• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM SARAF PUSAT (Otak dan Medulla Spinalis)

Dalam dokumen Pendidikan Berbasis Kompetensi id. pdf (Halaman 30-62)

Bagian Afferent

Bagian Efferent Sistem Saraf Tepi

Somatik Viseral

Organ Resiptor

Saraf Motorik Otonom Saraf Motorik Somatik

Simpatis Parasimpatis Otot Polos Otot Jantung Kelenjar Otot Rangka Organ Efektor

31

(1) Pusat yang lebih tinggi (korteks motorik dan batang otak) dalam bentuk program motorik yang dibentuk melalui proses belajar;

(2) Reseptor di otot (muscle spindle dan golgi tendon organ) dalam bentuk refleks (tingkat) spinal yang pengaktifaannya bertujuan mengendalikan panjang dan tonus otot.

(Nani Cahyani Sudarsono;2004)

Sistem saraf mengatur “sikap” dan “keseimbangan” tubuh dalam

sistem vestibuler. Berbagai masukan sensorik khusus menuju ke nukleus vestibularis diproses secara terkoordinasi dengan serebelum yang memperoleh masukan dari vestibuler di telinga dalam, dan hasil pemrosesan tersebut menghasilkan keluaran yang mengatur kontraksi otot rangka badan dan anggota badan, gerakan bola mata serta persepsi orientasi seseorang “sikap anatomi” dan gerakan tubuh.

Pengaturan sikap anatomi dan keseimbangan, orientasi ruang diketahui dengan mengolah informasi berasal dari cakrawala (horizon), tekanan pada telapak kaki, kedudukan tulang dan persendian, panjang otot serta kedudukan kepala, diperoleh dari masukan reseptor.

Informasi yang berkaitan dengan keadaan gerak berasal dari dua jenis reseptor di telinga dalam yang berperan menginderai percepatan linier (utrikulus dan sakulus) dan percepatan sudut (tiga pasang kanalis semisirkularis yang kedudukannya saling tegak lurus).

Gambar.1.13 Sistem Sistem Saraf Motorik Samotik (Sumber ; Sawitono,2006)

Korteks Suplemental

Korteks Premotorik

Talamus

Serebelum Ganglia Basal

Korteks Motorik

Batang otak

Interneuron Saraf Motorik Alpa

Saraf Motorik Gama

Otot Rangka Muscle Spindle

Golgi Tendon Organ

Lenght feedback Force feedback (+) (-) Inhibisi Aktivasi

32

Sistem saraf mengatur “sikap” dan “keseimbangan” tubuh dalam

sistem vestibuler. Berbagai masukan sensorik khusus menuju ke nukleus vestibularis diproses secara terkoordinasi dengan serebelum yang memperoleh masukan dari vestibuler di telinga dalam, dan hasil pemrosesan tersebut menghasilkan keluaran yang mengatur kontraksi otot rangka badan dan anggota badan, gerakan bola mata serta

persepsi seseorang tentang orientasi “sikap anatomi” dan gerakan

tubuh.

Pusat saraf mengendalikan gerakan terdiri dari tiga tingkat, yaitu medula spinalis, batang otak dan wilayah motorik korteks serebri. Pada tingkat medula spinalis, hasil penginderaan berbagai reseptor seperti muscle spindle, golgi tendon organ dan proprioseptor, berintegrasi untuk menghasilkan gerakan paling sederhana sebagai respon suatu refleks spinal.

Batang otak dipengaruhi oleh masukan dari serebelum, berperan terutama dalam mengendalikan sikap melalui integrasi refleks postural dan koordinasi gerakan mata-tangan.

Gambar.1.4. Komponen Saraf dalam Pengaturan Sikap Anatomi dan Keseimbangan Tubuh

(Sumber; Nani Cahyani Sudarsono,2004)

Reseptor di mata

Reseptor di kulit

Reseptor di otot dan sendi

Reseptor di ka- nalis, semisir- kularis & organ otolit Masukan Masukan raba-tekan Masukan proprioseptif Masukan vestibule Nukle Vestibuler (di batang otak )

Pemrosesan terkoordinasi

Serebelum

Keluaran ke saraf motorik otot tubuh dan anggota tubuh

Keluaran ke saraf motorik otot eksentrik bola mata

Mempertahankan sikap anatomi dan keseimbangan tubuh

Pengendalian gerakan bola mata

Keluaran ke SSP

Persepsi orientasi sikap-gerakan tubuh

33 Pengendalian gerakan tertinggi dilaksanakan oleh korteks motorik yang mendapat masukan dari serebelum, ganglia basalis dan berbagai pusat di sekitar talamus dalam merencanakan, memulai dan melaksanakan gerakan.

Gerakan tubuh manusia secara umum dapat dikategorikan tiga macam, yakni;

(1) Gerak volunter

Jenis gerak ini didasari oleh kemauan (volunter) yang terkendali dan dilakanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Gerakan ini sebelumnya dipelajari dan kita menjadi mahir melaksanakannya, karena dilatih berulang kali. Meskipun tergolong tahap yang disadari, pada tahap kemahiran tertentu gerakan ini dapat dilaksanakan meskipun tanpa perhatian penuh.

(2) Gerak reflek

Jenis gerak ini terjadi karena terdapat rangsang yang diterima reseptor dihantarkan melalui suatu lengkung refleks sehinga terjadi gerakan. Gerak reflek tidak dipelajari dan tidak dikendalikan oleh kehendak (involunter)

(3) Gerak ritmis

Jenis gerak ini didasari adanya sinaps yang sifatnya merangsang

(eksitasi) dan menghambat (inhibisi) dalam suatu “sirkuit”

rangkaian sinaps yang menghasilkan gerakan berulang dengan pola ritmis. Gerak ritmis diawali dan diakhiri dengan kesadaran, namun gerak berurutan yang mengikuti awal gerakan merupakan gerakan refleks yang bentunya tetap (stereotype) dan berulang terus menerus.

Memori motorik terbentuk karena melalui latihan, yang pada dasarnya adalah pembentukan program gerakan yang merupakan gabungan berbagai gerakan dasar yang dikendalikan oleh korteks serebri.

34

Gambar. 1.14. Siklus Gerak (rencana-aksi-kendali) (Sumber; Sawitono A. Singgih, 1992)

Pembentukan gerakan merupakan faktor yang melandasi terjadinya perkembangan kemampuan gerak seseorang. Gerakan terdiri atas program dasar pengendalian sikap dan gerakan itu sendiri. Sistem saraf motorik mengendalikan sikap dengan cara mengantisipasi perubahan sikap setelah terjadi gerakan tertentu dan antisipasi sikap terhadap rencana gerakan tertentu. Gerakan dibentuk dengan mengendalikan arah, kekuatan, kecepatan dan percepatan gerak setiap segmen tubuh menurut urutan tertentu sehingga terjadi gerakan terkoordinasi.

Pengertian motor dan movement ditinjau dari makna ketubuhan, memiliki perbedaan yakni, motor mengandung arti gerak bersifat dari dalam (otot, saraf atau pusat yang mempengaruhi atau menghasilkan gerakan), secara tetap akan tetapi sulit untuk diamati, adapun

movement mengandung arti gerak bersifat eksternal dan mudah diamati. Secara umum, sistem gerak dapat diskematiskan sebagai berikut.

Ditinjau dari aspek sistem otot, gerakan dapat dibagi tiga, yaitu (1) fleksi, (2) extensi, dan (3) rotasi. Fleksi adalah gerakan kontraksi otot menyebabkan gerakan membengkok, extensi adalah gerakan meluruskan atau membentangkan berlawanan dengan fleksi, sedang- kan rotasi adalah gerakan berputar yang berporos pada satu sumbu.

B.

Ability

(Kemampuan)

Keterampilan-keterampilan atas dasar gerak ketubuhan ditinjau dari konsep psikologi, disebut “ability”. Hal tersebut, menyangkut

Perencanaan Gerakan

Memori

Pelaksanaan Gerakan Pemantauan Penyesu- aian Gerakan Masukan Sensorik

35 aspek-aspek mendasar malaui dari tindakan bawaan, belajar dan latihan sampai pengalaman sesungguhnya, yang mendasi kinerja seseorang (cakap, mahir). Salah satu aspek yang sering terkait dengan gerak adalah faktor kemampuan fisik (ability), dan dipandang mend- asar dalam pengembangan keterampilan individu.

Fleishmen (1967), mengidentifikasikannya unsur ability menca- kup; fleksibilitas statis, fleksibilitas dinamis, kekuatan statis, kekuatan dinamis, kekuatan togok, kekuatan eksplosif, koordinasi tubuh, keseimbangan tubuh, dan stamina (daya tahan kardiovaskular).

Singer (1980), menjelaskan bahwa kemampuan (ability) suatu ciri individu, yang diwariskan dan relatif permanen dan sebagai dasar terbentuknya keterampilan. Kemampuan gerak (motor ability) memiliki perbedaan dengan keterampilan gerak. Kemampuan adalah terjemahan dari kata „ability‟ yang hampir dimaknai sama dengan pengertian keterampilan, meskipun dua kata ini memiliki pengertian yang berbeda. Selanjutnya menurut Singer (1980), kemampuan gerak merupakan suatu keadaan segera dari seseorang untuk menampilkan variasi keterampilan gerak. Oleh karena itu, kemampuan gerak (motor ability) sangat bervariasi tidak terbatas pada satu yang terkait dengan keterampilan.

Demikian pula menurut Schmidt (1991), ability adalah suatu karakteristik yang bersifat relatif stabil pada diri seseorang. Ciri-ciri ini biasanya bersifat genetically dalam menentukan atau mengembangkan sesuatu melalui proses yang cenderung relatif otomatis di dalam waktu pertumbuhan sampai menjadi matang, dan mereka tidak dengan mudah dapat diubah oleh praktek atau pengalaman.

Pengkajian merujuk pada olah raga dan diadaptasi pada bidang pekerjaan yang memerlukan dominasi gerak tubuh, dapat mengadopsi konsep Fleshman yang membedakan antara motor ability dengan

physical proviciency abilities (kemampuan kecakapan fisik).

Secara garis besar, Fleshman mendeskripsikan kemampuan gerak;

(1) Control precicion (kecermatan kontrol), adanya pelibatan gerakan- gerakan yang dikontrol otot besar;

(2) Multilimb coordination (koordinasi anggota tubuh), adanya koor- dinasi serempak dari gerakan-gerakan sejumlah anggota tubuh;

36

(3) Respone orientation (orientasi ruang), adanya pemilihan respon (diskriminasi visual), tanpa memperhatikan ketepatan dan koor- dinasi;

(4) Reaction time (waktu reaksi), adanya kecepatan merespon dari suatu stimulus;

(5) Rate control (kontrol kecepatan), adanya penyesuaian gerak secara antisipatif terus menerus menurut tanda-tanda keadaan yang berubah-ubah;

(6) Speed arm movement (kecepatan gerakan lengan, adanya kecepatan dan tidak mempertimbangkan ketepatan;

(7) Manual decterity (ketangkasan manual), adanya manipulasi objek- objek besar di bawah kondisi kecepatan;

(8) Finger dexterity (ketangkasan jemari), adanya manipulasi objek- objek kecil dengan ketepatan dan control;

(9) Arm hand steadiness (kestabilan lengan-tangan), adanya pengontrolan gerak lengan dan tangan, baik ketika atau tanpa berpindah tempat maupun pada saat berpindah;

(10) Wrist finger speed (kecepatan pergelangan jari), adanya kegiatan menepuk atau mengetuk;

(11) Kinesthetic sensitivity (kepekaan kinestetik), adanya kepekaan dan kesadaran pada posisi anggota tubuh hubungannya dengan posisi.

Sebagai upaya pencapaian kinerja vokasi dan kejuruan bidang teknik, diperlukan kemampuan tubuh, mencakup;

(1) Kekuatan statis; (2) Kekuatan dinamis; (3) Kekuatan eksplosif; (4) Kekuatan torso; (5) Kelenturan; (6) Koordinasi tubuh; (7) Stamina.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, menunjukkan bahwa gerak tubuh termasuk dalam gerkan kerja vokasi atau kejuruan, diperlukan suatu latihan yang tepat sesuai dengan kepentingan dan tujuan pekerjaan. Secara garis besar, diperlukan latihan yang terintegrasi mencakup;

Pertama, kemampuan fisik melakukan gerakan, kualitas suatu keterampilan kerja diperlukan, mencakup kekuatan, ketahanan, kecepatan, keluwesan, kelenturan, ketajaman indra dan kecepatan reaksi.

37 Kedua, kemampuan mental yang memerlukan fungsi pikir dan imajinasi ruang. Kemampuan pemahaman gerakan yang akan dilakukan mencakup memahami rangsangan, kecepatan keputusan, pemahaman jarak dan penaksiran irama, mengingat gerakan, pemahaman mekanika gerak dan konsentrasi. Ketiga, kemampuan emosional merupakan faktor kesempurnaan gerak. Kemampuan emosional berpengaruh pada saat melakukan gerak, mencakup; pengendalian emosi dan perasaan tertekan atau memandang sepele, bersikap positif terhadap gerak sesuai dengan tujuan.

Kemampuan (ability) yang dimiliki seseorang, merupakan faktor penentu dalam penguasaan keterampilan gerak motorik sederhana secara berkelanjutan berupa respon terkoordinasi, terkendali dan teratur sampai pada tingkat kompleks sehingga menjadi mahir.

C.

Psychomotoric

(Psikomotor)

Kamus Kedokteran Indonesia (2010), menuliskan psikomotor, berkenaan dengan efek motorik sebagai kegiatan serebal atau fsikis.

Medical dictionary (2010), menuliskan berkenaan dengan gerakan atau aktivitas otot yang berhubungan dengan proses-proses mental, terutama mempengaruhi tekanan atau menghubungkan perlambatan psikomotor.

Pengertian dasar yang telah lama menjadi rujukan ilmu medis tersebut, menunjukkan pada dua aspek yakni;

(1) Berkenaan dengan gerakan atau aktivitas otot yang berhubungan dengan proses-proses mental;

(2) Berkenaan dengan kombinasi kekuatan batin dan kejadian motor termasuk gangguan-ganguannya.

Pengertian tersebut, tampaknya dijadikan pendekatan oleh Benyamin Bloom dan kawan-kawan (1956), dalam pernyataan mengenai ranah psikomotor adalah keterampilan yang didasarkan pada tuntutan keterampilan mata pelajaran yang didasarkan materi*.

Keterampilan secara fisik menyangkut kemampuan untuk bergerak, bertindak atau dengan mengolah tubuh dalam melakukan suatu gerakan. Meskipun demikian, Bloom sesungguhnya tidak merancang konsep taksonomi psikomotor secara rinci (Lihat buku I, 1956 dan II, 1964), adapun yang telah digunakan oleh kita saat ini merupakan hasil karya Simpson**.

38

Tabel 1.5. Pengembang Konsep Psikomotor

Simpson* Dave Harow Romiszowski

Persepsi (kesadaran) - Gerak reflex Perolehan pengetahuan Set (Siap) Imitasi Gerak dasar

fundamental

Melakukan tindakan Respon Terbimbing Manipulasi Kemampuan

perceptual

Transfer Mekanis Presisi Kemampuan fisikal Otomatisasi Respon kompleks

terbuka

Artikulasi Gerak terampil Generalisasi

Adaptasi Naturalisasi - -

Organisasi - _ -

Sumber :Disarikan dari sumber utama (Dok Penulis)

Menurut Simpson (1966-1972), dalam penjelasan dari beberapa liter- atur, mencakup;

(1) Persepsi:

Kemampuan untuk menggunakan isyarat terbimbing yang berhubungan dengan aktivitas motorik. Hal ini, mencakup rang- sangan yang berhubungan dengan perasaan sampai dengan pemilihan isyarat untuk menterjemahkan tindakan.

Contoh-contoh;

 Menditeksi isyarat komunikasi non verbal, memperkirakan suatu bola tenis yang akan dilemparkan, setelah itu dilemparkan dan lalu menggerakan raket pada lokasi yang tepat untuk dipukul ke arah sasaran.

 Melakukan penyesuaian panas dari tungku, sebagai koreksi temperatur oleh kepekaan pembau dan mencicipi makanan yang dipasaknya.

Kata kunci; memilih; menguraikan; menditeksi; membedakan; menciri; mengidentifikasi; menghubungkan dan memilih

(2) Set (kesiapan):

Kesiapsiagaan untuk berbuat sesuatu. Hal itu, termasuk mental, fisik dan kesiapan emosional. Tiga hal yang disiapkan, yakni; disposisi-disposisi yang ditetapkan sebelumnya respon seseoroang

39 pada situasi yang berbeda (kadang-kadang memanggil pola pikir yang telah tersedia dalam memori).

Contoh;

 Mengetahui dan bertindak sesuai dengan suatu urutan dan langkah-langkah pada suatu proses pabrikasi. Kenalilah kemampuan-kemampuan dan pembatasan-pembatasannya, petunjuk-petunjuk untuk belajar suatu proses yang baru. Catatan: pada bagian ini, psikomotor berhubungan erat dengan

“menanggapi gejala”, dalam konteks bagian dari wilayah afektif.

Kata kunci: memulai, tampilan, penjelasakan, gerakan-gerakan, hasil positif, bereaksi, pertunjukan, pernyataan, sukarela. (3) Respon terbimbing:

Tahap awal di dalam belajar melalui peniruan dan mencoba-coba dari suatu keterampilan yang kompleks. Kecukupan dari kinerja adalah dicapai dengan mempraktikannya.

Contoh-contoh:

 Kerjakanlah suatu persamaan matematika seperti ditunjukkan pada soal ini.

 Perhatikan isyarat tangan dari instruktur, saat belajar mengoperasikan suatu pesawat angkat.

Kata kunci: runutan, mengikuti, bereaksi, reproduksi dann menanggapi.

(4) Mekanisme:

Merupakan langkah atau tahapan lanjutan dalam belajar dari suatu keterampilan yang kompleks. Respon-respon yang dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, serta gerakan-gerakan itu dapat dilakukan dengan keyakinan dan kecakapan.

Contoh-contoh:

 Menggunakan komputer pribadi  Mengemudikan mobil

Kata kunci: memasang, mengkalibrasi, membangun, membuka, tampilan, mengikatkan, memperbaiki, pekerjaan berat, panas- panas, mengolah, mengukur, menambal, mencampur, mengor- ganisir, menggambar.

40

(5) Respon Kompleks Terbuka:

Kinerja yang mahir dari motorik, bertindak melibatkan pola gerakan kompleks. Kecakapan, ditandai oleh suatu kecepatan, akurasi dan koordinasi kerja dengan sedikit memerlukan energi. Kategori ini termasuk melakukan tanpa keraguan dan kinerja secara otomatis. Seperti pemain tenis, selama melakukan pukulan bola sambil berteriak kepuasan.

Contoh-contoh:

 Melakukan parkir secara paralel pada lahan yang padat  Mengoperasikan komputer dengan cepat dan teliti

Kata kunci: Memasang, membangun, kalibrasi, membangun, membuka, menampilkan, mengikatkan, menentukan, memper- baiki, pekerjaan berat, mengolah, mengukur, menambal, mencampur, mengorganisir, menggambar.

Catatan: Kata kunci sama seperti mekanisme, akan tetapi memiliki kata keterangan atau kata sifat menunjukan kinerja lebih cepat, lebih baik, lebih akurat.

(6) Adaptasi:

Keterampilan-keterampilan yang secara sungguh-sungguh dikem- bangkan dan setiap individu memodifikasi pola gerakan yang cocok sesuai persyaratan khusus.

Contoh-contoh:

 Menanggapi secara efektif atas pengalaman tak terduga  Memodifikasi pembelajaran untuk memenuhi tuntutan keahlian

tertentu

 Melakukan tugas memperbaiki mesin

Kata kunci: menyesuaikan, mengubah, merubah, menyusun kembali, meninjau kembali, memperbaiki dan bervariasi tindakan.

(7) Organisasi:

Menciptakan pola gerakan yang baru yang cocok dengan situasi tertentu atau masalah spesifik. Belajar yang menekankan pada hasil dan kreativitas didasarkan keterampilan yang sangat maju. Contoh-contoh:

 Membangun suatu teori yang baru

41

Kata kunci: Menyusun, membangun, mengkombinasikan, membangun, menciptakan, mendesain permulaan, buatan-buatan, memulai.

Dave H.R (1972), psikomotor merupakan uraian perilaku atas dasar aktivitas yang didemonstrasikan secara fisik dan mental.

(1) Imitation (Tiruan)

Mengamati suatu keterampilan dan usaha untuk mengulangnya, atau melihat suatu produk jadi dan berusaha meriflikasi. Selama tingkatan ini, struktur berbagai isi pengetahuan dan menunjukkan keterampilan. Pada fase ini, ketika berbagai informasi yang terpenting dari keterampilan seperti latar belakang, fakta-fakta, keselamatan kerja. Instruktur memecah-mecah keterampilan secara rinci ke dalam langkah-langkah kecil, lalu memberikan kesempatan kepeda peserta belajar untuk mencoba melakukan atau menirukan.

Kata Kunci: berusaha, menyalin, meniru, memainkan mimik.

(2) Manipulation (Mengolah)

Melaksanakan keterampilan atau menghasilkan suatu produk dengan menunjukkan yang dapat dilakukan dengan mengikuti perintah atau petunjuk, tidak hanya dengan pengamatan. Selama tingkat ini, peserta belajar diijinkan untuk mempraktikan sendiri dengan pengawasan instruktur secara berulang, dan diberikan umpan balik oleh instruktur sampai menguasai keterampilan dasar. Peserta belajar, diberikan tes dengan berbagai pertanyaan, untuk menerima umpan balik dan mencoba di suatu lingkungan yang ramah lingkungan.

Kata Kunci: Melengkapi, mengikuti, melaksanakan dan meng- hasilkan.

(3) Precision (Ketepatan)

Dengan bebas melaksanakan keterampilan atau menghasilkan suatu produk dengan teliti, proporsional, ketepatan pada tingkatan ahli. Selama tingkat ini, peserta belajar mengembangkan keecakapan untuk melaksanakan keterampilan dengan memberikan porsi waktu yang lebih luas, mengingat kinerja yang diharapkan menjadi sifat kebiasaan. Selain itu, peserta belajar diharapkan dapat menciptakan versi-versi mereka atas dasar pengalaman selama belajar keterampilan.

42

Kata Kunci: mencapai taraf otomatis, melaksanakan dengan penuh motivasi.

(4) Articulation (Artikulasi)

Memodifikasi keterampilan dari suatu produk yang cocok dalam situasi baru, mengkombinasikan keterampilan lebih dari satu jenis dalam urutan dan keselarasan secara konsistensi. Selama tingkat ini, peserta belajar mengadaptasi tuntutan pesanan lingkungan, seperti memodifikasi keterampilan secara otomatis.

Kata Kunci: Memulai penyesuaian, mengubah, menggabungkan, mengurangi.

(5) Naturalization (Naturalisasi)

Penyesuaian satu atau lebih dari jenis keterampilan dengan mudah dilakukan secara otomatis, baik secara mental maupun fisik. Selama tingkat ini, peserta belajar lebih luwes dan tampak eketif dan efisien dalam melaksanakan keterampilannya.

Kata Kunci: Alamiah dan sempurna.

Harrow AJ. (1972), menjelaskan bahwa psikomotorik dimulai dari gerakan-gerakan reflek yang ditimbulkan tidak selalu melalui pembelajaran karena merupakan atas respon dari stimulus sampai dengan gerak ketidak-sinambungan (terpilih).

(1) Gerak Refleks

Gerakan-gerakan refleks ditimbulkan tidak selalu melalui pembel- ajaran karena merupakan atas respon dari stimulus.

Kata Kunci: pembelokan, perluasan, peregangan, penyesuaian tubuh.

(2) Gerak dasar

Gerak dasar bersifat pola-pola gerakan yang tidak dipisahkan dari bentuk kobinasi gerakan-gerakan reflek, dan merupakan dasar dari gerakan.

Kata Kunci: Berjalan, berlari, menjalankan, mendorong, memuntir, mengenggam, menyerap dan menggerakan.

(3) Perceptual

Gerak yang merujuk pada penafsiran berbagai stimulus, yang memungkinkan satu untuk membuat penyesuaian-penyesuaian pada lingkungan. Peranan visual, yang terkait dengan indra,

43 kinestetik atau pembedaan yang dapat dirasakan, termasuk perilaku motorik.

Kata Kunci: Mengkoordinir gerakan-gerakan, melompat, menang- kap, mengangkat.

(4) Aktivitas Fisik

Aktivitas yang memerlukan daya tahan, kekuatan, tenaga dan ketangkasan yang menghasilkan suatu yang tampak dalam ketubuhan secara efisien dan dapat diobservasi.

Kata Kunci: Aktivitas yang memerlukan periode usaha dan waktu, penggunaan otot, kecepatan, cakupan gerakan sendi pinggul, dan gerakan cepat dan tepat.

(5) Gerakan Terampil

Merupakan suatu derajat efisiensi dalam melaksanakan tugas yang kompleks.

Kata Kunci: Aktivitas nyata dan terstandar, baik berupa teknis/ mekanis, prestasi, rekreasi dan relaksi.

Romiszowski Alexander (1981-1982), menguraikan bahwa belajar keterampilan, dapat diamati sebagai lanjut atau langkah-langkah dari proses pengembangannya, melalui tahapan;

(1) Perolehan Pengetahuan

Prasayarat pengetahuan yang diperoleh, sebagai dasar kesadaran perceptual yang diperlukan.

(2) Melakukan Tindakan

Peserta belajar dapat menerapkan secara benar karena mengetahui bagaimana melakukannya, sesuai dengan urutan yang benar.

(3) Transfer

Peserta belajar melakukan langkah-langkah, dan memulai memindahkan pengetahuan kendali ke dalam pikiran logis, selain dari pegindraan untuk mencapi keterampilan yang luwes dan mengintegrasikan pola dari pekerjaan, walaupun masih dalam keadaan gugup.

44

Melalui konsentrasi menghadapi eksekusi tugas, selanjutnya mengarah pada trampil secara otomatis.

(5) Generalisasi

Melakukan keterampilan secara bervariasi, dan ada perluasan keterampilan dari hasil belajar, ke arah kreativitas di dalam aktivitas dan eksekusi sesuai dengan patokan.

Setiap, ahli secara implisit memberikan gambaran bahwa aktivitas fisik tersebut dilandasi aspek mental yang menguatkan, yakni; pertama persepsi hubungannya dengan informasi yang diperoleh melalui indra yang direspon dengan ketersedian informasi dalam memori terlebih dahulu, kedua, adanya aspek sikap yang tersembunyi sebelum, selama dan sesudah adanya aktivitas fisik.

D. Keterampilan (

Skills

)

Sejarah suat bangsa memberikan ciri keistimewaan, melalui

karya manusia monumental berkat “keterampilan yang mewujud”,

seperti; atlet-atlet olah raga dunia, pemain sirkus, pemotong rambut, pembuat baju, pembuatan kerajinan perhiasan, aksesoris, barang- barang teknologi kelas tinggi, seperti pesawat tempur tanpa awak, kapal selam, pesawat luar angkasa dan senjata nuklir. Secara keseluruhan, perlu dicatat tidak hanya semata-mata hasil berpikir ilmuwan atau teknolog di laboratorium, akan tetapi ditopang oleh para

ahli yang memiliki “keterampilan” secara gerak fisik yang terlatih untuk

melakukan proses pembuatan, penggunaan dan pemeliharaan. Betapa pentingnya memahami keterampilan gerak secara proporsional, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dimensi keterampilan gerak, sangat kompleks mulai dari hal kasat mata seperti otot, tenaga yang dibutuhkan dalam suatu aktivitas sampai dengan hal pengendalian dan koordinasi untuk memperoleh ketepatan, kecermatan dan presisi.

Sehingga sangat keliru dan tanpa landasan apabila, hasil pemikir besar secara konseptual tanpa didukung tenaga-tenaga yang memiliki keterampilan untuk menghasilkan suatu karya besar manusia.

45 olah pikir dengan olah raga dan olah rasa, untuk saling menghargai patut dibudayakan di negara berkembang seperti di Indonesia.

Sebagai pengantar pemahaman mengenai keterampilan gerak, kita dapat memberikan batasan sederhana, pertama; keterampilan dilihat dari aspek tugas dari gerak. Contohnya, mengikir, memahat, mematri, mengelas dan mengompon permukaan plat yang telah dicat, atau menyetel katup. Berdasarkan tugas yang dilakukan seperti itu, keterampilan dapat diklasifikasikan secara khas dari tuntutan tugas. Kedua, dapat dilihat dari keadaan pembeda antara orang terampil dengan yang tidak terampil. Pembeda ini, merupakan penampakkan dari tiap orang yang melakukannya.

Terminologi keterampilan dari aslinya skill, sesungguhnya sangat sulit untuk didefinisikan secara tepat yang tidak terbantahkan. Hal itu, disebabkan tergantung dari sudut pandang teori seperti, psikologi, anatomi, fisiologi,kinesiologi dan ekologis serta kajian hubungan timbal balik keterampilan dengan kemampuan dalam tujuan praksis.

Derajat penguasaan, seringkali atas jastifikasi anggapan dari suatu kebiasaan yang sudah diterima secara umum, terkait dengan satu atau aneka ragam pola gerak atau perilaku yang disebut keterampilan. Contohnya, menulis, memainkan gitar, mengikir, memotong kabel, naik tangga, mengangkat barang. Manakala konteks aktivitas tersebut, dimaknai sebagai keterampilan maka dilihat dari sudut kebahasaan merupakan kata benda.

Konsekuensinya secara kebahasaan, merupakan kegiatan tertentu yang berhubungan dengan seperangkat gerak yang harus dipenuhi syarat-syaratnya. Namun, apabila kita melihat dari pembeda

Dalam dokumen Pendidikan Berbasis Kompetensi id. pdf (Halaman 30-62)

Dokumen terkait