• Tidak ada hasil yang ditemukan

CURRICULUM VITAE

G. Sistematika Penulisan

Maka berdasarkan uraian landasan teori tersebut penulis mengambil suatu pemikiran konseptual bahwa hubungan antara produsen/ penyedia jasa dengan konsumen pada dasarnya merupakan bentuk perjanjian dimana setiap pihak memiliki keseimbangan hak dan kewajiban. Adanya perjanjian baku yang ditetapkan oleh salah satu pihak dalam hubungan antara produsen/ penyedia jasa dengan konsumen menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak dalam perjanjian tersebut. Berkembangnya adagium caveat venditor dalam teori perlindungan konsumen mewajibkan produsen/ penyedia jasa untuk bertanggung jawab dan berhati- hati terhadap konsumen. Adanya ketentuan mengenai klausula baku yang mengatur dokumen perjanjian antara produsen/ penyedia jasa dengan konsumen dalam Undang- Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dimaksudkan untuk melindungi hak dan kedudukan konsumen dalam hubungan kontrak perjanjian dengan produsen/ penyedia jasa.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab I merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, kerangka pemikiran dan sistematika penulisan.

12

Universitas Kristen Maranatha

BAB II : ASPEK HUKUM MENGENAI PERJANJIAN DAN

PERLINDUNGAN KONSUMEN

Bab II menyajikan tinjauan pustaka yang berisikan uraian teori, konsep, asas, norma, doktrin yang relevan dengan masalah hukum yang diteliti baik dari buku, jurnal ilmiah, yurisprudensi, perundang- undangan dan sumber data lainnya.

BAB III :.TINJAUAN TERHADAP KONTRAK PERJANJIAN

...PENYEDIA JASA LAYANAN PENDIDIKAN DENGAN

...KONSUMEN

Bab III menyajikan serta menguraikan hubungan kontrak perjanjian penyediaan jasa layanan pendidikan antara PT. PPI dengan konsumen sebagai referensi objek penelitian.

BAB IV : TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN PENYEDIAAN JASA BIDANG

PENDIDIKAN

Bab IV menyajikan tinjauan yuridis klausula baku dalam hubungan kontrak perjanjian penyediaan jasa ditinjau secara khusus dalam perspektif Undang- Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, menguraikan analisa terhadap identifikasi masalah.

13

Universitas Kristen Maranatha BAB V : PENUTUP

Bab V menyajikan kesimpulan dan saran, dimana kesimpulan merupakan jawaban atas identifikasi masalah, sedangkan saran merupakan usulan yang operasional, konkret, dan praktis serta merupakan kesinambungan atas identifikasi masalah.

88 Universitas Kristen Maranatha

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dalam kajian sebelumnya maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan antara lain :

1. Kedudukan dan hak seorang konsumen dalam hubungan perjanjian dengan penyedia jasa layanan pendidikan merupakan pihak yang lebih lemah kedudukannya. Hubungan hukum yang bersumber pada perjanjian bersifat baku antara penyedia jasa layanan pendidikan dan konsumen menimbulkan dampak negatif bahwa konsumen dihadapkan pada pilihan menerima atau tidak segala isi dan ketentuan perjanjian jasa layanan pendidikan yang telah dipersiapkan termasuk segala isi dan ketentuan secara sepihak oleh penyedia jasa layanan pendidikan yang memberatkan konsumen. Hak serta kepentingan konsumen dalam hubungan perjanjian dengan penyedia jasa layanan pendidikan menjadi tidak terlindungi dengan baik. Ketentuan dan isi perjanjian yang disusun penyedia jasa layanan pendidikan secara langsung menguatkan kepentingan- kepentingan penyedia jasa dan menimbulkan dampak negatif terhadap hak konsumen untuk memperoleh layanan jasa pendidikan menjadi tidak optimal. Hal ini bertentangan karena tidak terpenuhinya seluruh unsur asas kebebasan berkontrak dan asas keseimbangan dalam konteks hukum perjanjian, sedangkan dalam konteks perlindungan konsumen hal ini bertentangan dengan dengan asas manfaat, asas

89

Universitas Kristen Maranatha

keadilan, asas keseimbangan, asas keamanan dan keselamatan serta asas kepastian hukum.

2. Ketentuan Pasal 18 Undang- Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen yang secara khusus mengatur pencantuman klausula baku perjanjian antara pelaku usaha dengan konsumen pada praktik perjanjian jasa layanan pendidikan belum melindungi hak dan kepentingan konsumen. Khususnya dalam hal ketentuan- ketentuan perjanjian yang secara sepihak dituangkan oleh penyedia jasa layanan pendidikan terhadap konsumen. Perlindungan hukum belum dapat diberikan karena klausula baku mengandung unsur memberatkan konsumen, seperti :

a. Ketentuan yang sulit dimengerti ;

b. Menyatakan kewajiban konsumen untuk tunduk terhadap kebijakan sepihak penyedia jasa layanan pendidikan.

Hal tersebut bertentangan dengan semangat dan ketentuan Pasal 18 Undang- Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Penulis menarik kesimpulan bahwa terjadi kesenjangan antara das Sollen (ketentuan dalam Pasal 18 Undang- Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen yang mengatur pencantuman klausula baku dalam perjanjian antara pelaku usaha dengan konsumen) dengan das Sein (implementasi dalam hubungan perjanjian penyedia jasa layanan pendidikan dan konsumen).

90

Universitas Kristen Maranatha

B. Saran

Adapun beberapa saran yang penulis sampaikan melalui penulisan ini antara lain : 1. Perlu diadakan pengawasan secara lebih intensif terhadap pelaku usaha bidang

layanan jasa pendidikan, khususnya dalam hal materi perjanjian yang dilaksanakan antara penyedia jasa layanan pendidikan dengan konsumen. Pengawasan secara intensif dapat dilakukan oleh pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia selaku unsur dari pemerintah yang bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan di Indonesia. Pengawasan tersebut antara lain :

a.Membentuk suatu lembaga independen dibawah Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia yang secara khusus bergerak dalam pengawasan terhadap penyedia jasa layanan pendidikan di Indonesia ; b.Menetapkan kebijakan- kebijakan yang secara khusus mengatur ketentuan-

ketentuan yang dilarang serta wajib tercantum dalam materi perjanjian antara penyedia jasa layanan pendidikan dengan konsumen. Hal ini dimaksudkan untuk menguatkan ketentuan Pasal 18 Undang- Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Adanya kebijakan tersebut menimbulkan dampak secara tidak langsung terhadap penyedia jasa layanan pendidikan untuk tidak secara bebas menetapkan kebijakan- kebijakan sepihak dalam perjanjian layanan jasa pendidikan, sehingga menciptakan kedudukan dan hak konsumen terjamin dalam hubungan perjanjian dengan penyedia jasa layanan pendidikan.

91

Universitas Kristen Maranatha

2. Perlu dilakukan upaya secara aktif oleh pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk melindungi konsumen dalam hubungan perjanjian layanan jasa pendidikan. Upaya aktif tersebut antara lain :

a. Diperlukan pengaturan pelaksana yang mengatur bidang pendidikan secara lebih mendetail dan terperinci mengenai prosedur, persyaratan, hal yang wajib dipenuhi dan dilarang bagi pelaku usaha yang bergerak dalam bidang layanan jasa pendidikan di Indonesia. Agar dari jasa layanan pendidikan konsumen dapat terlindungi secara hukum.

b. Memberikan penyuluhan, sosialisasi dan pelayanan informasi terhadap konsumen (peserta program) yang hendak menjalin kerjasama dengan penyedia jasa layanan pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar konsumen yang hendak menjalin kerjasama dengan penyedia jasa layanan pendidikan telah memiliki pembekalan informasi yang cukup.

92

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Endang Purwaningsih, Hukum Bisnis, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010.

Hardijan Rusli, Hukum Perjanjian Indonesia dan Common Law, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996.

Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen Di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2010.

Jhony Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media Publishing, Malang, 2010.

Johannes Ibrahim dan P. Lindawaty S. Sewu, Hukum Bisnis Dalam Presepsi

Dunia Modern, Refika Aditama, Bandung, 2007.

Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung, 1994.

Nasution AZ, Konsumen dan Hukum, Tinjauan Sosial Ekonomi dan Hukum Pada

Perlindungan Konsumen, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995. R. Subekti, Pokok- Pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, 2001.

Salim HS, Hukum Kontrak, Teori Dan Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika,

Jakarta, 2006.

Setiawan, Pokok- Pokok Hukum Perikatan, Putra A Bardin, Bandung, 1999.

Simanjuntak PNH, Pokok- Pokok Hukum Perdata Indonesia, Djambatan, Jakarta,

2009.

Sutan Remi Sjahdeni, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan Hukum yang

Seimbang bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank Di Indonesia,

Insitut Bahkir Indonesia, Jakarta, 1993.

Titik Triwulan Tutik, Pengantar Hukum Perdata di Indonesia, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2006.

Wirjono Prodjodikoro, Azas- Azas Hukum Perjanjian, Mandar Maju, Bandung, 2000.

93

Universitas Kristen Maranatha

B. PERATURAN

Kitab Undang- undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek), alih bahasa oleh R. Subekti, et. al, Jakarta : Pradnya Paramita, 1989.

Undang- undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang- undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

C. INTERNET

Ahmad Sanjaya, Sumber Perikatan, http : //www.akseshukum.co.id, 2009.

Atmojoyo, Eksonerasi Dalam Perlindungan Konsumen, http :

//www.ojomtablogspot.com, 2010.

Dadang Sukandar, Asas- Asas Perjanjian, http : //www.

dadangsukandarwordpress, 2010.

EconomicLawClub, Hukum Perikatan, http : // elcfhunpad/ blogspot.com, 2007. Gunardi, Syarat Batalnya Suatu Perjanjian, http : //www.hukumonline.com,

2004.

Sita, Sumber Hukum Perikatan, http : // www.sitabungadiawordpress.com, 2012.

Slamet Setiawan, Sejarah Perlindungan Konsumen, http : //

www.jurnalblogspot.com, 2006.

Supriadi, Inspanning Dan Resultaat Verbintenis, http ://

excellent-lawyer.blogspot.com), 2010. Lihat http : // www.studyjerman.com.

D. LAIN- LAIN

Mudjono. Sambutan Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Dalam

Simposium Aspek- Aspek Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta : BPHN, 16- 18 Oktober 1980.

Dokumen terkait