• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistematika Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.5. Sistematika Penulis

Sistematika Penulisan RKP Desa Cipamekar Kecamatan Conggeang Tahun 2021 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum 1.3 Tujuan dan Manfaat 1.4 Proses Penyusunan 1.5 Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN DESA 2.1 Visi Misi Kepala Desa

2.2 Data Kemiskinan dan Profil Desa 2.3 Kebijakan Pendapatan Desa 2.4 Kebijakan Belanja Desa 2.5 Kebijakan Pembiayaan Desa

BAB III RUMUSAN PRIORITAS MASALAH

3.1 Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan pada RKP Desa tahun sebelumnya

3.2 Identifikasi Masalah berdasarkan RPJM Desa

3.3 Identifikasi Masalah berdasarkan Analisa Keadaan Darurat

3.4 Identifikasi Masalah berdasarkan Prioritas Kebijakan Pembangunan Kabupaten

BAB IV ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA

4.1. Prioritas Program dan Kegiatan Pembangunan Skala Desa Tahun Anggaran 2021

4.2. Prioritas Program dan Kegiatan Pembangunan Kabupaten Tahun Anggaran 2021

4.3. Pagu Indikatif Program dan Kegiatan masing-masing Bidang/Sektor BAB V PENUTUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Matrik Program dan Kegiatan Skala Desa Tahun 2021

2. Berita Acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa RKP Desa Tahun 2021

6 | R K P - D e s a C i p a m e k a r T a h u n 2 0 2 1

3. Keputusan Kepala Desa tentang Delegasi Desa;

4. Berita Acara Musyawarah Desa tentang Pembahasan dan Penyepakatan Peraturan Desa RKP Desa Tahun 2021 5. Keputusan Kepala Desa Cipamekar Nomor

141.3/KEP.045/2003/IX/2021 Tahun 2021 tentang Pembentukan Tim Penyusun RKP Desa Tahun 2021

7 | R K P - D e s a C i p a m e k a r T a h u n 2 0 2 1

BAB II

GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN DESA

Desa Cipamekar Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang merupakan salah satu Desa di wilayah Kabupaten Sumedang bagian selatan, dan berada pada jalur lintasan Jalan Legok – Conggeang. Kondisi alam yang sejuk dan asri juga dilimpahi kekayaan alam di bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan juga pariwisata. Tentu hal ini merupakan sebuah potensi kekayaan Desa yang perlu untuk terus dikembangkan untuk meningkatkan sosial ekonomi masyarakat.

Berdasarkan data UPTD Peternakan Desa Cipamekar menempati urutan pertama untuk produksi ayam buras, dan urutan ke tujuh untuk produksi kambing, sapi, dan domba di Kecamatan Conggeang.

Pengembangan ke hutan di Desa Cipamekar yaitu dengan persemaian bibit kayu sekaligus dapat menjadi bahan baku untuk industry meubel desa ini.

Objek Wisata Mata Air Sirah Cipelang merupakan salah satu potensi wisata di Desa Cipamekar. Objek Wisata Sirah Cipelang ini memiliki daya tarik tersendiri karena mata airnya keluar dari sebuah bukit kecil diantara rimbunnya pepohonan yang ada sekitar mata air ini. Letak Sirah Cipelang yang berada dekat dengan perkampungan juga sawah membuat wisatawan bisa menikmati keindahan alam Sumedang, selain berenang dengan air yang sangat jernih, adanya ikan-ikan di mata air ini yang dapat dijadikan-ikan tempat untuk berfoto underwater. Dengan berkembangnya waktu dan adanya dana yang mendukung perkembangan objek wisata Sirah Cipelang ini, sekarang ini perkembangannya sudah semakin maju.Adanya tambahan fasilitas di area objek wisata ini semakin menambah daya tarik dari objek wisata sirah cipelang yang ada di Desa Cipaamekar.

Seni budaya yang berkembang di Desa Cipamekar adalah Tari jaipong dan seni Kuda Renggong. Seni Budaya tersebut samoai sekarang masih berjalan dan terus berkembang. Generasi muda yang ada di Desa Cipamekar berantusias sekali dalam pengembangan seni budaya yang ada karena kalau bukan oleh generasi muda maka siapa lagi yang akan mengembangkan seni dan budaya kita.

Pemerintahan di Desa cipamekar ini telah berjalan dengan baik. Setiap harinya masyarakat mendapat pelayanan yang maksimal dari perangkat desanya. Selain itu, setiap program dan kegiatan dari tiap organisasi yang ada berjalan dengan lancar, misalnya saja kegiatan posyandu dan penyuluhan-penyuluhan. Oleh karena itu, Desa Cipamekar ini layak dijadikan sebagai desa unggulan yang mampu memicu potensi desa lain untuk bersaing mengembangkan desanya.

Hubungan antara Pemerintahan desa dan Badan Permusyawaratan desa (BPD) pun berjalan dengan struktur dan koordinasi yang jelas sehingga dapat menginventarisasi segala aspirasi masyarakat untuk dapat direalisasikan dalam brbagai program desa. Ini bisa dilihat dalam proses perencanaan pembangunan yang dilaksanakan stiap tahun selalu dilaksanakan dengan baik melalui forum Musrenbangdes yang selalu diikuti semua pihak yang ada di Desa. Namun dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa Cipamekar, masih perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah vertikal karena realisasi program-program desa masih berpegangan pada swadaya masyarakat desa melalui PAD Desa yang tentunya belum mencukupi untuk merealisasikan semua program.

Adapun SOTK Pemerintah Desa Cipamekar adalah : 1. Kepala Desa : 1 orang

2. Sekretaris Desa : 1 orang 3. Perangkat Desa : 9 orang 4. BPD : 7 orang

5. RT : 27 orang

6. RW : 6 orang

7. LPM : 7 orang

8 | R K P - D e s a C i p a m e k a r T a h u n 2 0 2 1 2.1 VISI DAN MISI

2.1.1. Visi

Berdasarkan kondisi sampai dengan saat ini dan tantangan yang akan dihadapi dalam lima tahun mendatang serta dengan mempertimbangkan modal dasar yang dimiliki dan berbagai masukan dari berbagai pihak pada saat proses penyusunan RPJM-Desa, maka arah kebijakan pembangunan desa ditujukan untuk kemandirian ekonomi masyarakat melalui pengembangan agribisnis, agroindustry, serta pengembangan seni dan budaya daerah, peningkatan aksebilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, pembangunan infrastruktur perdesaan dengan didukung oleh pengembangan kehidupan sosial dan budaya masyarakat yang demoktratis menuju masyarakat yang madani.

Untuk itu Desa Cipamekar yang akan memiliki impian salah satu Desa yang maju di Kecamatan Conggeang dan trdepan di Kabupaten Sumedang, maka Desa Cipamekar memiliki Visi yang berbunyi: “ Terwujudnya Desa Cipamekar yang Sejahtera, Agamis, Maju, Profesional dan Kreatif “.

2.1.2. Misi

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan tanpa mengaaikan mandate yang diberikannya.

Dalam mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan kedepan dengan memperhitungkan potensi yang dimiliki, untuk mencapai masyarakat Desa Cipamekar yang Sejahtera, Agamis, Maju, Propesional dan Kreatif, maka rumusan Misi Desa Cipamekar dalam 5 (lima) Misi yaitu :

1. Memenuhi kebutuhan dasar masyarakat secara mudah dan terjangkau.

2. Menguatkan norma agama dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat dan pemerintahan 3. Mengembangkan wilayah ekonomi didukung dengan peningkatan infrastruktur dan daya

dukung lingkungan, serta penguatan budaya dan kearifan lokal.

4. Menata aparatur pemerintahan Desa yang responsive dan bertanggung jawab secara Profesional dalam pelayanan masyarakat.

5. Mengembangkan sarana prasarana dan sistem yang mendukung kreativitas dan inovasi masyarakat Desa Cipamekar.

2.2. DATA KEMISKINAN DAN PROFIL DESA 2.2.1. Sejarah Desa

Secara Historis Desa Cipamekar Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang ini merupakan pemekaran dari Desa Cidudut. Desa Cidudut ini Diindentifikasi lebih lanjut karena wilayah yang dimilikinya dinilai cukup luas sehingga berpotensi untuk dimekarkan. Setelah beberapa lama dengan melalui proses yang cukup panjang dan berbagai pertimbangan para tokoh masyarakat dan stakeholder, sesuai dengan kondisi Desa dan Perkembangan jaman dan bertujuan untuk lebih meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, maka akhirnya pada tahun 1970 Desa Cidudut pun dimekarkan menjadi 2 (dua) Desa sehingga tebentuklah Desa Cipamekar dan Desa Padaasih yang berdiri hingga sekarang.

Desa Cipamekar memiliki luas wilayah 4181,5 ha. Dilihat dari topografi dan kontur tanah, Desa Cipamekar secara umum berupa persawahn dan perbukitan yang berada pada ketinggian 90 – 100 mdpl dengan suhu rata-rata berkisar antara 29-32 derajat celcius. Desa Cipamekar terdiri dari 3 dusun, 6 RW, 27 RT. Jarak tempuh dari ibu kota kecamatan adalah 3 km, Batas – batas administrative desa Cipamekar sebagai berikut :

-Sebelah utara : Desa Cibeureuyeuh, Kec.Conggeang

9 | R K P - D e s a C i p a m e k a r T a h u n 2 0 2 1 -Sebelah selatan : Desa Bongkok, Kec Paseh -Sebelah timur : Desa Padaasih, Kec. Conggeang

-Sebelah barat : Desa Jambu, Desa Narimbang Kec. Conggeang 2.2.2. Demografi

Berdasarkan data yang diperoleh melelui pemerintahan desa tentang kependudukan, diperolah data:

- Jumlah penduduk : 3611 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 1313 - Pembagian Penduduk menurut umur dan jenis kelamin

Demografi berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Pria Wanita

1.771 jiwa 1.781 jiwa 3.552 jiwa

Demografi Berdasarkan Tingkat pendidikan terakhir

No Pendidikan Terakhir Jumlah

1 Tidak/Belum Tamat SD/MI 855

2 Tamat SD/MI 1.469

3 Tamat SMP/MTs 565

4 Tamat SMA/MA 515

5 Akademi (D1-D3) 44

6 Sarjana (S1-S3) 105

2.2.3. Keadaan Sosial a. Kesehatan

Tenaga kesehatan di Desa Cipamekar Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang hingga Tahun 2021 terdapat 1 (satu) orang Bidan Desa.

1. Kematian Bayi

• Jumlah Bayi lahir pada tahun ini : 8 orang • Jumlah Bayi meninggal tahun ini : - orang 2. Kematian Ibu Melahirkan

• Jumlah ibu melahirkan tahun ini : 8 orang • Jumlah ibu melahirkan meninggal tahun ini : - orang 3. Cakupan Imunisasi

• Cakupan Imunisasi Polio : 8 orang

• Cakupan Imunisasa BCG : 8 orang

4. Gizi Balita

• Jumlah Balita : 102 orang

• Balita Gizi Buruk : 0 orang

• Balita Gizi Baik : 102 orang

• Balita Gizi Kurang : 0 orang

5. Pemenuhan air bersih

• Pengguna sumur galian : 0 KK

• Pengguna mata air : 1313 KK

• Pengguna sumur pompa : 0 KK

• Pengguna sumur hidran umum : 0 KK

10 | R K P - D e s a C i p a m e k a r T a h u n 2 0 2 1

• Pengguna air sungai : 0 KK

6. Sarana Kesehatan

• Polindes : 1 Unit

• Posyandu : 6 Unit

Sejalan dengan kebijakan Pemerintah melalui program menuju Indonesia sehat yang mempunyai tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuanhidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, Program mengembangkan kegiatan peningkatan peran serta masyarakat melalui penyadaran dan perubhan perilaku, penyediaan bantuan bidang laynan kesehatan masyarakat khususnya sasaran rumah tangga miskin. Kegiatan bidang layanan kesehatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan membantu mengatasi permasalahan kesehatan bagi rumah tangga miskin, seperti: dengan adanya perubahan perilaku tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat, perbaikan gizi, meningkatnya akses pelayanankesehatan melalui pembangunan polindes dan posyandu, penyediaan obat dan peningkatan kapasitas kader kesehatan masyarakat, serta penciptaan lingkungan hidup yang sehat melalui pembangunan sarana dan prasarana kesehatan (sanitasi dan air bersih), adanya dana/tabungan jaminan pemeliharaan kesehatan yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat.

Tujuan Umum meningkatkan kesejahteraan rumah tangga miskin dengan dengan meningkatkan derajat kesehatan rumah tangga miskin, melalui peningkatan peran serta masyarakat dan mendekatkan bidang pelayanan kesehatan dasar yang murah, mudah dan terjangkau serta dapat dikelola mandiri oleh masyarakat yaitu ;

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup bersih dan sehat serta lingkungan yang sehat.

2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasannya.

3. Penyediaan pelayanan kesehatan yang lebih berorientasi untuk pencegahan penyakit dan pengobatan sederhana.

4. Mendukung upaya pencegahan penyakit menular.

5. Mengembangkan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi rumah tangga miskin, yang dikelola oleh kelompok masyarakat secara mandiri yang sederhana, mudah dipahami dan mudah dikelola serta dapat dipertanggung-jawabkan oleh masyarakat.

6. Mendukung upaya pencegahan penyakit menular dengan manajemen faktor resiko.

b. Pendidikan

Bidang pendidikan merupakan salah satu jenis kegiatan yang menjadi prioritas program masyarakat guna meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Sejalan dengan prinsip open menu, semua jenis kegiatan pendidikan formal dan non formal (termasuk pelatihan keterampilan masyarakat) bertujuan untuk meningkatkan kapasitas warga masyarakat Desa Cipamekar.

Tujuannya untuk mempercepat upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan menitik beratkan pada pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan, dan peningkatan kapasitas setiap rumah tangga sebagai bagian dari upaya mempercepat pengentasan kemiskinan.

Pendidikan merupakan salah satu modal dasar pembangunan, investasi pendidikan akan memberikan hasil yang sangat besar karena pembangunan tidak hanya mengandalkan sumber daya alam saja tetapi harus didukung oleh sumber daya manusia yang handal.

Di Desa Cipamekar terdapat lembaga pendidikan formal maupun non formal.

Lembaga pendidikan yang ada yaitu;

11 | R K P - D e s a C i p a m e k a r T a h u n 2 0 2 1 1. SD 1 (satu) buah;

2. TK 3 (tiga) buah;

3. PAUD (tiga) buah;

c. Keagamaan

Dengan mayoritas penduduk beragama islam, banyak warga Desa Cipamekar yang mengikuti kegiatan pengajian untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di setiap Dusun yang ada di Cipamekar masing-masing mempunyai kegiatan pengajian rutin.

Kegiatan di Desa Cipamekar cukup banyak. Selain merayakan hari besar Agama Islam, pengajian juga digelar secara rutin baik mingguan maupun bulanan.

Penyelenggaraan pengajian dilakukan di masing-masing masjid atau mushola.

1. Data Keagamaan Desa Cipamekar Tahun 2021 Jumlah Pemeluk :

• Islam : 3552 Orang

• Katholik : - Orang

• Kristen : - Orang

• Hindu : - Orang

• Budha : - Orang

2. Data Tempat Ibadah Jumlah Tempat Ibadah

• Masjid/Mushola : 21 buah

• Gereja : - buah

• Pura : - buah

• Wihara : - buah

d. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan kesejahteraan sosial meliputi globalisasi dan industrialisasi serta krisis ekonomi dan politik yang berkepanjangan.

Dampak yang dirasakan diantaranya semakin berkembangnya bobot, jumlah dan kompleksitas berbagai permasalahan sosial. Keadaan ini bisa diamati dari Tabel Tingkat Kesejahteraan Masyarakat dibawah ini.

Tabel Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

No. Indikator Kinerja Jumlah

1 Kaya 59 KK

2 Sedang 785 KK

3 Kurang Mampu 469 KK

e. Kebudayaan

Pengembangan bidang seni budaya dan pariwisata perlu mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa seni budaya dan pariwisata merupakan titik masuk bagi pengembangan budaya dalam arti yang lebih luas. Di sisi lain kearifan lokal nilai-nilai budaya Sunda banyak mewarnai berbagai tampilan seni tradisional.

Percepatan Gerak laju pembangunan di Desa Cipamekar adalah merupakan peluang dan tantangan yang harus bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi seluruh komponen masyarakat. Salah satu peluang yang harus bisa dimanfaatkan adalah potensi ekonomi di bidang industri ekonomi di bidang industry seni, budaya, dan kerajinan.

12 | R K P - D e s a C i p a m e k a r T a h u n 2 0 2 1

Oleh karena itu dengan pengembangan bidang seni budaya dan pariwisata yang intensif, pada gilirannya diharapkan dapat memberikan daya ungkit yang signifikan terhadap pengembangan sektor pembangunan yang lainnya, baik pendidikan, kesehatan maupun ekonomi dan mendorong berdirinya industri kreatif bidang kesenian dan kerajinan yang dapat memberi dampak ekonomi.

Sasaran pemanfaat kegiatan ini adalah warga masyarakat yang memiliki bakat, kreatifitas seni dan budaya akan tetapi masih memiliki keterbatasan akses modal dan pemasaran untuk menjadikan keterampilannya sebagai usaha yang menjanjikan.

Sasaran kegiatan pada lingkup seni budaya dan pariwisata harus bersinergi dan memiliki dampak terhadap peningkatan daya beli dan pengembangan ekonomi kreatif.

Kebudayaan daerah merupakan modal dasar pembangunan yang melandasi pembangunan yang akan dilaksanakan, warisan budaya yang bernilai luhur merupakan dasar dalam rangka pengembangan pariwisata budaya yang dijiwai oleh Agama Islam.

2.2.4. Keadaan Ekonomi

Keadaan perekonomian Desa Cipamekar berasal dari sektor lapangan usaha pertanian, dan peternakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel Pertanian Desa Cipamekar Tahun 2021

No. Jenis Tanaman Luas ( Ha )

1 Padi Sawah 179

Jumlah 179

Tabel Pemilik Ternak Desa Cipamekar Tahun 2021

No. Jenis Ternak Jumlah

1 Kambing 187 KK

2 Domba 10 KK

3 Sapi 6 KK

4 Kerbau 4 KK

5 Ayam Kampung 300 KK

6 Bebek 3 KK

7 Anjing 5 KK

8 Kucing 5 KK

Tabel Mata Pencaharian Masyarakat Desa Cipamekar

No. Jenis Pekerjaan Jumlah (Org)

1 Petani 388

2 Buruh Tani 51

3 PNS 57

4 Pedagang 39

5 Pegawai Swasta 122

6 TNI/POLRI 8

7 Pensiunan 47

8 Wiraswasta 760

9 Belum/Tidak Bekerja 584

10 Lain-Lain

Jumlah 3552

13 | R K P - D e s a C i p a m e k a r T a h u n 2 0 2 1

Dilihat dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa potensi utama Desa Cipamekar ini berada pada sektor pertanian. Hasil-hasil pertanian merupakan komoditas utama Desa yang didistribusikan ke pasaran sebagai salah satu sumber pendapatan desa. Potensi inilah yang menjadi modal utama dalam mengembangkan desa sehingga perlu mendapatkan perhatian yang cukup terutama dalam teknis pengelolaannya sebagai upaya dalam meningkatkan hasil produksi.

2.3. KEBIJAKAN PENDAPATAN DESA

Kebijakan Anggaran merupakan acuan umum dari Rencana Kerja Pembangunan dan merupakan bagian dari perencanaan operasional anggaran dan alokasi sumberdaya. Arah kebijakan keuangan Desa adalah kebijakan penyusunan program dan indikasi kegiatannya pada pengelolaan pendapatan dan belanja Desa secara efektif dan efisien.

Pendapatan Desa menurut Permendagri No. 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa Tahun 2021 yaitu semua penerimaan Desa dalam 1 (satu) Tahun Anggaran yang menjadi hak Desa dan tidak perlu dikembalikan oleh Desa. Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud terdiri atas kelompok pendapatan asli Desa, transfer dan pendapatan lain.

1. Kelompok Pendapatan Asli Desa terdiri atas jenis : a. Hasil Usaha;

- Bagi Hasil BUMDesa b. Hasil Aset;

- Tanah Kas Desa, - Tambatan Perahu, - Pasar Desa,

- Tempat Pemandian Umum, - Jaringan Irigasi, dan

- Hasil aset lainnya sesuai dengan kewenangan berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan lokal berskala Desa.

c. Swadaya, partisipasi dan gotong-royong adalah penerimaan yang berasal dari sumbangan masyarakat Desa.

d. Pendapatan Asli Desa lain sebagaimana dimaksud antara lain hasil pungutan Desa.

2. Kelompok Transfer terdiri atas : a. Dana Desa;

b. Bagian dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota;

c. Alokasi Dana Desa;

d. Bantuan Keuangan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi; dan e. Bantuan Keuangan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

Kabupaten/Kota.

3. Pendapatan Lain terdiri atas :

a. Penerimaan dari Hasil Kerja Sama Desa;

b. Penerimaan dari Bantuan Perusahaan yang berlokasi di Desa;

c. Penerimaan dari Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga;

d. Koreksi kesalahan Belanja Tahun Anggaran sebelumnya yang mengakibatkan penerimaan di kas Desa pada Tahun Anggaran Berjalan;

e. Bunga Bank; dan

f. Pendapatan Lain Desa yang sah.

2.4. KEBIJAKAN BELANJA DESA

Belanja Desa yaitu semua pengeluaran yang merupakan kewajiban Desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali

14 | R K P - D e s a C i p a m e k a r T a h u n 2 0 2 1

oleh Desa dan dipergunakan untuk mendanai penyelenggaraan kewenangan Desa (Permendagri No. 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa).

Klasifikasi Belanja Desa terdiri atas bidang :

1. Penyelenggaraan Pemerintah Desa, dibagi dalam sub bidang :

a. Penyelenggaraan Belanja Penghasilan Tetap, Tunjangan dan Operasional Pemerintahan Desa;

b. Sarana dan Prasarana Pemerintahan Desa;

c. Administrasi Kependudukan, Pencatatan Sipil, Statistik, dan Kearsipan;

d. Tata Praja Pemerintahan, Perencanaan, Keuangan, dan Pelaporan; dan e. Pertanahan.

2. Pelaksanaan Pembangunan Desa, dibagi dalam sub bidang : a. Pendidikan;

b. Kesehatan;

c. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

d. Kawasan Permukiman;

e. Kehutanan dan Lingkungan Hidup;

f. Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;

g. Energi dan Sumber Daya Mineral; dan h. Pariwisata.

3. Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dibagi dalam sub bidang : a. Ketenteraman, Ketertiban, dan Perlindungan Masyarakat;

b. Kebudayaan dan Keagamaan;

c. Kepemudaan dan Olahraga; dan d. Kelembagaan Masyarakat.

4. Pemberdayaan Masyarakat Desa, dibagi dalam sub bidang : a. Kelautan dan Perikanan;

b. Pertanian dan Peternakan;

c. Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa;

d. Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga;

e. Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah;

f. Dukungan Penanaman Modal; dan g. Perdagangan dan Perindustrian.

5. Penanggulangan Bencana, Keadaan Darurat dan Mendesak Desa, dibagi dalam sub bidang :

a. Penanggulangan Bencana;

b. Keadaan Darurat; dan c. Keadaan Mendesak.

Kelompok belanja terdiri atas jenis Belanja : 1. Belanja pegawai;

a. Belanja Pegawai dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan tetap,tunjangan,penerimaan lain, dan pembayaran jaminan sosial bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa, serta tunjangan BPD.

b. Belanja pegawai dianggarkan dalam bidang penyelenggaraan Pemerintah Desa.

c. Belanja pegawai pelaksanaannya dibayarkan setiap bulan.

d. Pembayaran jaminan sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kemampuan APB Desa.

2. Belanja barang/jasa; digunakan untuk pengeluaran bagi pengadaan barang/jasa yangb nilai manfaatnya kurang dari 12 ( dua belas ) bulan dan digunakan antara lain untuk ; a. Operasional pemerintah Desa;

b. Pemeliharaan sarana dan prasarana Desa;

15 | R K P - D e s a C i p a m e k a r T a h u n 2 0 2 1

c. Kegiatan sosialisasi/rapat/pelatihan/bimbingan teknis;

d. Operasional BPD;

e. Insentif Rukun Tetangga/Rukun Warga; Insentif Rukun Tetangga/Rukun Warga yaitu bantuan uang untuk operasional lembaga Rukun Tetangga/Rukun Warga untuk membantu pelaksanaan tugas pelayanan pemerintahan, perencanaan pembangunan, ketentraman dan ketertiban, serta pemberdayaan masyarakat Desa.

f. Pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat; dilakukan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan Desa.

3. Belanja modal; Belanja modal digunakan untuk pegeluaran pengadaan barang yang nilai manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan menambah aset serta digunakan untuk keiatan peyelenggaraan kewenangan Desa.

4. Belanja tak terduga;

➢ Belanja tak terduga merupakan belanja untuk kegiatan pada sub bidang penanggulangan bencana, keadaan darurat, dan keadaan mendesak yang berskala lokal Desa.

➢ Belanja untuk kegiatan pada sub bidang penanggulangan bencana, keadaan darurat, dan keadaan mendesak dan paling sedikit memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Bukan merupakan kegiatan normal dari aktivitas pemerintah Desa dan tidak dapat diprediksikan sebelumnya;

b. Tidak diharapkan terjadi berulanng; dan c. Berada di luar kendali pemerintah Desa.

➢ Kegiatan pada sub bidang penanggulangan bencana merupakan upaya tanggap darurat akibat terjadinya bencana alam dan bencana soaial.

➢ Kegiatan pada sub bidang keadaan darurat merupakan upaya penanggulangn keadaan darurat karena adanya kerusakan dan/atau terancamnya penyelesaian pembangunan sarana dan prasarana akibat kenaikan harga yang menyebabkan terganggunya pelayanan dasar masyarakat.

➢ Kegiatan pada sub bidang keadaan mendesak merupakan upaya pemenuhan kebutuhan primer dan pelayanan dasar masyarakat miskin yang mengalami kedaruratan.

➢ Ketentuan lebih lanjut belanja kegiatan pada sub bidang diatur dalam Peraturan Bupati/Wali Kota mengenai pengelolaan keuangan Desa paling sedikit memuat :

a. Kriteria bencana alam dan bencana sosial;

b. Kriteria kegiatan yang dapat dibayar untuk penanggulangan bencana ala dan bencana sosial;

c. Kriteria keadaan darurat;

d. Kriteria sarana dan prasarana pelayanan dasar untuk masyarakat;

e. Kriteria keadaan mendesak;

f. Kriteria masyarakat miskin yang mengalami kedaruratan; dan g. Tata cara penggunaan anggaran.

2.5. KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DESA

Pembiayaan Desa merupakan semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya.

Pembiayaan Desa terdiri atas kelompok : a. Penerimaan pembiayaan;

16 | R K P - D e s a C i p a m e k a r T a h u n 2 0 2 1

- SILPA tahun sebelumnya ; SILPA paling sedikit pelampauan penerimaan pendapatan terhadap belanja, penghematan belanja, dan sisa dana kegiatan yang belum selesai atau lanjutan.

- Pencairan dana cadangan ; Pencairan dana cadangan digunakan untuk menganggarkan kebutuhan dana cadangan yang selanjutnya dicatatkan dalam peneriamaan pembiayaan dalam APB Desa.

- Hasil penjualan kekayaan Desa yang dipisahkan kecuali tanah dan bangunan ; Hasil penjualan kekayaan Desa yang dipisahkan dicatat

- Hasil penjualan kekayaan Desa yang dipisahkan kecuali tanah dan bangunan ; Hasil penjualan kekayaan Desa yang dipisahkan dicatat

Dokumen terkait