• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 222010013 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 222010013 Full text"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

2

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian

Setiap negara menginginkan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya, begitu pula dengan negara Indonesia. Hal ini tercermin dari pembukaan UUD (undang-undang dasar) tahun 1945 pada alenia ke empat yang menyatakan bahwa, kesejahteraan masyarakat merupakan salah suatu dari tujuan terbentuknya negara republik Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, sebagai contoh dari sisi moneter pemerintah berusaha menjaga inflasi agar tetap stabil, sedangkan jika dilihat dari sisi fiskal kebijakan yang dilakukan pemerintah adalah dengan memberikan bantuan berupa BLT (Bantuan Langsung Tunai), Raskin (Beras Miskin), BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan masih banyak lagi program yang dibuat oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak akan berhasil tanpa partisipasi dari masyarakat itu sendiri untuk berupaya meningkatkan kesejahteraan hidupnya guna memperoleh kualitas hidup yang lebih baik. Menurut Yayasan Indonesia Sejahtera (YIS) (2010 : 1) salah satu komponen yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan masyarakat adalah keadaan perekonomian sebuah keluarga. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Puspitawati et al (2012 : 4) yang menunjukkan bahwa 53,3% istri tidak puas dengan keadaan ekonomi keluarga yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan yang tak terduga. Oleh karena itu sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh YIS (2010 : 1) yang menyatakan bahwa pengelolaan ekonomi rumah tangga sangat diperlukan mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia tidak memiliki pengelolaan keuangan ekonomi yang terencana dimana masyarakat Indonesia tergolong masyarakat yang konsumtif.

(2)

3

menyeimbangkan antara pengeluaran dan pendapatan. Pencatatan keuangan sangat diperlukan dalam rumah tangga, karena jika pendapatan lebih kecil dari pengeluaran maka akan terjadi defisit dan hutang yang akan menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan tersebut, sedangkan sebaliknya jika pendapatan lebih besar dari pengeluaran maka akan ada surplus dimana surplus tersebut dapat ditabung untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu mengalami masalah keuangan mengingat kondisi perekonomian yang tidak stabil.

Mengingat pentingnya pengelolaan keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka disinilah peran dari ibu rumah tangga (istri) sangat dibutuhkan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan

Puspitawati et al (2012) yang menunjukkan bahwa ibu rumah tangga ikut

berkontribusi secara ekonomi untuk meningkatkan pendapatan keluarga, yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejaheraan keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa kini peran ibu rumah tangga tidak hanya berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, membersihkan rumah, mengasuh anak, menyiapkan makanan dan minuman. Namun ibu rumah tangga turut memiliki peran yang cukup besar dalam pengelolaan keuangan, karena pada umumnya ibu rumah tangga yang mengelola kebutuhan keluarga sehari-hari, dimana sumber pendapatan utama didapat dari sang suami.

(3)

4

ibu rumah tangga turut bekerja seperti mencari pasir, menjadi buruh, berdagang di tempat wisata dan lain-lain (Hastuti 2006).

Namun tidak semua ibu rumah tangga dapat bekerja di sektor informal, karena memiliki tanggung jawab dalam keluarga. Oleh karena itu salah satu cara yang dapat dan kerap dilakukan ibu rumah tangga guna memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga antara lain dengan memanfaatkan lembaga keuangan formal maupun non formal untuk mengatasi masalah ekonomi rumah tangga. Namun karena lembaga keuangan formal kerap dinilai terlalu berbelat-belit, harus dengan agunan dan masih banyak lagi persyaratan yang harus dipenuhi, hal ini membuat lembaga keuangan formal menjadi kurang diminati. Hal ini didukung data dari kompas 27 September 2013, yang menunjukkan bahwa dari total seluruh penduduk di Indonesia hanya 20% masyarakat yang memiliki akses terhadap lembaga keuangan formal (perbankan). Oleh karena itu berbeda dengan lembaga keuangan formal, lembaga keuangan non formal menjadi lembaga keuangan yang cukup digemari khususnya oleh masyarakat kelas menengah kebawah.

Salah satu lembaga keuangan non formal yang kerap dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia adalah arisan. Hal ini dikarenkana arisan memiliki peran yang cukup besar untuk membantu perekonomian rumah tangga, hal ini didukung oleh penelitian Hastuti (2006) dimana paska erupsi merapi banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan oleh karena itu masyarakat di sekitar daerah tersebut khususnya ibu rumah tangga mencoba mencari alternatif untuk membantu masalah ekonomi rumah tangga yang sedang mereka hadapi. Salah satu alternatif yang digunakan untuk mengatasi masalah dalam ekonomi rumah tangga mereka adalah dengan memanfaatkan arisan, selain itu anggota juga dapat memanfaatkan simpan pinjam yang terdapat dalam PKK untuk membantu ekonomi rumah tangga masyarakat.

(4)

5

menyatakan bahwa arisan memiliki peran secara sosial karena dengan adanya arisan maka warga dapat turut berpartisipasi sebagai pengurus arisan ataupun berpartisipasi sebagai anggota arisan. Selain itu ada rasa timbal balik antar sesama warga yang terlihat saat ada warga yang sedang mengalami kesulitan, atau ada warga yang sedang membuat acara yang terlihat dari tindakan proaktif yang dilakukan warga.

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di Kota Salatiga, khususnya dikecamatan Sidorejo, kelurahan Kauman Kidul. Pemilihan lokasi ini dikarenakan kecamatan Sidorejo merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk dan rumah tangga terbesar dibandingkan dengan kecamatan lain yang berada di Salatiga yang dapat di lihat pada tabel 1. Semakin banyak jumlah penduduk dan rumah tangga di suatu daerah maka diharapkan semakin banyak pula masyarakat yang mengikuti arisan dan simpan pinjam PKK didaerah tersebut dengan asumsi tingkat partisipasi arisan yang sama.

Tabel 1

Jumlah Rumah Tangga Per Kecamatan 2011

Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Rumah

(5)

6 2. Masalah Penelitian

Ibu rumah tangga memiliki peran yang cukup besar dalam ekonomi suatu rumah tangga, selain memiliki tugas untuk mengurus rumah ibu rumah tangga turut ikut serta membantu ekonomi rumah tangga jika dirasa pendapatan dari sang suami tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Berbagai upaya dapat dilakukan oleh ibu rumah tangga untuk mencukupi kebutuhan ekonomi salah satunya adalah dengan mengikuti kegiatan arisan dan simpan pinjam PKK. Terdapat beberapa penelitian yang mengkaji tentang arisan, dimana dari hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa arisan banyak dimanfaatkan oleh ibu rumah tangga untuk mengatasi masalah ekonomi keluarga. Namun masih sedikit yang meneliti tentang seberapa jauh peran arisan dan simpan pinjam PKK dalam ekonomi rumah tangga, serta bagaimana fungsi arisan arisan dan simpan pinjam PKK sebagai jaminan sosial.

3. Tujuan Penelitian

1. Melihat peran arisan dan simpan pinjam PKK bagi ekonomi rumah tangga

di Kauman Kidul.

2. Sejauh mana arisan dan simpan pinjam PKK berfungsi sebagai jaminan

(6)

7

TELAAH TEORETIS

1. Arisan

Arisan merupakan salah satu kegiatan sosial yang kerap dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan solidaritas atau kekeluargaan, namun tidak ada yang tahu siapa penciptanya, sejak kapan mulai ada, dimana pertama kali dilakukan, tidak ada yang tahu pasti tentang sejarah arisan (Pratiwi, 2012 : 7). Selain memiliki peran sosial arisan juga memiliki peran secara ekonomi. Bahkan arisan dapat digolongkan dalam lembaga

keuangan non formal atau yang sering di sebut dengan shadow banking.

Arisan dapat disebut sebagai lembaga keuangan non formal karena dalam pelaksanaannya arisan mengunakan sistem simpan pinjam seperti yang dilakukan oleh lembaga keuangan formal yang lainya (perbankan).

Terdapat 2 (dua) tipe dasar sistem arisan yang kerap digunakan di negara yang berpendapatan rendah menurut Bouman (1995: 337) antara lain :

 Rotating Savings and Credit Associations (ROSCAs)

(7)

8

Berkaitan dengan sistem simpan pinjam dalam ROSCA tidak disediakan sistem simpan (menabung) sehingga anggota tidak mendapat fasilitas untuk menabung, namun aggota mendapatkan fasilitas untuk melakukan pinjaman, pada umumnya tidak ada bungga pinjaman kecuali jika ada kesepakatan bersama berkaitan dengan suku bunga pinjaman. ROSCA memiliki sistem yang sederhana tidak ada peraturan dan prosedur yang tertulis.

 Rotating and Accumulating Savings (ASCRAs)

ASCRA berbeda dengan ROSCA, ASCRA memiliki multi fungsi dimana selain untuk melayani kepentingan kelompok (anggota) juga melayani kepentingan masyarakat. Sistem ini bekerja dengan cara menghimpun dana dari setiap anggota dimana dana tersebut dibagikan menurut kesepakatan bersama yang telah ditentukan sebelumnya. Berbeda dengan ROSCA keanggotaan dalam ASCRA lebih banyak dan beraneka ragam, bahkan tak menutup kemungkinan masyarakat miskin dan masyarakat kaya berpartisipasi bersama-sama dalam satu kelompok arisan.

Berkaitan dengan simpan pinjam ASCRA menyediakan fasilitas simpan pinjam, sehingga memungkinkan anggota untuk melakukan simpan pinjam dalam ASCRA pada umumnya dana simpanan yang diterima dari anggota akan di simpan pada Bank, sedangkan untuk pinjaman anggota akan dikenakan bunga. Untuk pinjaman anggota tidak dibatasi sehingga dapat meminjam lebih dari satu kali bahkan sekalipun hanya menabung sedikit tetap dapat meminjam dalam jumlah yang cukup besar. Oleh karena itu dibutuhkan adanya pengelolaan simpan pinjam, sehingga dalam ASCRA dibutuhkan peraturan dan prosedur yang sifatnya tertulis.

(8)

9

(RoSCAs): Evidence from Indonesia” arisan umumnya dilakukan dengan cara, mengumpulkan sekelompok orang (anggota) secara teratur (contoh : satu minggu sekali atau satu bulan sekali), setiap anggota wajib menyetorkan sejumlah dana tertentu yang telah disepakati bersama kepada seseorang yang ditunjuk sebagai ketua arisan. Pada akhir pertemuan akan diadakan pengundian dimana nama anggota yang keluar pertama yang berhak menerima uang arisan yang telah terkumpul. Namun bukan berarti anggota yang telah menerima arisan tersebut tidak membayar kembali namun sebaliknya, anggota yang telah menerima uang arisan akan tetap membayarkan dana arisan sampai semua anggota menerima uang arisan secara merata. Jumlah anggota arisan tidak dibatasi semakin banyak yang ikut maka akan semakin banyak pula uang yang akan diterima.

Terdapat berbagai jenis arisan antara lain arisan keluarga, arisan bulanan, arisan dasawisma, arisan PKK, arisan kantor dan masih banyak lagi jenis arisan yang terdapat di Indonesia, namun pada umumnya hampir semua arisan menerapkan cara yang sama seperti yang telah diutarakan Varadharajan, yang menjadi pembeda hanya pada anggota arisan sebagai contoh jika arisan kantor maka anggota arisan adalah orang-orang yang bekerja di kantor, sedangkan jika arisan PKK maka anggotanya terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dalam satu lingkup Rukun Tetangga (RT) tertentu.

2. Teori Ekonomi Rumah Tangga

(9)

10

Sutjiono (2005:4) tujuan diperlukan adalanya pengelolaan ekonomi rumah tangga antara lain untuk :

 Pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota keluarga secara optimum.

 Stabilitas kehidupan ekonomi keluarga.

 Pertumbuhan ekonomi keluarga.

Sutjiono (2005:4) juga menyatakan bahwa terdapat beberapa unsur dalam pengelolaan ekonomi rumah tangga antara lain:

 Pendapatan keluarga

 Rencana pengeluaran

 Pencatatan dan monitoring

 Menabung

 Kesepakatan keluarga

Menutut YIS (2010 : 13) prinsip-prinsip dalam ekonomi rumah tangga antara lain:

 Penggunaan Uang

Uang merupakan komponen terpenting dalam pengelolaan ekonomi rumah tangga. Pengunaan uang yang baik dan benar dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Oleh karena itu ibu rumah tangga selaku pengelola keuangan perlu melihat seberapa besar pendapatan yang diterima dari sang suami (baik itu bulanan atau harian), dari pendapatan tersebut harus diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

(10)

11

Defisit yang kerap dialami oleh ibu rumah tangga saat mengelola keuangan keluarga, seringkali disebabkan oleh kecenderungan ibu rumah tangga yang mengunakan pendapatan yang diterima untuk memenuhi apa yang di inginkan bukan apa yang di butuhkan. Oleh karena itu penting sekali bagi ibu rumah tangga untuk dapat membedakan apa itu keinginan dengan apa itu kebutuhan. Keingininan adalah suatu tambahan kebutuhan yang diharapkan dapat dipenuhi untuk meningkatkan rasa puas. Sedangkan kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan manusia untuk mencapai kesejahteraannya. Jadi antara keinginan dan kebutuhan yang perlu di utamakan adalah kebutuhan karena jika kebutuhan tidak terpenuhi maka kesejahteraan akan menurun, sedangkan jika keinginan tidak terpenuhi maka tidak akan menurukan kesejahteraan.

 Mengatasi Sifat Boros

(11)

12

METODELOGI PENELITIAN

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan

sebelumnya, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif

menurut Bogdan dan Biklen, S. (1992) dalam Rahmat (2009) adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif dan uraian yang mendalam berupa ucapan atau tulisan dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok masyarakat dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. Penelitian ini menggunakan 2 jenis sumber data antara lain :

a. Data Primer

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi langsung dari reponden di lokasi penelitian dengan mengunakan metode wawancara terhadap sejumlah sampel yang telah dipilih. Pemilihan informan ini berdasarkan pertimbangan bahwa mereka mengalami, mengetahui dan dapat memberikan penjelasan tentang objek atau masalah yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

b. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data yang didapat dari berbagai sumber seperti dengan cara membaca buku, jurnal, dan beberapa catatan perkuliahan yang berkaitan langsung dengan objek pembahasan.

Untuk memperoleh data primer maka dibutuhkan adanya key informan

yang diharapkan dapat membantu memberikan informasi terkait masalah yang

akan diteliti. Penentuan key informan dalam penelitian ini dilakukan secara

(12)

13

pengurus simpan pinjam, dan 8 anggota arisan (dimana dalam 1 RT diambil 2 anggota).

(13)

14

PEMBAHASAN

Sekilas Tentang Desa Kauman Kidul

Kauman Kidul merupakan salah satu desa yang terletak di kota Salatiga khususnya di Kecamatan Sidorejo. Desa ini terletak di bagian utara Kota Salatiga dan merupakan salah satu desa yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang. Menurut data dari BPS (Badan Pusat Statistik) Salatiga, desa Kauman Kidul memiliki luas sebesar 12.235 km2 pada tahun 2011. Secara administratif menurut BPS Salatiga tahun 2010 terdapat 19 RT (rukun tetangga) di desa ini. Jumlah penduduk yang tersebar di 19 RT tersebut sebanyak 3.876 jiwa menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Salatiga pada tahun 2010. Dari total jumlah penduduk yang ada di desa ini sebagian besar mereka berprofesi sebagai buruh industri (pegawai Damatek) dan petani.

(14)

15

Asal Usul Arisan

Arisan yang ada di desa Kauman Kidul ini sudah ada sejak dulu, tidak diketahui dengan pasti apa yang menjadi latar belakang didirikannya arisan dan siapa pendirinya. Semua warga di desa ini umumnya hanya meneruskan kebiasaan yang sudah ada secara turun temurun, sehinga tidak diketahui asal usul sejarah adanya arisan di desa ini. Sesuai yang di ungkapkan oleh ibu Herlina pancawardani selaku ketua Arisan RT 07 / RW 07 :

“Latar belakang didirikannya arisan menurut saya sudah tradisi gitu ya ,

karena sudah tradisinya gitu ya kita cuma meneruskan saja, saya disini

sudah dari tahun 2003, kira-kira sudah 11 tahun dan semenjak saya

datang sudah ada arisan jadi hanya melanjutkan saja”.

Sekalipun arisan ada hanya untuk melanjutkan tradisi turun temurun, namun tak dapat disangkal bahwa di balik tradisi turun temurun ini terdapat berbagai macam manfaat yang dapat diambil dari dalamnya. Oleh karena itu wajar jika tradisi ini masih bertahan dan terus di lakukan oleh masyarakat Kauman Kidul hinga sekarang.

Sekilas Tentang PKK

Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga atau yang kerap disingkat dengan PKK ini merupakan salah satu program pemerintah yang terkecil. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 tahun 2013, PKK adalah Gerakan Nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.

(15)

16

dikatakan pula bahwa PKK merupakan salah satu program pemerintah yang terkecil dan merupakan wadah informasi bagi pemerintah untuk masyarakat. seperti yang diungkapkan oleh Ibu Umi Kalsum selaku ketua Arisan RT 05 RW 07 Kauman Kidul :

“Ya kitakan sebetulnya anjangsana PKK itu kan program dari pemerintah

yang terkecil, sedangkan arisan merupakan bagian dari PKK yang dibuat

untuk menarik minat warga agar datang.”

Pada umumnya seperti pada organisasi lain, PKK juga memiliki struktur organisasi sekalipun tidak formal. Pada umumnya struktur organisasi yang ada pada PKK terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara, humas, pengurus simpan pinjam, dan pengurus sosial dan masih banyak lagi tergantung kesepakatan dari anggota PKK sehinga antara PKK di RT yang satu dengan yang lain dapat memiliki struktur organisasi yang berbeda-beda. Pemilihan pengurus dalam PKK ini tidak dilakukan secara sepihak melainkan berdasarkan kesepakatan bersama anggota PKK. Namun khusus untuk jabatan ketua PKK sudah pasti akan dijabat oleh istri dari ketua RT, tanpa adanya pemilihan secara khusus seperti yang dilakukan untuk jabatan anggota arisan yang lain.

Dua Hal yang Tak Dapat Di Pisahkan

(16)

17

Ibu Ati Selaku ketua arisan RT 03 RW 06 Kauman Kidul :

“Tujuan arisan ya untuk menyemangati agar berangkat PKK”

Ibu Umi Kalsum selaku ketua Arisan RT 05 RW 07 Kauman Kidul :

“Arisan merupakan bagian dari PKK yang dibuat untuk menarik minat

warga agar datang. Kan kalo ada arisan warga jadi rajin datang PKK

mbak. Kalo tidak ada arisan kan anggota jadi malas hadir, biasanya gitu.

Jadi dibuat untuk memacu anggota aktif hadir.”

Tanggapan dari kedua ketua arisan diatas disambut dengan positif oleh salah satu anggota arisan, yakni ibu Nur Khasanah anggota arisan dari RT 03 / RW 06 Kauman Kidul yang menyatakan bahwa :

“Alasan ikut arisan ya biar menyemanggati dan buat kesibukan”

Melihat pernyataan yang telah disampaikan di atas, maka dapat dilihat bahwa arisan memiliki daya tarik yang kuat untuk menarik minat warga agar aktif hadir dalam pertemuan PKK. Hal ini dikarenakan dengan adanya arisan maka warga dapat mendapatkan manfaat secara ekonomi baik berkaitan dengan simpan maupun pinjam. oleh karena itu arisan dan PKK merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. PKK tanpa adanya arisan tidak akan berjalan dengan baik begitu pula sebaliknya arisan tanpa PKK pun juga tidak akan memberikan manfaat yang berarti bagi warga. Oleh karena itu jika ada PKK umumnya juga akan ada arisan, begitu juga sebaliknya karena dua hal ini tidak dapat dipisahkan.

Belajar Menabung

(17)

18

pendapatan yang ada terkadang belum tentu cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seandainya jika ada sisa pendapatanpun hanya sedikit sehinga tidak dapat untuk ditabung di bank mengingat ada batas minimal untuk menabung di bank. Dengan adanya arisan warga mendapat keuntungan lebih dibandingkan di bank, hal ini dikarenakan anggota dapat menabung dengan bebas tanpa ada batas minimal menabung. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya arisan masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap perbankan dapat memanfaatkan arisan sebagai lembaga keuangan non formal untuk dapat berlajar menabung. Maka secara tidak langsung arisan berperan untuk membantu anggota arisan untuk belajar menabung, karena pada dasarnya arisan itu seperti menabung hanya saja tidak mendapat bunga dan tidak dapat diambil sewaktu-waktu. Menurut ibu Tri Murni selaku anggota arisan di RT.05 / RW.07 :

“Alasan ikut arisan ya untuk belajar menabung dan hidup rukun dengan

tetangga”

Sedangkan menurut ibu Salbilah sebagai anggota arisan di RT.08 / RW.07 : “Ikut arisan itu seperti menabung namun dengan jumlah yang sudah di

tentukan dan wajib, selama belum mendapat arisan maka uang tersebut

tidak boleh diambil”

Menurut ibu Yanti sebagai anggota arisan di RT.08 / RW.07 : “Arisan itu seperti menabung, namun tidak ada bunganya”

Dan menurut Ibu Amin Karsiyah anggota arisan di RT.3 / RW.06 : “Melu arisan ki idep-idep nyelengi mbak”

(Ikut arisan itu ibaratnya menabung mbak)

(18)

sewaktu-19

waktu. Arisan tidak hanya memiliki manfaat bagi masyarakat untuk belajar menabung saja namun juga memiliki manfaat lain yang berkaitan secara ekonomi.

Pinjaman Tanpa Bunga

Arisan tidak hanya berkaitan dengan menabung (simpan) namun juga tentang pinjaman, namun berbeda dengan pinjaman pada umumnya di arisan warga dapat meminjam tanpa dikenakan bunga. Bagaimana mungkin arisan memiliki kaitan dengan pinjaman tanpa bunga? Jawabanya sangat sederhana, namun sebelum menjawab pertanyaan diatas mari kita lihat terlebih dahulu bagaimana cara kerja arisan pada umumnya. Arisan umumnya dilakukan dengan cara mengumpulkan sejumlah anggota, dan dalam arisan setiap anggota wajib menyetorkan sejumlah dana yang telah disepakati pada waktu yang telah ditentukan. Dana yang telah terkumpul tersebut akan di berikan kepada anggota yang mendapat arisan, kegiatan ini akan terus berlangsung hingga semua anggota mendapatkan dana arisan. Penentuan siapa anggota yang berhak mendapat dana arisan ini ditentukan dengan cara mengundi nama anggota, sehingga tidak dapat diperdiksi siapa anggota yang akan menerima dana arisan.

Karena sistem penentuan penerima dana arisan ini diundi secara acak maka bisa jadi anggota tersebut mendapatkan dana arisan diawal-awal namun bisa jadi juga mendapatkan arisan pada akhir periode arisan. Jika seorang anggota mendapatkan dana arisan di akhir periode arisan maka sama saja dia menabung namun tanpa memperoleh bunga, karena setiap bulan dia harus menyetorkan sejumlah dana dimana dana tersebut baru akan dia terima pada akhir periode. Sedangkan jika anggota arisan tersebut mendapat uang arisan pada awal arisan maka ia seperti mendapat pinjaman tanpa bunga, dan dia hanya perlu menyetorkan uang setiap bulan sesuai besaran iuran arisan yang telah ditentukan sebelumnya.

(19)

20

Rp.10.000,- per bulan. Dimana di RT bu Herlina tersebut terdapat 20 warga yang juga ikut arisan, maka total jumlah uang arisan yang akan diterima adalah sebesar Rp.200.000,- (Rp.10.000,- X 20 anggota). Jika nama bu Herlina keluar untuk pertama kali maka ibu Herlina akan mendapat uang sebesar Rp.200.000,- dan ini sama seperti mendapatkan pinjaman tanpa bunga karena bu Herlina tiap bulan hanya perlu membayar iuran sesuai dengan kesepakatan awal yakni Rp.10.000,-. Sedangkan jika sebaliknya, nama ibu Herlina keluar di urutan terakhir maka ibu Herlina setiap bulan harus membayar Rp.10.000,- sampai periode arisan berakhir dan baru akan mendapatkan uang arisan sebesar Rp.200.000,- pada akhir periode arisan dan ini seperti menabung hanya saja tidak mendapatkan bunga. Manfaat arisan tidak hanya terkait dengan simpan pinjam saja namun arisan juga memiliki manfaat lain yang dapat dilihat dari pengalokasian dana arisan yang didapatkan.

Pengalokasian Dana Arisan

Melihat dari berbagai manfaat diadakannya arisan maka dapat disimpulkan bahwa arisan memiliki peran yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat di Kauman Kidul. Peran arisan ini dapat dilihat dari bagaimana cara anggota arisan mengalokasikan dana arisan yang mereka terima. Pengalokasiaan dana arisan dapat berbeda-beda antara anggota yang satu dengan yang lain, karena setiap keluarga memiliki kebutuhan yang berbeda-beda pula. Selain kebutuhan yang berbeda-beda, waktu mendapatkan undian arisan juga akan menentukan pengalokasian uang arisan yang seperti apa yang akan dipilih. Berikut ini beberapa cara pengalokasian dana arisan yang kerap dilakukan oleh anggota saat menerima uang arisan.

Arisan dan Kebutuhan Rumah Tangga

(20)

21

tersebut harus berupaya sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan pokok tersebut. Maka ada kalanya untuk memenuhi kebutuhan pokok, para ibu rumah tangga memanfaatkan uang arisan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Salah satu kebutuhan rumah tangga yang kerap dipenuhi dengan memanfaatkan uang arisan adalah kebutuhan anak, karena seperti yang kita tahu kebutuhan anak itu tidak sedikit bahkan merupakan kubutuhan yang terbesar yang ada dalam suatu keluarga. Kebutuhan anak ini dapat berkaitan dengan berbagai macam hal entah itu terkait dengan susu, mainan anak, jajan anak, pakaian anak dan masih banyak lagi. Hal ini didukung oleh pernyataan dari salah satu anggota arisan yakni menurut ibu Tri Murni sebagai anggota arisan di RT.08 / RW.07 :

“Uang arisan ya buat perlunya apa gitu mbak buat beli jajan anak, beli

maenan anak, ya pokoknya buat keperluan anak susu atau baju gitu mbak.

Kan kebutuhan anak itu paling besar ya apalagi kalo anaknya masih kecil

gini mbak”

Dari pernyataan ibu Tri tersebut maka dapat dilihat bahwa pengalokasian dana arisan yang didapat adalah untuk memenuhi kebutuhan anak dimana kebutuhan anak merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga yang terbesar. Namun kebutuhan rumah tangga tidak hanya berkaitan dengan kebutuhan anak saja, masih ada kebutuhan rumah tangga lain yang perlu untuk dipenuhi. Salah satu kebutuhan rumah tangga yang juga penting untuk dipenuhi adalah kebutuhan akan hiburan (rekreasi). Kebutuhan akan hiburan atau rekreasi ini bukan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi, namun jika semua kebutuhan pokok sudah terpenuhi dan untuk menjaga keharmonisan rumah tangga maka tidak ada salahnya jika kebutuhan akan rekreasi ini dipenuhi. Salah satu pengelolaan dana arisan adalah dimanfaatkan untuk rekreasi seperti yang diungkapkan oleh Ibu Retno sebagai anggota arisan di RT.07 / RW.07, yang menyatakan bahwa :

“ Kalo arisan itu paling dapatnya berapa to mbak, jadi ya paling uang

(21)

22

gitu, gak usah jauh-jauh paling ke kota ke Ramayana. Ya buat nyenengin

keluarga aja mbak, lagipula dapat arisan atau ndak kan yang penting buat

pirukunnya aja mbak.”

Berbeda dengan pernyataan dari ibu Retno yang mengunakan dana arisan yang didapat untuk bersenang-senang (rekreasi), menurut Ibu Nur Khasanah sebagai anggota arisan di RT.03 / RW.06 yang menggunakan dana arisan yang didapat untuk membeli peralatan dapur, seperti yang beliau ungkapkan dibawah ini :

“Nak entuk duit arisan yo ge tuku macem-macem mbak, tuku alat dapur

opo liyane kan seneng mbak, ora usah ngetokke duit saka kantong dewe”

(Kalo dapat uang arisan ya buat beli macam-macam, beli alat dapur atau

lainya kan senang mbak ndak usah ngeluarin uang dari dompet sendiri).

Perbedaan pernyataan antara ibu Retno dan ibu Nur Khasanah tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan rumah tangga antara yang satu dengan yang lain tidak sama. Mungkin ibu Retno semua kebutuhannya sudah dapat terpenuhi sehingga dana arisan yang didapat dapat digunakan untuk jalan-jalan, sedangkan untuk ibu Nur Khasanah kebutuhan rumah tangganya masih banyak yang belum terpenuhi maka dan arisan yang didapat digunakan untuk membeli peralatan dapur.

Melihat dari perbedaan pernyataan yang diungkapkan dari ibu Tri, Retno dan Nur diatas maka dapat dilihat bahwa kebutuhan antara rumah tangga yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Karena kebutuhan yang berbeda-beda maka dana arisan yang didapatpun digunakan dengan cara yang berbeda-beda pula, namun pada dasarnya semua itu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

Arisan dan Modal Dagang

(22)

23

oleh Ibu Sri sebagai anggota arisan di RT.05 / RW.06 yang kebetulan beliau mempunyai usaha kecil-kecilan di rumahnya beliau menyatakan bahwa :

“Dapat uang arisan ya buat nambah-nambah modal dagang mbak, kan lumayan biar dagangannya tambah rame tambah banyak kan

seneng mbak liatnya”

Menurut ibu Sri dana arisan yang didapat akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk menambah modal dagang, karena dagang merupakan salah satu sumber pendapatan beliau. Sebagai ibu rumah tangga ibu Sri harus berusaha mencari tambahan pendapatan dengan cara berjualan karena sang suami hanya berkerja sebagai buruh pabrik sedangkan dia harus mencukupi ke empat anaknya. Oleh karena itu dengan adanya dana arisan diharapkan dapat membantu Ibu Sri menambah modal dagangannya, sehingga secara tidak langsung beliau menabung melalui arisan untuk mengembangkan usahanya.

Arisan dan Biaya Pendidikan Anak

Biaya pendidikan anak merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga yang cukup besar, maka tak jarang banyak orang tua yang mengikutkan asuransi pendidikan agar masa depan dan pendidikan anaknya terjamin. Namun tidak semua keluarga dapat mengasuransikan pendidikan bagi anaknya karena keterbatasan pendapatan. Oleh karena itu sebagai orang tua mereka harus berupaya menyediakan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Salah satu pengalokasian dana arisan yang didapat adalah untuk membiayai pendidikan anak, seperti yang diungkapkan oleh Ibu Tatik sebagai anggota arisan di RT.07 / RW.07 :

“Ya kadang-kadang buat bayar sekolah anak mbak, kan tiap bulan mesti harus bayar uang sekolah jadi ya kalo pas dapat uang arisan ya uangnya

(23)

24

Tidak hanya terkait dengan biaya pendidikan anak, dana arisan yang didapatkan pun dapat dialokasikan untuk membeli seragam sekolah anak seperti yang diungkapkan oleh Ibu Yanti sebagai anggota arisan di RT.08 / RW.07 :

“Kalo terima dana arisan biasanya ya digunakan untuk membeli seragam

anak mbak, seragamnya anak kecil tu kan kadang sering gampang rusak

atau kotor gitu mbak”

Ibu Tatik dan ibu Yanti merupakan salah satu ibu rumah tangga yang memanfaatkan dana arisan untuk membayar biaya pendidikan dan seragam untuk anaknya. Baik ibu Tatik maupun ibu Yanti secara tidak langsung telah memanfaatkan arisan sebagai sarana untuk menyiapkan tabungan untuk biaya pendidikan anaknya.

Arisan dan Investasi

Tidak selalu dana arisan yang didapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti yang telah diuangkapkan diatas. Namun dana arisan yang didapat dapat dimanfaatkan pula untuk investasi dalam emas, seperti yang dilakukan oleh Ibu Salsabilah sebagai anggota arisan di RT.08 / RW.07 :

“Biasanya uang arisan yang didapatkan buat beli emas mbak, tapi kalo

cuma pakek uang arisan aja kan kurang ya mbak jadi saya akan tambahi

dari gaji saya mbak soalnya kebetulan saya juga bekerja. Tapi saya tidak

beli emas terus lho mbak, jadi saya tu sistemnya tukar tambah emas

mbak”

(24)

25

Dari beberapa tanggapan masyarakat terhadap pengalokasian dana arisan maka dapat disimpulkan bahwa pengalokasian dana arisan umumnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti membeli kebutuhan anak, peralatan dapur dan membeli seragam. Saat semua kebutuhan rumah tangga dirasa sudah tercukupi maka adakalanya memanfaatkan dana arisan untuk rekreasi, modal usaha atau bahkan investasi. Dilihat dari cara pengelolaan dana arisan, maka hal ini menunjukkan bahwa arisan memiliki peran yang besar bagi masyarakat di kauman kidul.

Bersosialisasi Dengan Biaya yang Rendah

Dari 2 tipe dasar sistem arisan menurut Bouman (1995 : 337), sistem arisan yang kerap digunakan di Indonesia khususnya di Kauman Kidul ini adalah arisan dengan sistem ROSCA. Namun berbeda dengan negara lain, di Indonesia khususnya di Kauman Kidul sistem yang ada dalam arisan tidak hanya berkaitan dengan ekonomi saja melaikan arisan juga memiliki kaitan dengan kegiatan sosial. Hal inilah yang membedakan sistem arisan ROSCA yang ada di Indonesia dengan yang ada di negara lain, khususnya di desa Kauman Kidul arisan dapat memiliki manfaat yang lebih terutama dalam hubungan sosial.

(25)

26

Dengan keikutsertaan dalam arisan masalah terkait dana sosial ini dapat menjadi lebih ringan, karena dalam arisan terdapat iuran khusus yang dialokasikan untuk kegiatan sosial. Iuran ini jumlahnya tidak banyak dan dibayarkan pada setiap bulan. Pada umumnya iuran ini berkaitan dengan lelayu, kelahiran, menengok warga yang sakit, dan jika ada warga yang berpindah. Dengan ada dana sosial dalam arisn ini akan sedikit meringankan ekkonomi rumah tangga karena anggota arisan tidak perlu mengeluarkan biaya secara pribadi untuk kegiatan sosial hal ini dikarenakan telah diwakilkan oleh arisan dari uang sosial yang selama ini telah dikumpulkan, seperti yang diungkapkan oleh ibu Yanti selaku anggota arisan di RT.08 / RW.07 :

“Selain untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari arisan juga membantu meringankan biaya pengeluaran untuk kegiatan sosial mbak,

soalnya tidak perlu menyumbang saat ada yang melahirkan, lelayu

ataupun jika ada yang sakit karena sudah di wakilkan oleh dana sosial

yang dikumpulkan saat arisan. Lumayan mbak hemat dibandingkan kalo

nyumbang sendiri kan pasti keluar banyak mbak, masak iya mau

nyumbang sedikit kan ndak enak tapi kalo bareng-bareng kan tidak

kelihatan saya nyumbang berapa gitu”

(26)

27

pas ada sih ndak papa tapi kalo pas ndak ada kan saya juga bingung

mbak mau bayarnya gimana. Apa lagi kalo ada yang sakit atau meninggal

lebih dari satu iurannya juga akan nambah lebih banyak lagi mbak”

Tidak ada yang salah antara ibu Sri dan ibu Yanti, keduanya benar hanya saja mereka memiliki cara pandang yang berbeda. Ibu Yanti memiliki cara pandang yang positif dan berfikir lebih jauh kedepan dengan adanya dana sosial akan dapat meringankan pengeluarannya dibandingkan jika harus mengeluarkan dana sendiri. Sedangkan ibu Sri hanya melihat jumlah dana yang dikeluarkan untuk iuran sosial pada saat ini tanpa berfikir dalam jangka panjang, padahal jika ia menghitung dana yang akan dikeluarkan jika tidak dibantu diwakilkan oleh arisan maka akan semakin besar biaya yang harus dikeluarkan. Sehinga pada intinya arisan dapat membantu warga untuk tetap dapat bersosialisasi dengan biaya yang rendah.

Namun perlu diketahui bahwa iuran sosial ini tidak dapat dipukul rata kesemua arisan karena setiap arisan memiliki sistem terkait dengan kegiatan sosial yang berbeda-beda, ada yang memasukkan kelahiran di dalam kas sosial ada yang tidak memasukkannya kedalam kas sosial sehingga warga harus mengeluarkan uang pribadi untuk bersosialisi. Hal ini tergantung kebijakan dariketua arisan dan tentunya disetujui oleh anggota arisannya. Selain dapat menghemat pengeluaran (manfaat secara ekonomi) arisan juga memiliki manfaat pula secara sosial untuk meningkatkan kerukunan dalam masyarakat.

Arisan dan Kerukunan Antar Warga

(27)

28

lain, bukan berarti bahwa kerukunan antar warga ini tidak dijaga. Salah satu cara menjaga kerukunan antra warga adalah melalui arisan, karena salah satu manfaat diadakannya arisan adalah untuk menjalin silaturahmi dan kerukunan antar warga.

Arisan merupakan salah satu kegiatan yang diadakan dengan harapan dengan adanya arisan warga dapat menjalin komunikasi dan dapat saling mengenal antara warga yang satu dengan yang lain ditengah kesibukan masing-masing sehingga kerukunan dapat terjaga, karena dengan adanya arisan maka minimal setiap satu bulan sekali warga akan di wajibkan untuk datang dan dapat menjalin hubungan dan berkomunikasi dengan baik tanpa harus menyediakan waktu khusus untuk bertemu dengan antar sesama warga. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Herlina Pancawardani selaku ketua RT.07 / RW.07 :

“Kalo harus pergi ketetangga sendiri kan butuh waktu, kalo mau ada

komunikasi kan butuh waktu tersendiri kan mumpung ketemu disitu ya

sekalian sebagai sarana untuk komunikasi biar dekat dengan tetangga lah

setidaknya seperti itu.”

Hal ini juga di dukung oleh pendapat dari para anggota arisan, menurut ibu Retno anggota arisan RT.07 / RW.07 yang mengungkapkan bahwa :

“Ya arisan itu kan emang kewajiban kita sebagai warga. Selain itu

sebagai warga kan harus kumpul-kumpul, kalo nggak kumpul setiap bulan

pas arisan kapan lagi gitu mbak.”

Begitu pula menurut ibu Tatik yang merupakan anggota arisan RT.07 / RW.07 yang menyatakan bahwa :

“Isa kumpul-kumpul, apameneh nak nang perumahan kan arang ketemu to mbak, coba mang persani lak dereng ana wong to mbak, padahal wes

nyahmene. Ya sing jelas kumpul-kumpul bisa saling ketemu ngono njeh.

Paling ora sewulan pisan ki sak RT iso kumpul, mengko nak ana apa-apa

isa dirembug bareng, mboh kuwi sosial, ana seng kaguan kersa bayi

(28)

29

(Bisa kumpul-kumpul, apa lagi kalau di perumahan kan jarang bertemu

kan mbak, coba dilihat aja kan belum ada orang mbak, padahal sudah jam

segini. Ya yang jelas kumpul-kumpul bisa saling bertemu gitu ya. Paling

tidak satu bulan sekali itu satu RT bisa kumpul, nanti kalau ada apa-apa

bisa dibahas bersama entah itu masalah sosial, ada yang punya bayi atau

yang lain).

Arisan memiliki manfaat yang sangat besar bagi warga untuk dapat menjalin komunikasi dan bersilahturahmi dengan antar sesame warga mengingat setiap warga memiliki kesibukan masing-masing. Namun dengan adanya arisan warga memiliki tangung jawab untuk datang arisan sekalian dapat berkumpul dengan warga yang lain tanpa harus memiliki waktu khusus untuk berkumpul dengan warga. Selain digunakan untuk menjaga kerukunan antar warga arisan dapat pula digunakan untuk menggali potensi-potensi yang ada pada diri anggota.

Arisan dan Pengembangan Diri

Arisan memiliki manfaat yang beraneka ragam seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, namun perlu disadari melalui arisan kita dapat menggali potensi dari anggota arisan baik yang mereka tidak sadari atau tidak miliki. Tentu kita akan bertanya-tanya potensi apa saja yang dapat digali, dan bagaimana cara mengalinya? Jawabannya sanggat sederhana, seperti yang kita tahu dalam arisan pasti akan ada pengurus, baik pengurus arisan, simpan pinjam dll. Dengan menjadikan anggota arisan sebagai pengurus maka itu termasuk salah satu cara atau upaya menggali potensi anggota. Dimana yang semula angggota arisan tersebut tidak memiliki pengetahuan tentang pembukuan, tentang simpan pinjam, bagaimana cara menghitung bunga dll akan belajar dan dapat memahami saat mereka turut berkecimpung di dalamnya (sebagai pengurus), seperti yang dikatakan oleh ibu Sri selaku anggota arisan RT.05 / RW.07 :

“Karena kita dulu merintis dari nol, jadi dari awal banyak warga yang

(29)

30

masalah pembukuan itu kan dulu pada belum mengerti tapi sekarang

sudah pada mengerti.”

Namun yang menjadi kendala adalah tidak semua anggota dapat menjadi pengurus, karena pengurus hanya terbatas beberapa orang saja. Maka akan dibuat sistem bergilir untuk menjadi pengurus, sebagai contoh ibu A menjabat sebagai pengurus simpan pinjam selama 2/3 tahun, maka setelah itu akan digantikan oleh ibu B. Hal ini di lakukan untuk dapat menggali potensi dari anggota arisan, mengingat tidak semua anggota arisan dapat menjadi pengurus secara bersamaan, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan olehSri Rahayu selaku pengurus simpan pinjam di RT.05 / RW.07 :

“Saya sudah 3 tahun menjadi pengurus simpan pinjam mbak, dulu saya

tidak pegang apa-apa tapi kemudian disuruh pegang ini. Jabatanya tidak

pasti selalu ini terus mbak, tergantung kebijakan dari ketua arisannya,

bisa jadi kalo ganti ketua arisan ya ganti lagi karenakan setiap ganti

ketua arisan dia punya tata cara pemimpinan sendiri. Dulu saya pengang

sosial tapi sekarang pegang simpan pinjam, selalu diganti-ganti karena

biar ada penyegaran mungkin tahun depan saya akan pegang kas, humas

atau sosial lagi mungkin”

(30)

31

“Untuk MC/moderator nanti bergantian, per dawis2

akan ada perwakilan

1 orang. Disini kebetulan ada 3 dawis, jadi nanti akan bergantian bulan

ini dawis yang pertama oleh ibu A, bulan depan dawis 2 oleh ibu B, dan

seteruusnya mbak sampai semua mendapat jatah”

Banyak sekali potensi dan cara yang dapat diguanakan untuk mengali potensi angggota arisan, baik melalui menjadikan anggota sebagai pengurus, dan sebagai MC/moderator dalam arisan. Namun untuk mengali potensi anggota antara arisan yang satu dengan arisan yang lain tidak dapat disamaratakan, hal ini bergantung pada cara kepemimpinan ketua arisannya. Jika ketua arisan dapat menyadari potensi anggota arisannya maka pasti akan ada cara-cara kreatif lain yang digunakan untuk menggali potensi anggota. Selain berperan untuk menggali potensi anggota arisan juga memiliki peran untuk memberikan informasi-informasi yang secara tidak langsung dapat menjadi pengetahuan bagi anggota, sehinga mereka seperti mendapatkan pendidikan namun secara non formal melalui arisan.

Pendidikan Non Formal

Kegiatan yang terdapat dalam arisan tidak hanya mengundi siapa nama yang akan keluar dan berkaitan dengan simpan pinjam saja. Namun dalam arisan

sering kali ada isisan3 yang biasanya ada saat kegiatan arisan akan berakhir yakni

di warna sari. Isian ini pada umumnya dilakukan oleh pihak luar seperti sales dan dari dinas pemerintahan, namun tidak menutup kemungkinan isian ini juga berasal dari dalam pengurus arisan sendiri. Isian dalam arisan yang diadakan pada setiap

2

Dasawisma atau yang kerap disingkat dawis merupakan kegiatan arisan namun dalam lingkup yang lebih kecil, sesuai dengan namanya dawis maka jumlah anggotanya hanya berjumlah 10 orang/KK.

3

(31)

32

bulan ini dapat bervariasi dan dapat menyangkut berbagai macam hal yang berbeda-beda setiap bulannya. Jenis isian yang ada dalam arisan ini tergantung dari pihak yang akan menyampaikan isiannya, sehingga isian yang ada dalam arisan yang satu dapat berbeda dengan isian yang ada di tempat yang lain. Diharapkan dengan adanya isian ini anggota arisan dapat mendapatkan tambahan pengetahuan sehingga dapat bermanfaat bagi keluarga mereka.

Isian yang ada diarisan pada umumnya berkaitan dengan kesehatan, pendidikan, administrasi (pembukuan), kependudukan, pemilu dan masih banyak lagi, seperti yang diungkapkan oleh ibu Umi Kalsum selaku ketua arisan RT.05 / RW.07 :

“Isiannya beranekaragam kalau penyuluhan biasanya terkait dengan

struktur organisasi, administrasi (dari PKK kota), ada penyuluhan terkait

kesehatan, KB dan posyandu dari puskesmas, kalau pendidikan biasanya

dari perwakilan RW yang ada di kelurahan. Ada juga penyuluhan tentang

kependudukan seperti pembuatan KK, KTP, pajak bumi biasanya dari

kelurahan atau kecamatan. Kalo mau mendekati pemilu4 gini ya ada juga penyuluhan tentang cara memilih yang benar, bukan kampanye lho hanya

memberi informasi tentang pemilu. Biasanya nanti saya akan

menunjukkan contoh kertas suara nanti diperlihatkan bagaimana cara

menyoblos dengan benar seperti apa agar jangan ada yang salah saat

menyoblos”

Selain yang telah diungkakan oleh ibu Umi Kalsum, terdapat pula beberapa isian yang terkait dengan tips-tips, demo masak dan dari beberapa sales yang hendak menawarkan produk yang akan mereka jual, seperti yang diungkapkan oleh ibu Herlina Pancawardani selaku ketua arisan RT.07/ RW.07 :

“Macam-macam mbak kalau isian itu ada macam-macam tips terkait merawat tanaman / benda, ada juga posbindu (seperti posyandu tapi

4

(32)

33

untuk ibu-ibu). Ada juga demo masak, demo kosmetik dari sales-sales

gitu”

Untuk isian dari sales tidak semua arisan khususnya ketua arisan mengijinkan para sales-sales datang untuk memberikan isian dalam arisan. Hal ini dikarenakan dengan adanya sales hanya akan membuat pengeluaran anggota arisan semakin besar dan menambah hutang. Sehingga ada beberapa ketua arisan yang melarang adanya sales yang memberi isian dalam arisan, kecuali jika isian yang diberikan dapat memberikan manfaat sehingga perlu diseleksi terlebih dahulu sales-sales yang akan menawarkan produknya, seperti yang diungkapkan oleh ibu Nur Aini selaku ketua arisan RT.08 / RW.07 :

“Kalau sales yang tujuannya hanya menawarkan barang saja maka tidak

akan diijinkan mengisi kegiatan arisan, tapi kalo barang yang ditawarkan

memiliki manfaat bagi angggota ya saya terima, tapi kalo tidak ya tidak

saya ijinkan. Jadi sebelumnya saya seleksi dulu mbak kalo mau ada sales

yang datang”

Apa yang diungkapkan oleh ibu Nur Aini ini sejalan dengan pendapat ibu Retno selaku anggota arisan RT.07 / RW.07 :

“Ya kalo sales gitu kalo pas barangnya lagi sama dengan yang kita

butuhkan ya sebenarnya bagus ya mbak, tapi kalo pas barangnya tidak

kita butuhkan tapi kita beli karena inggin kan malah jadi membebani kan

ujung-ujungnya hutang mbak kalo sales gitu.”

Berbeda dengan arisan yang dipimpin oleh ibu Nur Aini, dalam memimpin arisan ibu Umi Kalsum membuka pintu bagi para sales yang hendak memberikan isian dalam arisan, seperti yang beliau ungkapkan:

“Tidak ada kriteria tertentu untuk sales yang datang, sehingga tidak ada

pengecualian bagi sales yang akan datang selama masih aman dan positif

maka akan saya perbolehkan. Tapi biasanya diakhir acara mbak isiannya,

(33)

34

menganggu kegiatan arisan. Kan kasian juga mbak mereka (para sales)

itu kan juga kerja, jadi apa slahnya kalo cuma promosi aja kan ndak

papa. Jadi kalo waktunya tidak memungkinkan saat arisan maka kadang

kita akan cari waktu lain diluar arisan agar para sales itu tetap dapat

mempromosikan produknya”

Kebijakan yang dimbil oleh ibu Umi Kalsum ini mendapat sambutan yang positif dari ibu Sri selaku anggota arisan yang beliau pimpin yang menyatakan bahwa :

“Ya kalo ada sales yang datang gitu ya ndak papa, itu semua tergantung

dari pribadi kita masing-masing harus pintar-pintar menahan diri agar

jangan membeli barang hanya karena inggin saja tapi lihat manfaatnya.

Lagi pula kalo ada sales gitu biasanya akan ada bonus atau potongan,

nanti ujung-ujungnya juga akan masuk kas jadi kan lumayan mbak.

Contohnya jika ada yang beli 10 orang akan dapat 11, terus nanti sisanya

yang 1 itu masuk ke kas kan lumayan.”

(34)

35

Hiburan Dibalik Rutinitas

Kegiatan yang ada dalam arisan bervariasi dan beraneka ragam sehingga tidak akan membuat anggota menjadi jenuh. Namun biar bagaimanapun segala sesuatu yang dilakukan berulang-ulang pasti akan sampai pada titik kejenuhan, begitu juga dengan arisan. Oleh karena itu untuk tetap membuat anggota menjadi tidak jenuh dan tetap semanggat dan antusias datang arisan adalah dengan menyelengarakan hiburan. Salah satu hiburan yang dapat dilakukan adalah dengan mengajak anggota arisan pergi kesuatu tempat rekreasi untuk menghilangkan kejenuhan, menjaga kerkunan antar anggota serta mendekatkan diri antara warga yang satu dengan yang lain seperti yang diungkapkan oleh ibu Nur Aini selaku ketua arisan RT.08 / RW.07 :

“Selain iuran sosial ada juga iuran yang dialokasikan untuk rekreasi

bersama mbak, ya untuk mendekatkan warga yang satu dengan yang

lainnya mbak biar pada rukun”

Rekreasi yang dilakukan ini tidak harus ketempat yang jauh-jauh dan yang bagus, karena yang terpenting bukan tempatnya namun kebersamaan yang dapat diambil saat melakukan rekreasi. Seperti yang dialami oleh RT.05 / RW.07 :

“Piknik paling kecil-kecilan aja mbak ke bukit cinta5 aja yang deket, yang penting kumpul-kumpulnya mbak”

Namun bukan berarti tidak boleh piknik ketempat yang jauh dan bagus, RT.03 / RW.06 melakukan piknik ke tempat yang cukup jauh yakni ke Demak dan Kudus. Namun tujuan mereka tidak hanya untuk rekreasi semata, namun juga untuk melakukan ziarah. Seperti yang diungkapkan oleh ketua arisan RT.03 / RW.06 :

“Kalo disini sering piknik mbak, tapi ndak Cuma piknik aja tapi sama ziarah, paling ke Demak, Kudus gitu”

5

(35)

36

Melihat manfaat dari piknik yang beraneka ragam maka tidak ada salahnya jika dalam arisan juga diadakan piknik, sekalipun piknik tidak harus selalu ada. Selain sebagai tempat untuk rekreasi arisan juga memiliki mafaat untuk membantu warga khususnya ibu rumah tangga untuk menghilangkan kepenatan ditengah rutinitas dan kesibukan mereka sebagai ibu rumah tangga.

Peran ibu rumah tangga sanggat besar dalam keluarga, selain mengelola ekonomi rumah tangga ibu rumah tangga juga harus menyelesaikan pekerjaan rumah tangga mereka seperti mencuci, membersihkan rumah, mengasuh anak, menyiapkan makanan dan masih banyak lagi. Itu semua merupakan tugas dan tanggung jawab seorang ibu rumah tangga yang tidak mudah untuk dilakukan, maka tak heran ada kalanya ibu rumah tangga mengalami kejenuhan dengan segala rutinitas yang mereka kerjakan setiap hari. Namun dengan adanya arisan anggota arisan kepenatan yang dialami oleh ibu rumah tangga tersebut dapat hilang, seperti yang diungkapkan oleh salah satu anggota arisan di RT.03 / RW.06 yakni ibu Amin Karsiyah :

“Manfaat arisan itu ada banyak mbak salah staunya bisa kumpul-kumpul dengan teman-teman, dapat menghilangkan stress mbak, kan bisa sambil

“gojek-gojek”6 gosip-gosip gitu mbak, biar ndak bosen juga dirumah terus ngurus ini itu saya kan butuh hiburan juga mbak”

Dari ungkapan ibu Amin Karsiyah diatas maka dapat dilihat bahwa arisan juga memiliki peran terutama bagi ibu rumah tanggga untuk membantunya menghilangkan kepenatan atau setress yang sedang dialami. Hal ini dikarenakan dengan adanya arisan mereka dapat berkumpul dengan teman-temannya dan saling berbagi pengalaman, tertawa bersama sehingga kepenatan yang mereka alami menjadi berkurang. Jadi menghilangkan kepenatan tidak harus dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang banyak karena dengan arisan pun kepenatan dapat berkurang. Tapi hal ini tidak dapat dipukul rata kesemua orang karena mungkin bagi ibu Amin Karsiyah arisan sudah cukup untuk membantunya

6

(36)

37

menghilangkan kepenatan tapi hal ini belum tentu berlaku bagi anggota arisan yang lain mengingat setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda dan tingkat stress yang berbeda-beda pula. Berbagai jenis manfaat arisan telah diungkapkan diatas entah itu berkaitan secara ekonomi maupun sosial. Namun tidak hanya arisan yang memiliki manfaat bagi anggotanya, terdapat 1 jenis kegiatan lagi yang dapat membantu anggota mendapatkan manfaat secara ekonomi, yakni kegiatan yang berkaitan dengan simpan pinjam.

Shadow Banking

Selain arisan terdapat kegiatan lain yang kerap dimanfaatkan oleh masyarakat di kauman Kidul yakni kegiatan simpan pinjam yang terdapat dalam PKK. Kegiatan simpan pinjam yang terdapat di PKK ini pada dasarnya hampir sama seperti simpan pinjam di lembaga keuangan formal (bank), oleh karena simpan pinjam di PKK ini memiliki sistem seperti yang hampir sama dengan yang ada di bank maka dapat dikatakan bahwa sistem simpan pinjam dalam PKK ini

seperti shadow banking. Seperti namanya shadow yang berarti bayang-bayang

sedangkan banking berarti bank, maka dapat disimpulkan bahwa shadow banking

merupakan bayang-bayang bank dan simpan pinjam dalam PKK ini merupakan salah satu dari bayang-bayang bank tersebut. Pada dasarnya bayang-bayang merupakan pantulan dari bentuk asli suatu benda, jika simpan pinjam PKK

dinamakan shadow banking maka hal ini menunjukkan bahwa simpan pinjam

PKK ini memiliki bentuk (cara kerja/sistem) yang mirip dengan bank pada umumnya.

(37)

38

yang membutuhkan bantuan dana dengan bunga tertentu. Dari bunga pinjaman tersebut sebagian akan dikembalikan ke pada anggota yang menabung sebagai bunga tabungan. Namun sistem simpan pinjam yang terkait dengan besaran suku bungga, jangka waktu pinjaman, besaran pinjaman dalam PKK tidak sama dengan sistem simpan pinjam di bank. Perbedaan sistem simpan pinjam di bank dan di PKK ini terjadi karena perbedaan regulasi dari pemerintah dan jumlah dana yang digunakan untuk simpan pinjam, dana simpan pinjam dalam PKK hanya sedikit tidak sebanyak dana yang ada di bank sehingga sistemnya juga berbeda.

Perbedaan utama antara sistem simpan pinjam di bank dan di PKK adalah dalam hal tingkat kepercayaan. Untuk pinjaman dengan jumlah yang besar maka bank tidak dapat dengan mudah memberikan pinjaman, tentunya akan ada persyaratan terkait data pribadi, pendapatan, bahkan jaminan sebelum memberikan pinjaman. Sedangkan berbeda dengan simpan pinjam PKK faktor kepercayaan sanggat mudah untuk didapat sehingga warga dapat memperoleh pinjaman dengan mudah tanpa memperhitungkan pendapatan, jaminan dll seperti yang diungkapkan oleh ibu Juwariyah selaku pengurus simpan pinjam PKK di RT.03/RW.06 :

“Kan sudah kenal orang satu lingkungan mbak, jadi pokoknya butuh dana

berapapun ya dibantu kalo pas ada uang”

Sedangkan menurut ibu Nur Khasanah selaku angggota PKK di RT.03/RW.06 : “Syarate simpan pinjam ya mung ketemu pendak ndino”

(Syarat simpan pinjam hanya bertemu setiap hari)

(38)

39

PKK tidak ada potongan seperti yang diungkapkan oleh ibu Nur Khasanah selaku anggota PKK RT.03 / RW.06 :

“Kalau nabung di bank malah berkurang, tapi kalo masalah keamanan ya aman di bank. Ya kecewanya itu mbak karena ada potongan”

Sedangkan jika dilihat dari sisi pinjaman, jika meminjam di bank kita dapat meminjam dana dengan jumlah yang besar sedangkan jika meminjam di dana di PKK jumlahnya tidak dapat besar karena keterbatasan dana yang tersedia. Namun jika pinjam di bank bunganya besar, syaratnya ribet dan harus dengan agunan. Berbeda jika dibandingkan dengan meminjam di PKK karena ada unsur kepercayaan maka tidak perlu ada jaminan dan bunga yang diberikan juga tidak terlalu besar seperti yang diungkapkan oleh bu Tatik selaku anggota PKK RT.07 / RW.07 :

“Kalo di bank ada persyaratan macem-macem, jadi ya ada enaknya ada tidaknya mbak tergantung kebutuhan. Kalo di PKK tidak enaknya

dananya terbatas jadi kadang tidak sesuai dengan jumlah yang akan

dipinjam. Tapi kalo di bank dapat pinjam berapapun boleh tapi ada syarat

macem-macem belum lagi ada potongan ini itu”

(39)

40

Sistem Simpan Pinjam PKK

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, selain arisan dalam PKK terdapat kegiatan yang berkaitan dengan simpan pinjam seperti pada bank. Namun sistem simpan pinjam yang terdapat dalam PKK ini sedikit berbeda dengan sistem simpan pinjam pada bank. Dari 4 RT di desa Kauman Kidul yang digunakan sebagai responden dalam penelitian ini, ditemukan 3 sistem simpan pinjam yang berbeda. Adanya 3 variasi sistem simpan pinjam ini dikarena pada umumnya setiap RT memiliki sistem simpan pinjam tersendiri yang belum tentu sama antara yang satu dengan yang lain. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu tentang sistem simpan pinjam yang terdapat dalam PKK.

Gambar 1

Sistem simpan pinjam pertama (Lihat Gambar 1) merupakan sistem simpan pinjam dari PKK yang berada di RT 08 / RW.07 yang diketuai oleh Ibu Nur Aini. Sistem simpan pinjam yang pertama ini secara umum hampir sama dengan sistem simpan pinjam dalam bank. Seperti yang kita tahu saat kita menjadi anggota dalam sebuah bank maka kita setiap bulan wajib menyetorkan sejumlah dana untuk di tabung dengan batas minimal menabung yang berbeda-beda pada setiap bank. Namun sebagai anggota bank kita tidak wajib untuk melakukan pinjaman, kita boleh meminjam jika kita memang membutuhkan pinjaman namun bukan suatu kewajiban untuk meminjam. Begitu pula dengan sistem simpan pinjman yang pertama yang ada dalam PKK. Dalam sistem simpan pinjam ini anggota simpan pinjam PKK wajib menabung namun tidak wajib melakukan pinjaman, mereka boleh meminjam jika mereka memang butuh dana namun bukan suatu keharusan.

SISTEM SIMPAN

PINJAM 1

(40)

41

Perbedaan sistem simpan pinjam ini dengan yang ada di bank adalah dalam hal pemberian pinjaman. Dalam simpan pinjam yang ada di PKK hanya anggota PKK saja yang boleh melakukan pinjaman, sehingga jika ada warga yang bukan atau tidak ikut dalam PKK tidak boleh melakukan pinjaman dana berapapun jumlahnya. Berbeda dengan yang ada dalam bank siapapun yang membutuhkan dana sekalipun bukan anggota dari bank tersebut dapat memperoleh pinjaman dana asalkan memiliki agunan dan persyaratan yang cukup. Hal ini tidak dapat dilakukan di simpan pinjam yang ada dalam PKK karena dalam simpan pinjam dalam PKK tidak ada agunan khusus yang harus di berikan untuk mendapatkan pinjaman dana. Namun bukan berarti dalam simpan pinjam di PKK tidak ada agunan sama sekai karena sebenarnya secara tidak langsung mereka menjadikan simpanan anggota sebagai agunan atas pinjaman anggota, oleh karena itu dalam simpan pinjam di arisan tidak dapat memberikan pinjaman kepada warga atau anggota yang tidak menabung.

Gambar 2

Untuk sistim simpan pinjam yang kedua ini merupakan sistim simpan pinjam dari PKK di RT. 07 / RW.07 yang di pimpin oleh Ibu Herlina Pancawardani. Berbeda dengan sistem simpan pinjam dalam PKK yang pertama, sistem simpan pinjam yang kedua ini memiliki sistem yang berbeda dengan sistem simpan pinjam yang terdapat pada bank. Dalam sistem ini anggota yang menabung wajib melakukan pinjaman berapapun jumlahnya baik anggota tersebut dalam keadaan membutuhkan dana ataupun sedang tidak membutuhkan dana dia wajib melakukan pinjaman minimal 1 kali pinjaman dalam 1 perode simpan

SISTEM SIMPAN

PINJAM 2

(41)

42

pinjam7, dan sistem seperti ini tidak dapat dilakukan oleh bank pada umumnya. Hal ini terlihat tidak adil bukan? Mana mungkin anggota yang tidak membutuhkan dana wajib melakukan pinjaman, namun jangan risau karena akan ada keuntungan tersendiri bagi warga yang kerap melakukan pinjaman.

Anggota yang kerap melakukan pinjaman akan mendapatkan keuntungan lebih di akhir periode simpan pinjam dari pada anggota yang jarang melakukan pinjaman. Keuntungan yang akan diperoleh ini berupa tambahan dana yang

dinamakan SHU (Sisa Hasil Usaha8). Tambahan dana ini didapat dari hasil bunga

pinjaman di kalikan dengan jumlah pinjaman. Sehingga semakin sering anggota melakukan pinjaman maka akan semakin besar SHU yang akan di dapat oleh anggota tersebut. Namun tidak semua bunga pinjaman yang didapat akan dibagikan dalam bentuk SHU karena sebagian kecil dari hasil bunga pinjaman tersebut akan digunakan untuk bunga simpanan. Sehinga anggota mendaatkan 2 keuntungan yakni bunga simpanan dan bunga pinjaman, maka semakin sering anggota tersebut menabung dan meminjam maka akan semakin besar pula bunga simpanan dan SHU yang akan mereka terima. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan diwajibkannya menabung dan meminjam pada sistem simpan pinjam yang kedua ini sebenarnya tidak memberatkan anggota, namun sebaliknya akan memberikan keuntungan yang lebih bagi anggota. Karena seperti pada sistem simpan pinjam yang pertama tabungan anggota hanya digunakan sebagai agunan secara tidak langsung untuk anggota melakukan pinjaman.

7

Periode simpan pinjam antara simpan pinjam di PKK yang satu dengan yang lain dapat berbeda-beda, tergantung dari kebijakan masing-masing PKK. Namun pada umumnya periode simpan pinjam dalam PKK adalah 1 tahun.

8

(42)

43

Gambar 3

Untuk sistem simpan pinjam yang ketiga ini merupakan sistem simpan pinjam yang digunakan oleh RT.03 / RW.06 yang dipimpin oleh Ibu Ati dan RT.05 / RW.07 yang dipimpin oleh Ibu Umi Kalsum. Dalam sistem simpan pinjam pertama dan kedua yang telah dijelaskan sebelumnya memanfaatkan simpanan (tabungan anggota) sebagai agunan secara tidak langsung bagi anggota untuk mendapatkan pinjaman. Namun berbeda dengan sistem simpan pinjam ke tiga ini, dalam sistem ini tidak ada yang digunakan sebagai agunan, karena anggota tidak wajib menabung. Agunan yang digunakan dalam sistem simpan pinjam ketiga ini lebih bersifat sosial, sehingga agunan dalam melakukan pinjaman adalah nama (harga diri) dari masing-masing anggota maka unsur kepercayaan menjadi sanggat penting dalam sistem simpan pinjam yang ketiga ini.

Dalam sistem ini anggota tidak diwajibkan melakukan simpan maupun pinjam. Sehingga jika ada warga yang membutuhkan dana boleh meminjam tanpa harus memiliki tabungan, karena tabungan bukan merupakan jaminan untuk melakukan pinjaman. Begitu pula sebaliknya jika anggota hanya ingin menabung saja maka dia tidak wajib melakukan pinjaman. Sistem simpan pinjam yang ketiga ini lebih bebas, anggota boleh menabung dan meminjam sesuka yang mereka mau. Namun untuk pembagian bunga hasil pinjaman ini dilakukan dengan 2 cara :

1. Bunga pinjaman semuanya dibagikan kepada anggota yang menabung

dan digunakan sebagai bunga simpanan. Hal ini berlaku untuk simpan pinjam di PKK RT.05 / RW.07.

SISTEM SIMPAN

PINJAM 3

(43)

44

2. Bunga pinjaman semuanya dibagikan secara rata kepada warga baik

yang menabung maupun tidak, baik yang meminjam atau tidak dalam bentuk barang (sembako) yang biasanya diberikan pada akhir periode (menjelang hari raya idul fitri). Hal ini berlaku untuk simpan pinjam di PKK RT.03 / RW.06.

Pembagian bunga pinjaman ini dapat berbeda-beda tergantung dari kebijkan yang diambil oleh ketua PKK namun tetap harus berdasarkan persetujuan dan kesepakatan dari semua anggota.

Mendapatkan tambahan pendapatan

Manfaat lain yang terdapat dalam simpan pinjam (secara ekonomi) selain yang telah diungkapkan diatas adalah masyarakat dapat mendapatkan tambahan pendapatan melalui arisan. Tambahan pendapatan ini dapat diperoleh jika anggota simpan pinjam rajin mengikuti kegiatan simpan pinjam yang terdapat dalam PKK, namun hanya berlaku untuk sistem simpan pinjam yang kedua (yang digunakan oleh PKK RT.07 / RW.07) seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Tambahan pendapatan ini didapat dari bunga pinjaman dan bunga simpanan dari hasil simpan pinjam warga. Bahkan tidak menutup kemungkinan jumlah bunga yang di terima dapat melebihi jumlah simpanan yang dimiliki dalam PKK. Seperti yang disampaikan oleh ibu Herlina Pancawardani selaku ketua PKK RT.07 /RW.07 yang menyatakan bahwa :

“Pendapatan SHU warga (hasil dari bunga pinjaman), dapatnya bisa

lebih dari tabungan dia sendiri mbak, nambahnya bisa 100% sendiri

mbak”

Hal ini juga didukung pendapat dari salah satu anggota PKK, yakni ibu Retno selaku anggota di RT.07 / RW.07 yang menyatakan bahwa :

(44)

45

Hal ini menujukan bahwa simpan ppinjam PKK memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat khususnya ibu rumah tangga, tidak hanya untuk belajar menabung saja namun juga dapat membantu masyarakat mendapatkan pendapatan tambahan tanpa harus bekerja.

Sistim Arisan dan Simpan Pinjam PKK Di Kauman Kidul Salatiga

Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan tentang manfaat arisan baik secara ekonomi maupun sosial serta sistem simpan pinjam arisan seperti apa yang ada di desa Kauman Kidul, namun belum membahas mengenai sistem arisan dan simpan pinjam seperti apa yang digunakan. Oleh karena itu dibagian ini akan dibahas tentang sistem arisan dan simpan pinjam PKK seperti apa yang diterapkan di desa kauman kidul. Menurut Bouman (1995 : 337) terdapat 2 (dua) tipe dasar sistem arisan yang kerap digunakan di negara sedang berkembang yakni ROSCA dan ASCRA. Lantas dari Dua tipe dasar sistem arisan ini sistem arisan dengan tipe yang mana yang diterapkan di desa Kauman Kidul? Untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2

Perbedaan Sistem Arisan, ROSCA dan ASCRA

VARIABEL ARISAN ROSCA ASCRA

Penentuan Penerima Dana Arisan

Diundi Diundi Ditentukan terlebih

(45)

46 sama memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu tidak dapat diketahui mana antara ROSCA atau ASCRA yang paling baik untuk diterapkan. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa arisan dan simpan pinjam PKK di desa Kauman Kidul selama ini telah menerapkan kedua sistem tersebut baik ROSCA atau ASCRA. Terbukti dari hasil wawancara dengan ketua arisan yang ada di desa Kauman Kidul dimana mereka menerapkan sistem pengundian untuk menentukan siapa anggota yang berhak menerima dana arisan, ini menunjukkan sistem ROSCA yang dipilih. Sedangkan jika dilihat dari simpan pinjam PKKnya maka terlihat lebih mirip dengan ASCRA kesamaanya terlihat dari simpan, pinjam, dan peraturan dan prosedurnya.

Salah satu keunggulan sistem arisan yang ada di Indonesia khususnya di desa Kauman Kidul ini dibandingkan dengan yang ada di negara lain adalah terletak pada fungsi jaminan sosialnya. Sebagai contoh menurut penelitian Mary Kay Gugerty yang berjudul “You Can’t Save Alone: Commitment in Rotating Savings and Credit Associations in Kenya” menunjukkan bahwa fokus dari penelitian ini hanya berkaitan dengan masalah ekonomi saja dimana yang menjadi fokus dari penelitian adalah bagiamana pengaruh ROSCA terhadap komitmen seseorang dalam menabung, karena tidak mudah untuk menjaga komitmen untuk rutin menabung sehingga banyak yang berkata bahwa “kita tidak dapat menabung sendiri”.

(46)

47

Gambar

Tabel 1 Jumlah Rumah Tangga Per Kecamatan 2011
Gambar 1 Sistem simpan pinjam pertama (Lihat Gambar 1) merupakan sistem
Gambar 2 Untuk sistim simpan pinjam yang kedua ini merupakan sistim simpan
Gambar 3 Untuk sistem simpan pinjam yang ketiga ini merupakan sistem simpan
+2

Referensi

Dokumen terkait

tampak bahwa pada tahun 2008, persentase reksa dana pasar uang winner yang masih tetap konsisten pada tahun berikutnya sama besar dengan persentase reksa dana pasar

Kurangnya pengetahuan UKM tentang biaya lingkungan kemungkinan disebabkan karena kurangnya sosialisasi oleh pemerintah tentang biaya lingkungan yang harus dikeluarkan oleh

Penelitian ini mengajukan argumentasi: dalam bank jika jumlah biaya adalah sticky, maka ketika jumlah pendapatan meningkat secara proporsional total biaya meningkat

lain yang dapat diakses oleh ibu rumah tangga pedagang untuk mendapatkan dana.. selain pada rentenir antara lain melalui arisan, koperasi, pegadaian dan

anggota diperlukan untuk masuk ke dalam aplikasi client sistem billing ini, (2) Data-data yang berkaitan dengan user anggota yang diperoleh dari user dan hanya diinputkan

1) Prosedur pemberian kredit anggota/calon anggota diawali dengan mengajukan permohonan pinjaman, dengan memberikan persyaratan kepada bagian administrasi dan jika

pribadi dan dimensi tujuan hidup tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan

yang dimiliki oleh partisipan sebagai orang yang merawat pasien di rumah. ataupun di