SISTEM INFORMASI DAN DOKUMENTASI PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
BUKU PROFIL PENATAAN RUANG
PROPINS I JAWA TENGAH
2003
i
KATA PENGANTAR
Buku Profil Penataan Ruang Propinsi Jawa Tengah ini disusun dalam penyusunan
sistem informasi dan dokumentasi yang pada dasarnya merupakan kegiatan monitoring dan evaluasi penataan ruang daerah. Kegiatan itu sendiri ditujukan untuk melengkapi Direktorat Jenderal Penataan Ruang, khususnya Direktorat Penataan Ruang Wilayah Tengah dengan data dan informasi yang diperlukan dalam menyusun
program dan melaksanakan kegiatan Pembinaan Teknis dan bantuan Teknis kepada daerah, baik di tingkat propinsi maupun kabupaten dan kota,
Dalam buku profil penataan ruang ini disampaikan informasi mengenai keadaan tata ruang dan pelaksanaan penataan ruang di daerah. Dimana melalui informasi ini dapat ditarik kesimpulan mengenai permasalahan tata ruang apa yang dihadapi oleh daerah dan program tata ruang seperti apa yang sebaiknya diberikan. Melengkapi informasi
ini juga dilampirkan data masukan elementer yang dapat dipergunakan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang oleh daerah terkait. Data tersebut terdiri dari 3 tahun data, yaitu 1995, 2000 dan 2003, dan disusun dalam bentuk basis data spasial
dengan format MapInfo.
Penggunaan software MapInfo didasarkan pada pertimbangan bahwa pada saat sekarang ini software GIS yang paling banyak digunakan, baik di dalam maupun di
luar lingkungan Departemen Kimpraswil adalah MapInfo. Selain itu data MapInfo sangat mudah untuk ditransfer ke berbagai sistem Software lainnya.
Buku profil ini memang masih jauh dari sempurna dan diharapkan akan dapat terus diperbaharui sehingga informasi di dalamnya akan tetap up to date.
D
AFTARI
SIKATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... ii
DAFTAR TABEL... iv
DAFTAR PETA ... v
DAFTAR LAMPIRAN... vi
BAB I Gambaran Umum Wilayah 1.1 Kondisi Geografis ...1
1.1.1 Morfologi Tanah...3
1.1.2 Geohidrologi ...3
1.1.3 Penggunaan Lahan ...7
1.2 Sosial dan Kependudukan...16
1.2.1 Kependudukan...16
1.2.2 Sosial ...20
1.3 Sumberdaya Buatan...23
1.3.1 Jaringan Jalan, Rel KA dan Sarana Perhubungan...23
1.3.2 Fasilitas Umum ...27
1.3.3 Fasilitas Sosial Ekonomi...29
1.4 Perekonomian...32
1.4.1 PDRB Propinsi Jawa Tengah menurut Sektor ...32
1.4.2 PDRB Jawa Tengah menurut Komponen Penggunaan ...33
1.4.3 Perkembangan PDRB Kabupaten...33
iii BAB II Profil Penataan Ruang
2.1 Rencana Tata Ruang Wilayah ...36
2.1.1 Arahan Pengelolaan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya...36
2.1.2 Arahan Pengelolaan Kawasan Perdesaan, Kawasan Perkotaan dan Kawasan Prioritas...41
2.1.3 Arahan Pengembangan Kawasan Budidaya...41
2.1.4 Arahan Pengembangan Sistem Pusat Permukiman Perkotaan dan Perdesaan ...43
2.1.5 Arahan Pengembangan Sistem Sarana dan Prasarana ...44
2.1.6 Arahan Pengembangan Kawasan Prioritas ...46
2.2 Profil Kelembagaan Penataan Ruang ...48
2.3 Potensi Wilayah ...50
2.3.1 Potensi Kawasan Prioritas ...50
2.3.2 Penanaman Modal dan Peluang Investasi ...53
BAB III Permasalahan dan Kebijakan Pemerintahan 3.1 Permasalahan Eksisting ...54
3.1.1 Keseimbangan lingkungan dan kelestarian alam...54
3.1.2 Pengembangan Wilayah ...54
3.1.3 Prasarana dan Sarana Lingkungan ...55
3.1.4 Permukiman ...55
3.1.5 Industri ...55
3.1.6 Pariwisata...55
3.2 Permasalahan Bidang Penataan Ruang Propinsi Jawa Tengah...56
3.2.1 Belum mantapnya RTRWP sebagai basis pembangunan wilayah ...56
3.2.2 Belum optimalnya Pembinaan Pengelolaan Kawasan Strategis/Andalan dan Kawasan Tertentu ...56
3.2.3 Belum optimalnya penyelenggaraan Penataan Ruang di daerah ...56
3.3 Permasalahan Sektor di Kawasan Strategis ...57
3.4 Kebijakan Pemerintah Terhadap Penataan Ruang di Propinsi Jawa Tengah...59
3.4.1 Kebijakan Penataan Ruang ...59
D
AFTART
ABELTabel 1.1 Gunung Api di Jawa Tengah di Jawa Tengah Tahun 1997 ...3
Tabel 1.2 Kemiringan Tanah Propinsi Jawa Tengah ...5
Tabel 1.3 Luas Daerah Pengaliran dan Rata-rata Harian Aliran Sungai...5
Tabel 1.4 Luas Penggunaan Lahan Sawah Menurut Kabupaten/Kota ...8
Tabel 1.5 Luas Penggunaan Lahan Bukan lahan Sawah ...11
Tabel 1.6 Luas Areal Hutan Menurut Fungsinya dan Kesatuan Pemangkuan ...13
Tabel 1.7 Luas Lahan Kritis Menurut Penggunaan Lahan ...14
Tabel 1.8 Luas, Produksi dan Nilai Ikan Tambak Menurut ...15
Tabel 1.9 Banyaknya Jenis Bahan Galian Golongan C ...15
Tabel 1.10 Kepadatan Penduduk per Ha di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2000 ...18
Tabel 1.11 Struktur Penduduk Tahun 2000...19
Tabel 1.12 Angkatan Kerja di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2000 ...21
Tabel 1.13 Panjang Jalan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2000 ...25
Tabel 1.14 Banyak dan Panjang Jembatan Tahun 2000...26
Tabel 1.15 Banyaknya Desa yang Berlistrik PLN 2000...27
Tabel 1.16 Kapasitas Produksi Air Bersih di Propinsi Jawa Tengah...28
Tabel 1.17 Banyaknya Pasar Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pasar ...28
Tabel 1.18 Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit Umum Pemerintah ...30
Tabel 1.19 Banyaknya Tempat Peribadatan Menurut Kabupaten/Kota ...30
Tabel 1.20 Banyaknya Perusahaan Industri Besar dan Sedang Tahun 1999 ...31
Tabel 1.21 Produk Domestik Regional Bruto Tahun 1998 - 2000 (juta rupiah) ...32
Tabel 1.22 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Tahun 1995 - 1999 (Juta Rupiah) ...34
Tabel 2.1 Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya di Propinsi Jawa Tengah ....39
v
D
AFTARPE
TA1. Peta Administrasi Propinsi Jawa Tengah ...2
2. Peta Propinsi Jawa Tengah ...4
3. Peta Hidrogeologi Propinsi Jawa Tengah ...6
4. Peta Penggunaan Lahan Propinsi Jawa Tengah...8
5. Peta Kepadatan Penduduk Propinsi Jawa Tengah...17
6. Peta Sebaran Desa Tertinggal Propinsi Jawa Tengah...24
7. Peta Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung Propinsi Jawa Tengah ...40
8. Peta Kawasan Andalan dan Kawasan Tertinggal Propinsi Jawa Tengah ...52
9. Peta Potensi dan Masalah Pengembangan Wilayah Propinsi Jawa Tengah ...58
10. Peta Program Tata Ruang Propinsi Jawa Tengah ...61
D
AFTARL
AMPIRANLampiran I Data Penataan Ruang Tahun 1995
Lampiran II Data Penataan Ruang Tahun 2000
1
BAB I
GAMBARAN UMUM WI LAYAH
etak Propinsi Jawa Tengah 50 40‘ dan 80 30‘ Lintang Selatan dan antara
1110 30’ Bujur Timur. Letak dan kedudukan Propinsi Jawa Tengah adalah
sebelah barat berbatasan dengan propinsi Jawa Barat, sebelah timur
berbatasan dengan propinsi Jawa Timur, sebelah selatan berbatasan dengan
Samudera I ndonesia, dan sebelah utara dengan Laut Jawa. Luas Propinsi Jawa
Tengah 3,25 juta Ha termasuk pulau yang terpisah yakni Pulau Karimun Jawa. Luas
propinsi ini sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa.
Dalam hal administrasi pemerintahan, Propinsi Jawa Tengah terbagi dalam 29
Kabupaten dan 6 kota. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri
dari 544 kecaamatan, dan 8.490 desa/ kelurahan. Adminsitratif kabupaten/ kota di
Propinsi Jawa Tengah lebih jelas dapat dilihat di peta di halaman berikut. Adapun
kabupaten/ kota di Propinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten
Banjarnegara, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonoboso,
Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo,
Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten
Grobogan, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Pati, Kabupaten
Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kabupaten
Temanggung, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan,
Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kota Magelang, Kota
Surakarta, Kota Salatiga, Kota Semarang, Kota Pekalongan, dan Kota Tegal.
1.1
KONDI SI GEOGRAFI S
Kondisi fisik Propinsi Jawa Tengah sebagai berikut :
!
Kab. Cilacap Kab. Banyumas
Kab. Kebumen
Kab. Purworejo
Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Karanganyar
Kab. Sragen
Kab. Grobogan Kab. Blora
Kab. Rembang
Kandang Serang Petung Kriono
3
1.1.1 M
ORFOLOGIT
ANAHFisiografi
Kondisi fisiografi Propinsi Jawa Tengah terbagi kedalam tujuh klasifikasi fisiografi,
yaitu :
1. Perbukitan Rembang
2. Zone Randublatung
3. Pegunungan Kendeng
4. Pegunungan Selatan Jawa Tengah bagian timur
5. Pegunungan Serayu Utara
6. Pegunungan Serayu Selatan
7. Pegunungan Progo Barat
Gunung Merapi
Gunung merapi yang memanjang di wilayah Jawa Tengah rata-rata mempunyai
tingkat/ derajat berbahaya cukup tinggi sehingga memerlukan pengawasan yang
terus menerus. Adapun derajat bahaya yang paling besar adalah gunung merapi di
Boyolali dengan derajat berbahaya pada derajat 78 dengan ketinggian 2.911 m dari
permukaan laut, menyusul Gunung Sindoro di Temanggung dengan derajat bahaya
tingkat 71 dengan ketinggian gunung 3.150,5 m dari permukaan laut. Beberapa
Gunung Api Menurut Derajat Berbahaya dan Tahun Letusan Terakhir di Jawa
Tengah Tahun 1997 adalah sebagai berikut. Sebaran gunung yang ada di Propinsi
Jawa Tengah bisa terlihat pada peta berikut ini.
Tabel 1.1 Gunung Api di Jawa Tengah Beberapa Gunung Api Menurut Derajat Berbahaya dan Tahun Letusan Terakhir di Jawa Tengah Tahun 1997
Gunung Api Tipe Lokasi Tinggi dari
Permukaan Laut
Derajat Bahaya
Tahun Letusan Terakhir
Masa I stirahat
01. Slamet A. Pemalang 3,432.0 63 1990 7
02. Sindoro A. Temanggung - Wonosobo 3,150.5 71 1906 91
03. Dieng A. Banjarnegara 2,222.0 62 1979 18
04. Sumbing A. Jawa Tengah 3,371.0 0 1730 267
05. Merapi A. Boyolali 2,911.0 78 1994 3
Sumber: Statistik Indonesia 1998, BPS
Keterangan : Tipe A : Gunung api aktif pernah meletus dalam 400 tahun terakhir ini sehingga memerlukan pengawasan yang terus menerus
Jenis Tanah
Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1969, jenis tanah wilayah Jawa
Tengah terdiri dari organosol, alluvial, planosol, litosol, regosol, andosol, grumosol,
mediteran, latosol, dan podsolik. Melihat tabel di bawah jenis tanah Propinsi Jawa
Tengah didominasi oleh tanah latosol, aluvial, dan gromosol. Dengan demikian
hamparan tanah di Propinsi Jawa Tengah termasuk tanah yang mempunyai tingkat
kesuburan yang relatif subur.
1.1.2 G
EOHI DROLOGIKetinggian
Ketinggian tanah di Propinsi Jawa Tengah bervariasi. Untuk mengetahui ketinggian
di Propinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Berdasarkan tabel ketinggian tanah Propinsi Jawa Tengah sebagian besar berada
pada ketinggian 100 – 500 mdpl. Adapun kabupaten/ kota yang keseluruhan
wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan laut
adalah Kabupaten Sragen, Sukoharjo, Demak, Grobogan, Kota Semarang, Kota
!
Kab. Cilacap Kab. Banyumas
Kab. Kebumen
Kab. Purworejo
Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Karanganyar
Kab. Sragen
Kab. Grobogan Kab. Blora
5
Kemiringan Tanah
Kemiringan tanah di Propinsi Jawa Tengah terkait dengan fungsi penggunaan lahan.
Rata-rata kemiringan tanah 0 – 15 % yang mudah untuk digunakan sebagai
kawasan terbangun.
Tabel 1.2 Kemiringan Tanah Propinsi Jawa Tengah
No Kemiringan
Lahan Luas (Ha) %
1 0 - 2 1.237.894 38.00
2 2 - 15 1.004.480 30.84
3 15 - 40 622.938 19.12
4 > 40 392.198 12.04
Jumlah 3.257.510 100.00
Sumber : Neraca Sumber Daya Alam Jawa Tengah
Sungai
Sungai yang melalui wilayah Jawa Tengah adalah Kali Pemali, Sungai Bengawan
Solo, Kali Serayu, dan Kali Lusi. Sedangkan untuk lokasi pos duga air yang berfungsi
untuk mengetahui debet air yakni K. Pemali - Rengas Pendawa, K. Pemali - Brebes,
S. Bengawan Solo - Jurug, K. Serayu - Banyumas, K. Serayu - Rawalo, dan K. Lusi -
Tawang Harjo. Sungai dengan luas daerah terbesar adalah Sungai Bengawan Solo,
dan Kali Serayu khsususnya pada Pos Duga Air K. Serayu - Rawalo yang sering
mengalami bencana banjir.
Hidrogeologi
Melihat karakteristik baik kondisi geologi ditinjau dari ketinggian, kemiringan tanah,
dan air permukaan maka hidrogeologi di Propinsi Jawa Tengah diklasifikasikan
kedalam tujuh geohidrologi.
1. Akuifer kecil setempat;
2. Akuifer produktivitas sedang;
3. Akuifer dengan produktif dengan penyebaran luas;
4. Akuifer produktivitas tinggi dengan penyebaran luas;
5. Daerah air tanah langka;
6. Daerah penggaraman;
7. Danau payau.
Untuk mengetahui klasifikasi ketujuh hidrogeologi yang ada di Propinsi Jawa
Tengah dapat dilihat pada peta berikut.
Tabel 1.3 Luas Daerah Pengaliran dan Rata-rata Harian Aliran Sungai di Propinsi Jawa Tengah Tahun 1996
I nduk Sungai Lokasi Pos Duga Air
<
Daerah Air Tanah Langka Daerah Penggaraman
Akuifer Produktivitas Tinggi dengan penyebaran luas Akuifer Produktif dengan penyebaran luas
Surakarta Purbolinggo
Banjarnegara Brebes Pekalongan
Purwokerto
Kab. Cilacap Kab. Banyumas
Kab. Kebumen
Kab. Purworejo
Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Karanganyar
Kab. Sragen
Kab. Grobogan Kab. Blora
7
1.1.3 P
ENGGUNAANL
AHANLuas penggunaan lahan sawah dan bukan sawah di Propinsi Jawa Tengah untuk
tiap kabupaten dan kota dapat dilihat pada tabel berikiut. Untuk luas lahan sawah
kira-kira sebesar 0,31 % dari luas lahan propinsi dan untuk luas lahan non sawah
sebesar 0,69 % dari luas total propinsi. Penggunaan lahan Popinsi Jawa Tengah
secara rinci diterangkan berikut ini dengan ilustrasi peta penggunaan lahannya pada
halaman berikutnya.
Penggunaan Lahan Saw ah
Penggunaan lahan sawah di Propinsi Jawa Tengah teridiri lahan sawah yang
pengairan teknis, pengairan setengah teknis, pengairan sederhana, pengairan non
PU, tadah hujan, pasang surut, dan lebak folder. Untuk mengethaui penggunaan
lahan sawah di Propinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel berikut ini. Luas lahan
pertanian yang paling besar yaitu sawah dengan pengairan teknis (38,32% ); disusul
tadah hujan (27,57% ); pengairan sederhana (13,45% ) dan seterusnya. Untuk
penggunaan lahan sawah dengan pengairan teknis di kota/ kabupaten yang paling
luas adalah Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Brebes, sedangkan luas lahan
pengairan teknis yang tersempit adalah Kota Surakarta.
Penggunaan Lahan bukan Saw ah
Penggunaan lahan selain sawah yang ada di Propinsi Jawa Tengah terdiri bangunan
dan pekarangan; tegal/ kebun; padang rumput; tidak diusahakan; hutan rakyat;
hutan negara; perkebunan negara; lain-lain; rawa; tambak; kolam/ empang. Untuk
luas penggunaan lahan selain sawah yang paling besar proporsinya adalah
penggunaan lahan tegal/ kebun(33,48% ); bangunan dan pekarangan (25,71% ),
hutan negara (24,51% ), sedangkan luas lahan yang tersempit adalah penggunaan
lahan kolam empang (0,1042 % ); dan lahan yang tidak diusahakan (0,1260% ).
Untuk kabupaten/ kota yang mempunyai luas lahan pekarangan yang terluas adalah
Kabupaten Cilacap disusul Kabupaten Wonogiri dan Kebumen. Untuk luas lahan
perkebunan negara di kabupaten/ kota yang terluas adalah Kabupaten Banyumas
<
Kab. Cilacap Kab. Banyumas
Kab. Kebumen
Kab. Purworejo
Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Karanganyar
Kab. Sragen
Kab. Grobogan Kab. Blora
9 Tabel 1.4 Luas Penggunaan Lahan Sawah Menurut Kabupaten/ Kota dan Jenis Pengairan di Jawa Tengah Tahun 2000 (ha)
No. Kabupaten/
Kota
Pengairan Teknis
Pengairan 1/ 2 Teknis
Pengairan Sederhana
Pengairan
Desa/ Non PU Tadah
Hujan
Pasang Surut
Lebak Pol-
der dll. Jumlah
1 Cilacap 35,572 2,930 1,962 3,591 17,849 - 1,193 63,097
2 Banyumas 10,130 4,591 5,932 6,634 5,735 - - 33,022
3 Purbalingga 6,192 4,398 4,901 1,690 3,753 - - 20,934
4 Banjarnegara 6,761 509 1,870 2,290 4,721 - 17 16,168
5 Kebumen 19,149 3,602 2,257 974 13,770 - 16 39,768
6 Purworejo 17,558 5,282 2,516 689 3,673 - 516 30,234
7 Wonosobo 1,362 1,351 5,089 6,853 3,749 - - 18,404
8 Magelang 7,381 5,994 5,379 12,866 8,139 - - 39,759
9 Boyolali 5,155 4,254 2,597 1,101 9,521 - - 22,628
10 Klaten 18,028 11,819 2,401 164 1,256 - - 33,668
11 Sukoharjo 14,471 2,227 1,708 - 2,726 - - 21,132
12 Wonogiri 5,481 4,911 8,353 4,280 7,337 238 20 30,620
13 Karanganyar 7,965 7,305 6,121 - 1,730 - - 23,121
14 Sragen 18,634 3,564 1,759 1,282 14,463 - 241 39,943
15 Grobogan 17,838 2,468 3,069 5,761 30,633 - - 59,769
16 Blora 6,260 1,155 844 4,699 33,836 - - 46,794
17 Rembang 5,145 3,341 2,135 643 17,852 - - 29,116
18 Pati 18,365 10,131 7,373 5,256 17,379 - - 58,504
19 Kudus 4,272 5,937 4,455 459 6,558 - - 21,681
20 Jepara 4,811 3,796 7,392 5,435 5,000 - - 26,434
No. Kabupaten/ Kota
Pengairan Teknis
Pengairan 1/ 2 Teknis
Pengairan Sederhana
Pengairan Desa/ Non PU
Tadah Hujan
Pasang Surut
Lebak Pol- der dll.
Jumlah
22 Semarang 5,445 3,388 6,597 3,041 6,086 - - 24,557
23 Temanggung 5,026 10,464 4,123 33 1,007 - - 20,653
24 Kendal 16,077 2,267 1,728 6,593 1,070 - - 27,735
25 Batang 7,512 2,435 8,543 2,130 1,917 - - 22,537
26 Pekalongan 13,810 1,979 4,030 2,013 4,514 108 17 26,471
27 Pemalang 25,029 1,557 566 3,261 7,943 - - 38,356
28 Tegal 28,372 1,667 2,689 1,321 6,874 - - 40,923
29 Brebes 30,159 13,086 4,952 2,690 12,365 - 124 63,376
30 Kota Magelang 267 - - - - - - 267
31 Kota Surakarta 42 52 - - 32 - - 126
32 Kota Salatiga 373 127 128 - 163 - - 791
33 Kota Semarang 232 523 960 264 2,029 - - 4,008
34 Kota Pekalongan 1,512 - - - - - - 1,512
35 Kota Tegal 1,059 - - - - - - 1,059
11 Tabel 1.5 Luas Penggunaan Lahan Bukan lahan Sawah Di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2000
Lahan Kering Lahan Lainnya
No Kabupaten/ Kota Bangunan/
Pekarangan Tegal/ Kebun
Ladang/ huma
Padang Rumput
Tidak di- Usahakan
Hutan Rakyat
Hutan Negara
Perkebunan Negara
Lain-lain
Rawa- rawa
Tambak Kolam/
Empang
Jumlah
1 Cilacap 43243 34486 819 30 810 9824 36950 10,507 13333 240 62 450 150754
2 Banyumas 19866 24948 25 11 0 11048 27094 11,717 4618 1 0 409 99737
3 Purbalingga 16900 20252 0 3800 0 1003 9300 2,984 2460 0 4 128 56831
4 Banjarnegara 15076 51162 0 0 0 1785 15505 2,000 4779 0 8 491 90806
5 Kebumen 35511 31232 0 63 247 299 17169 634 3311 3 18 19 88506
6 Purworejo 14536 43309 4258 176 18 829 6808 317 2820 0 32 145 73248
7 Wonosobo 6282 42713 0 17 0 5025 18896 2,353 3106 1484 39 149 80064
8 Magelang 18355 35724 0 2 0 1217 7723 1,087 4547 0 0 159 68814
9 Boyolali 25292 30729 0 297 8 837 16167 3 3728 292 1507 19 78879
10 Klaten 19016 7222 144 0 0 0 1259 222 3379 621 0 23 31886
11 Sukoharjo 14864 6255 0 0 0 449 390 773 2799 0 0 4 25534
12 Wonogiri 35386 60196 0 838 0 17207 18771 233 18976 10 0 0 151617
13 Karanganyar 21326 17514 91 128 0 4187 2927 5,263 2647 0 8 8 54099
14 Sragen 23758 19588 35 37 0 306 5257 602 5089 0 0 34 54706
15 Grobogan 30886 29675 0 40 0 0 62735 5,907 8543 0 0 30 137816
16 Blora 16263 27351 0 0 82 0 82113 411 6367 0 3 56 132646
17 Rembang 8109 34964 0 0 0 121 23586 82 4063 29 1271 69 72294
18 Pati 28970 30015 2 0 0 5011 12405 2,090 2666 0 9436 21 90616
19 Kudus 9896 6263 165 2 168 31 1882 112 2255 60 0 2 20836
20 Jepara 28108 18218 0 15 391 1533 17562 4,035 2864 23 1228 5 73982
21 Demak 13040 15409 0 0 0 0 1572 237 2912 208 5485 41 38904
22 Semarang 18935 28933 0 0 0 2407 8569 5,976 2663 2637 0 9 70129
... Tabel Lanjutan
Lahan Kering Lahan Lainnya
No Kabupaten/ Kota Bangunan/
Pekarangan
Tegal/ Kebun
Ladang/ huma
Padang Rumput
Tidak di- Usahakan
Hutan Rakyat
Hutan Negara
Perkebunan Negara
Lain-lain
Rawa- rawa
Tambak Kolam/
Empang
Jumlah
24 Kendal 14148 22431 0 75 0 741 15718 7,788 8564 188 2832 7 72492
25 Batang 11998 19072 260 96 0 1446 12289 8,526 2536 0 132 3 56358
26 Pekalongan 11543 12215 50 372 9 997 26282 2,764 2406 459 27 18 57142
27 Pemalang 11778 17847 40 153 0 227 26201 1,333 3656 7 1578 14 62834
28 Tegal 14007 10488 0 92 225 1591 17082 194 3045 0 319 4 47047
29 Brebes 18473 17628 0 50 0 4350 48994 924 4286 0 7688 4 102397
30 Kota Magelang 1269 15 0 0 0 100 52 - 102 0 0 7 1545
31 Kota Surakarta 3505 111 0 0 0 0 0 - 586 74 0 1 4277
32 Kota Salatiga 2455 1659 0 0 0 0 0 168 222 0 0 1 4505
33 Kota Semarang 14039 8481 0 28 882 10 1640 1,198 5075 208 1792 6 33359
34 Kota Pekalongan 2462 150 0 0 4 0 0 - 234 60 74 0 2984
35 Kota Tegal 1713 39 0 0 0 0 0 - 211 0 427 0 2390
13
Luas Penggunaan Lahan Hutan
Luas penggunaan areal hutan menurut fungsinya dan kesatuan pemangkuan
hutan di Propinsi Jawa Tengah terdiri dari Suaka Alam Hutan Wisata, Hutan
Lindung dan Hutan Produksi. Suaka alam hutan wisata seluas 877,3 Ha.
Luas pemangkuan hutan terluas adalah kesatuan pemangkuan hutan
Banyumas Timur seluas 174,1 Ha. Hutan lindung yang ada di kesatuan
pemangkuan hutan seluas 73.477,88 Ha. Kesatuan pemangkuan hutan
untuk hutan lindung yang terluas ada di kesatuan pemangkuan hutan Kedu
Utara disusul Surakarta.
Tabel 1.6 Luas Areal Hutan Menurut Fungsinya dan Kesatuan Pemangkuan Hutan di Jawa Tengah Tahun 2000 (Ha)
Kesatuan Pemangkuan Hutan
Suaka Alam Hutan Wisata
Hutan Lindung
Hutan Produksi
Jumlah
1 Balapulang 0 0 29819.83 29,819.83
2 Blora 0 0 15105 15,105.00
3 Banyumas Barat 0 0 55551.46 55,551.46
4 Banyumas Timur 174.1 10654.35 35795.73 46,624.18
5 Cepu 30 0 33018.1 33,048.10
6 Gundih 0 0 30049.5 30,049.50
7 Kebonharjo 62.2 2497.7 15270.2 17,830.10
8 Keedu Selatan 65.6 0 44656.2 44,721.80
9 Kendal 113.3 0 20288.16 20,401.46
10 Kedu Utara 57.9 25295.53 17152.03 42,505.46
11 Mantingan 0 0 16747.2 16,747.20
12 Pati 63 11247.7 27793.96 39,104.66
13 Pekalongan Barat 54.1 5377 35372.93 40,804.03
14 Pekalongan Timur 0 3129 49681.63 52,810.63
15 Pemalang 55.2 0 24368.2 24,423.40
16 Purwodadi 0 0 19659.53 19,659.53
17 Randublatung 25.4 0 32438.7 32,464.10
18 Semarang 0 0 29127.53 29,127.53
19 Surakarta 176.5 15276.6 22630.04 38,083.14
20 Telawa 0 0 18715.7 18,715.70
Jumlah 877.3 73477.88 554525.93 628881.11
Persentase luas penggunaan lahan terhadap luas hutan di Propinsi Jawa
Tengah pada tahun 2000 seluas 640.564,5 ha (19,68 % dari luas Propinsi
Jawa Tengah). Sedangkan untuk kabupaten/ kota yang memilki luas hutan
terbesar adalah Kabupaten Semarang seluas 69.490,40 ha (73.39% ) disusul
Kabupaten Blora seluas 81.77,60 ha (45,57 % ). Sedangkan kota-kota yang
ada di Propinsi Jawa tengah tidak memilki hutan kecuali Kota Semarang.
Luas Lahan Kritis di Propinsi Jaw a Tengah Tahun 1999 ( ha)
Luas lahan kritis di Propinsi Jawa Tengah tahun 1999 (ha) terdiri potensi
kritis, agak kritis, kritis, dan sangat kritis. Luas lahan kritis di Propinsi Jawa
Tengah pada tahun 1999 seluas 1.491.299 ha. Adapun kabupaten/ kota
yang memilki luas lahan kritis terluas adalah Kabupaten Karanganyar seluas
Luas lahan kritis di Propinsi Jawa Tengah tahun 1999 (ha) terdiri potensi
kritis, agak kritis, kritis, dan sangat kritis. Luas lahan kritis di Propinsi Jawa
Tengah pada tahun 1999 seluas 1.491.299 ha. Adapun kabupaten/ kota
yang memilki luas lahan kritis terluas adalah Kabupaten Karanganyar seluas
441.898 ha disusul Kabupaten Batang 344.270 ha.
Tabel 1.7 Luas Lahan Kritis Menurut Penggunaan Lahan di Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah Tahun 1999 (ha)
No. Kabupaten/ Kota Potensi
Kritis Agak Kritis Kritis
Sangat
Kritis Jumlah
1 Cilacap 7,051 4,941 20,093 18,667 50,752
2 Banyumas 116 423 570 801 1,910
3 Purbalingga 25 1,009 4,499 0 553
4 Banjarnegara 267 2,022 2,658 2,993 7,939
5 Kebumen 0 537 2,669 0 3,205
6 Purworejo 338 253 4,621 0 5,212
7 Wonosobo 665 4,770 6,097 263 11,795
8 Magelang 10,519 5,519 4,948 1,137 22,123
9 Boyolali 12,376 1,543 13,336 0 27,255
10 Klaten 958 6,249 3,326 0 10,533
11 Sukoharjo 8,752 10,070 4,571 422 23,815
12 Wonogiri 33,268 49,444 18,552 9,199 107,463
13 Karanganyar 11,984 22,345 6,382 1,187 441,898
14 Sragen 12,320 9,985 10,042 0 32,347
15 Grobogan 1,162 6,336 4,592 533 12,623
16 Blora 11,974 6,649 7,231 3,377 29,231
17 Rembang 4,282 5,600 3,576 0 13,458
18 Pati 39,790 3,032 10,051 2,765 55,638
19 Kudus 880 1,867 838 153 3,739
20 Jepara 27,672 5,702 6,535 194 40,103
21 Demak 0 0 0 0 0
22 Semarang 5,923 9,395 11,842 0 27,161
23 Temanggung 18,215 3,472 11,453 15 33,155
24 Kendal 4,819 26,242 5,713 0 36,774
25 Batang 3,477 22,997 7,795 0 344,270
26 Pekalongan 2,103 4,199 1,303 0 7,605
27 Pemalang 2,368 10,156 2,883 0 15,407
28 Tegal 0 0 0 0 0
29 Brebes 5,559 3,839 327 0 9,725
30 Kota Magelang 0 0 0 0 0
31 Kota Surakarta 0 0 0 0 0
32 Kota Salatiga 0 0 0 0 0
33 Kota Semarang 0 0 1,129 0 1,129
34 Kota Pekalongan 0 0 0 0 0
35 Kota Tegal 949 753 9,300 479 114,481
Jumlah 227,812 229,349 186,932 42,185 1,491,299
Luas Tambak di Propinsi Jaw a Tengah Tahun 2000 ( ha)
Luas tambak di Propinsi Jawa Tengah sebesar 29.665 ha dengan produksi
ikan sebanyak 38.672,5 ton. Adapun kabupaten yang mempunyai lahan
tambak terluas yaitu Kabupaten Pati seluas 8.145 disusul Kabupaten Brebes
15 Tabel 1.8 Luas, Produksi dan Nilai I kan Tambak Menurut Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah Tahun
2000 (ha)
No.
Kabupaten/ Kota
Luas Pa- nen (Ha)
Produksi
(ton) Nilai
1 Cilacap 422.00 44.30 888,555
2 Kebumen 28.00 0.00 0
3 Purworejo 38.00 24.10 168,700
4 Rembang 625.00 174.50 2,755,450
5 Pati 8,145.00 12,138.90 205,944,516
6 Jepara 1,137.00 2,601.20 42,417,775
7 Demak 4,563.00 3,971.30 48,341,768
8 Kendal 2,550.00 4,523.80 72,632,000
9 Batang 205.00 594.00 19,234,420
10 Pekalongan 527.00 746.60 16,285,520
11 Pemalang 1,586.00 3,890.00 37,686,400
12 Tegal 318.00 43.60 1,208,900
13 Brebes 7,463.00 6,265.00 49,151,911
14 Kota Semarang 1,481.00 808.70 8,931,631
15 Kota Pekalongan 113.00 43.00 1,088,275
16 Kota Tegal 464.00 5,189.30 2,729,863
Jumlah 29,665.00 41,058.30 509,465,684
Pertambangan dan Galian
Sektor pertambangan dengan kandungan sumber tambang yang cukup
melimpah belum seluruhnya dapat digali maupun ditambangkan. Barang
tambang seperti emas, tembaga, andesit, pasir besi dan barang tambang
lainnya baru sedikit diusahakan.
Bahan galian C yang dieksploitasi masyarakat di Wilayah Jawa Tengah terdiri
dari pasir dan kerikil, Andesit, Batu Kapur, Tanah Liat, Kalsit, Bentonit, Trass.
Luas areal penggalian C sekitar 269.45 Ha dengan jumlah produksi 757.101
m3 dan jumlah tenaga kerja yang terlibat sekitar 5.370 jiwa.
Tabel 1.9 Banyaknya SI PD, Luas Areal, Produksi dan Tenaga Kerja Menurut Kabupaten/ Kota dan Jenis Bahan Galian Golongan C di Jawa Tengah Tahun Anggaran 1999/ 2000
Kabupaten/ Kota Jenis Bahan
Galian
Jumlah SI PD
Luas Areal (Ha)
Produksi (M3)
Tenaga Kerja (Orang)
01. Cilacap Pasir dan Kerikil 12 4.15 15,070.00 102
Andesit 12 3.64 44,050.00 112
Pasir Urug 3 1.06 10,700.00 30
02. Banyumas Pasir dan Krikil 63 14.47 14,456.00 166
Andesit 29 31.32 2,880.10 66
Batu Kapur 11 6.25 435.00 10
Tanah Liat 1 0.23 30.00 1
Tanah Urug 1 0.40 70.00 3
03. Purbalingga Pasir dan Kerikil 14 1.58 18,345.00 99
04. Banjarnegara Pasir dan Kerikil 10 3.76 190.00 88
Andesit 10 5.82 240.00 75
Tanah Liat 2 0.80 - 0
05. Kebumen Pasir dan Kerikil 16 3.96 2,685.00 33
06. Purworejo Andesit 18 8.53 10,900.00 36
Pasir Urug 1 0.15 50.00 5
07. Wonosobo Pasir dan Kerikil 8 2.54 468.00 35
08. Magelang Pasir dan Kerikil 7 5.01 18,787.00 35
Bentonit 3 2.65 145.00 30
10. Klaten Pasir dan Kerikil 10 8.84 33,300.00 100
11. Sukoharjo Andesit 2 1.80 6,000.00 9
Tanah Urug 4 1.90 13,000.00 10
12. Wonogiri Kalsit 1 0.05 2,649.00 16
Batu Kapur 12 0.46 1,986.00 63
13. Karanganyar Trass 6 1.50 172.00 55
14. Sragen Pasir dan Kerikil 24 6.20 7,225.00 95
15. Grobogan Pasir dan Kerikil 7 3.00 22,000.00 8
Andesit 2 2 17,500.00 10
Batu Kapur 1 1.00 15,751.00 5
16. Blora Pasir dan Kerikil 57 1.43 84,900.00 228
17. Rembang Andesit 10 2.51 659.00 15
Tanah Liat 2 1.94 205.00 4
Pasir Kuarsa 1 1 479.00 6
18. Pati Pasir dan Kerikil 41 4.97 28.44 140
20. Jepara Pasir dan Kerikil 14 1.28 28,000.00 60
Andesit 2 0.98 575.00 9
23. Temanggung Pasir dan Kerikil 40 12.38 2,294.00 361
24. Kendal Pasir dan Kerikil 6 3.18 3,273.00 30
Andesit 2 0.97 3,273.00 7
25. Batang Tanah Urug 4 2.30 4,707.00 12
Andesit 13 5.86 3,412.00 52
26. Pekalongan Pasir dan Kerikil 15 9.50 288.00 125
Tanah Urug 1 2.00 30.00 7
27. Pemalang Pasir dan Kerikil 113 41.42 332,326.00 1500
28. Tegal Pasir dan Kerikil 5 2.43 2,675.00 30
Batu Kapur 15 15.00 3,070.00 75
29. Brebes Pasir dan Kerikil 70 29.37 14,750.00 1220
Andesit 4 2.39 2,045.00 85
30. Kota Semarang Pasir dan kerikil 8 0.80 2,090.00 30
Tanah Urug 2 1.25 5,750.00 10
1.2
SOSI AL DAN KEPENDUDUKAN
1.2.1 K
EPENDUDUKANJumlah dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk Jawa Tengah berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) pada tahun 2000, tercatat sebesar 30,78 juta jiwa. Dengan jumlah
penduduk sebanyak itu Jawa Tengah menempati urutan ketiga dari seluruh
propinsi di I ndonesia. Jumlah penduduk Propinsi Jawa Tengah menurut
proyeksi tahun 2001 sebesar 31,73 juta jiwa. Jumlah penduduk
kabupaten/ kota terbesar tahun 2000 di Propinsi Jawa Tengah adalah
Kabupaten Brebes sebanyak 1.689.011 jiwa, selanjutnya Kabupaten Cilacap,
Kabupaten Banyumas. Sedangkan jumlah penduduk kabupaten/ kota terkecil
adalah Kota Magelang sebanyak 116.245 jiwa. Berdasarkan data
kependudukan tahun 1995 dan tahun 2000 tingkat pertumbuhan penduduk
Propinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% . Adapun kabupaten/ kota yang memiliki
tingkat pertumbuhan tertinggi adalah Kabupaten Demak sebesar
1,5% / tahun sedangkan terendah adalah Kota Pekalongan sebesar 0,09
%
Peta Reppprot 1:250.000, Bakosurtanal
Jalan Kolektor 1
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG DIREKTORAT PENATAAN RUANG WILAYAH TENGAH
11 -25 jiwa/ha 0 - 10 jiwa/ha 26 - 50 jiwa/ha 51 - 100 jiwa/ha > 100 jiwa/ha
Peta Kepadatan Penduduk Jateng.WOR
PETA
Kab. Cilacap Kab. Banyumas
Kab. Kebumen
Kab. Purworejo
Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Karanganyar
Kab. Sragen
Kab. Grobogan Kab. Blora
Kab. Rembang
Kali Wates Kali Grobogan
S. Waluh
S. Ciu S. CacabanS. Rambut S. Kluwut
S. Kuto
S. BakalrejoS. Tontang
Kepadatan penduduk tertinggi di Propinsi Jawa Tengah adalah Kota
Surakarta yakni 11.114,42 jiwa/ km2. Sedangkan kepadatan penduduk
terkecil adalah Kabupaten Blora yakni Kabupaten Blora. Kepadatan penduduk
tertinggi ini terkonsentrasi pada pusat-pusat kota baik kota maupun
kabupaten.
Tabel 1.10 Kepadatan Penduduk per Ha di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2000
No. Kabupaten/
Kota
Jumlah
Penduduk Luas (Ha)
Kepadatan Penduduk per Ha
1 Cilacap 1,600,834 213,851 7.49
2 Banyumas 1,447,865 132,759 10.91
3 Purbalingga 782,714 77,765 10.07
4 Banjarnegara 831,327 106,974 7.77
5 Kebumen 1,160,922 128,274 9.05
6 Purworejo 703,691 103,482 6.80
7 Wonosobo 730,677 98,468 7.42
8 Magelang 1,092,776 108,573 10.06
9 Boyolali 891,363 101,507 8.78
10 Klaten 1,107,477 65,556 16.89
11 Sukoharjo 768,752 46,666 16.47
12 Wonogiri 966,271 182,237 5.30
13 Karanganyar 754,802 77,220 9.77
14 Sragen 842,759 94,649 8.90
15 Grobogan 1,257,958 197,585 6.37
16 Blora 808,443 179,440 4.51
17 Rembang 554,690 101,410 5.47
18 Pati 1,144,300 149,120 7.67
19 Kudus 701,537 42,517 16.50
20 Jepara 962,909 100,416 9.59
21 Demak 965,499 89,743 10.76
22 Semarang 828,169 94,686 8.75
23 Temanggung 659,881 87,023 7.58
24 Kendal 845,370 100,227 8.43
25 Batang 658,321 78,895 8.34
26 Pekalongan 795,044 83,613 9.51
27 Pemalang 1,253,706 101,190 12.39
28 Tegal 1,374,382 87,970 15.62
29 Brebes 1,689,011 165,773 10.19
30 Kota Magelang 116,245 1,812 64.15
31 Kota Surakarta 489,368 4,403 111.14
32 Kota Salatiga 150,201 5,296 28.36
33 Kota Semarang 1,341,730 37,367 35.91
34 Kota Pekalongan 260,814 4,496 58.01
35 Kota Tegal 236,038 3,449 68.44
Jumlah 30,775,846
3,254,412 9.46
Struktur Penduduk Menurut Kelompok Usia dan Jenis
Kelamin
Struktur penduduk menurut jenis kelamin di Propinsi Jawa Tengah untuk
laki-laki berjumlah 15.253.438 jiwa, dan perempuan berjumlah 15.522.408
jiwa. Jumlah kelompok umur 15 – 19 tahun merupakan kelompok umur yang
19
75 tahun keatas merupakan jumlah penduduk paling sedikit dan berjumlah
482.907 jiwa.
Tabel 1.11 Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2000
No. Kelompok
Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
1. 0 - 4 1,265,139 1,213,207 2,478,346
2. '5 - 9 1,528,736 1,466,928 2,995,664
3. 10 - 14 1,646,986 1,577,017 3,224,003
4. 15 - 19 1,652,146 1,604,529 3,256,675
5. 20 - 24 1,265,627 1,248,978 2,514,605 6. 25 - 29 1,182,774 1,266,456 2,449,230
7. 30 - 34 1,131,303 1,216,785 2,348,088
8. 35 - 39 1,113,643 1,207,011 2,320,654
9. 40 - 44 1,008,003 1,016,814 2,024,817 10. 45 - 49 850,347 789,431 1,639,778
11. 50 - 54 650,909 714,002 1,364,911
12. 55 - 59 543,163 593,688 1,136,851 13. 60 - 64 511,229 616,408 1,127,637
14. 65 - 69 369,547 443,114 812,661 15. 70 - 74 301,675 297,344 599,019
16. '75 - 232,211 250,696 482,907 Sumber : BPS, Propinsi dalam Angka, Tahun 2000
Struktur Penduduk Menurut Kelompok Usia di Kabupaten
dan Kota
•
Usia 0 – 14
Jumlah penduduk untuk kelompok usia 0 – 14 tahun di Propinsi Jawa
Tengah berjumlah 8,70 juta jiwa. Kelompok ini merupakan kelompok usia
tidak produktip dan masih bergantung pada orang lain. Jumlah penduduk
Kabupaten/ kota untuk kelompok umur ini yang paling banyak adalah
Kabupaten Cilacap sebanyak 495.855 jiwa, sebaliknya kanupaten/ kota yang
memilki jumlah penduduk yang sedikit untuk kelompok umur ini adalah Kota
Magelang. Sedangkan prosentase untuk kelompok umur 0 – 14 tahun
kabupaten/ kota yang paling banyak adalah kabupaten Pekalongan sekitar
262.701 jiwa (0,33 % dari jumlah total penduduk Kabupaten Pekalongan).
Sedangkan prosentase pada kelompok ini yang paling kecil adalah Kota
Salatiga sekitar 32,66 ribu jiwa (0,217 % dari jumlah penduduk kota
tersebut).
•
Usia 15 – 64
Untuk kelompok usia 15 – 64 tahun di Propinsi Jawa Tengah berjumlah
20,18 juta jiwa. Kelompok ini merupakan kelompok usia produktip dan bias
dikategorikan usia kerja. Jumlah penduduk kabupaten/ kota untuk kelompok
umur ini yang paling banyak adalah Kabupaten Tegal sebanyak 1,1 juta jiwa,
sebaliknya kabupaten/ kota yang memilki jumlah penduduk yang sedikit
untuk kelompok umur ini adalah Kota Magelang sekitar 81.3 ribu jiwa.
yang paling banyak adalah Kota Salatiga sekitar 107.836 jiwa (0,72 % dari
jumlah total penduduk Kota Salatiga). Sedangkan prosentase pada kelompok
ini yang paling kecil adalah Kabupaten Kebumen sekitar 706.319 ribu jiwa
(0,61% dari jumlah penduduk kabupaten tersebut).
•
Usia 65 Keatas
Jumlah penduduk untuk kelompok usia 65 tahun keatas di Propinsi Jawa
Tengah berjumlah 1.89 juta jiwa. Kelompok ini diindikasikan merupakan
kelompok usia yang sudah tidak produktip lagi dalam hal kerja. Jumlah
penduduk kabupaten/ kota untuk kelompok umur ini yang paling banyak
adalah Kabupaten Banyumas sebanyak 106.655 jiwa, sebaliknya
kabupaten/ kota yang memilki jumlah penduduk yang sedikit untuk kelompok
umur ini adalah Kota Salatiga sebanyak 9.706 jiwa. Sedangkan prosentase
untuk kelompok umur ini, kabupaten/ kota yang paling banyak adalah
kabupaten Purworejo sekitar 70.730 jiwa (10,1 % dari jumlah total
penduduk Kabupaten Purworejo). Sedangkan prosentase pada kelompok ini
yang paling kecil adalah Kabupaten Brebes sekitar 72.860 ribu jiwa (4,31 %
dari jumlah penduduk kabupaten tersebut).
Jumlah Penduduk Menurut Angkatan Kerja
Berdasarkan hasil Susenas BPS, tenaga kerja di Propinsi Jawa Tengah tahun
2000 berjumlah 14.491.222 jiwa. Angka kesempatan kerja yang merupakan
perbandingan antara penduduk yang bekerja dengan penduduk yang
termasuk angkatan kerja pada tahun 2000 yaitu sekitar 95,78 % dari jumlah
penduduk Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan angka kesempatan kerja untuk
kabupaten/ kota yang paling besar adalah Kabupaten Boyolali sebesar
494.343 jiwa (98,41 % dari jumlah penduduk kabupaten tersebut).
Sedangkan angka kesempatan kerja untuk kabupaten/ kota yang terkecil
adalah kota Tegal 90.614 jiwa (91,14 % dari jumlah penduduk kota
tersebut).
1.2.2 S
OSI ALPenduduk Usia Sekolah
Penduduk usia antara 7 – 24 tahun merupakan rata-rata usia sekolah.
Adapun klasifikasi usia sekolah yakni 7 – 12 tahun merupakan usia sekolah
dasar, 13 – 15 tahun merupakan usia sekolah lanjutan pertama, 16 – 18
tahun merupakan usia sekolah lanjutan atas, dan 19 – 24 tahun merupakan
usia sekolah untuk kesarjanaan. Jumlah penduduk usia sekolah dasar di
Propinsi Jawa Tengah berjumlah 3.737.705 jiwa, jumlah penduduk usia
sekolah lanjutan pertama berjumlah 1.992.881 jiwa, usia sekolah lanjutan
atas berjumlah 2.013.922 jiwa, dan usia untuk universitas berjumlah
3.089.938 jiwa.
Angkatan Kerja yang Mencari Pekerjaan Menurut Pendidikan
Angkatan kerja yang mencari pekerjaan menurut pendidikan di Propinsi Jawa
Tengah sebanyak 37.900 orang. Angkatan kerja yang mencari pekerjaan
sesuai tamatan pendidikan dengan jumlah tertinggi untuk tahun 2000 adalah
21
kerja dengan jumlah pencari kerja terkecil adalah lulusan diploma tiga
sebanyak 1.370 orang.
Tabel 1.12 Angkatan Kerja yang Mencari Kerja Menurut Tamatan Pendidikan dan Jenis Kelamin di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2000
Jenis Kelamin Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan Laki-laki Perempuan
Total
Belum pernah sekolah 4,206 7,202 11,408
Belum tamat SD 2,850 3,241 6,091
Sekolah Dasar 6,836 5,893 62,729
SLTP 4,439 3,612 38,051
SLTA 42,599 3,610 226,209
Diploma I/II/III 5,869 5,509 1,378
Diploma IV/S1/S2/S3 6,218 5,816 2,034
Jumlah 83,017 54,883 37,900
Mata Pencaharian Penduduk Jaw a Tengah
Mata pencaharian penduduk Jawa Tengah sangat bervariasi. Adapun mata
pencaharian penduduk menurut BPS pada tahun 2000 yang terdata dan
terhitung yakni pada sektor pertanian (6,135,828 jiwa), Perdagangan
(3,030,564 jiwa), I ndustri (2,276,679 jiwa), Jasa (1,591,617 jiwa),
Komunikasi (644,359), Konstruksi (578,584 jiwa), Pertambangan dan Galian
(128,706 jiwa), dan Keuangan (79,812 jiwa), Listrik, Gas, dan Air Bersih
(25,073 jiwa).
•
Sektor Pertanian
Mata pencaharian penduduk di Propinsi Jawa Tengah rata-rata bekerja pada
sektor pertanian. Adapun jumlah penduduk yang bekerja pada sektor
pertanian sekitar 6.135.828 jiwa. Penduduk kabupaten/ kota di Jawa Tengah
yang terbesar dan bekerja pada sektor pertanian adalah Kabupaten
Grobogan sekitar 396.108 jiwa. Kabupaten/ kota lain yang penduduknya
bekerja di sektor pertanian dengan lebih dari tiga ratus ribu orang adalah
Kabupaten Brebes, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Blora, dan Kabupaten
Magelang, dan Kabupaten Cilacap. Sedangkan kabupaten/ kota yang jumlah
penduduknya paling kecil bergerak pada sektor pertanian adalah Kabupaten
Magelang dengan jumlah penduduk yang bergerak pada bidang ini sekitar
1.214 orang, menyusul Kota Surakarta(2.085), Kota Salatiga (2.474).
•
Perdagangan
Penduduk Propinsi Jawa Tengah yang bekerja pada sektor perdagangan
pada tahun 2000 sekitar 3.030.564 jiwa. Jumlah penduduk kabupaten/ kota
yang bekerja pada sektor perdagangan yang terbesar adalah Kabupaten
Brebes (193.217 jiwa), Kota Semarang (180.764 jiwa), Kabupaten Banyumas
(159.578 jiwa). Sedangkan kabupaten/ kota yang bekerja di sektor
perdagangan yang terkecil adalah Kota Magelang (18.592 jiwa), Kota
Salatiga (21.204), Kota Pekalongan (33.064), dan Kota Tegal (34.300 jiwa).
•
I ndustri
Penduduk Propinsi Jawa Tengah yang bekerja pada sektor industri sekitar
hasil pertanian, industri aneka, dan industri logam mesin dan kimia.
Kabupaten/ kota yang banyak menyerap tenaga kerja dari sektor industri
adalah Kabupaten Jepara (194.466 jiwa), Kabupaten Klaten (126.835 jiwa),
Kabupaten Banyumas (126.180 jiwa). Sedangkan kabupaten/ kota yang
sedikit menyerap tenaga kerja di sektor industri adalah Kabupaten Magelang
( 7.082 jiwa), Kabupaten Blora (11.147 jiwa), Kota Salatiga (13.709 jiwa),
dan Kabupaten Rembang (13.752 jiwa).
•
Komunikasi
Jumlah tenaga kerja di Propinsi Jawa Tengah yang bekerja pada sektor
komunikasi sekitar 644.359 jiwa. Adapun jenis atau sub sektor komunikasi
yang ada yakni PT. Pos, PT Telkom, Jasa Pengantar Barang, Radio, dan
lain-lain. Untuk sektor komunikasi kabupaten/ kota yang paling banyak menyerap
tenaga kerja adalah Kabupaten Pekalongan sekitar 260.814 jiwa atau sekitar
3,51 % dari jumlah penduduk kabupaten, menyusul Kabupaten Tegal
1.374.382 jiwa (3,43 % dari jumlah total penduduk kabupaten). Sedangkan
kabupaten/ kota yang paling sedikit menyerap tenaga kerja pada sektor
komunikasi adalah Kabupaten Magelang sekitar 10.772 jiwa (0,99 % dari
total jumlah penduduk kabupaten), menyusul Kabupaten Blora sekitar
9.4846 jiwa (1.17 % dari jumlah total penduduk kabupaten).
•
Jasa
Jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor jasa lainnya di Propinsi Jawa
Tengah sekitar 1.591.617 jiwa. Adapun kabupaten/ kota yang paling besar
menyerap tenaga kerja sektor jasa-jasa adalah Kota Semarang dengan
menyerap Tenaga Kerja sebanyak 170.818 jiwa atau sekitar 12,73 % dari
jumlah total penduduk kota tersebut, menyusul Kota Magelang yang
menyerap tenaga kerja sekitar 14.156 jiwa (12,18% dari jumlah penduduk
kota tersebut). Sedangkan kabupaten/ kota yang paling sedikit menyerap
tenaga kerja pada sektor jasa-jasa adalah Kabupaten Wonogiri 28.450 Jiwa
(2,94 % dari jumlah penduduk kabupaten tersebut), menyusul Kabupaten
Wonosobo 21.771 jiwa (2.98 % dari jumlah total penduduk).
•
Konstruksi
Jumlah tenaga kerja yang bergerak pada sektor konstruksi di Propinsi Jawa
Tengah berjumlah 578.584 jiwa. Untuk kabupaten/ kota yang banyak
menyerap tenaga kerja pada sektor konstruksi Kabupaten Kudus dengan
tenag kerja 35.702 orang (5.09 % dari jumlah total penduduk kabupaten
tersebut). Sedangkan kabupaten/ kota yang paling sedikit menyerap tenaga
kerja adalah Kabupaten Boyolali yang berjumlah 9.546 (1,07 % dari jumlah
kabupaten tersebut).
•
Pertambangan dan Galian
Penduduk yang bekerja pada sektor pertambangan dan galian di Propinsi
Jawa Tengah sekitar 79.812 jiwa. Sedangkan penduduk kabupaten/ kota
yang paling banyak bekerja pada sektor pertambangan dan galian adalah
Kabupaten Boyolali 7.746 jiwa (0,87 % dari jumlah penduduk kabupaten
tersebut. Sedangkan penduduk kabupaten/ kota yang paling sedikit bekerja
di sektor pertambangan dan galian adalah Kabupaten Demak berjumlah 367
23
•
Keuangan
Penduduk yang bekerja pada sektor keuangan di Propinsi Jawa Tengah pada
tahun 2000 adalah 128.706 jiwa. Untuk Kabupaten/ kota yang paling banyak
menyerap tenaga kerja untuk sektor keuangan adalah Kota Semarang
dengan tenaga kerja yang terserap sekitar 20.320 orang (1,51% dari jumlah
total penduduk kota), menyusul Kota Surakarta dengan jumlah tenaga kerja
yang terserap 7.304 jiwa (1,49 % dari jumlah penduduk kota). Sedangkan
kabupaten/ kota yang paling sedikit menyerap tenaga kerja pada sektor
keuangan adalah Kabupaten Batang dengan jumlah tenaga kerja 600 orang
(0,09 % dari jumlah penduduk kabupaten), menyusul Kabupaten
Purbalingga 1.080 jiwa, Kabupaten Banjarnegara 1.131 jiwa, Pekalongan
1.113 jiwa (masing-masing 1,14 % dari jumlah total penduduk di kabupaten
masing-masing).
•
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Penduduk yang bekerja pada sektor gas, listrik, dan air bersih di Propinsi
Jawa Tengah ada sekitar 25.073 jiwa. Kontribusi sektor gas, listrik, dan air
bersih memberikan lapangan kerja pada penduduk sekitar 0,08 % dari
jumlah lapangan kerja yang ada. Adapun penduduk kabupaten/ kota yang
bekerja pada sektor gas, listrik, dan air bersih di Propinsi Jawa Tengah yang
paling banyak adalah Kabupaten Banjarnegara sekitar 5.724 jiwa (0,69%
dari jumlah penduduk kabupaten tersebut).
Sebaran Desa Tertinggal
Menurut data podes 1995 sebaran desa tertinggal di Propinsi Jawa Tengah
rata-rata tersebar di kabupaten/ kota. Sebaran desa tertinggal di Propinsi
Jawa Tengah yang paling banyak berada di Kabupaten Brebes, Kabupaten
Batang, Kabupaten Kebumen. Sebaran desa tertinggal di Propinsi Jawa
Tengah dapat dilihat di peta berikut ini.
1.3
SUMBERDAYA BUATAN
1.3.1 J
ARI NGANJ
ALAN, R
ELKA
DANS
ARANAP
ERHUBUNGANJaringan Jalan
Panjang jalan Kabupaten/ kota di wilayah Jawa Tengah pada tahun 2000
mencapai 21.525 km. Panjang jalan ini mengalami kenaikan 0,19%
dibandingkan tahun lalu. Adapun jalan terpanjang untuk kabupaten/ kota
terdapat di Kota Semarang, yaitu 1.014 km atau 4,71 km % dari panjang
jalan di seluruh Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan terpendek adalah Kota
Magelang dengan panjang 0,39 % dari jumlah total jalan yang ada di
%
Kab. Cilacap Kab. Banyumas
Kab. Kebumen
Kab. Purworejo
Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Karanganyar
Kab. Sragen
Kab. Grobogan Kab. Blora
25 Tabel 1.13 Panjang Jalan Kabupaten/ Kota menurut Jenis Permukaan di Jawa Tengah Tahun 2000
Jenis Permukaan Jumlah
No. Kabupaten/
Kota Aspal Kerikil Tanah
Tidak Dirinci
1 Cilacap 892 109 9 0 1,010
2 Banyumas 590 212 3 0 805
3 Purbalingga 367 128 211 0 706
4 Banjarnegara 394 225 92 0 711
5 Kebumen 510 65 35 0 610
6 Purworejo 519 112 108 0 739
7 Wonosobo 389 372 49 0 810
8 Magelang 588 25 28 0 641
9 Boyolali 490 47 15 0 552
10 Klaten 623 17 129 0 769
11 Sukoharjo 509 14 0 0 523
12 Wonogiri 603 399 10 0 1,012
13 Karanganyar 684 68 12 0 764
14 Sragen 859 82 51 0 992
15 Grobogan 548 270 0 0 818
16 Blora 281 100 16 0 397
17 Rembang 303 224 31 0 558
18 Pati 483 55 7 0 545
19 Kudus 299 57 54 73 483
20 Jepara 666 11 27 0 704
21 Demak 306 82 38 0 426
22 Semarang 585 34 11 108 738
23 Temanggung 367 231 33 0 631
24 Kendal 506 83 189 0 778
25 Batang 301 3 0 0 304
26 Pekalongan 297 136 52 0 485
27 Pemalang 569 11 37 16 633
28 Tegal 535 13 0 41 589
29 Brebes 541 32 51 0 624
30 Kota Magelang 73 10 0 0 83
31 Kota Surakarta 431 129 3 0 563
32 Kota Salatiga 177 10 48 0 235
33 Kota Semarang 976 9 10 19 1,014
34 Kota Pekalongan 116 0 0 0 116
35 Kota Tegal 151 4 3 0 158
Jumlah 16,52
8
3,379
1,362
257
21,52
6
Sumber : Propinsi Jawa Tengah dalam Angka Tahun 2000
Menurut kondisinya, persentase jalan tersebut berupa aspal dan kerikil
sebesar 76,78 % serta 15,70 % , selebihnya masih berbentuk tanah. Panjang
jalan kabupaten/ kota menurut kondisi jalan yang berkerikil dan paling
panjang sehingga perlu ditingkatkan ke aspal adalah Kabupaten Wonogiri
sepanjang 399 km. Sedangkan untuk kondisi tanah, kabupaten/ kota yang
paling panjang adalah Kabupaten Purbalingga sepanjang 211 km.
Kondisi jalan di Propinsi Jawa Tengah untuk kondisi jalan yang baik, sedang,
rusak, dan rusak berat masing masing 39,30 % baik, 29,38 sedang, 21,41
rusak, dan 9,92 rusak berat. Adapun kabupaten/ kota yang kondisi jalannya
untuk kota/ kabupaten yan memiliki jalan yang paling rusak berat adalah
Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Banjarnegara.
Status jalan di Propinsi Jawa Tengah untuk jalan nasional sepanjang 1,39
ribu kilometer dan 2,6 ribu jalan propinsi. Untuk kabupaten/ kota yang
memiliki jalan nasional yang panjang adalah Kabupaten Cilacap sepanjang
202 km. Sedangkan untuk jalan propinsi yang paling panjang adalah
Kabupaten Grobogan sekitar 232,99 km.
Jembatan sebagai sarana penunjang transportasi yang lain, pada tahun 2000
tercatat sebanyak 3.301 buah dengan panjang 42,58 km, dengan rincian
1.140 jembatan milik negara dan 2.160 jembatan milik propinsi.
Tabel 1.14 Banyak dan Panjang Jembatan Menurut Status Kewenangan Pengelolaan di Jawa Tengah Tahun 2000
Milik Negara Milik Propinsi Jumlah
Banyaknya Panjang Banyaknya Panjang Banyaknya Panjang
Keresidenan
(buah) (m) (buah) (m) (buah) (m)
01. Semarang 179 3506 363 4561 542 8067
02. Pati 127 1648 320 2884 447 4532
03. Surakarta 154 2608 297 4356 451 6964
04. Kedu 170 3647 382 3911 552 7558
05. Banyumas 237 3057 394 5560 631 8616
06. Pekalongan 273 2781 405 4063 678 6843
Jumlah 2000 1140 17247 2161 25335 3301 42580
Angkutan darat
Kendaraan bermotor dan kereta api merupakan angkutan darat utama.
Adapun jenis kendaraan tersebut adalah mobil penumpang, mobil bus, mobil
barang, kendaraan khusus, dan kereta. Pada tahun 2000, jumlah kendaraan
166.055 kendaraan, naik 2,47 % dari tahun sebelumnya.
Banyaknya penumpang kereta api pada tahun 2000 mencapai 3.894.164
penumpang, dengan jumlah penumpang ini mengalami kenaikan dari tahun
sebelumnya sekitar 15,93 % .
Angkutan Udara
Pada tahun 2000, pesawat udara yang datang melalui Bandar Udara Achmad
Yani Semarang dan Bandara Adi Sumarmo Surakarta tercatat masing-masing
sebanyak 3.076 penerbangan dan 3.601 penerbangan. Untuk pesawat yang
datang, bila dibandingkan tahun sebelumnya masing-masing naik 12,88 %
dan 26,01 % , sedangkan pesawat yang berangkat mengalami kenaikan
masing-masing sebesar13,10 % serta 25,37 % . Selama tahun 2000 bandara
Tunggul Wulung Cilacap dan bandara Dewandaru Karimunjawa Jepara tidak
dilalui pesawat penumpang dari penerbangan komersial.
Penumpang yang datang dan berangkat melalui kedua bandara utama
tersebut pada tahun 2000 juga mengalami kenaikan sebesar 38,83 % , dan
27
1.3.2 F
ASI LI TASU
MUMJaringan Listrik
Pada tahun 2000 Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dengan program listrik
masuk desa telah merealisasikan programnya sekitar 7,84 ribu desa (99%
dari total jumlah desa).
Tabel 1.15 Banyaknya Desa yang Berlistrik PLN dan Pelanggan di PT. PLN Distribusi Jawa Tengah Desember 2000
No. Kabupaten/
Kota
Jumlah Desa yang Berlistrik dari PLN
Jumlah Pelanggan
1 Cilacap 237 133991
2 Banyumas 301 155534
3 Purbalingga 225 83902
4 Banjarnegara 266 80481
5 Kebumen 450 118741
6 Purworejo 486 113935
7 Wonosobo 249 75811
8 Magelang 367 162266
9 Boyolali 260 137760
10 Klaten 372 203370
11 Sukoharjo 163 141497
12 Wonogiri 281 149478
13 Karanganyar 172 133780
14 Sragen 201 138974
15 Grobogan 276 156620
16 Blora 271 106439
17 Rembang 288 65989
18 Pati 400 174815
19 Kudus 123 126077
20 Jepara 184 164905
21 Demak 241 118449
22 Semarang 239 141677
23 Temanggung 280 102347
24 Kendal 275 127270
25 Batang 233 58390
26 Pekalongan 253 88342
27 Pemalang 204 119550
28 Tegal 272 179335
29 Brebes 272 153127
30 Kota Magelang 0 0
31 Kota Surakarta 0 0
32 Kota Salatiga 0 0
33 Kota Semarang 0 0
34 Kota Pekalongan 0 0
35 Kota Tegal 0 0
Adapun energi listrik yang sumbernya dari PLN dengan jumlah pelanggan
3,71 juta pelanggan. Untuk tahun 2000 penjualan energi listrik ke pelanggan
di Jawa Tengah sebesar 7, 7 milyar KWH atau sekitar 1,89 triliun rupiah.
Adapun kelompok pelanggan di PT. PLN terdiri rumah tangga, industri,
usaha, sosial, kantor pemerintah, dan penerangan jalan. Kontribusi PLN
milyar rupiah. Sedangkan pemasukan terkecil sektor PLN ini cabang Klaten
sebesar 75,5 milyar rupiah.
Sumber Air Bersih
Sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk, kebutuhan air minum juga
bertambah. Pada tahun 2000, air minum yang disalurkan di Jawa Tengah
sebesar 277,28 juta meter kubik meningkat sekitar 15,88% dari tahun 1999.
Tabel 1.16 : Kapasitas Produksi Air Bersih di Propinsi Jawa Tengah
Tahun Produksi
1998 220.354.678
1999 233,236,678
2000 277.280.485
Adapun kota yang paling banyak memakai PDAM adalah kota Semarang
sekitar 51,21 juta M3 per tahun. Sedangkan kabupaten/ kota yang pemakaian
air bersihnya paling sedikit adalah Kabupaten Pemalang.
Penyaluran air tesebut didistribusikan ke pelanggan yaitu tempat tinggal,
hotel/ wisata, tempat ibadah, sarana umum, toko perusahaan dan lain-lain.
Air tersebut terbanyak disalurkan untuk tempat tinggal sebesar 54,98 % ,
disusul instansi kantor pemerintahan (5,14% ), sisanya digunakan oleh
toko/ perusahaan, hotel, tempat ibadah dan lain-lain.
Pasar
Pasar ini terdiri dari depart. Store, pasar swalayan, pusat perbelanjaan, dan
pasar tradisional. Pasar tradisional terdiri dari pasar umum, hewan,
buah-buahan, sepeda, ikan, dan lain-lain. Rincian pasar di Propinsi Jawa Tengah
sebagai berikut : departemen store sebanyak 29 buah, pasar swalayan 63
buah, pusat perbelanjaan 25 buah, dan pasar tradisional berjumlah 1.357
buah.
Tabel 1.17 Banyaknya Pasar Menurut Kabupaten/ Kota dan Jenis Pasar di Jawa Tengah Tahun 2000 (juta rupiah)
Pasar Tradisional
Kabupaten/ Kota
Depart. Store
Pasar
Swlyn
Pusat Per-
Belanjaan Umum Hewan Buah Sepeda I kan Lainlain Jumlah
Cilacap 1 - - 33 3 53 89
Banyumas 11 6 2 29 2 0 31
Purbalingga - 2 19 3 1 13 36
Banjarnegara - - 20 2 1 0 23
Kebumen - 3 33 3 0 36
Purworejo - - 25 1 0 26
Wonosobo 1 1 62 10 2 1 75
Magelang - - - 17 3 2 0 22
Boyolali - 4 2 43 7 1 2 1 54
Klaten 1 4 1 79 12 1 6 0 98
Sukoharjo 2 5 1 34 6 1 0 41
Wonogiri - 27 17 1 1 0 46
29 Pasar Tradisional
Kabupaten/ Kota
Depart. Store
Pasar
Swlyn
Pusat Per-
Belanjaan Umum Hewan Buah Sepeda I kan Lainlain Jumlah
Sragen 1 - 43 3 1 1 0 48
Grobogan 2 - 12 3 0 80 95
Blora - 42 10 1 4 0 57
Rembang - 5 84 4 1 1 0 90
Pati - 32 4 1 1 2 40
Kudus 1 - 24 1 0 0 25
Jepara 1 2 19 3 1 0 0 23
Demak 16 2 1 0 19
Semarang 49 1 1 0 0 51
Temanggung 6 3 1 0 15 25
Kendal 6 11 3 1 0 15
Batang - 8 2 0 0 10
Pekalongan - 20 5 1 1 0 27
Pemalang 3 10 1 1 1 4 0 17
Tegal 1 26 1 0 5 32
Brebes 2 26 1 0 0 27
Kota Magelang 6 3 9 0 1 1 11
Kota Surakarta 1 28 2 2 1 2 35
Kota Salatiga - 6 2 1 1 10
Kota Semarang 2 13 11 45 1 46
Kota
Pekalongan 2 9 2 11
Kota Tegal 2 6 9 2 11
1.3.3 F
ASI LI TASS
OSI ALE
KONOMIPendidikan
Penduduk yang bersekolah secara umum mengalami fluktuasi selama
periode tahun pelajaran 1996/ 1997 – 2000/ 2001, hal ini dapat dilihat dari
banyaknya murid dibeberapa jenjang pendidikan yang mengalami kenaikan
dan penurunan. Pada tingkat pendidikan SD jumlah murid mengalami
penurunan sebesar 0,52 % , sedangkan pada tingkat SLTP dan SLTA juga
turun masing-masing sebesar 2,54% dan 0,23% .
Peningkatan jumlah penduduk yang bersekolah perlu diimbangi penyediaan
sarana fisik dan tenaga guru yang memadai. Kurun waktu yang sama, guru
SD rata-rata turun 1,51% setiap tahun, sedangkan guru SLTP dan SLTA
masing-masing naik rata-rata 4,71 % dan 2,86 % per tahun.
Banyaknya Universitas pada tahun akademik 2000/ 2001 tercatat sebanyak
150, terdiri dari 5 perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta
sebanyak 145 perguruan tinggi.
Kesehatan
Peningkatan sarana kesehatan sangat diperlukan sebagai upaya dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain pemerintah, peran swasta
dalam menunjang sarana kesehatan juga cukup tinggi. Pada tahun 2000
untuk jumlah rumah sakit umum pemerintah sebesar 50 buah sementara