• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk memudahkan penyusunan dan pemecahan terhadap isi skripsi ini, maka penulis menyusun sistematika skripsi sebagai berikut:

Bab. I : Pendahuluan

Dalam pendahuluan ini memuat pokok-pokok pikiran tentang Latar belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Hasil Penelitian, Definisi Operasional, Hipotesis, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi. Bab. II : Kajian Pustaka

Bab ini mengandung beberapa sub bab :

A. Berdo’a : didalamnya menguraikan pengertian berdo’a, dalil- dalil tentang do’a, aktivitas do’a, tata cara berdo’a.

B. Sikap Optimisme

Memuat pengertian optimisme, realisasi sikap optimisme. C. Peranan Do’a Bagi Sikap Optimisme.

Bab. Ill : Laporan Hasil Penelitian

Bab ini akan membahas secar global gambaran umum keadaan SMAN 1 Boja Kabupaten Kendal.

A Gambaran Umum SMAN I BOJA 1. Tinjauan Historis

2. Letak Geografis, Prestasi, Serta Hasil Akreditasi 3. Keadaan Fasilitas ( Sarana dan Prasarana ) 4. Keadaan Guru dan Karyawan

3. Keadaan Fasilitas ( Sarana dan Prasarana) 4. Keadaan Guru dan Karyawan

5. Keadaan Siswa

Bab. IV

Bab. V

B. Penyajian Data, meliputi: 1. Data tentang berdo’a

2. Data tentang Sikap Optimisme : AnalisisData

Dalam bab ini terdiri dari : A. Analisis Pertama B. Analisis Kedua C. Analisis Ketiga D. Analisis Lanjutan : Penutup

1. Pengertian Berdo ’ a

^' o ' o > a *» 1 - I'

Kata do’a berasal dari bahasa Arab yaitu : 0 -'-c' Yang artinya “ memanggil, mendo’a, memohon.”1

Pengertian do’a secara istilah sebagaimana yang di kemukakan oleh Aboebakar Atjeh, berdo’a adalah “mengemukakan rasa hati kepada Tuhan baik berupa syukur, baik berupa pengaduan keluh kesah, baik berupa suatu permohonan, sesuatu keinginan yang ingin hendak di peroleh berupa benda, berupa tujuan atau berupa ampunan.”* 2 *

Ath Theiby memberi pengertian do’a adalah “ melahirkan kehinaan dan kerendahan diri serta menyatakan kehajatan dan ketundukan diri kepada Allah SWT.J

Sedangkan menurut Syahminan Zaeni berdo’a adalah “ memohon sesuatu kepada Allah dengan cara menyatakan kerendahan diri dan ketundukan kepada-Nya.”4

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat di ambil pengertian bahwa berdo’a adalah memohon, menyeru dan menyatakan kehajatan dan ketundukan kepada Allah SWT. Dalam pengertian tersebut tersirat

'Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Yayasan Penyelenggara Penafsiran Al-

Qur’an, Jakarta, 1982,hln.l27.

2 Aboebakar Atjeh, Pengantar Ilmu Tarekat, Ramadhani, Surabaya, 1985, hlm.263. TM. Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Dzikir dan Do 'a, Bulan Bintang, Jakarta, 1993, hlm.97.

4 Syahminan Zaini, Mengapa Kita Harus Berdo’a, Al-Ikhlas, Semarang, t.th, hlm .ll.

bahwa di waktu seseorang melakukan aktifltas berdo’a, maka seseorang tersebut sedang menghadap Allah SWT. Serta ia sedang mengakui akan kekuasaan Allah SWT dan menyatakan ketundukannya kepada-Nya. Maka tidak sepantasnya kalau manusia itu bersikap sombong dan membanggakan diri atas kekuatannya, kemampuan, serta daya yang di milikinya.

Dalam kenyataannya tidak ada manusia yang terlepas dari harapan dan keinginan untuk mendapatkan bantuan dari orang lain atau dari yang maha kuasa. Boleh saja manusia merasa mampu untuk berdiri sendiri, tetapi pada saat-saat tertentu, manusia akan membutuhkan bantuan yang datang di luar pribadinya. Sebagai seorang muslim, kita meyakini bahwa sumber dari segala kekuatan, kekuasaan itu ada pada Allah swt. Kita diseru untuk selalu ingat akan kekuasaan-Nya, dan Dia menyuruh manusia supaya memohon kepada- Nya, dan Dia beijanji akan mengabulkan permohonan (do’a ) hamba- Nya.

Artinya : “ Serulah Aku’ Akan Kukabulkan do’amu. (Q.S. Almu’min:

60)

Dengan demikian berdo’a merupakan anjuran kepada setiap hamba-Nya, untuk selalu memohon, menyeru serta meminta apa saja

yang bermanfaat baginya, maka seandainya manusia itu mau berdo’a kepada Allah SWT. Maka Dia akan mengabulkan permintaannya. Prof. Dr. Zakiah Daradjat mengatakan : °

“ Sebagai seorang muslim, seharusnya ia mengetahui dan menyadari sepenuhnya, bahwa yang paling dekat padanya adalah Allah SWT. Kepada-Nya kita kembali, kepada-Nya kita berserah diri, dan dengan sendirinya kita akan menerima apa saja yang telah ditentukan-Nya bagi kita.”5

2. Dalil-dalil Tentang Berdo’a

Banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist Nabi yang mendorong manusia untuk selalu melakuakan kegiatan berdo'a kepada Allah SWT. Diantara ayat-ayat AL-Qur’an yang memerintahkan kita untuk selalu melakukan berdo’a antara lain :

firman Allah surat ( Al-A’raf ayat 55 )

(o o ) (JJ p axxx\] L-ipu V 4j i t j I j c o f

Artinya : Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah SWT. Tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (Q.S. Al-A’ ra f: 55 )6 Ayat lain mengenai do’a adalah surat ( Al-Baqarah ayat 186):

Uc. | j

.U (4^ "J njB <j

( U l : S j L » ) 3

3 Zakiah Daradjat, D o ’a MenunjangSemangat Hidup, Yayasan Pendidikan Islam Ruhana, Jakarta, 1992, him. 16.

Departemen Agama RI, Al-Q ur’an dan Terjemahanya, Yayasan Penyelenggara

Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka ( jawablah ), bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo’a apabila ia berdo’a kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi ( segala perintah ) Ku dan hendaknya mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. ( Q.S. Al-Baqarah :186 )7

Dari kedua ayat tersebut di atas jelas bahwa kita umat Nabi Muhammad saw. Dianjurkan untuk selau ( berdo’a ) mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan mengabdikan diri kepada-Nya dan senantiasa ingat akan kekuasaan dan kebesaran-Nya, earn berdo’a ( memohon ) yaitu dengan merendahkan diri dan dengan suara yang lembut, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-oarang yang melampaui batas.

Berdasarkan pengertian surat Al-Baqoroh ayat 18^ di atas, menunjukkan bahwa Allah itu dekat kepada hamba-Nya, Allah akan mengabulkan permohonan ( do’a ) setiap hamba-Nya yang mau memohon, meminta kepada-Nya.

Seadangkan diantara Hadist Nabi yang menunjukkan supaya kita selalu berdo’a, memohon kepada Allah diantaranya :

^ : U ^ 4

j

3

c

. &\ J L a ijp. j l l i

q

Uoiill jc .

( j j ) S i j A

Artinya : “ Dari Nu’man bin Basyir dari Nabi saw. Telah bersabda : Do’a itu adalah ibadah. “8 *

Hadist yang lain yaitu :

(J la ^ ASlI (J (j I dLa L -ai 1 6J LiC. i l l fi\j I Vl .ijC -tll J Uu i l l I jC-tll JXol a J c

-g. Jb Uo ]^S L I A i. L i j L a j ( l i l j I

( j 3 »j j ) . f ^ J ^ = 5 jJ ^ ^ Artinya : “ Dari Ubaidah bin Shamid semoga Allah ta’ala meridhoi-Nya,

sesungguyhnya Rosulullah swt. Telah bersabda : Tidak ada seoarang manusia muslim yang berdo’a kepada Allah SWT. Dengan suatu do’a kecuali Allah SWT. Akan memberikan apa yang di mohonnya atau menghendaki sesuatu kejahatan yang sebanding dengan do’anya selama ia tidak berdo’a dengan sesuatu yang mengandung dosa atau memutus silaturrohim. “( HR. Tirmidzi )5

Ayat-ayat dan Hadist tersebut menunjukkan bahwa do’a ( memohon ) kepada Allah itu adalah diperintahkan oleh Allah, do’a juga merupakan sebagian dari ibadah. Allah akan mengabulkan setiap do’a hamba-Nya yang mau melakukan do’a.

Manusia yang hidup tanpa gejolak, tanpa kekuasaan istemewa, bekeija dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, juga memerlukan do’a sebagai motivasi dirinya agar dapat melanjutkan usaha, pekeijaan dan kegiatan untuk mencapai cita-cita. Do’a merupakan pendprong untuk mencapai harapan dan keinginan untuk

8 Abdurrahman Muhammad Ustman, Sunah Tirmidzi wa H uw aJaam i’ Ushakhah, Juz 5

Darul Fiqri, Beurut,t.th, him 126.

Abi Zakaria Yahya An Nawawi, A l Adzhar An Nawawiyah, Usaha Keluarga, Semarang, tth. hlm.349.

hidup yang lebih baik, teratur dan terhindar dari segala hambatan, tantangan, ancaman atau gangguan.

Do’a merupakan hal yang perlu dan seharusnya dilakukan oleh setiap manusia. Ini dikarenakan pengetahuan yang dimiliki manusia sangatlah terbatas dan manusia adalah makhluk yang lemah serta serba kekurangan. Masalah yang akan timbul dan yang akan dihadapi oleh manusia itu sangat komplek, sehingga dengan keterbatasan manusia itu sering tidak mampu untuk mengatasai permasalahan yang dihadapinya. Oleh karena itu manusia membutuhkan pertolongan dan perlindungan . Dan Allahlah yang dapat memberikan perlindungan tanpa ada batasanya kepada setiap hamba-Nya. oleh karena itu sudah selayaknya manusia tidak bersikap sombong dan manusia harus selalu memohon ( berdo’a ) kepada Allah di setiap saat dan kesempatan. 3. Aktivitas Berdo’a

Berdo’a itu sangat penting bagi manusia do’a dapat memperkuat kesehatan mental, baik untuk penyembuhan, pencegahan, maupun untuk pembinaan, mau dan pandai berdo’a, insya Allah kesehatan mental kita akan dapat dipertahankan. selanjutnya ketentraman dan kebahagiaan hidup akan dapat diraih.10

Adapun beberapa aktifitas berdo’a antaralain : a. Berdo’a Secara Rutin

Nabi Muhammad saw. Menganjurkan kepada umatnya untuk selalu berdo’a setiap waktu dan setiap saat di manapun kita berada, sebagai mana sabdanya :

“ Dari Abi Ummah berkata bahwasannya Rasulullah saw. Telah ditanya seseorang. Do’a di waktu apakah yang paling di dengar oleh Allah ? Nabi menjawab di waktu tengah malam atau sesudah salat fardhu ( HR. Tirmidzi) '1

Pada hadist diatas secara implisit menunjukkan bahwa manusia dianjurkan untuk senantiasa melakukan kegiatan berdo’a secara rutin . Dimana dalam hadist tersebut Nabi menyebut bahwa salah satu do’a yang paling di dengar Allah adalah sesudah salat fardlhu, itu merupakan hal yang senantiasa di lakukan oleh setiap muslim. Didalam salat itu sendiri banyak memuat do’a-do’a. Berdo’a memang seharusnya selalu dilakukan oleh setiap manusia yang pada dasamya manusia memiliki berbagai kekurangan dan keterbatasan akan kemampuannya untuk mencapai suatu yang di kehenaakinya, manusia yang selalu mendapatkan berbagai kesulitan serta berbagai masalah sebaiknya setiap saat dan waktu harus selalu memohon, ingat kepada -Nya, manusia sebagai hamba yang dhoif seharusnya menyadari akan hal itu.

b. Berdo’a Sehabis Shalat Fardhu - 11

Setiap selesai Shalat Nabi Muhammad s.aw. menganjurkan kita untuk berdo’a kepda Allah SWT.

Diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim Dari Tsauban r.a., bahwa ia berkata:

^bUjuj \ (j-a \ Gl . J .O -3 ^ (j IS

'c £ j l i £ I 'cdloj ^ c fl J43H : ' J I S a s 513

( ^ l u u j Jl-a-J 6 ^ iJ" ilk 3 ! I j l j

Artinya : “ Adalah Rasulullah s.aw. apabila berpaling dari shalatnya, beliau membaca istigfar tiga kali, kemudian beliau mengucapkan : “ Ya Allah, Engkaulah yang mempunyai kesejahteraan dan dari engkaulah kesejahteraan, Maha berbahagialah Engkau wahai Tuhan yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”.12 Dalam riwayat lain yang diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim dan lain-lainnya ari Siti ‘ Aisayh r.a., bahwa ia berkata :

I V) . J ,<j-a <Uil J (j IS

.ffjS y ij J

j \Z ? \

aioj

Artinya : “ Adalah Rasulullah s.a.w. apabila telah bersalam ( dari mengeijakan shalat ), beliau tidak duduk melainkan sekedar tempo yang cukup beliau mengucapkan : “ Allahumma Antassalam waminkassalam tabarokta yaa daljalali wal ikroom”...yang teijemahannya sebagaimana yang tersebut, hadist di atas.13

12 Moer.awar Chalil, Kelengkapan Tarich Nabi Muhammads.a.w., jilid IV b, Bulan Bintang, Jakarta, 1969, him. 116.

Berdo’a Langsung setelah selesai shalat fardhu, sungguh tinggi nilainya , ditinjau dari psikologi.14 Betapa tidak ketika selesai shalat, jiwa kita sangat dekat dengan Allah s.w.t. Kalimah- kalima do’a yang kita baca, yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam, menimbulkan bahwa Allah sangat dekat dengan kita. Apabila do’a itu kita fahami maknanya, maka setiap kita ucapkan, makin mempunyai arti dan dampak yang besar terhadap jiwa kita.

Oleh karena itu, seharusnya setiap diri muslim membiasakan diri untuk berdo’a dengan ikhlas dan khusuk, setelah shalat fardhu. Dengan demikian hati kita akan semakin bertambah dekat kepada-Nya.

c. Berdo’a Ketika Hendak Memulai Pekeijaan

Dalam menghadapi tantangan yang tidak mudah dan gampang, selalau dibutuhkan akan tenaga, disamping itu seorang muslim tidak boleh melupakan akan pertolongan Allah yang bisa diperoleh dengan j alan berdo ’a.15

Dalam berbagai riwayat telah banyak dijelaskan tentang pentingnya berdo’a ketika hendak melakukan suatu pekerjaan, Nabi Muhammad s.a.w. selalau mengajarkan kepada umatnya untuk setiap akan melakukan pekeijaan supaya berdo’a terlebih dahulu.

14 Zakiah Daradjat, D o ’a MenunjangSemangat Hidup, Op.Cit, hlm.53. 15 Hamzah Ya’kub, Etos Kerja Islam, Ped. Ilmu Jaya, Jakarta, 1990, him. 68.

Adapun hadist yang menganjurkan agar setiap mau bekerja untuk berdo’a adalah:

Diriwayatkan oleh Turmudzy dari Abu Bakar Ash Shiddiq r.a., bahwa ia berkata:

• j ; j L

^ : 'J U I'JJ J IJ 1I

j

I . j

- t - o * . M 'd&

( gjiLa Jill

„ j j )

. JjTjSaJ J

Artinya : “ Adapun Rasulullah s.aw. apabila menghendaki suatu

urusan , beliau mengucapkan : “ Ya, Allah, semoga Engkau member! kebaikan untuk ku dan piiihkanlah yang baik untuk ku”.16

Memang sudah selayaknya ketika akan melakukan suatu pekeijaan atau berusaha terlebih dahulu berdo’a, dengan harapan supaya apa yang diusahakan dapan terlaksana dengan baik, sukses, Allahlah yang menentukan segala urusan manusia, oleh karena itu manusia harus berdo’a dan berusaha.

d. Berdo’a Ketika Akan Berpergian

Setiap kali kita melangkah meninggalkan rumah, pergi ke tempat yang dituju, tentu kita menginginkan keselamatan dalam perjalanan, dan selamat kembali sampai rumah. Nabi Muhammad s.a.w. mengajarkan kepada kita agar berdo’a ketika akan berpergian.

Adapun hadist Nabi yang-menerangkan agar setiap hendak berpergian harus berdo’a adalah :

Diriwayatkan oleh Ahmad dan A1 Bazzar dari ‘Ali r.a., bahwa ia berkata:

Q * ^ l r i : 'J IS I j L . i t j i f i . j .£ i>l ’J jL fj j &

Artinya : “ Adalah Rosulullah s.a.w. apabila hendak berpergian ( ketika keluar dari rumahnya ), beliau mengucapkan : “ Ya, Allah, dengan Engkau aku dapat berpergian jauh, dan dengan Engkau aku berpindah tempat dan dengan Engkau aku dapat berjalan”.17

e. Berdo’a Saat Menghadapi Musibah

Manusia hidup di dunia ini tidak terlepas dari kesulitan yang menghimpit jalan hidupnya. Banyak manusia yang tiba- tiba ditimpa musibah.

Musibah yang datang pada manusia pada hakekatnya datangnya dari Allah. Seseorang yang teguh pendiriannya pada jalan dan pada ketentun yang digariskan oleh Allah, mereka tidak akan mudah putusasa dan tidak akan menyerah. Ia akan senantiasa ingat akan kebesaran Allah, serta memohon agar dihindarkan dari bencana dan musibah tersebut, karena ia telah menyadari bahwa segala sesuatu yang datang pada diri manusia itu adalah datangnya dari Allah dan hanya Allahlah yang dapat melepaskannya dari

bencana dan musibah tersebut, manusia sekedar menjalani dan berusaha.

Adapun do’a ketika dalam menghadapi musibah yaitu :

4. Tata Cara Berdo’a

Seseorang yang berdo’a berrarti ia sedang menghadap kehadirat Allah untuk memohon serta mencurahkan segala yang ada pada dirinya. Oleh karena itu sudah selayaknya di saat berdo’a ia harus mempergunakan tata car a atau adab sopan santun kepada yang dimintai perlindungan. Hal ini dilakukan sehingga hal itu merupakan cerminan ketundukan hamba kepada Rabb-Nya.

Menumt adab berdo’a yang disampaikan oleh Al-Ghazali sebagai ditegaskan oleh Hasbi Ash Shiddieqy, yaitu :

a. “ Pada waktu yang baik dan mulia seperti pada hari Arafah, pada bulan Ramadhan, hari jum ’at, pada sepertiga malam yang terakhir, dan pada waktu sahur.

b. Dalam keadaan mulia seperti kertika bersujud dari shalat, ketika berhadapan dengan musuh dalam peperangan, ketika lama hujan , setelah menunaikan shalat, ketika jiwa sedang tenag, dan bersih dari segala gangguan syaitan.

e. Tanpa bersajak yakni tanpa menggunakan kata-kata bersajak dalam berdo’a itu, tetapi cukup dengan kata-kata yang biasa dan sederhana, sopan dan tepat mengenai sesuatu yang di hajati dengan do’a itu. Atau baik kiranya jika memilih lafadz-lafadz yang diterima dari Rasulullah s.a.w. yang kandungannya sesuai dengan apa yang kita do’akan pula.

f. Mengokohkan kepercayaan bahwa do’a kita akan diperkenankan oleh Allah dan tidak merasa gelisah jika do’a itu tidak diperkenankannya.

g. Berdo’a khusu’ dan tawadhu’ dengan merasakan kebesaran-nya. h. Mengulang-ulang do’a itu dua atau tiga kali yaitu do’a tentang

sesuatu yang sangat dihayati, memohonya kepada Allah akan lebih baik dibaca beruiang-ulang sampai tiga kali.

i. Menyebut atau memuji Allah pada permulaannya.

j. Bertaubat sebelum berdo’a dan menghadapkan diri dengan

1 o

sesungguhnya kepada Allah SWT.

Sedangkan menurut Hamzah Ya’kub do’a hendaknya dilakukan dengan rendah diri (thadharu’ ) dengan suara perlahan. “ Dalam mengharap terkabulnya do’a hendaknya tidak mudah putus asa. 18 19Berdo’a dengan sesungguhnya-sungguhnya dan membulatkan kemauan. Salah satu khaifiyah berdo’a adalah dengan kalimat singkat tetapi padat”.

18 Hasbi Ash Shiddieqy, Op.Cit. him. 103.

Hamzah Ya’kub, Tingkat Ketenangan dan Kebahagiaan M u ’min, Bina Ilmu, Surabaya 1980, hlm.27.

Jika seseorang sedang melakukan kegiatan berdo’a berarti ia sedang kontak dengan Allah, ia mempunyai keyakinan Allah akan mengabulkan do’a-do’anya. Hal itu tidak terlepas dari adab atau tata cara berdo’a kepada Allah SWT.

Dari uraian tatacara berdo’a tersebut, maka seseorang yang melakukan do’a seharusnya dengan sepenuh hati dan dengan penyerahan sepenuhnya kepada Allah. Kita yakin bahwa do’a kita akan dikabulkan oleh Allah, maka didalam melaksanakn do’a harus memperhatikan tata cara serta adab berdo'a, sebagaimana yang telah di contohkan oleh Rasulullah s.a.w. serta para sahabatnya, kita harus yakini dengan sepenuh hati bahwa do’a kita akan dikabulkan.

B. Sikap Optimisme 1. Pengertian

Secara harfiah, sikap berasal dari bahasa inggris “ attitude ii2°

Sikap adalah “ kecenderungan untuk memberikan respon baik positif maupun negative terhadap orang, benda atau situasi-situasi“.* 21

Sikap adalah kesungguhan (kehebatan) dari pengaruh positif atau negative terhadap sebuah objek psikologi sedangkan sobjek psikologi itu adalah beberapa symbol, orang, kata (prase) slogan atau ide dari orang yang dapat berbeda seperti dalam memperhatikan

c

pengaruh positif atau negative tadi”.

John m. Echolas dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, PT. Gramedia, Jakarta 2000, him. 44.

“ Sikap adalah sebuah keadaan mental dan jiwa yang siap (untuk melakukan sesuatu) yang diatur melalui pengalaman (rangsangan), dan menggunakan sebuah petunjuk atau pengaruh yang dinamis terhadap respon individu untuk semua objek dan situasi yang berhubungan”.

Mengacu pada pendapat diatas, maka dapat diambil pengertian bahwa pengertian sikap adalah, kecenderungan atau kesiapan seseorang untuk bereaksi (berbuat, menanggapi) terhadap objek tertentu, atau dasar rangsangan yang diterima.

Kemudian pengertian optimisme adalah “ Faham (keyakinan) atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan, sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segal hal” 22 Helen Keller memberikan pengertian optimisme, “ optimisme adalah sebuah keyakinan yang akan membawa pada pencapaian hasil.23

Tidak ada yang dapat diperbuat tanpa adanya harapan dan keyakinan, Harapan dikenal dengan

i ) artinya “ harapan “, harapan dapat disamakan dengan optimisme, disebut dalam kitab Hthya’ Ulumlddin:

Mo I k U ajj y L-.ixIl ^ Ij jj \ jA i l k

22

“ Tim Penyusun Kamus, Kamas Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta

1994, him. 753.

Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, Gema Insani Press, Jakarta 2002, him.53.

“ Harapan ialah keingginan hati untuk menunggu apa yang disukai”. Setelah diketahi pengertian sikap dan optimisme maka selanjutnya penulis memberi batasan pengertian sikap optimisme, yaitu suatu perbuatan yang berdasarkan pada keyakinan terhadap segala harapan yang baik.

2. Realisasi Sikap Optimisme

Sikap optimisme sangat penting bagi diri seseorang dalam mengarungi kehidupan guna menggapai suatu keberhasilan. Seseorang yang memiliki rasa optimisme yang tinggi berarti ia sebagai seseorang yang bermental seorang pemenang, ia memiliki rasa optimisme yang tinggi, Dia berusaha dengan sungguh-sungguh dan yakin akan usahanya tersebut.

Sikap optimisme dapat dilihat dari tingkah laku seseorang, Adapun yang dapat dilihat yaitu :

a. Mempunyai Harapan-harapan Yang Positif

Yang dimaksud dengan Harapan-harapan yang positif disini ialah, segala sesuatu yang di cita-citakan yang bersifat positif. Mereka yang melihat cakrawala dunia penuh wama-wami dan mendorong dirinya penuh dengan harapan dan keberanian. Harapan-harapan atau cita-cita yang positif akan melahirkan keberanian untuk menempuh segala resiko karena ia sadar bahwa segala sesuatu itu pasti ada resikonya. 24

24 Imam Ghazali, Ihya’ Ulumiddin, Juz IV, Hizal Khalbi wa Yusyarokah, Kairo him. 139.

Sikap yang positif akan membentuk karakter positif yang akan mengantarkannya menjadi pemenang, untuk mencapai sebuah keberhasilan.

Dengan bekal harapan dan sikap yang poisitif tersebut akan memberikan suatu keyakinan yang positif atas segala perbuatan yang di usahakan.

b. Mempunyai Wawasan Berfikir

Islam membimbing manusia sesuai dengan perkembangan untuk menuju kesempumaan, bahkan Islam memberikan jangkauan yang luas dalam menjalani kehidupan menuju

kemajuan dunia yang lebih dekat dari padanya.

Dalam kehidupannya manusia tidak berhenti untuk terus-menerus mencari ilmu dan pengetahuan. Dunia semakin berwama-wami Karena hasil ilmu pengetahuan manusia. Harta yang paling berharga bukannya uang, melainkan ilmu pengetahuan karena dengan ilmu pengetaqhuan, segala sesuatu menjadi mudah.

Ali bin Abi Thalib memberikan nasihat kepada Kumail bin Ziad tentang ilmu, “ Wahai kumail, ilmu adalah lebih utama dari pada harta. Ilmu menjaga mu, sedangkan kau hams menjaga hartamu. Harta akan kau nafkahkan, sedangkan ilmu bertambah subur bila kau nafkahkan. Demikian pula budi yang timbul dengan harta akan hilang dengan hilangnya harta. 5

Semangat mencari ilmu pengetahuan seharusnya melekat kepada setiap oaring karena dengan ilmu tersebut segala sesuatu

25

dapat di hadapi. Begitu besar harapan yang kita inginkan dari ilmu pengetahuan, harapan bukannya suatu angan-angan atau pikiran yang melamun (menghayal), melainkan sesuatu yang perlu di usahakan, untuk menggapai harapan dan cita-cita diperlukan wawasan, pengalaman dan ilmu yang luas.

c. Mempunyai Harapan Yang Positif Terhadap Kehidupan

Cara memandang kehidupan harus berpandangan yang positif, seandainya dalam menghadapi masalah jangan berpandangan negatif, orang yang dalam dirinva terdapat penyakit prasangka negatif, atau pesimis adalah menjadikan dirinya peragu,

Dokumen terkait