• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai masalah yang akan dibahas dalam laporan ini, maka sistematika laporan dibagi menjadi 5 bab, sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan laporan.

Bab II Landasan Teori

Dalam bab ini membahas tentang dasar teori yang berfungsi sebagai sumber atau alamat dalam memahami permasalahan yang berkaitan dengan Sejarah Taman Sari, multimedia, modeling 3 dimensi, virtual tour, dan perangkat lunak yang digunakan.

Bab III Metodologi

Dalam bab ini membahas tentang analisis kebutuhan perangkat lunak, dan perancangan perangkat lunak.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Dalam bab ini membahas hasil implementasi, analisis kinerja perangkat lunak, dan analisis kesesuaian dengan landasan teori.

Bab V Penutup

Dalam bab ini berisi kesimpulan tentang tugas akhir yang telah dibuat dan saran-saran sebagai masukan untuk masa mendatang.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Taman Sari Yogyakarta

Menurut Tontje (1991), kian bertambahnya volume tanggung jawab, frekwensi ketegangan syaraf dan kepanikan berjalan sejajar dengan itu. Beban psykologis semacam ini dialami setiap pemimpin pemerintahan, pemimpin politik, pemimpin militer serta kaum wiraswastawan. Hampir setiap saat mereka dihadapkan dengan keruwetan pengambilan keputusan yang mengandung nilai keadilan, kebenaran, kemakmuran, keuntungan serta kemenangan. Lingkungan aman dan tentram menopang ketepatan keputusan. Lingkungan santai, tenang dan rekreatif perlu diadakan sebagai jawaban keseimbangan beban psykologis itu.

Suatu lingkungan rekreasi yang unik mempesona sejak dua ratus tahun silam. Ia bercerita tentang daya pikir serta kematangan rancangan, ketekunan mengekspresikannya menjadi realitas sebagaimana yang kita kunjungi.

Di sebelah utara, pada sebuah bukit yang dapat dipandang dari pasar ngasem, disitulah Kraton Pulau Kenanga dibangun, di tempattinggali Sultan Hamengku Buwono I sampai Sultan Hamengku Buwono III. Nama itu diambil dari dua pohon kenanga yang ada disekitarnya.

Di sebelah baratnya adalah masjid Taman Sari yang unik. Fondasinya bertype lingkaran dengan diameter 25 meter, kedalaman 5 meter, bubungan yang tampak dipermukaan tanah. Berlantai dua dan di tengahnya terletak Sumur Gumuling

(wudhu untuk sholat). Lantai pertama adalah tempat shalat untuk wanita, sedangkan lantai kedua tempat sholat untuk laki-laki.

Pulau panembung menempati posisi selatan Keraton Pulau Kenanga. Nama itu sesuai dengan lokasi yang ditempatinya. Sebuah bangunan menempati sebidang daratan diatas laut buatan. Untuk mencapainya, harus berjalan melalui sebuah terowongan sepanjang kurang lebih 200 meter. Ditengah terowongan itu belok kekiri jika dari arah barat. Terowongan (gorong-gorong) direnovasi pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono IX tanpa merubah keaslian dan nilai kesakralannya.

Sejumlah ventilasi ditempatkan pada sepanjang atas terowongan dalam bentuk rumah joglo, berderet-deret dengan rumah rakyat yang ada disekitarnya. Konon kabarnya, Pulau Panembung adalah tempat bersemedi Sultan, mohon sesuatu kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Taman Segaran, semacam pelabuhan sampan yang terbuat dari bamboo (gethek) berada disebelah timur Pulau Panembung. Kini ditandai dengan sebuah plengkung. Namanya plengkung Taman Segaran.

Kolam pemandian terletak disebelah selatan Masjid membujur daru Utara-Selatan, terdiri dari kolam pemandian khusus bagi putra putri Sultan disebut :

“Umbul Pamuncar”. Bagian tengan adalam kolam pemandian permaisuri yang disebut

“Umbul Panguras”, serta disebelah selatan adalah kolam pemandian “Umbul Binangun” khusus bagi Sri Sultan. Diantara kolam pemandian Umbul Panguras dan Umbul Binangun terletak gedung cemeti, tempat pusaka kraton.

Sebuah bangunan bertype huruf “U” mengharap ke selatan, disebelah selatan kanan kolam pemandian jika dari arah utara. Sayap timur dan barat terdiri dari 10 kamar. Konon kabarnya adalah tempat tidur Permaisuri. Sedangkan sayap utara adalah tempat tidur Sultan, terdiri dua bagian. Yang disebelah timur berupa sebuah

kolam, dengan tempat tidur terbuat dari bamboo diatas kolam sebagai tempat semedi Sultan selama 40 hari lamanya tidak makan dan minum untuk bertemu dengan Kanjeng Ratu Kidul, raja laut selatan, dengan patihnya Nyi Roro Kidul. Sedangkan bagian baratnya adalah tempat tidur Sultan kini sebagai tempat pemujaan berupa kemenyan, jenis-jenis bunga dan lain-lainnya.

Taman Sari menempati luas lokasi 10 hektare, dibangun pada tahun 1756, selesai pada tahun 1765, dengan konsep dasar laut buatan. Bangunan yang terletak disebelah utara seperti Kraton Pulau Kenanga, Masjid Taman Sari dan Pulau Panembung terapung di air. Sedangkan disebelah selatan adalah kolampemandian dan gedung tempat tidur Sultan dan Permaisuri.

Pada awalnya kita memasuki lingkungan pemandian Taman Sari dari arah barat, melalui Gapura Agung, didepannya ada 4 gedung kembar yang disebut tempat pecaosan (penjagaan)abdi dalem dan paseban (tempat ganti pakaian) abdi dalem sehabis menjalankan tugas penjagaan. Setelah itu kita akan melewati gapura kedua menuju kolam pemandian “Umbul Pamuncar”. Di sebelah timur kolam pemandian juga terdapat dua gapura. Gapura yang terakhir disebut “Gapura Panggung”. Diantara kedua gapura itu ada 4 gedung kembar. Dipergunakan sebagai tempat gamelan, dibunyikan ketika Sultan “Lenggah” (duduk) di Gapura Panggung. Selain itu ada juga tempat penjagaan dan paseban dengan makna yang sama seperti didepan Gapura Agung.

Konon kabarnya, seseorang yang terdampar di laut selatan pada waktu itu setelah diselidiki pihak kraton, diketahui ia memiliki keterampilan merancang bangunan. Sarjana arsitek berkebangsaan Portugis. Maka itu ia diserahi tanggung jawab pelaksanaan pembangunan Taman Sari., gapura, plengkung dan benteng yang mengelilingi kraton. Realif-realif Taman Sari berciritera tentang kombinasi gaya

arsitektur Eropa, Cina, Hindu, Budha, dan Islam. Dan tembok bangunan dan tembok gapura yang ada di Taman Sari terbuat dari kapur, pasir, bata merah, putih telur, dan air kelapa muda (degan).

Dokumen terkait