• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistematika penelitian ini memuat uraian keseluruhan yang akan disajikan dengan tujuan guna mempermudah pemahaman terhadap skripsi ini secara keseluruhan maka disajikan sistematika sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN

Merupakan bab yang meliputi latar belakang dari permasalahan, permasalahan penelitian dan ruang lingkup permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teoritis dan konseptual yang dipergunakan, serta sistematika penulisan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Merupakan bab pengantar yang menguraikan pengertian-pengertian umum dari pokok bahasan yang memuat tinjauan mengenai pengertian pemilu, tindak pidana pemilu, pengertian putusan hakim, pengertian kewajiban dan tanggung jawab hakim, teori serta tujuan pemidanaan.

19

17

III. METODE PENELITIAN

Merupakan bab yang membahas tentang metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yang meliputi pendekatan masalah, sumber dan jenis data, ketentuan populasi dan sampel, prosedur pengumpulan dan pengelolaan data serta analisis data yang diperoleh.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan dan bab ini juga memberikan jawaban mengenai permasalahan yang penulis teliti yaitu apa yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan pidana percobaan terhadap pelaku tindak pidana pemilu dan apakah putusan terhadap pelaku tindak pidana pemilu tersebut telah sesuai dengan tujuan pemidanaan dan rasa keadilan maupun pemberian efek jera bagi para pelaku..

V. PENUTUP

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Putusan Hakim

Putusan hakim atau lazim disebut dengan istilah putusan pengadilan merupakan sesuatu yang sangat diinginkan atau dinanti-nantikan oleh pihak-pihak yang berperkara guna menyelesaikan sengketa diantara mereka dengan sebaik- baiknya. Sebab dengan putusan hakim tersebut pihak-pihak yang bersengketa mengharapkan adanya kepastian hukum dan keadilan dalam perkara yang mereka hadapi.1

Putusan bukan saja akan mewakili nilai intelektual dan kearifan dari hakim yang memutusnya, namun akan menjadi bagian dari sumber hukum yang mengandung kaidah-kaidah konsumtif bagi perkembangan hukum yang akan datang. Putusan bukan hanya media untuk menyatakan seseorang bersalah atau sebagai sarana bagi seseorang untuk bisa mengambil kembali haknya yang dikuasai orang lain, namun serta substansial putusan adalah kolaborasi dari olah pikir dan pendalaman nurani yang dikemas dengan sentuhan-sentuhan teori dan pengetahuan hukum sehingga sebuah putusan akan mengandung nilai-nilai akademik, logis dan yuridis.

1

Moh. Taufik Makarao, Pokok-pokok Hukum Acara Perdata, cet. I, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2004 , hal. 124

19

Seorang hakim setidaknya memiliki bentuk pertanggungjawaban dalam mengadili suatu perkara yaitu: tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, tanggung jawab pada bangsa dan negara, tanggung jawab kepada diri sendiri, tanggung jawab kepada hukum, tanggung jawab kepada para pencari keadilan(yang berpekara) dan tanggung jawab kepada masyarakat.Putusan harus dapat menimbulkan efek yang postif bagi kehidupan masyarakat pada saat ini dan masa yang akan datang. Putusan merupakan sumber hukum formil atau bisa disebut yurisprudensi yang dikemudian hari dapat menjadi dasar dan alasan bagi para hakim yang lain dalam memutuskan suatu perkara yang memiliki kemiripan sifat maupun karakter perkaranya maupun kekuatan yurisprudensi itu tidak memikat seacarapredentseperti pada sistem hukum dinegara-negaraanglo saxon.

Putusan pengadilan setelah diucapkan akan mengikat secara yuridis kepada para pihak-pihak yang berperkara dan setiap orang yang disebutkan secara tegas dalam isi putusan dengan tanpa mengurangi hak-hak bagi para pihak untuk mengajukan upaya hukum kepada badan peradilan yang lebih tinggi jika iya merasa tidak puas terhadap isi putusan yang dijatuhkan, sedangkan secara sosiologis putusan juga mengikat setiap orang, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, karena pada hakikatnya dalam setiap putusan yang dijatuhkan tersirat kewajiban bagi setiap orang untuk menghormati isi putusan itu sebagaimana setiap orang diwajibkan untuk menghormati hukum yang berlaku.2

2

Darmoko Yuti Witanto&Arya Putra Negara Kutawaringi,Diskresi Hakim Sebuah Instrumen Menegakkan Keadilan Substantif dan Perkara Pidana, Alfabeta ,Bandung.2013, Hlm.32.

20

Setelah putusan hakim mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) karena tidak dilakukan upaya hukum oleh para pihak atau upaya hukum biasa yang tersedia telah semua digunakan, maka putusan menjadi dokumen negara yang mengandung kekuatan eksekutorial. Title eksekutorial terletak pada irah-irah

yang tercantum dibagian kepala putusan yang berbunyi “ DEMI KEADILAN

BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” . Setiap putusan yang

telah berkekuatan hukum tetap pelaksanaannya selalu dapat dipaksakan kepada siapa saja penghukuman itu ditunjukkan bila perlu dengan bantuan alat negara.

Putusan pengadilan merupakan seluruh rangkaian proses pemeriksaan persidangan sampai pada sikap hakim untuk mengakhiri perkara yang disidangkan. Putusan pengadilan tidak dapat dipahami hanya membaca amar putusan, melainkan secara keseluruhan. Semua yang terurai dalam putusan merupakan satu kesatuan dan saling terkait serta tidak dapat dipisahkan. Formalitas putusan terdiri dari 4 bagian Kepala putusan , identitas para pihak, pertimbangan ( considerans) dan amar.

Putusan pengadilan yaitu hasil akhir proses peradilan.3Asas kebebasan kehakiman

dalam kekuasaan kehakiman, tidak dapat diartikan sebagai kebebasan yang serasi dengan falsafah Pancasila, UUD 1945 dan dalam memutus perkara selalu mempertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Abdullah mengatakan bahwa putusan pengadilan merupkan mahkota bagi hakim dan inti mahkotanya terletak pada pertimbangan hukumnya, sedangkan bagi para pencarikeadilan pertimbangan hukum yang baik akan menjadi mutiara yang berharga. Pertimbangan hukum putusan merupakan bagian paling penting dalam sistematika

3

21

putusan karena itu akan mencerminkan bentuk tanggung jawab hakim kepada hukum yang berlaku.

Dokumen terkait