• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Transportasi Wilayah

4.7. KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI 1Aspek Sosial

4.8.1 Sistem Transportasi Wilayah

Sistem transportasi bertujuan untuk memperlancar aktifitas orang, barang dan jasa dari suatu tempat ke tempat lain guna menunjang peningkatan perekonomian daerah, mempercepat usaha pemerataan pembangunan dan membuka akses terhadap kawasan terisolir maupun tertinggal. Untuk memudahkan mobilitas penduduk beserta kegiatan usahanya, maka peningkatan sistem transportasi dijadikan fokus utama.

Sistem transportasi di Kabupaten Dairi merupakan transportasi darat, terdiri dari jaringan Jalan dan Angkutan Sungai dan Penyeberangan (ASDP) kawasan Danau Toba. a) Jaringan Jalan

Jaringan Jalan merupakan salah satu penentu utama dalam mendukung percepatan pengembangan wilayah dan merangsang tumbuh dan berkembangnya permukiman dan aktifitas penduduk beserta kegiatan usaha sosial-ekonominya. Jaringan Jalan di Kabupaten Dairi dapat diakses sampai kedesa-desa, namun masih memerlukan Pembangunan Jalan di daerah terisolir/tertinggal dengan harapan dapat diakses sehingga percepatan pengembangan wilayah dapat terlaksana. Hal ini dapat dilihat dari kondisi eksisting, bahwa panjang Jalan di Kabupaten Dairi setiap tahun bertambah.

Pada tahun 2007, panjang jalan di Kabupaten Dairi adalah 1.520,27 km, terdiri dari Jalan Negara sepanjang 72,87 km, Jalan Provinsi Sepanjang 95,90 km dan Jalan Kabupaten sepanjang 1.351,50 km sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.18.

Tabel. 4.18. Panjang Jalan Kab. Dairi Tahun 2005-2007

Kondisi Jalan Kabupaten dapat dilihat berdasarkan jenis permukaan yang terdiri dari Jalan aspal, Jalan batu dan jalan tanah. Pada tahun 2007, Jalan aspal sepanjang 663,28 Km, Jalan batu sepanjang 270,93 Km dan Jalan tanah sepanjang 417,28 Km sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.19.

Tabel. 4.19. Panjang Jalan Kabupaten Dairi Menurut Jenis Permukaan Tahun 2005 – 2007

Berdasarkan Tabel 4.19. diketahui bahwa pada tahun 2006 Jalan Aspal Kabupaten bertambah sepanjang 38,40 Km, pada tahun 2007 bertambah sepanjang 44 Km. Total panjang jalan Kabupaten setiap tahunnya mengalami pertambahan, namun kondisi tersebut belum sepenuhnya dapat mengakses kawasan tertinggal di Kabupaten Dairi.

Profil Kabupaten Dairi IV - 32 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016 - 2020

b) Jembatan

Panjang Jembatan di Kabupaten Dairi yang berada pada Jalan Nasional sepanjang 700 m’ dengan jumlah 28 unit menghubungkan Kabupaten Dairi dengan kabupaten sekitarnya sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.20.

Tabel. 4.20. Jumlah dan Panjang Jembatan Yang Melalui Jalan Nasional di Kabupaten Dairi

c) Terminal

Terminal merupakan pangkalan kendaraan bermotor umum yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/ataubarang, serta perpindahan antar moda angkutan. Untuk menunjang kelancaran perpindahan orang dan/atau barang serta keterpaduan intra moda dan antar moda di Kabupaten Dairi, telah dibangun Terminal Penumpang A (regional) di Sitinjo dan Terminal C dalam kota Sidikalang.

d) Angkutan

Angkutan merupakan hal yang sangat penting untuk memperlancar dan mendorong kegiatan Perekonomian. Semakin meningkatnya Pembangunan Jaringan Jalan, berbanding lurus dengan mobilitas orang, barang dan jasa dari dan ke wilayah lain. Karakter angkutan di Kabupaten Dairi, meliputi :

• Angkutan umum perkotaan dan perdesaan di wilayah Kabupaten Dairi; • Angkutan umum antar kota dalam Kabupaten dalam Provinsi;

• Angkutan umum antar kota dalam Kabupaten antar Provinsi; • Angkutan barang.

Angkutan umum yang melayani trayek di Kabupaten Dairi sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.21.

Tabel. 4.21. Jumlah Kendaraan Angkutan di Kabupaten Dairi

e) Dermaga

Dermaga di Kabupaten Dairi terletak di kawasan Danau Toba Kecamatan Silahisabungan. Moda transport masih sangat terbatas, utamanya dalam memenuhi kebutuhan pariwisata, sedangkan untuk mendukung mobilisasi aktifitas sosial Ekonomi penduduk masih menggunakan transportasi darat, yaitu jaringan Jalan Raya.

Profil Kabupaten Dairi IV - 34 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016 - 2020

4.8.2 Utilitas

Utilitas di Kabupaten Dairi meliputi jaringan Listrik, telepon, air bersih, drainase dan persampahan.

a) Listrik

Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang terus menerus meningkat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kegiatan ekonomi dan mengatasi

keterbatasan daya serta mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM), Pembangkit Listrik dengan menggunakan tenaga Hydro telah dibangun di Kabupaten Dairi, yaitu PLTA Renun yang telah beroperasi sejak tahun 2006 dengan kapasitas energi 213,3 mega watt/tahun.

PLTA Renun bertujuan membangkitkan tenaga listrik yang ekonomis dengan jalan mengalihkan aliran sungai Lae Renun dan kesebelas anak sungainya ke Danau Toba dengan memanfaatkan perbedaan tinggi antara permukaan sungai ke Danau Toba. Stasiun Pembangkit energi listrik ditempatkan di Kecamatan Silahisabungan. Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.22. kebutuhan energi listrik di Kabupaten Dairi mencapai 2.578.868 kwh, tertinggi berada di Kecamatan Sidikalang dan Sumbul, masing-masing sebesar 10.578.216 KWA dan 4.029.468 KWA.

Tabel. 4.22. Jumlah Pelanggan Listrik dan Arus Pemakaian di Kabupaten Dairi

b) Telepon

Fasilitas Telekomunikasi di Kabupaten Dairi dilayani oleh PT. Telkom dan Telepon Seluler. Operator telepon seluler umumnya yaitu Telkomsel, Simpati, As, Mentari, Pro XL, dan lain-lain dengan jangkauan seluruh Ibukota Kecamatan di Kabupaten Dairi. Wilayah pelayanan PT. Telkom masih terbatas di Kota Sidikalang, Sumbul, Tigalingga, Parongil dan Ibukota Kecamatan (IKK). Pelanggan PT. Telkom di Kabupaten Dairi didominasi di Kota Sidikalang dengan Jumlah 3.000 pelanggan, Kota Sumbul sejumlah 400 pelanggan dan Kota Tigalingga sejumlah 200 pelanggan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.23.

Profil Kabupaten Dairi IV - 36 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016 - 2020

Tabel. 4.23. Jumlah Pelanggan Telepon di Kabupaten Dairi

c) Air Bersih

Cakupan pelayanan air minum perkotaan di Kabupaten Dairi baru mencapai 34 % yang meliputi Sistem Perpipaan sekitar 32 % dan sistem non Perpipaan yang terlindungi sekitar 2 %. Diperkirakan masih terdapat masyarakat miskin di perkotaan yang belum terlayani air minum baik dengan sistem perpipaan maupun sistem non perpipaan yang terlindungi sebanyak 1.000 jiwa.

Cakupan pelayanan air minum perdesaan di Kabupaten Dairi terdapat 13 unit, dengan cakupan pelayanan sekitar 9 % dari seluruh penduduk perdesaan yang meliputi sistem

Perpipaan sekitar 8 % dan sistem non Perpipaan yang terlindungi sekitar 1 %. Masih terdapat IKK rawan air minum dan desa rawan air minum.

Wilayah pelayanan PDAM Tirta Nciho saat ini telah berkembang ke beberapa Kecamatan, utamanya IKK dan Perdesaan di sekitar IKK. IKK yang pada saat ini telah mendapatkan akses jaringan air minum sejumlah 8 (delapan) IKK termasuk Kota Sidikalang, sedangkan untuk wilayah pelayanan pada tingkat perdesaan,

akses jaringan hanya terdapat di sekitar wilayah pelayanan Kota Sidikalang dan IKK lainnya sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.24.

Tabel. 4.24. Wilayah Pelayanan PDAM Tirta Nciho Kabupaten Dairi

Dari Tabel 4.24. menggambarkan bahwa persentase pelayanan air minum di Kota-kota maupun IKK di Kabupaten Dairi masih sangat rendah. Khusus untuk Kota Sidikalang dan wilayah sekitarnya pada saat ini hanya mampu menjangkau setengah dari jumlah pelanggan. Dengan demikian, Sistem Penyelenggaraan Air Minum (SPAM) di Kabupaten Dairi belum mampu memenuhi kriteria penyelenggaraan air minum sebagaimana ditargetkan Pemerintah maupun pencapaian yang diharapkan. Rendahnya pelanggan PDAM Tirta Nciho dalam wilayah pelayanan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu :

Profil Kabupaten Dairi IV - 38 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016 - 2020 • Terbatasnya akses ke jaringan air minum;

• Produksi air minum tidak mencukupi;

• Unit produksi (IPA) tidak mampu meningkatkan Kapasitas Produksi dan tidak tersedia reservoir untuk cadangan air minum yang juga dapat berfungsi sebagai sarana pengatur kontinuitas distribusi;

• Kualitas produksi sangat rendah, sehingga mengakibatkan menurunnya minat masyarakat untuk berlangganan; dan

• Jaringan perpipaan tidak memadai, tingkat kehilangan air sangat besar sehingga sulit melakukan ekspansi distribusi.

d) Drainase

Kondisi saluran Drainase di Kota-kota dan Ibukota Kecamatan (IKK) di Kabupaten Dairi banyak mengalami endapan, aliran air kurang lancar, kemiringan saluran kurang sesuai serta kurang serasinya antara hubungan saluran yang satu dengan yang lainnya; seperti kurang sesuainya penampang basah saluran yang menyeberang/menyilang jalan seperti gorong-gorong, saluran-saluran yang terletak di bawah trotoar kurang dapat terkontrol karena jumlah bak kontrol yang sedikit atau jarak bak kontrol yang terlalu jauh.

Pada beberapa ruas jalan, pembuangan air dari jalan ke saluran drainase kurang terpelihara bahkan tidak memiliki saluran drainase tepi sehingga pengeringan air dari muka jalan sangat sulit selain hanya dengan penguapan air pada muka jalan. Pada lokasi tertentu terdapat dimensi salurannya cukup besar dan kemudian mengecil (saluran tersier), sehingga pada saat hujan dengan curah hujan yang agak tinggi akan menggenangi jalan.

Kemiringan saluran sangat bervariasi, di beberapa kawasan pola saluran miring dengan sangat curam, tetapi di beberapa kawasan saluran hampir landai,

sedangkan di beberapa lokasi, saluran drainase menjadi sempit bahkan mengalami kerusakan.

Karakter topografi Kabupaten Dairi sangat spesifik dan bervariasi dengan curah (ceruk) yang cukup dalam, dimana pada musim hujan berfungsi sebagai saluran drainase alami. Sungai-sungai di Kabupaten Dairi berfungsi sebagai saluran drainase alami yang mengalirkan air hujan diatas permukaan tanah (surface run off). Pada titik-titik lokasi tertentu masih terdapat genangan air akibat luapan/limpasan yang disebabkan saluran drainasenya kurang optimal atau tidak sesuai dengan dimensi badan saluran.

e) Persampahan

Secara umum cara pembuangan sampah dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu Pertama adalah pembuangan secara individual, seperti membuang sampah secara individu dengan metode dan cara tersendiri; Kedua adalah dengan membuang sampah secara kolektif yang dikelola oleh pemerintah atau swasta. Cara pembuangan sampah di Kabupaten Dairi diarahkan secara kolektif dengan menyediakan tempat sampah, Selanjutnya dibuang pada tempat/lokasi (TPS) yang telah disediakan sebelum diangkut ke TPA.

Pelayanan persampahan di Kota-kota dan IKK di Kabupaten Dairi termasuk dalam Kategori penanganan yang Prioritas untuk diantisipasi, mengingat pelayanan ini termasuk pelayanan utama dari aspek penyediaan prasarana dan sarana dasar Perkotaan.

Pengelolaan persampahan ini terkait erat dengan luas dan jangkauan layanan, karakteristik manajemen persampahan, kondisi fisik TPA, prasarana dan sarananya serta partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan persampahan yang ada.

Tingkat pelayanan sampah di Kabupaten Dairi masih sangat terbatas, karena belum tersedianya sarana dan prasarana sistem pengelolaan persampahan, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.45.

Profil Kabupaten Dairi IV - 40 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016 - 2020

Tabel. 4.25. Prasarana dan Sarana Persampahan di Kabupaten Dairi

Khusus Kota Sidikalang, telah disediakan beberapa tong sampah di tempat-tempat strategis dalam kota, seperti dipusat pasar, pertokoan, perkantoran, permukiman penduduk di Perkotaan.

Sedangkan pada daerah yang belum terlayani, sampah dikelola secara individu, yaitu dengan cara mengumpulkan sampah pada suatu tempat dan kemudian dibakar atau ditimbun. TPA di Desa Karing Kecamatan Berampu merupakan satu-satunya TPA sampah di Kabupaten Dairi dengan luas areal 4 ha di 2 lokasi TPA yang melayani persampahan dengan menggunakan sistem open dumping dimana sampah hanya dibuang/ditimbun tanpa dilakukan penutupan dengan tanah. Saat ini kondisinya masih dapat digunakan secara terbatas.

f) Limbah

Pengelolaan prasarana dan sarana air limbah pada setiap daerah mempunyai karakteristik yang berbeda, baik tingkat pelayanan, jenis dan jumlah pelayanannya. Pengelolaan sanitasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) sistem yaitu:

- Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (on-site system); - Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (off-site system).

Berdasarkan studi EHRA, bahwa perilaku masyarakat BABS masih sebesar 46 % sedang untuk tempat penyaluran akhir tinja di Kabupaten Dairi sebesar 55 % menggunakan tangki septik, 35 % menyatakan tidak tahu, 7 % di cubluk/lobang tanah. Dari yang menggunakan septik tank diperoleh data bahwa 33 % tangki septik suspek tidak aman. Untuk layanan penyedotan lumpur tinja di Kabupaten Dairi tidak ada, hal ini disebabkan masih rendahnya kepedulian masyarakat perlunya dilakukan penyedotan lumpur tinja. Pendanaan dan pembiayaan masih belum mencukupi baik dari pemerintah maupun pihak swasta, sehingga berdampak pada terbatasnya penyediaan sarana dan parasarana, sistem maupun cakupan layanan pengelolaan air limbah domestik.

Permasalahan mendesak serta area berisiko sanitasi di Kabupaten Dairi yang tertuang dalam Buku Putih Sanitasi sebagai hasil analisis Pokja Sanitasi, akan menjadi salah satu dasar yang bersifat urgen dalam penentuan arah dan tahapan pengembangan sanitasi. Identifikasi sistem sanitasi yang paling sesuai untuk suatu wilayah serta perumusan program dan kegiatan yang diusulkan, dirangkum dalam penetapan sistem dan zona sanitasi. Sistem sanitasi adalah suatu proses multi-langkah, dimana berbagai jenis limbah dikelola dari titik timbulan (air limbah) ke titik pemanfaatan kembali atau pemrosesan akhir. Setiap tahapan disebut kelompok fungsional karena memiliki teknologi sendiri-sendiri dengan pengelolaan spesifik, ditentukan berdasarkan pentahapan implementasinya. Penentuan sistem sanitasi juga perlu mempertimbangkan berbagai aspek, tidak hanya teknis tetapi juga kemampuan Keuangan daerah, Kelembagaan, Regulasi serta kondisi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat setempat.

Profil Kabupaten Dairi IV - 42 RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) 2016 - 2020

Tabel. 4.26.Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Dairi

No Sistem

Cakupan Layanan Exsisting*

(%)

Target cakupan Layanan* (%) Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang (a) (b) (c) (d) (e) (f)

A Buang Air Besar Sembarangan (BABS) 46 32 0 0 B Sistem On-site 1 Cubluk dan sejenisnya 13 8 0 0 2 Individual (Tangki Septik) 41 50 55 60 C Sistem Komunal 1. MCK/MCK++ 0 10 20 25 2. IPAL Komunal - - - 15 3. Tangki Septik Komunal - - - -D Sistem Off-Site (Terpusat) 0 - 5 20 T O T A L 100 100 100 100

Dokumen terkait