5. Sumber Dana BANGUB
1.5 Sistematika RKPD
Rencana Pembangunan Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Demak Tahun 2018 ini disusun berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah secara sistematis disusun sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan.
Memuat latar belakang, dasar hukum penyusunan, maksud dan tujuan, hubungan antar dokumen perencanaan dan sistematika RKPD.
BAB II Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2017 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Menguraikan tentang kondisi eksisting Kabupaten Demak; berdasarkan aspek geografi dan demografi, Evaluasi pelaksanaan RKP Daerah Tahun 2017, dan isu-isu strategis pembangunan daerah.
BAB III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah Beserta Kerangka Pendanaan.
Memuat tentang arah kebijakan ekonomi daerah yang
menguraikan tentang kondisi perekonomian regional dan
daerah tahun 2018 serta perkiraan untuk tahun 2019,
dan arah kebijakan keuangan daerah (berisi arah
kebijakan pendapatan daerah, arah kebijakan belanja
daerah, dan arah kebijakan pembiayaan daerah).
BAB IV Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah.
Memuat prioritas pembangunan daerah tahun 2018 berdasarkan isu strategis dan hasil evaluasi dokumen perencanaan serta prioritas Nasional dan Provinsi Jawa Tengah.
BAB V Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah.
Memuat Rencana Program dan fokus Kegiatan Pemerintah Daerah Kabupaten Demak Tahun 2018, yang meliputi Urusan Wajib dan Urusan Pilihan.
BAB VI Penutup.
Memuat harapan dukungan dari seluruh pemangku
kepentingan pembangunan daerah dalam rangka
pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di
Kabupaten Demak.
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2016 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK
2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.1. Posisi Strategis Kabupaten Demak Dalam Pembangunan Nasional
1. Dalam kebijakan pembangunan nacional, Kabupaten Demak termasuk kawasan Pusat Pengembangan Nasional (PKN) Kedungsapur yang meliputi wilayah Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten Grobogan. PKN Kedungsapur merupakan kawasan strategis pengembangan industri, perdagangan dan jasa. Di kawasan tersebut terdapat beberapa proyek vital dan strategis nasional, yaitu Pelabuhan Internasional Tanjung Emas, Bandara Internasional Ahmad Yani, jalur kereta api, komplek industri di Tanjung Emas, dan PLTU Tambaklorok, kawasan industri di Kecamatan Sayung dan sekitarnya. Selain itu, letak Kabupaten Demak di jalur perekonomian utama nasional (Jakarta – Surabaya) dan jalur tengah (Semarang – Grobogan), kemudahan aksesibilitas, jalur ganda kereta api Jakarta – Surabaya yang mempercepat transportasi orang dan barang dalam pengembangan sistem logistik nasional (Silognas).
2. Dalam pengembangan pusat-pusat perekonomian Kabupaten Demak, terbagi menjadi lima satuan wilayah pembangunan (SWP) strategis sebagaimana diamanatkan Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Demak, sebagai berikut :
a. SWP I : kawasan perkotaan Demak, meliputi
wilayah Kecamatan Demak, Kecamatan Sayung,
Kecamatan Karangtengah dan Kecamatan
Wonosalam.
b. SWP II : kawasan perkotaan Mranggen, meliputi wilayah Kecamatan Mranggen, Kecamatan Karangawen dan Kecamatan Guntur.
c. SWP III : kawasan Wedung, meliputi wilayah pengembangan Kecamatan Wedung dan Kecamatan Bonang.
d. SWP IV : kawasan pusat pengembangan Kecamatan Gajah, meliputi wilayah Kecamatan Gajah, Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Mijen.
e. SWP V : pusat pengembangan Kecamatan Dempet, meliputi wilayah pengembangan Kecamatan Dempet dan Kecamatan Kebonagung.
Pengembangan wilayah di Kabupaten Demak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tata ruang wilayah Provinsi Jawa Tengah memerlukan sinergitas dan kondusivitas daerah bagi peningkatan penanaman modal, promosi daerah dan kerjasama antar daerah (KAD).
3. Dalam peningkatan penanaman modal di Provinsi Jawa Tengah, wilayah Kabupaten Demak termasuk kawasan strategis Kedungsapur. Berdasarkan amanat Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2012 tentang Rencana Umum Penanaman Modal di Provinsi Jawa Tengah diarahkan pada : (1). Peningkatan Iklim Penanaman Modal; (2). Persebaran Penanaman Modal;
(3). Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur, dan Energi; (4). Penanaman Modal yang Berwawasan Lingkungan (Green Investment); (5). Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi; (6).
Kemudahan dan/atau Insentif Penanaman Modal; dan
(7). Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal. Prioritas
penanaman modal pada peningkatan bidang industri
pengolahan, hotel dan restoran, perdagangan,
pengangkutan, jasa perbankan serta listrik, air dan gas
termasuk yang dapat dikembangkan di Kabupaten
Demak.
4. Potensi sumberdaya manusia di Kabupaten Demak cukup besar dengan jumlah penduduk (2015) sebanyak 1.117.901 jiwa dari aspek sosial budaya dan agama, sebagian besar memeluk Agama Islam (sebanyak 1.109.489 orang), Agama Kristen (sebanyak 4.799 orang), Agama Katolik (sebanyak 3.297 orang) dan agama lainnya (sebanyak 316 orang). Potensi ini dapat dikembangkan agar kearifan lokal dapat menjadi penopang berkembangnya keswadayaan dalam penanggulangan kemiskinan, peningkatan UMKM dan pengembangan wirausaha berbasis masyarakat.
5. Wilayah Kabupaten Demak memiliki lahan pertanian yang luas yaitu 50.773 Ha dan berpotensi untuk pengembangan lahan persawahan lestari dengan sistem pengairan yang baik, kawasan industri, perdagangan dan pusat bisnis, perumahan-pemukiman menjadi pendukung bagi pengembangan berbagai aktivitas perekonomian, perdagangan, hotel dan restoran, perbankan dan jasa dari Kota Semarang dan sekitarnya.
6. Kabupaten Demak memiliki obyek wisata budaya-religi Masjid Demak dan Makam Sunan Kalijaga yang merupakan obyek wisata dengan jumlah wisatawan nusantara terbesar kedua setelah Candi Borobudur dan sekitarnya. Selain itu, kaya potensi wisata alam, desa wisata, desa kerajinan dan wisata bahari berbasis masyarakat yang dapat dikembangkan.
7. Kabupaten Demak menjadi salah satu penyangga lumbung beras di Jawa Tengah, penyedia bahan pangan (beras dan jagung), hortikultura, hasil perikanan dan komoditas unggul lainnya bagi kota-kota besar di Jawa Tengah dan sekitarnya.
8. Terdapat sentra-sentra usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) berbasis keterampilan, garmen dan
kerajinan masyarakat di Kecamatan Wedung, Mijen,
Kecamatan Demak dan sekitarnya. Pada kegiatan
UMKM tersebut terdapat bakat-bakat dan talenta kewirausahaan dalam masyarakat Kabupaten Demak, perlu pembinaan dan pemberdayaan agar UMKM dan keterampilan tenaga kerja tidak tersedot dan merantau di kota-kota besar, luar Pulau Jawa dan luar negeri.
2.1.2. Aspek Geografis a. Geografis
Wilayah Kabupaten Demak dalam pelayanan pemerintahan terbagi menjadi 14 kecamatan yang terdiri dari 243 desa dan 6 kelurahan. Kemudian terbagi menjadi 786 dusun,1.324 RW dan 6.940 RT.
Batas-batas administrasi Kabupaten Demak adalah sebagai berikut :
Disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan Laut Jawa;
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Grobogan;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang,
Serta sebelah Barat berbatasan dengan Kota Semarang.
Jarak terjauh dari B arat ke Timur sepanjang 49
km, sedangkan dari Utara ke Selatan terbentang
sepanjang 41 km. Semua wilayah kecamatan di
Kabupaten Demak mudah dijangkau dan memiliki
akses transportasi umum dengan mudah, terutama
pusat-pusat perkembangan perekonomian daerah.
Peta 2.1 Peta Administrasi Kab. Demak
b. Topografi
Wilayah Kabupaten Demak terdiri atas dataran rendah, kawasan pantai/pesisir serta perbukitan, dengan rata-rata ketinggian permukaan antara 0 - 100 meter di atas permukaan air laut (DPL).
Berdasarkan letak ketinggian dari permukaan air laut, wilayah Kabupaten Demak dibatasi atas 3 region, sebagai berikut :
a. Region A : 0-3 meter, meliputi sebagian besar Kecamatan Bonang, Demak, Karang tengah, Mijen, Sayung dan Wedung.
b. Region B : 3-10 meter, meliputi sebagian besar di tiap-tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Demak; 10-25 meter, meliputi sebagian besar Kecamatan Dempet, Karangawen dan Mranggen;
5-100 meter, meliputi sebagian besar Kec.
Karangawen dan Mranggen
c. Region C : lebih dari 100 meter, meliputi sebagian kecil Kecamatan Karangawen dan Mranggen. Kemiringan Lahan di Kabupaten Demak sebagian besar relatif datar, yaitu berada pada lahan dengan kemiringan 0 – 8%.
Sedangkan pada bagian selatan Kabupaten Demak memiliki kemiringan lahan yang sangat bervariasi terutama di wilayah Desa Banyumeneng dan Sumberejo. Kedua desa ini memiliki lahan dengan kemiringan 0 – 2%, 2 – 8%, 8 – 15%, 15 – 40%, dan lebih besar dari 40%.
Adapun dibawah ini adalah tabel luas lahan berdasarkan kelas kelerengan dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 2.1
Luas Lahan Berdasarkan Kelas Lereng Kabupaten Demak
Luas Lahan Berdasarkan Kelas Lereng
Luas (Ha)
Datar (0-2 derajat) 88.765
Bergelombang (2-15 derajat) 834
Curam (15-40 derajat) 408
Sangat curam (> 40 derajat) 136
Sumber: Demak Dalam Angka Tahun 2016
c. Geologi
Ada beberapa jenis tanah yang ada di
Kabupaten Demak, yaitu: (1) Alluvial hidromorf, terdapat
di sepanjang pantai; (2) Regosol, terdapat di sebagian
besar Kecamatan Karangawen dan Kecamatan
Mranggen; (3) Gromosol kelabu tua, terdapat di
Kecamatan Bonang, Kecamatan Wedung, Kecamatan
Kebonagung, Kecamatan Mijen, Kecamatan Kecamatan
Karanganyar, Kecamatan Gajah, Kecamatan Demak,
Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Dempet dan
Kecamatan Sayung, dan (4) Mediteran, terdapat di
sebagian besar Kecamatan Karangawen dan Kecamatan
Mranggen.
Sebagian besar kondisi tanah yang ada di Kabupaten Demak pada musim kemarau menjadi keras dan retak-retak, sehingga tidak dapat ditanami secara intensif untuk pertanian. Pada musim penghujan tanahnya bersifat lekat sekali dan volumenya membesar, serta lembab sehingga agak sulit untuk ditanami dan memerlukan sistem drainase yang memadai. Pada beberapa daerah tertentu kondisi air tanah yang asin dapat mempengaruhi usaha-usaha petani. Gejala- gejala yang disebabkan oleh air tanah yang asin terutama nampak pada dekat pantai dan sungai/saluran pembuangan yang pada musim kemarau dimasuki air laut.
Struktur Geologi Kabupaten Demak terdiri dari:
(1) Struktur Aluvium terdapat hampir semua Kecamatan di Kabupaten Demak yaitu di Kecamatan Mijen, Bonang, Demak, Gajah, Karanganyar, Wonosalam, Karangtengah, Dempet, Sayung, Guntur, Mranggen dan Karangawen; (2) Miosen, fasies sedimen terdapat di sebagian Kecamatan Karangawen yaitu di Desa Jragung dan sebagian di Kecamatan Mranggen; (3) Pliosen, fasies sedimen terdapat di sebagian kecamatan Karangawen yaitu di Desa Jragung dan sebagian di Kecamatan Mranggen; (4) Plistosen, fasies gunung api terdapat di sebagian Kecamatan Karangawen (Desa Margohayu dan Wonosekar) dan terdapat di Kecamatan Mranggen (Desa Sumberejo); dan (5) Pliosen, fasies batu gamping yaitu hanya terdapat di Kecamatan Mranggen.
d. Hidrologi/Hidrogeologi (Keairan)
Sumber-sumber air di wilayah Demak berupa
sumber air di permukaan tanah dan air tanah. Sumber
air di permukaan tanah berasal dari sungai-sungai,
laut dan pantai. Sungai-sungai yang tergolong besar dan
bermuara ke Laut Jawa, antara lain : sungai Serang,
Tuntang, Jragung, Wulan, Jajar, Onggorawe dan
beberapa anak sungai. Sungai- sungai tersebut bersifat multifungsi, yaitu dipergunakan sebagai sarana transportasi air, perikanan darat dan penyedia air baku dan serta sumber air bagi usaha pertanian dan industri. Potensi tersebut akan dikembangkan menjadi sumber pengairan, sumber air bersih bagi rumah tangga, industri dan pengembangan wisata air. Selain itu, Demak juga memiliki potensi cekungan air tanah yang tinggi yakni air tanah dangkal sebesar 166,2 juta m3/th dan air tanah dalam sebesar 4,1 juta m3/th yang pengelolaannya perlu memperhatikan kelestarian lingkungan dan daerah tangkapan air (catmnt area) agar tetap hijau.
Kabupaten Demak memiliki wilayah pesisir yaitu yang berada di Kecamatan Sayung, Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Bonang dan Kecamatan Wedung dengan panjang garis pantai lebih kurang 74,20 Km. Hal ini merupakan sumberdaya yang potensial bagi pengembangan bidang perikanan tangkap, perikanan budidaya dan hasil laut, pengembangan mangrove dan vegetasi pantai lainnya serta potensi wisata bahari.
Untuk memberdayakan potensi wilayah dan masyarakat nelayan/pesisir perlu ditingkatkan dan dikembangkan sarana dan prasarana perikanan tangkap, perikanan budidaya dan pelestarian sumber daya hayati di wilayah pesisir sejalan dengan kebijakan nasional. Kawasan pesisir menghadapi permasalahan abrasi/ sedimentasi, menurunnya permukaan tanah, berkurangnya luasan mangrove dan vegetasi pantai lainnya, polusi dan sampah serta naiknya batas air laut akibat pemanasan global (global warming).
e. Penggunaan Lahan
Secara administrasi luas wilayah Kabupaten
Demak adalah : 89.743 Ha, terdiri atas 14 kecamatan,
243 desa dan 6 kelurahan. Sebagian besar wilayah
Kabupaten Demak merupakan lahan persawahan yang
subur yang mencapai seluas 50.773 Ha (sebesar 56,58%
dari luas wilayah) dan selebihnya seluas 38.970 Ha (sebesar 43,42%) merupakan lahan kering yang dipergunakan untuk perumahan-pemukiman, industri, perdagangan dan perkantoran serta prasarana umum lainnya.
Berdasarkan data penggunaan lahan sebagian besar lahan persawahan merupakan sawah berpengairan teknis 37,25% dan tadah hujan 19,33% sehingga Kabupaten Demak merupakan salah satu sektor basis beras di Jawa Tengah. Sedangkan untuk lahan kering 14, 93% digunakan untuk tegal/kebun, 17,12% digunakan untuk bangunan dan halaman, serta 10,63% digunakan untuk tambak.
f. Bencana Alam dan Permasalahan Lingkungan
Wilayah Kabupaten Demak secara relatif bukan merupakan kawasan bencana alam yang besar seperti gunung berapi, pergeseran tanah/tanah longsor.
Permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan kondisi topografi dan geologi adalah adanya potensi bencana angin topan/puting beliung, banjir di musim penghujan, kekeringan di musim kemarau, abrasi/ sedimentasi dan naiknya batas air laut sebagai akibat pemanasan global di kawasan pesisir dan pengaruh anomali musim yang berdampak bagi usaha pertanian (dalam arti luas).
Banjir terjadi dikarenakan berbagai aktivitas manusia, pesatnya perkembangan pembangunan yang mengakibatkan berkurangnya ruang terbuka hijau, samalah sampah dan menurunnya serapan air tanah.
Perubahan pemanfaatan lahan dari lahan pertanian,
persawahan dan ruang terbuka hijau menjadi
perumahan-pemukiman dan kawasan industri
berpengaruh pada berkurangnya tingkat peresapan air ke
dalam tanah yang menyebabkan banjir pada musim
hujan dan menurunnya permukaan air tanah di musim
kemarau. Rawan banjir di musim penghujan berada di
sebagian Kecamatan Sayung, Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Bonang, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Guntur dan Kecamatan Mranggen.
Abrasi di kawasan pesisir yang diakibatkan oleh aktivitas manusia (penebangan mangrove dan vegetasi pantai lainnya, konversi habitat mangrove menjadi lahan pertambakan dan proses alami (terpaan gelombang laut yang terjadi secara terus-menerus serta perubahan pola arus yang menyusur pantai), meningkatnya pemafaatan lahan pesisir. Konfigurasi daratan pantai yang berupa tonjolan (tanjung) memiliki kontribusi utama sebagai penyebab terjadinya pembelokan arus menyusur pantai (AMP) dan defraksi gelombang yang menuju pantai, sehingga berakibat terjadinya abrasi (erosi) di pantai tertentu. Sebagai imbangan terjadinya fenomena abrasi, akan terjadi pula fenomena akresi (sedimentasi), yang mengakibatkan terjadinya tanah timbul di tempat lain. Dari hasil pengamatan terlihat beberapa tempat yang mengalami abrasi antara lain: sebagian daerah pantai utara yaitu Kecamatan Sayung, Kecamatan Bonang dan Kecamatan Wedung. Hal tersebut disebabkan kurang mantapnya sistem penyangga pantai, terutama sebagai akibat struktur tanah yang rapuh (dispers) serta kurangnya tanaman pelindung pantai, baik mangrove an vegetasi pantai lainnya terutama di tiga kecamatan pesisir.
2.1.2 Aspek Demografis a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk tahun 2015 di Kabupaten
Demak sebanyak 1.117.901 jiwa. Jumlah tersebut
meningkat dibandingkan tahun 2014 sebanyak
1.106.328 jiwa, atau terjadi peningkatan sebanyak
11.573 jiwa (1,04%). Jumlah penduduk perempuan lebih
banyak daripada laki-laki. Penduduk perempuan
sebanyak 564.025 jiwa (50,97%) dan laki-laki sebanyak
548.195 jiwa (49,03%). Rasio penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah sebesar 98,20 lebih tinggi daripada rata-rata Jawa Tengah (2015) sebesar 98. Sedangkan jumlah rumah tangga (RT) sebanyak 294.120 RT, dengan rata-rata anggota keluarga sebanyak 3,8 (4 jiwa per RT) termasuk keluarga kecil. Rata-rata anggota RT sama dengan rata-rata anggota RT di Jawa Tengah sebesar 3,7 per RT. Penyebaran penduduk Kabupaten Demak berdasarkan wilayah kecamatan (2015) dapat dikemukakan sebagai berikut :
Table 2.2
Penyebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kab. Demak Tahun 2015
Kecamatan Luas (Km²) Jumlah Penduduk
(jiwa)
Kepadatan (jiwa/Km2)
1. Mranggen 72.22 180.152 2,494
2. Karangawen 66.95 88.132 1,316
3. Guntur 57.53 76.163 1,324
4. Sayung 78.69 103.932 1,321
5. Karangtengah 51.55 62.110 1,205
6. Bonang 83.24 100.727 1,210
7. Demak 61.13 100.831 1,649
8. Wonosalam 57.88 75.240 1,300
9. Dempet 61.61 53.009 860
10. Kebonagung 41.99 39.767 947
11. Gajah 47.83 43.658 913
12. Karanganyar 67.76 70.209 1,036
13. Mijen 50.29 51.107 1,016
14. Wedung 98.76 72.864 738
Jumlah (2015) 897.43 1.117.901 1,246
2014 897.43 1.106.328 1.233
2013 897.43 1.094.472 1.220
2012 897.43 1.082.472 1.206
2011 897.43 1.070.278 1.193
Sumber: Demak Dalam Angka Tahun 2016
Kepadatan penduduk di Kabupaten Demak (2015)
mencapai sebesar 1.246 jiwa/Km2. Tingkat kepadatan
penduduk tersebut lebih tinggi dari rata-rata Jawa
Tengah sebesar 1.030 jiwa per Km2. Kecamatan terpadat
terdapat di Kecamatan Mranggen dengan tingkat
kepadatan 2.494 jiwa/km2. sedangkan wilayah
k e c a m a t a n d e n g a n t i n g k a t k e p a d a t a n
terendah adalah Kecamatan Wedung sebesar 738
jiwa/Km2.
b. Struktur Umur Penduduk
Berdasarkan kelompok umur penduduk Kabupaten Demak diketahui sebagian besar penduduk termasuk kelompok usia produktif (usia 15-64 th) sebanyak 811.254 jiwa (72,56%) dan kelompok belum produktif (usia 0 – 14 tahun) sebanyak 244.570 jiwa (21.87%) dan kelompok tidak produktif (usia > 65 tahun) sebanyak 62.077 jiwa (5.5%) dari keseluruhan penduduk (2016) sebanyak 1.129.402 jiwa. Pada kelompok umur >65 tahun perempuan lebih banyak daripada laki-laki yaitu 35.739 orang perempuan dan 26.338 orang laki-laki.
Distribusi penduduk Kabupaten Demak berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur dapat dilihat sebagai berikut:
48,737 50,718
52,375 53,569 49,897 43,160 39,868 39,487 38,796 35,848 29,839 23,945 16,714
25,242
45,403 48,597 51,233 51,800 48,078
44,049 43,489 42,017
39,929 37,222
30,709 23,709
17,291 34,607
60,000 40,000 20,000 0 20,000 40,000 60,000
0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65+
Perempuan Laki-Laki
Sumber : BPS Kab. Demak, 2017.
Gambar 2.2 Penduduk Kabupaten Demak Berdasarkan Kelompok Umur
Sedangkan besarnya angka ketergantungan
(dependency ratio) adalah sebesar 377,9 hal ini berarti
setiap 1000 orang penduduk usia produktif menanggung
sekitar 378 orang penduduk belum/tidak produktif (di
bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun). Penduduk
kelompok usia produktif adalah termasuk generasi
millenia (penduduk lahir sesudah tahun 1980-an) secara relatif berpendidikan baik dan memanfaatkan teknologi informatika (TI) dalam berbagai aktivitasnya.
c. P e r t u m b u h a n P e n d u d u k
Perkembangan pendidikan Kabupaten Demak dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan jumlah penduduk. Perkembangan penduduk tahun 2012-2016 dapat dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.3
Perkembangan Penduduk Kabupaten Demak Tahun 2012 – 2016
No Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah
(jiwa)
1 2012 536.367 546.105 1.082.472
2 2013 542.310 552.162 1.094.472
3 2014 548.195 558.133 1.106.328
4 2015 553.876 564.025 1.117.901
5 2016 557.906 571.496 1.129.402
Sumber : BPS Kab Demak, 2017
Penduduk Kabupaten Demak tahun 2012 sebanyak 1.082.472 jiwa meningkat menjadi sebanyak 1.129.402 jiwa pada tahun 2016 atau selama empat tahun meningkat sebanyak 46.930 jiwa. Jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Demak (2016) lebih banyak daripada laki-laki yaitu perempuan sebanyak 571.496 jiwa dan laki-laki sebanyak 557.906 jiwa.
2.1.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat a. P e r e k o n o m i a n D a e r a h
Selama Tahun 2012 – 2016 nilai PDRB di
Kabupaten Demak mengalami peningkatan yang
signifikan. Hal tersebut terlihat pada tahun 2012 nilai
PDRB (Atas Dasar Harga Berlaku) sebesar Rp. 14,2
trilyun meningkat menjadi sebesar Rp. 20,84 trilyun
pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan peningkatan sebesar Rp. 6,64 trilyun selama empat tahun.
Sedangkan nilai PDRB atas Dasar Harga Konstan tahun 2012 (ADH Konstan 2010) sebesar Rp. 12,82 trilyun meningkat menjadi sebesar Rp 15,66 trilyun pada tahun 2016 atau selama empat tahun meningkat sebesar Rp. 2,84 trilyun. Hal ini menunjukkan peningkatan yang cukup baik.
Gambaran perkembangan perekonomian Kabupaten Demak dari tahun 2012 - 2016 meningkat secara positif dan disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2.4
Perkembangan PDRB Kabupaten Demak Tahun 2012 – 2016
No Tahun PDRB (ADHB)
(milyar Rp)
PDRB (ADH Konstan 2010 ) (milyar Rp)
1 2012 14.207.562,06 12.823.227,04
2 2013 15.770.997,22 13.499.226,47
3 2014 17.381.397,08 14.078.419,80
4 2015 19.330.295,28 14.913.837,51
5 2016 20.843.920,87 15.665.204,77
Sumber : BPS Kab. Demak 2017
Perkembangan dari tahun 2012 – 2016 pertumbuhan PDRB (ADHB) dan PDRB (ADH Konstan 2010) dapat dikemukakan sebagai berikut :
Sumber : BPS Kab. Demak, 2017
Grafik 2.3. Persandingan pertumbuhan PDRB (ADHB) dan PDRB
(ADH Konstan 2010) Kabupaten Demak Tahun 2012 - 2016
Dengan melihat tabel di atas, persandingan pertumbuhan PDRB (ADHB) dan PDRB (ADH Konstan 2010) Kabupaten Demak menunjukkan perkembangan yang positif.
b. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan perekonomian daerah sering menjadi indikator utama untuk melihat perkembangan sektor-sektor ekonomi makro daerah.
Hal ini menggambarkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan ekonomi daerah, maka semakin berkembang aktivitas produksi barang dan jasa dalam masyarakat, baik perkembangan produksi, investasi perdagangan dan penanaman modal di daerah. Dalam era perekonomian global, maka pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Demak tidak dapat terlepas dari perkembangan regional dan nasional, terutama pengaruh melambatnya pertumbuhan perekonomian nasional dan Jawa Tengah berpengaruh terhadap pertummbuhan ekonomi Kabupaten Demak.
Padahal meningkatnya pertumbuhan perekonomian daerah dan sektor-sektor pendukungnya akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Gambaran perkembangan pertumbuhan ekonomi berdasarkan lapangan usaha di Kabupaten Demak dari tahun 2013 – 2016 dapat dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.5
Pertumbuhan PDRB (ADHB) Berdasarkan Lapangan Usaha Kab. Demak Tahun 2013 - 2016
No. Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016
a Pertanian Kehutanan, dan Perikanan 27,71 25,39 25,65 24,28
b Pertambangan dan Penggalian 0,40 0,41 0,41 0,40
c Industri Pengolahan 27,05 28,49 28,54 29,63
d Pengadaan Listrik dan Gas 0,09 0,09 0,09 0,09
e Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 0,07 0,07 0,07 0,07
f Konstruksi 8,12 8,38 8,39 8,37
g Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 15,47 15,50 15,47 15,65
No. Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016
h Transportasi dan Pergudangan 2,52 2,65 2,69 2,65
i Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 2,26 2,28 2,20 2,16
j Informasi dan Komunikasi 1,67 1,62 1,57 1,61
k Jasa Keuangan dan Asuransi 2,44 2,50 2,51 2,59
l Real Estate 1,14 1,20 1,19 1,22
m,n Jasa Perusahaan 0,22 0,23 0,24 0,25
o Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
3,75 3,77 3,68 3,59
p Jasa Pendidikan 3,98 4,16 4,09 4,19
q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,69 0,72 0,71 0,72 r,s,t,
u Jasa Lainnya 2,42 2,55 2 2,50 2,54
Perkembangan PDRB (ADHB) (%) 10.76 11,00 10,21 11,19 Sumber : BPS Kab. Demak, 2017
Pertumbuhan PDRB (ADHB) Kabupaten Demak menunjukkan perkembangan yang baik, yaitu tahun 2013 tumbuh sebesar 10,76% dan tahun 2016 tumbuh sebesar 11,19%. Apabila melihat distribusi prosentase PDRB menurut Lapangan Usaha berdasar Harga Dasar Berlaku, terdapat tiga sektor ekonomi terbesar adalah (1) industri pengolahan (dengan sumbangan sebesar 29,63%, (2) sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (sumbangan sebesar 24,28%) dan (3) sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (sumbangan sebesar 15,65%).
Sedangkan data laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan lapangan usaha (ADH Konstan 2010) di Kabupaten Demak dalam kurun waktu tahun 2013 – 2016 menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, secara berturut-turut sebagai berikut :
Tabel 2.6
Laju Pertumbuhan PDRB (ADH Konstan 2010) Berdasarkan Lapangan Usaha Kab. Demak Tahun 2013 - 2016
No. Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016
a Pertanian Kehutanan, dan Perikanan 1,51 -3,31 5,98 -1,03
b Pertambangan dan Penggalian 1,92 3,62 2,17 3,32
c Industri Pengolahan 8,52 7,69 6,01 8,61
d Pengadaan Listrik dan Gas 9,53 5,93 6,37 5,92
e Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, 3,45 3,30 4,01 3,18
No. Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016 dan Daur Ulang
f Konstruksi 5,22 5,26 5,45 6,02
g Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 5,27 5,66 6,02 5,93
h Transportasi dan Pergudangan 7,22 7,74 7,81 5,57
i Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,36 5,77 4,40 4,53
j Informasi dan Komunikasi 10,22 10,99 9,42 9,30
k Jasa Keuangan dan Asuransi 4,03 6,29 5,98 8,11
l Real Estate 6,23 9,37 6,33 6,74
m,n Jasa Perusahaan 8,63 9,72 8,06 8,27
o Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 1,78 4,12 2,39 2,23
p Jasa Pendidikan 8,38 9,83 7,97 6,93
q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,15 11,23 7,33 7,29 r,s,t,
u Jasa Lainnya 9,31 8,19 4,08 6,75
Perkembangan PDRB (ADH Konstan 2010) 5.27 4.27 5,93 5,04 Sumber : BPS Kab. Demak, 2017
Berdasarkan data distribusi prosentase PDRB menurut lapangan usaha (ADH konstan tahun 2010), terdapat tiga lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan paling tinggi di tahun 2016, yaitu : (1) sektor informasi komunikasi (tumbuh sebesar 9,30%), (2) sektor industri pengolahan (sebesar 8,60%) dan (3) jasa perusahaan (tumbuh sebesar 8,27%)
Perkembangan tiga lapangan usaha tersebut menunjukkan bahwa penggerak perekonomian daerah Kabupaten Demak adalah sektor sekunder dan tersier.
Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan pada tahun 2015 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 5,96% akan tetapi pada tahun 2016 menjadi -1,03% dikarenakan faktor cuaca yang berpengaruh terhadap hasil panen.
d. K e s ej a ht e ra a n M a sy a ra k at
Gambaran kesejahteraan masyarakat dapat diketahui dari
besarnya nilai PDRB per kapita. Semakin besar nilai
PDRB per kapita maka secara relatif dapat menunjukkan
secara relatif kesejahteraan masyarakat di daerah
tersebut. Besarnya PDRB per kapita di Kabupaten Demak
dari tahun 2012 – 2016 dapat dikemukakan sebagai berikut :
10.000 12.000 14.000 16.000 18.000 20.000
2012 2013 2014 2015 2016
Sumber : BPS Kab. Demak, 2017
Grafik 2.4 PDRB Per Kapita Kab. Demak Tahun 2012 – 2016
Perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Demak menunjukkan peningkatan yang positif, yaitu pada tahun 2012 sebesar Rp. 13,125 juta, meningkat menjadi sebesar Rp. 18,445 juta pada tahun 2016 atau meningkat sebesar Rp 5,32 juta. Hal ini menunjukkan perkembangan yang cukup baik.
Namun jika dipersandingkan data 2011 dan 2015 (data 2016 Provinsi dan Pusat belum rilis) dengan rata-rata pendapatan per kapita Jawa Tengah dan rata-rata nasional adalah sebagai berikut :
Sumber : Prov. Jateng Dalam Angka, 2016
Grafik 2.5 Persandingan PDRB Per Kapita Kab. Demak, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2011 – 2015
13.125
14.409
15.712
17.287
18.445
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa besarnya PDRB Kabupaten Demak Tahun 2011 – 2015 masih lebih rendah daripada rata-rata Jawa Tengah dan rata-rata PDRB per kapita nasional. Perbedaan tersebut dapat dikemukakan (2015) PDRB per kapita Kabupaten Demak sebesar Rp. 17,287 juta dan rata-rata Jawa Tengah sebesar Rp. 30 juta serta rata-rata nasional sebesar Rp.
45,176 juta per tahun. Hal ini menunjukkan perkembangan perekonomian Kabupaten Demak perlu ditingkatkan dan mendapatkan perhatian dengan mendorong perkembangan sekor unggulan dan potensi daerah pada umumnya.
e. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Gambaran peningkatan kualitas sumberdaya manusia suatu daerah dapat diketahui dari besarnya nilai Indek Pembangunan Manusia (IPM). Capaian IPM diketahui dapat menggambarkan kondisi kesehatan (usia harapan hidup/tahun), tingkat pendidikan masyarakat (lama sekolah dan harapan lama sekolah) dan tingkat kesejahteraan (diketahui dari daya beli masyarakat). IPM dibangun melalui pendekatan tiga (3) dimensi dasar, dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat (kesehatan); lama sekolah dan harapan lama sekolah (pendidikan) dan kehidupan yang layak (ekonomi).
Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka umur harapan hidup (UHH), untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator (rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah) dan mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli (purchasing power parity). Besarnya IPM diketahui dari terendah 0 dan tertinggi 100.
Perkembangan IPM Kabupaten Demak Tahun 2014 –
2016 (berdasarkan metode baru/disesuaikan)
dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.7
Perkembangan Nilai IPM Kabupaten Demak Tahun 2014 – 2016
No Indikator 2014 2015 2016
1 Angka harapan hidup (tahun) 75,18 75,21 75,27 2 Rata-rata lama sekolah (tahun) 7,44 7,45 7,46 3 Harapan lama sekolah (tahun) 11,84 12,43 12,44
4 Pengeluaran (Ribu Rp) 9.003,50 9.118 9.377
Nilai IPM 68,95 69,75 70,10
Sumber : BPS Kab. Demak, 2017
Berdasarkan data IPM Kabupaten Demak menunjukkan peningkatan dari sebesar 68,95 pada tahun 2014 menjadi sebesar 70,10 pada tahun 2016. Sedangkan kondisi IPM Kabupaten Demak dipersandingkan dengan rata-rata IPM Jawa Tengah (dengan metode baru) tahun 2011 – 2015 (data Provinsi 2016 belum rilis), dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.8
Persandingan Nilai IPM Kabupaten Demak dan Jawa Tengah Tahun 2011 – 2015
No Tahun IPM Kab. Demak IPM Prov.
Jawa Tengah
1 2011 66,84 66,64
2 2012 67,55 67,21
3 2013 68,38 68,02
4 2014 68,95 68,78
5 2015 69,75 69,49
6 2016 70,10
Sumber : BPS Kab. Demak, 2017
Data IPM Kabupaten Demak tahun 2011 – 2015
dipersandingkan dengan rata-rata IPM Jawa Tengah
menunjukkan kondisi IPM Kabupaten Demak lebih tinggi
daripada rata-rata Jawa Tengah. Kondisi ini menggambarkan
bahwa perkembangan kualitas sumberdaya manusia baik
pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat di
Kabupaten Demak lebih tinggi daripada Jawa Tengah.
f. Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Peningkatan kesejahteraan masyarakat sangat terkait erat dengan peningkatan kesetaraan gender, yaitu laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang pembangunan. Tingkat pencapaian kesetaraan dan keadilan gender diukur dengan indikator Indek Pembangunan Gender (IPG). Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan nilai IPM yang dipilah laki-laki dan perempuan, sehingga diketahui disparitas gender berdasarkan indikator kualitas kesehatan, pendidikan dan daya beli atau pengeluaran per kapita / tahun.
Besarnya nilai IPG terendah 0 sampai dengan tertinggi 100 dan untuk mengetahui kesenjangan gender dapat dibandingkan nilai IPG dengan nilai 100, semakin dekat nilai IPG di suatu daerah maka semakin baik nilai-nilai pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender.
Besarnya nilai IPG Kabupaten Demak (dengan motode baru) tahun 2014 – 2015 dapat dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.9
Perkembangan Nilai IPG Kabupaten Demak Tahun 2014 – 2015
No Indikator 2014 2015
1 Angka harapan hidup (tahun)
Laki-laki
Perempuan
73,17
77,06 73,17 77,16 2 Rata-rata lama sekolah (th)
Laki-laki
Perempuan
8,21 6,18
8,23 6,27 3 Harapan lama sekolah (th)
Laki-laki
Perempuan
11,58
11,98 12,31 12,45 4 Pengeluaran (ribu Rp)
Laki-laki
Perempuan
13.109.257 7.890.838
13,166 7.938
5 Nilai IPG 89,28 89,16
Sumber : Kab. Demak Dalam Angka, 2016
Besarnya nilai IPG Kabupaten Demak cenderung
semakin meningkat dari tahun 2011 sebesar 88,49
meningkat menjadi sebesar 89,16 tahun 2015. Hal ini
menunjukkan peningkatan yang cukup baik, terutama
meningkatnya angka harapan hidup perempuan (kesehatan) dan meningkatnya pendidikan (harapan lama sekolah). Besarnya nilai IPG Kabupaten Demak dipersandingkan dengan Jawa Tengah dapat dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.10
Persandingan Nilai IPG Kabupaten Demak dan Jawa Tengah Tahun 2011 – 2015
No Tahun IPG Kab. Demak IPG Prov.
Jawa Tengah
1 2011 88,49 90,92
2 2012 88,90 91,12
3 2013 88,98 91,50
4 2014 89,28 91,89
5 2015 89,16 92,21
Sumber : Kab. Demak Dalam Angka, 2016
Besarnya nilai IPG Kabupaten Demak menunjukan peningkatan dari tahun 2011 – 2015 (data Provinsi 2016 belum rilis), namun masih lebih rendah daripada rata-rata Jawa Tengah. Dengan demikian maka diketahui peningkatan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender di Kabupaten Demak perlu mendapatkan perhatian dalam pembangunan jangka menengah ke depan, agar dapat setara ataupun melebihi perkembangan di Jawa Tengah.
g. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Nilai Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan
ukuran yang bersifat makro untuk mengetahui capaian hasil
pemberdayaan perempuan, dengan tolok ukur meliputi : (1)
keterwakilan perempuan di parlemen (DPRD), (2) persentase
tenaga kerja perempuan yang bekerja dalam bidang teknis
dan manajemen (%) dan (3) sumbangan perempuan dalam
pendapatan kerja (%). Besarnya IDG di Kabupaten Demak
menggambarkan tentang keberhasilan pemberdayaan kaum
perempuan dalam berbagai bidang pembangunan.
Tabel 2.11
Perkembangan Nilai IDG Kabupaten Demak Tahun 2014 – 2015
No Indikator 2014 2015
1 Keterlibatan perempuan di
parlemen (%) 14 14
2 Perempuan yang bekerja sebagai tenaga manajer,
profesional dan teknisi (%) 38,85 48,07 3 Sumbangan ekonomi dari kaum
perempuan (%) 38,33 38,68
Nilai IDG 66,60 68,27
Sumber : BPS Kab. Demak, 2016
Perkembangan dan capaian pemberdayaan perempuan yang diukur dengan besarnya IDG Kabupaten Demak menunjukkan nilai yang menurun, yaitu dari tahun 2014 sebesar 66,60 menjadi sebesar 68,27 pada tahun 2015 atau naik sebesar 2,5. Kenaikan ini terjadi karena perempuan yang bekerja sebagai tenaga manajer, profesional dan teknisi dan. Jika perkembangan IDG di Kabupaten Demak dipersandingkan dengan Jawa Tengah dari tahun 2011 – 2015 (data Provinsi 2016 belum rilis), dapat dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.11
Persandingan Nilai IDG Kabupaten Demak dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2015
No Tahun IDG Kab. Demak IDG Prov. Jawa Tengah
1 2011 70,84 68,99
2 2012 69,68 70,82
3 2013 69,33 71,22
4 2014 66,60 74,46
5 2015 68,27 74,80
Sumber : BPS Kab. Demak, 2016
Berdasarkan nilai tersebut maka besarnya nilai IDG
Kabupaten Demak masih berada di bawah rata-rata nilai IDG
Jawa Tengah, terutama tahun 2012 - 2014. Hal ini perlu
mendapatkan perhatian dalam pembangunan daerah,
dengan mengingat jumlah penduduk perempuan lebih tinggi
daripada laki-laki.
f . G a m b a r a n Kemiskinan dan Pengangguran
Pembangunan daerah dalam era otonomi pada hakekatnya adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama menanggulangi kemiskinan, penanggungan, peningkatan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
Berbagai program penanggulangan kemiskinan telah dilaksnaakan baik bersifat nasional dan program dari Kabupaten Demak sendiri. Masalah kemiskinan terkait erat dengan pemenuhan kebutuhan pokok (pangan, sandang dan tempat tinggal yang layak serta akses memperoleh pelayanan dasar. Garis kemiskinan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menggambarkan tentang besarnya pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan makanan dan non makanan per kapita dalam waktu satu bulan yang dinyatakan dengan nilai Rupiah tertentu. BPS menetapkan indek garis kemiskinan (poverty line) setiap daerah setiap tahun untuk menentukan proposi jumlah penduduk miskin pada tahun tertentu.
Gambaran jumlah penduduk miskin perkembangan garis kemiskinan, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Demak dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.12
Perkembangan Penduduk Miskin di Kabupaten Demak Tahun 2013 - 2016
No Kriteria 2013 2014 2015 2016
1 Garis Kemiskinan (Rp/Bln) 299.773 299.774 328.529 356,919 2 Jumlah Penduduk Miskin (ribu
jiwa)
172,5 161,9 160,89 158,8
3 Persentase Penduduk Miskin (%)
15,72 14,6 14,44 14,10
Sumberdata : BPS Kab. Demak, 2017
Perkembangan kemiskinan di Kabupaten
Demak selama kurun waktu 2013 – 2016 cenderung
mengalami penurunan. Penurunan tersebut
berturut-turut yaitu 15,72%; 14,6% d a n 1 4 , 4 % serta pada
tahun 2016 menurun menjadi sebesar 14,1%. Hal ini
menunjukkan penurunan kemiskinan yang cukup baik.
Persandingan jumlah penduduk miskin Kabupaten Demak dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional tahun 2011 – 2015 (data Provinsi dan Pusat 2016 belum rilis), adalah sebagai berikut :
Sumber : BPS Prov. Jateng 2016
Grafik 2.7 Persandingan Kemiskinan Kab. Demak dengan Jawa Tengah dan Nasional
Berdasarkan data persandingan tersebut diketahui angka kemiskinan di Kabupaten Demak tahun 2016 yaitu (14,1%) masih lebih tinggi dibanding rata-rata Jawa Tengah (13,27%) dan nasional (sebesar 11,13%) untuk tahun 2015.
Permasalahan kemiskinan erat kaitannya dengan jumlah pengangguran yang terdapat di suatu daerah.
Jumlah penduduk Kabupaten Demak berusia 15 tahun
ke atas pada tahun 2016 sebanyak 811.254 jiwa
(72,56%) yang termasuk angkatan kerja adalah 552.014
orang (67,27%) dan bukan angkatan kerja sebanyak
276.953 orang (34,13%). Kondisi ketenagakerjaan di
Kabupaten Demak Tahun 2012 – 2016 dapat
dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.12
Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupaten Demak Tahun 2012- 2016 (%)
No Kriteria 2012 2013 2014 2015 2016
1 Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) 70,13 68,11 67,86 68,84 72,83 2 Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) 8,40 7,08 5,17 6,02 5,45
Sumberdata : BPS Kab. Demak, 2017
Penurunan jumlah pengangguran tersebut cukup baik terkait dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Lapangan pekerjaan utama di Kabupaten Demak (2016) dapat dikemukakan terbesar yang menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian (dalam arti luas) sebesar 26,5%
terutama di perdesaan; kedua adalah sektor perdagangan (besar dan eceran) sebesar 23,03% dan sektor industri 19,01 % sektor jasa-jasa sebesar 10,8%. Sedangkan pekerjaan lain-lain sebanyak 20,66% termasuk mereka yang bekerja di sektor informal yang memerlukan fasilitasi dan jaminan keberlanjutan usaha.
2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program RKPD Kabupaten Demak Tahun 2016 dan Realisasi RPJMD Kabupaten Demak 2011- 2016
2.2.1.Urusan Wajib
1) Urusan Pendidikan
Keberhasilan pembangunan suatu wilayah ditentukan oleh
sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan
salah satu cara meningkatkan kualitas SDM tersebut. Angka
partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap lembaga
pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Berdasarkan data
capaian kinerja, terlihat Angka Partisipasi Sekolah
P e n d i d i k a n D a s a r Kabupaten Demak Tahun
Pelajaran 2015/2016 cukup tinggi dan sudah mengalami
kenaikan dari tahun sebelumnya. Angka Partisipasi Sekolah
SD di Kabupaten Demak sudah di atas Standar Pelayanan
Minimal (SPM) yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah yaitu APM SD/MI sebesar 96,1%. Pada pendidikan menengah semua indikator kinerja sudah mencapai target yang dicanangkan. Capaian kinerja pelayanan umum urusan pendidikan di Kabupaten Demak Tahun 2015 - 2016 dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2.13
Capaian Kinerja Urusan Pendidikan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
Tahun
1.1. Angka rata-rata lama sekolah
7,9 7,59 96,08 7,95 7,65 96,23 ☻
1.2. Angka partisipasi kasar Dindikpora ☻
1.2.1. - APK SD/MI Dindikpora 100,16 106,37 106,20 100,17 107,69 107,51 ☻ 1.2.2. - APK SMP/MTS Dindikpora 79,88 98,76 123,63 79,88 100,81 126,19 ☻ 1.2.3. - APK SMA/MA/SMK Dindikpora 55,75 71,14 127,60 60,75 97,8 161,14 ☻
Angka pendidikan yang ditamatkan
Dindikpora 95,53 97,75 102,32 95,65 97,76 102,21 1.3. Angka Partisipasi Murni
1.3.1. - APM SD/MI/Paket A Dindikpora 84,19 85,42 101,46 84,2 92,4957 109,85 ☻ 1.5.
Pendidikan menengah:Dindikpora
1.5.1. Angka partisipasi sekolah Dindikpora 35,21 35,15 99,83 35,23 102,13 289,89 ☻ 1.5.2.
Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah
Dindikpora 0,02 0,02 100,00 0,02 0,02 100,00 ☻
1.5.3. Penduduk yang berusia
>15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara) (%)
Dindikpora 100 95,98 95,98 100 100 100 ☻
1.6.
Fasilitas Pendidikan:1.6.1. Ruang kelas kondisi baik (%):
Dindikpora 60,25 65,52 108,75 75,25 75,3 100,7 ☻ 1.6.2. Pendidikan Anak Usia Dini
(Formal) (%)
Dindikpora 40,1 40,52 101,05 34,5 89,8 260,29 ☻ 1.7.
Angka Putus Sekolah:1.7.1. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
Dindikpora 0,7 0,08 114,29 0,7 0,1 142,86 ☻ 1.7.2.
Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs
Dindikpora 0,6 0,05 8,33 0,6 0,42 70 ▼
1.7.3. Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
Dindikpora 0,58 0,07 12,07 0,68 0,05 136 ☻
1.8.
AngkaKelulusan:1.8.1. Angka Kelulusan (AL) SD/MI
Dindikpora 99,55 100 100,45 99,55 100 100,45 ☻ 1.8.2. Angka Kelulusan (AL)
SMP/MTs
Dindikpora 99,86 99,98 100,12 99,86 100 100,14 ☻ 1.8.3. Angka Kelulusan (AL)
SMA/SMK/MA
Dindikpora 98,63 99,98 101,37 98,63 100 101,39 ☻
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
Tahun
2015 2016 KET
Target Realisas
i % Target Realisas
i %
1. Pendidikan
1.8.4.
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs
Dindikpora 99% 99,99 10100,0 0
100 96,97 96,97 ☻ 1.8.5.
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
Dindikpora 74,86 85,51 114,23 75 85,74 114,32 ☻
1.8.6. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
Dindikpora 85% 95,00% 111,76 95 94,24 99,21 ☻
Sumber :Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
2) Kesehatan
Masyarakat yang sehat merupakan suatu hal yang ingin diwujudkan dalam penyelenggaraan pembangunan dalam bidang kesehatan, yaitu kondisi dimana individu, keluarga, masyarakat Kabupaten Demak tidak mengalami gangguan penyakit yang mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari- hari baik secara jasmani, rohani dan sosial.
Selain memiliki masyarakat yang sehat, diharapkan masyarakat Kabupaten Demak juga mandiri dalam arti individu, keluarga, dan masyarakat Kabupaten Demak mampu untuk mencukupi kebutuhan dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat baik dalam pembiayaan kesehatan maupun pemanfaatan fasilitas kesehatan. Dalam mencapai tujuan tersebut adapun capaian kinerja pelayanan umum urusan kesehatan sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.14
Capaian Kinerja Urusan Kesehatan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi %
2. Kesehatan
2.1. Angka kelangsungan hidup bayi
DINKES 0,99 0,9953 101,01 0,99 0,9938 100,38 ☻ 2.2. Angka usia harapan
hidup
DINKES 72,4 75,21 106,78 72,4 75,21 106,78 ☻
2.3. Persentase balita gizi buruk
DINKES < 1 % 1,38 % 72,46 < 1 % 0,91 % 100 ☻ 2.4. Rasio posyandu per
satuan balita
DINKES 13,27 1,26 9,495102 13,27 1,29 9,721176 ▼ 2.5. Rasio puskesmas,
poliklinik, pustu per satuan penduduk
DINKES 0,000228345 6,710 2938536 0,0002268 6,710 2958554 ☻
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi %
2.6. Rasio rumah sakit per satuan penduduk
0,0000036 0,250000 6944444 0,250000 0,25684 102,736 ☻ 2.7. Rasio dokter per
satuan penduduk
DINKES 0,0003362 11,470 3411660 0,0003362 11,47 3411660 ☻ 2.8. Rasio tenaga
paramedic per satuan penduduk
DINKES 0,0007068 58,55 8283814 0,0007068 58,66 8299377 ☻
2.9. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (%)
DINKES 94,98 100 105,2853 100 100 100 ☻
2.10. Cakupan pertolongan persalinan oleh
2.12. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.14. Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD
78 100 128,2051 100 100 100 ☻
2.15. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.16. Cakupan kunjungan bayi
100 86,52% 0,8652 99,8 98,41 98,60721 ☻
2.17. Cakupan puskesmas DINKES 99,6 100 100,4016 100 100 100 ☻
2.18 Cakupan pembantu puskesmas
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.19. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 (%)
DINKES 99 82,67 83,50505 93 97,26 104,5806 ☻
2.20. Cakupan peleyanan nifas (%)
DINKES 100 84,02 84,02 100 99,94 99,94 ☻
2.21. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani (%)
DINKES 98,99 100 101,0203 100 88,11 88,11 ☻
2.22. Cakupan pelayanan anak balita (%)
DINKES 90 78 86,66667 90 100 111,1111 ☻
2.23. Cakupan pemberian makanan
pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin (%)
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.24. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat (%)
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.25. Cakupan peserta KB aktif (%)
DINKES 80 70 87,5 70 84,07 120,1 ☻
2.26. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit (%)
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.27. Cakupan yankesdas masyarakat miskin
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi %
(%) 2.28. Cakupan
Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi < 24 jam (%)
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.29. Cakupan desa siaga aktif (%)
DINKES 100 100 100 70 100 142,8571 ☻
2.31. Cakupan penderita HIV/AIDS yang ditangani (%)
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.32. Penderita DBD yang ditangani (%)
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
2.33. Kasus malaria yang ditemukan dan diobati sesuai prosedur (%)
DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
3) Pekerjaan Umum
Urusan sarana-prasarana (infrastruktur/pekerjaan umum) memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung aktivitas ekonomi, sosial, budaya, serta dalam memfasilitasi interaksi dan komunikasi antar kelompok masyarakat.
Peningkatan kualitas infrastruktur, terutama jalan, jembatan, irigasi dan pasar memiliki fungsi sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi daerah yang memungkinkan orang, barang dan jasa bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, serta mendorong produksi dan distribusi komoditi ekonomi, sehingga sangat mendukung daya saing ekonomi daerah. Selain itu penyediaan air bersih dan pembangunan sanitasi yang memadai sangat diperlukan mengingat wilayah Kabupaten Demak masih sangat potensial rawan kekeringan.
Capaian kinerja urusan pekerjaan umum di Kabupaten
Demak Tahun 2015 - 2016 dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2.15
Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi %
3. Pekerjaan Umum
3.1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
DPUPPE 88,33 90,54 102,50 95,33 94,69 99,33 ☻
3.2. Rasio Jaringan Irigasi DPUPPE 0,602 0,648 107,64 0,6063 0,648 106,88 ☻ 3.3. Rasio tempat ibadah
per satuan penduduk
Setda - Bag. Kesra
0,00481 0,00481 100,00 0,00486 0,00452 93 ☻ 3.4 Drainase dalam
kondisi baik/
pembuangan aliran air tidak tersumbat (%)
DPUPPE 49,92 52,26 104,69 51,85 52,26 100,79 ☻
3.5 Jml pembangunan infrastruktur kelurahan (paket)
Kelurahan 6 6 100,00 6 6 100,00 ☻
3.6 Jml pembangunan infrastruktur antar desa (paket)
Kecamatan 14 14 100,00 14 14 100,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
4) Perumahan
Pembangunan urusan perumahan rakyat diarahkan agar masyarakat dapat menempati rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas umum.
Untuk itu pemerintah daerah memberikan prioritas kepada
program bedah rumah bagi kelompok masyarakat miskin
serta program air bersih dan sanitasi yang memadai untuk
masyarakat. Capaian kinerja urusan perumahan di
Kabupaten Demak Tahun 2015 - 2016 dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 2.16
Capaian Kinerja Urusan Perumahan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi %
4. Perumahan
4.1. Rumah tangga pengguna air bersih (%)
DPUPPE 20,4 65,68 321,96 21,66 69,45 320,64 ☻
4.2. Rumah tangga pengguna listrik (%)
DPUPPE 51,5 51,5 100,00 53,56 53,56 100,00 ☻ 4.3. Rumah tangga
ber-Sanitasi (%)
DPUPPE 27,42 65,68 239,53 28,52 75,42 264,45 ☻ 4.4. Lingkungan
pemukiman kumuh (%)
DPUPPE 2,19 7,45 340,18 2,09 4,1 196,17 ☻
4.5. Rumah layak huni (%) DPUPPE 42,35 89,6 211,57 44,04 92,32 209,63 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
5) Penataan Ruang
Rencana Tata Ruang merupakan landasan atau acuan kebijakan bagi pembangunan lintas sektor maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat sinergis dan berkelanjutan.
Program Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan ini
bertujuan: menyerasikan peraturan penataan ruang dengan
peraturan lain yang terkait, harmonisasi pembangunan
penataan ruang antar wilayah, mengendalikan pemanfaatan
ruang yang efektif dengan menerapkan prinsip pembangunan
berkelanjutan dan keseimbangan antar fungsi, meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan
ruang, mewujudkan sistem kelembagaan penataan ruang
yang dapat meningkatkan koordinasi dan konsultasi antar
pihak, meningkatkan kepastian hukum hak atas tanah
kepada masyarakat melalui pengakuan hukum pertanahan
yang adil dan transparan secara konsisten, melanjutkan
penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah secara berkelanjutan sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan dengan
memperhatikan kepentingan rakyat. Capaian kinerja urusan penataan ruang sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.17
Capaian Kinerja Urusan Penataan Ruang di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi %
5. Penataan Ruang
5.1. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB
DPUPPE 0,0224 0,0194 86,61 0,0233 0,11075 475,32 ☻
5.2. Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan
DPUPPE 0,922 6,954 754,25 1,054 9,350 887,08 ☻
5.3. Ruang publik yang berubah
peruntukannya (%)
DPUPPE - -
5,4 Tingkat ketersediaan dokumen rencana tata ruang (%)
Bappeda 78,26 78,26 100,00 91,3 91,3 100,00 ☻
5,5 Tingkat ketersediaan dokumen
pengendalian tata ruang (%)
Bappeda 100 100 100,00 100 100 100,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
6) Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan ini bertujuan untuk
mengembangan pola perencanaan pembangunan daerah yang
mampu menjawab prioritas daerah, mengantisipasi
perubahan yang ada dengan melibatkan para pemangku
kepentingan (stakeholders) melalui mekanisme Musrenbang
sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan,
utamanya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional berikut
peraturan turunannya. Capaian kinerja urusan perencanaan
pembangunan sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.18
Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 6. Perencanaan
Pembangunan
6.1. Tersedianya dokumen
perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA
Bappeda Ada Ada 100 Ada Ada 100 ☻
6.2. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA
Bappeda Ada Ada 100 Ada Ada
100
☻
6.3. Tersedianya Dokumen
Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA
Bappeda Ada Ada 100 Ada Ada 100 ☻
6.4. Tingkat ketersediaan dokumen kerjasama pembangunan daerah (%)
Bappeda 78,57 78,57 100,00 100 100 100 ☻
6.5. Tingkat ketersediaan dokumen rencana pembangunan perkotaan (%)
Bappeda 81,25 81,25 100,00 100 100 100,00 ☻
6.6. Tingkat ketersediaan dokumen rencana pembangunan prasarana wilayah &
SDA (%)
Bappeda 85,71 85,71 100,00 100 100 100,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
7) Perhubungan
Pembangunan di bidang perhubungan diarahkan pada
upaya untuk menjamin peningkatan penyediaan aksesibilitas
transportasi angkutan jalan, terutama terkait dengan jaringan
pelayanan, jaringan prasarana, keselamatan, dan sumber
daya manusia. Pembangunan sarana dan prasarana
transportasi diprioritaskan dalam rangka menopang peran
perkotaan sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, serta
meningkatkan kualitas dan kapasitas pelayanan transportasi
untuk mendukung kelancaran distribusi barang dan jasa, terutama mendukung pengembangan sektor unggulan daerah, yaitu sentra-sentra produksi pertanian, sentra-sentra produksi perikanan, sentra-sentra industri dan UMKM, serta daerah wisata.
Tabel 2.19
Capaian Kinerja Urusan Perhubugan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO
BIDANG URUSAN/INDIKA
TOR
OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 7.
Perhubungan
7.1.
Jumlah arus penumpang angkutan umum
Dishubkominfo 5.235.951 2.458.150 46,95 5.256.895 1.208.675 22,99 ▼
7.2.
Rasio ijin trayek Dishubkominfo 0,00038 0,00038 100,00 0,00038 0,00035 92,11 ☻ 7.3.
Jumlah uji kir angkutan umum
Dishubkominfo 7.601 10,2 0,13 7.898 7.898 100,00 ☻ 7.4.
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Term inal Bis
Dishubkominfo 3 3 100,00 3 3 100,00 ☻
7.5.
Angkutan darat (%)
Dishubkominfo 0,15 0,13 86,67 0,15 0,1 66,67 ▼
7.6.
Kepemilikan KIR angkutan umum (%)
Dishubkominfo 4,17 3,62 86,81 5,27 5,27 100,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
8) Lingkungan Hidup
Pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Demak harus memperhatikan aspek
keberlanjutan (sustainability). Di antara faktor penting bagi
adanya keberlanjutan adalah berkaitan dengan lingkungan
hidup. Di Kabupaten Demak masalah lingkungan hidup
menjadi isu yang sangat penting karena berkaitan langsung
dengan aktivitas ekonomi masyarakat yang sebagian besar
memanfaatkan sumber-sumber alam yang ada. Sektor yang
berkaitan dengan pertanian, seperti perkebunan,
pertambangan, dan perikanan, misalnya, jelas sangat
tergantung padamasalah lingkungan. Ketika kualitas
lingkungan mengalami penurunan, kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam itu juga akan mengalami penurunan.
Lingkungan juga terkait dengan kepentingan ekologi, seperti ketersediaan air, kelestarian keanekaragaman hayati dan mempengaruhi perubahan cuaca. Dengan demikian, pemanfaatan sumber daya alam itu tidak hanya untuk kepentingan sesaat dan jangka pendek, melainkan untuk kelangsunganalam itu sendiri dan kelangsungan pemanfaatannya oleh gerenasi berikutnya.
Dalam rangka penanganan pelestarian lingkungan dan upaya rencana pengelolaan Lingkungan Hidup disesuaikan dengan jenis kebijakan yang harus ditempuh. Program dan kegiatan pada Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Demak dalam usaha melestarikan Lingkungan sebagai perwujudan pelayanan kepada masyarakat menunjukkan hasil - hasil yang dicapai, realisasi fisik tahun anggaran 2016 sebesar 100%. Hanya saja dalam bidang penanganan sampah masih menunjukkan capaian yang rendah di tahun 2016 yaitu sebesar 6,34%. Adapun capaian kinerja urusan lingkungan hidup sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.20
Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi % KET
8. Lingkungan Hidup
8.1. Persentase
penanganan sampah (%)
DPUPPE 72,43 4,6 6,35 72,56 4,6 6,34 ▼
8.2. Pencemaran status mutu air (%)
KLH 20 93,75 468,75 20 20 100,00 ☻
8.3. Cakupan
penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air (%)
KLH 21,83 21,83 100,00 22,62 22,62 100,00 ☻
8.4. Cakupan pengawasan terhadap
pelaksanaan amdal.
(%)
KLH 20 8,9 44,50 20 20 100,00 ☻
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi % KET
8. Lingkungan Hidup
8.5. Penegakan hukum lingkungan (%)
KLH 20 16 80,00 20 20 100,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
9) Pertanahan
Tanah merupakan sumber daya yang penting dan strategis karena menyangkut hajat hidup seluruh masyarakat Indonesia yang sangat mendasar. Pengelolaan pertanahan yang adil dan memperhatikan kearifan lokal diperlukan untuk mendukung keseluruhan elemen pelaksanaan pembangunan wilayah yang berkelanjutan. Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Pembangunan di bidang pertanahan dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap peraturan pertanahan, meningkatkan bidang-bidang tanah yang didaftarkan/ disertifikatkan, mewujudkan pengembangan cakupan dan penerapan penatagunaan pertanahan yang mendasarkan pada RTRW dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan lahan, meningkatkan kualitas dan kuantitas tertib administrasi pertanahan yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelayanan publik dalam rangka mengendalikan pemanfaatan lahan secara merata dan berkeadilan, mengendalikan konversi lahan pertanian ke non pertanian. Capaian kinerja urusan pertanahan sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.21
Capaian Kinerja Urusan Pertanahan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD TAHUN
2015 2016
Target Realisasi % Target Realisasi % KET
9. Pertanahan
9.1. Persentase luas lahan bersertifikat (%)
Setda - Pemum
- -
9.2. Penyelesaian kasus tanah Negara (%)
Setda - Pemum
100 100 100,00 100 100 100,00 ☻ 9.3. Penyelesaian izin
lokasi (%)
BPPTPM 98,25 0,00 98,5 98,5 100,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
.
10) Kependudukan dan Catatan Sipil
Pembangunan di bidang kependudukan dan catatan sipil dilaksanakan dalam rangka meningkatnya keterpaduan dan sinkronisasi kebijakan penyelenggaraan adminitrasi kependudukan dan catatan sipil, serta mewujudkan pengelolaan Sistem Informasi Adminitrasi Kependudukan (SIAK) / e-KTP.
Tahun 2016 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melaksanakan 5 program 27 kegiatan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.666.310.000,- dapat terealisasi sebesar Rp.2.662.577,- atau 99,86%. Adapun capaian kinerja urusan kependudukan dan catatan sipil sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.22
Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 10. Kependudukan dan
Catatan Sipil
10.1. Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk
Dindukcapil 0,994 0,88 88,53 0,993 0,97 97,68 ☻
10.2. Rasio bayi berakte kelahiran
Dindukcapil 1,405 0,87 61,92 1.424 0,89 62,50 ▼ 10.3. Rasio pasangan
berakte nikah
Dindukcapil 0,617 1 162,07 0,619 1 161,55 ☻ 10.4. Kepemilikan KTP (%) Dindukcapil 99,98 87,80 87,82 99,99 96,82 96,83 ☻ 10.5. Kepemilikan akta
kelahiran per 1000 penduduk (%)
Dindukcapil 62,55 86,71 138,63 62,56 89,50 143,06 ☻
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 10. Kependudukan dan
Catatan Sipil
10.6. Ketersediaan database
kependudukan skala kabupaten
Dindukcapil Ada Ada 100 Ada Ada 100 ☻
10.7. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK
Dindukcapil Ada Ada 100 Ada Ada 100 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
11) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Pembangunan di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak diarahkan pada upaya agar perempuan dan anak korban kekerasan mendapatkan layanan minimal yang dibutuhkan, yang meliputi; penanganan pengaduan/ laporan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak, pelayanan kesehatan bagi perempuan dan anak korban kekerasan, rehabilitasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan, penegakan dan bantuan hukum bagi perempuan dan anak korban kekerasan, pemulangan dan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan.
Disamping itu juga diarahkan pada upaya peningkatan pelayanan terhadap saksi dan/atau korban tindak pidana perdagangan orang dan penghapusan ekploitasi seksual pada anak dan remaja.
Capaian kinerja urusan pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.23
Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 11. Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
11.1. Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah (%)
KP2PA 2,4 2,4 100,00 2,5 1,9 76,00 ▼
11.2. Partisipasi perempuan di lembaga swasta (%)
KP2PA 60 58,7 97,83 61 70,6 115,74 ☻
11.3. Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur (%)
KP2PA, Dinsosnaker trans
6,00 1,6 375,00 5,5 1,66 331,33 ☻
11.4. Partisipasi angkatan kerja perempuan (%)
KP2PA 59 93,8 158,98 60 93,7 156,17 ☻
11.5 Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun (%)
KP2PA 100,2 100 99,80 100 100 100 ☻
11.6 Rasio kekerasan terhadap anak (%)
KP2PA 0,006 0,01 166,67 0,005 0,018 27,78 ▼ Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
12) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Pembangunan di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera dilaksanakan melalui pengendalian kuantitas penduduk, terutama berfokus pada revitalisasi program KB melalui: (a) pengembangan dan sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk yang responsif gender; (b) pembinaan dan peningkatan kemandirian keluarga berencana; (c) promosi dan penggerakan masyarakat; (d) peningkatan dan pemanfaatan sistem informasi manajemen (SIM) berbasis teknologi informasi; (e) pelatihan dan pengembangan program kependudukan dan KB; dan (f ) peningkatan kualitas manajemen program.
Capaian kinerja urusan keluarga berencana dan
keluarga sejahtera sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.24
Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera diKabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 12. Keluarga Berencana
dan Keluarga Sejahtera
12.1. Cakupan peserta KB aktif (%)
Bapermas KB 75,53 75,64 100,15 75,68 80,38 103,94 ☻ 12.2. Keluarga Pra
Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (%)
Bapermas KB 57,86 59,22 102,35 57,24 57,24 100,00 ☻
12.3. Rata-rata jumlah anak per keluarga
Bapermas KB 2,11 2,20 104,27 2,1 2,1 100,00 ☻ 12.4. Rasio akseptor KB
(%)
Bapermas KB 75,53 75,64 100,15 75,68 78,66 103,94 ☻ 12.5. Persentase Pasangan
Usia Subur (PUS) Keluarga Miskin dan Rentan (%)
Bapermas KB 75,24 75,28 100,05 75,35 75,29 99,92 ☻
12.6. Menurunnya TFR Bapermas KB 2,11 2,12 100,47 2,1 2,1 100,00 ☻ 12.7. Meningkatnya
partisipasi peserta KB mandiri terhadap peserta aktif (%)
Bapermas KB 45,57 58,2 127,72 45,62 47,28 103,64 ☻
12.8. Meningkatnya peserta KB Pria (%)
Bapermas KB 1,94 2 100,52 1,98 2,63 132,83 ☻ 12.9. Menurunnya
persentase Unmeetneed (%)
Bapermas KB 9,53 9,32 97,80 9,32 8,05 86,37 ☻
12.10. Terbentuknya PIK - KRR
Bapermas KB 24 24 100,00 24 26 108,33 ☻
12.11. Cakupan Catur Bina (%):
- BKB Bapermas KB 58,26 56,36 96,74 58,94 60,11 101,99 ☻
- BKR Bapermas KB 24,01 42,57 177,30 24,46 24,87 101,68 ☻
- BKL Bapermas KB 24,01 31,6 131,61 24,46 24,83 101,51 ☻
- BLK Bapermas KB 15,26 9,87 64,68 16,87 16,9 100,18 ☻
12.12. Drop Out Keluarga Berencana (DO KB) -
%
Bapermas KB 11,42 13,72 120,14 9,96 9,9 99,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
13) Sosial
Pembangunan di bidang sosial diarahkan pada upaya menjamin akses penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) untuk mendapatkan pelayanan dasar bidang sosial antara lain berupa: pemberian bantuan sosial bagi PMKS, pelaksanaan kegiatan pemberdayaan sosial, penyediaan sarana prasarana panti sosial, penyediaan sarana prasarana pelayanan luar panti, bantuan sosial bagi korban bencana, pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial, dan penyelenggaraan jaminan sosial.
Capaian kinerja urusan sosial sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.25
Capaian Kinerja Urusan Sosial di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi %
13. Sosial
13.1. Penanganan
penyandang masalah kesejahteraan sosial (%)
Dinsosnakertrans 9,96% 18,53% 186,01 10,24% 28,96% 282,81 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
14) Ketenagakerjaan
Pembangunan di bidang ketenagakerjaan diarahkan
pada upaya peningkatan pelayanan pelatihan kerja,
pelayanan penempatan tenaga kerja, pelayanan penyelesaian
perselisihan hubungan industrial, pelayanan kepesertaan
jamsostek, pelayanan pengawasan ketenagakerjaan. Capaian
kinerja urusan ketenagakerjaan sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.26
Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi %
14. Sosial
14.1. Angka partisipasi angkatan kerja (%) Dinsosnaker trans 73,28 66,43 90,65 74,04 73,65 99,48 ☻
14.2. Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun (%)
Dinsosnaker trans 0,64 0,50 78,33 0,43 1,76 414,10 ☻
14.3. Tingkat partisipasi angkatan kerja (%) Dinsosnaker trans 72,69% 67,86% 93,35 73,72% 72,83% 98,80 ☻ 14.4. Pencari kerja yang ditempatkan (%) Dinsosnaker trans 38,92% 42,70% 109,71 39,98% 32,53% 81,37 ☻
14.5. Tingkat pengangguran terbuka (%) Dinsosnaker trans 5,26% 5,17% 98,33 5,19% 5,45% 105,09 ☻
14.1. Keselamatan dan perlindungan (%) Dinsosnaker trans 45,11% 44,54% 98,75 45,74% 44,27% 96,78 ☻
14.2. Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah (%)
Dinsosnaker trans 66,67% 20,00% 30,00 50,00% 25,00% 50,00 ▼
14.3. Besaran tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi/
masyarakat
Dinsosnaker trans 85,75% 71,35% 83,21 85,99% 82,02% 95,38 ☻
14.4. Besaran pekerja/buruh yang menjadi program Jamsostek
Dinsosnaker trans 51,19% 89,14% 174,14 53,75% 64,23% 119,51 ☻
14.5. Pengawasan Ketenagakerjaan Besaran pemeriksaan Perusahaan
Dinsosnaker trans 29,79% 26,73% 89,72 32,98% 31,72% 96,18 ☻
14.6. Upah Minimum Kabupaten / UMK (Rp ribu)
Dinsosnaker trans 1.020.383,14 1.280.000,00 125 1.075.426,80 1.535.000,00 143 ☻ 14.7. Kebutuhan Hidup Layak / KHL (Rp ribu) Dinsosnaker trans 1.075.426,80 1.463.358,00 136 1.130.470,47 1.679.693,00 149 ☻
14.8. Rasio pencapaian KHL (%) Dinsosnaker trans 100,00% 100,10% 100,10 100,00% 104,90% 104,90 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
15) Koperasi dan UKM
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian integral dari pembangunan daerah dan pembangunan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pembangunan di bidang ekonomi secara eksplisit UUD 1945 menekankan implementasi azas kekeluargaan (pasal 33 ayat 1) dan penyelenggaraan perekonomian nasional yang berdasar demokrasi ekonomi (pasal 33 ayat 4).
Selaras dengan itu, kebijakan yang berpihak (affirmative policy) terhadap Koperasi dan UMKM, telah menjadi harapan yang berkembang luas di tengah tumbuhnya kesadaran dan perhatian masyarakat terhadap nasib ekonomi rakyat. Oleh karena itu, selain pertumbuhan dan stabilitas ekonomi, aspek penting yang menjadi agenda besar dalam proses pembangunan ekonomi di Kabupaten Demak adalah kemandirian ekonomi dan pemerataan pembangunan yang berkeadilan.
Dalam hal ini pemberdayaan Koperasi dan UMKM berkaitan langsung dengan kehidupan dan diarahkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat (pro poor). Selain itu, potensi dan peran strategisnya telah terbukti menjadi penopang kekuatan dan pertumbuhan ekonomi daerah (pro growth), terutama pada masa-masa terjadinya goncangan ekonomi regional, nasional dan global koperasi dan UMKM telah terbukti memperlihatkan immunitasnya.
Pendekatan pembangunan di Kabupaten Demak yang menempatkan industri, koperasi dan UMKM sebagai salah satu sektor unggulan daerah mempertegas penataan struktur pelaku ekonomi daerah lebih padu dan seimbang, baik dalam skala usaha, strata dan sektoral, sehingga berkembang struktur pelaku ekonomi daerah yang kokoh dan mandiri.
Dengan memperhatikan peran dan potensinya dalam
terbukti merupakan pelaku usaha yang mandiri, kukuh dan fleksibel, dalam kondisi normal maupun krisis sekalipun.
Bahkan tidak dapat disangkal bahwa Koperasi dan UMKM merupakan pelopor (leader) tumbuhnya ekonomi kerakyatan.
Keberadaan Koperasi dan UMKM yang dominan sebagai pelaku ekonomi daerah juga merupakan subyek vital dalam pembangunan, khususnya dalam rangka perluasan kesempatan berusaha bagi wirausaha baru dan penyerapan tenaga kerja serta menekan angka pengangguran (pro job).
Capaian kinerja urusan koperasi dan UKM sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.27
Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan UKM di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi %
15. Koperasi dan UKM
15.1. Persentase Koperasi Aktif (%)
Disperindagkop UMKM
72,00 79,08 109,83 74 79,55 107,50 ☻ 15.2. Usaha Mikro dan
Kecil (%)
Disperindagkop UMKM
318,00 303,49 95,44 319 319 100 ☻ Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
16) Penanaman Modal
Pembangunan di bidang penanaman modal diarahkan pada upaya untuk peningkatan pelayanan terkait dengan kebijakan penanaman modal, kerjasama penanaman modal, promosi penanaman modal, pelayanan penanaman modal, pengendalian pelaksanaan penanaman modal, pengelolaan data dan sistem informasi penanaman modal dan penyebarluasan, pendidikan dan pelatihan penanaman modal kepada masyarakat dan dunia usaha.
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman
Modal Kabupaten Demak secara terus menerus berupaya
meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, BPPTPM
Kabupaten Demak pada bulan April dan bulan Juli 2014
telah melaksanakan surveilance audit internal dan di bulan
September 2014 telah memperoleh Surat Keterangan perpanjangan berkala tahunan sertifikat sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 pada tanggal 23 November 2014 dan dinyatakan lulus Sertifikat tersebut menunjukkan adanya pengakuan penerapan pelayanan perizinan di BPPTPM Kabupaten Demak telah memenuhi standar internasional.
Sertifikat ISO 9001:2008 dikeluarkan Worldwide Quality Assurance Limited-United Kingdom (WQA- UK). Adapun capaian kinerja urusan penanaman modal sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.28
Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi %
16. Koperasi dan UKM
16.1. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)
BPPTPM 50 3 6,00 55 28 50,91 ▼
16.2. Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) (Rp 000.000)
BPPTPM 1.048.581 0,00 1.183.862 1.697.972,8 143,43 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
17) Kebudayaan
Pembangunan di bidang kebudayaan diarahkan pada
upaya perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan seni
budaya berupa kajian seni budaya, fasilitasi seni budaya,
gelar seni seni budaya dan misi kebudayaan. Di samping itu
pembangunan kebudayaan juga diarahkan pada upaya
peningkatan sarana dan prasarana seni budaya yang
mencakup aspek sumber daya manusia, tempat, dan
organisasi. Capaian kinerja urusan kebudayaan sebagaimana
tabel berikut:
Tabel 2.29
Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi %
17. Kebudayaan
17.1. Penyelenggaraan festival seni dan budaya
Disparbud 8 0,00 8 14 175 ☻
17.2. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan (%)
Disparbud 100 100 100,00 100 100 100,00 ☻
Jumlah grup kesenian
Dinparbud 0,0178 0,0134 75,28 ▼
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
18) Kepemudaan dan Olahraga
Pembangunan di bidang kepemudaan diarahkan untuk meningkatkan partisipasi generasi muda dalam pembangunan daerah, meningkatkan rasa kebangsaan generasi muda, meningkatkan daya tangkal pemuda terhadap pengaruh destruktif, meningkatkan kapasitas dan kualitas kelembagaan/ organisasi kepemudaan. Sedang pembangunan di bidang olahraga diarahkan untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga, baik olahraga prestasi maupun olahraga rekreasi. Dalam rangka peningkatan layanan pendidikan perlu adanya manajemen pelayanan pendidikan berorientasi pada upaya peningkatan layanan pendidikan kepada pengguna layanan (client) dengan menerapkan prinsip-prinsip tata layanan yang baik (good governance).
Maka penyelenggaraan layanan pendidikan perlu dilaksanakan secara transparan dan dapat dipertanggung- jawabkan (akuntabel, accountable) di tingkat pengelola layanan pendidikan yaitu Dinas Pendidikan Pemuda dan olahraga.
Secara khusus, manajemen pelayanan pendidikan di
tingkat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga mengacu
pada hasil kajian Rencana Pengembangan Kapasitas
(Capacity Development Plan) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Demak dari 5 bidang urusan pelayanan diantaranya yaitu mempunyai tugas merumuskan kebijaksanaan teknis pemberian bimbingan fasilitas dan pengembangan generasi .
Strategi yang diperlukan guna meningkatnya kinerja Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga di masa mendatang antara lain dengan Peningkatkan pemerataan akses Olahraga terhadap generasi muda,Pelajar dan masyarakat. Capaian kinerja urusan kepemudaan dan olahraga sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.30
Capaian Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olahraga di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 18. Kepemudaan dan
Olahraga
18.1. Jumlah klub olahraga Dindikpora 48 48 100,00 ☻
18.2. Jumlah kegiatan kepemudaan
Dindikpora 20 20 100,00 23 23 100,00 ☻
18.3. Jumlah kegiatan olahraga
Dindikpora 20 20 100,00 25 25 100,00 ☻
18.4. Prosentase remaja bebas narkoba (%)
Kecamatan 100 100 100,00 100 100 100,00 ☻ Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
19) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Pembangunan di bidang kesatuan bangsa dan politik
dalam negeri diarahkan untuk meningkatkan keamanan dan
kenyamanan lingkungan, ketenteraman dan ketertiban
masyarakat, serta pencegahan tindak kriminal, meningkatkan
wawasan kebangsaan dan persatuan dan kesatuan bangsa,
meningkatkan upaya pemberantasan penyalahgunaan napza,
miras, dan penyakit masyarakat (pekat) lainnya,
meningkatkan kemampuan Linmas dan Ratih terhadap
bahaya/ancaman gangguan kamtibmas, serta meningkatkan
pendidikan politik dan demokrasi masyarakat.
Capaian kinerja urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.31
Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 19 Kesatuan bangsa
dan Politik Dalam Negeri
19.1. Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
Kesbangpolinmas 35 35 100,00 40 40 100,00 ☻
19.2. Jumlah parpol yang mendapat kursi di DPR per jumlah Parpol peserta Pemilu (%)
Kesbangpolinmas 43,00% 75% 174,42 42,86 75 174,99 ☻
19.3. Prosentase Bencana yang tertangani dengan baik (%)
BPBD 100 100 100,00 100 100 100,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
20) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Tujuan utama pembangunan di bidang otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian adalah terwujudnya tatakelola pemerintahan yang baik (good governance) di daerah. Tatakelola pemerintahan yang baik merupakan tatanan pengelolaan manajemen yang ditandai dengan penerapan prinsip-prinsip tertentu, antara lain:
keterbukaan, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, supremasi hukum, keadilan, dan partisipasi.
Penerapan tata kelola pemerintahan yang baik secara
konsisten dan berkelanjutan sangat berperan bagi tercapainya
sasaran pembangunan daerah, dan dapat menyelesaikan
berbagai masalah yang dihadapi secara efektif dan efisien.
Penerapan tata kelola pemerintah yang baik tersebut harus dilakukan pada seluruh aspek manajemen penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengendaliannya.
Penerapan tata kelola pemerintahan yang baik diharapkan terwujud dalam pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, pelayanan publik yang berkualitas, dan kapasitas dan akuntabilitas kinerja bikrokrasi yang tinggi. Ketiganya merupakan prasyarat keberhasilan pembangunan daerah.
Tanpa pemerintahan yang bersih akan sulit dicapai pengelolaan sumber daya pembangunan secara akuntabel, yang akan berakibat langsung pada menurunnya kualitas pelayanan publik, serta menghilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Tabel 2.32
Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 20 Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 20.1. Rasio Jumlah Polisi
Pamong Praja per 10.000 penduduk
Satpol PP 1,87 0,45 24,06 1,85 0,43 23,24 ▼
20.2. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk
Kesbangpolinmas 68,48 67,76 98,95 68,03 66,96 98,43 ☻
20.3. Pertumbuhan ekonomi (%)
Bappeda 6,27 5,2 82,93 5,44 5,93 109,01 ☻
20.4. Persentase
Penduduk di atas gris Kemiskinan (%)
Lintas OPD 87,53 0,00 88,51 85,56 96,67 ☻
20.5. Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah (ada/Tidak ada)
BPPTPM Ada Ada 100 Ada Ada 100 ☻
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 20 Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 20.6. Cakupan patroli
petugas Satpol PP (kali)
Satpol PP 156 120 76,92 72 120 166,67 ☻
20.7. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten (%)
Satpol PP 100 78 78,00 100 100 100 ☻
20.8. Sistim Informasi Manajemen Pemda
Dinhubkominfo 2 2 100,00 2 2 100 ☻
20.9. Meningkatnya jumlah PAD (Rp.000.000)
DPKKD 115.963 192.643 166,12 115.963 287.457 247,89 ☻
20.10. Rasio PNS Lulusan S1 (‰)
BKD 639.887 593,974 0,09 695.887 594.629 85.45 ☻ 20.11. Rasio PNS Lulusan
S2/S3 (‰)
BKD 88.225 80,314 0,09 99.606 79.371 79.68 ▼
20.12. Prosentase Hasil Pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan APIP
Inspektorat 81,30 80,72 99,29 90 75 83.33 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
21) Ketahanan Pangan
Pembangunan di bidang ketahanan pangan diarahkan pada upaya pelayanan pemerintah daerah dalam menjamin ketersediaan dan cadangan pangan, distribusi dan akses pangan, penganekaragaman dan keamanan pangan; dan penanganan kerawanan pangan.
Capaian kinerja urusan ketahanan pangan sebagaimana
tabel berikut:
Tabel 2.33
Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 21 Ketahanan Pangan
21.1. Ketersediaan pangan utama (ton)
Bappeluh KP 352,49 356,53 101,15 362,64 362,676 100,01 ☻ Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
22) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Pembangunan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan daerah, tetapi juga meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil pembangunan ke seluruh lapisan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang akan dicapai adalah pertumbuhan yang lebih berkualitas yang disertai dengan pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Oleh sebab itu, manajemen pembangunan harus diarahkan untuk memacu pembangunan kerakyatan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian, strategi, kebijakan dan program pembangunan diarahkan untuk mendorong partisipasi masyarakat secara penuh dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembangunan. Capaian kinerja urusan pemberdayaan masyarakat dan desa sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2.34
Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 22 Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa
22.1. Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga
pemberdayaan masyarakat (LPM)
Bapermas KB 106 106 100,00 115 115 100,00 ☻
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 22 Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa
22.2. LPM Berprestasi (%) Bapermas KB 14 14 100,00 14 14 100,00 ☻ 22.3. PKK aktif (%) Bapermas KB 100 100 100,00 100 100 100,00 ☻ 22.4. Posyandu aktif (%) Bapermas KB 100 100 100,00 100 104 104,00 ☻ 22.5. Swadaya Masyarakat
terhadap Program pemberdayaan masyarakat (%)
Bapermas KB 14 15 107,14 15 17,5 116,67 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
23) Statistik
Dalam rangka tertib penyelenggaraan pemerintahan
didaerah dan terwujudnya keserasian serta keberhasilan
pembangunan, perlu memantapkan penyelenggaraan
koordinasi kegiatan semua instansi vertikal didaerah. Hal ini
selaras dengan Pasal 259 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan koordinasi akan
dicapai keselarasan dan keterpaduan baik dari perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan tugas. Serta dalam
rangka membantu perencanaan pembangunan didaerah dan
juga mendukung kebijakan pembangunan maka fungsi
statistik memegang peranan yang sangat penting. Kebijakan
pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasarkan
pada informasi statistik tersebut, selain menunjukan
perkembangan hasil pembangunan juga menunjukan
masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan demikian
berdasarkan informasi tersebut maka dapat diupayakan
langkah-langkah pemecahan permasalahan-permasalahan
secara terarah dan tepat guna. Oleh karena itu, Bappeda
Litbang sebagai wakil dari Pemerintah Daerah bekerja sama
dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Demak sebagai
instansi vertikal di daerah, dalam rangka memenuhi
kebutuhan data statistik di Kabupaten Demak. Capaian
kinerja urusan statistik sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.35
Capaian Kinerja Urusan Statistik di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 23 Statistik
23.1. Buku ”kabupaten dalam angka”
Bappeda Ada Ada 100 Ada Ada 100.00 ☻
Laju Inflasi Kabupaten Bappeda 4,5 2,8 160,71 4 2,27 109,01 ☻
PDRB per kapita Bappeda 8,97 17,287 192,72 ☻
23.2. Buku ”PDRB kabupaten”
Bappeda Ada Ada Ada Ada Ada 100.00 ☻
23.3. Tingkat ketersediaan data/informasi/statistik (%)
Bappeda, Dishumkominfo
60 60 100.00 80 80 100.00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
24) Kearsipan
Pembangunan di bidang kearsipan diarahkan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kearsipan, mengembangkan layanan arsip berbasis teknologi informasi untuk menjamin kemudahan akses informasi kearsipan, meningkatkan sarana prasarana kearsipan khususnya yang menunjang kapasitas dan kualitas penyimpanan arsip sesuai standar, meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM kearsipan dalam melaksanakan tugas, meningkatkan jumlah OPD/UKPD yang terlayani dalam kearsipan, meningkatkan jumlah masyarakat yang terlayani dalam kearsipan.Capaian kinerja urusan kearsipan sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.36
Capaian Kinerja Urusan Kearsipan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 23 Kearsipan
24.1. Pengelolaan arsip secara baku (OPD / Desa / Kelurahan) (%)
KPA 80 80 100.00 100 30 30 ▼
24.2. Peningkatan SDM pengelola kearsipan (orang)
KPA 90 90 100.00 95 95 100.00 ☻
24.3 Persentase pening-katan kemampuan SDM pengelola kearsipan (%)
KPA 80 80 100.00 80 80 100.00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
25) Komunikasi dan Informatika
Pembangunan di bidang kominfo diarahkan pada upaya peningkatan pelaksanaan diseminasi informasi daerah melalui berbagai media, serta pengembangan dan pemberdayaan kelompok informasi masyarakat.
Capaian kinerja urusan komunikasi dan informatika sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.37
Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 25 Komunikasi dan
Informatika 25.1. Jumlah jaringan
komunikasi
Dishubkominfo 0,11 0,081 73.64 0,11 0,086 78.18 ▼
25.2. Rasio wartel/warnet terhadap penduduk
Dishubkominfo 0,067293344 0,062 92.13 0,067293334 0,014 20.80 ▼ 25.3. Jumlah surat kabar
nasional/lokal
Setda - Humas 55 55 100.00 55 55 100.00 ☻
25.4. Jumlah penyiaran radio/TV lokal
Setda - Humas 15 15 100.00 15 15 100.00 ☻
25.5. Web site milik pemerintah daerah (Ada/Tidak)
Dishubkominfo Ada Ada 100.00 Ada Ada 100.00 ☻
25.6. Pameran/expo (kali) Dishubkominfo, Setda - Perek.
4 4 100.00 4 4 100.00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
26) Perpustakaan
Pembangunan di bidang perpustakaan diarahkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas perpustakan, meningkatkan layanan informasi perpustakaan berbasis teknologi informasi, meningkatkan minat baca masyarakat dengan mengoptimalkan fungsi Taman Bacaan Masyarakat (TBM), perpustakaan di sekolah, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana perpustakaan melalui operasionalisasi perpustakan keliling.
Capaian kinerja urusan perpustakaan sebagaimana tabel
berikut.
Tabel 2.38
Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 26. Perpustakaan
26.1. Jumlah perpustakaan (Unit) KPA 80 70 87.50 90 75 83.33 ☻
26.2. Jumlah pengunjung
perpustakaan per tahun (Org)
KPA 60 55 92.09 65 54 83.16 ☻
26.3. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah (eks)
KPA 30 27 89.29 33 30 90.47 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
2.2.2. Urusan Pilihan 1) Pertanian
Sektor pertanian merupakan penyumbang kedua terbesar bagi PDRB di Kabupaten Demak setelah sektor industri pengolahan. Pada tahun 2015 sumbangan sektor pertanian kepada PDRB mencapai 25,76%.
Pembangunan di bidang pertanian dilaksanakan
melalui revitalisasi pertanian, selain untuk lebih
meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi pertanian,
juga dalam rangka mengupayakan keterkaitan (linkage)
produk-produk pertanian dengan produk-produk industri
olahan. Hal ini akan meningkatkan pendapatan para
petani. Pada akhirnya, kesejahteraan para petani juga
akan mengalami peningkatan. Capaian kinerja urusan
pertanian sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.39
Capaian Kinerja Urusan Pertanian di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 1. Pertanian
1.1. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar (ku/hektar)
Dinpertan 59,99 66,25 110.44 60,25 66,27 109,99 ☻ 1.2. Kontribusi sektor
pertanian/perkebunan/peternakan/kehutanan terhadap PDRB (%)
Dinpertan 39,12 36,73 93.89 38,95 25,76 66,14 ▼
1.3. Kontribusi sektor pertanian (padi, palawija, hortikultura) terhadap PDRB (%)
Dinpertan 36,5 33,80 92.60 36,43 19,94 54,74 ▼ 1.4. Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras)
terhadap PDRB (%)
Dinpertan 0,45 0,76 168.89 0,37 0,19 51,35 ▼ 1.5. Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB
(%)
Dinpertan 2,15 2,15 100.00 2,14 2,2 102,8 ☻ Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
2) Kehutanan
Urusan kehutanan di Kabupaten Demak dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, yang salah satu programnya yaitu Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Kegiatan yang mendukung program ini antara lain kegiatan reboisasi dan penghijauan hutan yang berupa penyelenggaraan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Penanaman Pohon di Lahan Kritis yang dipusatkan di Desa Pilangwetan Kecamatan Kebonagung berupa penanaman 2.000 bibit tanaman kehutanan.
Pelaksanaan rehabilitasi hutan mangrove di Kecamatan Sayung, Kec. Karangtengah, Kec. Bonang dan Kec.
Wedung, pengembangan tanaman bambu penghasil
rebung di Ds. Banyumeneng Kec. Mranggen sebanyak
5.000 bibit bambu, bantuan alat perajang rebung bambu 6
unit. Capaian kinerja urusan kehutanan sebagaimana
tabel berikut:
Tabel 2.40
Capaian Kinerja Urusan Kehutanan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 2 Kehutanan
2.1. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB
(%)
Dinpertan 0,012 0.01 83.33 0,012 0,012 100,00 ☻
2.2. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (Ha)
Dinpertan 9.92 11.999 120.96 9,935 12.410 120,96 ☻ 2.3. Kerusakan Kawasan
Hutan(Ha)
Dinpertan 156 65 41.67 - - 100,00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
3) Energi dan Sumber Daya Mineral
Capaian kinerja urusan energi dan sumberdaya mineral sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.41
Capaian Kinerja Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 3 ESDM
3.1. Pertambangan tanpa ijin DPUPPE 0 0 0 0 0 0
3.2. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB
DPUPPE 0 0 0 0 0 0
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2014 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
4) Pariwisata
Pariwisata merupakan salah satu potensi utama di
Kabupaten Demak. Keberadaan Masjid Demak dan Makam
Sunan Kalijaga sebagai situs sejarah penyebaran agama islam
di Pulau Jawa telah menjadi salah satu daerah tujuan wisata
utama di Jawa Tengah. Setiap tahun wisatawan dari berbagai
daerah di Indonesia datang berkunjung baik dalam rangka
liburan maupun ziarah.
Dengan potensi yang cukup besar, pengembangan pariwisata menjadi prioritas pembangunan daerah di Kabupaten Demak. Hal ini disebabkan bidang ini mampu memberikan multiplier effect yang besar bagi masyarakat sekitarnya. Terciptanya obyek wisata yang besar secara tidak langsung akan mengangkat perekonomian masyarakat sekitarnya. Beberapa obyek wisata di Kabupaten Demak dapat dikembangkan menjadi salah satu icon wisata di Pulau Jawa. Hal ini dapat dilaksanakan jika obyek wisata Demak dapat dikembangkan menjadi sebuah obyek wisata yang berkarakter yaitu obyek wisata religi. Selain itu dikembangkan pula wisata bahari di Surodadi Kec. Sayung dan Morodemak di Kec. Bonang.
Wisata Religi merupakan unggulan Kabupaten Demak yang telah dikenal baik wisatawan domestik dan internasional yaitu Masjid Agung Demak dengan Makam Sultan–Sultan Demak dan Makam Sunan Kalijaga di Kadilangu. Disamping itu masih ada destinasi pendukung yang lain seperti Wisata Bahari, Agrowisata dan Kampung Jambu Lele serta Tempat Pengasapan Ikan.
Memperhatikan besarnya potensi wisata yang ada di
Kabupaten Demak, mendorong Pemerintah Daerah
melakukan upaya pengembangan, pemeliharaan,
pembangunan, perbaikan hal-hal yang terkait dengan
peningkatan kualitas pelayanan pengunjung. Disamping itu,
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Demak
memprogramkan Tahun Kunjungan Wisata Religi Kabupaten
Demak Tahun 2015-2016. Berikut capaian kinerja
urusan pariwisata :
Tabel 2.42
Capaian Kinerja Urusan Pariwisata di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 4. Pariwisata
4.1. Kunjungan wisata (%) Dinparbud 70% 60% 85.71 70% 80% 114,86 ☻ - Jumlah Wisatawan
Mancanegara (org)
Dinparbud 1.087 268 24655.01 500 571 114,2 ☻
- Jumlah Wisatawan Nusantara (org)
Dinparbud 1.155.000 1.076.585 93.21 1.488.000 1.234.735 82,98 ☻ 4.2. Kontribusi sektor
pariwisata terhadap PDRB (Rp Ribu)
Dinparbud 1.490.000 1.450.000 97.32 1.540.000 1.492.604 96,92 ☻
4.3. Lama tinggal wisatawan (hari)
Dinparbud 1.5 jam 2 jam 133,33 2 jam 2,5 jam 125,00 ☻ Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017
Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
5) Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Demak memiliki panjang pantai 34,1 km yang merupakan potensi kelautan dan perikanan yang cukup besar mencakup perikanan laut dan perikanan darat. Daerah perikanan laut tersebar di 4 kecamatan yaitu Sayung, Karang Tengah, Bonang dan Wedung. Sepanjang pantai utara Kabupaten Demak terdapat permukiman atau desa-desa nelayan yang konsentrasi menggantungkan pada laut sebagai mata pencahariannya. Jumlah nelayan di Kabupaten Demak sebanyak 14.562 orang dan petani ikan sebanyak 5.939 orang. Kabupaten Demak terdapat 2 buah TPI yang masih aktif yaitu di Morodemak dan Wedung dengan produksi ikan pada tahun 2015 sebanyak 2.178.688 kg dengan nilai Rp.
32.088.089.000,00. Nilai ini meningkat dibanding tahun 2014 yaitu sebesar 2.006.762 kg. Umlah nelayan di Kabupaten Demak terdapat 10.038 pendega yang terdapat di 4 kecamatan.
Kondisi lingkungan pantai di wilayah Kabupaten Demak mengalami degradasi yang cukup memprihatinkan.
Kerusakan yang cukup serius akibat abrasi air laut dan
mengakibatkan kerusakan serta banyak hilangnya areal pertambakan yang dimiliki petani tambak di Kabupaten Demak. Hingga tahun 2015 wilayah pantai yang terkena abrasi seluas 495,08 Ha. Untuk mengantisipasi diantaranya telah dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak menanam 150.000 batang mangrove.
Potensi perairan umum Kabupaten Demak seluas 915,66 Ha.
Total luas tambak 7.946,97 Ha dan luas kolam air tawar sebesar 83,03 Ha. Jumlah RTP tambak sebanyak 4.040 RTP dan perikanan kolam sebanyak 1.899 RTP. Berikut tabel capaian kinerja urusan kelautan dan perikanan Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
Tabel 2.43
Capaian Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2014 2015 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 5 Perikanan
5.1.
Produksi perikanan (ton):
Dinlutkan 36,508.64 35,582.13 97.46 39.333,79 37.466,69 95,25 ☻ Produksi Perairan
Umum (% - ton)
Dinlutkan 20.39 14.76 72.39 20,8 19,76 95,00 ☻
Dinlutkan 1786.78 1,293.36 72.38 1.822,51 1.799,51 98,74 ☻ Produksi Perikanan
tangkap (% - ton)
Dinlutkan 20.39 12.54 61.50 20,8 24,22 116,44 ☻
Dinlutkan 1979.89 1,217.65 61.50 2.019,49 2.420,20 119,84 ☻ Produksi tambak (% -
ton)
Dinlutkan 20.95 20.96 100.05 22 21,24 96,55 ☻
Dinlutkan 10,938.56 10,943.68 100.05 11.485,48 11.089,29 96,55 ☻ Produksi kolam (% -
ton)
Dinlutkan 21.8 21.84 100.18 23,98 21,87 91,20 ☻
Dinlutkan 22,085.36 22,127.44 100.19 24.293,89 22.157,69 91,21 ☻ 5.2. Konsumsi ikan (% -
ton)
Dinlutkan 97.07 100.54 103.57 100 131,38 131,38 ☻ Dinlutkan 24.87 25.76 103.58 25,62 33,66 131,38 ☻ 5.3. Cakupan bina
kelompok nelayan
Dinlutkan 13 104 800.00 15 150 1000,00 ☻
5.4. Produksi perikanan kelompok nelayan
Dinlutkan 2,139.90 974.121 45.52 2.204,15 2.420,20 109,80 ☻ 5.5 Penanaman
mangrove (Ha)
Dinlutkan 262.2 60,000 22883.30 276 75 27,17 ▼
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
6) Perdagangan
Peran sektor perdagangan yang akan bertambah penting, ditandai dengan munculnya keunggulan Ekonomi Kreatif sebagai pemicu inovasi perdagangan tanpa batas, kontribusi subsektor perdagangan eceran yang semakin signifikan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Demak, dan penciptaan lapangan kerja secara luas. Hal ini terjadi karena:
terbentuknya integrasi domestik di sektor perdagangan;
terciptanya intensitas mutual partnership dan linkage antara perdagangan eceran dengan perdagangan besar; terciptanya transaksi domestik dan ekspor dari UKM maupun perusahaan skala besar, terciptanya intensitas koordinasi dalam pengembangan perdagangan eceran, perdagangan besar, dan pembinaan sektor informal; dan tingginya tingkat penerapan manajemen dan teknologi perdagangan, termasuk yang terkait dengan jaringan.
Sektor Perdagangan merupakan bagian dalam menggerakkan Perekonomian Daerah karena pelaku usaha selain dapat menciptakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja juga memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah di Kabupaten Demak. Peran sistem logistik, intermediasi perdagangan, jaringan koleksi, pengumpul, pengecer, grosir, dan distribusi umumnya semakin berkembang dan meningkat, yang didorong oleh meningkatnya penggunaan teknologi dan transportasi yang memadai, dan meningkatnya indeks kepercayaan bisnis di semua lini perdagangan dan perekonomian. Daya beli konsumen dan tingkat tabungan masyarakat semakin baik, hal ini ditunjukkan dari tingkat upah minimum dan realisasinya yang semakin baik serta terciptanya semangat kewirausahaan baru.
Adapun kondisi capaian kinerja urusan perdagangan
sebagai berikut :
Tabel 2.44
Capaian Kinerja Urusan Perdagangan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 6. Perdagangan
6.1. Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB (%)
Disperindagkop
57.470,60 126,021.22 219.28 57.840,20 15.175.058,15 262,36 ☻
6.3. Cakupan Bina
6.4. Meningkatnya Sarana Prasarana kios yg dibangun (unit)
Disperindagkop UMKM
30 33 110.00 35,00 60,00 171,42 ☻
Peningkatan jumlah los yg dibangun (unit)
Disperindagkop UMKM
550 344 62.55 600 328 54,66 ▼
Peningkatan jumlah fasilitas umum yg dibangun (unit)
Disperindagkop UMKM
2 2 100.00 2 2 100 ☻
6.5. Meningkatnya Masyarakat dalam Penggunaan Barang sesuai Standar yang Berlaku (%)
Disperindagkop UMKM
100 100 100.00 100 100 100.00 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
7) Perindustrian
Program pembangunan bidang industri di Kabupaten
Demak diarahkan untuk memberikan sumbangan nyata
dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. dengan
memilih produk-produk unggulan daerah untuk diolah dan
didorong agar tumbuh dan berkembang menjadi kompetensi
inti industri daerah. Sebagai salah satu tulang punggung
kebangkitan (prime mover) ekonomi daerah, industri daerah
dikembangkan terpadu dengan pembangunan
sektor-sektor lainnya, utamanya sektor-sektor-sektor-sektor unggulan daerah
(sektor pertanian, perikanan dan kelautan, dan pariwisata,
koperasi dan UMKM, sehingga secara simultan dapat berperan dalam pembentukan devisa, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Demak di Bidang Industri Kecil dan Menengah dilaksanakan dengan mengembangkan Industri Kecil dan Kerajinan sebagai pilihan yang sangat strategis karena sektor ini merupakan kegiatan yang banyak menggunakan bahan baku lokal maupun menyerap banyak tenaga kerja yaitu umumnya bersifat padat tenaga kerja serta merupakan industri rumah tangga dengan kapasitas produksi yang rendah.
Industri Kecil dan Menengah yang ada di Kabupaten Demak antara lain berupa Industri Aneka makanan dan minuman, Pengolahan Ikan, Konveksi, Garam Rakyat, Kulit Sepatu dan Tas, Mainan anak-anak, Mebel dan Furniture, Rokok serta lainnya. Capaian kinerja urusan perindustrian sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.45
Capaian Kinerja Urusan Perindustrian di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 7. Perindustrian
7.1. Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB (%)
Disperindagkop UMKM
10,92 0.00 11,05 27,25 246,61 ☻
7.2. Pertumbuhan Industri (%) Disperindagkop UMKM
8,00 0.10 1.25 10 5,8 58 ▼
7.3. Cakupan Bina Kelompok Pengrajin (%)
Disperindagkop UMKM
40,00 80 200.00 45,00 80 177.78 ☻
7.4. Meningkatnya Nilai Produksi Industri Kecil dan Menengah (%)
Disperindagkop UMKM
8,00 3.08 38.50 10,00 3.5 35.00 ▼
7.5. Meningkatnya Kualitas Produksi Industri Kecil dan Menengah (unit)
Disperindagkop UMKM
23 20 86.96 24 20 83.33 ☻
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
8) Ketransmigrasian
Memperhatikan kondisi demografi jumlah penduduk di Kabupaten Demak pada tahun 2015 adalag 1.117.905 terutama kepadatan penduduk yang mencapai + 1.246 orang/Km2 maka wilayah Kabupaten Demak termasuk kategori yang padat penduduknya. Kecamatan Mranggen merupakan kecamatan terdapat dengan tingkat kepadatan 2.494 orang/Km2. Keberhasilan pembangunan penduduk akan mengakibatkan efek positif bagi pelaksanaan pembangunan lainnya dalam mengatasi masalah kependudukan ini, maka salah satu alternatif pemecahannya adalah melalui program Transmigrasi. Penyelenggaraan Transmigrasi bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkat kesejahteraan masyarakat yang ditempatkan/
diberangkatkan agar dapat hidup layak sesuai dengan harapannya. Penyelenggaraan program Transmigrasi sebagai salah satu upaya perluasan kesempatan kerja belum berjalan optimal. Salah satunya tercermin dari realisasi penempatan transmigran. Pada tahun 2016 realisasi penempatan transmigran sebanyak 12 KK dari target 35 KK dengan jumlah 41 jiwa. Tidak terpenuhinya target tersebut dikarenakan belum siapnya lahan Transmigran di Luar Jawa dan tidak adanya SPP (Surat Perintah Pemberangkatan) Transmigrasi dari Pusat (Kementerian). Tujuan transmigrasi untuk tahun 2016 hanya ke Sulawesi Tengah. Capaian kinerja urusan perindustrian sebagaimana tabel berikut:
Tabel 2.46
Capaian Kinerja Urusan Ketransmigrasian di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
TAHUN
2015 2016 KET
Target Realisasi % Target Realisasi % 8. Transmigrasi
8.1. Transmigran swakarsa (KK) (%)
DInsosnakertrans 35 20 57.14 35 12 34.29 ▼
Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai
▼ : Tidak Tercapai
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Perkembangan ekonomi makro Kabupaten Demak tidak terlepas dari pertumbuhan perekonomian nasional dan Provinsi Jawa Tengah pada umumnya. Pada tahun 2014 – 2015 pertumbuhan ekonomi nasional mengalami pelambatan dan juga penurunan, yaitu 2014 tumbuh 5,02 % menurun pada tahun 2015 menjadi 4,79 %. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2015 yaitu sebesar 5,4 % atau naik dari 5,3%
pada tahun 2014. Hal ini disebabkan antara lain : melambatnya perekonomian dunia, naiknya kurs valuta asing terhadap Rupiah, naiknya bahan modal dan mesin-mesin yang tergantung dari luar negeri dan naiknya harga kebutuhan pokok di dalam negeri (terutama beras dan daging). Meskipun aspek positif pendorong perekonomian secara nasional membaik terutama dengan menurunnya suku bunga kredit, insentif perpajakan, pelayanan perizinan semakin baik dan stabilitas politik di dalam negeri.
Sementara perkembangan perekonomian di Kabupaten Demak tidak lepas dari perkembangan nasional. Pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sebesar 5,93% dan tahun 2016 turun tipis menjadi 5,04%. Besarnya nilai PDRB (ADHB) tahun 2016 sebesar Rp. 20,843 triliun lebih tinggi dari tahun 2015 yaitu Rp. 19,325 trilyun. Sedangkan untuk besarnya PDRB (ADH Konstan 2010) tahun 2016 sebesar Rp. 15,66 triliun meningkat dari pada tahun 2015 yaitu Rp. 14,91 trilyun.
Perekonomian Kabupaten Demak digerakkan oleh tiga
sektor utama (sektor dominan) yaitu (1) industri pengolahan
(sumbangan sebesar 29,63%), (2) sektor pertanian, kehutanan
dan perikanan (dengan sumbangan sebesar 24,28% dan
menampung tenaga kerja terbesar di perdesaan) dan (3) sektor
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
(sumbangan sebesar 15,65%). Dengan demikian perekonomian
Kabupaten Demak lebih banyak digerakkan oleh sektor sekunder dan tersier daripada sektor primer.
Dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian yang berkualitas sebagaimana arahan kebijakan nasional maka peningkatan perekonomian daerah didorong agar mengembangkan potensi unggulan daerah yang menjadi basis ekonomi kerakyatan, menciptakan kondusifitas daerah dan keserasian pertumbuhan ekonomi antar sektor dan antara pusat pertumbuhan perekonomian Kabupaten Demak. Kebijakan peningkatan promosi penanaman modal, peningkatan pariwisata, percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran dan pengembangan ekonomi kreatif berbasis unggulan daerah.
3.1.1. Kondisi Perekonomian Daerah a. Pertumbuhan Ekonomi
Perkembangan perekonomian Kabupaten Demak dari perhitungan tahun 2012–2016 menunjukkan pertumbuhan yang positif meskipun pada tahun 2012 dan tahun 2014 angka pertumbuhan ekonomi lebih rendah dibanding tahun 2013, 2015 dan tahun 2016. Untuk tahun 2013, 2015 dan tahun 2016 pertumbuhan ekonomi berada dikisaran 5 % yaitu 5,27%,5,93 dan 5,04%, sedangkan tahun 2012 dan 2014 pertumbuhan ekonominya sebesar 4,46% dan 4,29%.
Dengan demikian dalam kurun waktu 5 tahun,
untuk tahun 2015 pertumbuhan ekonominya adalah
yang tertinggi. Gambaran pertumbuhan perekonomian
Kabupaten Demak dari Tahun 2012 – 2016 dapat
dilihat pada diagram sebagai berikut :
Sumber: BPS Kab. Demak 2017.
.
Gambar 3.1
Pertumbuhan Ekonomi
Apabila dibandingkan pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Demak, Jawa Tengah dan Nasional selama
lima tahun terakhir (2011-2015) dapat dilihat pada
gambar 3.2 di bawah ini. Dari gambar tersebut dapat
dilihat bahwa pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Demak relatif lebih tinggi dibanding Jawa
Tengah dan Nasional, padahal tahun 2014
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak relatif lebih
rendah. Hal ini tidak terlepas dari fluktuasinya
pertumbuhan lapangan usaha pertanian yang
memberikan andil cukup besar terhadap pertumbuhan
ekonomi agregat Kabupaten Demak. Dibanding tahun
sebelumnya, Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten
Demak mengalami pertumbuhan lebih tinggi dari tahun
sebelumnya, sedangkan nasional pertumbuhannya
lebih rendah dibanding tahun 2014, bahkan paling
kecil selama periode lima tahun terakhir. Adapaun
pertumbuhan ekonomi 2011-2015 dapat dilihat pada
Gambar 3.2 berikut ini :
Gambar 3.2
b. Struktur Ekonomi Daerah
Perkembangan perekonomian suatu daerah dapat diketahui dari perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari waktu ke waktu agar diketahui arah kebijakan pembangunan perekonomian secara jelas.
Perkembangan perekonomian Kabupaten Demak dapat diketahui berdasarkan PDRB ADHB dan PDRB ADH Konstan tahun 2010 dari tahun 2012 – 2016 dapat dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 3.1
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Demak (Atas Dasar Harga Berlaku) Tahun 2012 – 2016 (milyar Rp)
No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016
a Pertanian Kehutanan, dan
Perikanan 3,592,325.62 3,929,184.74 4,370,166.61 5.060.735,28 4,977,602,64 b Pertambangan dan Penggalian 56,969.59 59,730.55 62,930.19 84.059,09 84,025,08 c Industri Pengolahan 3,301,805.16 3,792,965.98 4,265,324.32 6.176.952,27 5,508,749,62 d Pengadaan Listrik dan Gas 12,095.34 13,194.58 13,816.71 18.238,22 15,078,78 e Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah, dan Daur Ulang
9,915.44 10,213.29 11,094.57 13.631,63 13,153,88 f Konstruksi 1,064,864.10 1,163,129.90 1,280,982.24 1.744.622,12 1,622,519,66 g Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor 2,109,704.86 2,216,099.47 2,439,795.18 3.261.932,98 2,930,795,78 h Transportasi dan Pergudangan 343,940.63 365,176.93 397,694.41 553.330,23 518,091,05
i Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 327,973.08 340,585.63 356,768.93 449.396,82 425,546,93
j Informasi dan Komunikasi 230,363.53 247,395.33 263,519.98 334.601,23 312,126,38 k Jasa Keuangan dan Asuransi 303,489.93 346,143.63 385,467.75 538.876,30 483,886,60
l Real Estate 160,634.92 167,714.30 179,753.10 253.342,35 230,186,48
No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016
m,n Jasa Perusahaan 28,092.94 30,998.44 35,438.89 51.405,11 45,551,79
o Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 503,943.84 549,211.19 591,676.56 748.672,16 718,773,04
p Jasa Pendidikan 447,668.08 542,163.76 627,183.18 873.415,24 814,889,38 q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 82,698.26 97,498.50 108,108.67 150.765,47 140,762,35
r,s,t,u Jasa Lainnya 324,077.89 336,155.85 381,276.47 529.944,37 483,854,78 Jumlah (milyar Rp) 12,900,563.22 14,207,562.06 15,770,997.22 17,381,259.34 20.843.920,87
Sumber data : Buku Perkembangan Perekonomian Kab. Demak (2016)
Berdasarkan data PDRB (atas dasar harga berlaku) Kabupaten Demak menunjukkan perkembangan yang positif dari tahun 2011 sebesar Rp. 12,900 trilyun meningkat menjadi sebesar Rp 19,325 trilyun pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan kemajuan sejalan dengan meningkatnya penanaman modal dalam sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor. Hal yang tetap menonjol adalah pertumbuhan sektor pertanian (tanaman pangan), kehutanan dan perikanan yang banyak menyerap tenaga kerja di perdesaan.
Sedangkan perkembangan PDRB (atas dasar harga konstan tahun 2010) Kabupaten Demak menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Perkembangan dari tahun 2011 – 2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Demak
(Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010) Tahun 2012 – 2016 (milyar Rp)
No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016
a Pertanian Kehutanan, dan
Perikanan 3,430,569.19 3,482,389.26 3,367,148.91 3,567,713.91 3.531.701,43 b Pertambangan dan Penggalian
56,031.98 57,107.20 59,176.76 60,463.56 62.471,25 c Industri Pengolahan
3,345,669.57 3,630,720.10 3,909,987.58 4,139,046.31 4.501.770,24 d Pengadaan Listrik dan Gas
13,231.38 14,492.90 15,366.91 14,941.82 17.297,72 e Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 10,028.90 10,375.10 10,847.34 11,070.57 11.501,73 f Konstruksi
1,080,689.30 1,137,070.55 1,196,920.82 1,262,142.93 1.338.123,93 g Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2,103,259.55 2,214,102.43 2,339,527.94 2,472,422.72 2.627.538,97 h Transportasi dan Pergudangan
362,243.42 388,412.21 418,490.31 451,423.42 476.281,59 i Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 330,921.42 342,056.26 361,233.23 378,021.70 394.811,63
j Informasi dan Komunikasi 252,131.41 277,891.51 316,233.23 346,007.83 368.856,74 k Jasa Keuangan dan Asuransi 295,973.96 307,907.38 327,280.18 345,888.23 374.982,19
l Real Estate 163,396.36 173,574.23 189,842.48 201,861.38 215.466,84
No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016
m,n Jasa Perusahaan 27,871.11 30,277.70 33,220.76 35,899.62 38.868,52
o Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jam. Sos Wajib 494,070.19 502,858.40 508,577.64 531,239.93 548.061,96 p Jasa Pendidikan 453,446.14 491,425.33 547,292.43 595,554.71 623.152,28 q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 85,593.16 90,860.63 101,060.88 108,464.32 116.371,37
r,s,t,u Jasa Lainnya
318,100.00 347,705.30 383,169.82 391,518.87 417.946,39
Jumlah (milyar Rp) 12.823.227,0413.499.226,47 14.078.419,80 14.913.837,51 15.665.204,77
Sumber data : BPS Kab. Demak, 2017
Berdasarkan data tersebut di atas, PDRB (atas dasar harga konstan tahun 2010) Kabupaten Demak pada tahun 2012 sebesar Rp. 12,82 trilyun meningkat menjadi sebesar Rp 15,66 trilyun pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan perekonomian Kabupaten Demak terjadi kenaikan yang baik.
Perkembangan PDRB ini ditopang oleh perkembangan sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor yang semakin berkembang serta pertumbuhan sektor pertanian (tanaman pangan), kehutanan dan perikanan baik skala kecil dan menengah yang menjadi tumpuan lapangan pekerjaan di masyarakat perdesaan.
Perkembangan perekonomian Kabupaten Demak secara strategis harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut, yaitu :
(1) Berlakunya Pasar Bersama ASEAN yang telah dimulai tahun 2016 yang mengakibatkan masuknya barang dan jasa dengan mudah dari negara-negara ASEAN ke pasar lokal (bisa jadi lebih murah) dan bersaing dengan produk UMKM lokal. Pemerintah Kabupaten Demak harus melindungi kerajinan tradisional dan produk UMKM dari persaingan dengan produk luar negeri melalui peningkatan mutu produk.
(2) Meningkatnya konsumsi barang dan jasa
masyarakat perkotaan dan kelompok menengah ke
atas yang berpotensi menjadi peluang pasar
produk lokal, kerajinan dan berbasis organik bagi
masyarakat perdesaan. Hal ini menjadi peluang bagi pelaku usaha pertanian, peternakan dan perikanan di Kabupaten Demak.
(3) Meningkatnya harga bahan pangan pokok, kebutuhan pangan olahan maka potensi lokal dapat dikembangkan memenuhi kebutuhan pasar regional dan eksport.
(4) Menurunnya suku bunga kredit memberikan peluang usaha dan penanaman modal di sektor UMKM di Kabupaten Demak.
c. Laju Inflasi
Angka inflasi di Kabupaten Demak tahun 2011 – 2015 menunjukkan dinamika yang bersifat fluktuatif, yaitu tahun 2012 sebesar 4,1% naik menjadi 8,22%
pada tahun 2013 dan kemudian naik lagi tahun 2014 menjadi 8,69%. Untuk tahun 2015 dan 2016 tingkat inflasi turun drastis ke level 2,80% dan 2,27%.
Perkembangan laju inflasi Kabupaten Demak dari tahun 2012 – 2016 dapat dikemukakan sebagai berikut:
4,1
8,22 8,69
2,8 2,27
0 2 4 6 8 10
2012 2013 2014 2015 2016
Inflasi
Inflasi
Sumber: BPS Kabupaten Demak; 2017 Gambar 3.3
Laju Inflasi Kabupaten Demak Tahun 2012-2016
Inflasi tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal
dan faktor internal dalam masyarakat di Kabupaten
Demak. Faktor eksternal yang mengakibatkan inflasi naik
antara lain: melambatnya perekonomian dunia yang
berpengaruh terhadap perekonomian nasional; naiknya kurs valuta asing terhadap rupiah yang mengakibatkan harga-harga bahan baku, barang modal dan mesin-mesin dari luar negeri semakin meningkat. Hal ini berdampak pada naiknya barang dan jasa di dalam negeri. Demikian pula naiknya bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (tahun 2013) berpengaruh terhadap harga komoditas lainnya, naiknya harga kebutuhan pokok terutama beras dan daging telah meningkatkan inflasi sampai dengan akhir tahun 2014. Dan untuk tahun 2015 dan tahun 2016 tingkat inflasi dikisaran 2 % dan hal ini juga tidak berbeda jauh dengan tingkat nasional dan Propinsi Jawa Tengah.
3.1.2. Tantangan dan Prospek Pengembangan Perekonomian Daerah
Beberapa hal yang menjadi tantangan dan prospek p e m b a n g u n a n ekonomi Kabupaten Demak pada tahun 2018 adalah sejalan dengan visi dan misi pembangunan daerah, adalah sebagai berikut :
a. Pertumbuhan ekonomi masih kurang optimal, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata Jawa Tengah.
b. Masih rendahnya kualitas tenaga kerja yang memasuki pasar kerja, baik pendidikan dan keterampilan di sektor industri sehingga mengakibatkan daya saing yang rendah di pasar kerja. Hal ini berdampak pada cukup tingginya pengangguran (2016) yaitu sebesar 5,45%.
c. Meningkatnya permintaan produk yang berkualitas menuntut peningkatan standar kualitas bagi produk barang dan jasa termasuk hasil industri dari UMKM dan kerajinan.
d. Belum terpadunya pelaksanaan penanggulangan
kemiskinan (angka kemiskinan tahun 2016 sebesar
14,10% lebih besar dari Jawa Tengah 13,55%), tingkat
pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,45% dan setengah penganggur serta perlindungan sosial melalui program terpadu dan berkelanjutan.
e. Belum meratanya sarana dan prasarana pendukung (jalan, jembatan, jaringan irigasi, pemenuhan air baku/
irigasi, sekolah dan sarana kesehatan) yang dapat menunjang perkembangan perekonomian daerah secara merata dan pertumbuhan penanaman modal yang berkualitas.
f. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik belum optimal dalam rangka pelayanan perizinan penanaman modal, promosi potensi unggulan daerah dan pengembangan pariwisata serta pengembangan ”city branding” dalam rangka peningkatan ekonomi kreatif .
3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
3.2.1. Gambaran APBD Tahun Sebelumnya 3.2.1.1. Pendapatan
Evaluasi terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Demak periode 2012 sampai dengan 2016 apabila dilihat dari berbagai sudut pandang diuraikan berikut ini.
Besarnya pendapatan daerah selama tahun 2012 hingga
tahun 2016 selalu mengalami peningkatan. Pada Tahun 2012
Anggaran Pendapatan Kabupaten Demak sebesar Rp
1.109.449.784.000,00,-. Selanjutnya mengalami peningkatan
hingga pada tahun 2016 menjadi Rp 1.530.744.804.000,- atau
mengalami peningkatan sebesar 37,33%. Perkembangan
pendapatan daerah selama tahun 2012-2016 dapat dilihat pada
grafik berikut ini.
-200.000.000.000,00 400.000.000.000,00 600.000.000.000,00 800.000.000.000,00 1.000.000.000.000,00 1.200.000.000.000,00 1.400.000.000.000,00 1.600.000.000.000,00 1.800.000.000.000,00 2.000.000.000.000,00
Pendapatan
1.192.166.059. 000,00 1.344.89 3.742.51 2,00 1.470.022.492.000,00 1.503.74 4.804.00 0,00 1.952.45 9.922.20 0,00
2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 3.3
Besarnya Pendapatan Daerah Tahun 2012-2016
Apabila dilihat dari masing-masing unsur pendapatan yang ada di dalam APBD, maka selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 proporsi terbesar masih didominasi oleh Dana Perimbangan.
Untuk tahun 2016 proporsinya sebesar 64,8%. Diikuti oleh dana dari lain-lain pendapatan yang sah dan pendapatan asli daerah.
Gambar 3.3 juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pendapatan asli daerah dari tahun 2012 hingga tahun 2016 sebesar 200% diikuti dengan peningkatan prosentase Dana Perimbangan sebesar 47,74%% dan lain-lain pendapatan yang sah mengalami kenaikan 7,95%. Kondisi ini menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir Kabupaten Demak telah menunjukkan ada kemampuan dalam memanfaatkan potensi yang ada.
Meskipun tidak tertutup kemungkinan bahwa potensi tersebut masih bisa ditingkatkan lagi di masa yang akan datang.
Perkembangan masing-masing unsur pendapatan daerah selama
tahun 2012-2016 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
-200.000.000.000 400.000.000.000 600.000.000.000 800.000.000.000 1.000.000.000.000 1.200.000.000.000 1.400.000.000.000
2012 2013 2014 2015 2016
Pendapatan Asli Daerah 84.110.986.00 118.719.459.0 189.921.165.0 206.243.460.0 287.422.500.5 Dana Perimbangan 789.510.280.0 853.923.136.0 919.285.897.0 969.294.252.0 1.266.900.747 Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 318.544.793.0 372.251.147.5 360.815.430.0 355.207.092.0 398.136.674.4
Gambar 3.4
Besarnya Masing-Masing Unsur Pendapatan Tahun 2012-2016
Secara rinci perkembangan realisasi pendapatan daerah
Kabupaten Demak tahun 2012-2016 disajikan pada Tabel 3.3
berikut ini.
Tabel 3.3
Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Demak Tahun 2012-2016
No Uraian Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Penetapan
2012 2013 2014 2015 2016
2 BELANJA
2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 763.861.789.250,00 832.702.759.612,00 843.591.766.000,00 966.060.104.000 1.074.076.693.553,00
2.1.1 Belanja Pegawai 619.452.619.250,00 661.624.398.612,00 756.364.613.000,00 801.685.527.000 752.842.435.733,00
2.1.2 Belanja Bunga - 0
2.1.3 Belanja Subsidi 596.024.000,00 -
2.1.4 Belanja Hibah 79.584.405.000,00 108.504.170.000,00 22.296.450.000,00 11.972.200.000 15.450.795.900,00
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 6.211.300.000,00 3.570.275.000,00 4.357.275.000,00 0 3.195.000.000,00
2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintahan Desa 715.165.000,00 235.666.000,00 250.000.000,00 8.100.146.000 9.452.400.630,00
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan kpd Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa 54.302.276.000,00 56.768.250,00 58.323.428.000,00 142.302.231.000
292.507.936.040,00
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 3.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000 628.125.250,00
2.2 BELANJA LANGSUNG 536.708.269.750,00 613.064.431.900,00 780.611.945.000,00 679.671.594.000 991.279.622.113,00
2.2.1 Belanja Pegawai 29.917.061.500,00 40.287.493.100,00 64.146.730.200,00 71.528.943.000 87.694.960.358,00 2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 151.945.534.750,00 192.887.270.150,00 232.051.163.150,00 226.057.397.000 268.181.913.803,00 2.2.3 Belanja Modal 356.845.673.500,00 379.889.668.650,00 484.414.051.650,00 382.085.254.000 635.402.747.952,00
Jumlah 1.302.570.059.000,00 1.445.767.191.512,00 1.624.203.711.000,00 1.645.731.698.000 2.065.356.315.666,00
Surplus/ (Defisit) (110.404.000.000,00) (100.873.449.000,00) (154.181.219.000,00) (114.986.894.000,00)
(4.017.816.237.866,00)
Terhadap pendapatan secara keseluruhan, proporsi pendapatan selama lima tahun terakhir di Kabupaten Demak menunjukkan bahwa ada penurunan proporsi dana perimbangan terhadap total pendapatan. Proporsi dana perimbangan tahun 2012 dengan prosentase sebesar 66,22 % , tahun 2013 dan tahun 2014 turun menjadi sebesar 63,49% dan 62,53 %. Sedangkan untuk tahun 2015 sebesar 63,32 % dan naik di tahun 2016 yaitu 64,88 %. Dan kalau dirata-rata proporsi Dana Penimbangan selama lima tahun terakhir adalah sebesar 64,08%.
Proporsi lain-lain pendapatan yang sah menunjukkan tren penurunan dari tahun 2012 – 2016. Pada tahun 2012 proporsi lain-lain pendapatan yang sah sebesar 26,72% menurun pada tahun 2016 menjadi 20,5%. Rata-rata per tahun proporsi lain-lain pendapatan yang sah adalah sebesar 24,5%.
Proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami peningkatan dari tahun 2012 - 2016. Proporsi PAD di Kabupaten Demak meningkat dari 7,06% pada tahun 2012 menjadi 14,7%
pada tahun 2015. Rata-rata selama lima tahun proposri PAD di Kabupaten Demak adalah sebesar 11,37%. Peningkatan proporsi PAD terhadap total pendapatan ini menunjukkan kondisi perekonomian yang semakin baik di Kabupaten Demak.
Secara rinci perkembangan proporsi masing-masing unsur
pendapatan selama tahun 2012-2016 dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
0 10 20 30 40 50 60 70
2012 2013 2014 2015 2016
7.06 8.83
12.92 13.47 14.7
66.22
63.49 62.54 63.32 64.8
26.72 27.68
24.54 23.2
20.5
PENDAPATAN ASLI DAERAH DANA PERIMBANGAN LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Gambar 3.5
Proporsi Masing-Masing Unsur Pendapatan Terhadap Total Pendapatan Daerah Tahun 2012-2016
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Demak mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir. Dalam kesempatan ini, komponen Pendapatan Asli Daerah terdiri dari (1) Pendapatan Pajak Daerah, (2) Pendapatan Retribusi Daerah, (3) Pendapatan Hasil Pengeloaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan (4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Hingga saat ini PAD Kabupaten Demak sangat dipengaruhi oleh komponen Lain-lain PAD yang sah. Rata-rata proporsi Lain-lain PAD yang sah selama lima tahun sebesar 50,62% dari PAD. Selanjutnya diikuti oleh komponen Pendapatan Pajak Daerah. Proporsi Pajak Daerah di Kabupaten Demak selama lima tahun mengalami peningkatan dengan rata-rata per tahun sebesar 30,7% dari PAD. Komponen ketiga yang memberikan kontribusi terhadap PAD adalah Retribusi Daerah.
Selama lima tahun terakhir, proporsi Pendapatan Pajak
Daerah terhadap PAD fluktuatif. Pada tahun 2012 proporsi Pajak
Daerah 28,5% naik menjadi 36,4% di tahun 2013. Selanjutnya di
tahun 2014 menurun menjadi 29,01%, di tahun 2015 sebesar
28,6% dan di tahun 2016 naik menjadi 31%. Proporsi Pendapatan
Retribusi tahun 2012 sebesar 15,7% menurun pada tahun 2016 menjadi 6,46%. Proporsi Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan juga mengalami penurunan dari 12,7%
tahun 2012 menjadi 4,43% di tahun 2016. Sedangkan proporsi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah dari tahun 2012 – 2016 mengalami peningkatan dari 42,5% menjadi 57,7%.
0 10 20 30 40 50 60
2012 2013 2014 2015 2016
28.99
36.35
29.19 29.01
36.4
15.71 14.05 15.26
9.06 6.46
12.79
4.81 4.68 4.69 4.43
42.51 44.79
50.87
57.24 57.7
Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Gambar 3.6
Proporsi Masing-Masing Unsur PAD Tahun 2012-2016
3.2.1.2. Belanja Daerah
Anggaran Belanja Daerah akan mempunyai peran riil dalam
peningkatan kualitas layanan publik dan sekaligus menjadi
stimulus bagi perekonomian daerah apabila terealisasi dengan
baik. Dengan demikian, secara ideal seharusnya Belanja Daerah
dapat menjadi komponen yang cukup berperan dalam
peningkatan akses masyarakat terhadap sumber-sumber daya
ekonomi yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Pada
gilirannya, apabila kesejahteraan masyarakat telah meningkat
maka diharapkan akan berdampak kepada perekonomian daerah
secara luas. Untuk menggambarkan seberapa besar belanja
pemerintah daerah yang digunakan dalam upaya untuk
menyejahterakan penduduk di suatu daerah.
Besarnya belanja daerah di Kabupaten Demak selama lima tahun terakhir juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 besarnya belanja sebesar Rp 1.302.570.059.000,00,- meningkat pada tahun 2016 menjadi sebesar Rp 2.065.356.315.666,-.
Secara rinci perkembangan belanja daerah Kabupaten
Demak tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Demak Tahun 2012-2016
No Uraian Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
2012 2013 2014 2015 2016
3.1 PENERIMAAN DAERAH
3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 116.577.000.000,00 111.373.449.000,00 161.231.219.000,00 123.486.894.000 207.633.750.741,00
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan -
3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan -
3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah - - 17.758.064
3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah -
3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah -
Jumlah 116.577.000.000,00 111.373.449.000,00 161.231.219.000,00 123.486.894.000,00 207.651.508.805,00 3.2 PENGELUARAN DAERAH
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan - -
3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 6.173.000.000,00 10.500.000.000,00 7.050.000.000,00 8.500.000.000 27.796.000.000,00
3.2.3 Pembayaran Pokok Utang - -
3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah - -
3.2.5 Pemberian Kembali Pinjaman Daerah
3.2.6 Pengembalian Kelebihan Dana Transfer TPP Guru 3.2.7 Pembayaran Kekurangan Pajak Penghasilan 3.2.8 Pembayaran Hutang Pihak Ketiga
Jumlah 6.173.000.000,00 10.500.000.000,00 7.050.000.000,00 8.500.000.000,00 27.796.000.000,00
Pembiayaan Neto 110.404.000.000,00 100.873.449.000,00 154.181.219.000,00 114.986.894.000,00 179.837.750.741,00
3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) NIHIL NIHIL NIHIL NIHIL 66.941.357.275,00
Selama lima tahun terakhir besarnya belanja tidak langsung dan belanja langsung selalu mengalami peningkatan.
Apabila dilihat dari besarnya belanja maka belanja tidak langsung relatif lebih besar apabila dibandingkan dengan belanja langsung.
Namun apabila dianalisis lebih dalam maka secara rata-rata pertumbuhan belanja tidak langsung sebesar 9,4% sedangkan belanja langsung secara rata-rata mengalami pertumbuhan sebesar 8,8%.
-200.000.000.000 400.000.000.000 600.000.000.000 800.000.000.000 1.000.000.000.000 1.200.000.000.000
2012 2013 2014 2015 2016
763.861.789.250 832.702.759.612 843.591.766.000 906.655.928.479 1.074.076.693. 553
536.708.269.750 613.064.431.900 780.611.945.000 884.927.410.289 991.279.622.113
BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA LANGSUNG
Gambar 3.8
Besarnya Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Tahun 2012-2016
Dilihat dari proporsinya, selama kurun waktu tahun
2012-2016 terjadi fluktuasi proporsi masing-masing unsur belanja
terhadap total belaja daerah. Ada kecenderungan peningkatan
proporsi belanja langsung terhadap total belanja daerah dari
sebesar 41,2% menjadi sebesar 47,9%. Kecenderungan
peningkatan proporsi belanja langsung menunjukkan adanya
komitmen pemerintah Kabupaten Demak untuk meningkatkan
kemajuan pembangunan daerah. Secara rinci proporsi
masing-masing unsur belanja daerah terhadap total pendapatan daerah
dapat dilihat pada Tabel 3.9.
58,64 57,6
51,94
58,7
52,1
41,2 42,4
48,06
41,3
47,9
0 10 20 30 40 50 60 70
2012 2013 2014 2015 2016
Chart Title
BELANJA TIDAK LANGSUNG
BELANJA LANGSUNG
Gambar 3.9
Proporsi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung terhadap Total Belanja Daerah Tahun 2012-2016
Berikut ini diuraikan mengenai rasio belanja pegawai
terhadap belanja daerah. Semakin tinggi angka rasionya maka
semakin besar proporsi APBD yang dialokasikan untuk belanja
pegawai dan begitu sebaliknya semakin kecil angka rasio belanja
pegawai maka semakin kecil pula proporsi APBD yang
dialokasikan untuk belanja pegawai. Semakin menurunnya porsi
belanja pegawai tidak langsung dalam APBD menunjukkan bahwa
semakin sedikit porsi APBD yang digunakan untuk belanja
aparatur, sehingga APBD bisa lebih terkonsentrasi pada belanja
yang langsung terkait dengan layanan publik. Asumsinya belanja
ini semakin berkurang maka akan direalokasikan ke belanja
modal dan belanja barang dan jasa yang lebih efektif dalam
mendorong roda perekonomian daerah.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
2012 2013 2014 2015 2016
81,09 85,26 89,66
82,99
70,09
BELANJA PEGAWAI
Gambar 3.10
Rasio Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung Terhadap Belanja Daerah Tahun 2012-2016
Kondisi yang terjadi di Kabupaten Demak menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir Rasio Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung terhadap Belanja Daerah relatif stabil meskipun pada tahun 2012 sebesar 81,09% dan menjadi 70,09%
pada tahun 2016. Dengan demikian maka Kabupaten Demak mempunyai kesempatan dalam mendorong roda perekonomian melalui perbaikan dan peningkatan kualitas dan kuantitas layanan publik.
Salah satu ukuran kualitas belanja yang baik adalah
dengan semakin besarnya porsi belanja modal sebagai bagian dari
total belanja daerah. Belanja modal yang besar diharapkan akan
memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi di
daerah dan pada akhirnya akan meningkatkan potensi-potensi
penerimaan daerah yang baru. Rasio belanja modal terhadap total
belanja daerah mencerminkan porsi belanja daerah yang
dibelanjakan untuk belanja modal. Belanja Modal sendiri
ditambah belanja barang dan jasa, merupakan belanja pemerintah
yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi suatu daerah selain dari sektor swasta, rumah tangga,
dan luar negeri. Oleh karena itu, semakin tinggi angka rasionya,
semakin baik pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sebaliknya, semakin rendah angkanya, semakin buruk pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kondisi yang terjadi di Kabupaten Demak selama lima tahun terakhir ini menunjukkan bahwa proporsi Belanja Modal terhadap total belanja maupun proporsi belanja modal terhadap belanja langsung kondisinya fluktuatif. Apabila dianalisa menunjukkan bahwa rasio belanja modal terhadap total belanja daerah dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 berada dikisaran 25% dan di tahun 2016 telah terjadi kenaikan (30,76%).
0 10 20 30 40 50 60 70
2012 2013 2014 2015 2016
66,49
61,97 62,06
56,22
64,09
27 25 26
23
30,76
Belanja Modal Terhadap Belanja Langsung Proporsi Belanja Modal Terhadap Total Belanja
Gambar 3.11
Rasio Belanja Modal Terhadap Belanja Daerah dan Terhadap Belanja Langsung Tahun 2010-2014
3.2.1.1. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali. Dalam penganggaran pemerintah daerah pembiayaan daerah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman
dan hasil divestasi. Sementara itu pengeluaran pembiayaan antara
lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain dan penyertaan modal
oleh pemerintah daerah.
Dalam kurun waktu tahun 2012-2016 penerimaan
pembiayaan daerah menunjukkan peningkatan dari sebesar Rp
116.577.000.000,00 pada tahun 2012 menjadi Rp
207.651.508.805,00 pada tahun 2016. Pengeluaran pembiayaan
daerah juga cenderung meningkat dari sebesar Rp
6.173.000.000,00 pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp
27.796.000.000,00 pada tahun 2016. Selisih pembiayaan netto
meningkat dari sebesar Rp 110.404.000.000,00 pada tahun 2012
menjadi Rp 179.837.750.741,00 pada tahun 2016. Secara rinci
perkembangan realisasi pembiayaan daerah Kabupaten Demak
tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Demak Tahun 2018
No Uraian APBD RAPBD Bertambah/ Prosentase
2017 2018 Berkurang %
1 PENDAPATAN
1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 256.033.200.000 257.076.427.000 1.043.227.000 100,41
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 82.907.000.000 85.357.000.000.000 2.450.000.000 102,96
1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 22.541.200.000 21.700.677.000 (840.523.000) 96,27
1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 14.525.000.000 13.193.750.000 (1.331.250.000) 90,83
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah 136.060.000.000 136.825.000.000 765.000.000 100,56
1.2 DANA PERIMBANGAN 1.280.995.759.000 1.131.796.827.000 (149.198.932.000) 88,35
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
Bukan Pajak 48.681.693.000 45.499.570.000 (3.182.123.000) 93,46
1.2.2 Dana Alokasi Umum 958.000.609.000 908.643.744.000 (49.356.865.000) 94,85
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 274.313.457.000 177.653.513.000 (96.659.944.000) 64.76
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG
SAH 322.491.389.000 316.657.734.000 (5.833.655.000) 98,19
1.3.1 Pendapatan Hibah 1.186.098.000,00 -
-1.3.2 Pendapatan Dana Darurat - -
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 110.895.896.000 105.062.241.000 (5.833.655.000) 94,74 1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus 211.595.493.000 211.595.493.000 - 100
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi - - -
-Jumlah 1.859.520.348.000 1.705.530.988.000 (153.989.360.000) 91,72
Surplus/defisit menunjukkan selisih antara pendapatan dan belanja daerah. Jika pendapatan lebih besar daripada belanja, maka terjadi surplus, kalau sebaliknya maka terjadi defisit.
Besaran defisit menunjukkan tingkat belanja yang tidak dapat dipenuhi oleh pendapatan daerah. Dalam kurun tahun 2011-2015 Kabupaten Demak mengalami defisit anggaran seperti terlihat pada gambar berikut.
-20.000.000.000 40.000.000.000 60.000.000.000 80.000.000.000 100.000.000.000 120.000.000.000 140.000.000.000 160.000.000.000
2012 2013 2014 2015 2016
11 0.4 04 .00 0.0 00 100 .873 .449 .000 154.18 1.219.00 0 114.98 6.894.00 0 145.67 4.005.13 4
DEFISIT
Gambar 3.12
Defisit Kabupaten Demak Tahun 2012-2016
Selanjutnya menyangkut SiLPA yaitu pelampauan
pendapatan atau penghematan belanja pada realisasi APBD
sebelumnya akan menghasilkan sisa dana. Mengingat bahwa
APBD dibuat sebelum berakhirnya tahun anggaran maka SiLPA
yang terdapat di APBD merupakan nilai estimasi. Semakin besar
SiLPA pada dasarnya menunjukkan semakin besarnya dana
publik yang belum atau tidak digunakan dalam belanja atau
pengeluaran pembiayaan lain sehingga mengendap di kas daerah
sebagai dana idle. Kondisi yang terjadi di Kabupaten Demak
selama periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 SiLPA
cenderung meningkat. Pada tahun 2012 SiLPA sebesar Rp
116.577.000,00 dan meningkat menjadi sebesar Rp
179.837.750.741,00 di tahun 2016. Kondisi ini menunjukkan
bahwa secara rata-rata selama lima tahun terakhir terjadi
pertumbuhan sebesar 17,66%. Hal ini menunjukkan bahwa di
Kabupaten Demak masih banyak dana publik yang belum
digunakan dalam belanja maupun pengeluaran yang lain.
Sehingga masih ada dana yang mengendap di kas daerah atau tidak terserap.
-20.000.000.000 40.000.000.000 60.000.000.000 80.000.000.000 100.000.000.000 120.000.000.000 140.000.000.000 160.000.000.000 180.000.000.000
2012 2013 2014 2015 2016
1 1 6 .5 7 7 .0 0 0 .0 0 0 1 1 1 .3 7 3 .4 4 9 .0 0 0 1 6 1 .2 3 1 .2 1 9 .0 0 0 1 2 3 .4 8 6 .8 9 4 .0 0 0 1 7 9 .8 3 7 .7 5 0 .7 4 1
SiLPA
Gambar 3.13
Besarnya Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun 2012-2016
Besarnya SiLPA pada akhir tahun tentunya menjadi salah satu sumber pembiayaan pada tahun berikutnya untuk mendanai belanja daerah. Rasio ini diharapkan akan semakin turun mengingat tingginya SiLPA yang terjadi bisa ditengarai oleh karena rendahnya penyerapan belanja daerah, yang pada dasarnya mengindikasikan tidak efisien dan efektifnya perencanaan kegiatan di daerah. Sumber SiLPA selain itu adanya dana dari pusat yang tidak terserap. Sehingga rasio ini juga perlu dicermati oleh pemerintah pusat dalam melakukan kebijakan transfer ke daerah yang efisien dan efektif.
Kondisi yang terjadi di Kabupaten Demak menunjukkan
bahwa Rasio SiLPA terhadap Anggaran Belanja menunjukkan ada
peningkatan. Dengan kondisi ini maka dapat disampaikan bahwa
terjadi penyerapan belanja yang belum masksimal dari tahun
2012 hingga tahun 2015. Khusus tahun 2016, SiLPA turun
menjadi 3,24%, hal ini berarti penyerapan belanja benar-benar
meminimalisir besaran SiLPA. Meningkatnya rasio SiLPA terhadap anggaran belanja ini menyebabkan Pemerintah Kabupaten Demak harus siap dalam membiayai belanjanya. Hal ini disebabkan, ada kemungkinan pemerintah pusat akan lebih mencermati dalam melakukan kebijakan transfer ke Kabupaten Demak.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2012 2013 2014 2015 2016
8,95
7,7
9,93
7,5
3,24
Rasio SiLPA Terhadap Total Belanja
Gambar 3.14
Rasio SiLPA terhadap Anggaran Belanja Tahun 2012-2016
3.2.2. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan 3.2.2.1. Pendapatan
Proyeksi Pendapatan di tahun 2018 ditarget sebesar Rp. 1.705.530.988.000,00 dan hal ini menurun dibanding penetapan APBD Tahun 2017 yaitu sebesar Rp.
1.859.520.348.000,00 atau terjadi penurunan Rp.
153.989.360.000,00. Penurunan ini dikarenakan untuk
proyeksi dana perimbangan yang akan diterima
berkurang Rp. 149.198.932.000,00, juga untuk Lain-lain
Pendapatan yang Sah juga diproyeksi juga mengalami
penurunan. Lebih lanjut dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 3.6
Rencana Belanja Daerah Kabupaten Demak Tahun 2018
No Uraian APBD RAPBD Bertambah/ Prosentase
2017 2018 Berkurang %
2 BELANJA
2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.163.653.424.000 832.702.759.612,00 843.591.766.000,00 966.060.104.000
2.1.1 Belanja Pegawai 779.203.851.000 806.285.437.000 27.081.586.000 103,48
2.1.3 Belanja Subsidi - - - -
2.1.4 Belanja Hibah 7.600.000.000 7.600.000.000 0 100
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 1.461.200.000 1.461.200.000 0 100
2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintahan Desa 10.032.200.000 10.550.000.000 517.800.000 105.16
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan kpd Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa 363.356.173.000 356.048.734.000 (7.307.439.000) 97,99
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 2.000.000.000, 2.000.000.000,00 0 100
2.2 BELANJA LANGSUNG 771.566.924.000 - = -
2.2.1 Belanja Pegawai 114.732.786.000 - - -
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 290.924.720.700 - - -
2.2.3 Belanja Modal 365.909.417.300 - - -
Jumlah 1.935.220.348.000 1.183.945.371.000 (751.274.977.000) 61,18
Surplus/ (Defisit) (75.700.000.000) 521.585.617.000 597.285.617.000 689,02
Terhadap pendapatan secara keseluruhan, proporsi dana perimbangan terhadap total pendapatan masih menjadi porsi terbesar yaitu mencapai 66,36 %. Untuk PAD diproyeksikan naik tipis sebesar Rp.1.043.227.000 dari Rp.256.033.200.000 di tahun 2017 menjadi Rp.257.076.427.000 di tahun 2018.
3.2.2.2. Belanja Daerah
Anggaran Belanja Daerah di tahun 2018 dengan memperhitungkan proyeksi pendapatan, digunakan untuk Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Untuk Belanja Langsung pengalokasiannya akan ditentukan melalui mekanisme perencanaan yaitu diawali Musrenbangdes/Kec, Forum OPD, Musrenbangkab, yang selanjutnya disusun KUA PPAS.
Sedangkan untuk alokasi rencana Belanja Tidak Langsung
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.7
Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Demak Tahun 2012-2016
No Uraian
APBD R-APBD Bertambah/ Prosentase
2017 2018 Berkurang %
3.1 PENERIMAAN DAERAH
3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 90.000.000.000 20.000.000.000 (70.000.000.000) 22,22
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan - -
3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan - -
3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah - -
3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah -
3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah -
Jumlah 90.000.000.000 90.000.000.000 (70.000.000.000) 22,22
3.2 PENGELUARAN DAERAH
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan - -
3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
14.300.000.000 14.300.000.000- 100
- PT. Bank Jateng 5.000.000.000 5.000.000.000 -
- PD. BPR BKK 865.000.000 865.000.000 -
- PD. BKK 1.400.000.000 1.400.000.000 -
- PT. LKM (Bank Pasar) 2.000.000.000 2.000.000.000 -
- PD. Apotik Sari Husada 1.535.000.000 1.535.000.000 -
- PDAM Kab. Demak 3.500.000.000 3.500.000.000 -
3.2.3 Pembayaran Pokok Utang - - -
3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah - - -
Jumlah 14.300.000.000 14.300.000.000 - 100
Pembiayaan Neto 75.700.000.000 5.700.000.000 (70.000.000.000) 7,53
3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan - 527.285.617.000 527.285.617.000
3.2.1.1. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali. Dalam penganggaran pemerintah daerah pembiayaan daerah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Sementara itu pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain dan penyertaan modal oleh pemerintah daerah.
Untuk tahun 2018 penerimaan pembiayaan daerah diproyeksikan sebesar Rp. 20.000.000.000, lebih kecil dari tahun 2017 yaitu sebesar Rp. 90.000.000.000,-. Hal ini mempunyai arti bahwa untuk serapan anggaran APBD Tahun 2017 diharapkan dapat maksimal. Sehingga SiLPA ditarget menurun. Sedangkan untuk pengeluaran pembiayaan daerah diproyeksikan sama dengan tahun 2017 yaitu sebesar Rp 14.300.000.000,00.
Secara rinci pembiayaan daerah Kabupaten Demak tahun
2017 dan proyeksi 2018 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.8
Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Demak Tahun 2012-2016
No Uraian
APBD R-APBD Bertambah/ Prosentase
2017 2018 Berkurang %
3.1 PENERIMAAN DAERAH
3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 90.000.000.000 20.000.000.000 (70.000.000.000) 22,22
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan - -
3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan - -
3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah - -
3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah -
3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah -
Jumlah 90.000.000.000 90.000.000.000 (70.000.000.000) 22,22
3.2 PENGELUARAN DAERAH
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan - -
3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
14.300.000.000 14.300.000.000- 100
- PT. Bank Jateng 5.000.000.000 5.000.000.000 -
- PD. BPR BKK 865.000.000 865.000.000 -
- PD. BKK 1.400.000.000 1.400.000.000 -
- PT. LKM (Bank Pasar) 2.000.000.000 2.000.000.000 -
- PD. Apotik Sari Husada 1.535.000.000 1.535.000.000 -
- PDAM Kab. Demak 3.500.000.000 3.500.000.000 -
3.2.3 Pembayaran Pokok Utang - - -
3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah - - -
Jumlah 14.300.000.000 14.300.000.000 - 100
Pembiayaan Neto 75.700.000.000 5.700.000.000 (70.000.000.000) 7,53
3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan - 527.285.617.000 527.285.617.000
BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 2018
4.1. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan sesuai ketentuan Pasal 260 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan, bahwa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan, Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan daerah tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 tahun, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1 tahun.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak 2016-2021 telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016. Visi yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu :
“Terwujudnya Masyarakat Demak Yang Agamis lebih Sejahtera, Mandiri, Maju, Kompetitif, Kondusif, Berkepribadian dan
Demokratis”
Visi tersebut di atas terdiri dari 8 frase (bagian), yaitu Masyarakat Demak yang Agamis, Sejahtera, Mandiri, Maju, Kompetitif, Berkepribadian dan Demokratis.
1. Masyarakat Demak yang Agamis
Kondisi masyarakat yang didalamnya tertanam nilai-nilai agama
yang melekat pada setiap perilaku warga, ditambah dengan
simbol-simbol keagamaan secara substansial yang melekat pada
setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
2. Masyarakat Demak yang Sejahtera
Terpenuhinya dua kriteria hidup masyarakat :
Pertama, terpenuhinya kebutuhan pokok setiap individu rakyat; baik pangan, sandang, papan, pendidikan, maupun kesehatan.
Kedua, terjaga dan terlidunginya agama, harta, jiwa, akal, dan kehormatan manusia. Dengan demikian, kesejahteraan tidak hanya buah sistem ekonomi semata; melainkan juga buah sistem hukum, sistem politik, sistem budaya, dan sistem sosial.
3. Masyarakat Demak yang Mandiri
Meningkatnya kemampuan pemerintah dalam menyelenggarakan kewenangannya, serta menciptakan kondisi masyarakat yang memiliki kemampuan mengelola potensi dirinya sendiri (sesuai dengan kapasitasnya masing-masing)untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi.
Masyarakat diposisikan sebagai subyek bukan obyek, masyarakat turut berperan aktif dalam pembangunan serta menjadikan masyarakat itu sendiri sebagai agent of change bagi masyarakat lainnya. Kemandirian lebih dititik beratkan pada perubahan pola pikir, pemerintah berperan sebagai inisiator, fasilitator program pemberdayaan masyarakat, sehingga pada saatnya meminimalisir ketergantungan dan harapan bantuan pihak lain.
4. Masyarakat Demak yang Maju
MasyarakatDemak yang mampu membawa daerahnya berada di depan dibanding daerah-daerah lain dilihat dari aspek pendidikan, kesehatan, perekonomian, infrastruktur, tata kelola pemerintahan, keagamaan dan berbagai sendi kehidupan lainnya dengan tetap memperhatikan aspek-aspek pembangunan berkelanjutan serta mengedepankan potensi dan kearifan lokal;
5. Masyarakat Demak yang Kompetitif
Fokus pada pengelolaan potensi sumber daya alam, didukung
oeh kemampuan sumberdaya manusia yang baik, sehingga
mampu menghasilkan dan mengembangkan potensi daerah yang berkualitas serta memiliki daya saing tinggi sekaligus dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
6. Masyarakat Demak yang Kondusif
Masyarakat Demak yang memiliki Daerah dengan situasi aman, nyaman yang mendukung untuk berinvestasi, disertai kualitas pelayanan aparatur yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)agar tercipta pembangunan yang seimbang di berbagai sektor.
7. Masyarakat Demak yang Berkepribadian
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat dalam bentuk perilaku. Perilaku tersebut secara keseluruhan didasarkan pada nilai-nilai yang berlaku ditengah-tengah masyarakat. Nilai-nilai yang mendasari kepribadian tersebut antara lain nilai–nilai agama yang diyakini, nilai sosial, moral, etika dan estetika sehingga menjadi karakter atau kepribadian masyarakat.
8. Masyarakat Demak yang Demokratis
Mengutamakan persamaan hak, kewajiban, dan perlakuan bagi semua warga masyarakat. Dengan demikian dapat disimpulkan dalam penyelenggaraan pemerintahan lebih mengedepankan pada pelayanan yang didasarkan pada prinsip dan nilai-nilai demokrasi yang berupa persamaan hak dan kewajiban, serta mengedepankan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi atau golongan.
Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Demak tersebut, maka Misi Pembangunan Kabupaten Demak Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:
1. Menjadikan nilai-nilai agama melekat pada setiap kebijakan pemerintah dan perilaku masyarakat.
Misi pertama ini mengandung pengertian bahwa seluruh
pelaksanaan pembangunan baik oleh pemerintah daerah
maupun masyarakat, nilai-nilai agam menjadi dasar dalam
pelaksanaannya. Keberhasilan misi yang pertama ini ditandai
dengan berkurangnya kasus konflik antar umat beragama dan
Tidak adanya Keberadaaan aliran yang menyimpang dari nilai nilai agama
2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih bersih, efektif, efisien, dan akuntabel.
3. Mewujudkakan tata kelola pemerintahan yang lebih bersih, efektif, efesien dan akuntabel mengandung arti bahwa pelaksanaan tata kelola dimulai dengan melakukan penataan reformasi birokrasi, penyusunan perencanaan dan penganggaran yang transparan dan akuntabel, memberikan pelayanan yang mudah.
4. Meningkatkan kedaulatan pangan dan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal serta mengurangi tingkat pengangguran 5. Meningkatkan kedaulan pangan dan ekonomi kerakyatan
dengan mengoptimalkan sumberdaya pertanian, perikanan, usaha kecil menengah, mengembangkan industri pengolahan, perdagangan dan jasa yang mampu menyerap tenaga kerja.
6. Mengakselerasi pembangunan infrastruktur strategis, kewilayahan dan meningkatkan keterpaduan perkembangan kota dan desa. Melakukan pembangunan infrastruktur secara merata baik kota maupun desa sehingga semua masyarakat mampu mengakses semua tempat tempat pelayanan umum.
7. Meningkatkan kualitas Pendidikan dan kesehatan sesuai standar serta perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan. Melaksanakan pembangunan pendidikan dasar sehingga semua anak usia sekolah dasar dapat menikmati bangku sekolah, melaksanakan pelayanan kesehatan secara adil dan merata, melaksanakan rehabilitasi, perlindungan dan pemberdayaan bagi PMKS dan penduduk miskin.
8. Menciptakan keamanan ketertiban dan lingkungan masyarakat yang kondusif.
9. Mewujudkan Kabupaten Demak yang aman, tertib yang mampu
manangani permasalahan penyakit masyarakat dan mampu
melakukan penanganan dan antisipasi bencana baik bencana
alam maupun bencana sosial.
10. Mengembangkan kapasitas pemuda, olahraga, seni-budaya, meningkatkan keberdayaan perempuan, perlindungan anak dan mengendalikan pertumbuhan penduduk. Meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan, mengembangkan prestasi olahraga, meningatkan peran perempuan dalam pembangunan, mengurangi kasus kekerasan perempuan dan anak, menjaga kelestarian seni dan budaya serta mampu mengendalikan jumlah pendudk dengan menekan jumlah kelahiran.
11. Mewujudkan kualitas pelayanan Investasi dan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Meningkatkan investasi dengan mempermudah pelayanan perijinan, mewujudkan kota pintar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
12. Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup dalam pengelolaan sumberdaya alam. Mengurangi pencemaran lingkungan, menjaga kelestarian lingkungan, kebersihan kota dan melakukan pengawasan terhadap pembangunan yang memberikan dampak terhadap lingkungan.
RKPD adalah penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan RKPD Tahun 2018 merupakan tahun kedua RPJMD Kabupaten Demak Tahun 2016-2021 yang diprioritaskan pada “Perwujudan good governance dan reformasi birokrasi”. Hal ini difokuskan pada pelaksanaan dan penataan pemerintahan demi terwujudnya good governance, mempermudah pelayanan pada masyarakat, pembangunan e goverment melalui e-planning, e-budgedting dan e-monev, peningkatan kapasitas ASN sebagaimana amanat dalam Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (ASN).
4.2. ARAH PEMBANGUNAN DAERAH
Untuk mencapai visi dan misi yang diinginkan, maka pembangunan daerah diarahkan sebagai berikut :
A. Mewujudkan Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi
Pertumbuhan dan pemerataan ekonomi merupakan salah
satu indikator utama dari kemajuan daerah dan kesejahteraan
lahiriah masyarakat. Untuk mewujudkan pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi, pembangunan Kabupaten Demak dalam
jangka panjang diarahkan untuk:
1. Perekonomian dikembangkan dengan fokus utama untuk memperkuat perekonomian daerah namun tetap berorientasi pada penguatan daya saing ekonomi daerah baik pada tingkat regional maupun dalam percaturan ekonomi nasional. Perlu dilakukan reorientasi daya saing ekonomi daerah dari keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif mengingat adanya persaingan yang semakin terbuka antar daerah bahkan pada tingkat global seiring dengan dimulainya era pasar bebas. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya pengelolaan sumbersumber ekonomi (baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam) secara profesional dan berkelanjutan dengan dibarengi peningkatan kualitas dan produktivitas SDM, aplikasi dan pengembangan IPTEK serta meningkatkan produk/hasil industri yang berkualitas, berdaya saing dan berbahan baku lokal.
2. Struktur ekonomi diperkuat dengan memposisikan sektor industri sebagai sektor unggulan yang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PDRB, seimbang dengan sektor pertanian dalam arti luas, jasa dan perdagangan.
Produktivitas hasil pertanian yang memberikan nilai tambah
kepada petani perlu ditingkatkan serta diberikan
rangsangan penyediaan infrastruktur pendukung di sektor
pertanian. Sumber-sumber ekonomi yang selama ini belum
digali dan dimanfaatkan secara optimal seperti sungai,
potensi laut dan kawasan pesisir perlu dikelola secara
optimal dengan cara melakukan intensifikasi maupun
ekstensifikasi serta dipelihara daya dukungnya sehingga
bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. UKM dan
Koperasi diarahkan agar menjadi pelaku ekonomi yang
memainkan peran yang signifikan dalam percaturan
ekonomi daerah baik dalam hal kontribusinya terhadap
PDRB maupun penyerapan tenaga kerja, serta menghasilkan
produk yang berkualitas dan mampu bersaing pada tingkat
nasional. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan keahlian
kewirausahaan UKM dan koperasi sehingga UKM dan koperasi betul-betul dapat memperkuat struktur ekonomi daerah dan memiliki daya saing.
3. Perlu adanya peningkatan investasi daerah dalam taraf yang berarti sehingga dapat mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk menarik investor baik investor asing maupun domestik dengan cara menciptakan iklim investasi daerah yang kondusif maupun dengan promosi yang lebih gencar.
Peran Pemerintah Kabupaten Demak perlu diarahkan pada penyediaan dan peningkatan infrastruktur dan suprastruktur fisik pendukung investasi daerah, penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintah yang baik (good governance) dalam menyusun kerangka regulasi dan perijinan yang efisien, tidak berbelit-belit, tidak diskriminatif dan efektif, menjaga dan mengembangkan ilkim persaingan usaha secara sehat. Hal ini perlu dibarengi dengan upaya untuk mengembangkan mekanisme pasar yang sehat dalam memfasilitasi perdagangan dan jasa produksi lokal dengan prinsip persaingan sehat dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
4. Sektor pariwisata perlu dikembangkan secara lebih profesional sehingga mampu mendorong kegiatan ekonomi daerah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, perluasan kesempatan kerja serta menjaga kelestarian budaya.
5. Kebijakan sektor ketenagakerjaan diarahkan pada
penciptaan kesempatan kerja yang seluas-luasnya di
lapangan kerja formal serta peningkatan kesejahteraan
pekerja di sektor informal. Untuk itu pengembangan industri
diarahkan pada industri yang padat tenaga kerja dalam
upaya untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan
dengan tetap memperhatikan keselamatan dan kesehatan
kerja, hubungan industrial yang harmonis, tingkat upah
yang layak serta hak-hak pekerja.
6. Peningkatan nilai tambah di sektor pertanian dalam arti luas dalam upaya untuk pembangunan perdesaan, pengentasan kemiskinan, pemerataan ekonomi untuk masyarakat miskin sekaligus untuk memperkuat ketahanan dan swasembada pangan. Upaya itu perlu didukung dengan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani dan nelayan dalam penerapan IPTEK serta dengan pengembangan industri hilir sektor pertanian (industri pengolahan hasil pertanian).
7. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana transportasi, telekomunikasi, perumahan/permukiman, persampahan dan drainase, energi serta air bersih/air minum sebagai penunjang aktivitas ekonomi daerah serta menumbuhkan sumber-sumber pembiayaan yang tangguh guna mendukung perekonomian daerah.
B. Mewujudkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Arah pembangunan jangka panjang dalam rangka mewujudkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan manajemen kesehatan. Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi globalisasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama lintas sektor. Perhatian khusus diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta pada upaya promotif dan preventif.
2. Pembangunan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat
diarahkan pada pengembangan sistem layanan kesehatan
dengan indikator adanya kemudahan mendapatkan
pelayanan kesehatan dan obat-obatan yang berkualitas
dengan harga terjangkau, adanya komunikasi kepada
masyarakat berkaitan dengan semua persoalan kesehatan
masyarakat, adanya pelayanan kesehatan oleh tenaga dokter
dan paramedis yang profesional, adanya proses pelayanan kesehatan yang tepat, cepat, ramah dan nyaman, serta adanya prasarana kesehatan yang memadahi dan representatif.
C. Mewujudkan Kualitas Pelayanan Pendidikan
Arah pembangunan jangka panjang dalam rangka mewujudkan kualitas pelayanan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan perbaikan sarana dan menambah prasarana pendidikan. Keberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sarana dan prasarana pendidikan seperti sekolah dan tenaga pendidik (guru) yang memadai. Untuk peningkatan kualitas persekolahan dapat dilakukan dengan pembangunan ruang kelas baru, ruang perpustakaan, ruang laboratotium dan ruang administrasi.
2. Peningkatan mutu dan perluasan kesempatan belajar khususnya pendidikan dasar 9 tahun dengan prioritas meningkatkan daya tampung dan bantuan kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu, cacat ataupun bertempat tinggal terpencil kurang dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan agar mendapatkan kesempatan belajar dan kesempatan meningkatkan ketrampilan. Demikian pula perhatian khusus perlu diberikan kepada anak-anak yang berbakat istimewa agar mereka dapat mengembangkan kemampuannya secara maksimal.
3. Perlu adanya pengembangan pendidikan yang berorientasi kesepadanan dan kesetaraan melalui pengembangan kurikulum lokal pada sekolah umum dengan pengembangan sekolah kejuruan, sesuai pasar kerja yang dibutuhkan dan pengintegrasian proses pendidikan SMK dengan dunia kerja dan dunia industri
4. Pengembangan budaya baca di kalangan masyarakat
khususnya jajaran pendidikan melalui optimalisasi
perpustakaan, menyediakan bahan bacaan bermutu dan
pengembangan metode pengajaran yang merangsang anak didik untuk memiliki kultur baca.
D. Mewujudkan Kehidupan Sosial Budaya dan Kemasyarakatan yang Agamis dan Demokratis
Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Demak selama 20 tahun ke depan untuk mewujudkan kehidupan sosial budaya dan kemasyarakatan yang agamis dan demokratis adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk yang diarahkan pada peningkatan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang terjangkau.
2. Penanggulangan kemiskinan yang diarahkan pada penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat secara bertahap dengan mengutamakan prinsip kesetaraan.
3. Peningkatan pelayanan pendidikan yang mencakup semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan secara bermutu dan terjangkau disertai dengan pembebasan biaya pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
4. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan manajemen kesehatan. Perhatian khusus diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat, serta pada upaya promotif dan preventif
5. Pemantapan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan
6. Peningkatan kerukunan hidup beragama dengan
meningkatkan rasa saling percaya dan harmonisasi antar
kelompok masyarakat sehingga tercipta suasana kehidupan
masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa dan
harmonis
E. Mewujudkan Penyelenggaraan Tata Pemerintahan yang Baik Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Demak untuk 20 tahun ke depan dalam rangka untuk mewujudkan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan tingkat pendidikan aparatur Pemerintah Kabupaten Demak, baik pendidikan formal maupun informal.
2. Peningkatan sarana prasarana pelayanan melalui program e-government. Untuk 20 tahun ke depan pelayanan melalui program ini harus sudah berjalan dengan lancar 3. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah melalui
peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah dan peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah 4. Peningkatan kepastian hukum, perlindungan hukum,
kesadaran hukum serta pelayanan hukum berdasarkan
keadilan, kebenaran, ketertiban dan kesejahteraan dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan yang tertib, teratur,
lancar serta berdaya saing.
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2018
5.1. Rencana Program Prioritas Daerah Tahun 2018
Dengan memperhatikan prioritas program nasional dan provinsi Jawa Tengah, serta mengacu RPJMD Kabupaten Demak Tahun 2016-2021 dan dengan mempertimbangkan isu strategis yang dihadapi, maka Rencana Program Prioritas Daerah Tahun 2018 sebagai berikut:
a. Perwujudan good governance dan reformasi birokrasi, melalui : a. Sinkronisasi Penyusunan E Planning, E Budgeting dan E
Evaluasi;
b. Peningkatan Kinerja dan Kapasitas Aparatur Sipil Negara;
c. Peningkatan sarana prasarana pelayanan Publik;
d. Sistem Perencanaan dan Penganggaran berbasis IT.
b. Percepatan penanggulangan kemiskinan berbasis kewilayahan secara terpadu melalui :
Penanganan rumah tidak layak huni berdasarkan data PBDT 2015.
c. Peningkatan nilai tambah di sektor pertanian dalam arti luas meliputi :
a. Pembangunan embung di wilayah selatan dan jaringan;
b. Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier;
c. Peningkatan kualitas dan Pendampingan petani;
d. Pembangunan kapasitas petani budidaya dalam mencapai sertifikasi CBIB;
e. Peningkatan kualitas dan ketrampilan nelayan budidaya dan tangkap.
d. Pertumbuhan dan pemerataan ekonomi diarahkan untuk : a. Pembangunan Pasar/Rehabilitasi;
b. Pelatihan dan pendampingan pada usaha mikro;
c. Peningkatan kapasitas pelaku perdagangan dalam rangka peningkatan ekspor;
d. Pembangunan sarana prasarana dalam rangka penataan PKL;
e. Pembangunan dan rehabilitasi destinasi pariwisata.
e. Pelayanan kesehatan masyarakat
a. Pembangunan RS di wilayah selatan;
b. Peningkatan akses sanitasi.
f. Pelayanan Pendidikan
a. Peningkatan kualitas ruang kelas;
b. Peningkatan sekolah memiliki laboratorium dan perpustakaan;
c. Pemberian beasiswa melalui beasiswa miskin daerah.
g. Pembinaan kehidupan sosial budaya dan kepemudaan, meliputi :
a. Penanganan korban kekerasan perempuan dan anak b. Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
c. Pembinaan Pemuda dan atletik
h. Penyediaan dan peningkatan infrastruktur penunjang kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, kawasan cepat tumbuh dan wilayah perbatasan, peningkatan kapasitas jalan dan jembatan, serta peningkatan sarana dan prasarana irigasi (embung), air baku, transportasi, telekomunikasi, perumahan/
permukiman, persampahan dan drainase, energi serta air bersih/air minum sebagai penunjang aktivitas ekonomi daerah dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan, pengembangan program lingkungan hidup serta pencegahan dan penanggulangan bencana.
5.2. Rencana Kegiatan Prioritas Daerah Tahun 2018
Program – program prioritas tersebut selanjutnya dijabarkan
dalam Rencana Kegiatan Prioritas sebagaimana Tabel Rencana
Program dan Kegiatan OPD Tahun 2018 dan Perkiraan Maju
Tahun 2019. Terlampir.
BAB VI PENUTUP
Penyusunan Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD) Kabupaten Demak Tahun 2018 mengacu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak Tahun 2016 – 2021, memperhatikan arahan kebijakan Nasional dan Surat Gubernur Jawa Tengah Nomor : 050.23/0020975 tentang Arah Kebijakan Penyusunan RKPD Tahun 2018 serta Surat Bupati Demak Nomor 050/0122 tentang Arah Kebijakan Pembangunan Untuk Penyusunan RKPD Tahun 2018 merupakan pengintegrasian dan sinergitas perencanaan pembangunan secara nasional.
Sehubungan hal tersebut untuk menjaga kesinambungan Pembangunan Daerah, maka RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 harus menjadi pedoman oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam melaksanakan program/ kegiatan pembangunan tahun 2018 dan menjadi landasan bagi Penyusunan KUA-PPAS dan RAPBD Kabupaten Demak tahun 2018.
RKPD sebagai pedoman bagi SKPD untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terutama berkaitan dengan pencapaian prioritas, menangani permasalahan dan kendala serta pelaporan pencapaian sasaran pembangunan daerah. RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 juga menjadi wadah seluruh pemangku kepentingan pembangunan daerah termasuk dunia usaha/dunia industri dan masyarakat dalam pelaksanaan program/ kegiatan partisipasi dan swadaya dalam pembangunan daerah.
Selain itu, program dan kegiatan pembangunan dalam
pelaksanaannya, mempertimbangkan seluruh potensi dan pembiayaan
yang tersedia baik dari Pemerintah Pusat, anggaran Provinsi Jawa
Tengah dan APBD Kabupaten Demak melalui sinkronisasi dan
sinergitas dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan.
Pelaksanaan program/kegiatan RKPD Kabupaten Demak 2018 adalah pelaksanaan Visi Pembangunan : “Terwujudnya Masyarakat Demak Yang Agamis Lebih Sejahtera, Mandiri, Maju, Kompetitif, Kondusif, Berkepribadian dan Demokratis”.
NO JABATAN PARAF
1 SEKDA 2 ASISTEN I 3 KABAG HUKUM 4 Plt. KA. BAPPEDA
LITBANG
BUPATI DEMAK,
HM. NATSIR
Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun Anggaran 2018 1. Sumber Dana APBD
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program
Indikator Kinerja Kegiatan
Rencana Tahun 2018
Catatan
Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target
Capaian Kinerja
Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana 0.00.1.01.01 .01 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
0.00.1.01.01 01.01 Penyediaan jasa surat menyurat Terselesaikannya surat
menyurat perkantoran
Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 10,000,000
- 12 Bulan 10,000,000 0.00.1.01.01 01.02 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air
dan listrik
Terpenuhinya komunikasi
kebutuhan air dan listrik
Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 250,000,000
- 12 Bulan 250,000,000 0.00.1.01.01 01.07 Penyediaan jasa administrasi keuangan Terpenuhinya pelayanan
jasa administrasi dengan baik.
Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 50,000,000
- 12 Bulan 50,000,000
0.00.1.01.01 01.08 Penyediaan jasa kebersihan kantor Tercapainya lingkungan
yang bersih
Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 150,000,000
- 12 Bulan 150,000,000
0.00.1.01.01 01.10 Penyediaan alat tulis kantor Tersedianya Alat Tulis
Kantor
Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 60,000,000
- 12 Bulan 60,000,000 0.00.1.01.01 01.11 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Tersedianya barang cetakan
dan penggandaan
Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 50,000,000
- 12 Bulan 50,000,000 0.00.1.01.01 01.12 Penyediaan komponen instalasi
listrik/penerangan bangunan kantor
Tersedianya penerangan
gedung kantor
Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 40,000,000
- 12 Bulan 40,000,000 0.00.1.01.01 01.13 Penyediaan peralatan dan perlengkapan
kantor
Tersediannya perlengkapan
dan alat kebersihan
Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 75,000,000
- 12 Bulan 75,000,000 0.00.1.01.01 01.15 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan
perundang-undangan
Tersedianya Bahan Bacaan
yan berkualitas dan baik
Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 25,000,000
- 12 Bulan 25,000,000
0.00.1.01.01 01.17 Penyediaan makanan dan minuman Tersedianya makan dan
minuman terhadap
0.00.1.01.01 01.18 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
Terpenuhinya perjalanan
luar / daerah
Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 200,000,000
- 12 Bulan 200,000,000
0.00.1.01.01 01.19 Penyediaan jasa pegawai non PNS Jumlah Pegawai yang
mendapat Honor Kesejahteraan (KESRA) jasa Pegawai Non PNS setiap bulan.
Dindikbud Jumlah Honorer
0.00.1.01.01 01.20 Penyediaan operasional UPTD Kecamatan Terpenuhinya kebutuhan perkantoran 14 UPTD Kecamatan setiap bulan
UPTD
PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN DEMAK TAHUN 2018
Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan
Rencana Tahun 2018
Catatan
Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target
Capaian Kinerja
Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana
1 2 3 4 4 5 6 7 8
10 11 12
0.00.1.01.01 .02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Meningkatnya kualitas Sarana dan Prasarana Aparatur
1,000,000,000
2,500,000,000
0.00.1.01.01 02.03 Pembangunan gedung kantor Terbangunnya Gedung
Kantor
Dindikbud 3 Paket APBD Kabupaten -
- 3 Paket 1,500,000,000 0.00.1.01.01 02.07 Pengadaan perlengkapan gedung kantor Tersedianya perlengkapan
kantor setiap bulan
Dindikbud 4 Paket APBD Kabupaten
0.00.1.01.01 02.09 Pengadaan peralatan gedung kantor Tersedianya ruangan yang
nyaman setiap bulan
Dindikbud 3 Paket APBD Kabupaten
0.00.1.01.01 02.24 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
Jumlah kendaraan Dinas
yang di Rawat Secara Rutin Setiap Bulan
0.00.1.01.01 02.26 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor
Terpeliharanya Sarana
Gedung
Dindikbud 4 Gedung APBD Kabupaten 150,000,000
4 Gedung 150,000,000 0.00.1.01.01 02.28 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung
kantor
Terpeliharanya Peralatan
Gedung Kantor
Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 100,000,000
- 12 Bulan 100,000,000 0.00.1.01.01 .03 Program peningkatan disiplin aparatur Meningkatnya Disiplin
Aparatur Sipil Negara (ASN)
62,400,000
62,400,000
0.00.1.01.01 03.02 Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
Peningkatan kinerja
Pegawai /PNS
Dindikbud 1 Set Jenis Seragam 0.00.1.01.01 .05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
0.00.1.01.01 05.01 Pendidikan dan pelatihan formal Jumlah Pegawai yang
Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan.
Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 375,000,000
- 1 Kegiatan 375,000,000
0.00.1.01.01 .06 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tersusunnya dokumen aset di lingkungan dinas pendidikan
950,000,000
950,000,000
0.00.1.01.01 06.01 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja OPD
Tersusunnya dokumen aset
di lingkungan dinas pendidikan 1.01.1.01.01 .15 Program Pendidikan Anak Usia Dini APK (Angka
Partisipasi Kasar) PAUD usia 0-6 tahun
62.00
1,481,213,000
3,620,000,000
APK (Angka
Partisipasi Kasar) PAUD usia 0-3 tahun
62.00
Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan
Rencana Tahun 2018
Catatan
Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target
Capaian Kinerja
Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana PAUD usia 4-6 tahun
80.00
1.01.1.01.01 15.07 pembangunan sarana dan Prasarana bermain Terbangunnya Sarana dan Prasarana bermain PAUD
Dindikbud 1 Paket APBD Kabupaten
50,000,000
- 1 Paket 200,000,000 1.01.1.01.01 15.42 Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah Terlaksananya Rehab
Gedung PAUD
Dindikbud 2 Paket APBD Kabupaten
200,000,000
- 2 Paket 300,000,000 1.01.1.01.01 15.56 Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih
dan sanitary
Terlaksananya Rehab
Sarana Air Bersih dan Sanitary
Dindikbud 10 Paket APBD Kabupaten -
- 10 Paket 750,000,000
1.01.1.01.01 15.57 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Jumlah Tenaga Pendidik
yang di Latih Sesuai Kompetensi
Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 50,000,000
- 1 Kegiatan 50,000,000
1.01.1.01.01 15.58 Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Terlaksananya Kegiatan Lomba berprestasi Peserta didik dan Pendidik PAUD
Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 130,000,000
- 1 Kegiatan 100,000,000
1.01.1.01.01 15.59 Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Terpenuhinya Biaya Operasional 2 Lembaga PAUD setiap Bulan dan Pendampingan BOP
1.01.1.01.01 15.61 Penyusunan kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini
Tersusunnya dan
terlaksananya kebijakan pendidikan anak usia dini
Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 150,000,000
- 1 Kegiatan 20,000,000
1.01.1.01.01 15.62 Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini
Tersusunnya Kurikulum
Bahan Ajar dan Model Pembelajaran PAUD Sesuai Kebutuhan.
Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 250,000,000
- 1 Kegiatan 180,000,000
1.01.1.01.01 Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama Pendidikan Anak Usia Dini
Terciptanya koordinasi dan
kerjasama antar lembaga dan mitra kerja (TK/KB)
Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten
1.01.1.01.01 Publikasi dan sosialisasi Pendidikan Anak Usia Dini
Jumlah PAUD yang
mengikuti Kegiatan Gebyar PAUD di Tingkat Kabupaten dan Propinsi
Dindikbud 2 Kegiatan APBD Kabupaten 321,213,000
- 2 Kegiatan 300,000,000
1.01.1.01.01 Apresiasi PTK PAUDINI BERPRESTASI Terlaksananya Kegiatan
Seleksi Pemilihan Pendidik
Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten -
- 1 Kegiatan 50,000,000
Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan
Rencana Tahun 2018
Catatan
Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target
Capaian Kinerja
Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana
1 2 3 4 4 5 6 7 8
10 11 12
1.01.1.01.01 15.76 Apresiasi Bunda PAUD dan Gugus PAUD (KB)
Jumlah Lembaga yang
Mengikuti Apresiasi Bunda PAUD dan Gugus PAUD
Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 100,000,000
- 1 Kegiatan 100,000,000
1.01.1.01.01 15.78 Fasilitasi Akreditasi Lembaga PAUD Jumlah Lembaga PAUD
yang terakreditasi 1.01.1.01.01 15.80 Penyediaan Sarana dan Prasaran Pendidikan
PAUD
Terbangunnya Sarana dan
Prasarana PAUD
Dindikbud 10 Paket APBD Kabupaten
30,000,000
- 10 Paket 1,000,000,000 1.01.1.01.01 .16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun
AL (Angka lulus) pendidikan kesetaraan
Kursus dan Pelatihan (LKP) berkinerja A dan B
1.01.1.01.01 16.01 Pembangunan gedung sekolah Jumlah Gedung Sekolah
(Ruang Kelas) yang terbangun.
Dindikbud 5 Paket APBD Kabupaten
800,000,000
- 5 Paket 1,000,000,000
1.01.1.01.01 16.03 Penambahan ruang kelas sekolah Jumlah Ruang Kelas Baru
/Rehabilitasi Ruang Kelas yang di bangun Layak untuk Proses Pembelajaran
Dindikbud 10 Paket APBD Kabupaten
600,000,000
- 2 Paket 2,000,000,000
1.01.1.01.01 16.04 Penambahan ruang guru sekolah Jumlah Terbangunnya dan
Tersedianya Ruang Guru yang Layak
Dindikbud 10 Paket APBD Kabupaten
800,000,000
- 10 Paket 2,000,000,000
1.01.1.01.01 16.09 Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir
Terbangunnya Taman,
Lapangan Upacara dan Fasilitas Parkir
Dindikbud 15 Paket APBD Kabupaten
700,000,000
- 5 Paket 2,100,000,000
1.01.1.01.01 16.10 Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah Jumlah Ruang UKS SD /SMP yang terbangun dan tersedianya Perabotnya yang layak
Dindikbud 2 Paket APBD Kabupaten -
UKS - SD 2 Paket 300,000,000
1.01.1.01.01 16.100 Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah (UKS) SMP /MTs
Jumlah Ruang UKS SMP
/MTs yang terbangun dan tersedianya Perabotnya yang layak
Dindikbud 2 Paket APBD Kabupaten
150,000,000
- 2 Paket 300,000,000
1.01.1.01.01 16.101 Pembangunan Toilet Perempuan Jumlah Jamban Sekolah
SD/SMP dan Sarana Air Bersihnya
Dindikbud 2 Paket APBD Kabupaten -
- 2 Paket 200,000,000
Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan
Rencana Tahun 2018
Catatan
Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target
Capaian Kinerja
Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana
1 2 3 4 4 5 6 7 8
10 11 12
1.01.1.01.01 16.102 Pengadaan Peralatan Laboratorium TIK Jumlah Sekolah mendapat bantuan Peralatan TIK
Dindikbud 2 Paket APBD Kabupaten
100,000,000
- 2 Paket 400,000,000
1.01.1.01.01 16.103 Pembangunan Sanitasi SD /MI Jumlah Terbangunnya
Sanitasi SD /MI yang Layak
Dindikbud 2 Paket APBD Kabupaten
200,000,000
- 2 Paket 200,000,000
1.01.1.01.01 16.104 Pembangunan Sanitasi SMP /MTs Jumlah Terbangunnya
Sanitasi SMP /MTs yang Layak
Dindikbud 2 Paket APBD Kabupaten
200,000,000
- 2 Paket 200,000,000
1.01.1.01.01 16.105 Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal Budi Pekerti dan Budaya Jawa SD/MI;
Tersusunnya Kurikulum
Muatan Lokal Budi Pekerti dan Bahasa Jawa SD/MI
Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 100,000,000
- 1 Kegiatan 100,000,000
1.01.1.01.01 16.106 Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal Budi Pekerti dan Budaya Jawa SMP/MTs;
Tersusunnya Kurikulum
Muatan Lokal Budi Pekerti dan Bahasa Jawa SMP /MTs
Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 100,000,000
- 1 Kegiatan 100,000,000
1.01.1.01.01 16.107 Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Budi Pekerti dan Budaya Jawa SD/MI
Terlaksanannya Kurikulum
Muatan Lokal Budi Pekerti dan Bahasa Jawa SD/MI
Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 100,000,000
- 1 Kegiatan 100,000,000
1.01.1.01.01 16.108 Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Budi Pekerti dan Budaya Jawa SMP/MTs
Terlaksanannya Kurikulum
Muatan Lokal Budi Pekerti dan Bahasa Jawa SMP /MTs
Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 100,000,000
- 1 Kegiatan 100,000,000
1.01.1.01.01 16.11 Pembangunan ruang ibadah Terbangunnya Ruang
Ibadah
Dindikbud 4 Paket APBD Kabupaten -
- 4 Paket 800,000,000
1.01.1.01.01 16.110 Pengadaan alat TIK Pembelajaran SD Jumlah Sekolah yang
Mendapatkan Bantuan
1.01.1.01.01 16.111 Pengadaan alat TIK Pembelajaran SMP Jumlah Sekolah yang
Mendapatkan Bantuan
1.01.1.01.01 16.112 Penyediaan Bantuan Fasilitasi Pengadaan Sarana UNBK
Jumlah UNBK SMP yang
mendapat Fasilitasi Sarana
Dindikbud 5 Paket APBD Kabupaten
800,000,000
- 4 Paket 1,000,000,000 1.01.1.01.01 16.114 Koleksi Perpustakaan sekolah (buku
pengayaan, referensi, panduan pendidik)
Jumlah buku yang di terima
1.01.1.01.01 16.115 Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan dasar (SD)
Jumlah Sekolah yang
mengikuti Sosialiasi Juknis UN dan US Pendidikan Dasar
Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 20,000,000
- 1 Kegiatan 20,000,000
1.01.1.01.01 16.116 Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan dasar (SMP)
Jumlah Sekolah yang
mengikuti Sosialiasi Juknis UN dan US Pendidikan Dasar (SMP)
Dindikbud 2 Kegiatan APBD Kabupaten 20,000,000
- 2 Kegiatan 20,000,000
1.01.1.01.01 16.117 Pembiayaan Administrasi, perencanaan dan pengawasan Bidang Pendidikan
Tersusunnya Dokumen
Perencanaan dan Laporan yang tertib Administrasi Kegiatan Sarpras Bidang Pendidikan
Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan
Rencana Tahun 2018
Catatan
Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target
Capaian Kinerja
Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana
1 2 3 4 4 5 6 7 8
10 11 12
1.01.1.01.01 16.119 Pembinaan minat, bakat, dan kreativitas siswa SD/MI
Jumlah Peserta Pelatihan
Kompetensi siswa berprestasi Tingkat SD /MI
Dindikbud 7 Kegiatan APBD Kabupaten 352,298,500
- 7 Kegiatan 350,000,000
1.01.1.01.01 16.12 Pembangunan perpusatakaan sekolah Jumlah Gedung
Perpustakaan Sekolah yang terbangun
DINDIKDUB 15 Paket APBD Kabupaten
600,000,000 Perpustakaan SD
15 Paket 3,000,000,000
1.01.1.01.01 16.120 Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (SD/MI)
Tersusunnya Dokumen
Pengembangan Materi Belajar dan Metode Pembelajaran dengan Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dindikbud 2 Kegiatan APBD Kabupaten
1.01.1.01.01 16.121 Penyelenggaraan akreditasi sekolah dasar (SD/MI)
1.01.1.01.01 16.122 Pembangunan Perpustakaan SMP Terbangunnya Ruang
Perpustakaan
Dindikbud 5 Paket APBD Kabupaten
400,000,000 Perpustakaan SMP
2 Paket 1,000,000,000
1.01.1.01.01 16.123 Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas SMP Terlaksananya Rehab Ruang Kelas SMP
Dindikbud 10 Paket APBD Kabupaten -
- 10 Paket 1,000,000,000
1.01.1.01.01 16.124 Pengadaan Mebeleur SMP Tersedianya Mebeler Kelas
Sesuai standar SPM Dikdas
Dindikbud 10 Paket APBD Kabupaten
200,000,000
- 10 Paket 400,000,000 1.01.1.01.01 16.14 Pembangunan sarana air bersih dan sanitary Jumlah Jamban Sekolah
SD/SMP dan Sarana Air Bersihnya
Dindikbud 22 Paket APBD Kabupaten
600,000,000
- 22 Paket 2,200,000,000
1.01.1.01.01 16.19 Pengadaan mebeluer sekolah Jumlah Meubelair Kelas
Pendidikan Dasar yang Layak untuk Proses Pembelajaran
Dindikbud 20 Paket APBD Kabupaten
200,000,000
SD dan SMP 20 Paket 400,000,000
1.01.1.01.01 16.28 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga
Dindikbud APBD Kabupaten
-
-
500,000,000 1.01.1.01.01 16.44 Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah Terlaksananya Rehabilitasi
Ruang Kelas
Dindikbud 10 Paket APBD Kabupaten
900,000,000
SMP 10 Paket 2,000,000,000 1.01.1.01.01 16.44 Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah Jumlah Ruang Belajar
Pendidikan Dasar yang terehabilitasi
Dindikbud 8 Paket APBD Kabupaten
750,000,000
- 8 Paket 1,200,000,000
1.01.1.01.01 16.45 Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah Terlaksanannya Rehabilitasi Ruang Guru
Dindikbud 5 Paket APBD Kabupaten -
- 3 Paket 500,000,000
1.01.1.01.01 16.57 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Jumlah Tenaga Pendidik
yang di Latih Sesuai Kompetensi
Dindikbud 2 Kegiatan APBD Kabupaten 150,000,000
- 2 Kegiatan 150,000,000
Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan
Rencana Tahun 2018
Catatan
Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target
Capaian Kinerja
Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana
1 2 3 4 4 5 6 7 8
10 11 12
1.01.1.01.01 16.58 Pelatihan kompetensi siswa berprestasi Terlaksananya Kegiatan Tersusunnya Kisi-kisi, Soal Semester I, II dan Pembuatan Soal Ujian Pendidikan Dasar dan Bedah Kisi-kisi Ujian Sekolah SD
Dindikbud 5 Kegiatan 2 Dokumen 4
1.01.1.01.01 16.59 Pelatihan penyusunan kurikulum Tersusunya Dokumen
Kurikulum SD sesuai Standar Isi Pendidikan
Dindikbud 1 Kegiatan 492 SD 1
1.01.1.01.01 16.60 Pembinaan forum masyarakat peduli masyarakat
Terlaksananya Kegiatan
Penguatan Peran Komite Sekolah Pendidikan Dasar dalam Pengembangan
1.01.1.01.01 16.63 Penyediaan bantuan operasional sekolah (BOS) jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTS serta pesantren Salafiyah dan satuan pendidikan Non-Islam setara SD dan SMP
Jumlah Sekolah yang
mengikuti Sosialiasi Juknis BOS Pendidikan Dasar sesuai dengan Standar Pembiayaan Pendidikan Dasa
Dindikbud Kegiatan 492 SD 14
1.01.1.01.01 16.65 Penyediaan buku pelajaran untuk SD/MI/SDLB dan SMP/MTS
Jumlah Siswa yang
mendapat Buku Baca Tulis Al-Qur an
Dindikbud Siswa APBD Kabupaten
150,000,000
- Siswa 150,000,000
1.01.1.01.01 16.67 Penyelenggraan paket A setara SD Jumlah Penyelenggara
Pendidikan Paket A setara SD yang mendapat Bantuan Operasional
Dindikbud 5 Lembaga APBD Kabupaten 75,000,000 Penyelenggar
an; BOP PNF; Honor Tutor; US
5 Lembaga 150,000,000
1.01.1.01.01 16.68 Penyelenggraan paket B setara SMP Jumlah Penyelenggara
Pendidikan Paket B setara SMP yang mendapat Bantuan Operasional
Dindikbud 17 Lembaga APBD Kabupaten 525,000,000 Penyelenggar
aan; BOP
1.01.1.01.01 16.69 Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajemen sekolah dengan penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar
Jumlah Peserta dan Sekolah
yang mengikuti Pelatihan Penerapan Manajemen berbasis Sekolah (MBS) di Satuan Pendidikan SD
Dindikbud 3 Kegiatan 492 SD
1.01.1.01.01 16.79 Pelatihan Penyusunan Kurikulum SMP Tersusunya Dokumen
Kurikulum Sekolah SD /SMP sesuai Standar Isi Pendidikan
Dindikbud 1 Kegiatan 86 SMP 1
Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan
Rencana Tahun 2018
Catatan
Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target
Capaian Kinerja
Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana
1 2 3 4 4 5 6 7 8
10 11 12
1.01.1.01.01 16.80 Pelatihan Kompetensi siswa berprestasi SMP Terlaksananya Kegiatan Tryout UN SMP untuk Meningkatkan Capain UN Siswa SMP dan Tersusunnya Kisi-kisi, Soal Semester I, II dan Pembuatan Soal Ujian Sekolah Dasar
Dindikbud 2 Kegiatan 2 Dokumen 4
1.01.1.01.01 16.86 Pembinaan minat, bakat, dan kreativitas siswa SMP/MTs
Jumlah Peserta Pelatihan
Kompetensi siswa berprestasi Tingkat SMP /MTs
1.01.1.01.01 16.87 Pembinaan kelembagaan dan manajemen sekolah dengan penerapan Managemen Berbasis Sekolah (MBS) di satuan pendidik SMP
Jumlah Peserta dan Sekolah
yang mengikuti Pelatihan Penerapan Manajemen berbasis Sekolah (MBS) di Satuan Pendidikan Dasar (SMP)
Dindikbud 1 Kegiatan 86 SMP
1.01.1.01.01 16.88 Penyelenggaraan akreditasi (SMP /MTs) Jumlah SMP Sasaran yang Terakreditasi
Dindikbud 2 Kegiatan APBD Kabupaten 50,000,000
- 2 Kegiatan 50,000,000 1.01.1.01.01 16.89 Penyediaan dana operasional penunjang BOS
jenjang SMP/Sederajat
Jumlah Sekolah yang
mengikuti Sosialisasi dan BIMTEK Juknis BOS SMP sesuai dengan Standar Pembiayaan Pendidikan Dasar
Dindikbud 1 Kegiatan 86 SMP
1.01.1.01.01 16.90 Penyediaan dana operasional sekolah SMPN Jumlah Sekolah yang Mendapat Bantuan Operasional untuk Jenjang SMP
1.01.1.01.01 16.91 Peningkatan Sarana dan Prasarana SMP Terpenuhinya Jumlah
Standar Sarana Prasarana Sekolah SMP sesuai dengan SPM /SNP
Dindikbud 2 Paket APBD Kabupaten
200,000,000
- 2 Paket 200,000,000
1.01.1.01.01 16.93 Penyediaan Biaya Operasional Sekolah Penyediaan Biaya
Operasional Sekolah
1.01.1.01.01 16.94 Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (SMP /MTs)
Tersusunnya Dokumen
Pengembangan Materi Belajar dan Metode Pembelajaran dengan Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dindikbud 2 Kegiatan APBD Kabupaten 300,000,000
- 2 Kegiatan 300,000,000
Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan
Rencana Tahun 2018
Catatan
Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target
Capaian Kinerja
Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana
1 2 3 4 4 5 6 7 8
10 11 12
1.01.1.01.01 16.95 Penyediaan dana operasional penunjang BOS jenjang SD /Sederajat
Jumlah Sekolah yang
mengikuti Sosialisasi dan BIMTEK Juknis BOS SD sesuai dengan Standar Pembiayaan Pendidikan
1.01.1.01.01 16.97 Pendampingan penjaminan mutu pendidikan dasar SD
Jumlah Sekolah Pendidikan
Dasar SD yang berakreditasi A
Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 100,000,000
- 1 Kegiatan 50,000,000
1.01.1.01.01 16.98 Pendampingan penjaminan mutu pendidikan dasar SMP
Jumlah Sekolah Pendidikan
Dasar SMP yang berakreditasi A
Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 100,000,000
- 1 Kegiatan 50,000,000
1.01.1.01.01 16.99 Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah (UKS) SD /MI
Jumlah Ruang UKS SD /MI
yang terbangun dan tersedianya Perabotnya yang layak
Dindikbud 2 Kegiatan APBD Kabupaten 150,000,000
- 2 Kegiatan 300,000,000
1.01.1.01.01 .18 Program Pendidikan Non Formal Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan SD/MI ke SMP/MTs
Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan
Rencana Tahun 2018
Catatan
Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target
Capaian Kinerja
Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana
1 2 3 4 4 5 6 7 8
10 11 12
Rasio ketersediaan
sekolah / penduduk usia sekolah
100
% Ruang kelas SD/MI
sesuai standar nasional
80
% Ruang kelas
SMP/MTs sesuai standar
80
Persentrase SD/MI yang
memiliki Ruang UKS sesuai Standar
25
Persentrase SMP/MTs
yang memiliki Ruang UKS sesuai Standar
35
Rasio WC di SD/MI
sesuai standar terhadap Jumlah Murid
65
Persentase SD/MI
memiliki ruang guru sesuai standar jumlah murid perempuan
55
Persentase SD /MI
memiliki Lab TIK sesuai standar
25
Persentase SD/MI
memiliki lapangan untuk olahraga, upacara dan bermain sesuai standar
memiliki sanitasi layak
Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan
Rencana Tahun 2018
Catatan
Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target
Capaian Kinerja
Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana /MTs minimal baik (pendidikan karakter)
yang meningkat indek efektifitasnya
MBS dengan baik
1.01.1.01.01 18.02 Pemberian bantuan operasional pendidikan non formal
Tersedianya Bantuan
Operasional SKB dan Lembaga Pendidikan Non Formal
Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten -
- 12 Bulan 400,000,000
1.01.1.01.01 18.03 Pembinaan pendidikan kursus dan kelembagaan
Jumlah peserta workshop
Pelatihan
Dindikbud 1 Kegiatan 70 Orang
1.01.1.01.01 18.04 Pengembangan pendidikan keaksaraan Jumlah Peserta yang
mengikuti Workshop Pengembangan pendidikan keaksaraan
Dindikbud 1 Kegiatan 60 orang
1.01.1.01.01 18.05 Pengembangan pendidikan kecakapan hidup Jumlah Peserta yang mengikuti Workshop Pengembangan pendidikan kecakapan hidup
Dindikbud 1 Kegiatan 150 orang
1.01.1.01.01 18.06 Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan non formal
Jumlah Lembaga yang
mendapat Bantuan sarana dan Prasarana Pendidikan Non Formal
Dindikbud 1 Kegiatan 5 Lembaga
1.01.1.01.01 18.08 Pengembangan kebijakan pendidikan non formal
Jumlah Peserta Sosialisasi
Kebijakan PAUD dan PNF dan Workshop Pencegahan Kekerasan Berwawasan
1.01.1.01.01 18.09 Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran pendidikan non formal
Tersusunya Kurikulum,
Bahan ajar dan Model Pembelajaran Pendidikan
Dindikbud 1 Kegiatan 1 Dokumen
Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan
Rencana Tahun 2018
Catatan
Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target
Capaian Kinerja
Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana
1 2 3 4 4 5 6 7 8
10 11 12
1.01.1.01.01 18.12 Publikasi dan sosialisasi pendidikan non formal
Jumlah Peserta yang
Mengikuti Pameran (Expo) Pendidikan Non Formal
Dindikbud 2 Kegiatan APBD Kabupaten 100,000,000
- 2 Kegiatan 100,000,000
1.01.1.01.01 18.16 Fasilitasi Pendidikan Keaksaraan Jumlah Peserta yang
mengikuti kegiatan Pelatihan Pendidikan Keaksaraan
Dindikbud 1 Kegiatan 100 orang
1.01.1.01.01 18.17 Workshop Pengelolaan Lembaga Pendidikan Non Formal
Jumlah Pengelola yang
Mengikuti Workshop Pengelolaan Lembaga Pendidikan Non Formal
Dindikbud 1 Kegiatan 100 orang
1.01.1.01.01 18.28 Workshop Pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
Jumlah Peserta yang
mengikuti Workshop Pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
Dindikbud 1 Kegiatan 40 orang
1.01.1.01.01 18.33 Workshop Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Jumlah Peserta yang
mengikuti Pelatiah ddan study Banding untuk Program pendidikan Non Formal
Dindikbud 1 Kegiatan 80 orang
1.01.1.01.01 18.35 Workshop Akreditasi dan Evaluasi Kinerja Kursus
Jumlah Lembaga yang
terfasilitasinya kegiatan akreditasi dan penilaian kinerja lembaga kursus
Dindikbud 1 Kegiatan 5 Lembaga
1.01.1.01.01 .20 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1.01.1.01.01 20.01 Pelaksanaan Sertifikasi pendidik Jumlah Peserta yang
Mengikuti Pembekalan dan verifikasi/Validasi Dokumen Calon Penerima dan Penerima Tunjangan
Dindikbud 1 Tahun APBD Kabupaten -
- 1 Tahun 70,000,000
Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan
Rencana Tahun 2018
Catatan
Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target
Capaian Kinerja
Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana
1 2 3 4 4 5 6 7 8
10 11 12
Profesi 1.01.1.01.01 20.02 Pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan
tenaga kependidikan
Jumlah Kepala Sekolah
TK/SD/SMP yang dinilai kinerja tahunan dan periode
Dindikbud 1 Kegiatan 491 SD dan
1.01.1.01.01 20.04 Pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG) Jumlah Guru yang
mengikuti pembinaan Program Kerja Kelompok Kerja Guru ( KKG) dan MGMP
Dindikbud 1 Kegiatan 77 KKG SD,
1.01.1.01.01 20.08 Pengembangan mutu dan kualitas program pendidikan dan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan
Jumlah peserta lomba
Inovasi Pembelajaran dan Membuat Karya Inovatif bagi Gutru TK/SD/SMP
Dindikbud 1 Kegiatan 60 guru
1.01.1.01.01 20.08 Pengembangan mutu dan kualitas program pendidikan dan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan
Jumlah Guru TK mengikuti
Pelatihan PKB TK dan Bimtek TU/Pengelola
1.01.1.01.01 20.14 Pelatihan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru SD
Jumlah Guru SD Penerima
Bantuan Pendidikan S.1 (Sarjana)
Dindikbud 50 Guru APBD Kabupaten -
- 50 Guru 190,000,000
1.01.1.01.01 20.15 Pelatihan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru SMP
Jumlah guru SMP mengikuti 1.01.1.01.01 20.17 Pelatihan Guru Pembelajar Tatap Muka
Penuh Jenjang TK/SD/SMP
Pelatihan Guru Pembelajar
Tatap Muka Penuh Jenjang TK /SD /SMP
Dindikbud - APBD Kabupaten -
- - 180,000,000
1.01.1.01.01 20.18 Seleksi Kepala Sekolah Jumlah guru mengikuti
seleksi dan diklat kepala sekolah
1.01.1.01.01 20.19 Seleksi Pengawas Sekolah Jumlah guru mengikuti
seleksi pengawas sekolah
Dindikbud 1 Kegiatan 100 guru
1.01.1.01.01 20.21 Pendidikan lanjutan bagi pendidik PAUD untuk memenuhi standar kualifikasi
Jumlah Guru PAUD
Penerima Bantuan Pendidikan S.1 (Sarjana)
Dindikbud 50 Orang APBD Kabupaten -
- 50 Orang 190,000,000
1.01.1.01.01 20.22 Pendidikan lanjutan bagi pendidik SD untuk memenuhi standar kualifikasi
Jumlah Guru SD Penerima
Bantuan Pendidikan S.1 (Sarjana)
Dindikbud 50 guru APBD Kabupaten -
- 50 guru 190,000,000
1.01.1.01.01 20.23 Pendidikan lanjutan bagi pendidik SMP untuk memenuhi standar kualifikasi
Jumlah Guru SMP Penerima
Bantuan Pendidikan S.1 (Sarjana)
Dindikbud 20 guru APBD Kabupaten -
- 20 guru 80,000,000
Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan
Rencana Tahun 2018
Catatan
Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target
Capaian Kinerja
Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana
1 2 3 4 4 5 6 7 8
10 11 12
1.01.1.01.01 20.24 Pelaksanaan Verifikasi dan Validasi Penerima dan Pembekalan calon penerimaan tunjangan Profesi jenjang PAUD
Jumlah Dokumen Penerima
Tunjangan Profesi dan peserta pembekalan calon penerima tunjangan jenjang PAUD
Dindikbud 632 guru APBD Kabupaten
30,000,000
- 632 guru 40,000,000
1.01.1.01.01 20.25 Pelaksanaan Verifikasi dan Validasi Penerima dan Pembekalan calon penerimaan tunjangan Profesi jenjang SD
Jumlah Dokumen Penerima
Tunjangan Profesi dan peserta pembekalan calon penerima tunjangan jenjang SD
Dindikbud 2776 guru APBD Kabupaten 40,000,000
- 2776 guru 80,000,000
1.01.1.01.01 20.26 Pelaksanaan Verifikasi dan Validasi Penerima dan Pembekalan calon penerimaan
1.01.1.01.01 20.26 Pelaksanaan Verifikasi dan Validasi Penerima dan Pembekalan calon penerimaan