1
ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN
BUANA INDAH DI YOGYAKARTA
Satya Winarsa Saputra
Program Studi Akuntansi
Universitas Kristen Satya Wacana
Pendahuluan
Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, perdagangan dan industri berusaha
agar tetap hidup dan berkembang.Untuk dapat hidup dan berkembang, perusahaan
harus ditunjang dengan laba yang diperoleh dari usahanya.Keberhasilansuatu
perusahaan adalah sangat ditentukan dari kecermatan atas kemampuan pimpinan dalam
pengelolaan perusahaan.Suatu perusahaan yang baik dalam rangka pencapaian tujuan
memerlukan pedoman, yang menjadi pedoman itu adalah bagaimana pemimpin dapat
menentukan harga pokok yang dihasilkan dan dapat dijangkau oleh konsumen.
Biaya produksi menurut Mulyadi(2007: 24), adalah pengorbanan sumber
ekonomis yang diukur dalam satuan uang,yang akan terjadi dan kemungkinan akan
terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.Dalam sebuah perusahaan biaya dapat dibedakan
menjadi biaya utama dan biaya konversi.Biaya utama(Prime Cost) adalah Penjumlahan
antara biaya bahan baku dengan biaya tenaga kerja langsung, menjadi biaya utama
karena kedua biaya tersebut menjadi pokok dalam perhitungan biaya produksi.
Sedangkan biaya konversi adalah penjumlahan antara biaya tenaga kerja langsung
2
bentuk dari bahan langsung dikonversi barang jadi.Biaya produksi menurut Mulyadi
(2007), terdiri dari tiga unsur yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead.
Biaya produksi juga merupakan faktor penting dalam menentukan harga pokok
produksi.Harga pokok produksi yang dihasilkan ini bertujuan untuk menetapkan laba
yang ingin dicapai oleh sebuah perusahaan dalam suatu periode akuntansi, (Mulyadi,
2007).Peneliti memilih topik ini dikarenakan ingin mengetahui bagaimana perusahaan
Buana Indah mengalokasikan dan perhitungan biaya produksi dalam menentukan harga
jual produk.
Peneliti melakukan penelitian ini karena perusahaan Buana Indah tidak terlalu
memperhatikan sistem akuntansi yang lazim yang tidak dilakukan semestinya dalam
pencatatan biaya produksi.Haltersebut menyebabkan tidak akurat dalam penentuan
harga jual dan laba yang dihasilkan kurang maksimal.Sedangkan tujuan penelitian ini
adalah Untuk mengidentifikasi bagaimana pengalokasian dan perhitungan harga pokok
produksi yang diterapkan Buana Indah, dan menganalisis dengan metode full Costing,
serta menganalisis perbedaan dari kedua metode tersebut terhadap perhitungan harga
pokok produksi.Masalah yang dihadapi perusahaan adalah penentuan harga jual produk
yang belum tepat yang disebabkan karena perusahaan seringkali mengabaikan biaya
Overhead. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sejumlah manfaat, bukan
hanya bagi pembaca saja, melainkan juga bagi perusahaan. Manfaat bagi pembaca
3
Sedangkan bagi perusahaan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
berupa informasi dan analisis biaya produksi dengan metode full costing yang
dijadikan sebagai penentuan harga jual produk.
Telaah Teoritis Definisi Biaya
Hansen dan Mowen (2009), menyatakan bahwa biaya produksi merupakan:
“biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa”.
Menurut Mulyadi (2007:10),mengungkapkan bahwa biaya adalah Pengorbanan
sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang,yang telah terjadi atau kemungkinan
terjadi untuk tujuan terteentu.
Menurut Sugiri (2009), Biaya produksi adalah biaya yang diperlukan untuk
memperoleh bahan bakudari pemasok dan mengubahnya menjadi produk selesai yang
siap dijual.
Jadi biaya produksi merupakan dasar dalam penentuan harga jual, sebab suatu tingkat
harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. sebaliknya
apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya,baik biaya produksi,biaya operasi
4
Dalam sebuah perusahaan manufaktur biaya dibagi menjadi kategori besar,antara lain:
1. Bahan Langsung ( Direct Material)
Menurut Gorrison et al (2006: 51), menyatakan bahwa Bahan Langsung adalah
bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi. Sesungguhnya bahan baku
berkaitan dengan semua jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan produk jadi,
dan produk jadi suatu perusahaan dapat menjadi bahan baku perusahaan lainya.
Hansen dan Mowen (2009), juga menyatakan bahwa “ biaya bahan langsung ini
dapat langsung dibebankan ke produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk
mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk”.
Menurut Blocer et al (2008: 119), Biaya Bahan Langsung adalah bahan baku
yang digunakan untuk memproduksi produk,yaitu yang secara fisik menajdi bagian
dari produk tersebut.
2. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour)
Menurut Horngren et al.(2006), Biaya Tenaga Kerja adalah kompensasi atas
seluruh tenaga kerja manufaktur yang dapat ditelusuri ke objek biaya (barang dalam
proses dan kemudian barang jadi) dengan cara yang ekonomis.
Biaya Tenaga kerja menurut Garisson et al.(2006: 51), digunakan untuk biaya
tenaga kerja yang dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi.Tenaga kerja langsung
biasanya disebut juga tenaga kerja manual (Touch Labour) karena tenaga kerja
5 3. Biaya overhead pabrik (Manufacturing Overhead)
Biaya Overhead pabrik menurut Horngren et al.(2006) adalah seluruh biaya
manufaktur yang terkait dengan objek biaya ( barang dalam proses dan kemudian
barang jadi) namun tidak dapat ditelusuri ke objek biaya dengan cara yang ekonomis.
Menurut Blocer et al (2008),Biaya Overhead Pabrik adalah biaya tidak
langsung untuk bahan baku, tenaga kerja, dan fasilitas yang digunakan untuk
mendukung proses produksi.
Menurut Mulyadi (2007), Biaya menurut fungsi pokoknya digolongkan menjadi 3
kelompok, yaitu:
1. Biaya produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi
atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi
dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead.
2. Biaya Pemasaran, yaitu biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan
pemasaran produk, contohnya biaya iklan,promosi dan biaya lain-lain.
3. Biaya Administrasi dan Umum, yaitu biaya-biaya untuk mengkordinasikan
kegiatan produksi dan pemasaran produk, contonya gaji bagian akuntansi ,gaji
personalia, dan lain-lain.
Pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi, menurut
Mulyadi secara garis besar cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua
6 1. Produksi atas dasar pesanan
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan,mengumpulkan harga pokok
produksinya dengan menggunakan harga pokok pesanan( job order cost method).
Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk untuk pesanan tertentu dan
harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan
tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut
dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.
2. Produksi masa
Perusahaan yang berproduksi masa, mengumpulkan harga pokok produksinya
dengan menggunakan metode harga pokok proses (process cost method).Dalam hal ini
biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produksi
per satuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk
yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan .
Penentuan harga pokok produksi menurut Bustami dan Nurlela (2010 : 40)
adalah Bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk atau pesanan atau
jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukan seluruh biaya produksi atau hanya
memasukan unsur biaya produksi variabel saja.
Menurut Mulyadi (2007), Dalam penentuan harga pokok tersebut dapat
7 1. Metode full costing
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik,
baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur
harga pokok produksi ( biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead
pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi
( biaya pemasaran,biaya adminitrasi dan umum).
2. Metode variable costing
Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga
pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik variabel.
Harga produk yang dihitung dengan pendekatan variabel costing terdiri dari unsur
harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik variabel) di tambah dengan biaya non produksi variabel (biaya
pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya
8 Metode Penelitian
Kerangka pemikiran
Buana Indah merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha
pembuatan bahan bangunan khususnya conblok.Perusahaan sangat membutuhkan
informasi yang berkaitan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produksi.Pertama
kali yang dilakukan adalah menelusuri dan identifikasi objek biaya langsung dan tidak
langsung serta menentukan biaya overhead, untuk kemudian dihitung harga pokok
produksinya dengan menggunakan sistem perusahaan dan full Costing.Perhitungan
harga produksi oleh perusahaan menggunakan sistem tradisional yang biasa digunakan
Buana Indah. Perhitungan dalam penelitian ini meggunakan metode full Costing, yang
bertujuan agar pengalokasian biaya untuk menetapkan harga pokok produksi lebih
akurat.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Objek penelitian ini dilaksanakan di perusahaan Conblok Buana Indah
Yogyakarta yang beralamat di jalan Sumberan Baru No.111 RT 04 Rw 03
Yogyakarta,waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2014.
▪ Satuan Analisis
Yang menjadi satuan analisis adalah Bagian akuntansi dan bagian produksi pada
9 ▪ Satuan Pengamatan
Dan yang menjadi satuan pengamatan adalah bagian produksi Perusahaan Buana Indah.
Jenis dan Sumber Data Jenis Data
Data Kuantitatif : Berupa data yang berhubungan dengan penetapan harga dengan
metode Full Costing.
Data Kualitatif : Data yang diperoleh berupa gambaran umum perusahaan dan
proses produksi.
Sumber Data
Data Primer : Peneliti melakukan penelitian langsung ke objek
penelitian,mengadakanwawancara langsung ke bagian akuntansi, misalnya mengenai
biaya produksidan bagian produksi tentang proses produksi.
Data Sekunder : Data ini dapat diperoleh melalui studi literatur yang dilakukan melalui
pencarian data-data yang bersifat teoritis yang ada hubunganya dengan objek penelitian
dengan memanfaatkan berbagai laporan, data-data perusahaan, jurnal, buku pendukung
teori, browsing di internet, serta hasil penelitian terdahulu.
Metode Pengamatan dan Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode pengamatan data dengan mendatangi
10
bagian produksi,dan mengamati proses produksi. Sedangkan metode pengumpulan data
dengan metode wawancara dan meminta laporan biaya yang berhubungan dengan
proses produksi. Selain itu data didapatkan dari sumber bacaan,literatur berupa jurnal
dan sumber lain dari buku.
Teknik Analisis Data
Data yang telah didapat dari penelitian akan diuji dengan menggunakan metode
perhitungan harga pokok produksi Full Costiing. Hal ini dilakukan untuk menelusuri
objek biaya langsung, biaya tidak langsung serta mengetahui biaya overhead pabrik
dari perusahaan tersebut.Dan kemudian data yang diperoleh tersebut diolah dengan
Micosoft Excel.Hasil perhitungan kemudian dianalisis untuk melihat perbandinganya
kemudian dijadikan dasar penetapan harga pokok produksi yang paling efektif dan
efisien bagi perusahaan.Satuan yang digunakan pada analisis ini adalah produksi
perbulan.Sedangkan biaya penyusutan dihitung dengan metode garis lurus karena
metode ini mengurangi nilai manfaat aktiva yang sama setiap periode produksi.
Langkah Analisis
Adapun langkah analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui semua bahan baku yang digunakan beserta kapasitas dan harganya,
dan bagaimana perusahaan Buana Indah menentukan harga jual per unit
11
2. Menganalasis semua biaya termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead.
3. Menghitung semua biaya dengan menggunakan metode Full Costing.
4. Membandingkan perhitungan biaya metode perusahaan dengan metode Full
Costing.
Hasil Dan Pembahasan Sejarah Perusahaan
Buana Indah adalah perusahaan yang memiliki kegiatan usaha memproduksi
bahan bangunan conblok khususnya yang model bata,karena yang paling banyak terjual
dipasaran. Bapak wiranto merupakan pendiri utama perusahaan Buana Indah tepatnya
pada tahun 1981,dulunya perusahaan Buana Indah adalah perusahaan Tegel, dengan
seiring kemajuan jaman usahanya makin surut. Karena kebanyakan orang
menggunakan keramik untuk lantai rumahnya. Pada tahun 1999 perusahaan dipimpin
oleh Bapak Tono harsono dan mulai itu usahanya diganti dengan produksi Conblok
dan usaha beliau terus mengalami perkembangan hingga saat ini.
Produk utama yang dihasilkan oleh perusahaan Buana Indah adalah Conblok
khusunya model bata, karena paling banyak terjual. Buana Indah tidak membutuhkan
tenaga pemasaran dalam menjual produknya karena perusahaan ini sudah lama berdiri
dan memiliki banyak pelanggan khususnya para pemborong. Buana indah sampai saat
12 Struktur Organisasi Perusahaan
Perusahaan Buana Indah memiliki struktur organisasi yang tergolong
sederhana.Pemilik perusahaan menjabat sebagai pemimpin perusahaan yang langsung
membawahi bagian keuangan dan bagian produksi. Masing-masing bagian memiliki
tugas dan tanggungjawab yang berbeda.Khusus untuk bagian produksi memeliki
aktivitas yang saling berhubungan dengan kegiatan pembuatan Conblok.
Jumlah karyawan produksi pada perusahaan Buana Indah berjumlah 16 orang
yang terdiri dari 6 orang bagian pengadukan, 4 bagian pencetakan, dan 6 orang bagian
pengentasan atau penjemuran. Adapun keterangan tugas dari masing masing bagian
dalam stuktur organisasi tersebut adalah :
1. Pemimpin Perusahaan
Pemimpin perusahaan merupakan pemilik perusahaan dari perusahaan
Buana Indah yang memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan
dalam aktivitas produksi.
2. Bagian Keuangan
Pemimpin perusahaan juga memiliki peran sebagai pengendali keungan
perusahaan yang megatur pembelanjaan yang digunakan untuk produksi
conblok, dan berhubungan dengan pihak pemborong sebagai konsumen dan
13 3. Bagian Produksi
Bagian produksi merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah
industri, yang memiliki beberapa bagian yang saling berkaitan. Untuk
membuat sebuah produk menjadi layak jual bagian–bagian tersebut antara
lain:
A. Bagian pengadukan, bagian ini memiliki tugas mengambil bahan yaitu
pasir,semen,bau split dan air yang dicampur ditempat pengadukan, ada 2
tempat pengadukan dalam aktivitas produksi tersebut.
B. Bagian Pencetakan, bagian ini memiliki tugas membuat atau mencetak
conblok , ada 2 mesin pencetak.
C. Bagian Pengentasan atau penjemuran, bagian ini memeliki tugas
menjemur conblok setelah dicetak dan pengentasan conblok.
Kegiatan Perusahaan Buana Indah
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan Buana Indah adalah Bahan material
bangunan khusunya Conblok dengan berbagai model conblok.Produk yang dihasilkan
adalah produk jadi yang diproduksi untuk memenuhi konsumen. Bahan baku yang
digunakan adalah Semen, pasir, dan batu split. Selain bahan baku itu proses produksi
juga didukung oleh peralatan dan perlengkapan guna menunjang proses produksi antara
lain adalah mesin pencetak, mesin pengaduk dan lain-lain.
14
Proses produksi meliputi kegiatan merubah bahan mentah atau setengah jadi
menjadi barang jadimelalui proses produksi dengan menggunakan mesin, dan peralatan
lainya, serta SDM yang terampil dan berkualitas. Dibawah ini merupakan struktur
proses produksi conblok di buana indah.
Tahap Persiapan
Tahap Pengadukan
Bahan
Tahap Pencetakan
Conblok
Tahap Pengentasan
dan Penjemuran
Tahap Finishing
Tahap Persiapan
15
Berdasarkan gambar diatas jika diuraikan alur kegiatan produksi Perusahaan
Buana Indah adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Merupakan tahap awal dalam kegiatan proses produksi. Pada tahap ini
kegiatan yang dilakukan adalah mempersiapkan bahan dan perlengkapan
yang digunakan.
2. Tahap Pengadukan Bahan
Tahap pengadukan bahan merupakan kegiatan pencampuran bahan-bahan
baku utama yang digunakan antara lain, penacampuran pasir, semen, batu
split, ini dilakukan oleh 6 orang karyawan.
3. Tahap Pencetakan Conblok
Tahap pencetakan conblok ini merupakan kegiatan untuk mencetak
conblok, dengan menggunakan bahan yang telah diaduk.Dalam tahap
pencetakan ini dilakukan oleh 4 orang karyawan.
4. Tahan Pengentasan dan Penjemuran
Tahap ini adalaha tahap terakhir yaitu dangan menjemur conblok yang
telah selesai dicetak dan tahap pengentasan, tahap ini dilakukan oleh 6
orang.
5. Tahap Finishing, dilakukan kegiatan menyisihkan beberapa Conblok yang
16
Perhitungan Harga Pokok Produksi Conblok Perusahaan Buana Indah Perhitungan dengan Metode Perusahaan
Perhitungan harga pokok produksi conblok yang telah dilakukan perusahaan
selama ini masih sangat sederhana. Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam
penetapan harga pokok produksi meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik. Tetapi perhitungan biaya overhead pabrik oleh
perusahaan tidak dihitung secara rinci melainkan hanya beberapa biaya overhead
pabrik yang dimasukan dalam perhitungan biaya produksi.
Bahan baku yang digunakan itu oleh Buana Indah dihitung berdasarkan
jumlah bahan bahan baku yang digunakan dikalikan dengan harga bahan baku
tersebut. Sedangkan untuk biaya tenaga kerja langsung dibayarakan tiap migggu,
tetapi dari setiap bagian yang dikerjakan karayawan itu mendapatkan gaji yang
berbeda-beda.Untuk biaya Overhead dihitung perbulan kecuali biaya diesel dan air,
karena dibuana indah ini mesinnya itu dijalankan dengan diesel, dan biaya diesel Rp
17
Tabel 1. Perhitungan Biaya Produksi Conblok Model Bata
Sumber: Buana Indah , 2014 Conblok Model Bata
Bahan Baku Langsung :
1. Pasir 2. Batu Split
3. Semen Tiga Roda ( 40 kg )
Biaya Tenaga Kerja Langsung :
1. Bagian Pengadukan ( 6 orang )
2. Bagian Pencetakan 4orang 50.000/hari
3. Bagian
Pengentasan/penjemuran
6orang 25.000/hari
No Jenis Biaya Total/bulan
1. Biaya Listrik/diesel 175.000/hari
2. Biaya Air/sumur 15.000/hari
18
3. Bagian penjemuran dan pengentasan ( 6 orang )
Biaya Overhead :
1. Biaya Listrik 2. Biaya Air
3. Biaya Pemeliharaan mesin
4. Biaya Pemeliharaan Kendaraan
Harga Jual Menurut Perhitungan Perusahaan :
Bahan Baku Pasir ( 3 kubik x 50.000 x 24 hari) = Rp 3.600.000
Batu Split ( 1 kubik x 150.000 x 24 hari ) = Rp 3.600.000
Semen Tiga Roda ( 21 sak x 52.000 x 24 hari ) = Rp 26.208.000
Total Biaya bahan baku = Rp33.408.000
BTKL Bag. Pengadukan ( 6 orang x 25.000 x 24 hari ) = Rp 3.600.000
Bag. Pencetakan ( 4 orang x 50.000 x 24 hari ) = Rp 4.800.000
Bag.Penjemuran & Pengentasan ( 6 orang x 25000 x 24 hari ) = Rp 3.600.000
Total BTKl = Rp 12.000.000
BOP Biaya Listrik / Diesel ( 175.000 x 24 hari ) = Rp 4.200.000
19
Biaya Pemeliharaan mesin = Rp 480.000
Biaya pemeliharaan kendaraan = Rp 560.000
Total BOP = Rp 5.600.000
Total Biaya produksi = Rp 51.008.000
Biaya Non Produksi :
Biaya Adm dan Umum = Rp 2000.000
Biaya Pemasaran = Rp 0 (tdk ada bagian pemasaran)
Total Biaya Non Produksi = Rp 2000.000
Total Biaya Penuh = Rp 53.008.000
Laba yang diharapkan ( 30 % ) = RP 15.902.400
Harga Jual = Rp 68.910.400
Volume produksi = 63.000 biji/bln
20
Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing
Harga pokok produksi dapat diketahui jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu produk. Full Costing merupakan
salah satu metode perhitungan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua
unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi. Yang terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang variable
maupun tetap.
A. Biaya bahan baku
Bahan baku utama yang digunakan untuk membuat conblok pada perusahaan
Buana Indah adalah Semen, pasir, dan batu split. Dalam membuat conblok
model bata, biaya bahan baku dihitung dengan cara mengalikan jumlah bahan
baku yang yang digunakan perbulan dengan harga persatuan .
Biaya Bahan Baku ConblokModel Bata
Pasir ( 3kubik x 50.000 x 24 hari ) = Rp 3.600.000
Batu split ( 1 kubik x 150.000 x 24 hari ) = Rp 3.600.000
Semen Tiga Roda ( 21 sak x 52.000 x 24 hari ) = Rp 26.208.000 +
Rp 33.408.000
Tabel 2. Biaya Bahan Baku Conblok Model Bata Buana Indah
Keterangan Biaya Bahan Baku Per bln
21 Sumber: Data diolah, 2014
B. Penggunaan Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung dihitung sesuai berdasarkan biayayang
sesungguhnya terjadi yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut.
Sistem upah yang berlaku dibayarkan setiap minggu, dimana pegawai bekerja
selama 7 jam/hari, mereka bekerja dalam sebulan itu 24 hari.Upah tenaga
kerja bervariasi berdasarkan bagian-bagianya.Adapun pengkalsifikasian
tenaga kerja yang dilakukan di peusahaan Buana Indah pada tabel di bawah
ini.
Tabel 3. Biaya Tenaga Kerja langsung Per bulan Conblok Buana Indah
No Jenis Pekerjaan Biaya Per bulan
1.Bagian Pengadukan Rp 3.600.000
2.Bagian Pencetakan Rp 4.800.000
3.Bagian Pengentasan dan
penjemuran
Rp 3.600.000
Total Upah Tenaga Kerja Langsung Rp 12.000.000
Sumber: Data diolah, 2014
C. Penggunaan Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik adalah merupakan biaya yang secara tidak langsung
22
keseluruhan selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja
langsung. Adapun Biaya overhead pabrik yang berhubungan dengan proses
produksi antara lain :
1. Biaya Listrik atau diesel
Dalam proses produksi perusahaan Buana Indah, mengoprasikan mesin
mesin itu menggunakan diesel dan membutuhkan bahan bakar, dalam
sehari membutuhkan bahan bakar sejumlah Rp 175.000/hari.
Biaya Listrik Perusahaan Buana Indah
Bahan Bakar Untuk Listrik ( Generator) = Rp 175.000 x 24 hari = Rp
4.200.000/bln
2. Biaya Air
Dalam Proses produksi Conblok membutuhkan air untuk pengadukan
bahan dalam sehari Perusahaan membutukan air dan mengeluarkan biaya
sekitar Rp 15.000/ hari.
Biaya Air PerusahaanConblok Buana Indah
Biaya Air = (15.000 x 24 hari ) = Rp 360.000/bulan.
3. Biaya Pemeliharaan Mesin dan Kendaraan
Dalam Proses produksi di perusahaan Buana Indah semua mesin produksi
membutuhkan biaya pemeliharaan dan perawatan.Biaya pemeliharaan
23
pemeliharaan 2 kendaraan biaya yang dikeluarkan adalah Rp
560.000/bulan.
4. Biaya Penyusutan
Didalam perhitungan biaya produksi yang dilakukan perusahaan, Buana Indah
belum memasukan biaya penyusutan kedalam biaya produksi dan tidak
termasuk dalam perhitungan harga pokok produksi. Padahal setiap
penggunaan mesin,kendaraan dan gedung dalam kegiatan produksi
mengalami penyusutan. Penyusutan tersebut dalam biaya produksi disebut
biaya penyusutan.Perhitungan nilai penyusutan yang digunakan adalah
berdasarkan nilai ekonomis atau lebih dikenal dengan metode garis lurus.
Beban Penyusutan = ( Harga perolehan – Nilai sisa ) Umur ekonomis
Tabel 4. Beban Penyusutan Keterangan Harga Per
unit
24
Berdasarkan tabel biaya penyusutan peralatan dan mesin dibebankan ke conblok yang
dihasilkan pertahun berjumlah Rp 21.366.667, sehingga jumlah penyusutan perbulan
adalah Rp 1.780.555.
Tabel 5. perhitungan biaya overhead conblok perbulan
Keterngan Biaya Biaya Per bulan
Biaya Listrik atau diesel Rp 4.200.000
Biaya Air Rp 360.000
Biaya Pemeliharaan mesin dan kendaraan Rp 1.040.000
Biaya Penyusutan Rp 1.780.555
Jumlah BOP/bln 7.380.555
Sumber: Data diolah, 2014
Proses perhitungan harga pokok produksi conblok dengan menggunakan
25 Biaya Produksi :
Bahan Baku Langsung = Rp 33.408.000
Biaya Tenaga KerJa langsung = Rp 12.000.000
Biaya Overhead Pabrik = Rp 7.380.555 +
Total Biaya Produksi = Rp 52.788.555
Biaya Non Produksi :
Biaya adm dan umum = Rp 2000.000
Biaya pemasaran = Rp 0 +
Total Biaya Non Produksi = Rp 2000.000 +
Total Biaya penuh = Rp 54.788.555
Mark Up( 33,91%) = Rp 18.578.799 +
Harga Jual = Rp 73.367.354
Volume Produksi = 63.000
Harga Jual / Unit = Rp 1.164,56
26
Presentasi Mark Up = Laba yang diharapkan + biaya Non produksi x 100% Total biaya produksi
Berdasarkan perhitungan dengan metode full costing, bahwa besarnya harga pokok
produksi per unit yang dicari dengan metode perusahaan itu lebih rendah. Karena
dalam metode perusahaan biaya overheadnya belum semua dimasukan dalam
perhitungan.
Tabel 6. Perbandingan biaya produksi per unit antara metode perusahaan dengan metode Full Costing
Metode Perusahaan (Rp) Metode Full Costing (Rp) = 53.008.000 : 63.000 unit/bln = 54.788.555 : 63.000 unit/bln
=Rp 841.396/ unit = Rp 869.659/unit
Sumber : Data diolah, 2014
Tabel 7. Perbandingan Harga jual conblok per unit antara metode perusahaan dengan metode Full Costing
Metode Perusahaan ( Rp ) Metode Full Costing ( Rp) Selisih kedua metode (Rp)
1.100 / Unit 1.165 / Unit 65
Sumber : Data diolah, 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kedua metode perhitungan
harga pokok produksi antara metode perusahaan dan metode full costing terdapat
perbedaan nilai yang dihasilkan. Perbedaan nilai tersebut disebabkan karena metode
perusahaan tidak membebankan biaya overhead secara tepat. Sehingga biaya
27
Perhitungan dengan metode Full Costing menghasilkan nilai yang lebih
tinggi. Karena metode ini mecakup perhitungan seluruh sumber daya yang digunakan
oleh perusahaan sehingga nilai perhitungan yang dihasilkan lebih tinggi. Perhitungan
dengan metode full costing mencerminkan berapa biaya yang dikorbankan
perusahaan untuk kegiatan produksinya. Biaya overhead yang dicatat pada metode
full costing yang timbul akibat adanya aktivitas yang medukung proses produksi.
Biaya overhead tersebut yaitu biaya penyusutan, biaya pemeliharaan peralatan, mesin
dan kendaraan. Perhitungan dengan metode Full Costing akan berguna bagi
perusahaan untuk efisiensi sumber daya yang digunakan untuk produksi dan dalam
penetapan harga jual sesuai dengan besarnya keuntungan yang diharapkan
perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Buana Indah menerapkan perhitungan biaya produksi yang masih sangat
sederhana, elemen yang dihitung dengan menggunakan metode perusahaan
antara lain, biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead, tetapi hanya memasukan sebagian biaya overhead dalam
perhitungan biaya produksi. Perhitungan biaya produksi conblok per unit
28
2. Sedangkan berdasarkan perhitungan dengan metode Full Costing didapatkan
biaya produski per unit yang lebih tinggi dari pada metode perusahaan yaitu
Rp 1.165. Hal ini disebabkan karena dalam perhitungan metode full costing
biaya penyusutan dimasukan dalam perhitungan biaya produksi.
3. Perbedaan dari metode perusahaan dengan metode full costing terletak pada
perlakuan biaya overhead, dan perbedaan nilai dihasilkan tersebut disebabkan
karena metode perusahaan tidak membebankan biaya overhead secara tepat.
Saran
1. Buana Indah sebaiknya menggunakan perhitungan biaya produksi dengan
menggunakan metode full costing.Karena metode ini mencakup semua
perhitungan biaya yang dikorbankan untuk kegiatan produksi.
2. Buana Indah sebaiknya memasukan biaya penyusutan dalam perhitungan
biaya produksi, sehingga perhitungan biaya produksi lebih akurat. Dan dalam
29 Daftar Pustaka
Blocer, EdwardJ.Kung H.Chen, Gary Cokins, dan Thomas W.Lin. 2008, Manajemen Biaya, Buku 1.Salemba Empat. Jakarta.
Carter,William.K dan Milton F.Usry.2004, Akuntansi Biaya,Edisi 14.Salemba Empat.Jakarta.
Garrison,Ray.H, Eric W. Noreen dan Peter C. Brewer. 2006,Akuntansi Manajerial, Buku 1. Salemba Empat. Jakarta
Hansen, Don R. Maryane M.Mowen.2009,Akuntansi Manajerial : Jilid 1.Edisi 8.Salemba Empat.Jakarta.
Horngren, Charles T. Srikant M. Datar, George Foster. 2006,Akuntansi Biaya, Edisi 12.Erlangga.Jakarta.
Mulyadi.2007, Akuntansi Biaya.Yogyakarta : BPFE-UGM.
30 Lampiran 1
Gambar 1. Mesin Pencetak
32 Gambar 4. Bak Perendaman
33 CURICULUM VITAE
1. Nama Lengkap : Satya Winarsa Saputra
2. NIM : 232009078
3. Judul Skripsi : Analisis Biaya Produksi Pada Perusahaan Buana Indah Di
Yogyakarta
4. Tempat, Tanggal Lahir : Kudus, 9 Desember 1990
5. Alamat Domisili : Jalan Raya Kunduran No 50 Blora
6. Email : Satyawinarsa@yahoo.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
Pendidikan Nama Institusi Kota Tahun
Lulus Jurusan
Kursus Bahasa Inggris, tahun 2007 – 2008, Penyelenggara EB, tempat di Blora
Seminar Enterpreneur 2009, 10 November 2009, Penyelenggara SM-UKSW, tempat
di BU UKSW Salatiga
Seminar Nasional On Accounting “Peran Akuntansi dalam Pemberantasan Korupsi”,
28 April 2010, Penyelenggara KSA, tempat di BU UKSW Salatiga
Seminar Nasional Kewirausahaan “ Great Man Have Great Mind”, 30 Maret 2011,
Penyelenggara KSM, tempat di BU UKSW Salatiga.
Seminar Bedah Film Nasional “ Screening Indie Movie With The Expert” 1 April
2011, penyelenggara fakultas Fiskom, tempat di BU UKSW Salatiga.
Seminar Biocare Internal UKSW “Hijauku Kampusku” 17 Maret 2012,
34
Panitia Visit Plan, 30 April – 3 Mei 2012, penyelenggara KSM, tempat di Jakarta-
Bandung
Panitia Pesta Rakyat Ekonomi( Pesakom), 5 April 2013, Penyelenggara KSM, tempat