41
Perbedaan sistem simpan pinjam ini dengan yang ada di bank adalah dalam hal pemberian pinjaman. Dalam simpan pinjam yang ada di PKK hanya anggota PKK saja yang boleh melakukan pinjaman, sehingga jika ada warga yang bukan atau tidak ikut dalam PKK tidak boleh melakukan pinjaman dana berapapun jumlahnya. Berbeda dengan yang ada dalam bank siapapun yang membutuhkan dana sekalipun bukan anggota dari bank tersebut dapat memperoleh pinjaman dana asalkan memiliki agunan dan persyaratan yang cukup. Hal ini tidak dapat dilakukan di simpan pinjam yang ada dalam PKK karena dalam simpan pinjam dalam PKK tidak ada agunan khusus yang harus di berikan untuk mendapatkan pinjaman dana. Namun bukan berarti dalam simpan pinjam di PKK tidak ada agunan sama sekai karena sebenarnya secara tidak langsung mereka menjadikan simpanan anggota sebagai agunan atas pinjaman anggota, oleh karena itu dalam simpan pinjam di arisan tidak dapat memberikan pinjaman kepada warga atau anggota yang tidak menabung.
Gambar 2
Untuk sistim simpan pinjam yang kedua ini merupakan sistim simpan pinjam dari PKK di RT. 07 / RW.07 yang di pimpin oleh Ibu Herlina Pancawardani. Berbeda dengan sistem simpan pinjam dalam PKK yang pertama, sistem simpan pinjam yang kedua ini memiliki sistem yang berbeda dengan sistem simpan pinjam yang terdapat pada bank. Dalam sistem ini anggota yang menabung wajib melakukan pinjaman berapapun jumlahnya baik anggota tersebut dalam keadaan membutuhkan dana ataupun sedang tidak membutuhkan dana dia wajib melakukan pinjaman minimal 1 kali pinjaman dalam 1 perode simpan
SISTEM SIMPAN PINJAM 2
42
pinjam7, dan sistem seperti ini tidak dapat dilakukan oleh bank pada umumnya. Hal ini terlihat tidak adil bukan? Mana mungkin anggota yang tidak membutuhkan dana wajib melakukan pinjaman, namun jangan risau karena akan ada keuntungan tersendiri bagi warga yang kerap melakukan pinjaman.
Anggota yang kerap melakukan pinjaman akan mendapatkan keuntungan lebih di akhir periode simpan pinjam dari pada anggota yang jarang melakukan pinjaman. Keuntungan yang akan diperoleh ini berupa tambahan dana yang
dinamakan SHU (Sisa Hasil Usaha8). Tambahan dana ini didapat dari hasil bunga
pinjaman di kalikan dengan jumlah pinjaman. Sehingga semakin sering anggota melakukan pinjaman maka akan semakin besar SHU yang akan di dapat oleh anggota tersebut. Namun tidak semua bunga pinjaman yang didapat akan dibagikan dalam bentuk SHU karena sebagian kecil dari hasil bunga pinjaman tersebut akan digunakan untuk bunga simpanan. Sehinga anggota mendaatkan 2 keuntungan yakni bunga simpanan dan bunga pinjaman, maka semakin sering anggota tersebut menabung dan meminjam maka akan semakin besar pula bunga simpanan dan SHU yang akan mereka terima. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan diwajibkannya menabung dan meminjam pada sistem simpan pinjam yang kedua ini sebenarnya tidak memberatkan anggota, namun sebaliknya akan memberikan keuntungan yang lebih bagi anggota. Karena seperti pada sistem simpan pinjam yang pertama tabungan anggota hanya digunakan sebagai agunan secara tidak langsung untuk anggota melakukan pinjaman.
7
Periode simpan pinjam antara simpan pinjam di PKK yang satu dengan yang lain dapat berbeda- beda, tergantung dari kebijakan masing-masing PKK. Namun pada umumnya periode simpan pinjam dalam PKK adalah 1 tahun.
8
SHU (Sisa Hasil Usaha) dalam simpan pinjam di arisan ini berbeda dengan SHU yang ada pada umumnya. Karena yang dimaksud dari sisa hasil usaha adalah usaha yang berkaitan dengan pinjaman. Sehingga SHU ini didapatkan dari hasil bunga pinjaman yang diberikan kepada anggotanya.
43
Gambar 3
Untuk sistem simpan pinjam yang ketiga ini merupakan sistem simpan pinjam yang digunakan oleh RT.03 / RW.06 yang dipimpin oleh Ibu Ati dan RT.05 / RW.07 yang dipimpin oleh Ibu Umi Kalsum. Dalam sistem simpan pinjam pertama dan kedua yang telah dijelaskan sebelumnya memanfaatkan simpanan (tabungan anggota) sebagai agunan secara tidak langsung bagi anggota untuk mendapatkan pinjaman. Namun berbeda dengan sistem simpan pinjam ke tiga ini, dalam sistem ini tidak ada yang digunakan sebagai agunan, karena anggota tidak wajib menabung. Agunan yang digunakan dalam sistem simpan pinjam ketiga ini lebih bersifat sosial, sehingga agunan dalam melakukan pinjaman adalah nama (harga diri) dari masing-masing anggota maka unsur kepercayaan menjadi sanggat penting dalam sistem simpan pinjam yang ketiga ini.
Dalam sistem ini anggota tidak diwajibkan melakukan simpan maupun pinjam. Sehingga jika ada warga yang membutuhkan dana boleh meminjam tanpa harus memiliki tabungan, karena tabungan bukan merupakan jaminan untuk melakukan pinjaman. Begitu pula sebaliknya jika anggota hanya ingin menabung saja maka dia tidak wajib melakukan pinjaman. Sistem simpan pinjam yang ketiga ini lebih bebas, anggota boleh menabung dan meminjam sesuka yang mereka mau. Namun untuk pembagian bunga hasil pinjaman ini dilakukan dengan 2 cara :
1. Bunga pinjaman semuanya dibagikan kepada anggota yang menabung
dan digunakan sebagai bunga simpanan. Hal ini berlaku untuk simpan pinjam di PKK RT.05 / RW.07.
SISTEM SIMPAN PINJAM 3
44
2. Bunga pinjaman semuanya dibagikan secara rata kepada warga baik
yang menabung maupun tidak, baik yang meminjam atau tidak dalam bentuk barang (sembako) yang biasanya diberikan pada akhir periode (menjelang hari raya idul fitri). Hal ini berlaku untuk simpan pinjam di PKK RT.03 / RW.06.
Pembagian bunga pinjaman ini dapat berbeda-beda tergantung dari kebijkan yang diambil oleh ketua PKK namun tetap harus berdasarkan persetujuan dan kesepakatan dari semua anggota.
Mendapatkan tambahan pendapatan
Manfaat lain yang terdapat dalam simpan pinjam (secara ekonomi) selain yang telah diungkapkan diatas adalah masyarakat dapat mendapatkan tambahan pendapatan melalui arisan. Tambahan pendapatan ini dapat diperoleh jika anggota simpan pinjam rajin mengikuti kegiatan simpan pinjam yang terdapat dalam PKK, namun hanya berlaku untuk sistem simpan pinjam yang kedua (yang digunakan oleh PKK RT.07 / RW.07) seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Tambahan pendapatan ini didapat dari bunga pinjaman dan bunga simpanan dari hasil simpan pinjam warga. Bahkan tidak menutup kemungkinan jumlah bunga yang di terima dapat melebihi jumlah simpanan yang dimiliki dalam PKK. Seperti yang disampaikan oleh ibu Herlina Pancawardani selaku ketua PKK RT.07 /RW.07 yang menyatakan bahwa :
“Pendapatan SHU warga (hasil dari bunga pinjaman), dapatnya bisa
lebih dari tabungan dia sendiri mbak, nambahnya bisa 100% sendiri
mbak”
Hal ini juga didukung pendapat dari salah satu anggota PKK, yakni ibu Retno selaku anggota di RT.07 / RW.07 yang menyatakan bahwa :
“Bunga pinjaman hanya 10%, tapi nanti saat pembagian tabungan dapat kembali lagi sampai 30%, banyak to?”
45
Hal ini menujukan bahwa simpan ppinjam PKK memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat khususnya ibu rumah tangga, tidak hanya untuk belajar menabung saja namun juga dapat membantu masyarakat mendapatkan pendapatan tambahan tanpa harus bekerja.
Sistim Arisan dan Simpan Pinjam PKK Di Kauman Kidul Salatiga
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan tentang manfaat arisan baik secara ekonomi maupun sosial serta sistem simpan pinjam arisan seperti apa yang ada di desa Kauman Kidul, namun belum membahas mengenai sistem arisan dan simpan pinjam seperti apa yang digunakan. Oleh karena itu dibagian ini akan dibahas tentang sistem arisan dan simpan pinjam PKK seperti apa yang diterapkan di desa kauman kidul. Menurut Bouman (1995 : 337) terdapat 2 (dua) tipe dasar sistem arisan yang kerap digunakan di negara sedang berkembang yakni ROSCA dan ASCRA. Lantas dari Dua tipe dasar sistem arisan ini sistem arisan dengan tipe yang mana yang diterapkan di desa Kauman Kidul? Untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Perbedaan Sistem Arisan, ROSCA dan ASCRA
VARIABEL ARISAN ROSCA ASCRA
Penentuan Penerima Dana Arisan
Diundi Diundi Ditentukan terlebih
dahulu melalui
kesepakatan bersama
sebelum arisan dimulai.
Simpan Ada Tidak ada Ada
Pinjam Ada dan sudah
pasti ada
bunga pinjaman, sesuai dengan
Ada hanya namun tidak ada bunga
pinjaman kecuali
ada kesepakatan
bersama.
Ada pinjam dengan besaran bunga sesuai
dengan yang telah
46 kesepakatan
bersama.
Peraturan dan
Prosedur
Tertulis Sederhana, tidak
tertulis.
Tertulis
Sumber : Diolah
Dari dua tipe dasar sistem arisan baik ROSCA maupun ASCRA sama- sama memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu tidak dapat diketahui mana antara ROSCA atau ASCRA yang paling baik untuk diterapkan. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa arisan dan simpan pinjam PKK di desa Kauman Kidul selama ini telah menerapkan kedua sistem tersebut baik ROSCA atau ASCRA. Terbukti dari hasil wawancara dengan ketua arisan yang ada di desa Kauman Kidul dimana mereka menerapkan sistem pengundian untuk menentukan siapa anggota yang berhak menerima dana arisan, ini menunjukkan sistem ROSCA yang dipilih. Sedangkan jika dilihat dari simpan pinjam PKKnya maka terlihat lebih mirip dengan ASCRA kesamaanya terlihat dari simpan, pinjam, dan peraturan dan prosedurnya.
Salah satu keunggulan sistem arisan yang ada di Indonesia khususnya di desa Kauman Kidul ini dibandingkan dengan yang ada di negara lain adalah terletak pada fungsi jaminan sosialnya. Sebagai contoh menurut penelitian Mary Kay Gugerty yang berjudul “You Can’t Save Alone: Commitment in Rotating Savings and Credit Associations in Kenya” menunjukkan bahwa fokus dari penelitian ini hanya berkaitan dengan masalah ekonomi saja dimana yang menjadi fokus dari penelitian adalah bagiamana pengaruh ROSCA terhadap komitmen seseorang dalam menabung, karena tidak mudah untuk menjaga komitmen untuk rutin menabung sehingga banyak yang berkata bahwa “kita tidak dapat menabung sendiri”.
Hal ini lah yang menjadi nilai tambah tersendiri bagi masyarat di desa Kauman Kidul, karena manfaat yang dirasakan tidak hanya secara ekonomi namun juga secara sosial. Manfaat arisan secara sosial dapat terlihat dari tindakan
47
proaktif warga saat ada warga lain yang sedang mengalami kesulitan, yakni dengan membantu secara ekonomi maupun secara sosial dengan turut berpartisipasi secara langsung. Selain itu dapat juga dimanfaatkan sebagai asuransi sosial, karena saat kita sakit atau sedang mengalami musibah akan diambilkan dari dana sosial, dimana dana ini didapat dari iuran rutin setiap bulan. Maka dari itu sistem arisan yang ada di Indonesia memiliki keunikan dan nilai tambah tersendiri secara sosial yang tidak dapat ditemukan dalam ROSCA dan ASCRA, maka hal ini menjadikan pembeda yang mendasar antara sistim arisan yang ada di Indonesia khususnya di Kauman Kidul.
48
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Arisan memiliki peran/manfaat yang cukup besar bagi ekonomi
rumah tangga masyarakat di desa Kauman Kidul. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana cara pengalokasian dana arisan yang diterima
oleh masyarakat KaumanKidul. Dimana sebagian besar masyarakat
Kauman Kidul mengalokasikan dana arisan yang diterima untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, untuk rekreasi, membiayai pendidikan anak, dan untuk investasi.
2. Arisan tidak hanya memiliki kaitan secara ekonomi saja, namun
arisan juga memiliki kaitan secara sosial. Fungsi jaminan sosial dalam arisan dapat terlihat dari tindakan proaktif warga saat ada warga lain yang sedang mengalami kesulitan. Selain itu dapat juga dimanfaatkan sebagai asuransi sosial.
3. Kegiatan simpan pinjam PKK memiliki keungulan-keungulan
tertentu dibandingkan dengan sistem simpan pinjam yang ada di bank pada umumnya. Keungulan tersebut antara lain tidak ada batas minimum untuk menabung, dapat meminjam tanpa adanya agunan, bunga tergolong tinggi namun semua bunga akan kembali lagi ke
pada anggota baik dalam bentuk bunga simpanan, SHU, atau
sembako.
4. Desa Kauman Kidul menerapkan sistim ROSCA dan ASCRA. Yakni
dengan mengundi untuk menentukan penerima dana arisan seperti pada sistem ROSCA. Sedangkan simpan pinjam PKK lebih seperti pada sistem ASCRA.
49