• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

K. Sistematika Penulisan

Dalam Penulisan skripsi ini, penulis berpedoman dan mengacu kepada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2019”.

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bagian yang menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan mafaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

25 E. Kristi Poewardari, Penelitian Perilaku Manusia (Depok: LPSP3 UI, 2011), h.

164.

26 S. Herlinda, dkk., dalam Jurnal Metodologi Penelitian, Vol. 1, Analisis Pengumpulan Data Kualitatif. (Palembang: Lembaga Penelitian Universitas Sriwijaya, 2010) h. 70.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Landasan Teori merupakan bagian yang menjelaskan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian serta hasil penelitian terdahulu tentang komunikasi penyuluhan.

BAB III GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA (PSTW) BUDI MULIA 1 CIPAYUNG, JAKARTA TIMUR

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan informasi gambaran umum mengenai PSTW Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur, yang terdapat informasi seperti sejarah berdirinya, visi dan misi, program-program, tujuan, serta ruang mediasi yang dimiliki oleh PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, Jakarta Timur.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Meliputi Data deskripsi Informan, dan temuan hasil penelitian.

BAB V PEMBAHASAN

Bagian ini berisi uraian yang mengaitkan teori dan hasil penelitian.

Teori digambarkan sebagai pisau analisis yang akan membedah data dari temuan penelitian.

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Berisi kesimpulan dan saran-saran berkaitan dengan pelaksanaan mediasi dan perannya dalam memberikan solusi kepada para lansia yang sudah lupa akan pengetahuan agama agar bisa mempertahankan pengetahuan agama mereka.

22 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Teori Komunikasi Penyuluhan

1. Komunikasi Penyuluhan

Komunikasi penyuluhan merupakan salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan dalam konteks penyuluhan. Penyuluhan itu sendiri merupakan upaya menjelaskan kepada masyarakat agar mereka menjadi lebih baik lagi, akar kata dari penyuluhan adalah suluh yang berarti obor ataupun alat untuk menerangi keadaan yang gelap. Dari asal perkataan tersebut dapat diartikan bahwa penyuluhan dimaksudkan untuk memberi penerangan ataupun penjelasan kepada mereka yang disuluhi, agar tidak lagi berada dalam kegelapan mengenai sesuatu masalah tertentu.27

Penyuluhan juga mengandung usaha menyebarserapkan hal-hal yang baru (paling tidak, dianggap atau dirasakan baru) dianggap agar masyarakat berminat dan bersedia melaksanakannya dalam kehidupan nyata sehari-hari.28

Pada hakekatnya penyuluhan adalah suatu kegiatan komunikasi.

Proses yang dialami mereka yang disuluh sejak mengetahui, memahami, meminati, dan kemudian menerapkan dalam kehidupan yang nyata adalah suatu proses komunikasi. Dengan demikian kelihatanlah bagaiman pentingnya memenuhi persyaratan komunikasi yang baik untuk tercapainya hasil penyuluhan yang baik. Seperti suatu komunikasi baru berhasil apabila kedua belah pihak sama-sama siap untuk itu, demikian pula dengan penyuluhan. Ini berarti, kegiatan penyuluhan menuntut suatu

27 Zulkarimein Nasution, Prinsip-prinsip Komunikasi Untuk Penyuluhan (Jakarta:

Lembaga Penerbit Fak. Ekonomi UI, 1990), h. 7.

28 Ibid, h. 8.

persiapan. Perlu suatu perencaan yang matang, dan bukan dilakukan secara asal-asalan saja.29

Dalam melakukan penyuluhan, faktor penyampaian (baca:

pengkomunikasian) hal-hal yang disuluhkan adalah amat penting. Karena itu penyuluhan menuntut dipersiapkannya lebih dahulu suatu desain yang secara terperinci dan spesifik menggambarkan hal-hal pokok dalam penyuluhan, seperti:30

a. Masalah yang dihadapi b. Siapa yang akan disuluh

c. Apa tujuan yang hendak dicapai dari setiap kegiatan penyuluhan

d. Pendekatan yang dipakai e. Pengembangan pesan

f. Metode atau saluran yang digunakan

g. System evaluasi yang “telah terpasang”, atau “built-in”

Dengan meninjau pengertian dan pemaparan di atas, maka dapat dipahami bahwa komunikasi penyuluhan adalah suatu proses penyampaian pesan-pesan penyuluhan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media.31

Dengan adanya penyuluh sebagai seorang individu yang memiliki urgensi dalam tugas yang diembannya, maka seorang penyuluh diharapkan dapat membekali dirinya serta menguasai pengetahuan tentang:

29 Zulkarimein Nasution, Prinsip-prinsip Komunikasi Untuk Penyuluhan, (Jakarta:

Lembaga Penerbit Fak. Ekonomi UI, 1990), h. 10.

30 Ibid, h. 11.

31 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Jakarta: PT.

Remaja Rosdakarya, 2017), cet. 28, h. 79.

a. Komunikasi antar pribadi, hal yang amat sangat dibutuhkan ketika melakukan komunikasi penyuluhan sebab menurut pengalaman para penyuluh yang menyebarserapkan inovasi, agar bisa menjalin komunikasi antar pribadi dengan masyarakat seperti yang semestinya, seorang penyuluh dituntut untuk memperhatikan hal sebagai berikut:

1) Kemampuan empati, yaitu kemampuan penyuluh untuk menempatkan dirinya pada posisi warga masyarakat yang di binanya.

2) Menciptakan suasana homopily dengan khalayak, yaitu membangun suasana dengan penuh keakraban sehingga khalayak merasa nyaman ketika mendapatkan penyuluhan.

3) Menyesuaikan dengan program yang dijalankan dengan kebudayaan khalayak setempat.32

b. Komunikasi kelompok, merupakan suatu disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh seorang penyuluh/komunikan, karena sekalipun kelompok dalam masyarakat terdiri dari pribadi-pribadi yang bersifat individual, kelompok ini bermacam-macam bentuk dan tujuannya, ada kelompok yang mempunyai latar belakang budaya, ideologi atau agama, dalam hal ini ada beberapa prinsip pokok yang perlu difahami oleh seseorang penyuluh yaitu:

1) Komunikasi kelompok merupakan suatu proses sistematik, proses yang terjadi dalam satu sistem, komponen-komponen yang dimaksud adalah: konteks situasional, penyuluh, pesan, penerima dan perlu interaksi yang muncul ketika suatu kelompok berkomunikasi.

32 Zulkarimein Nasution, Prinsip-prinsip Komunikasi Untuk Penyuluhan, (Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekomoni Universitas Indonesia, 1990), h.22.

2) Komunikasi kelompok bersifat kompleks, kompleks itu disebabkan dimensi sistem yang mempengaruhi komunikasi kelompok berfungsi secara simultan.

3) Komunikasi kelompok bersifat dinamik. Penting untuk diingat bahwa komunikasi kelompok terjadi dalam satu jangka waktu tertentu. Kemampuan kita untuk saling tergantung ditentukan oleh pertukaran pesan yang bersinambungan.33

c. Komunikasi Massa merupakan suatu proses yang membedakan dari bentuk komunikasi lainnya adalah bahwa komunikasi massa merupakan proses penyampaian pesan dari satu sumber kepada khalayak yang berjumlah besar, dengan menggunakan saluran media massa. Terdapat 4 unsur komunikasi massa yang diungkapkan oleh Blake dan Haroldsen (1975) yang diungkapkan oleh Zulkarimein Nasution di dalam bukunya, yang kiranya meski dipahami oleh seorang penyuluh adalah:

1) Komunikator, dikarenakan sifat komunikasi massa, maka komunikator di sini biasanya adalah pekerja profesional dari suatu organisasi komunikasi (seperti penerbit, stasiun radio, televisi, ataupun perusahaan film) yang secara sosiologis memang merupakan suatu lembaga sosial (social institution).

Artinya organisasi itu sendiri tentulah mempunyai tujuan, aturan-aturan, birokrasi dan sebagainya, yang merupakan batasan-batasan perilaku bagi para anggotanya dalam menjalankan tugas negara.

2) Saluran, untuk berlangsungnya komunikasi massa

33 Zulkarimein Nasution, Prinsip-prinsip Komunikasi Untuk Penyuluhan, (Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekomoni Universitas Indonesia, 1990), h.22.

diperlukan saluran yang memungkinkan disampaikannya pesan kepada khalayak yang dituju. Saluran tersebut adalah media massa, yaitu sarana teknis yang memungkinkan terlaksananya proses komunikasi massa tertentu. Saluran media massa ini, melihat bentuknya dapat dikelompokkan atas:

a) Media cetakan (printed media), yang mencakup surat kabar, majalah, buku, pamflet, brosur dan sebaginya.

b) Media elektronik, seperti radio, televisi, film, slide, video, dan lain-lain.

3) Pesan, berbeda dengan pesan-pesan yang disampaikan melalui bentuk komunikasi antar pribadi, dalam komunikasi massa ditujukan untuk semua orang yang terjangkau oleh peristiwa komunikasi tersebut. Siapa saja yang dapat menangkap pesan tersebut, dapat menafsirkan dan menggunakannya untuk kepentingan masing-masing. Secara umum, pesan-pesan tersebut data dikelompokkan menjadi pesan-pesan yang informatif, edukatif, dan persuasif.

4) Khalayak, setiap komunikasi tentulah ditujukan kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan.

Dalam komunikasi massa, penerima ini adalah mereka yang menjadi khalayak dari media massa yang bersangkutan.

Khalayak komunikasi massa bersifat luas, heterogen, dan anonim.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi penyuluhan adalah menyampaikan atau memberitahu kepada khalayak

agar dapat merubah sikap, pendapat, dan perilaku. Yang dilaksanakan secara kontinu atau berkelanjutan.34

2. Metode Komunikasi Penyuluhan

Adapun metode komunikasi penyuluhan yang digunakan oleh sipenyuluh yaitu:

a. Metode Berdasarkan Perorangan

Metode berdasarkan pendekatan perorangan ini dalam kegiatan penyuluhan dilaksanakan dengan menggunakan metode penyuluhan sistem latihan dan kunjungan atau sering disebut dengan sistem LAKU, di mana metode pendekatan perorangan secara kontak informal penerapannya.

b. Metode berdasarkan pendekatan kelompok

Metode ini efektif dibandingkan dari metode lainnya karena dibimbing dan diarahkan secara berkelompok untuk melakukan sesuatu kegiatan yang lebih produktivitas atas dasar kerja sama. Metode dengan pendekatan kelompok lebih menguntungkan karena memungkinkan adanya umpan balik dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap anggotanya.

c. Metode berdasarkan pendekatan massal

Metode pendekatan massal ini memakan waktu lebih banyak, biaya lebih besar, namun metode ini langsung dapat dirasakan oleh khalayak sasaran. Ditinjau dari efesiensinya penyampaian pesan atau informasi melalui

34 Zulkarimein Nasution, Prinsip-prinsip Komunikasi Untuk Penyuluhan, (Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekomoni Universitas Indonesia, 1990), h.22.

media memang sangat tepat karena dapat menjangkau seluruh wilayah panti, umpan balik yang diterima dalam metode pendekatan massal ini menggunakan media elektronik.35

3. Strategi Komunikasi Penyuluhan

Terdapat beberapa strategi komunikasi penyuluhan yaitu:

a. Rencana/Program. Oengembangan dari ide dasar, konsep, strategi sampai pada pelaksanaan dalam suatu program penyuluhan, merupakan rangkain tahapan dalam suatu program komunikasi penyuluhan. Jenis rencana/program terdiri dari: penyuluhan langsung, peran serta masyarakat dan usaha kesehatan sekolah. Dalam rencana/program kegiatan penyuluhan lebih ditekankan pada isi pesan, dan strategi media sebagai kegiatan utama, media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah media cetak berupa brosur dan media visual yaitu Over Head Projector. Pada dasarnya program penyuluhan tersebut berupa dokumen tertulis yang menggambarkan seluruh program dan strategi yang dikembangkan oleh suatu organisasi atau lembaga berupa fakta-fakta tentang sasaran, lingkungan, harapan dan sejenisnya.

b. Komunikator. Untuk berhasilnya sutau komunikasi penyuluhan, tidak saja ditentukan oleh kemampuan berkomunikasi, tetapi juga oleh diri komunikator (penyuluh) karena fungsi komunikator adalah sebagai pengutaraan pikiran dan perasaannya dalam bentuk pesan

35 Anuar Rasyid, dalam Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 1 No. 1, Metode Komunikasi Penyuluhan Pada Petani Sawah. (Jurnal Ilmu Komunikasi, 2012), h. 33-35.

untuk membuat komunikan (yang disuluh) menjadi tau, mengubah sikap, pendapat dan perilakunya.

c. Media yang digunakan. Memilih media yang digunakan dalam penyuluhan merupakan keputusan yang sangat penting. Media yang dipilih tentu yang diharapkan adalah media yang benar-benar efektif mencapai sasaran yang dibutuhkan. Pemilihan media hendaklah benar-benar didasarkan pada pertimbangan yang matang karena pilihan yang diambil paling tidak menyangkut masalah biaya, tenaga dan waktu yang disediakan unttuk penyuluahn tersebut.

d. Pesan yang disampaikan. Cara penyampaian pesan di dalam komunikasi penyuluhan merupakan suatu hal dalam penentuan efektivitas program. Penyuluh atau komunikator harus mempertimbangkan tidak hanya isis yang akan disampaikan, tetapi juga bagaimana informasi tersebut disusun untuk dipresentasikan dan apa tipe serta daya Tarik pesan yang akan disampaikan.

5) Sasaran penyuluhan. Sasaran adalah salah satu bagian atau faktor penentu keberhasialan suatu komunikasi penyuluhan. Karena bagi penyuluh atau komunikator, patokan berhasilnya upaya penyuluhan adalah apabila pesan-pesan yang disampaikan melalui berbagai saluran dapat sampai pada sasaran dan dimengerti serta ada tanggapan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh komunikator atau penyuluh.36

36 Sitti Murni Kaddi, dalam Jurnal Academica, Vol.06, No.01, Strategi Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Dalam Menanggulangi Bahaya Narkoba di Kabupaten Bone.

(Jurnal Academica Fisip Untad, 2014)

Dengan demikian unsur-unsur komunikasi penyuluhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dan teknik yang dipakai oleh pembimbing rohani dalam menyampaikan materi bimbingan kepada lansia. Materi yang disampaikan tersebut meliputi materi salat, puasa dan hubungan antar lansia dengan pembimbing dan lansia dengan lansia.

B. Pengetahuan Agama

1. Pengertian Pengetahuan Agama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, berkenaan dengan hal materi pelajaran. Agama diucapkan oleh orang Barat dengan Religios (bahasa Latin), Religion (bahasa Inggris, Prancis, Jerman) dan Rligie (bahasa Belanda). Istilah ini bukannya tidak mengandung arti yang dalam melainkan mempunyai latar belakang pengertian yang lebih mendalam dari pada penelitian “agama” yang telah disebutkan di atas.37

Agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada Nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dengan dan tanggung jawab kepada Allah, kepada masyarakat serta kepada alam sekitarnya. Agama sebagai sumber sistem nilai, merupakan petunjuk pedoman dan pendorong bagi manusia untuk memecahkan berbagai masalah hidupnya seperti dalam ilmu agama, politik, ekomomi, sosial, budaya, dan militer sehingga terbentuk pola motivasi, tujuan hidup dan perilaku manusia yang menuju kepada rida Allah (akhlak).

37 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 1377.

2. Aspek-aspek pengetahuan agama

Menurut Anderson ada empat kategori dalam dimensi pengetahuan agama yaitu:

1. Pengetahuan faktual (factual knowledge)

Pengetahuan faktual adalah pengetahuan dasar yang harus diketahui perserta didik sehingga peserta didik mampu memahami suatu masalah atau memecahkan masalah tersebut.

Pengetahuan ini meliputi semua informasi yang mendetail dan psesifik, seperti tanggal terjadinya sebuah peristiwa. Fakta-fakta yang spesifik adalah fakta-fakta yang dapat disendirikan sebagai elemen-elemen yang terpisah dan berdiri sendiri. Setiap bidang kajian mengandung peristiwa, lokasi orang, tanggal, dan detail-detail lain yang mempresebtasikan pengetahuan penting tentang bidang itu.38

2. Pengetahuan konseptual (conceptual knowledge)

Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan-pengetahuan dasar yang saling berhubungan dan struktur yang lebih besar sehingga dapat digunakan secara bersama-sama dan mencakup pengelaman tentang kategori.39

3. Pengetahuan prosedural (procedural knowledge)

Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan mengetahui bagaimana untuk melakukan sesuatu metode untuk mencara sesuatu, suatu pengetahuan yang mengutamakan kemampuan,

38 Shofiya Khaidaroh dan Sukiman, dalam Jurnal Kajian Pendidikan Islam dan Studi Islam, Vol. 1, No. 2, Pengembangan Tujuan Pembelajaran PAI Aspek Kognitif dalam Teori Anderson dan Krathwohl. (Jurnal Al Ghazali, 2018).

39 Shofiya Khaidaroh dan Sukiman, dalam Jurnal Kajian Pendidikan Islam dan Studi Islam, Vol. 1, No. 2, Pengembangan Tujuan Pembelajaran PAI Aspek Kognitif dalam Teori Anderson dan Krathwohl. (Jurnal Al Ghazali, 2018).

algoritma, teknik dan metode.40

Jika pengetahuan faktual dan pengetahuan konseptual mewakili petanyaan-pertanyaan “apa”, maka pengetahuan procedural bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan

“bagaimana”.

4. Pengetahuan metakognisi (metacognitive knowledge) Pengetahuan metakognisi pengetahuan yang melibatkan pengetahuan kognitif secara umum. Metakognisi juga dapat diartikan sebagai suatu kesadaran tentang kognitif diri sendiri, bagaimana kognitif dalam diri kita itu bisa berjalan serta bagaimana kita mengaturnya.41

Agama Islam adalah agama Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad, untuk diteruskan kepada seluruh umat manusia yang mengandung ketentuan keimanan (aqidah) dan ketentuan-ketentuan ibadah dan mua‟amalah (syari‟ah), yang menentukan proses terbentuknya kata hati.42

Berdasarkan penjelasan di atas pengetahuan agama Islam itu mengandung tiga unsur, yaitu:43

a. Iman: keyakinan kepada Allah 1) Allah

2) Malaikat-Nya 3) Kitab-Nya 4) Rasul-Nya 5) Hari Akhir dan

40 Shofiya Khaidaroh dan Sukiman, dalam Jurnal Kajian Pendidikan Islam dan Studi Islam, Vol. 1, No. 2, Pengembangan Tujuan Pembelajaran PAI Aspek Kognitif dalam Teori Anderson dan Krathwohl. (Jurnal Al Ghazali, 2018).

41 Ibid.

42 Drs. H. Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara), Ed. 1, Cet. 2, h. 4.

43 Ibid, h. 4-5.

6) Qadha dan Qadar

b. Islam: Penyerahan diri sepenuhnya kepada ketentuan Allah, yaitu:

1) Syahadatain 2) Shalat 3) Zakat 4) Puasa 5) Haji

c. Ihsan: berakhlak serta mengerjakan ibadah kepada Allah dan bermu‟amalah dengan sesama makhluk dengan penuh keikhlasan seakan-akan disaksikan oleh Allah, meskipun dia tidak melihat Allah. Adapun mu‟amalah dengan sesama makhluk, terdiri dari:

1) Bermu‟amalah dengan manusia:

2) Hubungan dengan Rasul–menaati 3) Menyantuni/membina diri–meniru 4) Hubungan dengan keluarga–mencintai 5) Hubungan dengan masyarakat

6) Hubungan dengan bangsa 7) Hubungan antar bangsa

8) Hubungan dengan tumbuh-tumbuhan 9) Hubungan dengan hewan

10) Hubungan dengan benda, baik organik maupun anorganik.

Dengan demikian, oleh karena pengetahuan agama Islam itu membawa peraturan-peraturan Allah yang dipatuhi, maka orang Islam itu bukan saja menjauhkan diri dari kemungkaran dan selalu berbuat kebijakan, melainkan juga mengajak kepada kebaikan dan mencegah

kemungkaran itu.44 Setelah mengetahui pengertian pengetahuan, agama, dan Islam. Penulis menarik kesimpulan bahwa pengetahuan agama Islam adalah kemampuan untuk mengingat materi yang sudah pernah diajarkan tentang ajaran agama Islam yang berisi aturan-aturan atau norma-norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.

Dengan demikian pengetahuan agama yang di maksud dalam penelitian ini adalah aspek kemampuan lansia mengingat materi yang telah disampaikan oleh pembimbing rohani, pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan tentang rukun iman dan rukun Islam.

C. Lanjut Usia (Lansia)

Casseli dan Lopez mengemukakan bahwa proses menua merupakan suatu proses yang terjadi secara biologis secara terus-menerus yang dialami oleh manusia pada semua tingkat umur dan waktu. Lanjut usia merupakan sebutan atau sitilah yang menggambarkan tahapan akhir dari proses penuaan tersebut.45 Semua akhir hidup memiliki siklus kehidupan menua yang diawali dari kelahiran kemudian tumbuh dewasa dan berkembang, selanjutnya menjadi tua dan akhirnya meninggal dunia. Pada Undang-Undang Republik Indonesia tentang Kesejahteraan Lansia No. 13 Tahun 1998 pasal 5 ayat 1 disebutkan bahwa seorang lansia memiliki hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Lanjut usia atau lansia merupakan fase dari tahap terakhir kehidupan manusia. Definisi lansia pada negara berkembang yaitu seorang individu yang berumur 60 tahun ke atas, sedangkan pada negara maju yaitu

44 Prof. Dr. Zakiah Daradjat, dkk., Dasar-dasar Agama Islam (Universitas Terbuka, 1986), h.

45 Siti Partini Suardiman, Psikologi Usia Lanjut (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011), h. 3.

seseorang indvidu yang telah berumur 65 tahun ke atas.46 Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 tentang pelaksanaan upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia, lansia ialah individu atau seorang yang berusia 60 tahun ke atas. Secara biologis lansia merupakan individu yang mengalami proses penuaan secara terus menerus yang ditandai dengan penurunan fisik dimana individu tersebut sangat rentan terhadap penyakit.

Undang-Undang tentang Kesehatan No. 36 tahun 2014 menyebutkan lansia sebagai seseorang yang disebabkan usianya mengalami perubahan fisik dan psikologis tertentu. Efek-efek yang menentukan, sampai sejauh mana pria maupun wanita yang lansia melakukan penyusuaian diri secara baik maupun buruk.47

1. Klasifikasi dan Karakteristik Lansia

Dalam perkembangannya manusia mengalami perubahan, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia. Lansia merupakan periode penutup dalam rentang kehidupan manusia. Sama halnya dengan setiap tahapan perkembangan hidup seseorang. Menurut Eizabeth B. Hurlock karakteristik Lansia meliputi perubahan fisik dan perubahan mental (psikologi).

Adapun perubahan fisik termasuk di dalamnya perubahan penampilan, perubahan pada sistem organ serta perubahan motorik.

Sementara itu perubahan kemampuan mental dalam membedakan kondisi tertentu serta perubahan dalam hal minat dan ketertarikan yang disebabkan

46 Mochammad Affandi, Dalam Journal of Indonesia Applied Economics, Vol. 3, No. 2, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penduduk Lansia Memilih Untuk Bekerja.

(Malang: Universitas Brawijaya, 2009)

47 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Kehidupan (Jakarta: Erlangga, 1980), h. 380.

memburuknya kondisi kesehatan, ingatan belajar serta dalam memberi argumentasi, ekonomi dan nilai.48

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan lansia dibagi ke dalam empat klasifikasi dalam batasan umur. Pertama, usia pertengahan (middle aged) yaitu seseorang yang telah mencapai umur 45 sampai 59 tahun. Kedua, usia lanjut (elderly) ialah seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun sampai 75 tahun. Ketiga, lansia tua (old) yaitu individu yang berumur 75 tahun sampai 90 tahun. Keempat, usia sangat tua (very old) yaitu seseorang yang telah berumur di atas 90 tahun.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia juga membagi klasifikasi lansia menjadi empat kelompok. Pertama, pertengahan umur usia lanjut (virtilitas) yaitu masa persiapan lansia yang menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa antara 45-54 tahun. Kedua, usia lanjut dini (prasenium) yaitu kelompok yang mulai memasuki usia lanjut antara 55-64 tahun. Ketiga, kelompok usia lanjut (senium) usia 65 tahun ke atas.

Keempat, usia dengan resiko tinggi yaitu kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun.49 Berdasarkan pembahasan tentang lansia tersebut dapat disimpulkan bahwa klasifikasi lansia dimulai dari umur 60 tahun ke atas.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan lansia dibagi ke dalam empat klasifikasi dalam batasan umur. Pertama, usia pertengahan (middle aged) yaitu seseorang yang telah mencapai umur 45 sampai 59 tahun. Kedua, usia lanjut (elderly) ialah seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun sampai 75 tahun. Ketiga, lansia tua (old) yaitu

48 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Kehidupan (Jakarta: Erlangga, 1980), h. 318.

49 Olivia Fensia Puahadi, Gambaran Kesejahteraan Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Madago Desa Tendeadongi Kecamatan Pamona Utara Kabupaten Sulawesi Selatan (Skripsi S1 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, 2015), h.13.

individu yang berumur 75 tahun sampai 90 tahun. Keempat, usia sangat tua (very old) yaitu seseorang yang telah berumur di atas 90 tahun.

2. Masalah-masalah yang Dihadapi Oleh Lansia

Masalah yang umumnya dihadapi oleh para lansia dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori yaitu:

a. Masalah ekonomi

Lansia ditandai dengan menurunnya produktivitas dalam bekerja karena telah memasuki masa pensiun. Hal tersebut berakibat pada menurunnya pendapatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Pada sisi lain lansia dihadapkan oleh berbagai kebutuhan yang juga

Lansia ditandai dengan menurunnya produktivitas dalam bekerja karena telah memasuki masa pensiun. Hal tersebut berakibat pada menurunnya pendapatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Pada sisi lain lansia dihadapkan oleh berbagai kebutuhan yang juga

Dokumen terkait