• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

5.1 Uji Coba Sistem

Uji coba sistem dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkatan dari aplikasi yang kita buat dalam memenuhi kebutuhan pengguna / user. Uji coba dilakukan menggunakan metode testing program. Uji coba disini dilakukan kepada form login, salah satu form master ( form pegawai ), serta form yang ada pada menu proses yang meliputi form data calon pengantin dan form pendaftaran nikah yang ada pada Sistem Informasi Pernikahan ini. Kami tidak melakukan testing pada semua form yang ada, tetapi hanya melakukan testing pada beberapa form saja karena memang ada beberapa form yang memiliki karekteristik yang hampir sama dan tentu saja untuk hasil testingnya juga hampir sama. Untuk penjelasan mengenai detail testing yang dilakukan, dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.

5.1.1 Form Login

Ketika aplikasi pertama kali dijalankan, maka kita akan menemui / masuk pada form login. Pada form ini user diminta untuk memasukkan username dan password. Hanya ada 3 user yang diijinkan untuk mengakses aplikasi ini, yaitu admin, pegawai pendaftaran, dan kepala KUA itu sendiri. Berikut ini gambar dari form login.

Gambar 5.1 Form Login

Ketika user memasukkan username dan password dengan benar, maka user akan dapat masuk ke dalam sistem. Tetapi apabila user salah memasukkan username dan password maka akan muncul alert yang memperingatkan user tersebut bahwa username dan password yang di inputkannya salah. Berikut ini gambaran apabila user salah memasukkan username dan password.

Gambar 5.3 Login Gagal

5.1.2 Form Master

Testing / uji coba selanjutnya dilakukan pada form – form master. Pada contoh dibawah ini, kami hanya mengambil contoh pada salah satu form saja ( form pegawai ) karena untuk kedua form lainnya kurang lebih sama. Pada form pegawai ini id pegawai di set secara otomatis oleh sistem dengan format ( PG + jumlah dari data pegawai yang tersimpan di dalam database ).

Gambar di atas merupakan tampilan awal ketika user memasuki form pegawai. Pada form tersebut terdapat 4 button yang yaitu reset, simpan, ubah dan hapus. Ketika kita klik button simpan maka akan muncul peringatan seperti berikut.

Gambar 5.5 Message Box Field Kosong

Message box tersebut muncul karena field nama pegawai kosong ketika kita mengklik button simpan. Sehingga data tidak dapat disimpan di database kerena untuk data pegawai field nama pegawai merupakan salah satu field yang harus di isi ketika kita mau menyimpan data pegawai. Field lainnya pada form pegawai yang harus di isi yaitu field jabatan dan alamat. Jika kedua field tersebut tidak di isi maka akan muncul message box yang sama seperti pada gambar di atas. Ketika ketiga field utama tadi sudah terisi, maka kita dapat menyimpan data inputan ke dalam database, dan akan muncul message box seperti gambar berikut.

Button ubah dan hapus memang sengaja tidak di enable karena memang tidak ada data yang harus di ubah dan hapus. Button ubah dan hapus akan menjadi enable ketika salah satu data yang ada pada datagrid kita klik. Pada saat itulah kita bisa memanfaatkan button ubah untuk mengupdate data, dan button hapus untuk menghapus data. Button simpan akan menjadi tidak enable karena button simpan hanya digunakan untuk menyimpan data baru saja.

Berikut ini gambar ketika kita mengklik salah satu data yang ada pada datagrid pegawai. Serta message box yang muncul apabila kita melakukan update atau hapus data.

Ketika kita merubah data yang ada pada field data pegawai kemudian mengklik button ubah, maka secara otomatis data pegawai yang ada pada database akan berubah dan akan muncul message box seperti gambar berikut.

Gambar 5.8 Message Box Ubah

Sedangkan ketika kita mengklik button hapus, maka akan muncul message box konfirmasi, dan apabila kita memilih “yes” maka data pegawai yang dipilih yang ada pada database akan terhapus dan akan muncul message box yang memberitahukan kalau data pegawai tersebut telah terhapus.

Gambar 5.10 Message Box Hapus

5.1.3 Form Data Calon Pengantin

Untuk form data calon pengantin, ujicoba hanya dilakukan untuk menguji seberapa banyak field yang harus di isi, field – field apa saja yang boleh kosong dan tidak boleh kosong, serta pengujian hubungan antara field satu dengan field lainnya. Contoh, apabila field status perkawinan janda, maka secara otomatis field nama bekas suami harus enable, sedangkan apabila status perkawinan perawan maka secara otomatis pula field nama bekas suami harus tidak enable.

Berikut ini ilustrasi gambar uji coba sistem pada form data calon pengantin apabila kita mengisikan data calon pengantin secara tidak lengkap / terdapat field yang kosong.

Gambar 5.11 Form Data Calon Pengantin ( Data Orang Tua Kosong )

Gambar 5.12 Message Box Data Tidak Lengkap

Tetapi, jika semua field yang ada pada form data calon pengantin kita isi dengan benar, maka user dapat menuju ke form selanjutnya yaitu form pendaftaran nikah yang merupakan form utama dari proses pendaftaran nikah itu sendiri.

Gambar 5.13 Form Data Calon Pengantin ( Data Lengkap )

5.1.4 Form Pendaftaran Nikah

Pada form pendaftaran nikah sendiri, enable dan disablenya suatu field tergantung dari pengisian data yang ada pada form sebelumnya, yaitu form data calon penganti. Contohnya, apabila pada form data calon penganti field kewarganegaraan calon suami diisi ”Indonesia” maka field yang menangani masalah pernikahan campuran akan secara otomatis di set disable oleh sistem sehingga user tidak perlu memasukkan data mengenai pernikahan campuran itu sendiri. Ilustrasi gambarnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 5.14 Form Pendaftaran Nikah ( Tab Data Suami – 2 )

Gambar 5.15 Field Pernikahan Campuran

Dokumen terkait