• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan ini meliputi : BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, waktu dan tempat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisikan pengertian pengertian yang bersifat teoritis sebagai acuan dalam melakukan penelitian mengenai konsep 5C terhadap penyaluran kredit pembiayaan di BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran.

BAB III : LAPORAN OBJEK

Pada bab ini berisi tentang gambaran objek yang akan diteliti dan data data yang bersangkutan dengan objek. Gambaran umum ini berisi sejarah berdirinya, visi misi Bank BNI Syariah Cabang Pembantu Ungaran dan produk produk bank.

BAB IV : ANALISIS

Pada bab ini berisi tentang data penelitian pada Bank BNI Syariah Cabang pembantu Ungaran yang melakukan analisis penyaluran kredit pembiayaan menurut 5C.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan atas penelitian yang di dapat oleh peneliti yang dilakukan di BNI Stariah Cabang Pembantu Ungaran.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bank

1. Pengertian Bank

Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut ketut (2000) lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatanya di bidang keuangan menarik uang dari masyarakat dan menyalurkanya dalam masyarakat.

Sedangkan secara umum pengertian bank adalah lembaga keuangan yang kegiatanya usahanya adalah menghimpun dana pada masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainya.

2. Fungsi Bank

a. Agent Of trust

Yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama kegiatan perbankkan adalah kepercayaan (trust), baik dalam penghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menyimpan dana dananya di bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam fungsi ini akan di bangun kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana maupun dari pihak bank dan kepercayaan ini akan terus berlanjut kepada pihak debitor. Kepercayaan ini penting dibangun karena dalam keadaan ini semua pihak ingin merasa diuntungkan untuk baik dari segi penyimpangan dana, penampung dana maupun penerima penyaluran dana tersebut.

b. Agent Of Devolepment

Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi , distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.

c. Agent of Service

Yaitu bank juga memberikan pelayanan jasa perbankan dalam bentuk transaksi keuangan kepada masyarakat seperti pengiriman uang/transfer, inkaso, penagihansurat berharga/collection, cek wisata, kartu debit, kartu kredit, transaksi tunai, BI-RTGS, BI-SKN, ATM, Ebanking serta pelayanan yang lainnya. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.

3. Jenis-Jenis Bank

Menurut Kasmir (2000 : 20-31) jenis bank dikelompokkan menurut fungsinya, kepemilikanya, segi status, segi menentukan harga adalah sebagai berikut : a. Dilihat dari segi fungsinya

1) Bank umum

Bank melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah.

2) Bank Perkreditan Rakyat

Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Dilihat dari segi Kepemilikanya

1) Bank Milik Pemerintah

Dimana baik akte maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga keuntungan bani ini dimiliki oleh pemerintah pula.

2) Bank Milik Swasta Asing

Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendirianya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula. 3) Bank Milik Asing

Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negri, bank milik swasta maupun milik pemerintah asing suatu negara.

4) Bank milik campuran

Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional.

c. Dilihat darri segi status 1) Bank devisa

Bank yang berstatus devisa atau bank devisa merupakan bank yang melaksanakan transaksi ke luar negri yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.

2) Bank non devisa

Bank yang berstatus non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melakukan transaksi seperti halnya bank devisa. d. Dilihat dari segi menentukan harga

1) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

Mayoritas bank yang ada di Indonesia menggunakan prinsip konvensional yang meniru dunia barat. Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu :

a. Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian untuk harga beli untuk produk pinjamanya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan ini disebutspread based.

b. Untuk jasa bank lainya pihak perbankan konvensional menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal tertentu seperti administrasi, sewa, iuran dan lainya. Sistem pengenaan ini disebutfee based.

2) Bank berdasarkan prinsip syariah

Penentuan harga bank yang berdasarkan prinsip syariah sangat berbeda dengan bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain baik dalam menyimpan

dana maupun pembiayaan usaha. Penentuan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah dengan cara :

a. Pembiayaan berdasarkan bagi hasil (mudharabah).

b. Pembiyayaan berdasarkan penyertaan modal (musyarakah).

c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).

d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).

e. Adanya pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa itiqna).

4. Produk-Produk Penghimpun Dana Dan Penyaluran Dana Bank Syariah

Menurut pedoman pembinaan dan pengawasan Bank Indonesia, kegiatan operasional bank bagi hasil ialah sebagai berikut ( OP. Simorangkir 2004 ) a. Penghimpunan Dana

1) Giro

Giro merupakan simpanan nasabah bank. Selama saldo giro tersedia, setiap saat nasabah dapat mempergunakan cek, bilyet giro, atau surat perintah sebagai alat pembayaran bank bagi hasil yang menggunakan prinsipAl Wadiah.

2) Tabungan

Penarikan tabungan atau simpanan di bank dilakukan sesuai dengan persetujuan antara si penabung dan bank. Penarikannya oleh penabung sangat sederhana, hanya melalui buku tabungan saja. Dalam hal ini menggunakan prinsipAl WadiahdanAl Mudharabah.

3) Deposito berjangka

Penarikan Deposito dilakukan menurut perjanjian antara deposan dan bank bersangkutan. Dalam hal ini digunakan PrinsipAl mudharabah. 4) Penerimaan Dana Lainya

Selain menerima simpanan dari masyarakat, bank bagi hasil juga menerima dana dari pihak lain. Dana tersebut untuk memperoleh laba atas dasar prinsipAl Wadiah, Al Mudharabah, atauAl Qard Ul Hasan. b. Penyaluran dana

1) Al Mudharabah

Bank menyediakan dana sepenuhnya bagi usaha atau kegiatan nasabah tanpa campur tangan bank, namun bank diberikan hak memberikan saran-saran dan melakukan pengawasan. Dalam hal ini bank menerima imbalan atau keuntungan yang besarnya ditetapkan atas persetujuan kedua belah pihak. Jika mengalami kerugian sepenuhnya ditanggung bank, kecuali jika disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan nasabah.

2) Al Musyarakah

Bank menyediakan sebagian dana dan mitra usaha (nasabah) menanggung selebihnya dalam membiayai suatu proyek, dalam hal ini bank dapat turut serta mengelolanya. Pembagian keuntungan tidak harus sebanding dengan jumlah uang yang disetor, tetapi berdasarkan perjanjian kedua belah pihak. Namun kerugian yang ditanggung bersama sesuai dengan pangsa pembiayaan masing-masing.

3) Al Murabahah

Bank membeli barang yang dibutuhkan nasabah dengan pembayaran dilaksanakan di kemudian hari. Bank memberi kuasa kepada nasabah membeli barang atas nama bank. Pada jangka waktu tertentu, sesuai dengan kesepakatan antara bank dan nasabah.

4) Al Ijarah

Jenis pembiayaan yang dilakukan seperti usaha leasing, baik secara sewa maupun sewa beli.

5) Al Bai Al Dayn

Bank membeli dengan cara diskonto piutang atau tagihan hasil transaksi jual beli barang atau jasa terhadap pembeli.

6) Al Qard Ul Hasan

Bank menyediakan fasilitas dana kepada nasabah tanpa mengharapkan imbalan dari nasabah. Fasilitas itu diberikan kepada nasabah dalam rangka pelaksanaan kewajiban sosial terhadap nasabah yang betul-betul membutuhkan dan berhak menerimanya.

Dokumen terkait