• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 3.1. Tyrannosaurus Rex

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Gambar 3.1. Tyrannosaurus Rex"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Pendekatan dan Konsep Bentukan

Ditinjau dari fungsi bangunan ini sebagai wahana rekreasi pendidikan yang mempelajari tentang dinosaurus maka yang menjadi ide dasar atau nyawa dari asal bentukan tersebut harus sesuatu yang benar-benar khas mengambil dari dinosaurus.

Dalam hal ini prinsip yang diambil adalah prinsip anatomi kerangka dinosaurus, pergerakan gaya yang terjadi dari sistem kerangka dalam tubuh dinosaurus sehingga sang dinosaurus dapat berdiri dengan kokoh. Hal ini yang diterapkan sehingga bangunan harus dapat berdiri kokoh dengan sistem yang sama dengan sistem anatomi kerangka dinosaurus. Pendekatan yang diambil adalah pendekatan mimesis yang berarti tiruan atau mimik dari suatu rutinitas atau sistem. Dan sistem yang diambil sebagai pendekatan adalah sistem konstruksi dan pergerakan kerangka dinosaurus untuk diterapkan dalam sistem konstruksi bangunan. Bentukan dari bangunan ini tercipta dari proses mengadopsi sistem ini ke dalam bangunan wahana rekreasi ini.

Sistem yang saya adopsi adalah sistem tulang Tyrannosaurus rex.

proporsinya yang asimetris namun tetap memiliki sistem yang kokoh sehingga dia bisa menjadi kadal penguasa dengan anatomi terkokoh..

Gambar 3.1. Tyrannosaurus Rex

(2)

Sistem pergerakan yang ada adalah gaya antara tubuh bagian depan (kepala dan badan) yang saling menyeimbangkan dengan bagian belakang (ekor) dengan tumpuan Tungkai yang kokoh. Sistem utamanya bergantung pada sistem tulang belakang yang menghubungkan seluruh konstruksi tubuh, dengan menanggung gaya2 vertikal maupun horizontal yang terjadi.

Gambar 3.2. Kerangka Tyrannosaurus Rex

Gambar 3.3. Pergerakan Tyrannosaurus Rex

Tulang punggung menjadi pusat tumpuan daripada tulang –tulang rusuk yang kemudian menyangga organ dan badan dinosaurus dan tulang punggung ini pula yang berfungsi sebagai komponen penyalur gaya beban.. Gaya vertikal yang terjadi diresultansikan dengan gaya horizontal sistem tulang punggung sehingga mengecilkan dan mengatasi pembebanan, gaya yang terjadi disalurkan ke tanah

(3)

melalui pondasi yang kokoh. Hal ini yang siadopsikan ke dalam bangunan . Dan bentukan daripada sistem kerangka inilah yang mengambil peranan dalam pembentukan fasad bangunan.

Gambar 3.4. Penataan Konstruksi dan Massa Bangunan

Dari gambar 3.4 dapat dilihat pengadopsian sistem kerangka t-rex yang diwujudkan dalam bangunan modern, dapat dilihat adanya tulang rusuk yang mengangkat massa bangunan yang ditumpu oleh busur tulang punggung dan ditopang core sebagai tungkai atau kaki dari bangunan

Dari pengadopsian tersebut maka setelah difinishing dengan fasad dan pertimbangan estetika maka terbentuklah tampak bangunan yang diinginkan dengan finishing tekstur kasar serta penataan vegetasi yang “liar” ingin menampilkan kesan natural sebagai bangunan yang bercitrakan pendidikan alam.

Gambar 3.5. Perspektif Eksterior A Fasad Bangunan

(4)

Gambar 3.6. Perspektif Eksterior B Fasad Bangunan

Gambar 3.7. Tampak Bangunan

(5)

3.2 Pendalaman

Dalam mendesain bangunan ini pendekatan yang saya ambil tentu adalah pendekatan sistem struktur. Karena kendala utama dari perwujudan konsep ini adalah perwujudan sistem sturkturnya. Bagaimana agar bangunan ini benar-benar bisa dibangun di lapangan. Hal lebih lanjut dan mendetail akan dijelaskan dalam sistim konstruksi bangunan.

`3.3. Rencana Pengadaan Fasilitas

Fasilitas yang ada pada bangunan ini dapat dibedakan 2 bagian, yitu area indoor (yang berada di dalam bangunan dan area outdoor (yang berada di luar bangunan)

Seperti yang telah dibahas pada sirkulasi dalam site, lobby menjadi area utama yang merupakan pintu gerbang menuju fasilitas - fasilitas lain , namun lobby tersebut diletakkan di lantai 3. Dan fasilitas yang lain yang diletakkan mulai dari lantai 1 sampai 7. Fasilitas yang ada pada wahana ini antara lain:

Yang berada di dalam bangunan (indoor space):

Æ Lobby Area

Æ Ruang Audio visual

Æ Ruang pusat Pustaka dan Literatur Æ Ruang auditorium

Æ Ruang forum dan seminar pendidikan Æ Market buku,souvenir dan merchandise

Æ Area pameran replika kerangka dan fosil dinosaurus Æ Indoor restaurant

Æ Workshop pembuatan replika

Yang berada di luar bangunan (outdoor space) Æ Area eksplorasi rimba purba

Æ Resto outdoor Æ Outdoor Hall

(6)

Pengadaan fasilitas wahana pada lantai 1 (1st floor)

Gambar 3.8. Pengadaan Fasilitas Lantai 1

D

D

C F

E

B A

G

Keterangan :

A : Main Entrance B : Sub Entrance C : Outdoor Hall D : Taman Eksplorasi E : Area Pameran Temporer F : Workshop

G : Loading Dock

(7)

Pengadaan fasilitas wahana pada lantai 2 (2nd floor)

VOID

Gambar 3.9. Pengadaan Fasilitas Lantai 2

Pengadaan fasilitas wahana pada lantai 3 (3rd floor)

Gambar 3.10. Pengadaan Fasilitas Lantai 3

H

J

Keterangan :

H : Dropping Area I : Office

J : Dapur

I

K M L

N

Keterangan K : Lobby Area L

buku M : Resto

: Market suvenir dan

Indoor N : Resto Outdoor O : R. Audio Visual

O

(8)

Pengadaan fasilitas wahana pada lantai 4 (4th floor)

Gambar 3.11. Pengadaan Fasilitas Lantai 4

Pengadaan fasilitas wahana pada lantai 5 (5th floor)

Gambar 3.12. Pengadaan Fasilitas Lantai 5

P

Keterangan

P : Area pameran replika kerangka Q : R. Baca bebas

Q

R

T S

Keterangan R : Area

replika kerangka S : R. Perpustakaan T : Public auditorium

pameran

(9)

Pengadaan fasilitas wahana pada lantai 6 (6th floor)

Gambar 3.13. Pengadaan Fasilitas Lantai 6

Gambar 3.14. Pengadaan Fasilitas Lantai 7 Pengadaan fasilitas wahana pada lantai 7(7th floor)

U

Keterangan

U : Area pameran replika kerangka V : R. Perpustakaan

V

Keterangan

W : Area pameran replika kerangka X : R.Seminar V.I.P

W

X

(10)

3.3.1 Outdoor Space

Æ Area eksplorasi rimba purba

Gambar 3.15. Taman Eksplorasi

Area ini merupakan area taman terbuka dimana para anak-anak dan kaum muda bis berpetualang sambil melihat “kehidupan” dinosaurus yang

“berkeliaran” melalui replika-replikanya. Di sinilah divisualisasikan tentang habitat asli kehidupan dinosaurus

Æ Kafe outdoor

Gambar 3.16. Resto Outdoor

(11)

Area ini merupakan fasilitas wahana yang ditujukan untuk umum, dengan konsep agar pengunjung bisa menikmati makanan yang disajikan dan bersantai di udara terbuka dengan view taman eksplorasi rimba purba.

Æ Outdoor Hall

Gambar 3.17. Outdoor Hall

Area ini merupakan lapangan terbuka yang disewakan sebagai tempat acara non permanent namun harus memiliki kaitan dengan pengetahuan tentang alam untuk mempertahankan citra bangunan, misalnya pameran tanaman outdoor, pertunjukan atraksi hewan, dan sebagainya.

(12)

3.3.2 Indoor Space

Æ Lobby Area

Gambar 3.18. Lobby Area

Lobi dalam bangunan ini memiliki peranan yang sangat penting karena semua fasilitas yang ada harus diakses melalui lobi ini. Jadi lobi merupakan pintu masuk menuju wahana ini. Maka konsep interior yang ingin ditimbulkan adalah perasaan memasuki dunia lain, The Lost World dengan plafon yang luar biasa tinggi dan konsep interior zaman purba membuat pengunjung benar – benar merasa melompat balik ke jutaan abad yang lalu dimana dinosaurus hidup.

Æ Ruang Audio visual

Sebagai area penyimpanan dokumentasi-dokumentasi visual dan sebagai area untuk menampilkan pemutaran film-film yang berbau pendidikan prasejarah, mempelajari bagaimana behaviour dinosaurus dalam habitatnya, serta

(13)

me

sebagainya.

Æ

Gambar 3.19. Perpustakaan

Sebagai wahana pendidikan di sini tersedia perpustakaan yang menyimpan berbagai literatur dan dokumen tertulis yang dapat menunjang perkembangan pendidikan prasejarah.

Æ Ruang auditorium

Gambar 3.20. Auditorium

Fasilitas ini berfungsi untuk acara – acara yang menggunakan media visual yang besar, misalnya seminarakbar untuk umum yang mendatangkan arkeolog luar negeri yang akan berpresentasi, atau menyaksikan bersama film tentang dinosaurus dan sebagainya

nonton berbagai dokumentasi dan rekaman pengetahuan prasejarah dan

Ruang pusat Pustaka dan Literatur

(14)

Æ Ruang forum dan seminar pendidikan

Gambar 3.21. R. Seminar VIP

bangan ilmu adakan ruang seminar dan forum sebagai nai pendidikan demi tuntutan nghadirkan ahli arkeolog dari luar sewakan sebagai ruang seminar yang VIP

Area ini menyediakan toko yang menjual buku-buku pengetahuan tentang prasejarah serta berbagai merchandise yang bertema dinosaurus, mulai dari cindera mata, mainan, hingga produk-produk seperti baju yang bertema dinosaurus.

Gambar 3.22. Ruang Penjualan Buku dan Souvenir

Sebagai wahana pendidikan yang ditujukan untuk perkem pra-sejarah di Indonesia. Tentu perlu di

fasilitas untuk pertemuan dan diskusi menge perkembangan ilmu pengetahuan, misal me negeri. Selain itu ruangan ini dapat di

Æ Market buku, souvenir dan merchandise

(15)

Æ Area pameran replika kerangka dan fosil dinosaurus

Gambar 3.23. Area Pameran Replika Kerangka dan Fosil Dinosaurus

Sebagai area pendidikan tentu tak cukup hanya menampilkan replika dinosaurus yang hidup tapi juga mempelajari bagaimana struktur kerangkanya serta sistem pergerakannya, fosil-fosilnya. Semua dihadirkan didalam interior museum replika.

Æ Indoor restaurant

Gambar 3.24. Restoran indoor

(16)

Selain restoran pada tempat terbuka, disediakan pula yang di dalam bangunan agar pengunjung dapat menikmati fasilitas restoran di dalam ruangan.

Æ Area pameran temporer

Gambar 3.25. Area Pameran Temporer

Sebagai wahana pendidikan bangunan ini menyediakan fasilitas ruangan yang difungsikan untuk area pamer dan bisa disewakan, namun dalam batasan untuk tujuan pendidikan alam dan lingkungan hidup agar mempertahankan citra wahana sebagai wahana pendidikan. Karena kedepannya wahana ini akan menjalin kerjasama dengan badan arkeologi dunia dan akan sering mengadakan acara–acara dan pameran-pameran tentang lingkungan hidup. Plafon ruangan ini setinggi 8 meter untuk menambah kesan luas ruangan yang sudah luas, dan juga bisa berguna misal bila mendatangkan fosil tulang luar negri yang tingginya lebih dari 6 meter.

Æ Workshop pembuatan replika

Untuk kebutuhan replika patung, robot dinosaurus hidup maupun kerangkanya disini menyediakan workshop untuk memproduksi replika itu sendiri karena ditinjau dari efisiensi biaya dan waktu serta sirkulasi penempatan mengingat ukuran replika dinosaurus tidaklah kecil. Jadi pengadaan replika lebih mudah dan dapat bervariatif serta memudahkan untuk kebutuhan maintenancenya.

(17)

3.4. Analisis Kebutuhan Ruang

Tabel 3.1. Besaran Ruang Fasilitas Wahana

Ruang Kapasitas

(orang) Standar Sumbe

r

Luas (m2) Taman Replika

Outdoor --- As 15000

Resto Outdoor

R. Makan 200 1.3 x 200=260 m2 NAD 260

Dapur

Pantry/ dapur NAD 30

Gudang NAD 4

Kasir NAD 6

Wastafel 1.8 x 4 buah = 7,2 NAD 7,2

Subtotal 307,2

Resto Indoor

R. Makan 200 1.3 x 200=260 m2 NAD 260

Bar 20 1.2 x 20= 24 m2 NAD 24

Subtotal 284

Loket karcis 2 1 loket = 10 m2 LTA 20

Bursa buku /

suvenir LTA 80

Toilet

Pria :

kloset = 2.25 m2 x 3 buah = 6.75 m2 urinoir = 1.8 m2 x 5 buah = 9 m2 wastafel = 1.8 m2 x 4 buah = 7.2 m2 Wanita :

kloset = 2.25 m2 x 8 buah = 18 m2 wastafel = 1.8 m2 x 4 buah = 7.2 m2

NAD 48,15

(18)

Tabel 3.1. Besaran Ruang (Sambungan)

Auditorium/R.

Seminar 200 NAD 400

R. Peralatan

auditorium LTA 60

Lobi Museum 1000 0.8 m2 x 1000 = 800 m2 NMH 800

Toilet NAD 48,15

Museum

Replika 2000 LTA 5000

R.Audio Visual

(mini theater) 500 As 1000

Perpustakaan Penitipan /

sirkulasi 3 orang NAD 20

R. baca NAD 100

R. buku NAD 60

R. katalog NAD 10

R. fotokopi 1 orang NAD 10

R.

administrasi 2 orang NAD 20

Subtotal 220

Servis As 20

Gudang NAD 20

Toilet servis NAD 20

Total 23.327

(19)

Tabel 3.1. Besaran Ruang (Sambungan)

Unit pelayanan administratif

Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas (m2)

Kepala kantor 3 orang LTA 60

Rapat LTA 120

Kepala tata usaha 3 orang LTA 20

Seksi keuangan 7 orang LTA 60

Seksi kepegawaian 8 orang LTA 60

Seksi rumah tangga 13 orang LTA 100

R. tamu LTA 20

Musholla & toilet NAD 40

Total 766,5

Unit pelayanan serivs

Ruang Kapasitas Standar Sumber Luas (m2)

Workshop Replika Asumsi 1500

Gudang servis Asumsi 20

Musholla & wudhu NAD 40

R. makan / istirahat LTA 50

Dapur LTA 30

R. karyawan LTA 70

R. genset HSRBD 50

R. Chiller HSRBD 130

R. PLN LTA 50

R. trafo LTA 30

R. panel LTA 40

Gudang Teknis HSRBD 12

Tandon + pompa LTA 50

Loading dock LTA 400

Total 3724,6 Total Lahan Fasilitas=23327+766,5+3724,6 = 27.818,1m2

(20)

Keterangan :

HSRBD : Handbook of Sport and Recreational Building Design NAD : Neufert Data Architects

NMH : New Metric Handbook LTA : Literatur Tugas Akhir

Analisis Perhitungan Parkir Ketentuan :

1 mobil 25 m2

Æ 1 sepeda motor 2,1 m2 Æ 1 bis 65 m2

Parkir Mobil

Æ Jumlah pengunjung diasumsikan 1000 orang Æ Asumsi 60% x 1000 orang = 600 orang Æ Asumsi 1 mobil @ 4 orang = 150 mobil Æ Jumlah mobil untuk pengelola = 20 mobil

Æ Jumlah mobil untuk penyelenggara acara = 6 mobil Æ Total jumlah mobil = 176 mobil

Luas area parkir mobil= 176 mobil x 25 m2 = 4400 m2 Parkir Sepeda Motor

Æ Jumlah pengunjung diasumsikan maksimal 1000 orang Æ Asumsi 30% X 1000 orang = 300 orang

Æ Asumsi 1 sepeda motor @ 2 orang = 150 sepeda motor Æ Jumlah sepeda motor untuk staff = 70 sepeda motor

Luas area parkir sepeda motor = 220 sepeda motor x 2,1 m2 = 462 m2 Parkir Bis

Æ Asumsi jumlah bis 4 buah

Æ Luas area parkir bis = 4 bis x 65 m2 = 260 m2

Total Lahan Parkir = 4.400+ 462 + 260 = 5.122m2 Total Luas Lahan = 27.818,1 + 5.122 = 32.940,1m2

(21)

3.5 Sistem Struktur dan Konstruksi

3.5.1 Analisa Fungsi Komponen Penyusun Bangunan

Dalam hal ini sesuai prinsip gaya pada anatomi dinosaurus, keduanya harus saling menyeimbangkan

Sistem konstruksi penggantung inipun dibagi jadi 2 bagian utama Æ Penggantung massa bangunan (A)

Æ Core penopang massa bangunan (B)

Sistem konstruksi penggantung massa utara(kepala) inipuun dibagi 2 komponen utama yaitu:

Æ Busur penyalur beban gaya (tulang punggung) (c) Æ Rangka Penggantung beban (tulang rusuk) (d)

(A) (d)

(c)

(B) (B)

Gambar 3.26. Skema Sistem Konstruksi dan Massa Bangunan

Sesuai dengan konstruksi anatomi tulang dinosaurus, maka bangunan ini terdiri dari 3 komponen utama pendukung bangunan. Yaitu

Æ Sistem konstruksi bangunan (kerangka)

Æ Massa bangunan yang menjadi beban konstruksi

Sistem konstruksi bangunan memiliki 2 bagian posisi penggantung massa:

Æ Konstruksi massa utara (U) Æ Konstruksi massa selatan (S)

(U) (S)

(22)

Seperti terlihat diatas beban massa terbagi menjadi 2 bagian, bagian utara(Æ) dan bagian selatan (Å). Prinsip gaya antar keduanya harus saling menyeimbangkan.

Komponen strukturalnya sendiri terbagi jadi struktur penggantung (A) dan struktur core penopang (B)

Gambar 3.27. Skema Sistem Konstruksi dan Massa Bangunan Utara

Konstruksi penggantung ini terbagi jadi 2 bagian lagi yaitu Busur penyalur beban gaya (A) serta Konstruksi pemegang beban bangunan (B)

Prinsip kerjanya menyamakan kerja tulang punggung dan rusuk pada dinosaurus. Beban dipegang oleh rusuk penggantung, dan rusuk penggantung ini bertumpu pada busur utama.

(A) (B)

(23)

3.5.2 Analisa Sistem Penyaluran Beban

3.5.2.1Sistem Penyaluran Beban Pada Konstruksi Kerangka Tyrannosaurus Rex.

Dorsal Vertebrae Caudal vertebrae Illium(ilia)

Fibulae

Caudal Ribs

Tarsalis

Gambar 3.28. Keterangan Kerangka Tyrannosaurus Rex

Gambar 3.29. Gaya Yang Terjadi Pada Sistem Kerangka Tyrannosaurus Rex

Pada Tulang Tyrannosaurus, yang menjadi pusat keseimbangan adalah tungkai illium yang memiliki kadar fosfor yang tinggi karena berfungsi sebagai penyeimbang beban depan(daerah kepala) yang disalurkan ruas tulang punggung depan(dorsal vertebrae)dan beban belakang(daerah ekor) yang disalurkan melalui ruas tulang punggung belakang(caudal vertebrae). Beban organ dalam dan daging dipegang oleh tulang rusuk(ribs) yang menumpu pada ruas tulang

Ribs

(24)

punggung(caudal & dorsal vertebrae) yang menyalurkan beban ke tengah sebagai penyeimbang dan disalurkan ke fibulae dan akhirnya berhenti di Tarsalis yang berfungsi sebagai pondasi.

Beban massa utara(U) dan selatan(S) dipegang oleh konstruksi rusuk penggantung(B). Untuk menahan beban massa bangunan yang cenderung jatuh kebawah, maka diperlukan resultan gaya keatas untuk mengangkat massa bangunan. Pada massa utara(U), gaya tersebut diperoleh dari kabel tarik pada ujung busur(p) ditarik menuju batang tarik keseimbangan(q) dan dilanjutkan menuju pondasi(r), hal yang sama terjadi pada massa selatan(S) ujung busur(t) ditarik menuju (q) dan dilanjutkan ke pondasi(v). Gaya-gaya tarik tersebut akan mengakibatkan tekan pada titik (w) dan (x), lalu diteruska langsung ke pondasi.

Core(cr) disini memiliki peranan untuk menahan beban lateral yang terjadi agar konstruksi kerangka tidak patah dan juga sebagai pengaku agar plat lantai atau massa bangunan tidak mengalami banyak pergerakan.

3.5.2.2 Pengadopsian Terhadap Sistem Konstruksi Bangunan

(B) (B) (p)

(t) (B)

(q)

(S) (U)

(w) (x)

(cr) (cr)

(r) (v)

Gambar 3.30. Penyaluran Gaya Pada Sistem Struktur

(25)

Caudal Vertebrae Dorsal Vertebrae Caudal Vertebrae Dorsal Vertebrae Illium

Ribs

Gambar 3.31. Perbandingan Konstruksi Asli T-rex Dengan Aplikasinya Dalam Bangunan

3.5.3 Material dan Detail Penyusun Komponen Struktural

bb) (st)

(aa)

Gambar 3.32. Aksonometri Rangka Utama Illium

Fib

Fibulae Ribs

Tarsalis Tarsalis ulae

(

(26)

Komponen struktural busur tulang punggung utama terdiri dari 2 busur rangka batang raksasa (aa) dan (bb) yang dihubungkan dengan segitiga space truss baja (st)

Untuk menambah kekakuan gaya lateralnya antara segitiga space truss dihubungkan dengan open web joist yang juga berfungsi sebagai pendukung rangka penutup atap, Hubungan antara Space Truss, Open Web Joist lengkapnya dapat dilihat dari gambar 3.25 dan 3.26 (Detil A dan F).

Sedangkan bila dilihat dari samping, maka busur ini juga terbagi jadi busur bagian utara dan selatan, (bagian kepala dan ekor T-Rex) yang harus saling meneyimbangkan, maka hubungan join segitiga space truss dan busur rangka utamanya harus diperhatikan, karena memiliki posisi yang krusial, sebagai tungkai illium (pada T-Rex) yang menjadi titik temu dua bagian yang harus saling menyeimbangkan. Detail lengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.27 (Detil C)

Detil F Open Web Joist

Detil A

Space Truss

Busur Selatan Busur utara

Gambar 3.33. Rangka Busur utama

(27)

Gambar 3.34. Detil A

Gambar 3.35. Detil F

(28)

Tampak atas

Gambar 3.36. Detil C

(29)

Sedangkan untuk komponen struktural busur tulang punggungnya sendiri terdiri dari rangka batang besar yang masing masing kompoen penyusunnya juga terdiri dari 4 rangka batang yang ditutup plat GRC sebagai finishingnya.

Potongan Komponen Busur

Gambar 3.37. Busur Utama

Bila salah satu komponen rangka batang busur utama dipotong maka akan terlihat bahwa satu batang komponen busur utama ini terdiri dari 4 rangka batang baja I 400x400 yang difinishing dengan ditutup plat GRC kasar untuk mendapatkan tampilan natural.

Gambar 3.38. Potongan Komponen Penyusun Rangka Busur Utama

(30)

Lalu pada sistem ”tulang rusuk” atau konstruksi pemegang beban sendiri juga terdiri dari rangkaian rangka batang baja I 400x400 yang juga difinishing tekstur kasar dengan material plat GRC.

Rangka batang Baja I 400x400

Finishing plat GRC kasar

Gambar 3.39. Rangka Batang Busur Rusuk Pengganntung Lantai

Gambar 3.40. Aksonometri Busur Rusuk Penggantung Lantai

Untuk menahan gaya lateral utara-selatan dan sebaliknya agar rusuk tidak patah maka diberi batang pengaku baja kanal C yang juga difungsikan

sebagai pendukung plat dinding.

Batang baja kanal C Gaya Lateral

(31)

Hubungan antara rangka batang rusuk penggantung, batang C pengaku pendukung dinding dan lantai yang digantung dapat dilihat pada gambar 3.31(DetailE)

Gambar 3.41. Detail E

(32)

Peranan core disini adalah sebagai panahan beban lateran dan pengaku massa bangunan dari beban lateral. Hubungan antara Core, rangka dan plat lantai dapat dilihat pada gambar berikut.

Gaya lateral Barat – Timur

Gaya Lateral Utara - selatan

Core

Gambar 3.42. Peranan Core

Gambar 3.43. Detail D

(33)

3.5.4 Finishing Fasad Bangunan

Dalam sub-bab sebelumnya telah banyak dijelaskan tentang finishing komponen struktural bangunan, dalam hal ini akan dijelaskan penggunaan material penutup elemen – elemen bangunan lebih lanjut yang belum dijelaskan pada sub-bab berikutnya.

`

Gambar 3.44. Potongan Keterangan Fasad bangunan.

Æ a) Bahan penutup `dinding exterior plat GRC finishing tekstur kasar.

Æ b) Bahan penutup rangka busur utama plat GRC finishing tekstur kasar.

Æ c) Bahan penutup atap busur plat aluminium.

Æ d) Bahan penutup atap lobi utama plat aluminium.

Æ e) Bahan penutup atap ujung bangunan plat GRC tektur kasar.

Æ f) Bahan dinding core beton finishing tekstur kasar.

Æ g) Bahan dinding fasad panel Curtain Wall 0.01

a a

c

b e

e

f f g

g d

(34)

Massa fasad penutup lobby

Æ Massa fasad penutup lobby ini terpisah dengan konstruksi bangunan yang ada.(pondasi utama) dan sebagainya.. Memiliki pondasi sendiri dan berdiri sendiri.

Gambar 3.46. Detil H

Æ Terdiri dari rangkaian space truss difishing dengat penutup dinding plat GRC kasar.

Gambar 3.45. Potongan Massa Fasad Lobby Area

(35)

3.6 Sistem Utilitas Bangunan

3.6.1 Sistem Air Bersih

Pengadaan air bersih langsung dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk persediaan air minum dan untuk keperluan sehari-hari dengan sumur bor. Sistem distribusi air bersih yang digunakan adalah sistem upfeed.

Pada bangunan museum ini. tandon air diletakkan pada lantai basement. Air dari tandon didistribusikan dengan pompa menerus ke atas. Selanjutnya pompa akan mendistribusikan air menuju toilet, kafetaria, dan sistem pencegah kebakaran.

Kebetulan karena wc pada bangunan ini tipikal (di dalam core), semua menerus hingga basement, maka memudahkan penerapan sistem ini.

pa

Gambar 3.47. Aksonometri Distribusi Air Bersih

Diagram 1. Sistem Distribusi Air Bersih Pom

Tandon bawah + pompa

PDAM

Meteran

Pompa

Pompa Area yang dilayani

Tandon

(36)

3.6.2 Sistem Pembuangan

Bahan buangan berupa air kotor yang berasal dari toilet, wastafel, dapur, ruang keamanan, kafetaria, halaman dan taman dapat langsung dialirkan ke sumur resapan sedangkan bahan buangan berupa kotoran padat yang berasal dari toilet dialirkan ke septic tank terlebih dahulu kemudian dialirkan ke sumur resapan yang jaraknya minimal 10 meter dari septic tank.

Diagram 2. Sistem Pembuangan Air Kotor & Kotoran

3.6.3 Sistem Pelistrikan

Sistem listrik melalui bagian ME di area servis dengan cadangan genset, kemudian melalui panel-panel distribusi ke seluruh bagian bangunan.

Distribusi listrik melalui: PLN – meter listrik – panel PLN (cadangan genset) – trafo – panel utama – panel distribusi.

3.6.4 Sistem Penghawaan

Sistem penghawaan yang digunakan aktif dengan AC sentral berupa chilled water system. Sistem ini dipakai dengan pertimbangan sistem ini dijalankan dengan dibantu alat untuk mengatur kelembaban udara (dehumidifier). Sistem ini dipakai pada ruang pamer dan tempat penyimpanan koleksi karena penggunaan yang hampir sepanjang waktu untuk mengkondisikan udara dengan kelembaban netral yang berkisar antara 40-60%. Ruang mesin AC disebar di dua tempat untuk pembagian pelayanan ruang yang besar agar ruangan tidak terlalu besar dan untuk kepentingan perawatan.

Septic tank Kotoran

Air Kotor

Sumur Resapan

Saluran Kota

(37)

3.6.5 Sistem Evakuasi Kebakaran

Menggunakan fasilitas evakuasi pada area jarak tempuh maksimum 30 meter dari tiap sudut ruangan. Pada massa penghubung/pusat diletakkan 4 tangga darurat

Gambar 3.48. Denah Posisi Tangga Darurat Lantai 3

Gambar

Gambar 3.5. Perspektif Eksterior A Fasad Bangunan
Gambar 3.7. Tampak Bangunan
Gambar 3.14. Pengadaan Fasilitas Lantai 7 Pengadaan fasilitas wahana pada lantai 7(7th floor)
Gambar 3.16. Resto Outdoor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nilai Tambah usaha pengolahan ubi kayu menjadi tepung Mocaf di daerah penelitian (tahun 2013). Variabel

REALISASI INVESTASI PMDN PROYEK/KEGIATAN USAHA TIDAK WAJIB LKPM (NON LKPM/ NON SPIPISE) BERDASARKAN IZIN USAHA BARU YANG DITERBITKAN KABUPATEN/ KOTA DI JAWA BARAT.. TRIWULAN I

Sekarang saatnya bagi pembeli untuk mengambil keputusan apakah membeli atau tidak membeli. Apabila konsumen memutuskan untuk membeli maka konsumen akan menjumpai

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memilki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di

Ibn Rusyd memberikan batasan tentang teori sebab akibat ini sebagai suatu hubungan yang mesti, tanpa adanya suatu ketetapan bagi suatu benda tidak akan bisa dibedakan antara

Dari hasil validasi pengukuran nilai osmolalitas larutan standar berdasarkan parameter akurasi, presisi, dan linearitas, maka dinyatakan bahwa alat automatic osmometer

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dan dokumen-dokumen yang

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VII C SMP N 3 Kebasen dalam menyelesaikan soal operasi hitung bilangan