• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

7.1. Utilitas

Pada proses produksi sales gas JOB Pertamina Talisman Jambi Merang, utilitas yang digunakan terdiri dari beberapa sistem. Sistem-sistem tersebut meliputi :

1. Sistem hot oil 2. Sistem flare

3. Sistem penyediaan bahan bakar 4. Instrument and plant air system

5. Sistem pengolahan air 6. Closed drain system 7. Cold closed drain system

7.1.1. Sistem Hot Oil

Sistem hot oil merupakan sistem yang digunakan untuk menyediakan panas pada reboiler. Panas ini digunakan sebagai pendukung proses pada regenerasi amine, de-ethanasi, dan stabilisasi kondensat. Dalam pembuatan hot oil ini mula-mula hot oil dipompa melalui hot oil circulation

pump dengan mengambil kerja yang dihasilkan hot oil expansion vessel. Hot oil ini kemudian

dipanaskan dalam waste heat recovery unit dari suhu 298oF hingga 441oF. Untuk menyokong kinerja dari waste heat boiler, maka digunakan hot oil heaters yang dikontrol temperature keluarannya dengan memvariasikan laju alir gas yang menuju heater. Hot oil yang meninggalkan

hot oil heaters kemudian disalurkan pada de-ethanizer reboiler dan stabilizer reboiler. Sebagian

dari hot oil juga disuplai menuju waste hear reboiler unit yang akan di bypass kan dengan mengontrol temperature pada masukan amine reboiler. Panas dari reboiler pada sistem amine ini mampu meningkatkan temperature amine dari suhu 249oF.

7.1.2. Sistem Flare

Terdapat dua macam sistem flare yang digunakan dalam plant yaitu sistem high pressure dan sistem low pressure. Selama operasi normal, sistem high pressure flare digunakan untuk purging.

High pressure flare ini dioperasikan pada tekanan maksimal 25 psi. Sementara itu, low pressure flare dioperasikan pada 2 psig.

7.1.3. Sistem Penyediaan Bahan Bakar

Sistem fuel gas digunakan untuk pembentukan energi seperti pada gas turbin untuk Sales Gas

Compressor, Regeneration Gas Heater, Hot Oil Heater, dan Thermal Oxidizer untuk CO2,

blanketing dan juga purging. Dalam kondisi normal, fuel gas ini dialirkan melalui Expander Compressor pada tekanan 237,6 psig. Selain itu, terdapat pula sistem diesel yang digunakan untuk Gas Turbine Generator dan Emergency Diesel Generator. Bahan bakar diesel ini disimpan dalam

7.1.4. Power Generation and Distribution System

Kebutuhan daya pada Sungai Kenawang Plant ialah sebesar 6600V AC, 3-fasa, 50Hz. Generator utamanya terletak dekat dengan fasilitas proses yang ada. Generator utama ini digunakan untuk untuk menyokong kebutuhan listrik untuk semua fasilitas proses yang ada pada Sungai Kenawang

Gas Plant. Sistem penyediaan kebutuhan listrik pada Sungai Kenawang Gas Plant ini terdiri dari

beberapa komponen utama :

 Generator utama yang digerakkan oleh turbin gas, dengan konfigurasi 2x50%.

MV Switchboard utama yang memiliki motor penggerak

Dual redundant distribution transformer yang digunakan untuk Sungai Kenawang Process LV Switchboard dan SK Utilities LV Switchboard. Selain itu terdapat pula single

distributing transformer yang digunakan untuk SK accommodation camp LV switchboard

 Backup generator

 Main AC UPS System pada SK gas plant untuk kondisi tertentu

7.1.5. Instrument And Plant Air System

Tujuan air instrument system ini ialah sebagai media dalam melakukan sistem instrumentasi dan kontrol. Udara yang ada berasal dari udara ambient dikompresi menggunakan SK Instrument Air

Compressor Package dan dikeringkan menggunakan SK Instrument Air Dryer Package untuk

mrnurunkan dew pointnya menjadi -20oF pada tekanan 110 psig. Proses ini didesain untuk menghasilkan udara yang sesuai dengan spesifikasi instrument air yang kemudian dimasukkan dalam Instrument Air Receiver. Spesifikasi udara sebagai instrument air ialah sebagai berikut :

 Dew point berada pada suhu -20oF dengan tekanan operasi 110 psig

 Kandungan coolant/liquid kurang dari 0,01 ppmw

 Kandungan partikel debu yang ada kurang dari 2μm

Instrument air ini dikontrol oleh UCP dimana DCS akan menerima alarm via sinyal yang tersalurkan oleh perangkat keras yang ada.

7.1.6. Sistem Pengolahan Air

Sistem pengolahan air yang ada dilakukan untuk memberikan perlakuan pada air tanah menjadi

potable water sehingga dapat digunakan. Sebagian dari potable water yang ada digunakan untuk

suplai demineralized water pada CO2 removal system.Air yang ada dipompa dari Potable Water

Treatment Package menuju tangki flokulasi. Dari tangki flokulasi ini kemudian air disaring

menggunakan lamella clarifier dan dialirkan menuju clarified water tank.

Sementara itu, sistem pengolahan air juga dilakukan untuk menyediakan air pemadam kebakaran yang sewaktu-waktu digunakan apabila terjadi kebakaran. Sistem ini disebut sebagai fire water

system yang terdiri atas :

Fire water tank

Fire water jockey pump

Fire water pumps

Associated water equipment

Water hydrants

7.1.7. Closed and Open Drain System

Tujuan dari Sungai Kenawang Open Drain System ialah untuk mengumpulkan air yang berasal dari area proses (oily water) dan juga dari area non-proses yang digunakan untuk mengontrol kualitas air yang ada apakah mengandung kondensat/minyak atau material lain. Sedangkan closed drain system merupakan sistem drainase yang yang digunakan sebagai media pembuangan air yang berasal dari fasilitas proses menuju LP Flare KO Drum.

Lebih lanjut, pada open drain system, umpan yang bersifat tidak berbahaya terklasifikasikan sebagai oily-water dari berbagai buangan aliran bertekanan rendah pada Sungai Kenawang Gas Plant. Oily-water yang diperoleh ini secara manual ditransfer dan dikumpulkan pada Central Pond. Pada central pond ini, oily-water yang ada dipisahkan menggunakan pemisahan gravitasi sehingga dapat diperoleh air yang jernih dari minyak. Minyak yang ada ini kemudian diambil menggunakan

Skimmed Oil Collector untuk dimasukkan dalam Closed Drain System menuju Skimmed Oil Pump.

7.1.8. Cold Closed Drain System

Cold closed drain system ini menyediakan pengumpulan dan pembuangan dari drainase yang

berasal dari fasilitas proses terkait pendinginan pada Sungai Kenawang Plant. Sistem ini secara khusus menangani cairan berbahaya yang berasal dari process vessel, pompa maupun peralatan lainnya. Proses drainase ini dilakukan dalam selang waktu kurang lebih satu jam. Setelah melalui tahapan proses ini, cold drain fluid kemudian dipanaskan berdasarkan sistem pertukaran panas dengan lingkungan. Kemudian fluida ini dipompa menuju closed drain header oleh cold closed

drain pump pada temperatur minimum sebesar 32oF.

7.2.Sistem Pengolahan Limbah

Limbah yang dihasilkan pada Sungai Kenawang Plant ini secara umum dapat dikategorikan dalam beberapa jenis seperti limbah B3, limbah non-B3, limbah klinis, dan limbah radioaktif.

7.2.1. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Limbah B3 merupakan sisa suatu usaha dan / atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Limbah yang dapat dikategorikan menjadi limbah B3 ini seperti cat, pelarut/thinner, baterai, minyak yang digunakan dan sampel bahan bakar, aerosol, toner, asam, bahan kimia, filter yang terkontaminasi, kain dan sepatu yang tercemari, karung / drum kimia terkontaminasi, sarung tangan terkontaminasi, limbah listrik termasuk tabung neon, lampu, dan peralatan komputer.

7.2.2. Limbah Non-Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Limbah Non-B3 merupakan limbah yang tidak memberikan efek merugikan. Limbah non B3 adalah limbah umum (tidak ditentukan), kayu, kaca, pembersih dapur non B3. Limbah non B3 dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

 Limbah Metal, adalah limbah yang berbahan logam, seperti paku, sekrup, dll.

 Limbah Organik, adalah limbah yang dapat terurai di dalam tanah, yaitu seperti sisa bahan makanan atau tumbuhan.

 Limbah Anorganik, adalah limbah yang tidak bisa terurai di dalam tanah, yaitu seperti plastik, kaca, pembersih dapur non B3.

7.2.3. Limbah Klinis

Limbah ini merupakan limbah medis yang berasal dari jaringan tubuh manusia atau hewan, darah, cairan tubuh, produk farmasi, proses penyemprotan, proses pembersihan, jarum atau sumber lainnya yang dapat menyebabkan infeksi terhadap orang jika terjadi kontak. Limbah yang diklasifikasikan sebagai limbah bahan klinis seperti bahan klinis / bahan medis, benda tajam bekas

medical treatment.

7.2.4. Limbah Radioaktif

Limbah radioaktif merupakan limbah yang mengandung bahan radioaktif. Limbah ini dapat berasal dari pengukuran piroforik, pengukuran LSA/NORM, bahan yang terkontaminasi radioaktif.

7.2.5. Pengolahan Limbah

Pengolahan limbah yang dilakukan pada Sungai Kenawang Plant dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengolahan langsung maupun dengan ditampung terlebih dahulu pada tempat penampungan sementara. Limbah yang hanya diolah di lapangan adalah makanan dan limbah kantor, keduanya dibuang dengan menggunakan metode sanitasi tanah.

Sementara itu, adapula limbah yang perlu ditampung terlebih dahulu. Berbagai jenis wadah yang digunakan antara lain :

 Wadah Terbuka

Wadah terbuka yang digunakan adalah suatu konstruksi besi yang dicat permanen dengan akses mudah untuk pembuangan limbah, memiliki berat dan kapasitas yang berbeda. Wadah setengah terbuka disediakan untuk sisa besi, bekas kayu dan limbah umum non-berbahaya termasuk kantong dan plastik. Sisa kayu dipisah dan diangkut untuk didaur ulang berdasarkan jumlah.

 Kontainer

Salah satu kontainer yang digunakan adalah jenis kargo tertutup dengan pintu yang dapat diamankan dan dikunci. Benda ini juga dapat memiliki kapasitas bobot yang berbeda.

PVC Wheelie Bins

Wheelie bins disediakan di lokasi yang tepat untuk mendorong personil di lokasi untuk

membuang limbah dengan benar. Keranjang diberi label dengan jelas dan diwarnai untuk menunjukkan produk limbah yang dapat disimpan di dalamnya.

Drums

Limbah thinner dikumpulkan dalam drum berukuran 250-liter dan digunakan untuk pengumpulan limbah minyak pelumas dan limbah berbahaya.

Clip-top Barrels

Barel yang disegel dapat digunakan untuk menyimpan filter oli, filter berminyak dan kaca.

 Kantong Plastik

Kantong plastik tebal akan digunakan untuk mengangkut limbah yang sudah dipisahkan.

 Wadah Limbah Klinis

Limbah klinis tajam dikumpulkan dalam tempat limbah khusus.

Wadah-wadah tersebut memiliki beberapa kode warna bergantung jenis limbah yang dibuang. Kode warna yang digunakan yaitu merah untuk limbah logam; kuning untuk sisa makanan, daun, kulit buah; Biru untuk sampah plastik, bungkus makanan, kayu, kertas; Serta hitam untuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan beracun).

7.2.6. Pengolahan Limbah Lumpur Bor

Limbah lumpur bor merupakan sisa dari penggunaan lumpur bor yang sudah tidak terpakai lagi. Limbah lumpur bor terbagi atas 3 fasa yaitu fasa padat, yang terdiri atas bahan dasar lumpur serta serbuk bor dari formasi; Fasa cairan, terdiri atas bahan dasar fluida ditambah dengan fluida/cairan dari formasi; Fasa gas, terbawa oleh lumpur dari formasi dalam gas-gas yang larut dalam lumpur selama pemboran.

Pengolahan lumpur bor bekas dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung dari fasanya. Untuk limbah dalam fasa cair dapat dilakukan dengan uji bioassay LC-50 96-jam. Jika hasil tes sama atau lebih besar dari 30,000 ppm maka limbah fluida dapat dibuang ke lingkungan sekitar. Sedangkan, untuk lumpur bor bekas dalam fasa padatan dapat dilakukan dengan menguji kandungan logam berat yang ada dalam serbuk bor melaui uji Toxicity Characteristic Leaching

Procedure (TCLP). Untuk lumpur bor bekas dalam bentuk gas biasanya terbawa ke permukaan

oleh lumpur bor dan kemudian dipisahkan dalam tangki lumpur. Jika terdapat kemungkinan gas mengandung H2S atau gas berbahaya lainnya maka alat deteksi gas harus dipasang di dekat tangki lumpur. Selain itu ada juga uji konten minyak. Untuk cutting yang mengandung minyak, ketika konsentrasi hidrocarbon dalam cutting kurang dari atau sama dengan 1% (satu persen), maka limbah langsung dapat dibuang di lokasi pengeboran, kecuali di daerah sensitif. Namun, jika lebih besar dari 1%, maka diperlukan pengolahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB VIII

Dokumen terkait