• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Struktur dan Konstruksi

Dalam dokumen Gambar 3.1. Tyrannosaurus Rex (Halaman 21-35)

3.5.1 Analisa Fungsi Komponen Penyusun Bangunan

Dalam hal ini sesuai prinsip gaya pada anatomi dinosaurus, keduanya harus saling menyeimbangkan

Sistem konstruksi penggantung inipun dibagi jadi 2 bagian utama Æ Penggantung massa bangunan (A)

Æ Core penopang massa bangunan (B)

Sistem konstruksi penggantung massa utara(kepala) inipuun dibagi 2 komponen utama yaitu:

Æ Busur penyalur beban gaya (tulang punggung) (c) Æ Rangka Penggantung beban (tulang rusuk) (d)

(A) (d)

(c)

(B) (B)

Gambar 3.26. Skema Sistem Konstruksi dan Massa Bangunan

Sesuai dengan konstruksi anatomi tulang dinosaurus, maka bangunan ini terdiri dari 3 komponen utama pendukung bangunan. Yaitu

Æ Sistem konstruksi bangunan (kerangka)

Æ Massa bangunan yang menjadi beban konstruksi

Sistem konstruksi bangunan memiliki 2 bagian posisi penggantung massa:

Æ Konstruksi massa utara (U) Æ Konstruksi massa selatan (S)

(U) (S)

Seperti terlihat diatas beban massa terbagi menjadi 2 bagian, bagian utara(Æ) dan bagian selatan (Å). Prinsip gaya antar keduanya harus saling menyeimbangkan.

Komponen strukturalnya sendiri terbagi jadi struktur penggantung (A) dan struktur core penopang (B)

Gambar 3.27. Skema Sistem Konstruksi dan Massa Bangunan Utara

Konstruksi penggantung ini terbagi jadi 2 bagian lagi yaitu Busur penyalur beban gaya (A) serta Konstruksi pemegang beban bangunan (B)

Prinsip kerjanya menyamakan kerja tulang punggung dan rusuk pada dinosaurus. Beban dipegang oleh rusuk penggantung, dan rusuk penggantung ini bertumpu pada busur utama.

(A) (B)

3.5.2 Analisa Sistem Penyaluran Beban

3.5.2.1Sistem Penyaluran Beban Pada Konstruksi Kerangka Tyrannosaurus Rex.

Dorsal Vertebrae Caudal vertebrae Illium(ilia)

Fibulae

Caudal Ribs

Tarsalis

Gambar 3.28. Keterangan Kerangka Tyrannosaurus Rex

Gambar 3.29. Gaya Yang Terjadi Pada Sistem Kerangka Tyrannosaurus Rex

Pada Tulang Tyrannosaurus, yang menjadi pusat keseimbangan adalah tungkai illium yang memiliki kadar fosfor yang tinggi karena berfungsi sebagai penyeimbang beban depan(daerah kepala) yang disalurkan ruas tulang punggung depan(dorsal vertebrae)dan beban belakang(daerah ekor) yang disalurkan melalui ruas tulang punggung belakang(caudal vertebrae). Beban organ dalam dan daging dipegang oleh tulang rusuk(ribs) yang menumpu pada ruas tulang

Ribs

punggung(caudal & dorsal vertebrae) yang menyalurkan beban ke tengah sebagai penyeimbang dan disalurkan ke fibulae dan akhirnya berhenti di Tarsalis yang berfungsi sebagai pondasi.

Beban massa utara(U) dan selatan(S) dipegang oleh konstruksi rusuk penggantung(B). Untuk menahan beban massa bangunan yang cenderung jatuh kebawah, maka diperlukan resultan gaya keatas untuk mengangkat massa bangunan. Pada massa utara(U), gaya tersebut diperoleh dari kabel tarik pada ujung busur(p) ditarik menuju batang tarik keseimbangan(q) dan dilanjutkan menuju pondasi(r), hal yang sama terjadi pada massa selatan(S) ujung busur(t) ditarik menuju (q) dan dilanjutkan ke pondasi(v). Gaya-gaya tarik tersebut akan mengakibatkan tekan pada titik (w) dan (x), lalu diteruska langsung ke pondasi.

Core(cr) disini memiliki peranan untuk menahan beban lateral yang terjadi agar konstruksi kerangka tidak patah dan juga sebagai pengaku agar plat lantai atau massa bangunan tidak mengalami banyak pergerakan.

3.5.2.2 Pengadopsian Terhadap Sistem Konstruksi Bangunan

(B) (B) (p)

Gambar 3.30. Penyaluran Gaya Pada Sistem Struktur

Caudal Vertebrae Dorsal Vertebrae Caudal Vertebrae Dorsal Vertebrae Illium

Ribs

Gambar 3.31. Perbandingan Konstruksi Asli T-rex Dengan Aplikasinya Dalam Bangunan

3.5.3 Material dan Detail Penyusun Komponen Struktural

bb) (st)

(aa)

Gambar 3.32. Aksonometri Rangka Utama Illium

Fib

Fibulae Ribs

Tarsalis Tarsalis ulae

(

Komponen struktural busur tulang punggung utama terdiri dari 2 busur rangka batang raksasa (aa) dan (bb) yang dihubungkan dengan segitiga space truss baja (st)

Untuk menambah kekakuan gaya lateralnya antara segitiga space truss dihubungkan dengan open web joist yang juga berfungsi sebagai pendukung rangka penutup atap, Hubungan antara Space Truss, Open Web Joist lengkapnya dapat dilihat dari gambar 3.25 dan 3.26 (Detil A dan F).

Sedangkan bila dilihat dari samping, maka busur ini juga terbagi jadi busur bagian utara dan selatan, (bagian kepala dan ekor T-Rex) yang harus saling meneyimbangkan, maka hubungan join segitiga space truss dan busur rangka utamanya harus diperhatikan, karena memiliki posisi yang krusial, sebagai tungkai illium (pada T-Rex) yang menjadi titik temu dua bagian yang harus saling menyeimbangkan. Detail lengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.27 (Detil C)

Detil F Open Web Joist

Detil A

Space Truss

Busur Selatan Busur utara

Gambar 3.33. Rangka Busur utama

Gambar 3.34. Detil A

Gambar 3.35. Detil F

Tampak atas

Gambar 3.36. Detil C

Sedangkan untuk komponen struktural busur tulang punggungnya sendiri terdiri dari rangka batang besar yang masing masing kompoen penyusunnya juga terdiri dari 4 rangka batang yang ditutup plat GRC sebagai finishingnya.

Potongan Komponen Busur

Gambar 3.37. Busur Utama

Bila salah satu komponen rangka batang busur utama dipotong maka akan terlihat bahwa satu batang komponen busur utama ini terdiri dari 4 rangka batang baja I 400x400 yang difinishing dengan ditutup plat GRC kasar untuk mendapatkan tampilan natural.

Gambar 3.38. Potongan Komponen Penyusun Rangka Busur Utama

Lalu pada sistem ”tulang rusuk” atau konstruksi pemegang beban sendiri juga terdiri dari rangkaian rangka batang baja I 400x400 yang juga difinishing tekstur kasar dengan material plat GRC.

Rangka batang Baja I 400x400

Finishing plat GRC kasar

Gambar 3.39. Rangka Batang Busur Rusuk Pengganntung Lantai

Gambar 3.40. Aksonometri Busur Rusuk Penggantung Lantai

Untuk menahan gaya lateral utara-selatan dan sebaliknya agar rusuk tidak patah maka diberi batang pengaku baja kanal C yang juga difungsikan

sebagai pendukung plat dinding.

Batang baja kanal C Gaya Lateral

Hubungan antara rangka batang rusuk penggantung, batang C pengaku pendukung dinding dan lantai yang digantung dapat dilihat pada gambar 3.31(DetailE)

Gambar 3.41. Detail E

Peranan core disini adalah sebagai panahan beban lateran dan pengaku massa bangunan dari beban lateral. Hubungan antara Core, rangka dan plat lantai dapat dilihat pada gambar berikut.

Gaya lateral Barat – Timur

Gaya Lateral Utara - selatan

Core

Gambar 3.42. Peranan Core

Gambar 3.43. Detail D

3.5.4 Finishing Fasad Bangunan

Dalam sub-bab sebelumnya telah banyak dijelaskan tentang finishing komponen struktural bangunan, dalam hal ini akan dijelaskan penggunaan material penutup elemen – elemen bangunan lebih lanjut yang belum dijelaskan pada sub-bab berikutnya.

`

Gambar 3.44. Potongan Keterangan Fasad bangunan.

Æ a) Bahan penutup `dinding exterior plat GRC finishing tekstur kasar.

Æ b) Bahan penutup rangka busur utama plat GRC finishing tekstur kasar.

Æ c) Bahan penutup atap busur plat aluminium.

Æ d) Bahan penutup atap lobi utama plat aluminium.

Æ e) Bahan penutup atap ujung bangunan plat GRC tektur kasar.

Æ f) Bahan dinding core beton finishing tekstur kasar.

Æ g) Bahan dinding fasad panel Curtain Wall 0.01

a a

Massa fasad penutup lobby

Æ Massa fasad penutup lobby ini terpisah dengan konstruksi bangunan yang ada.(pondasi utama) dan sebagainya.. Memiliki pondasi sendiri dan berdiri sendiri.

Gambar 3.46. Detil H

Æ Terdiri dari rangkaian space truss difishing dengat penutup dinding plat GRC kasar.

Gambar 3.45. Potongan Massa Fasad Lobby Area

Dalam dokumen Gambar 3.1. Tyrannosaurus Rex (Halaman 21-35)

Dokumen terkait