propinsi Jawa Tengah lebih jelas dapat dilihat di peta di halaman berikut. Adapun

kabupaten/ kota di Propinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten

Banjarnegara, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonoboso,

Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo,

Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten

Grobogan, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Pati, Kabupaten

Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kabupaten

Temanggung, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan,

Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kota Magelang, Kota

Surakarta, Kota Salatiga, Kota Semarang, Kota Pekalongan, dan Kota Tegal.

1.1

KONDI SI GEOGRAFI S

Kondisi fisik Propinsi Jawa Tengah sebagai berikut :

(9)

!

Kab. Cilacap Kab. Banyumas

Kab. Kebumen

Kab. Purworejo

Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Karanganyar

Kab. Sragen

Kab. Grobogan Kab. Blora

Kab. Rembang

Kandang Serang Petung Kriono

(10)

3

1.1.1 M

ORFOLOGI

T

ANAH

Fisiografi

Kondisi fisiografi Propinsi Jawa Tengah terbagi kedalam tujuh klasifikasi fisiografi,

yaitu :

1. Perbukitan Rembang

2. Zone Randublatung

3. Pegunungan Kendeng

4. Pegunungan Selatan Jawa Tengah bagian timur

5. Pegunungan Serayu Utara

6. Pegunungan Serayu Selatan

7. Pegunungan Progo Barat

Gunung Merapi

Gunung merapi yang memanjang di wilayah Jawa Tengah rata-rata mempunyai

tingkat/ derajat berbahaya cukup tinggi sehingga memerlukan pengawasan yang

terus menerus. Adapun derajat bahaya yang paling besar adalah gunung merapi di

Boyolali dengan derajat berbahaya pada derajat 78 dengan ketinggian 2.911 m dari

permukaan laut, menyusul Gunung Sindoro di Temanggung dengan derajat bahaya

tingkat 71 dengan ketinggian gunung 3.150,5 m dari permukaan laut. Beberapa

Gunung Api Menurut Derajat Berbahaya dan Tahun Letusan Terakhir di Jawa

Tengah Tahun 1997 adalah sebagai berikut. Sebaran gunung yang ada di Propinsi

Jawa Tengah bisa terlihat pada peta berikut ini.

Tabel 1.1 Gunung Api di Jawa Tengah Beberapa Gunung Api Menurut Derajat Berbahaya dan Tahun Letusan Terakhir di Jawa Tengah Tahun 1997

Gunung Api Tipe Lokasi Tinggi dari

Permukaan Laut

Derajat Bahaya

Tahun Letusan Terakhir

Masa I stirahat

01. Slamet A. Pemalang 3,432.0 63 1990 7

02. Sindoro A. Temanggung - Wonosobo 3,150.5 71 1906 91

03. Dieng A. Banjarnegara 2,222.0 62 1979 18

04. Sumbing A. Jawa Tengah 3,371.0 0 1730 267

05. Merapi A. Boyolali 2,911.0 78 1994 3

Sumber: Statistik Indonesia 1998, BPS

Keterangan : Tipe A : Gunung api aktif pernah meletus dalam 400 tahun terakhir ini sehingga memerlukan pengawasan yang terus menerus

Jenis Tanah

Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1969, jenis tanah wilayah Jawa

Tengah terdiri dari organosol, alluvial, planosol, litosol, regosol, andosol, grumosol,

mediteran, latosol, dan podsolik. Melihat tabel di bawah jenis tanah Propinsi Jawa

Tengah didominasi oleh tanah latosol, aluvial, dan gromosol. Dengan demikian

hamparan tanah di Propinsi Jawa Tengah termasuk tanah yang mempunyai tingkat

kesuburan yang relatif subur.

1.1.2 G

EOHI DROLOGI

Ketinggian

Ketinggian tanah di Propinsi Jawa Tengah bervariasi. Untuk mengetahui ketinggian

di Propinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Berdasarkan tabel ketinggian tanah Propinsi Jawa Tengah sebagian besar berada

pada ketinggian 100 – 500 mdpl. Adapun kabupaten/ kota yang keseluruhan

wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan laut

adalah Kabupaten Sragen, Sukoharjo, Demak, Grobogan, Kota Semarang, Kota

(11)

!

Kab. Cilacap Kab. Banyumas

Kab. Kebumen

Kab. Purworejo

Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Karanganyar

Kab. Sragen

Kab. Grobogan Kab. Blora

(12)

5

Kemiringan Tanah

Kemiringan tanah di Propinsi Jawa Tengah terkait dengan fungsi penggunaan lahan.

Rata-rata kemiringan tanah 0 – 15 % yang mudah untuk digunakan sebagai

kawasan terbangun.

Tabel 1.2 Kemiringan Tanah Propinsi Jawa Tengah

No Kemiringan

Lahan Luas (Ha) %

1 0 - 2 1.237.894 38.00

2 2 - 15 1.004.480 30.84

3 15 - 40 622.938 19.12

4 > 40 392.198 12.04

Jumlah 3.257.510 100.00

Sumber : Neraca Sumber Daya Alam Jawa Tengah

Sungai

Sungai yang melalui wilayah Jawa Tengah adalah Kali Pemali, Sungai Bengawan

Solo, Kali Serayu, dan Kali Lusi. Sedangkan untuk lokasi pos duga air yang berfungsi

untuk mengetahui debet air yakni K. Pemali - Rengas Pendawa, K. Pemali - Brebes,

S. Bengawan Solo - Jurug, K. Serayu - Banyumas, K. Serayu - Rawalo, dan K. Lusi -

Tawang Harjo. Sungai dengan luas daerah terbesar adalah Sungai Bengawan Solo,

dan Kali Serayu khsususnya pada Pos Duga Air K. Serayu - Rawalo yang sering

mengalami bencana banjir.

Hidrogeologi

Melihat karakteristik baik kondisi geologi ditinjau dari ketinggian, kemiringan tanah,

dan air permukaan maka hidrogeologi di Propinsi Jawa Tengah diklasifikasikan

kedalam tujuh geohidrologi.

1. Akuifer kecil setempat;

2. Akuifer produktivitas sedang;

3. Akuifer dengan produktif dengan penyebaran luas;

4. Akuifer produktivitas tinggi dengan penyebaran luas;

5. Daerah air tanah langka;

6. Daerah penggaraman;

7. Danau payau.

Untuk mengetahui klasifikasi ketujuh hidrogeologi yang ada di Propinsi Jawa

Tengah dapat dilihat pada peta berikut.

Tabel 1.3 Luas Daerah Pengaliran dan Rata-rata Harian Aliran Sungai di Propinsi Jawa Tengah Tahun 1996

I nduk Sungai Lokasi Pos Duga Air

(13)

<

Daerah Air Tanah Langka Daerah Penggaraman

Akuifer Produktivitas Tinggi dengan penyebaran luas Akuifer Produktif dengan penyebaran luas

Surakarta Purbolinggo

Banjarnegara Brebes Pekalongan

Purwokerto

Kab. Cilacap Kab. Banyumas

Kab. Kebumen

Kab. Purworejo

Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Karanganyar

Kab. Sragen

Kab. Grobogan Kab. Blora

(14)

7

1.1.3 P

ENGGUNAAN

L

AHAN

Luas penggunaan lahan sawah dan bukan sawah di Propinsi Jawa Tengah untuk

tiap kabupaten dan kota dapat dilihat pada tabel berikiut. Untuk luas lahan sawah

kira-kira sebesar 0,31 % dari luas lahan propinsi dan untuk luas lahan non sawah

sebesar 0,69 % dari luas total propinsi. Penggunaan lahan Popinsi Jawa Tengah

secara rinci diterangkan berikut ini dengan ilustrasi peta penggunaan lahannya pada

halaman berikutnya.

Penggunaan Lahan Saw ah

Penggunaan lahan sawah di Propinsi Jawa Tengah teridiri lahan sawah yang

pengairan teknis, pengairan setengah teknis, pengairan sederhana, pengairan non

PU, tadah hujan, pasang surut, dan lebak folder. Untuk mengethaui penggunaan

lahan sawah di Propinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel berikut ini. Luas lahan

pertanian yang paling besar yaitu sawah dengan pengairan teknis (38,32% ); disusul

tadah hujan (27,57% ); pengairan sederhana (13,45% ) dan seterusnya. Untuk

penggunaan lahan sawah dengan pengairan teknis di kota/ kabupaten yang paling

luas adalah Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Brebes, sedangkan luas lahan

pengairan teknis yang tersempit adalah Kota Surakarta.

Penggunaan Lahan bukan Saw ah

Penggunaan lahan selain sawah yang ada di Propinsi Jawa Tengah terdiri bangunan

dan pekarangan; tegal/ kebun; padang rumput; tidak diusahakan; hutan rakyat;

hutan negara; perkebunan negara; lain-lain; rawa; tambak; kolam/ empang. Untuk

luas penggunaan lahan selain sawah yang paling besar proporsinya adalah

penggunaan lahan tegal/ kebun(33,48% ); bangunan dan pekarangan (25,71% ),

hutan negara (24,51% ), sedangkan luas lahan yang tersempit adalah penggunaan

lahan kolam empang (0,1042 % ); dan lahan yang tidak diusahakan (0,1260% ).

Untuk kabupaten/ kota yang mempunyai luas lahan pekarangan yang terluas adalah

Kabupaten Cilacap disusul Kabupaten Wonogiri dan Kebumen. Untuk luas lahan

perkebunan negara di kabupaten/ kota yang terluas adalah Kabupaten Banyumas

(15)

<

Kab. Cilacap Kab. Banyumas

Kab. Kebumen

Kab. Purworejo

Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Karanganyar

Kab. Sragen

Kab. Grobogan Kab. Blora

(16)

9 Tabel 1.4 Luas Penggunaan Lahan Sawah Menurut Kabupaten/ Kota dan Jenis Pengairan di Jawa Tengah Tahun 2000 (ha)

No. Kabupaten/

Kota

Pengairan Teknis

Pengairan 1/ 2 Teknis

Pengairan Sederhana

Pengairan

Desa/ Non PU Tadah

Hujan

Pasang Surut

Lebak Pol-

der dll. Jumlah

1 Cilacap 35,572 2,930 1,962 3,591 17,849 - 1,193 63,097

2 Banyumas 10,130 4,591 5,932 6,634 5,735 - - 33,022

3 Purbalingga 6,192 4,398 4,901 1,690 3,753 - - 20,934

4 Banjarnegara 6,761 509 1,870 2,290 4,721 - 17 16,168

5 Kebumen 19,149 3,602 2,257 974 13,770 - 16 39,768

6 Purworejo 17,558 5,282 2,516 689 3,673 - 516 30,234

7 Wonosobo 1,362 1,351 5,089 6,853 3,749 - - 18,404

8 Magelang 7,381 5,994 5,379 12,866 8,139 - - 39,759

9 Boyolali 5,155 4,254 2,597 1,101 9,521 - - 22,628

10 Klaten 18,028 11,819 2,401 164 1,256 - - 33,668

11 Sukoharjo 14,471 2,227 1,708 - 2,726 - - 21,132

12 Wonogiri 5,481 4,911 8,353 4,280 7,337 238 20 30,620

13 Karanganyar 7,965 7,305 6,121 - 1,730 - - 23,121

14 Sragen 18,634 3,564 1,759 1,282 14,463 - 241 39,943

15 Grobogan 17,838 2,468 3,069 5,761 30,633 - - 59,769

16 Blora 6,260 1,155 844 4,699 33,836 - - 46,794

17 Rembang 5,145 3,341 2,135 643 17,852 - - 29,116

18 Pati 18,365 10,131 7,373 5,256 17,379 - - 58,504

19 Kudus 4,272 5,937 4,455 459 6,558 - - 21,681

20 Jepara 4,811 3,796 7,392 5,435 5,000 - - 26,434

(17)

No. Kabupaten/ Kota

Pengairan Teknis

Pengairan 1/ 2 Teknis

Pengairan Sederhana

Pengairan Desa/ Non PU

Tadah Hujan

Pasang Surut

Lebak Pol- der dll.

Jumlah

22 Semarang 5,445 3,388 6,597 3,041 6,086 - - 24,557

23 Temanggung 5,026 10,464 4,123 33 1,007 - - 20,653

24 Kendal 16,077 2,267 1,728 6,593 1,070 - - 27,735

25 Batang 7,512 2,435 8,543 2,130 1,917 - - 22,537

26 Pekalongan 13,810 1,979 4,030 2,013 4,514 108 17 26,471

27 Pemalang 25,029 1,557 566 3,261 7,943 - - 38,356

28 Tegal 28,372 1,667 2,689 1,321 6,874 - - 40,923

29 Brebes 30,159 13,086 4,952 2,690 12,365 - 124 63,376

30 Kota Magelang 267 - - - - - - 267

31 Kota Surakarta 42 52 - - 32 - - 126

32 Kota Salatiga 373 127 128 - 163 - - 791

33 Kota Semarang 232 523 960 264 2,029 - - 4,008

34 Kota Pekalongan 1,512 - - - - - - 1,512

35 Kota Tegal 1,059 - - - - - - 1,059

(18)

11 Tabel 1.5 Luas Penggunaan Lahan Bukan lahan Sawah Di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2000

Lahan Kering Lahan Lainnya

No Kabupaten/ Kota Bangunan/

Pekarangan Tegal/ Kebun

Ladang/ huma

Padang Rumput

Tidak di- Usahakan

Hutan Rakyat

Hutan Negara

Perkebunan Negara

Lain-lain

Rawa- rawa

Tambak Kolam/

Empang

Jumlah

1 Cilacap 43243 34486 819 30 810 9824 36950 10,507 13333 240 62 450 150754

2 Banyumas 19866 24948 25 11 0 11048 27094 11,717 4618 1 0 409 99737

3 Purbalingga 16900 20252 0 3800 0 1003 9300 2,984 2460 0 4 128 56831

4 Banjarnegara 15076 51162 0 0 0 1785 15505 2,000 4779 0 8 491 90806

5 Kebumen 35511 31232 0 63 247 299 17169 634 3311 3 18 19 88506

6 Purworejo 14536 43309 4258 176 18 829 6808 317 2820 0 32 145 73248

7 Wonosobo 6282 42713 0 17 0 5025 18896 2,353 3106 1484 39 149 80064

8 Magelang 18355 35724 0 2 0 1217 7723 1,087 4547 0 0 159 68814

9 Boyolali 25292 30729 0 297 8 837 16167 3 3728 292 1507 19 78879

10 Klaten 19016 7222 144 0 0 0 1259 222 3379 621 0 23 31886

11 Sukoharjo 14864 6255 0 0 0 449 390 773 2799 0 0 4 25534

12 Wonogiri 35386 60196 0 838 0 17207 18771 233 18976 10 0 0 151617

13 Karanganyar 21326 17514 91 128 0 4187 2927 5,263 2647 0 8 8 54099

14 Sragen 23758 19588 35 37 0 306 5257 602 5089 0 0 34 54706

15 Grobogan 30886 29675 0 40 0 0 62735 5,907 8543 0 0 30 137816

16 Blora 16263 27351 0 0 82 0 82113 411 6367 0 3 56 132646

17 Rembang 8109 34964 0 0 0 121 23586 82 4063 29 1271 69 72294

18 Pati 28970 30015 2 0 0 5011 12405 2,090 2666 0 9436 21 90616

19 Kudus 9896 6263 165 2 168 31 1882 112 2255 60 0 2 20836

20 Jepara 28108 18218 0 15 391 1533 17562 4,035 2864 23 1228 5 73982

21 Demak 13040 15409 0 0 0 0 1572 237 2912 208 5485 41 38904

22 Semarang 18935 28933 0 0 0 2407 8569 5,976 2663 2637 0 9 70129

(19)

... Tabel Lanjutan

Lahan Kering Lahan Lainnya

No Kabupaten/ Kota Bangunan/

Pekarangan

Tegal/ Kebun

Ladang/ huma

Padang Rumput

Tidak di- Usahakan

Hutan Rakyat

Hutan Negara

Perkebunan Negara

Lain-lain

Rawa- rawa

Tambak Kolam/

Empang

Jumlah

24 Kendal 14148 22431 0 75 0 741 15718 7,788 8564 188 2832 7 72492

25 Batang 11998 19072 260 96 0 1446 12289 8,526 2536 0 132 3 56358

26 Pekalongan 11543 12215 50 372 9 997 26282 2,764 2406 459 27 18 57142

27 Pemalang 11778 17847 40 153 0 227 26201 1,333 3656 7 1578 14 62834

28 Tegal 14007 10488 0 92 225 1591 17082 194 3045 0 319 4 47047

29 Brebes 18473 17628 0 50 0 4350 48994 924 4286 0 7688 4 102397

30 Kota Magelang 1269 15 0 0 0 100 52 - 102 0 0 7 1545

31 Kota Surakarta 3505 111 0 0 0 0 0 - 586 74 0 1 4277

32 Kota Salatiga 2455 1659 0 0 0 0 0 168 222 0 0 1 4505

33 Kota Semarang 14039 8481 0 28 882 10 1640 1,198 5075 208 1792 6 33359

34 Kota Pekalongan 2462 150 0 0 4 0 0 - 234 60 74 0 2984

35 Kota Tegal 1713 39 0 0 0 0 0 - 211 0 427 0 2390

(20)

13

Luas Penggunaan Lahan Hutan

Luas penggunaan areal hutan menurut fungsinya dan kesatuan pemangkuan

hutan di Propinsi Jawa Tengah terdiri dari Suaka Alam Hutan Wisata, Hutan

Lindung dan Hutan Produksi. Suaka alam hutan wisata seluas 877,3 Ha.

Luas pemangkuan hutan terluas adalah kesatuan pemangkuan hutan

Banyumas Timur seluas 174,1 Ha. Hutan lindung yang ada di kesatuan

pemangkuan hutan seluas 73.477,88 Ha. Kesatuan pemangkuan hutan

untuk hutan lindung yang terluas ada di kesatuan pemangkuan hutan Kedu

Utara disusul Surakarta.

Tabel 1.6 Luas Areal Hutan Menurut Fungsinya dan Kesatuan Pemangkuan Hutan di Jawa Tengah Tahun 2000 (Ha)

Kesatuan Pemangkuan Hutan

Suaka Alam Hutan Wisata

Hutan Lindung

Hutan Produksi

Jumlah

1 Balapulang 0 0 29819.83 29,819.83

2 Blora 0 0 15105 15,105.00

3 Banyumas Barat 0 0 55551.46 55,551.46

4 Banyumas Timur 174.1 10654.35 35795.73 46,624.18

5 Cepu 30 0 33018.1 33,048.10

6 Gundih 0 0 30049.5 30,049.50

7 Kebonharjo 62.2 2497.7 15270.2 17,830.10

8 Keedu Selatan 65.6 0 44656.2 44,721.80

9 Kendal 113.3 0 20288.16 20,401.46

10 Kedu Utara 57.9 25295.53 17152.03 42,505.46

11 Mantingan 0 0 16747.2 16,747.20

12 Pati 63 11247.7 27793.96 39,104.66

13 Pekalongan Barat 54.1 5377 35372.93 40,804.03

14 Pekalongan Timur 0 3129 49681.63 52,810.63

15 Pemalang 55.2 0 24368.2 24,423.40

16 Purwodadi 0 0 19659.53 19,659.53

17 Randublatung 25.4 0 32438.7 32,464.10

18 Semarang 0 0 29127.53 29,127.53

19 Surakarta 176.5 15276.6 22630.04 38,083.14

20 Telawa 0 0 18715.7 18,715.70

Jumlah 877.3 73477.88 554525.93 628881.11

Persentase luas penggunaan lahan terhadap luas hutan di Propinsi Jawa

Tengah pada tahun 2000 seluas 640.564,5 ha (19,68 % dari luas Propinsi

Jawa Tengah). Sedangkan untuk kabupaten/ kota yang memilki luas hutan

terbesar adalah Kabupaten Semarang seluas 69.490,40 ha (73.39% ) disusul

Kabupaten Blora seluas 81.77,60 ha (45,57 % ). Sedangkan kota-kota yang

ada di Propinsi Jawa tengah tidak memilki hutan kecuali Kota Semarang.

Luas Lahan Kritis di Propinsi Jaw a Tengah Tahun 1999 ( ha)

Luas lahan kritis di Propinsi Jawa Tengah tahun 1999 (ha) terdiri potensi

kritis, agak kritis, kritis, dan sangat kritis. Luas lahan kritis di Propinsi Jawa

Tengah pada tahun 1999 seluas 1.491.299 ha. Adapun kabupaten/ kota

yang memilki luas lahan kritis terluas adalah Kabupaten Karanganyar seluas

(21)

Luas lahan kritis di Propinsi Jawa Tengah tahun 1999 (ha) terdiri potensi

kritis, agak kritis, kritis, dan sangat kritis. Luas lahan kritis di Propinsi Jawa

Tengah pada tahun 1999 seluas 1.491.299 ha. Adapun kabupaten/ kota

yang memilki luas lahan kritis terluas adalah Kabupaten Karanganyar seluas

441.898 ha disusul Kabupaten Batang 344.270 ha.

Tabel 1.7 Luas Lahan Kritis Menurut Penggunaan Lahan di Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah Tahun 1999 (ha)

No. Kabupaten/ Kota Potensi

Kritis Agak Kritis Kritis

Sangat

Kritis Jumlah

1 Cilacap 7,051 4,941 20,093 18,667 50,752

2 Banyumas 116 423 570 801 1,910

3 Purbalingga 25 1,009 4,499 0 553

4 Banjarnegara 267 2,022 2,658 2,993 7,939

5 Kebumen 0 537 2,669 0 3,205

6 Purworejo 338 253 4,621 0 5,212

7 Wonosobo 665 4,770 6,097 263 11,795

8 Magelang 10,519 5,519 4,948 1,137 22,123

9 Boyolali 12,376 1,543 13,336 0 27,255

10 Klaten 958 6,249 3,326 0 10,533

11 Sukoharjo 8,752 10,070 4,571 422 23,815

12 Wonogiri 33,268 49,444 18,552 9,199 107,463

13 Karanganyar 11,984 22,345 6,382 1,187 441,898

14 Sragen 12,320 9,985 10,042 0 32,347

15 Grobogan 1,162 6,336 4,592 533 12,623

16 Blora 11,974 6,649 7,231 3,377 29,231

17 Rembang 4,282 5,600 3,576 0 13,458

18 Pati 39,790 3,032 10,051 2,765 55,638

19 Kudus 880 1,867 838 153 3,739

20 Jepara 27,672 5,702 6,535 194 40,103

21 Demak 0 0 0 0 0

22 Semarang 5,923 9,395 11,842 0 27,161

23 Temanggung 18,215 3,472 11,453 15 33,155

24 Kendal 4,819 26,242 5,713 0 36,774

25 Batang 3,477 22,997 7,795 0 344,270

26 Pekalongan 2,103 4,199 1,303 0 7,605

27 Pemalang 2,368 10,156 2,883 0 15,407

28 Tegal 0 0 0 0 0

29 Brebes 5,559 3,839 327 0 9,725

30 Kota Magelang 0 0 0 0 0

31 Kota Surakarta 0 0 0 0 0

32 Kota Salatiga 0 0 0 0 0

33 Kota Semarang 0 0 1,129 0 1,129

34 Kota Pekalongan 0 0 0 0 0

35 Kota Tegal 949 753 9,300 479 114,481

Jumlah 227,812 229,349 186,932 42,185 1,491,299

Luas Tambak di Propinsi Jaw a Tengah Tahun 2000 ( ha)

Luas tambak di Propinsi Jawa Tengah sebesar 29.665 ha dengan produksi

ikan sebanyak 38.672,5 ton. Adapun kabupaten yang mempunyai lahan

tambak terluas yaitu Kabupaten Pati seluas 8.145 disusul Kabupaten Brebes

(22)

15 Tabel 1.8 Luas, Produksi dan Nilai I kan Tambak Menurut Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah Tahun

2000 (ha)

No.

Kabupaten/ Kota

Luas Pa- nen (Ha)

Produksi

(ton) Nilai

1 Cilacap 422.00 44.30 888,555

2 Kebumen 28.00 0.00 0

3 Purworejo 38.00 24.10 168,700

4 Rembang 625.00 174.50 2,755,450

5 Pati 8,145.00 12,138.90 205,944,516

6 Jepara 1,137.00 2,601.20 42,417,775

7 Demak 4,563.00 3,971.30 48,341,768

8 Kendal 2,550.00 4,523.80 72,632,000

9 Batang 205.00 594.00 19,234,420

10 Pekalongan 527.00 746.60 16,285,520

11 Pemalang 1,586.00 3,890.00 37,686,400

12 Tegal 318.00 43.60 1,208,900

13 Brebes 7,463.00 6,265.00 49,151,911

14 Kota Semarang 1,481.00 808.70 8,931,631

15 Kota Pekalongan 113.00 43.00 1,088,275

16 Kota Tegal 464.00 5,189.30 2,729,863

Jumlah 29,665.00 41,058.30 509,465,684

Pertambangan dan Galian

Sektor pertambangan dengan kandungan sumber tambang yang cukup

melimpah belum seluruhnya dapat digali maupun ditambangkan. Barang

tambang seperti emas, tembaga, andesit, pasir besi dan barang tambang

lainnya baru sedikit diusahakan.

Bahan galian C yang dieksploitasi masyarakat di Wilayah Jawa Tengah terdiri

dari pasir dan kerikil, Andesit, Batu Kapur, Tanah Liat, Kalsit, Bentonit, Trass.

Luas areal penggalian C sekitar 269.45 Ha dengan jumlah produksi 757.101

m3 dan jumlah tenaga kerja yang terlibat sekitar 5.370 jiwa.

Tabel 1.9 Banyaknya SI PD, Luas Areal, Produksi dan Tenaga Kerja Menurut Kabupaten/ Kota dan Jenis Bahan Galian Golongan C di Jawa Tengah Tahun Anggaran 1999/ 2000

Kabupaten/ Kota Jenis Bahan

Galian

Jumlah SI PD

Luas Areal (Ha)

Produksi (M3)

Tenaga Kerja (Orang)

01. Cilacap Pasir dan Kerikil 12 4.15 15,070.00 102

Andesit 12 3.64 44,050.00 112

Pasir Urug 3 1.06 10,700.00 30

02. Banyumas Pasir dan Krikil 63 14.47 14,456.00 166

Andesit 29 31.32 2,880.10 66

Batu Kapur 11 6.25 435.00 10

Tanah Liat 1 0.23 30.00 1

Tanah Urug 1 0.40 70.00 3

03. Purbalingga Pasir dan Kerikil 14 1.58 18,345.00 99

04. Banjarnegara Pasir dan Kerikil 10 3.76 190.00 88

Andesit 10 5.82 240.00 75

Tanah Liat 2 0.80 - 0

05. Kebumen Pasir dan Kerikil 16 3.96 2,685.00 33

06. Purworejo Andesit 18 8.53 10,900.00 36

Pasir Urug 1 0.15 50.00 5

07. Wonosobo Pasir dan Kerikil 8 2.54 468.00 35

08. Magelang Pasir dan Kerikil 7 5.01 18,787.00 35

(23)

Bentonit 3 2.65 145.00 30

10. Klaten Pasir dan Kerikil 10 8.84 33,300.00 100

11. Sukoharjo Andesit 2 1.80 6,000.00 9

Tanah Urug 4 1.90 13,000.00 10

12. Wonogiri Kalsit 1 0.05 2,649.00 16

Batu Kapur 12 0.46 1,986.00 63

13. Karanganyar Trass 6 1.50 172.00 55

14. Sragen Pasir dan Kerikil 24 6.20 7,225.00 95

15. Grobogan Pasir dan Kerikil 7 3.00 22,000.00 8

Andesit 2 2 17,500.00 10

Batu Kapur 1 1.00 15,751.00 5

16. Blora Pasir dan Kerikil 57 1.43 84,900.00 228

17. Rembang Andesit 10 2.51 659.00 15

Tanah Liat 2 1.94 205.00 4

Pasir Kuarsa 1 1 479.00 6

18. Pati Pasir dan Kerikil 41 4.97 28.44 140

20. Jepara Pasir dan Kerikil 14 1.28 28,000.00 60

Andesit 2 0.98 575.00 9

23. Temanggung Pasir dan Kerikil 40 12.38 2,294.00 361

24. Kendal Pasir dan Kerikil 6 3.18 3,273.00 30

Andesit 2 0.97 3,273.00 7

25. Batang Tanah Urug 4 2.30 4,707.00 12

Andesit 13 5.86 3,412.00 52

26. Pekalongan Pasir dan Kerikil 15 9.50 288.00 125

Tanah Urug 1 2.00 30.00 7

27. Pemalang Pasir dan Kerikil 113 41.42 332,326.00 1500

28. Tegal Pasir dan Kerikil 5 2.43 2,675.00 30

Batu Kapur 15 15.00 3,070.00 75

29. Brebes Pasir dan Kerikil 70 29.37 14,750.00 1220

Andesit 4 2.39 2,045.00 85

30. Kota Semarang Pasir dan kerikil 8 0.80 2,090.00 30

Tanah Urug 2 1.25 5,750.00 10

1.2

SOSI AL DAN KEPENDUDUKAN

1.2.1 K

EPENDUDUKAN

Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk Jawa Tengah berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional

(Susenas) pada tahun 2000, tercatat sebesar 30,78 juta jiwa. Dengan jumlah

penduduk sebanyak itu Jawa Tengah menempati urutan ketiga dari seluruh

propinsi di I ndonesia. Jumlah penduduk Propinsi Jawa Tengah menurut

proyeksi tahun 2001 sebesar 31,73 juta jiwa. Jumlah penduduk

kabupaten/ kota terbesar tahun 2000 di Propinsi Jawa Tengah adalah

Kabupaten Brebes sebanyak 1.689.011 jiwa, selanjutnya Kabupaten Cilacap,

Kabupaten Banyumas. Sedangkan jumlah penduduk kabupaten/ kota terkecil

adalah Kota Magelang sebanyak 116.245 jiwa. Berdasarkan data

kependudukan tahun 1995 dan tahun 2000 tingkat pertumbuhan penduduk

Propinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% . Adapun kabupaten/ kota yang memiliki

tingkat pertumbuhan tertinggi adalah Kabupaten Demak sebesar

1,5% / tahun sedangkan terendah adalah Kota Pekalongan sebesar 0,09

(24)

%

Peta Reppprot 1:250.000, Bakosurtanal

Jalan Kolektor 1

DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH

11 -25 jiwa/ha 0 - 10 jiwa/ha 26 - 50 jiwa/ha 51 - 100 jiwa/ha > 100 jiwa/ha

Peta Kepadatan Penduduk Jateng.WOR

PETA

Kab. Cilacap Kab. Banyumas

Kab. Kebumen

Kab. Purworejo

Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Karanganyar

Kab. Sragen

Kab. Grobogan Kab. Blora

Kab. Rembang

Kali Wates Kali Grobogan

S. Waluh

S. Ciu S. CacabanS. Rambut S. Kluwut

S. Kuto

S. BakalrejoS. Tontang

(25)

Kepadatan penduduk tertinggi di Propinsi Jawa Tengah adalah Kota

Surakarta yakni 11.114,42 jiwa/ km2. Sedangkan kepadatan penduduk

terkecil adalah Kabupaten Blora yakni Kabupaten Blora. Kepadatan penduduk

tertinggi ini terkonsentrasi pada pusat-pusat kota baik kota maupun

kabupaten.

Tabel 1.10 Kepadatan Penduduk per Ha di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2000

No. Kabupaten/

Kota

Jumlah

Penduduk Luas (Ha)

Kepadatan Penduduk per Ha

1 Cilacap 1,600,834 213,851 7.49

2 Banyumas 1,447,865 132,759 10.91

3 Purbalingga 782,714 77,765 10.07

4 Banjarnegara 831,327 106,974 7.77

5 Kebumen 1,160,922 128,274 9.05

6 Purworejo 703,691 103,482 6.80

7 Wonosobo 730,677 98,468 7.42

8 Magelang 1,092,776 108,573 10.06

9 Boyolali 891,363 101,507 8.78

10 Klaten 1,107,477 65,556 16.89

11 Sukoharjo 768,752 46,666 16.47

12 Wonogiri 966,271 182,237 5.30

13 Karanganyar 754,802 77,220 9.77

14 Sragen 842,759 94,649 8.90

15 Grobogan 1,257,958 197,585 6.37

16 Blora 808,443 179,440 4.51

17 Rembang 554,690 101,410 5.47

18 Pati 1,144,300 149,120 7.67

19 Kudus 701,537 42,517 16.50

20 Jepara 962,909 100,416 9.59

21 Demak 965,499 89,743 10.76

22 Semarang 828,169 94,686 8.75

23 Temanggung 659,881 87,023 7.58

24 Kendal 845,370 100,227 8.43

25 Batang 658,321 78,895 8.34

26 Pekalongan 795,044 83,613 9.51

27 Pemalang 1,253,706 101,190 12.39

28 Tegal 1,374,382 87,970 15.62

29 Brebes 1,689,011 165,773 10.19

30 Kota Magelang 116,245 1,812 64.15

31 Kota Surakarta 489,368 4,403 111.14

32 Kota Salatiga 150,201 5,296 28.36

33 Kota Semarang 1,341,730 37,367 35.91

34 Kota Pekalongan 260,814 4,496 58.01

35 Kota Tegal 236,038 3,449 68.44

Jumlah 30,775,846

3,254,412 9.46

Struktur Penduduk Menurut Kelompok Usia dan Jenis

Kelamin

Struktur penduduk menurut jenis kelamin di Propinsi Jawa Tengah untuk

laki-laki berjumlah 15.253.438 jiwa, dan perempuan berjumlah 15.522.408

jiwa. Jumlah kelompok umur 15 – 19 tahun merupakan kelompok umur yang

(26)

19

75 tahun keatas merupakan jumlah penduduk paling sedikit dan berjumlah

482.907 jiwa.

Tabel 1.11 Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2000

No. Kelompok

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1. 0 - 4 1,265,139 1,213,207 2,478,346

2. '5 - 9 1,528,736 1,466,928 2,995,664

3. 10 - 14 1,646,986 1,577,017 3,224,003

4. 15 - 19 1,652,146 1,604,529 3,256,675

5. 20 - 24 1,265,627 1,248,978 2,514,605 6. 25 - 29 1,182,774 1,266,456 2,449,230

7. 30 - 34 1,131,303 1,216,785 2,348,088

8. 35 - 39 1,113,643 1,207,011 2,320,654

9. 40 - 44 1,008,003 1,016,814 2,024,817 10. 45 - 49 850,347 789,431 1,639,778

11. 50 - 54 650,909 714,002 1,364,911

12. 55 - 59 543,163 593,688 1,136,851 13. 60 - 64 511,229 616,408 1,127,637

14. 65 - 69 369,547 443,114 812,661 15. 70 - 74 301,675 297,344 599,019

16. '75 - 232,211 250,696 482,907 Sumber : BPS, Propinsi dalam Angka, Tahun 2000

Struktur Penduduk Menurut Kelompok Usia di Kabupaten

dan Kota

Usia 0 – 14

Jumlah penduduk untuk kelompok usia 0 – 14 tahun di Propinsi Jawa

Tengah berjumlah 8,70 juta jiwa. Kelompok ini merupakan kelompok usia

tidak produktip dan masih bergantung pada orang lain. Jumlah penduduk

Kabupaten/ kota untuk kelompok umur ini yang paling banyak adalah

Kabupaten Cilacap sebanyak 495.855 jiwa, sebaliknya kanupaten/ kota yang

memilki jumlah penduduk yang sedikit untuk kelompok umur ini adalah Kota

Magelang. Sedangkan prosentase untuk kelompok umur 0 – 14 tahun

kabupaten/ kota yang paling banyak adalah kabupaten Pekalongan sekitar

262.701 jiwa (0,33 % dari jumlah total penduduk Kabupaten Pekalongan).

Sedangkan prosentase pada kelompok ini yang paling kecil adalah Kota

Salatiga sekitar 32,66 ribu jiwa (0,217 % dari jumlah penduduk kota

tersebut).

Usia 15 – 64

Untuk kelompok usia 15 – 64 tahun di Propinsi Jawa Tengah berjumlah

20,18 juta jiwa. Kelompok ini merupakan kelompok usia produktip dan bias

dikategorikan usia kerja. Jumlah penduduk kabupaten/ kota untuk kelompok

umur ini yang paling banyak adalah Kabupaten Tegal sebanyak 1,1 juta jiwa,

sebaliknya kabupaten/ kota yang memilki jumlah penduduk yang sedikit

untuk kelompok umur ini adalah Kota Magelang sekitar 81.3 ribu jiwa.

(27)

yang paling banyak adalah Kota Salatiga sekitar 107.836 jiwa (0,72 % dari

jumlah total penduduk Kota Salatiga). Sedangkan prosentase pada kelompok

ini yang paling kecil adalah Kabupaten Kebumen sekitar 706.319 ribu jiwa

(0,61% dari jumlah penduduk kabupaten tersebut).

Usia 65 Keatas

Jumlah penduduk untuk kelompok usia 65 tahun keatas di Propinsi Jawa

Tengah berjumlah 1.89 juta jiwa. Kelompok ini diindikasikan merupakan

kelompok usia yang sudah tidak produktip lagi dalam hal kerja. Jumlah

penduduk kabupaten/ kota untuk kelompok umur ini yang paling banyak

adalah Kabupaten Banyumas sebanyak 106.655 jiwa, sebaliknya

kabupaten/ kota yang memilki jumlah penduduk yang sedikit untuk kelompok

umur ini adalah Kota Salatiga sebanyak 9.706 jiwa. Sedangkan prosentase

untuk kelompok umur ini, kabupaten/ kota yang paling banyak adalah

kabupaten Purworejo sekitar 70.730 jiwa (10,1 % dari jumlah total

penduduk Kabupaten Purworejo). Sedangkan prosentase pada kelompok ini

yang paling kecil adalah Kabupaten Brebes sekitar 72.860 ribu jiwa (4,31 %

dari jumlah penduduk kabupaten tersebut).

Jumlah Penduduk Menurut Angkatan Kerja

Berdasarkan hasil Susenas BPS, tenaga kerja di Propinsi Jawa Tengah tahun

2000 berjumlah 14.491.222 jiwa. Angka kesempatan kerja yang merupakan

perbandingan antara penduduk yang bekerja dengan penduduk yang

termasuk angkatan kerja pada tahun 2000 yaitu sekitar 95,78 % dari jumlah

penduduk Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan angka kesempatan kerja untuk

kabupaten/ kota yang paling besar adalah Kabupaten Boyolali sebesar

494.343 jiwa (98,41 % dari jumlah penduduk kabupaten tersebut).

Sedangkan angka kesempatan kerja untuk kabupaten/ kota yang terkecil

adalah kota Tegal 90.614 jiwa (91,14 % dari jumlah penduduk kota

tersebut).

1.2.2 S

OSI AL

Penduduk Usia Sekolah

Penduduk usia antara 7 – 24 tahun merupakan rata-rata usia sekolah.

Adapun klasifikasi usia sekolah yakni 7 – 12 tahun merupakan usia sekolah

dasar, 13 – 15 tahun merupakan usia sekolah lanjutan pertama, 16 – 18

tahun merupakan usia sekolah lanjutan atas, dan 19 – 24 tahun merupakan

usia sekolah untuk kesarjanaan. Jumlah penduduk usia sekolah dasar di

Propinsi Jawa Tengah berjumlah 3.737.705 jiwa, jumlah penduduk usia

sekolah lanjutan pertama berjumlah 1.992.881 jiwa, usia sekolah lanjutan

atas berjumlah 2.013.922 jiwa, dan usia untuk universitas berjumlah

3.089.938 jiwa.

Angkatan Kerja yang Mencari Pekerjaan Menurut Pendidikan

Angkatan kerja yang mencari pekerjaan menurut pendidikan di Propinsi Jawa

Tengah sebanyak 37.900 orang. Angkatan kerja yang mencari pekerjaan

sesuai tamatan pendidikan dengan jumlah tertinggi untuk tahun 2000 adalah

(28)

21

kerja dengan jumlah pencari kerja terkecil adalah lulusan diploma tiga

sebanyak 1.370 orang.

Tabel 1.12 Angkatan Kerja yang Mencari Kerja Menurut Tamatan Pendidikan dan Jenis Kelamin di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2000

Jenis Kelamin Pendidikan Tertinggi yang

Ditamatkan Laki-laki Perempuan

Total

Belum pernah sekolah 4,206 7,202 11,408

Belum tamat SD 2,850 3,241 6,091

Sekolah Dasar 6,836 5,893 62,729

SLTP 4,439 3,612 38,051

SLTA 42,599 3,610 226,209

Diploma I/II/III 5,869 5,509 1,378

Diploma IV/S1/S2/S3 6,218 5,816 2,034

Jumlah 83,017 54,883 37,900

Mata Pencaharian Penduduk Jaw a Tengah

Mata pencaharian penduduk Jawa Tengah sangat bervariasi. Adapun mata

pencaharian penduduk menurut BPS pada tahun 2000 yang terdata dan

terhitung yakni pada sektor pertanian (6,135,828 jiwa), Perdagangan

(3,030,564 jiwa), I ndustri (2,276,679 jiwa), Jasa (1,591,617 jiwa),

Komunikasi (644,359), Konstruksi (578,584 jiwa), Pertambangan dan Galian

(128,706 jiwa), dan Keuangan (79,812 jiwa), Listrik, Gas, dan Air Bersih

(25,073 jiwa).

Sektor Pertanian

Mata pencaharian penduduk di Propinsi Jawa Tengah rata-rata bekerja pada

sektor pertanian. Adapun jumlah penduduk yang bekerja pada sektor

pertanian sekitar 6.135.828 jiwa. Penduduk kabupaten/ kota di Jawa Tengah

yang terbesar dan bekerja pada sektor pertanian adalah Kabupaten

Grobogan sekitar 396.108 jiwa. Kabupaten/ kota lain yang penduduknya

bekerja di sektor pertanian dengan lebih dari tiga ratus ribu orang adalah

Kabupaten Brebes, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Blora, dan Kabupaten

Magelang, dan Kabupaten Cilacap. Sedangkan kabupaten/ kota yang jumlah

penduduknya paling kecil bergerak pada sektor pertanian adalah Kabupaten

Magelang dengan jumlah penduduk yang bergerak pada bidang ini sekitar

1.214 orang, menyusul Kota Surakarta(2.085), Kota Salatiga (2.474).

Perdagangan

Penduduk Propinsi Jawa Tengah yang bekerja pada sektor perdagangan

pada tahun 2000 sekitar 3.030.564 jiwa. Jumlah penduduk kabupaten/ kota

yang bekerja pada sektor perdagangan yang terbesar adalah Kabupaten

Brebes (193.217 jiwa), Kota Semarang (180.764 jiwa), Kabupaten Banyumas

(159.578 jiwa). Sedangkan kabupaten/ kota yang bekerja di sektor

perdagangan yang terkecil adalah Kota Magelang (18.592 jiwa), Kota

Salatiga (21.204), Kota Pekalongan (33.064), dan Kota Tegal (34.300 jiwa).

I ndustri

Penduduk Propinsi Jawa Tengah yang bekerja pada sektor industri sekitar

(29)

hasil pertanian, industri aneka, dan industri logam mesin dan kimia.

Kabupaten/ kota yang banyak menyerap tenaga kerja dari sektor industri

adalah Kabupaten Jepara (194.466 jiwa), Kabupaten Klaten (126.835 jiwa),

Kabupaten Banyumas (126.180 jiwa). Sedangkan kabupaten/ kota yang

sedikit menyerap tenaga kerja di sektor industri adalah Kabupaten Magelang

( 7.082 jiwa), Kabupaten Blora (11.147 jiwa), Kota Salatiga (13.709 jiwa),

dan Kabupaten Rembang (13.752 jiwa).

Komunikasi

Jumlah tenaga kerja di Propinsi Jawa Tengah yang bekerja pada sektor

komunikasi sekitar 644.359 jiwa. Adapun jenis atau sub sektor komunikasi

yang ada yakni PT. Pos, PT Telkom, Jasa Pengantar Barang, Radio, dan

lain-lain. Untuk sektor komunikasi kabupaten/ kota yang paling banyak menyerap

tenaga kerja adalah Kabupaten Pekalongan sekitar 260.814 jiwa atau sekitar

3,51 % dari jumlah penduduk kabupaten, menyusul Kabupaten Tegal

1.374.382 jiwa (3,43 % dari jumlah total penduduk kabupaten). Sedangkan

kabupaten/ kota yang paling sedikit menyerap tenaga kerja pada sektor

komunikasi adalah Kabupaten Magelang sekitar 10.772 jiwa (0,99 % dari

total jumlah penduduk kabupaten), menyusul Kabupaten Blora sekitar

9.4846 jiwa (1.17 % dari jumlah total penduduk kabupaten).

Jasa

Jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor jasa lainnya di Propinsi Jawa

Tengah sekitar 1.591.617 jiwa. Adapun kabupaten/ kota yang paling besar

menyerap tenaga kerja sektor jasa-jasa adalah Kota Semarang dengan

menyerap Tenaga Kerja sebanyak 170.818 jiwa atau sekitar 12,73 % dari

jumlah total penduduk kota tersebut, menyusul Kota Magelang yang

menyerap tenaga kerja sekitar 14.156 jiwa (12,18% dari jumlah penduduk

kota tersebut). Sedangkan kabupaten/ kota yang paling sedikit menyerap

tenaga kerja pada sektor jasa-jasa adalah Kabupaten Wonogiri 28.450 Jiwa

(2,94 % dari jumlah penduduk kabupaten tersebut), menyusul Kabupaten

Wonosobo 21.771 jiwa (2.98 % dari jumlah total penduduk).

Konstruksi

Jumlah tenaga kerja yang bergerak pada sektor konstruksi di Propinsi Jawa

Tengah berjumlah 578.584 jiwa. Untuk kabupaten/ kota yang banyak

menyerap tenaga kerja pada sektor konstruksi Kabupaten Kudus dengan

tenag kerja 35.702 orang (5.09 % dari jumlah total penduduk kabupaten

tersebut). Sedangkan kabupaten/ kota yang paling sedikit menyerap tenaga

kerja adalah Kabupaten Boyolali yang berjumlah 9.546 (1,07 % dari jumlah

kabupaten tersebut).

Pertambangan dan Galian

Penduduk yang bekerja pada sektor pertambangan dan galian di Propinsi

Jawa Tengah sekitar 79.812 jiwa. Sedangkan penduduk kabupaten/ kota

yang paling banyak bekerja pada sektor pertambangan dan galian adalah

Kabupaten Boyolali 7.746 jiwa (0,87 % dari jumlah penduduk kabupaten

tersebut. Sedangkan penduduk kabupaten/ kota yang paling sedikit bekerja

di sektor pertambangan dan galian adalah Kabupaten Demak berjumlah 367

(30)

23

Keuangan

Penduduk yang bekerja pada sektor keuangan di Propinsi Jawa Tengah pada

tahun 2000 adalah 128.706 jiwa. Untuk Kabupaten/ kota yang paling banyak

menyerap tenaga kerja untuk sektor keuangan adalah Kota Semarang

dengan tenaga kerja yang terserap sekitar 20.320 orang (1,51% dari jumlah

total penduduk kota), menyusul Kota Surakarta dengan jumlah tenaga kerja

yang terserap 7.304 jiwa (1,49 % dari jumlah penduduk kota). Sedangkan

kabupaten/ kota yang paling sedikit menyerap tenaga kerja pada sektor

keuangan adalah Kabupaten Batang dengan jumlah tenaga kerja 600 orang

(0,09 % dari jumlah penduduk kabupaten), menyusul Kabupaten

Purbalingga 1.080 jiwa, Kabupaten Banjarnegara 1.131 jiwa, Pekalongan

1.113 jiwa (masing-masing 1,14 % dari jumlah total penduduk di kabupaten

masing-masing).

Listrik, Gas, dan Air Bersih

Penduduk yang bekerja pada sektor gas, listrik, dan air bersih di Propinsi

Jawa Tengah ada sekitar 25.073 jiwa. Kontribusi sektor gas, listrik, dan air

bersih memberikan lapangan kerja pada penduduk sekitar 0,08 % dari

jumlah lapangan kerja yang ada. Adapun penduduk kabupaten/ kota yang

bekerja pada sektor gas, listrik, dan air bersih di Propinsi Jawa Tengah yang

paling banyak adalah Kabupaten Banjarnegara sekitar 5.724 jiwa (0,69%

dari jumlah penduduk kabupaten tersebut).

Sebaran Desa Tertinggal

Menurut data podes 1995 sebaran desa tertinggal di Propinsi Jawa Tengah

rata-rata tersebar di kabupaten/ kota. Sebaran desa tertinggal di Propinsi

Jawa Tengah yang paling banyak berada di Kabupaten Brebes, Kabupaten

Batang, Kabupaten Kebumen. Sebaran desa tertinggal di Propinsi Jawa

Tengah dapat dilihat di peta berikut ini.

1.3

SUMBERDAYA BUATAN

1.3.1 J

ARI NGAN

J

ALAN

, R

EL

KA

DAN

S

ARANA

P

ERHUBUNGAN

Jaringan Jalan

Panjang jalan Kabupaten/ kota di wilayah Jawa Tengah pada tahun 2000

mencapai 21.525 km. Panjang jalan ini mengalami kenaikan 0,19%

dibandingkan tahun lalu. Adapun jalan terpanjang untuk kabupaten/ kota

terdapat di Kota Semarang, yaitu 1.014 km atau 4,71 km % dari panjang

jalan di seluruh Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan terpendek adalah Kota

Magelang dengan panjang 0,39 % dari jumlah total jalan yang ada di

(31)

%

Kab. Cilacap Kab. Banyumas

Kab. Kebumen

Kab. Purworejo

Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Karanganyar

Kab. Sragen

Kab. Grobogan Kab. Blora

(32)

25 Tabel 1.13 Panjang Jalan Kabupaten/ Kota menurut Jenis Permukaan di Jawa Tengah Tahun 2000

Jenis Permukaan Jumlah

No. Kabupaten/

Kota Aspal Kerikil Tanah

Tidak Dirinci

1 Cilacap 892 109 9 0 1,010

2 Banyumas 590 212 3 0 805

3 Purbalingga 367 128 211 0 706

4 Banjarnegara 394 225 92 0 711

5 Kebumen 510 65 35 0 610

6 Purworejo 519 112 108 0 739

7 Wonosobo 389 372 49 0 810

8 Magelang 588 25 28 0 641

9 Boyolali 490 47 15 0 552

10 Klaten 623 17 129 0 769

11 Sukoharjo 509 14 0 0 523

12 Wonogiri 603 399 10 0 1,012

13 Karanganyar 684 68 12 0 764

14 Sragen 859 82 51 0 992

15 Grobogan 548 270 0 0 818

16 Blora 281 100 16 0 397

17 Rembang 303 224 31 0 558

18 Pati 483 55 7 0 545

19 Kudus 299 57 54 73 483

20 Jepara 666 11 27 0 704

21 Demak 306 82 38 0 426

22 Semarang 585 34 11 108 738

23 Temanggung 367 231 33 0 631

24 Kendal 506 83 189 0 778

25 Batang 301 3 0 0 304

26 Pekalongan 297 136 52 0 485

27 Pemalang 569 11 37 16 633

28 Tegal 535 13 0 41 589

29 Brebes 541 32 51 0 624

30 Kota Magelang 73 10 0 0 83

31 Kota Surakarta 431 129 3 0 563

32 Kota Salatiga 177 10 48 0 235

33 Kota Semarang 976 9 10 19 1,014

34 Kota Pekalongan 116 0 0 0 116

35 Kota Tegal 151 4 3 0 158

Jumlah 16,52

8

3,379

1,362

257

21,52

6

Sumber : Propinsi Jawa Tengah dalam Angka Tahun 2000

Menurut kondisinya, persentase jalan tersebut berupa aspal dan kerikil

sebesar 76,78 % serta 15,70 % , selebihnya masih berbentuk tanah. Panjang

jalan kabupaten/ kota menurut kondisi jalan yang berkerikil dan paling

panjang sehingga perlu ditingkatkan ke aspal adalah Kabupaten Wonogiri

sepanjang 399 km. Sedangkan untuk kondisi tanah, kabupaten/ kota yang

paling panjang adalah Kabupaten Purbalingga sepanjang 211 km.

Kondisi jalan di Propinsi Jawa Tengah untuk kondisi jalan yang baik, sedang,

rusak, dan rusak berat masing masing 39,30 % baik, 29,38 sedang, 21,41

rusak, dan 9,92 rusak berat. Adapun kabupaten/ kota yang kondisi jalannya

(33)

untuk kota/ kabupaten yan memiliki jalan yang paling rusak berat adalah

Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Banjarnegara.

Status jalan di Propinsi Jawa Tengah untuk jalan nasional sepanjang 1,39

ribu kilometer dan 2,6 ribu jalan propinsi. Untuk kabupaten/ kota yang

memiliki jalan nasional yang panjang adalah Kabupaten Cilacap sepanjang

202 km. Sedangkan untuk jalan propinsi yang paling panjang adalah

Kabupaten Grobogan sekitar 232,99 km.

Jembatan sebagai sarana penunjang transportasi yang lain, pada tahun 2000

tercatat sebanyak 3.301 buah dengan panjang 42,58 km, dengan rincian

1.140 jembatan milik negara dan 2.160 jembatan milik propinsi.

Tabel 1.14 Banyak dan Panjang Jembatan Menurut Status Kewenangan Pengelolaan di Jawa Tengah Tahun 2000

Milik Negara Milik Propinsi Jumlah

Banyaknya Panjang Banyaknya Panjang Banyaknya Panjang

Keresidenan

(buah) (m) (buah) (m) (buah) (m)

01. Semarang 179 3506 363 4561 542 8067

02. Pati 127 1648 320 2884 447 4532

03. Surakarta 154 2608 297 4356 451 6964

04. Kedu 170 3647 382 3911 552 7558

05. Banyumas 237 3057 394 5560 631 8616

06. Pekalongan 273 2781 405 4063 678 6843

Jumlah 2000 1140 17247 2161 25335 3301 42580

Angkutan darat

Kendaraan bermotor dan kereta api merupakan angkutan darat utama.

Adapun jenis kendaraan tersebut adalah mobil penumpang, mobil bus, mobil

barang, kendaraan khusus, dan kereta. Pada tahun 2000, jumlah kendaraan

166.055 kendaraan, naik 2,47 % dari tahun sebelumnya.

Banyaknya penumpang kereta api pada tahun 2000 mencapai 3.894.164

penumpang, dengan jumlah penumpang ini mengalami kenaikan dari tahun

sebelumnya sekitar 15,93 % .

Angkutan Udara

Pada tahun 2000, pesawat udara yang datang melalui Bandar Udara Achmad

Yani Semarang dan Bandara Adi Sumarmo Surakarta tercatat masing-masing

sebanyak 3.076 penerbangan dan 3.601 penerbangan. Untuk pesawat yang

datang, bila dibandingkan tahun sebelumnya masing-masing naik 12,88 %

dan 26,01 % , sedangkan pesawat yang berangkat mengalami kenaikan

masing-masing sebesar13,10 % serta 25,37 % . Selama tahun 2000 bandara

Tunggul Wulung Cilacap dan bandara Dewandaru Karimunjawa Jepara tidak

dilalui pesawat penumpang dari penerbangan komersial.

Penumpang yang datang dan berangkat melalui kedua bandara utama

tersebut pada tahun 2000 juga mengalami kenaikan sebesar 38,83 % , dan

(34)

27

1.3.2 F

ASI LI TAS

U

MUM

Jaringan Listrik

Pada tahun 2000 Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dengan program listrik

masuk desa telah merealisasikan programnya sekitar 7,84 ribu desa (99%

dari total jumlah desa).

Tabel 1.15 Banyaknya Desa yang Berlistrik PLN dan Pelanggan di PT. PLN Distribusi Jawa Tengah Desember 2000

No. Kabupaten/

Kota

Jumlah Desa yang Berlistrik dari PLN

Jumlah Pelanggan

1 Cilacap 237 133991

2 Banyumas 301 155534

3 Purbalingga 225 83902

4 Banjarnegara 266 80481

5 Kebumen 450 118741

6 Purworejo 486 113935

7 Wonosobo 249 75811

8 Magelang 367 162266

9 Boyolali 260 137760

10 Klaten 372 203370

11 Sukoharjo 163 141497

12 Wonogiri 281 149478

13 Karanganyar 172 133780

14 Sragen 201 138974

15 Grobogan 276 156620

16 Blora 271 106439

17 Rembang 288 65989

18 Pati 400 174815

19 Kudus 123 126077

20 Jepara 184 164905

21 Demak 241 118449

22 Semarang 239 141677

23 Temanggung 280 102347

24 Kendal 275 127270

25 Batang 233 58390

26 Pekalongan 253 88342

27 Pemalang 204 119550

28 Tegal 272 179335

29 Brebes 272 153127

30 Kota Magelang 0 0

31 Kota Surakarta 0 0

32 Kota Salatiga 0 0

33 Kota Semarang 0 0

34 Kota Pekalongan 0 0

35 Kota Tegal 0 0

Adapun energi listrik yang sumbernya dari PLN dengan jumlah pelanggan

3,71 juta pelanggan. Untuk tahun 2000 penjualan energi listrik ke pelanggan

di Jawa Tengah sebesar 7, 7 milyar KWH atau sekitar 1,89 triliun rupiah.

Adapun kelompok pelanggan di PT. PLN terdiri rumah tangga, industri,

usaha, sosial, kantor pemerintah, dan penerangan jalan. Kontribusi PLN

(35)

milyar rupiah. Sedangkan pemasukan terkecil sektor PLN ini cabang Klaten

sebesar 75,5 milyar rupiah.

Sumber Air Bersih

Sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk, kebutuhan air minum juga

bertambah. Pada tahun 2000, air minum yang disalurkan di Jawa Tengah

sebesar 277,28 juta meter kubik meningkat sekitar 15,88% dari tahun 1999.

Tabel 1.16 : Kapasitas Produksi Air Bersih di Propinsi Jawa Tengah

Tahun Produksi

1998 220.354.678

1999 233,236,678

2000 277.280.485

Adapun kota yang paling banyak memakai PDAM adalah kota Semarang

sekitar 51,21 juta M3 per tahun. Sedangkan kabupaten/ kota yang pemakaian

air bersihnya paling sedikit adalah Kabupaten Pemalang.

Penyaluran air tesebut didistribusikan ke pelanggan yaitu tempat tinggal,

hotel/ wisata, tempat ibadah, sarana umum, toko perusahaan dan lain-lain.

Air tersebut terbanyak disalurkan untuk tempat tinggal sebesar 54,98 % ,

disusul instansi kantor pemerintahan (5,14% ), sisanya digunakan oleh

toko/ perusahaan, hotel, tempat ibadah dan lain-lain.

Pasar

Pasar ini terdiri dari depart. Store, pasar swalayan, pusat perbelanjaan, dan

pasar tradisional. Pasar tradisional terdiri dari pasar umum, hewan,

buah-buahan, sepeda, ikan, dan lain-lain. Rincian pasar di Propinsi Jawa Tengah

sebagai berikut : departemen store sebanyak 29 buah, pasar swalayan 63

buah, pusat perbelanjaan 25 buah, dan pasar tradisional berjumlah 1.357

buah.

Tabel 1.17 Banyaknya Pasar Menurut Kabupaten/ Kota dan Jenis Pasar di Jawa Tengah Tahun 2000 (juta rupiah)

Pasar Tradisional

Kabupaten/ Kota

Depart. Store

Pasar

Swlyn

Pusat Per-

Belanjaan Umum Hewan Buah Sepeda I kan Lainlain Jumlah

Cilacap 1 - - 33 3 53 89

Banyumas 11 6 2 29 2 0 31

Purbalingga - 2 19 3 1 13 36

Banjarnegara - - 20 2 1 0 23

Kebumen - 3 33 3 0 36

Purworejo - - 25 1 0 26

Wonosobo 1 1 62 10 2 1 75

Magelang - - - 17 3 2 0 22

Boyolali - 4 2 43 7 1 2 1 54

Klaten 1 4 1 79 12 1 6 0 98

Sukoharjo 2 5 1 34 6 1 0 41

Wonogiri - 27 17 1 1 0 46

(36)

29 Pasar Tradisional

Kabupaten/ Kota

Depart. Store

Pasar

Swlyn

Pusat Per-

Belanjaan Umum Hewan Buah Sepeda I kan Lainlain Jumlah

Sragen 1 - 43 3 1 1 0 48

Grobogan 2 - 12 3 0 80 95

Blora - 42 10 1 4 0 57

Rembang - 5 84 4 1 1 0 90

Pati - 32 4 1 1 2 40

Kudus 1 - 24 1 0 0 25

Jepara 1 2 19 3 1 0 0 23

Demak 16 2 1 0 19

Semarang 49 1 1 0 0 51

Temanggung 6 3 1 0 15 25

Kendal 6 11 3 1 0 15

Batang - 8 2 0 0 10

Pekalongan - 20 5 1 1 0 27

Pemalang 3 10 1 1 1 4 0 17

Tegal 1 26 1 0 5 32

Brebes 2 26 1 0 0 27

Kota Magelang 6 3 9 0 1 1 11

Kota Surakarta 1 28 2 2 1 2 35

Kota Salatiga - 6 2 1 1 10

Kota Semarang 2 13 11 45 1 46

Kota

Pekalongan 2 9 2 11

Kota Tegal 2 6 9 2 11

1.3.3 F

ASI LI TAS

S

OSI AL

E

KONOMI

Pendidikan

Penduduk yang bersekolah secara umum mengalami fluktuasi selama

periode tahun pelajaran 1996/ 1997 – 2000/ 2001, hal ini dapat dilihat dari

banyaknya murid dibeberapa jenjang pendidikan yang mengalami kenaikan

dan penurunan. Pada tingkat pendidikan SD jumlah murid mengalami

penurunan sebesar 0,52 % , sedangkan pada tingkat SLTP dan SLTA juga

turun masing-masing sebesar 2,54% dan 0,23% .

Peningkatan jumlah penduduk yang bersekolah perlu diimbangi penyediaan

sarana fisik dan tenaga guru yang memadai. Kurun waktu yang sama, guru

SD rata-rata turun 1,51% setiap tahun, sedangkan guru SLTP dan SLTA

masing-masing naik rata-rata 4,71 % dan 2,86 % per tahun.

Banyaknya Universitas pada tahun akademik 2000/ 2001 tercatat sebanyak

150, terdiri dari 5 perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta

sebanyak 145 perguruan tinggi.

Kesehatan

Peningkatan sarana kesehatan sangat diperlukan sebagai upaya dalam

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain pemerintah, peran swasta

dalam menunjang sarana kesehatan juga cukup tinggi. Pada tahun 2000

untuk jumlah rumah sakit umum pemerintah sebesar 50 buah sementara

Gambar

Tabel 1.1    Gunung Api di Jawa Tengah Beberapa Gunung Api Menurut Derajat Berbahaya dan Tahun
Tabel 1.3  Luas Daerah Pengaliran dan Rata-rata Harian Aliran Sungai di Propinsi Jawa Tengah Tahun 1996
Tabel 1.4 Luas Penggunaan Lahan Sawah Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pengairan di Jawa Tengah Tahun 2000 (ha)
Tabel 1.5  Luas Penggunaan Lahan Bukan lahan Sawah Di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2000
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) asap cair cangkang buah karet terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis diperoleh pada konsentrasi 20% dengan diameter

Mengenai permasalahan terkait adanya penyelesaian incident yang tidak memenuhi SLA dapat terjadi karena ketika proses penanganan incident yang tidak bisa diselesaikan oleh tim

pada mereka yang tidak memiliki orang tua dengan darah tinggi atau hanya. salah satu yang memiliki

• terjadi apabila debit solid yang datang lebih kecil terjadi apabila debit solid yang datang lebih kecil daripada kemampuan transpor sedimen. daripada kemampuan

Dalam Pasal 15 Undang-undang No.31 Tahun 1999 ditentukan bahwa setiap orang yang melakukan percobaan, pembantuan, atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana

Seni adalah materi hasil proses kreatif yang diukur dengan kaidah estetika. Lokus bagi seni dalam perspektif estetika dapat dicari dimana saja. Dengan begitu kajian tentang

Keywords: 437 Toyota Surabaya, Dealer Toyota Surabaya, Mobil Toyota Surabaya, Liek Toyota Surabaya, Showroom Toyota Surabaya, Toyota Surabaya Indonesia, Beli Toyota

[r]