• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi pengantar sebelum memasuki isi tulisan yang sesungguhnya yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat tugas akhir, metodologi tugas akhir dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi pembahasan tentang teori-teori yang berhubungan erat dan dipergunakan dalam penelitian ini.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi tentang deskripsi analisis sistem yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis sistem tersebut kemudian dirancang sistem untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini.

BAB IV IMPLEMENTASI

Bab ini berisi deskripsi tentang tahap penulisan program hingga implementasi rancangan sistem ke dalam sistem yang sesungguhnya.

BAB V ANALISIS HASIL

Bab ini berisi analisis mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan peneliti.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan penulis berdasarkan rumusan masalah yang dihadapi dan saran yang diberikan penulis untuk pengembangan lebih lanjut.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak adalah sekumpulan item atau objek yang membentuk sebuah ‘konfigurasi’ yang terdiri dari program, data, dan dokumentasi. “Software is (1) instructions (computer program) that when executed provide desired function and performance, (2) data structures that enable the programs to adequately manipulate information, and (3) documents that describe the operation and use of the programs” (Pressman, 2001).

Tiga karakteristik dari perangkat lunak yang berbeda dari perangkat keras (Pressman, 2001) :

1. Perangkat lunak dibangun dan dikembangkan, tidak dibuat dalam bentuk klasik.

2. Perangkat lunak tidak pernah usang.

3. Sebagian besar perangkat lunak dibuat secara custom-built, serta tidak dapat dirakit dari komponen yang sudah ada.

2.2. Use-Case Diagram

“Use case modeling is the process of modeling system’s function in terms of business events, who initiated the events, and how the system responds to the events” (Whitten, 2001)

Use case diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dan eksternal sistem dan user.

Simbol dasar use case diagram antara lain : 1. Use case

A use case is a behaviorally related sequence of steps ( a scenario), both automated and manual, for the purpose of completing a single business task” (Whitten, 2001) Use case merupakan bagian dari seluruh fungsi sistem.

Use case

Gambar 2-1. Simbol Use case (diambil dari Whitten, 2001) 2. Actor

An actor represents anything that needs to interact with the system to exchange information” (Whitten, 2001)

Gambar 2-2. Simbol Actor (diambil dari Whitten, 2001) 3. Use case association relationship

Association adalah relasi antara actor dan sebuah use case dimana terjadi interaksi antara mereka.

Gambar 2-3. Simbol Use case assiciation relationship (diambil dari Whitten, 2001)

4. Use case extends relationship

Extension use case adalah sebuah use case yang berisi langkah-langkah yang diekstrak dari sebuah use case yang lebih kompleks agar menjadi use case yang lebih sederhana dan kemudian diberikan tambahan fungsinya. Relationship anatara extension use case dan use case yang di-extends disebut extends relationship.

Gambar 2-4. Simbol use case extends relationship (diambil dari Whitten, 2001)

5. Use case uses relationship

Abstract use case merupakan sebuah use case yang mengurangi

redudancy antara satu atau lebih use case dengan cara mengkombinasikan langkah-langkah yang umum yang ditemukan dalam case-nya. Relationship antara abstract use case dan use case

Gambar 2-5. Simbol Use case uses relationship (diambil dari Whitten, 2001)

6. Use case depends on relationship

Depends on adalah sebuah relasi use case yang menentukan bahwa use case yang lain harus dibuat sebelum current use case.

Gambar 2-6. Simbol Use case depends on relationship (diambil dari Whitten, 2001)

7. Use case inheritance relationship

Inheritance adalah relasi use case yang tingkah laku pada umumnya menggambarkan dua actor yang meng-initiating use case yang sama

akan ditugaskan dan di-extrapolasi dalam abstract actor yang baru untuk mengurangi redudancy.

Gambar 2-7. Simbol Use case inheritance relationship (diambil dari Whitten, 2001)

2.3. ER Diagram (Entity Relationship Diagram)

Terdapat dua komponen utama yang digunakan dalam membuat ER diagram, yaitu entitas (entity) dan relasi (relastionship). Entitas adalah sebuah objek yang nyata ada (orang, benda, peristiwa) dan dapat dibedakan dengan sesuatu yang lain. Setiap entitas memiliki karakteristik tertentu yang dideskripsikan dengan adanya atribut-atribut. Sedangkan relasi adalah hubungan antar entitas yang satu dengan entitas yang lain.

Tujuan dari pembuatan ER Diagram adalah untuk menggambarkan entitas-entitas yang terlibat dalam basis data termasuk atribut-atributnya dan menggambarkan hubungan (relationship) dari setiap entitas dengan entitas lain. Tahapan yang dilakukan antara lain :

1. Memilih entitas-entitasyang akan disusun oleh basis data dan menentukan hubungan antar entitas yang telah dipilih.

2. Melengkapi atribut-atribut yang sesuai dengan entitas dan hubungannya sehingga diperoleh bentuk tabel normal penuh (tabel normalisasi).

Simbol-simbol umum yang dipakai adalah : 1. Segiempat menggambarkan entitas.

Gambar 2-8. Simbol entitas 2. Diamond menggambarkan hubungan/relasi.

Gambar 2-9. Simbol hubungan / relasi 3. Elips atau lingkaran menggambarkan atribut.

Gambar 2-10. Simbol atribut 4. Garis penghubung antara entitas dan relasinya.

Dalam E-R Diagram dikenal adanya derajat relasi antar entitasyang menyatakan jumlah anggota entitas yang terlibat dalam ikatan atau relasi yang terjadi. Derajat relasi itu adalah :

1. Derajat relasi 1 : 1 (one to one relationship).

Derajat relasi ini terjadi apabila satu anggota dari entitas A berelasi dengan maksimal satu anggota dari entitas B dan begitu pula sebaliknya. Contoh dari hubungan one to one relationship ialah entitas pasien dan entitas kamar dimana pasien tersebut menempati sebuah kamar di rumah sakit. Artinya seorang pasien mutlak hanya akan menempati 1 kamar dan sebuah kamar hanya ditempati oleh 1 pasien namun ada juga kamar yang kosong. Contoh dari hubungan one to one relationship digambarkan pada gambar dibawah ini:

Pasien menempati Kamar

1 1

No_pasien No_kamar

Gambar 2-12. one to one relationship 2 entitas 2. Derajat relasi 1 : n (one to many relationship).

Derajat relasi ini terjadi apabila satu anggota dari entitas A berpasangan dengan banyak anggota dari entitas B, tetapi tidak berlaku sebaliknya. Contohnya entitas klub dengan entitas pemain dimana relasinya adalah klub tersebut memiliki pemain. Artinya klub tersebut dapat memiliki banyak pemain dan satu pemain mutlak hanya dimiliki oleh satu klub saja. Contoh relasi 1 : n digambarkan pada gambar dibawah ini :

Klub 1 memiliki N pemain

Id_klub Id_pemain

Gambar 2-13. one to many relationship 2 entitas 3. Derajat relasi m : n (many to many relationship).

Derajat relasi many to many terjadi apabila satu anggota dari entitas A berpasangan dengan lebih dari satu anggota dari entitas B, begitu juga sebaliknya. Contohnya entitas mahasiswa dengan entitas mata kuliah dimana mahasiswa tersebut menempuh mata kuliah. Artinya seorang mahasiswa dapat menempuh banyak mata kuliah dan satu mata kuliah dapat ditempuh oleh banyak mahasiswa. Contoh relasi m : n dapat digambarkan pada gambar dibawah ini :

Mahasiswa menempuh Mata

Kuliah N

N

NIM Kd_MK

Gambar 2-14. many to many relationship 2 entitas

Dokumen terkait