STANDAR 4. SUMBER DAYA MANUSIA
4.1 Sistem Rekrutmen, Pembinaan, dan Pengembangan
Jelaskan sistem rekrutmen (termasuk persyaratan akademik dan pengalaman), penempatan, pembinaan, pengembangan dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan untuk menjamin mutu penyelenggaraan program akademik.
Sistem pengelolaan SDM di PSMTS Unud ditujukan untuk mewujudkan visi menjadi lembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan sumber daya manusia yang unggul, mandiri, dan berbudaya. Sumber daya manusia di PSMTS Unud terdiri atas dosen (tenaga pendidik) dan pegawai (tenaga kependidikan), baik yang berstatus PNS maupun non-PNS. Untuk mewujudkan visi tersebut, sistem pengelolaan SDM ditujukan untuk mengembangkan SDM dalam jumlah yang sesuai kebutuhan dengan kualitas yang mumpuni untuk mengantarkan PSMTS mampu bersaing di tingkat internasional.
Sistem Rekrutmen
Sistem rekrutmen dosen di PSMTS Unud mengikuti sistem yang digunakan oleh Universitas Udayana, karena Program Pascasarjana Universitas Udayana tidak mempunyai kewenangan dalam mengangkat dosen baru. Yang mempunyai kewenangan dalam mengangkat dosen baru adalah Universitas Udayana, sedangkan Pascasarjana hanya menggunakan dosen dari fakultas sesui dengan bidang ilmu dari masing-masing prodi yang ada di Program Pascasarjana atas ijin dari dekan fakultasyang bersangkutan. Sistem pengelolaan SDM di PSMTS Unud telah disusun dalam seperangkat dokumen tertulis yang meliputi perencanaan penerimaan SDM seleksi/perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian bagi dosen dan tenaga kependidikan. Dokumen-dokumen tersebut terdiri atas: (1) Prosedur Mutu Penerimaan Pegawai dengan Kode P-PEG-001; (2) Prosedur Mutu Orientasi Internal Kode P-PEG-013; (3) Prosedur Mutu Kenaikan Jabatan dan Pangkat dosen dengan Kode P-PEG-004;(4) Prosedur Mutu Kenaikan Pangkat Pegawai Administrasi Kode P-PEG-006;(5)Prosedur Mutu Kenaikan Jabatan dan Pangkat Pustakawan dengan Kode P-PEG-005; (6) Sistem Remunerasi pada Universitas Udayana; (7) Prosedur Mutu Pensiun Pegawai dengan Kode: P-PEG-007; dan (8) Pemberhentian SDM non-PNS. Sistem tersebut dilaksanakan secara konsisten, transparan, dan akuntabel untuk menjamin terselenggaranya proses pembelajaran yang bermutu agar menghasilkan lulusan yang unggul, mandiri, dan berbudaya.
Sebagaimana diatur dalam Buku Manual Mutu Akademik Program Pascasarjana, Universitas Udayana (Bab VII tentang Staf Pengajar/Dosen Pascasarjana khususnya Pasal 31 tentang Pengertian dan Tugas; Pasal 32 tentang Persyaratan Dosen dan Pembimbing; dan Pasal 35 tentang Pembebasan Tugas dan Pemberhentian Dosen (hal. 40-43), maka dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Dosen Pascasarjana adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat oleh Direktur dengan tugas utama mengajar, meneliti, dan pengabdian kepada masyarakat pada Program Studi di lingkungan Pascasarjana.
2. Pengadaan tenaga dosen untuk bertugas di lingkungan Pascasarjana dilakukan oleh Program Studi yang didasarkan atas perencanaan dan kebutuhan regenerasi dengan memperhatikan nisbah jumlah dosen dan mahasiswa. Dosen pada setiap Program Studi ditetapkan dengan SK Direktur Pascasarjana.
3. Setiap Program Studi atas persetujuan penanggung jawab Program Studi membuat perencanaan dosen untuk bertugas di lingkungan Pascasarjana secara tepat sesuain dengan ketentuan yang berlaku.
4. Kualifikasi dosen disesuaikan dengan kriteria pada lampiran Keputusan Menwaspan No. 38/Kep/MK.WASPAN/8/9, yaitu guru besar dan doktor.
Borang Program Studi Magister Teknik Sipil Unud Tahun 2016 34 5. Dosen Program Pascasarjana yang sedang melaksanakan tugas dari fakultas atau
universitas atau kegiatan lainnya yang memakan waktu lebih dari 6 bulan, dibebaskan dari seluruh tugas-tugasnya dan tidak akan menerima hak-haknya.
6. Dosen Program Pascasarjana yang sedang melaksanakan tugas seperti tercantum pada ayat (1), diharuskan melapor kepada Pengelola Program Studi/Penanggungjawab dan Direktur Program Pascasarjana.
7. Dosen Program Pascasarjana Universitas Udayana juga difasilitasi dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi seperti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan disiplin ilmunya, mempublikasikan karya ilmiah dosen baik dalam jurnal maupun buku, membantu biaya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Seleksi dan rekrutmen SDM di PSMTS Unud dilakukan dengan memperhatikan perencanaan kebutuhan SDM yang telah disusun.
Perencanaan SDM dosen di PSMTS Unud diawali dengan penetapan rencana kebutuhan SDM selama lima tahun. Perencanaan kebutuhan dosen bersifat bottom-up. Usulan dimulai dari setiap program studi sesuai dengan kebutuhan prodi yang bersangkutan dengan memperhatikan unsur-unsur berikut: (1) jumlah mahasiswa yang ada agar rasio mahasiswa dengan dosen dapat dijaga pada ukuran yang optimal; (2) beban kerja dosen (BKD) agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan (3) jumlah dosen yang pensiun/berhenti. Usulan kebutuhan dosen tiap program studi kemudian direkap di tingkat fakultas untuk diusulkan ke rektorat dengan menggunakan formulir tertentu. Alokasi formasi ini kemudian ditindaklanjuti dengan Prosedur Mutu Universitas Udayana tentang Penerimaan Pegawai dengan Kode P-PEG-001 tanggal 30 September 2011.
Sementara itu kebutuhan tenaga kependidikan ditentukan berdasar: (1) analisis jabatan dan analisis beban kerja; (2) perkiraan kebutuhan tenaga kependidikan diprogram studi yang baru dibuka; dan (3) tenaga kependidikan yang akan pensiun. Oleh karena perencanaan SDM di Unud mengandalkan mekanisme perencanaan PNS, maka jumlah yang diperoleh seringkali tidak sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
Seleksi dan rekrutmen pegawai yang berstatus CPNS menggunakan dasar hukum PP No. 98 Tahun 2000 jo PP No 11 Tahun 2002 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil dan Keputusan Kepala BKN No 11 Tahun 2002. Adapun persyaratan administratif bagi calon dosen disesuaikan dengan Undangundang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 serta Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi bagian keenam.
Berdasarkan acuan tersebut, alur seleksi/rekrutmen CPNS di Unud diuraikan dalam Prosedur Mutu Penerimaan Pegawai dengan Kode P-PEG-01. Proses perekrutan SDM dilakukan secara terbuka, transparan, dan akuntabel. Masyarakat luas bisa mengakses informasi perekrutan SDM dengan mengakses laman Universitas Udayana. Pada laman itu telah disajikan informasi yang lengkap tentang formasi yang dibutuhkan, kriteria seleksi, batas waktu pengiriman berkas, dan waktu seleksi. Rekrutmen SDM non-PNS diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Rektor No. 24/UN14/KP/2015 tanggal 2 Pebruari 2015. Tahapan penerimaan calon dosen dan tenaga kependidikan non PNS dilaksanakan berdasarkan SOP Penerimaan Tenaga Kontrak dengan prosedur sebagai berikut.
Rekrutmen SDM non-PNS diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Rektor No. 24/UN14/KP/2015 tanggal 2 Pebruari 2015. Tahapan penerimaan calon dosen dan tenaga kependidikan non PNS dilaksanakan berdasarkan SOP Penerimaan Tenaga Kontrak dengan prosedur sebagai berikut.
1. Unit kerja di lingkungan Universitas Udayana menyampaikan usulan kebutuhan kepada Rektor.
2. Rektor/WR II/Kepala BAUK meneruskan usulan ke Bagian Kepegawaian. 3. Bagian Kepegawaian membuat pengumuman penerimaan pegawai kontrak.
4. Pelamar mengajukan lamaran ke Bagian Kepegawaian dan selanjutnya berkas lamaran diajukan ke unit kerja yang membutuhkan.
Borang Program Studi Magister Teknik Sipil Unud Tahun 2016 35 5. Pelamar diseleksi oleh unit kerja yang membutuhkan dan hasilnya disampaikan kepada
Rektor.
6. Rektor/WR II/Kepala BAUK menyampaikan hasil seleksi ke Bagian Kepegawaian untuk dibuatkan surat perjanjian kontrak.
7. Pelamar yang lulus seleksi menandatangani kontrak perjanjian kerja.
8. Surat perjanjian kerja yang telah ditandatangani pelamar selanjutnya ditandatangani Rektor
9. Surat perjanjian kerja yang telah sah ditandatangani selanjutnya diberikan kepada pelamar dan ditembuskan kepada Kepala BAUK, unit kerja yang bersangkutan, dan Kepala Bagian Keuangan.
Penempatan
Penempatan dosen di PSMTS Unud disesuaikan dengan bidang ilmu atau Prodinya. Sampai saat ini program pascasarjana Unud telah memiliki 24 program studi. Jadi dosen yang ada di program studi berasal dari fakultas dan dipekerjakan oleh KPS sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Setelah dinyatakan diterima, calon dosen atau tenaga kependidikan di lingkungan Unud melalui masa orientasi dan penempatan. Bagi yang diterima melalui jalur PNS, sebelum diangkat sebagai tenaga tetap, CPNS yang bersangkutan wajib mengikuti prajabatan, yang jadwal dan tempatnya ditentukan oleh pemerintah cq. MenPAN-RB. Dalam tahap ini, CPNS diberi pengetahuan tentang berbagai materi yang mencakup pengetahuan dasar tentang PNS, sikap sebagai seorang PNS, tata cara pelayanan PNS, dan etika keorganisasian. Waktu pelaksanaan masa prajabatan tergantung pada kuota dari pusat sehingga pihak Unud tinggal menunggu informasi. Akibatnya, jumlah CPNS yang dikirim untuk mengikuti prajabatan tidak selalu sama dengan jumlah yang diterima pada tahun berjalan. Jumlah CPNS yang diterima tahun sekarang seringkali baru bisa mengikuti prajabatan pada tahun berikutnya.
Selain melalui prajabatan, orientasi juga dilakukan secara internal di Unud dengan SOP Kode P-PEG-013. Hal-hal yang disampaikan dalam masa orientasi di Unud dikelompokan menjadi dua bagian materi yaitu materi umum yang disampaikan oleh pihak rektorat dan materi teknis/khusus yang disampaikan oleh unit kerja yang terkait. Hal-hal yang disampaikan dalam masa orientasi di universitas antara lain: visi, misi, tujuan, dan sasaran universitas; pengenalan struktur organisasi universitas; kode etik perguruan tinggi di Universitas Udayana; peraturan tentang penyelenggaraan Tridharma perguruan tinggi; dan pengenalan bagian-bagian fisik di lingkungan rektorat. Orientasi yang sifatnya teknis/khusus diberikan di unit kerja masing-masing, yang terkait langsung dengan teknis pekerjaan. Paling tidak, setahun setelah melaksanakan tugas CPNS dan lulus prajabatan, yang bersangkutan dapat diangkat sebagai PNS. Untuk dosen non-PNS, orientasi dilakukan di masing-masing bagian/prodi/fakultas sesuai penempatan dan bidang pekerjaannya. Orientasi tersebut diatur dalam SOP Orientasi SDM non-PNS.
Pembinaan, Pengembangan dan Pemberhentian
Pembinaan pengembangan dosen dan tenaga kependidikan adalah merupakan tanggung jawab dari fakultas di mana mereka ber-home based bersama–sama prodi sebagai pengguna di mana dosen atau tenaga kependidikan trsebut ditugaskan.
Karir dosen di PSMTS Unud diatur dalam pedoman kenaikan pangkat dan jabatan akademik yang mengacu pada Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 17 Tahun 2013 Jo. No. 46 Tahun 2013 tentang Jabatan Karir Dosen dan Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit Kenaikan Pangkat/Jabatan Akademik Dosen. Karir akademik dosen dimulai dari belum mempunyai jabatan yaitu Tenaga Pengajar menuju jabatan akademik Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, dan Guru Besar. Di Unud, prosedur operasional kenaikan jabatan dan pangkat dosen diatur dalam Prosedur Mutu Kenaikan Jabatan dan Pangkat dosen dengan Kode P-PEG-004 tanggal 30 September 2011. Sementara itu, karir dosen di
Borang Program Studi Magister Teknik Sipil Unud Tahun 2016 36 bidang jabatan struktural diatur melalui mekanisme pemilihan jabatan struktural, yang berpedoman pada Statuta Unud Tahun 2012
Percepatan pengembangan karir akademik dosen dilakukan melalui berbagai upaya seperti berikut.
1. Memberikan dana bantuan studi lanjut, ditetapkan berdasar SK. Rektor Unud No. 283/UN14/DT.08.00/2012 tanggal 18 Juni 2012; SK. Rektor Unud No. 108/UN14/DT.08.00/2014 tanggal 3 Maret 2014; dan SK. Rektor Unud No. 627/UN14/HK.00.01/2015 tanggal 16 Nopember 2015.
2. Memberikan dana bantuan bagi dosen yang menyajikan makalah pada acara seminar, berdasar SK. Rektor Unud No. 521a/UN14/HK.00.01/2015 tanggal 2 Nopember 2015. 3. Menugaskan dosen untuk mengikuti pelatihan atau workshop metodologi penelitian bagi
dosen muda, penyusunan proposal hibah penelitian unggulan Dikti, penulisan publikasi ilmiah internasional, baik yang dilaksanakan oleh LPPM maupun Prodi masing-masing, dan pelatihan dosen pembimbing KKN yang diadakan sesuai kalender akademik. 4. Menugaskan dosen untuk mengikuti Pelatihan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional
(Pekerti) dan Program Applied Approach (AA) yang dilaksanakan oleh LP3M. 5. Menugaskan dosen untuk mengikuti kursus Bahasa Inggris di Lab. Bahasa Unud.
6. Meningkatkan alokasi anggaran penelitian dosen muda dan hibah unggulan program studi (dari 5 persen tahun 2014 menjadi 10 persen untuk tahun 2015 dan 2016 dihitung dari penerimaan PNBP masing-masing Prodi).
Program Pekerti wajib diikuti oleh dosen yang akan mengajukan usulan kenaikan jabatan dari Asisten Ahli ke jabatan Lektor sedangkan program AA wajib bagi dosen yang akan mengajukan usulan jabatan dari Lektor ke jabatan Lektor Kepala. Ketentuan ini diatur dalam SK. Rektor Unud Nomor 109/J14/HK.01.23/2003 tanggal 24 April 2003.
Untuk tenaga kependidikan khususnya tenaga administrasi, jalur karir kenaikan pangkat mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 99 tahun 2000 jo No. 12 tahun 2012 dan Keputusan Kepala BKN No. 12 tahun 2012, yang dijelaskan melalui Prosedur Mutu Kenaikan Pangkat Pegawai Administrasi Kode P-PEG-006 tanggal 24 Juni 2011. Untuk jalur karir jabatan stuktural diatur dalam Buku Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Dalam buku itu diatur bahwa tenaga kependidikan yang akan dipromosikan ke jabatan struktural lebih tinggi dinilai melalui dua unsur yaitu unsur utama dan unsur penunjang dengan bobot masing-masing sebesar 60 persen dan 40 persen. Kedua unsur tersebut meliputi indikator-indikator berikut.
1. Unsur utama meliputi kedisiplinan, prestasi kerja, kerja sama, tanggung jawab,kejujuran, prakarsa, kepemimpinan, dan komitmen.
2. Unsur penunjang meliputi kepangkatan, diklat PIM, jenjang pendidikan formal tertinggi, kesesuaian pendidikan dengan formasi jabatan, diklat penunjang terkait dengan formasi jabatan yang dimiliki, masa kerja keseluruhan, sisa masa kerja efektif, dan visi pengembangan terhadap organisasi.
Ketentuan ini telah dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan untuk penetapan pejabat struktural bagi tenaga kependidikan. Sementara itu, jalur karir tenaga kependidikan dengan jabatan fungsional tertentu seperti pustakawan, laboran, dan arsiparis diatur tersendiri. Kenaikan jabatan fungsional pustakawan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 09 tahun 2014 tanggal 4 Maret 2014 dan secara operasional diatur dalam Prosedur Mutu Kenaikan Jabatan dan Pangkat Pustakawan dengan Kode P-PEG- 005. Kenaikan jabatan fungsional bagi Pranata Laboratorium mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 03 tahun 2010 tanggal 15 Januari 2010 dilengkapi dengan Prosedur Mutu Universitas Udayana, dan kenaikan jabatan fungsional bagi Arsiparis mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 48 tahun 2014 tanggal 16 Oktober 2014 juga dilengkapi dengan Prosedur Mutu Unud.
Borang Program Studi Magister Teknik Sipil Unud Tahun 2016 37 Pengembangan karir bagi tenaga kependidikan juga difasilitasi dengan memberikan kesempatan meningkatkan kualifikasi pendidikan dan kompetensinya. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain mengirim sejumlah tenaga kependidikan yang akan menjabat jabatan struktural untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan, memberi ijin bagi yang ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, mengirim sejumlah tenaga kependidikan untuk mengikuti pelatihan sesuai bidangnya, baik yang diadakan di luar maupun di dalam Unud, serta mengikuti studi banding ke beberapaperguruan tinggi di luar Bali.
Pemberhentian SDM PNS di Universitas Udayana mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010. Sesuai dengan peraturan dalam kedua ketentuan tersebut, seorang dosen atau tenaga kependidikan yang berstatus PNS di Unud dapat diberhentikan karena alasan-alasan yang sudah ditentukan. Alasan pemberhentian bisa disebabkan oleh dua hal yaitu karena pensiun atau karena diberhentikan. Pemberhentian SDM karena pensiun diatur dalam Prosedur Mutu dengan Kode: PPEG-007 tanggal 22 April 2014 tentang Pensiun Pegawai. Prosedur ini mengatur tentang tata cara pengajuan pensiun karena memasuki usia pensiun atau karena mengajukan pensiun dini. SDM yang diberhentikan bisa secara hormat karena yang bersangkutan mengundurkan diri dengan alasan tertentu atau diberhentikan secara tidak hormat karena melakukan hal-hal yang melanggar ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Sementara itu, untuk dosen yang berstatus non-PNS, pemberhentian dilakukan dengan mempertimbangkan kinerja yang bersangkutan, kebutuhan satuan kerja di tempat dosen tersebut ditugaskan, serta alasan lain sesuai dengan ketentuan dan kepentingan pengelolaan SDM di Unud. Pemberhentian SDM non-PNS diatur dalam Peraturan Rektor No. 24/UN14/KP/2015. Untuk tenaga kependidikan non-PNS, pemberhentian juga dilakukan atas dasar berbagai pertimbangan, seperti perampingan jumlah pegawai, yang bersangkutan mengundurkan diri, yang bersangkutan telah diangkat sebagai PNS, karena kinerjanya tidak memenuhi kualifikasi yang diharapkan, atau karena pertimbangan kemampuan finansial Unud. Sampai tahun 2015, tenagakependidikan yang berhenti lebih banyak karena yang bersangkutan mengundurkan diri dengan alasan telah diterima di tempat kerja lain di luar Unud.