PERDAGANGAN MEUBEL DI SURAKARTA
A. ANALISA MIKRO 1. Analisa Kegiatan
6. Sistem utilitas bangunan
Analisa :
Untuk struktur atap terdapat beberapa alternatif struktur, yaitu: - Struktur rangka baja
Bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas. - Struktur kabel
Dapat menahan atap dengan bentangan besar. - Struktur beton bertulang
Bentangan besar dan kemungkinan variasi bentuk atap cukup luas - Space frame
Bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas. - Struktur rangka kayu
Bentangan relatif kecil dan variasi bentuk terbatas.
6. Sistem utilitas bangunan
a. Analisa Sistem Transportasi dalam bangunan
Tujuan : memberikan kenyamanan berlalu lintas dalam bangunan.
Dasar Pertimbangan :
- Banyaknya lantai (ketinggian bangunan)
- pemakai sistem transportasi (tipe dan fungsi dari bangunan)
Bangunan yang direncanakan merupakan bangunan dengan lantai lebih dari satu / berlantai banyak, sehingga bangunan menggunakan alat transportasi vertikal.
commit to user
atau barang dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift ini biasa dipasang untuk bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai, karena kemampuan orang untuk naik turun dalam menjalankan tugasnya hanya mampu dilakukan sampai 4 lantai.
Selain lift untuk pengunjung, dibutuhkan juga lift untuk mengangkut barang. lift barang ini juga dapat berfungsi sebagai lift pemadam kebakaran.
Sistem transportasi vertical lain yang dapat digunakan dalam bangunan adalah eskalator dan tangga.
b. Analisa Sistem Penyediaan Listrik
Tujuan : Mendapatkan pasokan listrik yang memadahi untuk
menunjang kegiatan di dalam bangunan Dasar Pertimbangan :
- Banyaknya massa bangunan
- Macam aktivitas yang terjadi
Dalam pengadaan sumber tenaga listrik ada dua sumber untuk mendapatkannya, yaitu :
§ Tenaga Sendiri (Sumber tenaga listrik atau generator)
§ Kebutuhan dari PLN PLN Gardu Induk Gardu Distribusi Metera Panel Utama Panel Cabang Trafo Automatic Switches Genset Panel Cabang Panel Cabang
commit to user
c. Analisa Sistem Pengamanan Bahaya Kebakaran
Tujuan : untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran.
Dasar Pertimbangan :
- fungsi bangunan
- luasan bangunan
- peralatan di dalam bangunan
Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak terkendali,sehingga dapat mengancam keselamatan jiwa manusia maupun harta benda. Nyala api adalah reaksi dari bahan bakar,panas dan oksigen
Bahan yang mudah terbakar adalah :
- benda padat : kayu,kertas,plastik dan sebagainya - benda cair : bensin, spirtus dan sebagainya - gas : astelin, LNG dan sebagainya
Pencegahan bahaya kebakaran berarti segala usaha yang dilakukan agar tidak terjadi penyalaan api yang tidak terkendali
Sumber panas yang dapat menimbulkan kebakaran : - sinar matahari,
- listrik dapat menimbulkan korsleting
commit to user
sehingga terjadi loncatan bunga api
- panas yang berasal dari reaksi kimia,di gedung-gedung bahan kimia Sistem pemadaman
- penguraian , yaitu memisahkan atau menjauhkan benda-benda yang dapat terbakar
- pendinginan, yaitu penyemprotan air pada benda-benda yang terbakar - isolasi atau sistem lokalisasi, yaitu dengan cara menyemprotkan bahan kimia karbondioksida.
- blasting effect system, yaitu dengan cara memberikan tekanan yang tinggi misalnya dengan cara meledakkan bahan peledak
Kelas sistem dan bahan pemadam kebakaran
no Kelas kebakaran Sistem
Pemadaman Bahan pemadaman air Foam (busa) CO2 CTF- BCF Power Dry Chemical 1 Kelas A : kayu,karet,tekstil Pendinginan, penguraian
baik boleh boleh boleh boleh
2 Kelas B :
bensin,cat,minyak dll
isolasi bahaya baik baik boleh boleh
3 Kelas C : listrik dan mesin-mesin
Isolasi bahaya baik baik boleh baik
4 Kelas D : logam Isolasi,
pendinginan
bahaya bahaya boleh bahaya baik
BCF = Bromide, Clorine, Fluorine adalah jenis gas Halon Bahan pemadam api CO2 = carbondioksida
Prosentage CO2 yang diperlukan untuk ruangan yang memakai sistem otomatis
commit to user
Sistem pemadaman kebakaran dibedakan menjadi 3 :
a. Deteksi Awal
b. Pemadaman Awal
c. Penyelamatan
Dalam sistem pemadaman kebakaran, sistem deteksi awal merupakan peringatan dini untuk mencegah terjadinya kebakaran yang lebih luas. Sistem deteksi awal mampu mengurangi atau mencegah dampak kebakaran yang ditimbulkan oleh konsleting ataupun penyebab lainnya. Apabila sistem deteksi awal belum dapat mencegah padamnya api maka akan dilanjut dengan sistem pemadaman baik itu menggunakan sprinkler gas atau air. Untuk menyelamatkan nyawa orang yang berada dalam kebakaran digunakan sistem penyelamatan dengan menggunakan tangga darurat.
a. Sistem deteksi awal bahaya (early warning detection) yang secara otomatis memberikan alarm bahaya atau langsung mengaktifkan alat pemadam. Dibagi atas dua bagian yaitu sistem otomatis dan sistem semi otomatis
commit to user Api Alat deteksi Panel alarm manusia sistem start
Pada sistem otomatis, manusia hanya diperlukan untuk menjaga kemungkinan lain yang terjadi.
Sistem deteksi awal terdiri dari :
o Alat Deteksi Asap (smoke detector)
Smoke detector mempunyai kepekaan yang tinggi dan akan memberikan alarm bila terjadi asap di tempat alat itu dipasang
o Alat Deteksi Nyala Api ( flame detector)
Flame detector dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan cara menengkap sinar ultra violet yang dipancarkan nyala api tersebut.
o Alat Deteksi Panas (heat detector)
Heat detector dapat membedakan adanya bahaya kebakaran dengan cara membedakan kenaikan temperatur(panas) yang terjadi di ruangan. Prinsip kerja deteksi awal adalah : akibat dari bekerjannya alat-alat deteksi asap,deteksi nyala api maupun deteksi panas tersebut, suatu
Api Alat deteksi Panel alarm
System start Alat pemadam aktif
Alat pemadam aktif Skema v.16. cara kerja system pemadam semi otomatis dan sistem otomatis
commit to user
sinyal listrik dikirimkan ke panel kontrol alarm bahaya, sebagai input data yang akan diolah lebih lanjut.
Panel kontrol alarm bahaya, merupakan unit pengontrol yang akan mengadakan pengolahan, seleksi dan evaluasi data. Hasilnya merupakan suatu output yang berisi tentang informasi tentang lokasi kebakaran sehingga petugas dapat mengetahui lokasi kebakaran. Bila pada lokasi kebakaran sudah dilengkapi dengan pemadam api otomatis, maka sinyal dari unit kontrol dapat langsung mengaktifkan peralatan tersebut (misalnya sprinkler otomatis).
b. Sistem pemadaman antara lain o Sistem sprinkler
Sprinkler adalah suatu alat semacam Nozzle(penyemprot) yang dapat memancarkan air secara pengabutan (fog) dan bekerja otomatis. Bahan pemadamnya adalah air maupun jenis gas lainnya seperti karbondioksida,halon dll. Oleh sebab itu instalasi sprinkler khusus digunakan untuk pemadaman kebakaran kelas A.
Sprinkler dibedakan menjadi 2 jenis yaitu : - Sistem sprinkler gas
□ Bahan pemadam CO2 adalah bahan yang efektif digunakan untuk pemadam kebakaran kelas C,misalnya di ruang-ruangan mesin/listrik,dudang-gudang peralatn mesin dan sebagainya. Peralatanya terdiri dari :
♦ alat deteksi bahaya kebakaran Panel Kontrol
commit to user
Tabung-tabung utama pemadam CO2,berisi bahan CO2 cair dan bertekanan yang dihubungkan satu sama lain dengan pipa yang kemudian dihubungkan lagi dengan Nozzle Pengeluaran yang akan memancarkan semua isi tabung utama setelah sistem otomatis pemadam dijalankan
Tabung Start CO2, terdiri dari 2-3 tabung yang berfungsi untuk menstart tabung-tabung utama dengan cara memberikan tekanan gas yang cukup besar sehingga katub-katub pengeluaran terbuka dan bahan pemadam CO2 memancar ke luar melalui Nozzle pengeluaran.
□ Pemadam power (dry chemical otomatis)
Power dry chemical atau serbuk kimia kering adalah bahan pemadam yang serbaguna. Dapat dipakai untuk memadamkan kebakaran kelas A-B dan C. Alat deteksinya adalah cara pendeteksian panas yang merupakan gabungan dari sistem deteksi panas dengan sistem mekanis alat portable. Alat ini akan bekerja
□ Instalasi pemadam tetap gas halon secara otomatis menyemprotkan bahan Dry Chemical bila terjadi kebakaran dan temperatur ruangan mencapai 72 °C. Pemasangan Power Dry Chemical barada di langit-langit ruangan pada ketinggian 2-2.5m di atas peralatan yang kemungkinan besar dapat menjadi sumber api.
Pemadam halon adalah bahan yang terdiri dari beberapa unsur kimia. Prinsip kerja pemadamanya sama dengan pemadam CO2 yaitu dengan cara isolasi oksidasi. Sistem startnya juga
commit to user
menggunakan CO2 dan dikendalikan dari panel kontrol. Cara pengoperasiannya sama dengan pemadam CO2. Gas halon terdiri dari Carbon(C), Fluorine(F), Bromide(Br) dan Iodine (I).
- Sistem sprinkler air
Berfungsi untuk mencegah terjadinya kebakaran pada radius tertentu untuk melokalisir kebakaran. Sprinkler air berfungsi apabila dipicu oleh heat and smoke detector yang memberikan pesan ke pusat. Setiap sprinkler juga dilengkapi dengan sensor untuk mengetahui lokasi kebakaran.
o Sistem hydrant
- Indoor hydrant
Berupa gulugan selang dan hydrant sebagai sumber airnya, digunakan untuk memadamkan api yang cukup besar. Diletakan di tempat-tempat strategis yang mudah dan dikenali serta di tempat yang memiliki resiko kebakaran yang tinggi. Sumber air hydrant diambil dari ground tank untuk kebutuhan air sehari-hari.
- Outdoor hydrant
Dihubungkan pada pipa PDAM untuk mendapatkan kepastian sumber air dan tekanan air yang memadai.
o Fire estinguisher
Berupa tabung karbondioksida portable Untuk memadamkan api secara manual oleh manusia. Ditempatkan di tempat-tempat strategis yang mudah dan dikenali serta di tempat yang memiliki resiko kebakaran yang tinggi.
c. Sistem Penyelamatan Tangga darurat
commit to user
direncanakan untuk 3 orang yang berjalan berdampingan.
Pasokan air
Pada kota-kota besar ,diperlukan air untuk keperluan hidran,selang kebakaran dan sistem sprinkler yang dipasok dari jaringan pipa air di jalan-jalan utama. Untuk keperluan praktis,air dapat diperoleh dengan menyemprot air dari kolam renang, waduk, saluran riol kota atau sungai. Sejumlah cadangan air diperlukan untuk hidran dan sistem sprinkler dan umumnya disimpan dalam tempat air tertentu (reservoir). Jika dimungkinkan ,suatu tangki penyimpanan air dapat difungsikan ganda, baik itu untuk keperluan keseharian maupun untuk keperluan pemadaman api. Agar di dalam tangki selalu tetap tersedia cadangan air yang dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran, maka lubangan pasokan(outlet) untuk kebutuhan keseharian dibedakan dengan lubang untuk keperluan pemadam api.
c. Analisa Sistem Penghawaan Buatan
Tujuan : Mendapatkan penghawaan udara yang stabil di dalam ruangan Dasar Pertimbangan :
- Efisien bangunan.
- Tuntutan persyaratan suhu udara yang konstan dalam ruangan - Penciptaan Kelembapan 60 % – 70 %.
- Kemudahan dalam pengaturan suhu dan kelembaban
AC untuk mendinginkan ruang (menurunkan temperatur) ruang dengan mengurangi tingkat kelembaban udara dan mengalirkan udara tetap bersih. Menggunakan AC Sentral dengan sistem All Water System, penempatan AHU pada lantai dasar dengan pertimbangan :
- Bangunan penunjang / massa utama tidak efektif jika memakai AC Unit.
commit to user
(Skema V.17 sistem penghawaan buatan)
- All Water System lebih efektif, irit dan tidak cepat rusak.
d. Analisa Sistem Komunikasi
Tujuan : Mendapatkan system komunikasi yang dapat menunjang aktivitas pada bangunan.
Dasar Pertimbangan :
o Aktivitas pengunjung
o Kemudahan komunikasi
Sistem komunikasi yang digunakan terbagi atas dua macam, di luar dan di dalam bangunan yaitu :
1) Di luar bangunan dengan menggunakan : - Alat telepon
- Menggunakan langsung sambungan dari wartel
- Radio komunikasi
2) Di dalam bangunan, alat yang digunakan : - Interkom antar ruang
- Paging, Digunakan untuk komunikasi satu arah, fungsinya sebagai alat panggil, backsound musik, dan pengumuman yang dapat dikontrol dari satu tempat.
e. Analisa Sistem Penangkal Petir
Cooling tower chiller
commit to user
Dasar Pertimbangan :
- Kemampuan untuk melindungi gedung dari sambaran petir.
- Tidak menyebabkan efek elektrifikasi atau flashover pada saat penangkal petir mengalirkan arus listrik ke grounding.
- Pemasangannya tidak mengganggu penampilan bangunan.
Instalasi penagkal petir adalah instalasi suatu sistem dengan komponen-komponen dan peralatan-peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir dan menyalurkan ke tanah, sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya atau benda-benda yang dilindunginya terhindar dari bahaya sambaran petir.
Terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut :
1. penghantar di atas tanah, ialah penghantar yang dipasang di atas atap sebagai penangkap petir, berupa elektroda logam yang dipasang tegak dan elektroda logam yang dipasang mendatar
2. penghantar pada dinding atau di dalam bangunan, sebagai penyalur arus petir ke tanah yang terbuat dari tembaga, baja galvanish atau alumunium.
3. elektroda-elektroda tanah, antara lain :
- elektroda strip (pita), yang ditanam minimum 0,5-1 m dari permukaan tanah
- elektroda batang, dari pipa atau besi baja profil yang dipancangkan tegak lurus dalam tanah sedalam 2m
- elektroda pelat, ditanam minimum 50 cm dari permukaan tanah.
Penangkal petir menggunakan sistem Faraday, yaitu menggunakan sebuah batang yang runcing dari bahan cooper spit yang dipasang pada paling atas bangunan, dan dihubungkan dengan batang tembaga menuju elektroda tanah dan dibuat memanjang atau berbentuk sangkar sehingga jangkauan lebih luas.
commit to user
(Skema V.18. Sistem distribusi air bersih)
f. Analisa Sistem Air Bersih
Tujuan : Menyediakan air bersih untuk aktivitas pada bangunan. Dasar Pertimbangan :
- Kemampuan untuk menyediakan air bersih
- Luas bangunan / wilayah yang terlayani
Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur yang ditampung pada bak penampungan dan didistribusikan melalui pipa-pipa saluran. Pendistribusian air bersih di dalam bangunan menggunakan sistem down feed distribution, air dari PDAM dan sumur disalurkan menuju tangki yang berada di atas (roof tank) melewati water treatment dengan menggunakan pompa, kemudian disalurkan menuju ruang-ruang yang memerlukan.
g. Analisa Sistem Air Kotor dan Air Hujan
Tujuan : Menyalurkan air kotor dari berbagai sumber dan Air hujan ke tempat pembuangan akhir.
Dasar Pertimbangan :
- Kemampuan untuk membuang air kotor
Lantai Lantai
PDAM Tandon bawah Pompa
Treatment Pompa
Sumur
commit to user
(SkemaV.19. sistem air kotor dan hujan)
h. Analisa Sistem Pengelolaan Sampah
Tujuan : Membuang sampah yang tidak terpakai ke tempat
pembuangan akhir dan Memilah sampah yang masih bisa didaur ulang.
Dasar Pertimbangan :
- Pengelolaan sampah tiap zona
- Pengelolaan sampah tiap lantai dalam satu zona
- Aktivitas dalam bangunan
Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi bahan kedap suara dan pintu berpegas yang mampu menutup sendiri.
Air hujan Lavatory Bak kontrol Box Distribution Riol kota WC Dapur Septic tank Crease Trap Peresapan
(Skema V.20. Sistem pengelolaan sampah) Sampah tiap lantai Shaft sampah tiap lantai Bak pena mpung Tempat pembuangan akhir Disortir Sumber uap (spet) Ruang pengecatan Pengolahan dengan zat kimia
Cerobong uap
(Skema V.21. system pengeluaran partikel uap pada r.workshop)
commit to user
Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya grafitasi menuju bak penampungan sampah sementara, yang kemudian diangkut menuju TPA (tempat pembuangan akhir).
Pada ruang workshop sampah dipilah berdasarkan bahan organik dan anorganik.
Jenis sampah pada ruang workshop dapat dibedakan menjadi :
1) sampah organic terdiri dari serpihan kayu / sisa –sisa pemotongan kayu
2) sampah anorganik meliputi :
- partikel logam seperti potongan besi, alumunium dll. - partikel uap cat yang berasal dari pengecatan
Sampah organik (serpihan kayu sisa pemotongan) dan sampah anorganik (sisa partikel logam) dipilah kemudian dikumpulkan berdasarkan jenisnya . Setelah dipilah berdasarkan jenisnya,sampah tersebut dapat dijual kembali.
Sampah anorganik berupa partikel uap dibuang melalui cerobong khusus, yang dapat menyerap atau menghilangkan kandungan berbahaya dalam partikel uap cat tersebut, sehingga pada saat dikeluarkan uap cat ini sudah tidak mengandung partikel yang dapat menyebabkan polusi udara.
commit to user
Cooling tower chiller AHU LT.1 RUANG lt.1
AHU LT.2 RUANG lt.2
AHU LT.3 RUANG lt.3
AHU LT.4 RUANG lt.4
commit to user