• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini disusun secara sistematis yang terdiri dari beberapa bab, yaitu sebagai berikut:

43 Wiwik Dwi Astuti, Wacana Humor Tertulis Kajian Tindak Tutur, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2006) hlm. 10

27

Bab I Pendahuluan. Bab ini menjelaskan unsur-unsur penelitian, yakni berupa latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Kemudian berkaitan dengan gambaran umum akun NU Garis Lucu akan dijelaskan pada bab berikutnya.

Bab II Pada bab ini berisi Gambaran Umum tentang Akun Nu Garis Lucu.

Gambaran tersebut meliputi Sejarah, pembentukan nama, Afiliasi, Tokoh, Ideologi dan platform yang digunakan NU Garis Lucu. Kemudian pada bab ini pula peneliti akan mengulas berbagai akun-akun garis lucu lain yang muncul akibat dari Wacana Humor yang digunakan NU Garis Lucu di Media sosial.

Bab III Pada bab ini akan dijelaskan tentang beragam feomena intoleransi di media sosial. Pada bab ini akan diurai berbagai postingan yang mengandung usur intoleransi. Bukan hanya postingan, tapi berbagai macam komentar dan ulasan tentang postingan tersebut. Pada bab ini juga dijelaskan tentang respon NU Garis Lucu atas wacana intoleransi yang berkembang di media sosial.

Bab IV Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang analisis konten NU Garis Lucu. Analisis konten tersebut akan menggunakan analisis wacana kritis untuk mengungkapkan representasi ideologis dari setiap postingan yang digunakan dalam merespon isu yang mengandung unsur intoleransi. Selain itu juga, pembahasan dalam bab mengurai beberapa sindiran atau gaya satire sebagai upaya untuk menjaga kerukunan di Indonesia.

28

Bab V merupakan bagian penutup dalam skripsi ini, dimana peneliti akan memberikan kesimpulan penelitian, serta saran tema penelitian, tujuannya agar supaya dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

100 BAB V Penutup A. Kesimpulan

Diskursus toleransi yang dibangun teks-teks NU Garis Lucu merupakan bentuk pergulatan diskursif untuk mengcounter isu dan wacana intoleran di media sosial. Analisis wacana ditinjau dari tiga konsepsi Fairclough yang terdiri atas teks-diskursif-sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gagasan toleransi yang dikonstruksi dan diwacanakan oleh NU Garis Lucu tidak hanya bermaksud sebagai counter-wacana kasus-kasus intoleran di arena media sosial, melampaui itu, struktur wacananya merepresentasikan ideologi dan menunjukkan identitas Islam yang moderat.

Media sosial sebagai ruang diskursif dan ruang sosial baru mengkonstruksi dan memproduksi nilai-nilai toleransi, pluralitas, dan multikultur. Artinya, dalam koherensi lokal (local coherence), NU Garis Lucu mengkonstruksi nilai toleransi dalam konteks moderasi beragama. Sementara, dalam tataran global (global coherence), toleransi yang diwacanakan bersifat generik, mengacu pada konteks

ke-Indonesia-an yang memiliki masyarakat multikultu; Isu toleransi ditujukan untuk membangun sikap pluralitas dan sifat penghargaan manusia terhadap manusia lainnya, tanpa membedakan ras, suku, agama, latar belakang, dan identitas-identitas lainnya. Dengan demikian diskursus toleransi NU Garis Lucu dapat disimpulkan, yaitu:

1. Dalam wilayah teks, bentuk jalinan dari harmonisasi kehidupan beragama terrepresentasikan dalam teks-teks quotes yang dibangun oleh NU Garis

101

Lucu di media sosialnya. Teks jenis „quotes‟ di sini diupayakan meredamkan berbagai teks-teks dari islam-islam radikal yang berusaha menyebarkan hatespeech untuk membelah persatuan bangsa. Bentuk-bentuk bahasa informal dan konten media sosial yang bernuansa humor merupakan strategi NU Garis Lucu untuk menyatirkan, memparodikan, dan menebarkan „islam yang rahmah‟ atau dengan kata lain dapat disebut sebagai bentuk „islam toleran‟. Sebagai konstruksi nilai, toleransi berkembang menjadi diskursus yang mewarnai konstelasi sosial-keagamaan tanah air, memunculkan dikotomi dan standar tentang toleran dan inteoleran, dan hal-hal yang dianggap toleran dengan tidak.

2. Praktik diskursif NU Garis Lucu menunjukkan proses bagaimana teks dikonsumsi (diterima) oleh masyarakat pembaca. Penerimaan tersebut dapat dikategorikan berdasarkan tiga jenis masyarakat yang melingkupi teks.

Pertama, penerimaan masyarakat pembaca yang pro-terhadap narasi toleransi. Kedua, penerimaan masyarakat pembaca terhadap narasi-narasi toleransi yang dibangun NU Garis Lucu. Ketiga, relasi-relasi yang membangun dan mengukuhkan narasi toleransi NU Garis Lucu.

3. Sebagai praktik sosial, wacana toleransi NU Garis Lucu memberikan determinasi dan efek yang dapat memapankan ataupun mengubah ketegangan di media sosial.

102 B. Saran

Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, tentunya untuk peneliti selanjutnya dapat merevisi, menambahkan bahkan mengkritik apa yang tidak menjadi bahasan dalam penelitian ini. Di sisi lain, saran bagi pengguna media sosial seyogyanya bijak dalam menggunakan media sosial. Pengguna juga dapat memberikan pesan damai kepada khalayak luas agar media sosial lebih teduh, nyaman, dan tidak ada yang tersinggung demi persatuan bangsa Indonesia

103 Daftar Pustaka Buku:

Abdullah, M. Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keagamaan. Jakarta:

Kompas, 2001.

Adib, Mohammad. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011.

Astuti, Wiwik Dwi. Wacana Humor Tertulis Kajian TIndak Tutur. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidika Nasional. 2006.

Azra, Azyumardi. Merawat Kemajemukan Merawat Indonesia. Yogyakarta:

Kanisius. 2007.

Bahari, Toleransi Beragama Mahasiswa (Studi tentang Pengaruh Kepribadian, Keterlibatan Organisasi, Hasil Belajar Pendidikan Agama, dan Lingkungan Pendidikan terhadap Toleransi Mahasiswa Berbeda Agama pada 7 Perguruan TInggi Umum Negeri), Laporan Penelitian, Jakarta: Badang Litbang dan Diklat Kementerian Agama 2010.

Brown, G. dan G. Yule. Discourse Analysis. Cambridge: University Press. 1983 Bruinessen, Martin Van. Conservative Turn: Islam Indonesia dalam Ancaman

Fundamentalisme. Bandung: Mizan. 2014.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Sosial: Fromat-format Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press. 2001.

Danandjaja, James. Humor Mahasiswa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 2002.

Dara, Yoce Aliah. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya. 2009.

Eriyanto. Analisis Wacana Kritis: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:

LKiS. 2015.

Faiza, Arum, dkk. Arus Metamorfosa Milenial. Kendal: Penerbit Ernest. 2018.

Firclough, Norman. Media Discourse. New York: Edward Arnold. 1995.

Foucault, Michel. Seks dan Kekuasaan, S.H. Rahayu (terj). Jakarta: Gramedia.

Geertz, Clifford. Agama Jawa. Jakarta: Komunitas Bambu, 2013.

104

Hamad, Ibnu. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis terhadap Berita-Berita Politik. Jakarta: Granit, 2004.

Haryatmoko. Critical Discourse Analysis: Landasan Teori Metodologi dan Penerapan. Depok: Rajawali Press. 2019.

Hoover, Stewart M. Religion in the Media Age. London: Routledge, 2010.

Hurlcok, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga, 1999.

Louise Philips & Marianne Jorgensen, Discourse Analysis as Theory and Method.

Los Angeles: Sage, 2002.

M.C Ricklef, M.C. Mengislamkan Jawa. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2012.

Makin, Al. Nabi-Nabi Nusantara: Kisah Lia Eden dan Lainnya. Yogyakarta:

Suka Press, 2017.

Muzadi, Abdul Muchith. NU dalam Perspektif Sejarah dan Ajaran (Refleksi 65 Th. Ikut Nu).Surabaya: Khalista, 2007.

Praiser, Eli. The Filter Bubble: What the Internet is Hiding From You. USA: The Penguin Press, 2011.

Proctor, James D. Science, Religion, and The Human Experience. New York:

Oxford University Press, 2005.

Rainer, Forst. Tolerance in Conflict: Past and Present. Cambridge: Cambridge University Press, 2013.

Rosyid, M. Agama Baha’i. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2015.

Sahide, Ahmad. Ketegangan Politik Syiah-Sunni di Timur Tengah,. Yogyakarta:

The Phinisi Press, 2013.

Said, Edward W. The World, The Text and The Critic. Cambridge, Massachusests:

Harvard University Press, 1983.

105

Sally White & Greg Fealy (Ed), Ustadz Seleb, Bisnis Moral & Fatwa Online:

Ragam Ekspresi Islam Indonesia Kontemporer. Jakarta: Komunitas Bambu, 2012.

Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framming. Bandung: Rosda Karya

Syihab, Habib Rizieq. Hancurkan Liberalisme dan Tegakkan Syariat Islam.

Jakarta: Suara Islam Press, 2012.

Thompson, John B. Studies in the Theory of Ideology. California: University of California Press, 1984.

Wach, Joachim. The Comparative Study of Religion. New York: Colombia University Press, 1958.

Wahid, Abdurrahman. (Ed), Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia. Jakarta: Wahid Institute & Maarif Institute, 2009.

Jurnal:

Arwah, Setiawan. “Teori Humor” Th. 3 No. 3 Jakarta: Majalah Astaga. 1990.

Bakar, Abu. “Konsep Toleransi dan Kebebasan Beragama” Jurnal TOLERANSI:

Media Komunikasi Umat Beragama Vol. 7 No. 2 Edisi Juli-Desember 2015 Cahyono, Anang Sugeng. “Pengaruh Media Sosial terhadap Perubahan Sosial

Masyarakat di Indonesia” dalam Jurnal Publiciana. 2016.

Carsam, “Membangun Sikap Toleransi Beragama dalam Masyarakat Plural”, Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya Vol. 1, No. 2.Juli 2016.

Fairclough, Norman. “Language and Power” dalam Language in Social Life Series oleh Christopher N. Candlin (Ed). New York: Longman Inc, 1996.

Harianto, Puji. “Radikalisme Islam dalam Media Sosial (Konteks Channel Youtube)”, Jurnal Sosiologi Agama dan Perubahan Sosial, Vol. 12, No. 2, 2018.

Herlina, Lina. “Disintegrasi Sosial dalam Konten Media Sosial Facebook”, TEMALI: Jurnal Pembangunan Sosial, Vol. 1 No, 2, 2018,

Hernawati, Sari. “Attempts on Deradicalisation of Religiious Generation of Millenials through the Utilization of Institutional Website or Social Media

106

Account” dalam Jurnal Advances in Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), Vol. 140 No. 3 Edisi April 2019

Hidayah, Alfi Rohmatul. “Analisis Dekonstruksi Makna Konflik Melalui Humor dalam Akun Instagram NU Garis Lucu”, Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga, 2017.

Humaidi, M. Ali. “Kerusuhan Sampang: Kontestasi Aliran Keagamaan dalam Wajah Kebudayaan Madura”, Jurnal Harmoni, Vol. 13, No. 2, 2014.

Iqbal, Asep M. “Internet, Identity and Islamic Movements: The Case of Salafism in Indonesia”, Islamika Indonesiana, Vol. 1, No. 1 2014

Istiningtyas, Listya. “Humor dalam Kajian Psikologi Islam” dalam Jurnal Ilmu Agama UIN Raden Fatah. 2014.

KT Darmaningrum & A Hidayatullah , “Inklusifitas Dakwah Akun

@NUgarislucu Di Media Sosial”, Jurnal Islamic Communication Journal Vol, 4, No. 2, 2019.

Lay, Cornelis. “Kekerasan Atas Nama Agama: Perspektif Politik”, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 13, No, 1, 2009.

Lubis, Winaria. “Analisis Tindak Tutur dalam Akun-akun Twitter Garis Lucu Sebuah Tinjauan Pragmatik” dalam Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 04 No. 01 Edisi Spetember 2019

Maulana, Irpan. “Struktur Wacana Rubrik Bale Bandung dalam Majalah Mangle:

Analisis Wacana Kritis Model Teun A. van Dijk” dalam Jurnal Lokabasa Vol. 4 No. 2 Edisi Oktober 2013

Munfarida, Elya. “Analisis Wacana Kritis dalam Perspektif Norman Fairclough”, Jurnal Komunika, Vol. 8 No.1 1, Januari-Juni 2014.

Qodir, Zuly. “Kaum Muda, Intoleransi, dan Radikalisme Agama”, Jurnal Studi Pemuda, Vol. 5, No. 1, 2016.

Rahmanadji, Didik. 2007. “Sejarah, Teori, Jenis, dan Fungsi Humor” dalam Jurnal Bahasa dan Seni Th. 35 No. 2 Edisi Agustus 2007

107

Rahmawati, Bangun Yoga Wibowo, dkk. 2017. “Pengaruh Stimulasi Humor Audio Visual terhadap Burnout Study” dalam Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling Vol. 2 No. 2

Rais, Nurlaila Suci Rahayu, dkk. 2018. “Kemajuan Teknologi Informasi Berdampak pada Generalisasi Unsur Sosial Budaya bagi Generasi Milenial” dalam Jurnal Mozaik Vol. X, Edisi 2 Desember 2018

Roshwald, Mordecai. “Tolerantion, Pluraism, and Truth”, Diogenes 219

Setyabudi, M Nur Prabowo. “Toleransi: dari Pengalaman Sejarah Menuju Konstruksi Teoretis”, Waskita: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter, Vol. 2 No. 1. 2018.

Simangunsong, Benedictus A. “Interaksi Antar Manusia Melalui Media Sosial Facebook Mengenai Topik Keagamaan” dalam Jurnal ASPIKOM Vol. 3 No. 1 Edisi Juli 2016.

SM, M Mujibuddin “Konstruksi Media dalam Gerakan Islam Populis 212”, Jurnal Sosiologi Agama dan Perubahan Sosial, Vol. 12, No. 2, 2018.

Subagyo, Paulus Ari. “Pragmatik Kritis: Paduan Pragmatik dengan Analisis Wacana Kritis” dalam Jurnal Linguistik Indonesia Tahun Ke-28 No. 2 Edisi Agustus 2010

Suminar, Agustina. 2018. “Wacana Satire Politik dalam Sutus mojok.co” dalam Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Surabaya: Universitas Airlangga

Tavernier, Johan de.”Incridible Forgiveness. Christian Ethics Between Fanaticism and Reconciliation” dalam Tolerance, Pluralism, and Truth, D. Pollefyt (Ed). Peeters: Leuven, 2004.

Wahid, Din. “Kembalinya Konservatisme Islam Indonesia” dalam Jurnal Studia Islamika Vol. 21 No. 2. 2014.

Wijana, I Dewa Putu. “Pemanfaatan Homonimi di dalam Humor” dalam Jurnal Humaniora No. 1. 1994.

Yulianti, Andi Indah. “Penggunaan Bahasa pada Akun Instagram Lambe Turah:

Analisis Wacana Kritis” dalam Jurnal Telaga Bahasa Vol. 6 No. 1 Edisi Juni 2018

108 Media Online:

Asad, Muhammad. “Akun Garis Lucu dan Dialog Antaragama”, diakses pada 06 November 2020.

Asad, Muhammad. “Akun Garis Lucu dan Dialog Antaragama” dalam alif.id, diakses pada 09 Desember 2019.

Azra, Azyumardi. “Konservativisme Agama (1)” dalam republika.co.id, diakses pada 09 Desember 2019.

Gadi, Pical. “Tertawa Bersama Akun-akun Garis Lucu di Twitter” dalam kompasiana.com, diakses pada 09 Desember 2019.

Gerintya, Scholastica. “Benarkah Intoleransi Antar-Umat Beragama Meningkat?”, dalam tirto.id, diakses pada 09 Desember 2019.

Haryanto, Agus Tri. “Riset: Ada 175,2 Juta Pengguna Internet di Indonesia”, dalam detik.com, diakses pada 14 Oktober 2020.

Jemadu, Liberti. “Akun-akun Garis Lucu Jadi Oase di Kasarnya Politik dalam Media Sosial”, dalam suara.com, diakses pada 09 Desember 2019

Khoiri, M. Alim. “Meluruskan NU Garis Lurus”, dalam nu.or.id, diakses pada 05 November 2020.

Mahrofi, Zubi. “Akun Garis Lucu beri oase dalam ketegangan politik, dalam ataranews.com, diakses pada 09 Desember 2019.

Saroh, Mutaya. Survei: Pesan Intoleransi Bertebaran di Media Sosial”, dalam tirto.id, diakses pada 15 November 2020.

Sutan. “NU Garis Lucu, Toleransi Dikemas Humor Ringan”, dalam tebuireng.online diakses pada 10 November 2020.

Tuasikal. Dita. “Kearifan Lokal Generasi Muda Di Era Milenial”, dalam geotimes.co.id, diakses pada 07 Juli 2019.

109

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Lumilahil Afif

Tempat Tanggal Lahir : Jember, 31 Maret 1995

Alamat Asal : Karangsemanding, RT 02 RW 05, Ds. Sukorejo, Kec. Bangsalsari, Kab. Jember

Riwayat Pendidikan : SDN Sukorejo 02 Bangsalsari, Jember SMP 11 Ma‟arif NU Bangsalsari

MAS Zainul Hasan Genggong, Probolinggo

Dokumen terkait