• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. Sumber Dana BANGUB

1.5 Sistematika RKPD

Rencana Pembangunan Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Demak Tahun 2018 ini disusun berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah secara sistematis disusun sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan.

Memuat latar belakang, dasar hukum penyusunan, maksud dan tujuan, hubungan antar dokumen perencanaan dan sistematika RKPD.

BAB II Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2017 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Menguraikan tentang kondisi eksisting Kabupaten Demak; berdasarkan aspek geografi dan demografi, Evaluasi pelaksanaan RKP Daerah Tahun 2017, dan isu-isu strategis pembangunan daerah.

BAB III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah Beserta Kerangka Pendanaan.

Memuat tentang arah kebijakan ekonomi daerah yang

menguraikan tentang kondisi perekonomian regional dan

daerah tahun 2018 serta perkiraan untuk tahun 2019,

dan arah kebijakan keuangan daerah (berisi arah

kebijakan pendapatan daerah, arah kebijakan belanja

daerah, dan arah kebijakan pembiayaan daerah).

BAB IV Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah.

Memuat prioritas pembangunan daerah tahun 2018 berdasarkan isu strategis dan hasil evaluasi dokumen perencanaan serta prioritas Nasional dan Provinsi Jawa Tengah.

BAB V Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah.

Memuat Rencana Program dan fokus Kegiatan Pemerintah Daerah Kabupaten Demak Tahun 2018, yang meliputi Urusan Wajib dan Urusan Pilihan.

BAB VI Penutup.

Memuat harapan dukungan dari seluruh pemangku

kepentingan pembangunan daerah dalam rangka

pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di

Kabupaten Demak.

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2016 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1. Posisi Strategis Kabupaten Demak Dalam Pembangunan Nasional

1. Dalam kebijakan pembangunan nacional, Kabupaten Demak termasuk kawasan Pusat Pengembangan Nasional (PKN) Kedungsapur yang meliputi wilayah Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten Grobogan. PKN Kedungsapur merupakan kawasan strategis pengembangan industri, perdagangan dan jasa. Di kawasan tersebut terdapat beberapa proyek vital dan strategis nasional, yaitu Pelabuhan Internasional Tanjung Emas, Bandara Internasional Ahmad Yani, jalur kereta api, komplek industri di Tanjung Emas, dan PLTU Tambaklorok, kawasan industri di Kecamatan Sayung dan sekitarnya. Selain itu, letak Kabupaten Demak di jalur perekonomian utama nasional (Jakarta – Surabaya) dan jalur tengah (Semarang – Grobogan), kemudahan aksesibilitas, jalur ganda kereta api Jakarta – Surabaya yang mempercepat transportasi orang dan barang dalam pengembangan sistem logistik nasional (Silognas).

2. Dalam pengembangan pusat-pusat perekonomian Kabupaten Demak, terbagi menjadi lima satuan wilayah pembangunan (SWP) strategis sebagaimana diamanatkan Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Demak, sebagai berikut :

a. SWP I : kawasan perkotaan Demak, meliputi

wilayah Kecamatan Demak, Kecamatan Sayung,

Kecamatan Karangtengah dan Kecamatan

Wonosalam.

b. SWP II : kawasan perkotaan Mranggen, meliputi wilayah Kecamatan Mranggen, Kecamatan Karangawen dan Kecamatan Guntur.

c. SWP III : kawasan Wedung, meliputi wilayah pengembangan Kecamatan Wedung dan Kecamatan Bonang.

d. SWP IV : kawasan pusat pengembangan Kecamatan Gajah, meliputi wilayah Kecamatan Gajah, Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Mijen.

e. SWP V : pusat pengembangan Kecamatan Dempet, meliputi wilayah pengembangan Kecamatan Dempet dan Kecamatan Kebonagung.

Pengembangan wilayah di Kabupaten Demak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tata ruang wilayah Provinsi Jawa Tengah memerlukan sinergitas dan kondusivitas daerah bagi peningkatan penanaman modal, promosi daerah dan kerjasama antar daerah (KAD).

3. Dalam peningkatan penanaman modal di Provinsi Jawa Tengah, wilayah Kabupaten Demak termasuk kawasan strategis Kedungsapur. Berdasarkan amanat Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2012 tentang Rencana Umum Penanaman Modal di Provinsi Jawa Tengah diarahkan pada : (1). Peningkatan Iklim Penanaman Modal; (2). Persebaran Penanaman Modal;

(3). Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur, dan Energi; (4). Penanaman Modal yang Berwawasan Lingkungan (Green Investment); (5). Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi; (6).

Kemudahan dan/atau Insentif Penanaman Modal; dan

(7). Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal. Prioritas

penanaman modal pada peningkatan bidang industri

pengolahan, hotel dan restoran, perdagangan,

pengangkutan, jasa perbankan serta listrik, air dan gas

termasuk yang dapat dikembangkan di Kabupaten

Demak.

4. Potensi sumberdaya manusia di Kabupaten Demak cukup besar dengan jumlah penduduk (2015) sebanyak 1.117.901 jiwa dari aspek sosial budaya dan agama, sebagian besar memeluk Agama Islam (sebanyak 1.109.489 orang), Agama Kristen (sebanyak 4.799 orang), Agama Katolik (sebanyak 3.297 orang) dan agama lainnya (sebanyak 316 orang). Potensi ini dapat dikembangkan agar kearifan lokal dapat menjadi penopang berkembangnya keswadayaan dalam penanggulangan kemiskinan, peningkatan UMKM dan pengembangan wirausaha berbasis masyarakat.

5. Wilayah Kabupaten Demak memiliki lahan pertanian yang luas yaitu 50.773 Ha dan berpotensi untuk pengembangan lahan persawahan lestari dengan sistem pengairan yang baik, kawasan industri, perdagangan dan pusat bisnis, perumahan-pemukiman menjadi pendukung bagi pengembangan berbagai aktivitas perekonomian, perdagangan, hotel dan restoran, perbankan dan jasa dari Kota Semarang dan sekitarnya.

6. Kabupaten Demak memiliki obyek wisata budaya-religi Masjid Demak dan Makam Sunan Kalijaga yang merupakan obyek wisata dengan jumlah wisatawan nusantara terbesar kedua setelah Candi Borobudur dan sekitarnya. Selain itu, kaya potensi wisata alam, desa wisata, desa kerajinan dan wisata bahari berbasis masyarakat yang dapat dikembangkan.

7. Kabupaten Demak menjadi salah satu penyangga lumbung beras di Jawa Tengah, penyedia bahan pangan (beras dan jagung), hortikultura, hasil perikanan dan komoditas unggul lainnya bagi kota-kota besar di Jawa Tengah dan sekitarnya.

8. Terdapat sentra-sentra usaha mikro, kecil dan

menengah (UMKM) berbasis keterampilan, garmen dan

kerajinan masyarakat di Kecamatan Wedung, Mijen,

Kecamatan Demak dan sekitarnya. Pada kegiatan

UMKM tersebut terdapat bakat-bakat dan talenta kewirausahaan dalam masyarakat Kabupaten Demak, perlu pembinaan dan pemberdayaan agar UMKM dan keterampilan tenaga kerja tidak tersedot dan merantau di kota-kota besar, luar Pulau Jawa dan luar negeri.

2.1.2. Aspek Geografis a. Geografis

Wilayah Kabupaten Demak dalam pelayanan pemerintahan terbagi menjadi 14 kecamatan yang terdiri dari 243 desa dan 6 kelurahan. Kemudian terbagi menjadi 786 dusun,1.324 RW dan 6.940 RT.

Batas-batas administrasi Kabupaten Demak adalah sebagai berikut :

 Disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan Laut Jawa;

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Grobogan;

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang,

 Serta sebelah Barat berbatasan dengan Kota Semarang.

Jarak terjauh dari B arat ke Timur sepanjang 49

km, sedangkan dari Utara ke Selatan terbentang

sepanjang 41 km. Semua wilayah kecamatan di

Kabupaten Demak mudah dijangkau dan memiliki

akses transportasi umum dengan mudah, terutama

pusat-pusat perkembangan perekonomian daerah.

Peta 2.1 Peta Administrasi Kab. Demak

b. Topografi

Wilayah Kabupaten Demak terdiri atas dataran rendah, kawasan pantai/pesisir serta perbukitan, dengan rata-rata ketinggian permukaan antara 0 - 100 meter di atas permukaan air laut (DPL).

Berdasarkan letak ketinggian dari permukaan air laut, wilayah Kabupaten Demak dibatasi atas 3 region, sebagai berikut :

a. Region A : 0-3 meter, meliputi sebagian besar Kecamatan Bonang, Demak, Karang tengah, Mijen, Sayung dan Wedung.

b. Region B : 3-10 meter, meliputi sebagian besar di tiap-tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Demak; 10-25 meter, meliputi sebagian besar Kecamatan Dempet, Karangawen dan Mranggen;

5-100 meter, meliputi sebagian besar Kec.

Karangawen dan Mranggen

c. Region C : lebih dari 100 meter, meliputi sebagian kecil Kecamatan Karangawen dan Mranggen. Kemiringan Lahan di Kabupaten Demak sebagian besar relatif datar, yaitu berada pada lahan dengan kemiringan 0 – 8%.

Sedangkan pada bagian selatan Kabupaten Demak memiliki kemiringan lahan yang sangat bervariasi terutama di wilayah Desa Banyumeneng dan Sumberejo. Kedua desa ini memiliki lahan dengan kemiringan 0 – 2%, 2 – 8%, 8 – 15%, 15 – 40%, dan lebih besar dari 40%.

Adapun dibawah ini adalah tabel luas lahan berdasarkan kelas kelerengan dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 2.1

Luas Lahan Berdasarkan Kelas Lereng Kabupaten Demak

Luas Lahan Berdasarkan Kelas Lereng

Luas (Ha)

Datar (0-2 derajat) 88.765

Bergelombang (2-15 derajat) 834

Curam (15-40 derajat) 408

Sangat curam (> 40 derajat) 136

Sumber: Demak Dalam Angka Tahun 2016

c. Geologi

Ada beberapa jenis tanah yang ada di

Kabupaten Demak, yaitu: (1) Alluvial hidromorf, terdapat

di sepanjang pantai; (2) Regosol, terdapat di sebagian

besar Kecamatan Karangawen dan Kecamatan

Mranggen; (3) Gromosol kelabu tua, terdapat di

Kecamatan Bonang, Kecamatan Wedung, Kecamatan

Kebonagung, Kecamatan Mijen, Kecamatan Kecamatan

Karanganyar, Kecamatan Gajah, Kecamatan Demak,

Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Dempet dan

Kecamatan Sayung, dan (4) Mediteran, terdapat di

sebagian besar Kecamatan Karangawen dan Kecamatan

Mranggen.

Sebagian besar kondisi tanah yang ada di Kabupaten Demak pada musim kemarau menjadi keras dan retak-retak, sehingga tidak dapat ditanami secara intensif untuk pertanian. Pada musim penghujan tanahnya bersifat lekat sekali dan volumenya membesar, serta lembab sehingga agak sulit untuk ditanami dan memerlukan sistem drainase yang memadai. Pada beberapa daerah tertentu kondisi air tanah yang asin dapat mempengaruhi usaha-usaha petani. Gejala- gejala yang disebabkan oleh air tanah yang asin terutama nampak pada dekat pantai dan sungai/saluran pembuangan yang pada musim kemarau dimasuki air laut.

Struktur Geologi Kabupaten Demak terdiri dari:

(1) Struktur Aluvium terdapat hampir semua Kecamatan di Kabupaten Demak yaitu di Kecamatan Mijen, Bonang, Demak, Gajah, Karanganyar, Wonosalam, Karangtengah, Dempet, Sayung, Guntur, Mranggen dan Karangawen; (2) Miosen, fasies sedimen terdapat di sebagian Kecamatan Karangawen yaitu di Desa Jragung dan sebagian di Kecamatan Mranggen; (3) Pliosen, fasies sedimen terdapat di sebagian kecamatan Karangawen yaitu di Desa Jragung dan sebagian di Kecamatan Mranggen; (4) Plistosen, fasies gunung api terdapat di sebagian Kecamatan Karangawen (Desa Margohayu dan Wonosekar) dan terdapat di Kecamatan Mranggen (Desa Sumberejo); dan (5) Pliosen, fasies batu gamping yaitu hanya terdapat di Kecamatan Mranggen.

d. Hidrologi/Hidrogeologi (Keairan)

Sumber-sumber air di wilayah Demak berupa

sumber air di permukaan tanah dan air tanah. Sumber

air di permukaan tanah berasal dari sungai-sungai,

laut dan pantai. Sungai-sungai yang tergolong besar dan

bermuara ke Laut Jawa, antara lain : sungai Serang,

Tuntang, Jragung, Wulan, Jajar, Onggorawe dan

beberapa anak sungai. Sungai- sungai tersebut bersifat multifungsi, yaitu dipergunakan sebagai sarana transportasi air, perikanan darat dan penyedia air baku dan serta sumber air bagi usaha pertanian dan industri. Potensi tersebut akan dikembangkan menjadi sumber pengairan, sumber air bersih bagi rumah tangga, industri dan pengembangan wisata air. Selain itu, Demak juga memiliki potensi cekungan air tanah yang tinggi yakni air tanah dangkal sebesar 166,2 juta m3/th dan air tanah dalam sebesar 4,1 juta m3/th yang pengelolaannya perlu memperhatikan kelestarian lingkungan dan daerah tangkapan air (catmnt area) agar tetap hijau.

Kabupaten Demak memiliki wilayah pesisir yaitu yang berada di Kecamatan Sayung, Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Bonang dan Kecamatan Wedung dengan panjang garis pantai lebih kurang 74,20 Km. Hal ini merupakan sumberdaya yang potensial bagi pengembangan bidang perikanan tangkap, perikanan budidaya dan hasil laut, pengembangan mangrove dan vegetasi pantai lainnya serta potensi wisata bahari.

Untuk memberdayakan potensi wilayah dan masyarakat nelayan/pesisir perlu ditingkatkan dan dikembangkan sarana dan prasarana perikanan tangkap, perikanan budidaya dan pelestarian sumber daya hayati di wilayah pesisir sejalan dengan kebijakan nasional. Kawasan pesisir menghadapi permasalahan abrasi/ sedimentasi, menurunnya permukaan tanah, berkurangnya luasan mangrove dan vegetasi pantai lainnya, polusi dan sampah serta naiknya batas air laut akibat pemanasan global (global warming).

e. Penggunaan Lahan

Secara administrasi luas wilayah Kabupaten

Demak adalah : 89.743 Ha, terdiri atas 14 kecamatan,

243 desa dan 6 kelurahan. Sebagian besar wilayah

Kabupaten Demak merupakan lahan persawahan yang

subur yang mencapai seluas 50.773 Ha (sebesar 56,58%

dari luas wilayah) dan selebihnya seluas 38.970 Ha (sebesar 43,42%) merupakan lahan kering yang dipergunakan untuk perumahan-pemukiman, industri, perdagangan dan perkantoran serta prasarana umum lainnya.

Berdasarkan data penggunaan lahan sebagian besar lahan persawahan merupakan sawah berpengairan teknis 37,25% dan tadah hujan 19,33% sehingga Kabupaten Demak merupakan salah satu sektor basis beras di Jawa Tengah. Sedangkan untuk lahan kering 14, 93% digunakan untuk tegal/kebun, 17,12% digunakan untuk bangunan dan halaman, serta 10,63% digunakan untuk tambak.

f. Bencana Alam dan Permasalahan Lingkungan

Wilayah Kabupaten Demak secara relatif bukan merupakan kawasan bencana alam yang besar seperti gunung berapi, pergeseran tanah/tanah longsor.

Permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan kondisi topografi dan geologi adalah adanya potensi bencana angin topan/puting beliung, banjir di musim penghujan, kekeringan di musim kemarau, abrasi/ sedimentasi dan naiknya batas air laut sebagai akibat pemanasan global di kawasan pesisir dan pengaruh anomali musim yang berdampak bagi usaha pertanian (dalam arti luas).

Banjir terjadi dikarenakan berbagai aktivitas manusia, pesatnya perkembangan pembangunan yang mengakibatkan berkurangnya ruang terbuka hijau, samalah sampah dan menurunnya serapan air tanah.

Perubahan pemanfaatan lahan dari lahan pertanian,

persawahan dan ruang terbuka hijau menjadi

perumahan-pemukiman dan kawasan industri

berpengaruh pada berkurangnya tingkat peresapan air ke

dalam tanah yang menyebabkan banjir pada musim

hujan dan menurunnya permukaan air tanah di musim

kemarau. Rawan banjir di musim penghujan berada di

sebagian Kecamatan Sayung, Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Bonang, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Guntur dan Kecamatan Mranggen.

Abrasi di kawasan pesisir yang diakibatkan oleh aktivitas manusia (penebangan mangrove dan vegetasi pantai lainnya, konversi habitat mangrove menjadi lahan pertambakan dan proses alami (terpaan gelombang laut yang terjadi secara terus-menerus serta perubahan pola arus yang menyusur pantai), meningkatnya pemafaatan lahan pesisir. Konfigurasi daratan pantai yang berupa tonjolan (tanjung) memiliki kontribusi utama sebagai penyebab terjadinya pembelokan arus menyusur pantai (AMP) dan defraksi gelombang yang menuju pantai, sehingga berakibat terjadinya abrasi (erosi) di pantai tertentu. Sebagai imbangan terjadinya fenomena abrasi, akan terjadi pula fenomena akresi (sedimentasi), yang mengakibatkan terjadinya tanah timbul di tempat lain. Dari hasil pengamatan terlihat beberapa tempat yang mengalami abrasi antara lain: sebagian daerah pantai utara yaitu Kecamatan Sayung, Kecamatan Bonang dan Kecamatan Wedung. Hal tersebut disebabkan kurang mantapnya sistem penyangga pantai, terutama sebagai akibat struktur tanah yang rapuh (dispers) serta kurangnya tanaman pelindung pantai, baik mangrove an vegetasi pantai lainnya terutama di tiga kecamatan pesisir.

2.1.2 Aspek Demografis a. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk tahun 2015 di Kabupaten

Demak sebanyak 1.117.901 jiwa. Jumlah tersebut

meningkat dibandingkan tahun 2014 sebanyak

1.106.328 jiwa, atau terjadi peningkatan sebanyak

11.573 jiwa (1,04%). Jumlah penduduk perempuan lebih

banyak daripada laki-laki. Penduduk perempuan

sebanyak 564.025 jiwa (50,97%) dan laki-laki sebanyak

548.195 jiwa (49,03%). Rasio penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah sebesar 98,20 lebih tinggi daripada rata-rata Jawa Tengah (2015) sebesar 98. Sedangkan jumlah rumah tangga (RT) sebanyak 294.120 RT, dengan rata-rata anggota keluarga sebanyak 3,8 (4 jiwa per RT) termasuk keluarga kecil. Rata-rata anggota RT sama dengan rata-rata anggota RT di Jawa Tengah sebesar 3,7 per RT. Penyebaran penduduk Kabupaten Demak berdasarkan wilayah kecamatan (2015) dapat dikemukakan sebagai berikut :

Table 2.2

Penyebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kab. Demak Tahun 2015

Kecamatan Luas (Km²) Jumlah Penduduk

(jiwa)

Kepadatan (jiwa/Km2)

1. Mranggen 72.22 180.152 2,494

2. Karangawen 66.95 88.132 1,316

3. Guntur 57.53 76.163 1,324

4. Sayung 78.69 103.932 1,321

5. Karangtengah 51.55 62.110 1,205

6. Bonang 83.24 100.727 1,210

7. Demak 61.13 100.831 1,649

8. Wonosalam 57.88 75.240 1,300

9. Dempet 61.61 53.009 860

10. Kebonagung 41.99 39.767 947

11. Gajah 47.83 43.658 913

12. Karanganyar 67.76 70.209 1,036

13. Mijen 50.29 51.107 1,016

14. Wedung 98.76 72.864 738

Jumlah (2015) 897.43 1.117.901 1,246

2014 897.43 1.106.328 1.233

2013 897.43 1.094.472 1.220

2012 897.43 1.082.472 1.206

2011 897.43 1.070.278 1.193

Sumber: Demak Dalam Angka Tahun 2016

Kepadatan penduduk di Kabupaten Demak (2015)

mencapai sebesar 1.246 jiwa/Km2. Tingkat kepadatan

penduduk tersebut lebih tinggi dari rata-rata Jawa

Tengah sebesar 1.030 jiwa per Km2. Kecamatan terpadat

terdapat di Kecamatan Mranggen dengan tingkat

kepadatan 2.494 jiwa/km2. sedangkan wilayah

k e c a m a t a n d e n g a n t i n g k a t k e p a d a t a n

terendah adalah Kecamatan Wedung sebesar 738

jiwa/Km2.

b. Struktur Umur Penduduk

Berdasarkan kelompok umur penduduk Kabupaten Demak diketahui sebagian besar penduduk termasuk kelompok usia produktif (usia 15-64 th) sebanyak 811.254 jiwa (72,56%) dan kelompok belum produktif (usia 0 – 14 tahun) sebanyak 244.570 jiwa (21.87%) dan kelompok tidak produktif (usia > 65 tahun) sebanyak 62.077 jiwa (5.5%) dari keseluruhan penduduk (2016) sebanyak 1.129.402 jiwa. Pada kelompok umur >65 tahun perempuan lebih banyak daripada laki-laki yaitu 35.739 orang perempuan dan 26.338 orang laki-laki.

Distribusi penduduk Kabupaten Demak berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur dapat dilihat sebagai berikut:

48,737 50,718

52,375 53,569 49,897 43,160 39,868 39,487 38,796 35,848 29,839 23,945 16,714

25,242

45,403 48,597 51,233 51,800 48,078

44,049 43,489 42,017

39,929 37,222

30,709 23,709

17,291 34,607

60,000 40,000 20,000 0 20,000 40,000 60,000

0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65+

Perempuan Laki-Laki

Sumber : BPS Kab. Demak, 2017.

Gambar 2.2 Penduduk Kabupaten Demak Berdasarkan Kelompok Umur

Sedangkan besarnya angka ketergantungan

(dependency ratio) adalah sebesar 377,9 hal ini berarti

setiap 1000 orang penduduk usia produktif menanggung

sekitar 378 orang penduduk belum/tidak produktif (di

bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun). Penduduk

kelompok usia produktif adalah termasuk generasi

millenia (penduduk lahir sesudah tahun 1980-an) secara relatif berpendidikan baik dan memanfaatkan teknologi informatika (TI) dalam berbagai aktivitasnya.

c. P e r t u m b u h a n P e n d u d u k

Perkembangan pendidikan Kabupaten Demak dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan jumlah penduduk. Perkembangan penduduk tahun 2012-2016 dapat dikemukakan sebagai berikut :

Tabel 2.3

Perkembangan Penduduk Kabupaten Demak Tahun 2012 – 2016

No Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah

(jiwa)

1 2012 536.367 546.105 1.082.472

2 2013 542.310 552.162 1.094.472

3 2014 548.195 558.133 1.106.328

4 2015 553.876 564.025 1.117.901

5 2016 557.906 571.496 1.129.402

Sumber : BPS Kab Demak, 2017

Penduduk Kabupaten Demak tahun 2012 sebanyak 1.082.472 jiwa meningkat menjadi sebanyak 1.129.402 jiwa pada tahun 2016 atau selama empat tahun meningkat sebanyak 46.930 jiwa. Jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Demak (2016) lebih banyak daripada laki-laki yaitu perempuan sebanyak 571.496 jiwa dan laki-laki sebanyak 557.906 jiwa.

2.1.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat a. P e r e k o n o m i a n D a e r a h

Selama Tahun 2012 – 2016 nilai PDRB di

Kabupaten Demak mengalami peningkatan yang

signifikan. Hal tersebut terlihat pada tahun 2012 nilai

PDRB (Atas Dasar Harga Berlaku) sebesar Rp. 14,2

trilyun meningkat menjadi sebesar Rp. 20,84 trilyun

pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan peningkatan sebesar Rp. 6,64 trilyun selama empat tahun.

Sedangkan nilai PDRB atas Dasar Harga Konstan tahun 2012 (ADH Konstan 2010) sebesar Rp. 12,82 trilyun meningkat menjadi sebesar Rp 15,66 trilyun pada tahun 2016 atau selama empat tahun meningkat sebesar Rp. 2,84 trilyun. Hal ini menunjukkan peningkatan yang cukup baik.

Gambaran perkembangan perekonomian Kabupaten Demak dari tahun 2012 - 2016 meningkat secara positif dan disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.4

Perkembangan PDRB Kabupaten Demak Tahun 2012 – 2016

No Tahun PDRB (ADHB)

(milyar Rp)

PDRB (ADH Konstan 2010 ) (milyar Rp)

1 2012 14.207.562,06 12.823.227,04

2 2013 15.770.997,22 13.499.226,47

3 2014 17.381.397,08 14.078.419,80

4 2015 19.330.295,28 14.913.837,51

5 2016 20.843.920,87 15.665.204,77

Sumber : BPS Kab. Demak 2017

Perkembangan dari tahun 2012 – 2016 pertumbuhan PDRB (ADHB) dan PDRB (ADH Konstan 2010) dapat dikemukakan sebagai berikut :

Sumber : BPS Kab. Demak, 2017

Grafik 2.3. Persandingan pertumbuhan PDRB (ADHB) dan PDRB

(ADH Konstan 2010) Kabupaten Demak Tahun 2012 - 2016

Dengan melihat tabel di atas, persandingan pertumbuhan PDRB (ADHB) dan PDRB (ADH Konstan 2010) Kabupaten Demak menunjukkan perkembangan yang positif.

b. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan perekonomian daerah sering menjadi indikator utama untuk melihat perkembangan sektor-sektor ekonomi makro daerah.

Hal ini menggambarkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan ekonomi daerah, maka semakin berkembang aktivitas produksi barang dan jasa dalam masyarakat, baik perkembangan produksi, investasi perdagangan dan penanaman modal di daerah. Dalam era perekonomian global, maka pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Demak tidak dapat terlepas dari perkembangan regional dan nasional, terutama pengaruh melambatnya pertumbuhan perekonomian nasional dan Jawa Tengah berpengaruh terhadap pertummbuhan ekonomi Kabupaten Demak.

Padahal meningkatnya pertumbuhan perekonomian daerah dan sektor-sektor pendukungnya akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Gambaran perkembangan pertumbuhan ekonomi berdasarkan lapangan usaha di Kabupaten Demak dari tahun 2013 – 2016 dapat dikemukakan sebagai berikut :

Tabel 2.5

Pertumbuhan PDRB (ADHB) Berdasarkan Lapangan Usaha Kab. Demak Tahun 2013 - 2016

No. Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016

a Pertanian Kehutanan, dan Perikanan 27,71 25,39 25,65 24,28

b Pertambangan dan Penggalian 0,40 0,41 0,41 0,40

c Industri Pengolahan 27,05 28,49 28,54 29,63

d Pengadaan Listrik dan Gas 0,09 0,09 0,09 0,09

e Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 0,07 0,07 0,07 0,07

f Konstruksi 8,12 8,38 8,39 8,37

g Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 15,47 15,50 15,47 15,65

No. Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016

h Transportasi dan Pergudangan 2,52 2,65 2,69 2,65

i Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 2,26 2,28 2,20 2,16

j Informasi dan Komunikasi 1,67 1,62 1,57 1,61

k Jasa Keuangan dan Asuransi 2,44 2,50 2,51 2,59

l Real Estate 1,14 1,20 1,19 1,22

m,n Jasa Perusahaan 0,22 0,23 0,24 0,25

o Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

3,75 3,77 3,68 3,59

p Jasa Pendidikan 3,98 4,16 4,09 4,19

q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,69 0,72 0,71 0,72 r,s,t,

u Jasa Lainnya 2,42 2,55 2 2,50 2,54

Perkembangan PDRB (ADHB) (%) 10.76 11,00 10,21 11,19 Sumber : BPS Kab. Demak, 2017

Pertumbuhan PDRB (ADHB) Kabupaten Demak menunjukkan perkembangan yang baik, yaitu tahun 2013 tumbuh sebesar 10,76% dan tahun 2016 tumbuh sebesar 11,19%. Apabila melihat distribusi prosentase PDRB menurut Lapangan Usaha berdasar Harga Dasar Berlaku, terdapat tiga sektor ekonomi terbesar adalah (1) industri pengolahan (dengan sumbangan sebesar 29,63%, (2) sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (sumbangan sebesar 24,28%) dan (3) sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (sumbangan sebesar 15,65%).

Sedangkan data laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan lapangan usaha (ADH Konstan 2010) di Kabupaten Demak dalam kurun waktu tahun 2013 – 2016 menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, secara berturut-turut sebagai berikut :

Tabel 2.6

Laju Pertumbuhan PDRB (ADH Konstan 2010) Berdasarkan Lapangan Usaha Kab. Demak Tahun 2013 - 2016

No. Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016

a Pertanian Kehutanan, dan Perikanan 1,51 -3,31 5,98 -1,03

b Pertambangan dan Penggalian 1,92 3,62 2,17 3,32

c Industri Pengolahan 8,52 7,69 6,01 8,61

d Pengadaan Listrik dan Gas 9,53 5,93 6,37 5,92

e Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, 3,45 3,30 4,01 3,18

No. Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016 dan Daur Ulang

f Konstruksi 5,22 5,26 5,45 6,02

g Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 5,27 5,66 6,02 5,93

h Transportasi dan Pergudangan 7,22 7,74 7,81 5,57

i Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,36 5,77 4,40 4,53

j Informasi dan Komunikasi 10,22 10,99 9,42 9,30

k Jasa Keuangan dan Asuransi 4,03 6,29 5,98 8,11

l Real Estate 6,23 9,37 6,33 6,74

m,n Jasa Perusahaan 8,63 9,72 8,06 8,27

o Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 1,78 4,12 2,39 2,23

p Jasa Pendidikan 8,38 9,83 7,97 6,93

q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,15 11,23 7,33 7,29 r,s,t,

u Jasa Lainnya 9,31 8,19 4,08 6,75

Perkembangan PDRB (ADH Konstan 2010) 5.27 4.27 5,93 5,04 Sumber : BPS Kab. Demak, 2017

Berdasarkan data distribusi prosentase PDRB menurut lapangan usaha (ADH konstan tahun 2010), terdapat tiga lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan paling tinggi di tahun 2016, yaitu : (1) sektor informasi komunikasi (tumbuh sebesar 9,30%), (2) sektor industri pengolahan (sebesar 8,60%) dan (3) jasa perusahaan (tumbuh sebesar 8,27%)

Perkembangan tiga lapangan usaha tersebut menunjukkan bahwa penggerak perekonomian daerah Kabupaten Demak adalah sektor sekunder dan tersier.

Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan pada tahun 2015 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 5,96% akan tetapi pada tahun 2016 menjadi -1,03% dikarenakan faktor cuaca yang berpengaruh terhadap hasil panen.

d. K e s ej a ht e ra a n M a sy a ra k at

Gambaran kesejahteraan masyarakat dapat diketahui dari

besarnya nilai PDRB per kapita. Semakin besar nilai

PDRB per kapita maka secara relatif dapat menunjukkan

secara relatif kesejahteraan masyarakat di daerah

tersebut. Besarnya PDRB per kapita di Kabupaten Demak

dari tahun 2012 – 2016 dapat dikemukakan sebagai berikut :

10.000 12.000 14.000 16.000 18.000 20.000

2012 2013 2014 2015 2016

Sumber : BPS Kab. Demak, 2017

Grafik 2.4 PDRB Per Kapita Kab. Demak Tahun 2012 – 2016

Perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Demak menunjukkan peningkatan yang positif, yaitu pada tahun 2012 sebesar Rp. 13,125 juta, meningkat menjadi sebesar Rp. 18,445 juta pada tahun 2016 atau meningkat sebesar Rp 5,32 juta. Hal ini menunjukkan perkembangan yang cukup baik.

Namun jika dipersandingkan data 2011 dan 2015 (data 2016 Provinsi dan Pusat belum rilis) dengan rata-rata pendapatan per kapita Jawa Tengah dan rata-rata nasional adalah sebagai berikut :

Sumber : Prov. Jateng Dalam Angka, 2016

Grafik 2.5 Persandingan PDRB Per Kapita Kab. Demak, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2011 – 2015

13.125

14.409

15.712

17.287

18.445

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa besarnya PDRB Kabupaten Demak Tahun 2011 – 2015 masih lebih rendah daripada rata-rata Jawa Tengah dan rata-rata PDRB per kapita nasional. Perbedaan tersebut dapat dikemukakan (2015) PDRB per kapita Kabupaten Demak sebesar Rp. 17,287 juta dan rata-rata Jawa Tengah sebesar Rp. 30 juta serta rata-rata nasional sebesar Rp.

45,176 juta per tahun. Hal ini menunjukkan perkembangan perekonomian Kabupaten Demak perlu ditingkatkan dan mendapatkan perhatian dengan mendorong perkembangan sekor unggulan dan potensi daerah pada umumnya.

e. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Gambaran peningkatan kualitas sumberdaya manusia suatu daerah dapat diketahui dari besarnya nilai Indek Pembangunan Manusia (IPM). Capaian IPM diketahui dapat menggambarkan kondisi kesehatan (usia harapan hidup/tahun), tingkat pendidikan masyarakat (lama sekolah dan harapan lama sekolah) dan tingkat kesejahteraan (diketahui dari daya beli masyarakat). IPM dibangun melalui pendekatan tiga (3) dimensi dasar, dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat (kesehatan); lama sekolah dan harapan lama sekolah (pendidikan) dan kehidupan yang layak (ekonomi).

Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka umur harapan hidup (UHH), untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator (rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah) dan mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli (purchasing power parity). Besarnya IPM diketahui dari terendah 0 dan tertinggi 100.

Perkembangan IPM Kabupaten Demak Tahun 2014 –

2016 (berdasarkan metode baru/disesuaikan)

dikemukakan sebagai berikut :

Tabel 2.7

Perkembangan Nilai IPM Kabupaten Demak Tahun 2014 – 2016

No Indikator 2014 2015 2016

1 Angka harapan hidup (tahun) 75,18 75,21 75,27 2 Rata-rata lama sekolah (tahun) 7,44 7,45 7,46 3 Harapan lama sekolah (tahun) 11,84 12,43 12,44

4 Pengeluaran (Ribu Rp) 9.003,50 9.118 9.377

Nilai IPM 68,95 69,75 70,10

Sumber : BPS Kab. Demak, 2017

Berdasarkan data IPM Kabupaten Demak menunjukkan peningkatan dari sebesar 68,95 pada tahun 2014 menjadi sebesar 70,10 pada tahun 2016. Sedangkan kondisi IPM Kabupaten Demak dipersandingkan dengan rata-rata IPM Jawa Tengah (dengan metode baru) tahun 2011 – 2015 (data Provinsi 2016 belum rilis), dikemukakan sebagai berikut :

Tabel 2.8

Persandingan Nilai IPM Kabupaten Demak dan Jawa Tengah Tahun 2011 – 2015

No Tahun IPM Kab. Demak IPM Prov.

Jawa Tengah

1 2011 66,84 66,64

2 2012 67,55 67,21

3 2013 68,38 68,02

4 2014 68,95 68,78

5 2015 69,75 69,49

6 2016 70,10

Sumber : BPS Kab. Demak, 2017

Data IPM Kabupaten Demak tahun 2011 – 2015

dipersandingkan dengan rata-rata IPM Jawa Tengah

menunjukkan kondisi IPM Kabupaten Demak lebih tinggi

daripada rata-rata Jawa Tengah. Kondisi ini menggambarkan

bahwa perkembangan kualitas sumberdaya manusia baik

pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat di

Kabupaten Demak lebih tinggi daripada Jawa Tengah.

f. Indeks Pembangunan Gender (IPG)

Peningkatan kesejahteraan masyarakat sangat terkait erat dengan peningkatan kesetaraan gender, yaitu laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang pembangunan. Tingkat pencapaian kesetaraan dan keadilan gender diukur dengan indikator Indek Pembangunan Gender (IPG). Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan nilai IPM yang dipilah laki-laki dan perempuan, sehingga diketahui disparitas gender berdasarkan indikator kualitas kesehatan, pendidikan dan daya beli atau pengeluaran per kapita / tahun.

Besarnya nilai IPG terendah 0 sampai dengan tertinggi 100 dan untuk mengetahui kesenjangan gender dapat dibandingkan nilai IPG dengan nilai 100, semakin dekat nilai IPG di suatu daerah maka semakin baik nilai-nilai pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender.

Besarnya nilai IPG Kabupaten Demak (dengan motode baru) tahun 2014 – 2015 dapat dikemukakan sebagai berikut :

Tabel 2.9

Perkembangan Nilai IPG Kabupaten Demak Tahun 2014 – 2015

No Indikator 2014 2015

1 Angka harapan hidup (tahun)

 Laki-laki

 Perempuan

73,17

77,06 73,17 77,16 2 Rata-rata lama sekolah (th)

 Laki-laki

 Perempuan

8,21 6,18

8,23 6,27 3 Harapan lama sekolah (th)

 Laki-laki

 Perempuan

11,58

11,98 12,31 12,45 4 Pengeluaran (ribu Rp)

 Laki-laki

 Perempuan

13.109.257 7.890.838

13,166 7.938

5 Nilai IPG 89,28 89,16

Sumber : Kab. Demak Dalam Angka, 2016

Besarnya nilai IPG Kabupaten Demak cenderung

semakin meningkat dari tahun 2011 sebesar 88,49

meningkat menjadi sebesar 89,16 tahun 2015. Hal ini

menunjukkan peningkatan yang cukup baik, terutama

meningkatnya angka harapan hidup perempuan (kesehatan) dan meningkatnya pendidikan (harapan lama sekolah). Besarnya nilai IPG Kabupaten Demak dipersandingkan dengan Jawa Tengah dapat dikemukakan sebagai berikut :

Tabel 2.10

Persandingan Nilai IPG Kabupaten Demak dan Jawa Tengah Tahun 2011 – 2015

No Tahun IPG Kab. Demak IPG Prov.

Jawa Tengah

1 2011 88,49 90,92

2 2012 88,90 91,12

3 2013 88,98 91,50

4 2014 89,28 91,89

5 2015 89,16 92,21

Sumber : Kab. Demak Dalam Angka, 2016

Besarnya nilai IPG Kabupaten Demak menunjukan peningkatan dari tahun 2011 – 2015 (data Provinsi 2016 belum rilis), namun masih lebih rendah daripada rata-rata Jawa Tengah. Dengan demikian maka diketahui peningkatan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender di Kabupaten Demak perlu mendapatkan perhatian dalam pembangunan jangka menengah ke depan, agar dapat setara ataupun melebihi perkembangan di Jawa Tengah.

g. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Nilai Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan

ukuran yang bersifat makro untuk mengetahui capaian hasil

pemberdayaan perempuan, dengan tolok ukur meliputi : (1)

keterwakilan perempuan di parlemen (DPRD), (2) persentase

tenaga kerja perempuan yang bekerja dalam bidang teknis

dan manajemen (%) dan (3) sumbangan perempuan dalam

pendapatan kerja (%). Besarnya IDG di Kabupaten Demak

menggambarkan tentang keberhasilan pemberdayaan kaum

perempuan dalam berbagai bidang pembangunan.

Tabel 2.11

Perkembangan Nilai IDG Kabupaten Demak Tahun 2014 – 2015

No Indikator 2014 2015

1 Keterlibatan perempuan di

parlemen (%) 14 14

2 Perempuan yang bekerja sebagai tenaga manajer,

profesional dan teknisi (%) 38,85 48,07 3 Sumbangan ekonomi dari kaum

perempuan (%) 38,33 38,68

Nilai IDG 66,60 68,27

Sumber : BPS Kab. Demak, 2016

Perkembangan dan capaian pemberdayaan perempuan yang diukur dengan besarnya IDG Kabupaten Demak menunjukkan nilai yang menurun, yaitu dari tahun 2014 sebesar 66,60 menjadi sebesar 68,27 pada tahun 2015 atau naik sebesar 2,5. Kenaikan ini terjadi karena perempuan yang bekerja sebagai tenaga manajer, profesional dan teknisi dan. Jika perkembangan IDG di Kabupaten Demak dipersandingkan dengan Jawa Tengah dari tahun 2011 – 2015 (data Provinsi 2016 belum rilis), dapat dikemukakan sebagai berikut :

Tabel 2.11

Persandingan Nilai IDG Kabupaten Demak dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2015

No Tahun IDG Kab. Demak IDG Prov. Jawa Tengah

1 2011 70,84 68,99

2 2012 69,68 70,82

3 2013 69,33 71,22

4 2014 66,60 74,46

5 2015 68,27 74,80

Sumber : BPS Kab. Demak, 2016

Berdasarkan nilai tersebut maka besarnya nilai IDG

Kabupaten Demak masih berada di bawah rata-rata nilai IDG

Jawa Tengah, terutama tahun 2012 - 2014. Hal ini perlu

mendapatkan perhatian dalam pembangunan daerah,

dengan mengingat jumlah penduduk perempuan lebih tinggi

daripada laki-laki.

f . G a m b a r a n Kemiskinan dan Pengangguran

Pembangunan daerah dalam era otonomi pada hakekatnya adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama menanggulangi kemiskinan, penanggungan, peningkatan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.

Berbagai program penanggulangan kemiskinan telah dilaksnaakan baik bersifat nasional dan program dari Kabupaten Demak sendiri. Masalah kemiskinan terkait erat dengan pemenuhan kebutuhan pokok (pangan, sandang dan tempat tinggal yang layak serta akses memperoleh pelayanan dasar. Garis kemiskinan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menggambarkan tentang besarnya pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan makanan dan non makanan per kapita dalam waktu satu bulan yang dinyatakan dengan nilai Rupiah tertentu. BPS menetapkan indek garis kemiskinan (poverty line) setiap daerah setiap tahun untuk menentukan proposi jumlah penduduk miskin pada tahun tertentu.

Gambaran jumlah penduduk miskin perkembangan garis kemiskinan, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Demak dikemukakan sebagai berikut :

Tabel 2.12

Perkembangan Penduduk Miskin di Kabupaten Demak Tahun 2013 - 2016

No Kriteria 2013 2014 2015 2016

1 Garis Kemiskinan (Rp/Bln) 299.773 299.774 328.529 356,919 2 Jumlah Penduduk Miskin (ribu

jiwa)

172,5 161,9 160,89 158,8

3 Persentase Penduduk Miskin (%)

15,72 14,6 14,44 14,10

Sumberdata : BPS Kab. Demak, 2017

Perkembangan kemiskinan di Kabupaten

Demak selama kurun waktu 2013 – 2016 cenderung

mengalami penurunan. Penurunan tersebut

berturut-turut yaitu 15,72%; 14,6% d a n 1 4 , 4 % serta pada

tahun 2016 menurun menjadi sebesar 14,1%. Hal ini

menunjukkan penurunan kemiskinan yang cukup baik.

Persandingan jumlah penduduk miskin Kabupaten Demak dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional tahun 2011 – 2015 (data Provinsi dan Pusat 2016 belum rilis), adalah sebagai berikut :

Sumber : BPS Prov. Jateng 2016

Grafik 2.7 Persandingan Kemiskinan Kab. Demak dengan Jawa Tengah dan Nasional

Berdasarkan data persandingan tersebut diketahui angka kemiskinan di Kabupaten Demak tahun 2016 yaitu (14,1%) masih lebih tinggi dibanding rata-rata Jawa Tengah (13,27%) dan nasional (sebesar 11,13%) untuk tahun 2015.

Permasalahan kemiskinan erat kaitannya dengan jumlah pengangguran yang terdapat di suatu daerah.

Jumlah penduduk Kabupaten Demak berusia 15 tahun

ke atas pada tahun 2016 sebanyak 811.254 jiwa

(72,56%) yang termasuk angkatan kerja adalah 552.014

orang (67,27%) dan bukan angkatan kerja sebanyak

276.953 orang (34,13%). Kondisi ketenagakerjaan di

Kabupaten Demak Tahun 2012 – 2016 dapat

dikemukakan sebagai berikut :

Tabel 2.12

Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupaten Demak Tahun 2012- 2016 (%)

No Kriteria 2012 2013 2014 2015 2016

1 Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) 70,13 68,11 67,86 68,84 72,83 2 Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) 8,40 7,08 5,17 6,02 5,45

Sumberdata : BPS Kab. Demak, 2017

Penurunan jumlah pengangguran tersebut cukup baik terkait dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Lapangan pekerjaan utama di Kabupaten Demak (2016) dapat dikemukakan terbesar yang menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian (dalam arti luas) sebesar 26,5%

terutama di perdesaan; kedua adalah sektor perdagangan (besar dan eceran) sebesar 23,03% dan sektor industri 19,01 % sektor jasa-jasa sebesar 10,8%. Sedangkan pekerjaan lain-lain sebanyak 20,66% termasuk mereka yang bekerja di sektor informal yang memerlukan fasilitasi dan jaminan keberlanjutan usaha.

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program RKPD Kabupaten Demak Tahun 2016 dan Realisasi RPJMD Kabupaten Demak 2011- 2016

2.2.1.Urusan Wajib

1) Urusan Pendidikan

Keberhasilan pembangunan suatu wilayah ditentukan oleh

sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan

salah satu cara meningkatkan kualitas SDM tersebut. Angka

partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap lembaga

pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Berdasarkan data

capaian kinerja, terlihat Angka Partisipasi Sekolah

P e n d i d i k a n D a s a r Kabupaten Demak Tahun

Pelajaran 2015/2016 cukup tinggi dan sudah mengalami

kenaikan dari tahun sebelumnya. Angka Partisipasi Sekolah

SD di Kabupaten Demak sudah di atas Standar Pelayanan

Minimal (SPM) yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah yaitu APM SD/MI sebesar 96,1%. Pada pendidikan menengah semua indikator kinerja sudah mencapai target yang dicanangkan. Capaian kinerja pelayanan umum urusan pendidikan di Kabupaten Demak Tahun 2015 - 2016 dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 2.13

Capaian Kinerja Urusan Pendidikan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

Tahun

1.1. Angka rata-rata lama sekolah

7,9 7,59 96,08 7,95 7,65 96,23 ☻

1.2. Angka partisipasi kasar Dindikpora ☻

1.2.1. - APK SD/MI Dindikpora 100,16 106,37 106,20 100,17 107,69 107,51 ☻ 1.2.2. - APK SMP/MTS Dindikpora 79,88 98,76 123,63 79,88 100,81 126,19 ☻ 1.2.3. - APK SMA/MA/SMK Dindikpora 55,75 71,14 127,60 60,75 97,8 161,14 ☻

Angka pendidikan yang ditamatkan

Dindikpora 95,53 97,75 102,32 95,65 97,76 102,21 1.3. Angka Partisipasi Murni

1.3.1. - APM SD/MI/Paket A Dindikpora 84,19 85,42 101,46 84,2 92,4957 109,85 ☻ 1.5.

Pendidikan menengah:

Dindikpora

1.5.1. Angka partisipasi sekolah Dindikpora 35,21 35,15 99,83 35,23 102,13 289,89 ☻ 1.5.2.

Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah

Dindikpora 0,02 0,02 100,00 0,02 0,02 100,00 ☻

1.5.3. Penduduk yang berusia

>15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara) (%)

Dindikpora 100 95,98 95,98 100 100 100 ☻

1.6.

Fasilitas Pendidikan:

1.6.1. Ruang kelas kondisi baik (%):

Dindikpora 60,25 65,52 108,75 75,25 75,3 100,7 ☻ 1.6.2. Pendidikan Anak Usia Dini

(Formal) (%)

Dindikpora 40,1 40,52 101,05 34,5 89,8 260,29 ☻ 1.7.

Angka Putus Sekolah:

1.7.1. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI

Dindikpora 0,7 0,08 114,29 0,7 0,1 142,86 ☻ 1.7.2.

Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs

Dindikpora 0,6 0,05 8,33 0,6 0,42 70 ▼

1.7.3. Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA

Dindikpora 0,58 0,07 12,07 0,68 0,05 136 ☻

1.8.

AngkaKelulusan:

1.8.1. Angka Kelulusan (AL) SD/MI

Dindikpora 99,55 100 100,45 99,55 100 100,45 ☻ 1.8.2. Angka Kelulusan (AL)

SMP/MTs

Dindikpora 99,86 99,98 100,12 99,86 100 100,14 ☻ 1.8.3. Angka Kelulusan (AL)

SMA/SMK/MA

Dindikpora 98,63 99,98 101,37 98,63 100 101,39 ☻

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

Tahun

2015 2016 KET

Target Realisas

i % Target Realisas

i %

1. Pendidikan

1.8.4.

Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs

Dindikpora 99% 99,99 10100,0 0

100 96,97 96,97 ☻ 1.8.5.

Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA

Dindikpora 74,86 85,51 114,23 75 85,74 114,32 ☻

1.8.6. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV

Dindikpora 85% 95,00% 111,76 95 94,24 99,21 ☻

Sumber :Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017

Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

2) Kesehatan

Masyarakat yang sehat merupakan suatu hal yang ingin diwujudkan dalam penyelenggaraan pembangunan dalam bidang kesehatan, yaitu kondisi dimana individu, keluarga, masyarakat Kabupaten Demak tidak mengalami gangguan penyakit yang mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari- hari baik secara jasmani, rohani dan sosial.

Selain memiliki masyarakat yang sehat, diharapkan masyarakat Kabupaten Demak juga mandiri dalam arti individu, keluarga, dan masyarakat Kabupaten Demak mampu untuk mencukupi kebutuhan dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat baik dalam pembiayaan kesehatan maupun pemanfaatan fasilitas kesehatan. Dalam mencapai tujuan tersebut adapun capaian kinerja pelayanan umum urusan kesehatan sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.14

Capaian Kinerja Urusan Kesehatan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi %

2. Kesehatan

2.1. Angka kelangsungan hidup bayi

DINKES 0,99 0,9953 101,01 0,99 0,9938 100,38 ☻ 2.2. Angka usia harapan

hidup

DINKES 72,4 75,21 106,78 72,4 75,21 106,78 ☻

2.3. Persentase balita gizi buruk

DINKES < 1 % 1,38 % 72,46 < 1 % 0,91 % 100 ☻ 2.4. Rasio posyandu per

satuan balita

DINKES 13,27 1,26 9,495102 13,27 1,29 9,721176 ▼ 2.5. Rasio puskesmas,

poliklinik, pustu per satuan penduduk

DINKES 0,000228345 6,710 2938536 0,0002268 6,710 2958554 ☻

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi %

2.6. Rasio rumah sakit per satuan penduduk

0,0000036 0,250000 6944444 0,250000 0,25684 102,736 ☻ 2.7. Rasio dokter per

satuan penduduk

DINKES 0,0003362 11,470 3411660 0,0003362 11,47 3411660 ☻ 2.8. Rasio tenaga

paramedic per satuan penduduk

DINKES 0,0007068 58,55 8283814 0,0007068 58,66 8299377 ☻

2.9. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (%)

DINKES 94,98 100 105,2853 100 100 100 ☻

2.10. Cakupan pertolongan persalinan oleh

2.12. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan

DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻

2.13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA

DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻

2.14. Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD

78 100 128,2051 100 100 100 ☻

2.15. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻

2.16. Cakupan kunjungan bayi

100 86,52% 0,8652 99,8 98,41 98,60721 ☻

2.17. Cakupan puskesmas DINKES 99,6 100 100,4016 100 100 100 ☻

2.18 Cakupan pembantu puskesmas

DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻

2.19. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 (%)

DINKES 99 82,67 83,50505 93 97,26 104,5806 ☻

2.20. Cakupan peleyanan nifas (%)

DINKES 100 84,02 84,02 100 99,94 99,94 ☻

2.21. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani (%)

DINKES 98,99 100 101,0203 100 88,11 88,11 ☻

2.22. Cakupan pelayanan anak balita (%)

DINKES 90 78 86,66667 90 100 111,1111 ☻

2.23. Cakupan pemberian makanan

pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin (%)

DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻

2.24. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat (%)

DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻

2.25. Cakupan peserta KB aktif (%)

DINKES 80 70 87,5 70 84,07 120,1 ☻

2.26. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit (%)

DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻

2.27. Cakupan yankesdas masyarakat miskin

DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi %

(%) 2.28. Cakupan

Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan

penyelidikan epidemiologi < 24 jam (%)

DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻

2.29. Cakupan desa siaga aktif (%)

DINKES 100 100 100 70 100 142,8571 ☻

2.31. Cakupan penderita HIV/AIDS yang ditangani (%)

DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻

2.32. Penderita DBD yang ditangani (%)

DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻

2.33. Kasus malaria yang ditemukan dan diobati sesuai prosedur (%)

DINKES 100 100 100 100 100 100 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017

Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

3) Pekerjaan Umum

Urusan sarana-prasarana (infrastruktur/pekerjaan umum) memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung aktivitas ekonomi, sosial, budaya, serta dalam memfasilitasi interaksi dan komunikasi antar kelompok masyarakat.

Peningkatan kualitas infrastruktur, terutama jalan, jembatan, irigasi dan pasar memiliki fungsi sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi daerah yang memungkinkan orang, barang dan jasa bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, serta mendorong produksi dan distribusi komoditi ekonomi, sehingga sangat mendukung daya saing ekonomi daerah. Selain itu penyediaan air bersih dan pembangunan sanitasi yang memadai sangat diperlukan mengingat wilayah Kabupaten Demak masih sangat potensial rawan kekeringan.

Capaian kinerja urusan pekerjaan umum di Kabupaten

Demak Tahun 2015 - 2016 dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 2.15

Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi %

3. Pekerjaan Umum

3.1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

DPUPPE 88,33 90,54 102,50 95,33 94,69 99,33 ☻

3.2. Rasio Jaringan Irigasi DPUPPE 0,602 0,648 107,64 0,6063 0,648 106,88 ☻ 3.3. Rasio tempat ibadah

per satuan penduduk

Setda - Bag. Kesra

0,00481 0,00481 100,00 0,00486 0,00452 93 ☻ 3.4 Drainase dalam

kondisi baik/

pembuangan aliran air tidak tersumbat (%)

DPUPPE 49,92 52,26 104,69 51,85 52,26 100,79 ☻

3.5 Jml pembangunan infrastruktur kelurahan (paket)

Kelurahan 6 6 100,00 6 6 100,00 ☻

3.6 Jml pembangunan infrastruktur antar desa (paket)

Kecamatan 14 14 100,00 14 14 100,00 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017

Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

4) Perumahan

Pembangunan urusan perumahan rakyat diarahkan agar masyarakat dapat menempati rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas umum.

Untuk itu pemerintah daerah memberikan prioritas kepada

program bedah rumah bagi kelompok masyarakat miskin

serta program air bersih dan sanitasi yang memadai untuk

masyarakat. Capaian kinerja urusan perumahan di

Kabupaten Demak Tahun 2015 - 2016 dapat dilihat dari tabel

berikut:

Tabel 2.16

Capaian Kinerja Urusan Perumahan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi %

4. Perumahan

4.1. Rumah tangga pengguna air bersih (%)

DPUPPE 20,4 65,68 321,96 21,66 69,45 320,64 ☻

4.2. Rumah tangga pengguna listrik (%)

DPUPPE 51,5 51,5 100,00 53,56 53,56 100,00 ☻ 4.3. Rumah tangga

ber-Sanitasi (%)

DPUPPE 27,42 65,68 239,53 28,52 75,42 264,45 ☻ 4.4. Lingkungan

pemukiman kumuh (%)

DPUPPE 2,19 7,45 340,18 2,09 4,1 196,17 ☻

4.5. Rumah layak huni (%) DPUPPE 42,35 89,6 211,57 44,04 92,32 209,63 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

5) Penataan Ruang

Rencana Tata Ruang merupakan landasan atau acuan kebijakan bagi pembangunan lintas sektor maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat sinergis dan berkelanjutan.

Program Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan ini

bertujuan: menyerasikan peraturan penataan ruang dengan

peraturan lain yang terkait, harmonisasi pembangunan

penataan ruang antar wilayah, mengendalikan pemanfaatan

ruang yang efektif dengan menerapkan prinsip pembangunan

berkelanjutan dan keseimbangan antar fungsi, meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan

ruang, mewujudkan sistem kelembagaan penataan ruang

yang dapat meningkatkan koordinasi dan konsultasi antar

pihak, meningkatkan kepastian hukum hak atas tanah

kepada masyarakat melalui pengakuan hukum pertanahan

yang adil dan transparan secara konsisten, melanjutkan

penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan

pemanfaatan tanah secara berkelanjutan sesuai dengan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan dengan

memperhatikan kepentingan rakyat. Capaian kinerja urusan penataan ruang sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.17

Capaian Kinerja Urusan Penataan Ruang di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi %

5. Penataan Ruang

5.1. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB

DPUPPE 0,0224 0,0194 86,61 0,0233 0,11075 475,32 ☻

5.2. Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan

DPUPPE 0,922 6,954 754,25 1,054 9,350 887,08 ☻

5.3. Ruang publik yang berubah

peruntukannya (%)

DPUPPE - -

5,4 Tingkat ketersediaan dokumen rencana tata ruang (%)

Bappeda 78,26 78,26 100,00 91,3 91,3 100,00 ☻

5,5 Tingkat ketersediaan dokumen

pengendalian tata ruang (%)

Bappeda 100 100 100,00 100 100 100,00 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

6) Perencanaan Pembangunan

Perencanaan Pembangunan ini bertujuan untuk

mengembangan pola perencanaan pembangunan daerah yang

mampu menjawab prioritas daerah, mengantisipasi

perubahan yang ada dengan melibatkan para pemangku

kepentingan (stakeholders) melalui mekanisme Musrenbang

sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan,

utamanya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional berikut

peraturan turunannya. Capaian kinerja urusan perencanaan

pembangunan sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.18

Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 6. Perencanaan

Pembangunan

6.1. Tersedianya dokumen

perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA

Bappeda Ada Ada 100 Ada Ada 100 ☻

6.2. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA

Bappeda Ada Ada 100 Ada Ada

100

6.3. Tersedianya Dokumen

Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA

Bappeda Ada Ada 100 Ada Ada 100 ☻

6.4. Tingkat ketersediaan dokumen kerjasama pembangunan daerah (%)

Bappeda 78,57 78,57 100,00 100 100 100 ☻

6.5. Tingkat ketersediaan dokumen rencana pembangunan perkotaan (%)

Bappeda 81,25 81,25 100,00 100 100 100,00 ☻

6.6. Tingkat ketersediaan dokumen rencana pembangunan prasarana wilayah &

SDA (%)

Bappeda 85,71 85,71 100,00 100 100 100,00 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

7) Perhubungan

Pembangunan di bidang perhubungan diarahkan pada

upaya untuk menjamin peningkatan penyediaan aksesibilitas

transportasi angkutan jalan, terutama terkait dengan jaringan

pelayanan, jaringan prasarana, keselamatan, dan sumber

daya manusia. Pembangunan sarana dan prasarana

transportasi diprioritaskan dalam rangka menopang peran

perkotaan sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, serta

meningkatkan kualitas dan kapasitas pelayanan transportasi

untuk mendukung kelancaran distribusi barang dan jasa, terutama mendukung pengembangan sektor unggulan daerah, yaitu sentra-sentra produksi pertanian, sentra-sentra produksi perikanan, sentra-sentra industri dan UMKM, serta daerah wisata.

Tabel 2.19

Capaian Kinerja Urusan Perhubugan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO

BIDANG URUSAN/INDIKA

TOR

OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 7.

Perhubungan

7.1.

Jumlah arus penumpang angkutan umum

Dishubkominfo 5.235.951 2.458.150 46,95 5.256.895 1.208.675 22,99 ▼

7.2.

Rasio ijin trayek Dishubkominfo 0,00038 0,00038 100,00 0,00038 0,00035 92,11 ☻ 7.3.

Jumlah uji kir angkutan umum

Dishubkominfo 7.601 10,2 0,13 7.898 7.898 100,00 ☻ 7.4.

Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Term inal Bis

Dishubkominfo 3 3 100,00 3 3 100,00 ☻

7.5.

Angkutan darat (%)

Dishubkominfo 0,15 0,13 86,67 0,15 0,1 66,67 ▼

7.6.

Kepemilikan KIR angkutan umum (%)

Dishubkominfo 4,17 3,62 86,81 5,27 5,27 100,00 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

8) Lingkungan Hidup

Pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah

Daerah Kabupaten Demak harus memperhatikan aspek

keberlanjutan (sustainability). Di antara faktor penting bagi

adanya keberlanjutan adalah berkaitan dengan lingkungan

hidup. Di Kabupaten Demak masalah lingkungan hidup

menjadi isu yang sangat penting karena berkaitan langsung

dengan aktivitas ekonomi masyarakat yang sebagian besar

memanfaatkan sumber-sumber alam yang ada. Sektor yang

berkaitan dengan pertanian, seperti perkebunan,

pertambangan, dan perikanan, misalnya, jelas sangat

tergantung padamasalah lingkungan. Ketika kualitas

lingkungan mengalami penurunan, kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam itu juga akan mengalami penurunan.

Lingkungan juga terkait dengan kepentingan ekologi, seperti ketersediaan air, kelestarian keanekaragaman hayati dan mempengaruhi perubahan cuaca. Dengan demikian, pemanfaatan sumber daya alam itu tidak hanya untuk kepentingan sesaat dan jangka pendek, melainkan untuk kelangsunganalam itu sendiri dan kelangsungan pemanfaatannya oleh gerenasi berikutnya.

Dalam rangka penanganan pelestarian lingkungan dan upaya rencana pengelolaan Lingkungan Hidup disesuaikan dengan jenis kebijakan yang harus ditempuh. Program dan kegiatan pada Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Demak dalam usaha melestarikan Lingkungan sebagai perwujudan pelayanan kepada masyarakat menunjukkan hasil - hasil yang dicapai, realisasi fisik tahun anggaran 2016 sebesar 100%. Hanya saja dalam bidang penanganan sampah masih menunjukkan capaian yang rendah di tahun 2016 yaitu sebesar 6,34%. Adapun capaian kinerja urusan lingkungan hidup sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.20

Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016

Target Realisasi % Target Realisasi % KET

8. Lingkungan Hidup

8.1. Persentase

penanganan sampah (%)

DPUPPE 72,43 4,6 6,35 72,56 4,6 6,34 ▼

8.2. Pencemaran status mutu air (%)

KLH 20 93,75 468,75 20 20 100,00 ☻

8.3. Cakupan

penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air (%)

KLH 21,83 21,83 100,00 22,62 22,62 100,00 ☻

8.4. Cakupan pengawasan terhadap

pelaksanaan amdal.

(%)

KLH 20 8,9 44,50 20 20 100,00 ☻

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016

Target Realisasi % Target Realisasi % KET

8. Lingkungan Hidup

8.5. Penegakan hukum lingkungan (%)

KLH 20 16 80,00 20 20 100,00 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

9) Pertanahan

Tanah merupakan sumber daya yang penting dan strategis karena menyangkut hajat hidup seluruh masyarakat Indonesia yang sangat mendasar. Pengelolaan pertanahan yang adil dan memperhatikan kearifan lokal diperlukan untuk mendukung keseluruhan elemen pelaksanaan pembangunan wilayah yang berkelanjutan. Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Pembangunan di bidang pertanahan dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap peraturan pertanahan, meningkatkan bidang-bidang tanah yang didaftarkan/ disertifikatkan, mewujudkan pengembangan cakupan dan penerapan penatagunaan pertanahan yang mendasarkan pada RTRW dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan lahan, meningkatkan kualitas dan kuantitas tertib administrasi pertanahan yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelayanan publik dalam rangka mengendalikan pemanfaatan lahan secara merata dan berkeadilan, mengendalikan konversi lahan pertanian ke non pertanian. Capaian kinerja urusan pertanahan sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.21

Capaian Kinerja Urusan Pertanahan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD TAHUN

2015 2016

Target Realisasi % Target Realisasi % KET

9. Pertanahan

9.1. Persentase luas lahan bersertifikat (%)

Setda - Pemum

- -

9.2. Penyelesaian kasus tanah Negara (%)

Setda - Pemum

100 100 100,00 100 100 100,00 ☻ 9.3. Penyelesaian izin

lokasi (%)

BPPTPM 98,25 0,00 98,5 98,5 100,00 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

.

10) Kependudukan dan Catatan Sipil

Pembangunan di bidang kependudukan dan catatan sipil dilaksanakan dalam rangka meningkatnya keterpaduan dan sinkronisasi kebijakan penyelenggaraan adminitrasi kependudukan dan catatan sipil, serta mewujudkan pengelolaan Sistem Informasi Adminitrasi Kependudukan (SIAK) / e-KTP.

Tahun 2016 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melaksanakan 5 program 27 kegiatan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.666.310.000,- dapat terealisasi sebesar Rp.2.662.577,- atau 99,86%. Adapun capaian kinerja urusan kependudukan dan catatan sipil sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.22

Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 10. Kependudukan dan

Catatan Sipil

10.1. Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk

Dindukcapil 0,994 0,88 88,53 0,993 0,97 97,68 ☻

10.2. Rasio bayi berakte kelahiran

Dindukcapil 1,405 0,87 61,92 1.424 0,89 62,50 ▼ 10.3. Rasio pasangan

berakte nikah

Dindukcapil 0,617 1 162,07 0,619 1 161,55 ☻ 10.4. Kepemilikan KTP (%) Dindukcapil 99,98 87,80 87,82 99,99 96,82 96,83 ☻ 10.5. Kepemilikan akta

kelahiran per 1000 penduduk (%)

Dindukcapil 62,55 86,71 138,63 62,56 89,50 143,06 ☻

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 10. Kependudukan dan

Catatan Sipil

10.6. Ketersediaan database

kependudukan skala kabupaten

Dindukcapil Ada Ada 100 Ada Ada 100 ☻

10.7. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK

Dindukcapil Ada Ada 100 Ada Ada 100 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

11) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Pembangunan di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak diarahkan pada upaya agar perempuan dan anak korban kekerasan mendapatkan layanan minimal yang dibutuhkan, yang meliputi; penanganan pengaduan/ laporan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak, pelayanan kesehatan bagi perempuan dan anak korban kekerasan, rehabilitasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan, penegakan dan bantuan hukum bagi perempuan dan anak korban kekerasan, pemulangan dan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan.

Disamping itu juga diarahkan pada upaya peningkatan pelayanan terhadap saksi dan/atau korban tindak pidana perdagangan orang dan penghapusan ekploitasi seksual pada anak dan remaja.

Capaian kinerja urusan pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.23

Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 11. Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak

11.1. Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah (%)

KP2PA 2,4 2,4 100,00 2,5 1,9 76,00 ▼

11.2. Partisipasi perempuan di lembaga swasta (%)

KP2PA 60 58,7 97,83 61 70,6 115,74 ☻

11.3. Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur (%)

KP2PA, Dinsosnaker trans

6,00 1,6 375,00 5,5 1,66 331,33 ☻

11.4. Partisipasi angkatan kerja perempuan (%)

KP2PA 59 93,8 158,98 60 93,7 156,17 ☻

11.5 Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun (%)

KP2PA 100,2 100 99,80 100 100 100 ☻

11.6 Rasio kekerasan terhadap anak (%)

KP2PA 0,006 0,01 166,67 0,005 0,018 27,78 ▼ Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017

Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

12) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Pembangunan di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera dilaksanakan melalui pengendalian kuantitas penduduk, terutama berfokus pada revitalisasi program KB melalui: (a) pengembangan dan sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk yang responsif gender; (b) pembinaan dan peningkatan kemandirian keluarga berencana; (c) promosi dan penggerakan masyarakat; (d) peningkatan dan pemanfaatan sistem informasi manajemen (SIM) berbasis teknologi informasi; (e) pelatihan dan pengembangan program kependudukan dan KB; dan (f ) peningkatan kualitas manajemen program.

Capaian kinerja urusan keluarga berencana dan

keluarga sejahtera sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.24

Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera diKabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 12. Keluarga Berencana

dan Keluarga Sejahtera

12.1. Cakupan peserta KB aktif (%)

Bapermas KB 75,53 75,64 100,15 75,68 80,38 103,94 ☻ 12.2. Keluarga Pra

Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (%)

Bapermas KB 57,86 59,22 102,35 57,24 57,24 100,00 ☻

12.3. Rata-rata jumlah anak per keluarga

Bapermas KB 2,11 2,20 104,27 2,1 2,1 100,00 ☻ 12.4. Rasio akseptor KB

(%)

Bapermas KB 75,53 75,64 100,15 75,68 78,66 103,94 ☻ 12.5. Persentase Pasangan

Usia Subur (PUS) Keluarga Miskin dan Rentan (%)

Bapermas KB 75,24 75,28 100,05 75,35 75,29 99,92 ☻

12.6. Menurunnya TFR Bapermas KB 2,11 2,12 100,47 2,1 2,1 100,00 ☻ 12.7. Meningkatnya

partisipasi peserta KB mandiri terhadap peserta aktif (%)

Bapermas KB 45,57 58,2 127,72 45,62 47,28 103,64 ☻

12.8. Meningkatnya peserta KB Pria (%)

Bapermas KB 1,94 2 100,52 1,98 2,63 132,83 ☻ 12.9. Menurunnya

persentase Unmeetneed (%)

Bapermas KB 9,53 9,32 97,80 9,32 8,05 86,37 ☻

12.10. Terbentuknya PIK - KRR

Bapermas KB 24 24 100,00 24 26 108,33 ☻

12.11. Cakupan Catur Bina (%):

- BKB Bapermas KB 58,26 56,36 96,74 58,94 60,11 101,99 ☻

- BKR Bapermas KB 24,01 42,57 177,30 24,46 24,87 101,68 ☻

- BKL Bapermas KB 24,01 31,6 131,61 24,46 24,83 101,51 ☻

- BLK Bapermas KB 15,26 9,87 64,68 16,87 16,9 100,18 ☻

12.12. Drop Out Keluarga Berencana (DO KB) -

%

Bapermas KB 11,42 13,72 120,14 9,96 9,9 99,00 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

13) Sosial

Pembangunan di bidang sosial diarahkan pada upaya menjamin akses penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) untuk mendapatkan pelayanan dasar bidang sosial antara lain berupa: pemberian bantuan sosial bagi PMKS, pelaksanaan kegiatan pemberdayaan sosial, penyediaan sarana prasarana panti sosial, penyediaan sarana prasarana pelayanan luar panti, bantuan sosial bagi korban bencana, pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial, dan penyelenggaraan jaminan sosial.

Capaian kinerja urusan sosial sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.25

Capaian Kinerja Urusan Sosial di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi %

13. Sosial

13.1. Penanganan

penyandang masalah kesejahteraan sosial (%)

Dinsosnakertrans 9,96% 18,53% 186,01 10,24% 28,96% 282,81 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

14) Ketenagakerjaan

Pembangunan di bidang ketenagakerjaan diarahkan

pada upaya peningkatan pelayanan pelatihan kerja,

pelayanan penempatan tenaga kerja, pelayanan penyelesaian

perselisihan hubungan industrial, pelayanan kepesertaan

jamsostek, pelayanan pengawasan ketenagakerjaan. Capaian

kinerja urusan ketenagakerjaan sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.26

Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi %

14. Sosial

14.1. Angka partisipasi angkatan kerja (%) Dinsosnaker trans 73,28 66,43 90,65 74,04 73,65 99,48 ☻

14.2. Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun (%)

Dinsosnaker trans 0,64 0,50 78,33 0,43 1,76 414,10 ☻

14.3. Tingkat partisipasi angkatan kerja (%) Dinsosnaker trans 72,69% 67,86% 93,35 73,72% 72,83% 98,80 ☻ 14.4. Pencari kerja yang ditempatkan (%) Dinsosnaker trans 38,92% 42,70% 109,71 39,98% 32,53% 81,37 ☻

14.5. Tingkat pengangguran terbuka (%) Dinsosnaker trans 5,26% 5,17% 98,33 5,19% 5,45% 105,09 ☻

14.1. Keselamatan dan perlindungan (%) Dinsosnaker trans 45,11% 44,54% 98,75 45,74% 44,27% 96,78 ☻

14.2. Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah (%)

Dinsosnaker trans 66,67% 20,00% 30,00 50,00% 25,00% 50,00 ▼

14.3. Besaran tenaga kerja yang mendapat pelatihan berbasis kompetensi/

masyarakat

Dinsosnaker trans 85,75% 71,35% 83,21 85,99% 82,02% 95,38 ☻

14.4. Besaran pekerja/buruh yang menjadi program Jamsostek

Dinsosnaker trans 51,19% 89,14% 174,14 53,75% 64,23% 119,51 ☻

14.5. Pengawasan Ketenagakerjaan Besaran pemeriksaan Perusahaan

Dinsosnaker trans 29,79% 26,73% 89,72 32,98% 31,72% 96,18 ☻

14.6. Upah Minimum Kabupaten / UMK (Rp ribu)

Dinsosnaker trans 1.020.383,14 1.280.000,00 125 1.075.426,80 1.535.000,00 143 ☻ 14.7. Kebutuhan Hidup Layak / KHL (Rp ribu) Dinsosnaker trans 1.075.426,80 1.463.358,00 136 1.130.470,47 1.679.693,00 149 ☻

14.8. Rasio pencapaian KHL (%) Dinsosnaker trans 100,00% 100,10% 100,10 100,00% 104,90% 104,90 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

15) Koperasi dan UKM

Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian integral dari pembangunan daerah dan pembangunan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pembangunan di bidang ekonomi secara eksplisit UUD 1945 menekankan implementasi azas kekeluargaan (pasal 33 ayat 1) dan penyelenggaraan perekonomian nasional yang berdasar demokrasi ekonomi (pasal 33 ayat 4).

Selaras dengan itu, kebijakan yang berpihak (affirmative policy) terhadap Koperasi dan UMKM, telah menjadi harapan yang berkembang luas di tengah tumbuhnya kesadaran dan perhatian masyarakat terhadap nasib ekonomi rakyat. Oleh karena itu, selain pertumbuhan dan stabilitas ekonomi, aspek penting yang menjadi agenda besar dalam proses pembangunan ekonomi di Kabupaten Demak adalah kemandirian ekonomi dan pemerataan pembangunan yang berkeadilan.

Dalam hal ini pemberdayaan Koperasi dan UMKM berkaitan langsung dengan kehidupan dan diarahkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat (pro poor). Selain itu, potensi dan peran strategisnya telah terbukti menjadi penopang kekuatan dan pertumbuhan ekonomi daerah (pro growth), terutama pada masa-masa terjadinya goncangan ekonomi regional, nasional dan global koperasi dan UMKM telah terbukti memperlihatkan immunitasnya.

Pendekatan pembangunan di Kabupaten Demak yang menempatkan industri, koperasi dan UMKM sebagai salah satu sektor unggulan daerah mempertegas penataan struktur pelaku ekonomi daerah lebih padu dan seimbang, baik dalam skala usaha, strata dan sektoral, sehingga berkembang struktur pelaku ekonomi daerah yang kokoh dan mandiri.

Dengan memperhatikan peran dan potensinya dalam

terbukti merupakan pelaku usaha yang mandiri, kukuh dan fleksibel, dalam kondisi normal maupun krisis sekalipun.

Bahkan tidak dapat disangkal bahwa Koperasi dan UMKM merupakan pelopor (leader) tumbuhnya ekonomi kerakyatan.

Keberadaan Koperasi dan UMKM yang dominan sebagai pelaku ekonomi daerah juga merupakan subyek vital dalam pembangunan, khususnya dalam rangka perluasan kesempatan berusaha bagi wirausaha baru dan penyerapan tenaga kerja serta menekan angka pengangguran (pro job).

Capaian kinerja urusan koperasi dan UKM sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.27

Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan UKM di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi %

15. Koperasi dan UKM

15.1. Persentase Koperasi Aktif (%)

Disperindagkop UMKM

72,00 79,08 109,83 74 79,55 107,50 ☻ 15.2. Usaha Mikro dan

Kecil (%)

Disperindagkop UMKM

318,00 303,49 95,44 319 319 100 ☻ Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017

Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

16) Penanaman Modal

Pembangunan di bidang penanaman modal diarahkan pada upaya untuk peningkatan pelayanan terkait dengan kebijakan penanaman modal, kerjasama penanaman modal, promosi penanaman modal, pelayanan penanaman modal, pengendalian pelaksanaan penanaman modal, pengelolaan data dan sistem informasi penanaman modal dan penyebarluasan, pendidikan dan pelatihan penanaman modal kepada masyarakat dan dunia usaha.

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman

Modal Kabupaten Demak secara terus menerus berupaya

meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, BPPTPM

Kabupaten Demak pada bulan April dan bulan Juli 2014

telah melaksanakan surveilance audit internal dan di bulan

September 2014 telah memperoleh Surat Keterangan perpanjangan berkala tahunan sertifikat sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 pada tanggal 23 November 2014 dan dinyatakan lulus Sertifikat tersebut menunjukkan adanya pengakuan penerapan pelayanan perizinan di BPPTPM Kabupaten Demak telah memenuhi standar internasional.

Sertifikat ISO 9001:2008 dikeluarkan Worldwide Quality Assurance Limited-United Kingdom (WQA- UK). Adapun capaian kinerja urusan penanaman modal sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.28

Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi %

16. Koperasi dan UKM

16.1. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)

BPPTPM 50 3 6,00 55 28 50,91 ▼

16.2. Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) (Rp 000.000)

BPPTPM 1.048.581 0,00 1.183.862 1.697.972,8 143,43 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

17) Kebudayaan

Pembangunan di bidang kebudayaan diarahkan pada

upaya perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan seni

budaya berupa kajian seni budaya, fasilitasi seni budaya,

gelar seni seni budaya dan misi kebudayaan. Di samping itu

pembangunan kebudayaan juga diarahkan pada upaya

peningkatan sarana dan prasarana seni budaya yang

mencakup aspek sumber daya manusia, tempat, dan

organisasi. Capaian kinerja urusan kebudayaan sebagaimana

tabel berikut:

Tabel 2.29

Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi %

17. Kebudayaan

17.1. Penyelenggaraan festival seni dan budaya

Disparbud 8 0,00 8 14 175 ☻

17.2. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan (%)

Disparbud 100 100 100,00 100 100 100,00 ☻

Jumlah grup kesenian

Dinparbud 0,0178 0,0134 75,28 ▼

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

18) Kepemudaan dan Olahraga

Pembangunan di bidang kepemudaan diarahkan untuk meningkatkan partisipasi generasi muda dalam pembangunan daerah, meningkatkan rasa kebangsaan generasi muda, meningkatkan daya tangkal pemuda terhadap pengaruh destruktif, meningkatkan kapasitas dan kualitas kelembagaan/ organisasi kepemudaan. Sedang pembangunan di bidang olahraga diarahkan untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga, baik olahraga prestasi maupun olahraga rekreasi. Dalam rangka peningkatan layanan pendidikan perlu adanya manajemen pelayanan pendidikan berorientasi pada upaya peningkatan layanan pendidikan kepada pengguna layanan (client) dengan menerapkan prinsip-prinsip tata layanan yang baik (good governance).

Maka penyelenggaraan layanan pendidikan perlu dilaksanakan secara transparan dan dapat dipertanggung- jawabkan (akuntabel, accountable) di tingkat pengelola layanan pendidikan yaitu Dinas Pendidikan Pemuda dan olahraga.

Secara khusus, manajemen pelayanan pendidikan di

tingkat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga mengacu

pada hasil kajian Rencana Pengembangan Kapasitas

(Capacity Development Plan) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Demak dari 5 bidang urusan pelayanan diantaranya yaitu mempunyai tugas merumuskan kebijaksanaan teknis pemberian bimbingan fasilitas dan pengembangan generasi .

Strategi yang diperlukan guna meningkatnya kinerja Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga di masa mendatang antara lain dengan Peningkatkan pemerataan akses Olahraga terhadap generasi muda,Pelajar dan masyarakat. Capaian kinerja urusan kepemudaan dan olahraga sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.30

Capaian Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olahraga di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 18. Kepemudaan dan

Olahraga

18.1. Jumlah klub olahraga Dindikpora 48 48 100,00 ☻

18.2. Jumlah kegiatan kepemudaan

Dindikpora 20 20 100,00 23 23 100,00 ☻

18.3. Jumlah kegiatan olahraga

Dindikpora 20 20 100,00 25 25 100,00 ☻

18.4. Prosentase remaja bebas narkoba (%)

Kecamatan 100 100 100,00 100 100 100,00 ☻ Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017

Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

19) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Pembangunan di bidang kesatuan bangsa dan politik

dalam negeri diarahkan untuk meningkatkan keamanan dan

kenyamanan lingkungan, ketenteraman dan ketertiban

masyarakat, serta pencegahan tindak kriminal, meningkatkan

wawasan kebangsaan dan persatuan dan kesatuan bangsa,

meningkatkan upaya pemberantasan penyalahgunaan napza,

miras, dan penyakit masyarakat (pekat) lainnya,

meningkatkan kemampuan Linmas dan Ratih terhadap

bahaya/ancaman gangguan kamtibmas, serta meningkatkan

pendidikan politik dan demokrasi masyarakat.

Capaian kinerja urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.31

Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 19 Kesatuan bangsa

dan Politik Dalam Negeri

19.1. Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP

Kesbangpolinmas 35 35 100,00 40 40 100,00 ☻

19.2. Jumlah parpol yang mendapat kursi di DPR per jumlah Parpol peserta Pemilu (%)

Kesbangpolinmas 43,00% 75% 174,42 42,86 75 174,99 ☻

19.3. Prosentase Bencana yang tertangani dengan baik (%)

BPBD 100 100 100,00 100 100 100,00 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

20) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Tujuan utama pembangunan di bidang otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian adalah terwujudnya tatakelola pemerintahan yang baik (good governance) di daerah. Tatakelola pemerintahan yang baik merupakan tatanan pengelolaan manajemen yang ditandai dengan penerapan prinsip-prinsip tertentu, antara lain:

keterbukaan, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, supremasi hukum, keadilan, dan partisipasi.

Penerapan tata kelola pemerintahan yang baik secara

konsisten dan berkelanjutan sangat berperan bagi tercapainya

sasaran pembangunan daerah, dan dapat menyelesaikan

berbagai masalah yang dihadapi secara efektif dan efisien.

Penerapan tata kelola pemerintah yang baik tersebut harus dilakukan pada seluruh aspek manajemen penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengendaliannya.

Penerapan tata kelola pemerintahan yang baik diharapkan terwujud dalam pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, pelayanan publik yang berkualitas, dan kapasitas dan akuntabilitas kinerja bikrokrasi yang tinggi. Ketiganya merupakan prasyarat keberhasilan pembangunan daerah.

Tanpa pemerintahan yang bersih akan sulit dicapai pengelolaan sumber daya pembangunan secara akuntabel, yang akan berakibat langsung pada menurunnya kualitas pelayanan publik, serta menghilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Tabel 2.32

Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,

Kepegawaian dan Persandian di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 20 Otonomi Daerah,

Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 20.1. Rasio Jumlah Polisi

Pamong Praja per 10.000 penduduk

Satpol PP 1,87 0,45 24,06 1,85 0,43 23,24 ▼

20.2. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk

Kesbangpolinmas 68,48 67,76 98,95 68,03 66,96 98,43 ☻

20.3. Pertumbuhan ekonomi (%)

Bappeda 6,27 5,2 82,93 5,44 5,93 109,01 ☻

20.4. Persentase

Penduduk di atas gris Kemiskinan (%)

Lintas OPD 87,53 0,00 88,51 85,56 96,67 ☻

20.5. Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah (ada/Tidak ada)

BPPTPM Ada Ada 100 Ada Ada 100 ☻

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 20 Otonomi Daerah,

Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 20.6. Cakupan patroli

petugas Satpol PP (kali)

Satpol PP 156 120 76,92 72 120 166,67 ☻

20.7. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten (%)

Satpol PP 100 78 78,00 100 100 100 ☻

20.8. Sistim Informasi Manajemen Pemda

Dinhubkominfo 2 2 100,00 2 2 100 ☻

20.9. Meningkatnya jumlah PAD (Rp.000.000)

DPKKD 115.963 192.643 166,12 115.963 287.457 247,89 ☻

20.10. Rasio PNS Lulusan S1 (‰)

BKD 639.887 593,974 0,09 695.887 594.629 85.45 ☻ 20.11. Rasio PNS Lulusan

S2/S3 (‰)

BKD 88.225 80,314 0,09 99.606 79.371 79.68 ▼

20.12. Prosentase Hasil Pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan APIP

Inspektorat 81,30 80,72 99,29 90 75 83.33 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

21) Ketahanan Pangan

Pembangunan di bidang ketahanan pangan diarahkan pada upaya pelayanan pemerintah daerah dalam menjamin ketersediaan dan cadangan pangan, distribusi dan akses pangan, penganekaragaman dan keamanan pangan; dan penanganan kerawanan pangan.

Capaian kinerja urusan ketahanan pangan sebagaimana

tabel berikut:

Tabel 2.33

Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 21 Ketahanan Pangan

21.1. Ketersediaan pangan utama (ton)

Bappeluh KP 352,49 356,53 101,15 362,64 362,676 100,01 ☻ Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017

Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

22) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Pembangunan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan daerah, tetapi juga meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil pembangunan ke seluruh lapisan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang akan dicapai adalah pertumbuhan yang lebih berkualitas yang disertai dengan pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Oleh sebab itu, manajemen pembangunan harus diarahkan untuk memacu pembangunan kerakyatan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian, strategi, kebijakan dan program pembangunan diarahkan untuk mendorong partisipasi masyarakat secara penuh dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembangunan. Capaian kinerja urusan pemberdayaan masyarakat dan desa sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.34

Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 22 Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa

22.1. Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga

pemberdayaan masyarakat (LPM)

Bapermas KB 106 106 100,00 115 115 100,00 ☻

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 22 Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa

22.2. LPM Berprestasi (%) Bapermas KB 14 14 100,00 14 14 100,00 ☻ 22.3. PKK aktif (%) Bapermas KB 100 100 100,00 100 100 100,00 ☻ 22.4. Posyandu aktif (%) Bapermas KB 100 100 100,00 100 104 104,00 ☻ 22.5. Swadaya Masyarakat

terhadap Program pemberdayaan masyarakat (%)

Bapermas KB 14 15 107,14 15 17,5 116,67 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

23) Statistik

Dalam rangka tertib penyelenggaraan pemerintahan

didaerah dan terwujudnya keserasian serta keberhasilan

pembangunan, perlu memantapkan penyelenggaraan

koordinasi kegiatan semua instansi vertikal didaerah. Hal ini

selaras dengan Pasal 259 Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan koordinasi akan

dicapai keselarasan dan keterpaduan baik dari perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan tugas. Serta dalam

rangka membantu perencanaan pembangunan didaerah dan

juga mendukung kebijakan pembangunan maka fungsi

statistik memegang peranan yang sangat penting. Kebijakan

pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasarkan

pada informasi statistik tersebut, selain menunjukan

perkembangan hasil pembangunan juga menunjukan

masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan demikian

berdasarkan informasi tersebut maka dapat diupayakan

langkah-langkah pemecahan permasalahan-permasalahan

secara terarah dan tepat guna. Oleh karena itu, Bappeda

Litbang sebagai wakil dari Pemerintah Daerah bekerja sama

dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Demak sebagai

instansi vertikal di daerah, dalam rangka memenuhi

kebutuhan data statistik di Kabupaten Demak. Capaian

kinerja urusan statistik sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.35

Capaian Kinerja Urusan Statistik di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 23 Statistik

23.1. Buku ”kabupaten dalam angka”

Bappeda Ada Ada 100 Ada Ada 100.00 ☻

Laju Inflasi Kabupaten Bappeda 4,5 2,8 160,71 4 2,27 109,01 ☻

PDRB per kapita Bappeda 8,97 17,287 192,72 ☻

23.2. Buku ”PDRB kabupaten”

Bappeda Ada Ada Ada Ada Ada 100.00 ☻

23.3. Tingkat ketersediaan data/informasi/statistik (%)

Bappeda, Dishumkominfo

60 60 100.00 80 80 100.00 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

24) Kearsipan

Pembangunan di bidang kearsipan diarahkan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kearsipan, mengembangkan layanan arsip berbasis teknologi informasi untuk menjamin kemudahan akses informasi kearsipan, meningkatkan sarana prasarana kearsipan khususnya yang menunjang kapasitas dan kualitas penyimpanan arsip sesuai standar, meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM kearsipan dalam melaksanakan tugas, meningkatkan jumlah OPD/UKPD yang terlayani dalam kearsipan, meningkatkan jumlah masyarakat yang terlayani dalam kearsipan.Capaian kinerja urusan kearsipan sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.36

Capaian Kinerja Urusan Kearsipan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 23 Kearsipan

24.1. Pengelolaan arsip secara baku (OPD / Desa / Kelurahan) (%)

KPA 80 80 100.00 100 30 30 ▼

24.2. Peningkatan SDM pengelola kearsipan (orang)

KPA 90 90 100.00 95 95 100.00 ☻

24.3 Persentase pening-katan kemampuan SDM pengelola kearsipan (%)

KPA 80 80 100.00 80 80 100.00 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017

Keterangan: ☻ : Telah tercapai

25) Komunikasi dan Informatika

Pembangunan di bidang kominfo diarahkan pada upaya peningkatan pelaksanaan diseminasi informasi daerah melalui berbagai media, serta pengembangan dan pemberdayaan kelompok informasi masyarakat.

Capaian kinerja urusan komunikasi dan informatika sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.37

Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 25 Komunikasi dan

Informatika 25.1. Jumlah jaringan

komunikasi

Dishubkominfo 0,11 0,081 73.64 0,11 0,086 78.18 ▼

25.2. Rasio wartel/warnet terhadap penduduk

Dishubkominfo 0,067293344 0,062 92.13 0,067293334 0,014 20.80 ▼ 25.3. Jumlah surat kabar

nasional/lokal

Setda - Humas 55 55 100.00 55 55 100.00 ☻

25.4. Jumlah penyiaran radio/TV lokal

Setda - Humas 15 15 100.00 15 15 100.00 ☻

25.5. Web site milik pemerintah daerah (Ada/Tidak)

Dishubkominfo Ada Ada 100.00 Ada Ada 100.00 ☻

25.6. Pameran/expo (kali) Dishubkominfo, Setda - Perek.

4 4 100.00 4 4 100.00 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

26) Perpustakaan

Pembangunan di bidang perpustakaan diarahkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas perpustakan, meningkatkan layanan informasi perpustakaan berbasis teknologi informasi, meningkatkan minat baca masyarakat dengan mengoptimalkan fungsi Taman Bacaan Masyarakat (TBM), perpustakaan di sekolah, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana perpustakaan melalui operasionalisasi perpustakan keliling.

Capaian kinerja urusan perpustakaan sebagaimana tabel

berikut.

Tabel 2.38

Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 26. Perpustakaan

26.1. Jumlah perpustakaan (Unit) KPA 80 70 87.50 90 75 83.33 ☻

26.2. Jumlah pengunjung

perpustakaan per tahun (Org)

KPA 60 55 92.09 65 54 83.16 ☻

26.3. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah (eks)

KPA 30 27 89.29 33 30 90.47 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

2.2.2. Urusan Pilihan 1) Pertanian

Sektor pertanian merupakan penyumbang kedua terbesar bagi PDRB di Kabupaten Demak setelah sektor industri pengolahan. Pada tahun 2015 sumbangan sektor pertanian kepada PDRB mencapai 25,76%.

Pembangunan di bidang pertanian dilaksanakan

melalui revitalisasi pertanian, selain untuk lebih

meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi pertanian,

juga dalam rangka mengupayakan keterkaitan (linkage)

produk-produk pertanian dengan produk-produk industri

olahan. Hal ini akan meningkatkan pendapatan para

petani. Pada akhirnya, kesejahteraan para petani juga

akan mengalami peningkatan. Capaian kinerja urusan

pertanian sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.39

Capaian Kinerja Urusan Pertanian di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 1. Pertanian

1.1. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar (ku/hektar)

Dinpertan 59,99 66,25 110.44 60,25 66,27 109,99 ☻ 1.2. Kontribusi sektor

pertanian/perkebunan/peternakan/kehutanan terhadap PDRB (%)

Dinpertan 39,12 36,73 93.89 38,95 25,76 66,14 ▼

1.3. Kontribusi sektor pertanian (padi, palawija, hortikultura) terhadap PDRB (%)

Dinpertan 36,5 33,80 92.60 36,43 19,94 54,74 ▼ 1.4. Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras)

terhadap PDRB (%)

Dinpertan 0,45 0,76 168.89 0,37 0,19 51,35 ▼ 1.5. Kontribusi sektor peternakan terhadap PDRB

(%)

Dinpertan 2,15 2,15 100.00 2,14 2,2 102,8 ☻ Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017

Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

2) Kehutanan

Urusan kehutanan di Kabupaten Demak dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, yang salah satu programnya yaitu Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Kegiatan yang mendukung program ini antara lain kegiatan reboisasi dan penghijauan hutan yang berupa penyelenggaraan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Penanaman Pohon di Lahan Kritis yang dipusatkan di Desa Pilangwetan Kecamatan Kebonagung berupa penanaman 2.000 bibit tanaman kehutanan.

Pelaksanaan rehabilitasi hutan mangrove di Kecamatan Sayung, Kec. Karangtengah, Kec. Bonang dan Kec.

Wedung, pengembangan tanaman bambu penghasil

rebung di Ds. Banyumeneng Kec. Mranggen sebanyak

5.000 bibit bambu, bantuan alat perajang rebung bambu 6

unit. Capaian kinerja urusan kehutanan sebagaimana

tabel berikut:

Tabel 2.40

Capaian Kinerja Urusan Kehutanan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 2 Kehutanan

2.1. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB

(%)

Dinpertan 0,012 0.01 83.33 0,012 0,012 100,00 ☻

2.2. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (Ha)

Dinpertan 9.92 11.999 120.96 9,935 12.410 120,96 ☻ 2.3. Kerusakan Kawasan

Hutan(Ha)

Dinpertan 156 65 41.67 - - 100,00 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

3) Energi dan Sumber Daya Mineral

Capaian kinerja urusan energi dan sumberdaya mineral sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.41

Capaian Kinerja Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 3 ESDM

3.1. Pertambangan tanpa ijin DPUPPE 0 0 0 0 0 0

3.2. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB

DPUPPE 0 0 0 0 0 0

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2014 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

4) Pariwisata

Pariwisata merupakan salah satu potensi utama di

Kabupaten Demak. Keberadaan Masjid Demak dan Makam

Sunan Kalijaga sebagai situs sejarah penyebaran agama islam

di Pulau Jawa telah menjadi salah satu daerah tujuan wisata

utama di Jawa Tengah. Setiap tahun wisatawan dari berbagai

daerah di Indonesia datang berkunjung baik dalam rangka

liburan maupun ziarah.

Dengan potensi yang cukup besar, pengembangan pariwisata menjadi prioritas pembangunan daerah di Kabupaten Demak. Hal ini disebabkan bidang ini mampu memberikan multiplier effect yang besar bagi masyarakat sekitarnya. Terciptanya obyek wisata yang besar secara tidak langsung akan mengangkat perekonomian masyarakat sekitarnya. Beberapa obyek wisata di Kabupaten Demak dapat dikembangkan menjadi salah satu icon wisata di Pulau Jawa. Hal ini dapat dilaksanakan jika obyek wisata Demak dapat dikembangkan menjadi sebuah obyek wisata yang berkarakter yaitu obyek wisata religi. Selain itu dikembangkan pula wisata bahari di Surodadi Kec. Sayung dan Morodemak di Kec. Bonang.

Wisata Religi merupakan unggulan Kabupaten Demak yang telah dikenal baik wisatawan domestik dan internasional yaitu Masjid Agung Demak dengan Makam Sultan–Sultan Demak dan Makam Sunan Kalijaga di Kadilangu. Disamping itu masih ada destinasi pendukung yang lain seperti Wisata Bahari, Agrowisata dan Kampung Jambu Lele serta Tempat Pengasapan Ikan.

Memperhatikan besarnya potensi wisata yang ada di

Kabupaten Demak, mendorong Pemerintah Daerah

melakukan upaya pengembangan, pemeliharaan,

pembangunan, perbaikan hal-hal yang terkait dengan

peningkatan kualitas pelayanan pengunjung. Disamping itu,

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Demak

memprogramkan Tahun Kunjungan Wisata Religi Kabupaten

Demak Tahun 2015-2016. Berikut capaian kinerja

urusan pariwisata :

Tabel 2.42

Capaian Kinerja Urusan Pariwisata di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 4. Pariwisata

4.1. Kunjungan wisata (%) Dinparbud 70% 60% 85.71 70% 80% 114,86 ☻ - Jumlah Wisatawan

Mancanegara (org)

Dinparbud 1.087 268 24655.01 500 571 114,2 ☻

- Jumlah Wisatawan Nusantara (org)

Dinparbud 1.155.000 1.076.585 93.21 1.488.000 1.234.735 82,98 ☻ 4.2. Kontribusi sektor

pariwisata terhadap PDRB (Rp Ribu)

Dinparbud 1.490.000 1.450.000 97.32 1.540.000 1.492.604 96,92 ☻

4.3. Lama tinggal wisatawan (hari)

Dinparbud 1.5 jam 2 jam 133,33 2 jam 2,5 jam 125,00 ☻ Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017

Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

5) Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Demak memiliki panjang pantai 34,1 km yang merupakan potensi kelautan dan perikanan yang cukup besar mencakup perikanan laut dan perikanan darat. Daerah perikanan laut tersebar di 4 kecamatan yaitu Sayung, Karang Tengah, Bonang dan Wedung. Sepanjang pantai utara Kabupaten Demak terdapat permukiman atau desa-desa nelayan yang konsentrasi menggantungkan pada laut sebagai mata pencahariannya. Jumlah nelayan di Kabupaten Demak sebanyak 14.562 orang dan petani ikan sebanyak 5.939 orang. Kabupaten Demak terdapat 2 buah TPI yang masih aktif yaitu di Morodemak dan Wedung dengan produksi ikan pada tahun 2015 sebanyak 2.178.688 kg dengan nilai Rp.

32.088.089.000,00. Nilai ini meningkat dibanding tahun 2014 yaitu sebesar 2.006.762 kg. Umlah nelayan di Kabupaten Demak terdapat 10.038 pendega yang terdapat di 4 kecamatan.

Kondisi lingkungan pantai di wilayah Kabupaten Demak mengalami degradasi yang cukup memprihatinkan.

Kerusakan yang cukup serius akibat abrasi air laut dan

mengakibatkan kerusakan serta banyak hilangnya areal pertambakan yang dimiliki petani tambak di Kabupaten Demak. Hingga tahun 2015 wilayah pantai yang terkena abrasi seluas 495,08 Ha. Untuk mengantisipasi diantaranya telah dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak menanam 150.000 batang mangrove.

Potensi perairan umum Kabupaten Demak seluas 915,66 Ha.

Total luas tambak 7.946,97 Ha dan luas kolam air tawar sebesar 83,03 Ha. Jumlah RTP tambak sebanyak 4.040 RTP dan perikanan kolam sebanyak 1.899 RTP. Berikut tabel capaian kinerja urusan kelautan dan perikanan Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

Tabel 2.43

Capaian Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2014 2015 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 5 Perikanan

5.1.

Produksi perikanan (ton):

Dinlutkan 36,508.64 35,582.13 97.46 39.333,79 37.466,69 95,25 ☻ Produksi Perairan

Umum (% - ton)

Dinlutkan 20.39 14.76 72.39 20,8 19,76 95,00 ☻

Dinlutkan 1786.78 1,293.36 72.38 1.822,51 1.799,51 98,74 ☻ Produksi Perikanan

tangkap (% - ton)

Dinlutkan 20.39 12.54 61.50 20,8 24,22 116,44 ☻

Dinlutkan 1979.89 1,217.65 61.50 2.019,49 2.420,20 119,84 ☻ Produksi tambak (% -

ton)

Dinlutkan 20.95 20.96 100.05 22 21,24 96,55 ☻

Dinlutkan 10,938.56 10,943.68 100.05 11.485,48 11.089,29 96,55 ☻ Produksi kolam (% -

ton)

Dinlutkan 21.8 21.84 100.18 23,98 21,87 91,20 ☻

Dinlutkan 22,085.36 22,127.44 100.19 24.293,89 22.157,69 91,21 ☻ 5.2. Konsumsi ikan (% -

ton)

Dinlutkan 97.07 100.54 103.57 100 131,38 131,38 ☻ Dinlutkan 24.87 25.76 103.58 25,62 33,66 131,38 ☻ 5.3. Cakupan bina

kelompok nelayan

Dinlutkan 13 104 800.00 15 150 1000,00 ☻

5.4. Produksi perikanan kelompok nelayan

Dinlutkan 2,139.90 974.121 45.52 2.204,15 2.420,20 109,80 ☻ 5.5 Penanaman

mangrove (Ha)

Dinlutkan 262.2 60,000 22883.30 276 75 27,17 ▼

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

6) Perdagangan

Peran sektor perdagangan yang akan bertambah penting, ditandai dengan munculnya keunggulan Ekonomi Kreatif sebagai pemicu inovasi perdagangan tanpa batas, kontribusi subsektor perdagangan eceran yang semakin signifikan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Demak, dan penciptaan lapangan kerja secara luas. Hal ini terjadi karena:

terbentuknya integrasi domestik di sektor perdagangan;

terciptanya intensitas mutual partnership dan linkage antara perdagangan eceran dengan perdagangan besar; terciptanya transaksi domestik dan ekspor dari UKM maupun perusahaan skala besar, terciptanya intensitas koordinasi dalam pengembangan perdagangan eceran, perdagangan besar, dan pembinaan sektor informal; dan tingginya tingkat penerapan manajemen dan teknologi perdagangan, termasuk yang terkait dengan jaringan.

Sektor Perdagangan merupakan bagian dalam menggerakkan Perekonomian Daerah karena pelaku usaha selain dapat menciptakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja juga memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah di Kabupaten Demak. Peran sistem logistik, intermediasi perdagangan, jaringan koleksi, pengumpul, pengecer, grosir, dan distribusi umumnya semakin berkembang dan meningkat, yang didorong oleh meningkatnya penggunaan teknologi dan transportasi yang memadai, dan meningkatnya indeks kepercayaan bisnis di semua lini perdagangan dan perekonomian. Daya beli konsumen dan tingkat tabungan masyarakat semakin baik, hal ini ditunjukkan dari tingkat upah minimum dan realisasinya yang semakin baik serta terciptanya semangat kewirausahaan baru.

Adapun kondisi capaian kinerja urusan perdagangan

sebagai berikut :

Tabel 2.44

Capaian Kinerja Urusan Perdagangan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 6. Perdagangan

6.1. Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB (%)

Disperindagkop

57.470,60 126,021.22 219.28 57.840,20 15.175.058,15 262,36 ☻

6.3. Cakupan Bina

6.4. Meningkatnya Sarana Prasarana kios yg dibangun (unit)

Disperindagkop UMKM

30 33 110.00 35,00 60,00 171,42 ☻

Peningkatan jumlah los yg dibangun (unit)

Disperindagkop UMKM

550 344 62.55 600 328 54,66 ▼

Peningkatan jumlah fasilitas umum yg dibangun (unit)

Disperindagkop UMKM

2 2 100.00 2 2 100 ☻

6.5. Meningkatnya Masyarakat dalam Penggunaan Barang sesuai Standar yang Berlaku (%)

Disperindagkop UMKM

100 100 100.00 100 100 100.00 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

7) Perindustrian

Program pembangunan bidang industri di Kabupaten

Demak diarahkan untuk memberikan sumbangan nyata

dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. dengan

memilih produk-produk unggulan daerah untuk diolah dan

didorong agar tumbuh dan berkembang menjadi kompetensi

inti industri daerah. Sebagai salah satu tulang punggung

kebangkitan (prime mover) ekonomi daerah, industri daerah

dikembangkan terpadu dengan pembangunan

sektor-sektor lainnya, utamanya sektor-sektor-sektor-sektor unggulan daerah

(sektor pertanian, perikanan dan kelautan, dan pariwisata,

koperasi dan UMKM, sehingga secara simultan dapat berperan dalam pembentukan devisa, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat.

Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Demak di Bidang Industri Kecil dan Menengah dilaksanakan dengan mengembangkan Industri Kecil dan Kerajinan sebagai pilihan yang sangat strategis karena sektor ini merupakan kegiatan yang banyak menggunakan bahan baku lokal maupun menyerap banyak tenaga kerja yaitu umumnya bersifat padat tenaga kerja serta merupakan industri rumah tangga dengan kapasitas produksi yang rendah.

Industri Kecil dan Menengah yang ada di Kabupaten Demak antara lain berupa Industri Aneka makanan dan minuman, Pengolahan Ikan, Konveksi, Garam Rakyat, Kulit Sepatu dan Tas, Mainan anak-anak, Mebel dan Furniture, Rokok serta lainnya. Capaian kinerja urusan perindustrian sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.45

Capaian Kinerja Urusan Perindustrian di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 7. Perindustrian

7.1. Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB (%)

Disperindagkop UMKM

10,92 0.00 11,05 27,25 246,61 ☻

7.2. Pertumbuhan Industri (%) Disperindagkop UMKM

8,00 0.10 1.25 10 5,8 58 ▼

7.3. Cakupan Bina Kelompok Pengrajin (%)

Disperindagkop UMKM

40,00 80 200.00 45,00 80 177.78 ☻

7.4. Meningkatnya Nilai Produksi Industri Kecil dan Menengah (%)

Disperindagkop UMKM

8,00 3.08 38.50 10,00 3.5 35.00 ▼

7.5. Meningkatnya Kualitas Produksi Industri Kecil dan Menengah (unit)

Disperindagkop UMKM

23 20 86.96 24 20 83.33 ☻

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

8) Ketransmigrasian

Memperhatikan kondisi demografi jumlah penduduk di Kabupaten Demak pada tahun 2015 adalag 1.117.905 terutama kepadatan penduduk yang mencapai + 1.246 orang/Km2 maka wilayah Kabupaten Demak termasuk kategori yang padat penduduknya. Kecamatan Mranggen merupakan kecamatan terdapat dengan tingkat kepadatan 2.494 orang/Km2. Keberhasilan pembangunan penduduk akan mengakibatkan efek positif bagi pelaksanaan pembangunan lainnya dalam mengatasi masalah kependudukan ini, maka salah satu alternatif pemecahannya adalah melalui program Transmigrasi. Penyelenggaraan Transmigrasi bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkat kesejahteraan masyarakat yang ditempatkan/

diberangkatkan agar dapat hidup layak sesuai dengan harapannya. Penyelenggaraan program Transmigrasi sebagai salah satu upaya perluasan kesempatan kerja belum berjalan optimal. Salah satunya tercermin dari realisasi penempatan transmigran. Pada tahun 2016 realisasi penempatan transmigran sebanyak 12 KK dari target 35 KK dengan jumlah 41 jiwa. Tidak terpenuhinya target tersebut dikarenakan belum siapnya lahan Transmigran di Luar Jawa dan tidak adanya SPP (Surat Perintah Pemberangkatan) Transmigrasi dari Pusat (Kementerian). Tujuan transmigrasi untuk tahun 2016 hanya ke Sulawesi Tengah. Capaian kinerja urusan perindustrian sebagaimana tabel berikut:

Tabel 2.46

Capaian Kinerja Urusan Ketransmigrasian di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR OPD

TAHUN

2015 2016 KET

Target Realisasi % Target Realisasi % 8. Transmigrasi

8.1. Transmigran swakarsa (KK) (%)

DInsosnakertrans 35 20 57.14 35 12 34.29 ▼

Sumber: Evaluasi Indikator Kinerja Daerah, Bappeda 2017 Keterangan: ☻ : Telah tercapai

▼ : Tidak Tercapai

BAB III

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Perkembangan ekonomi makro Kabupaten Demak tidak terlepas dari pertumbuhan perekonomian nasional dan Provinsi Jawa Tengah pada umumnya. Pada tahun 2014 – 2015 pertumbuhan ekonomi nasional mengalami pelambatan dan juga penurunan, yaitu 2014 tumbuh 5,02 % menurun pada tahun 2015 menjadi 4,79 %. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2015 yaitu sebesar 5,4 % atau naik dari 5,3%

pada tahun 2014. Hal ini disebabkan antara lain : melambatnya perekonomian dunia, naiknya kurs valuta asing terhadap Rupiah, naiknya bahan modal dan mesin-mesin yang tergantung dari luar negeri dan naiknya harga kebutuhan pokok di dalam negeri (terutama beras dan daging). Meskipun aspek positif pendorong perekonomian secara nasional membaik terutama dengan menurunnya suku bunga kredit, insentif perpajakan, pelayanan perizinan semakin baik dan stabilitas politik di dalam negeri.

Sementara perkembangan perekonomian di Kabupaten Demak tidak lepas dari perkembangan nasional. Pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sebesar 5,93% dan tahun 2016 turun tipis menjadi 5,04%. Besarnya nilai PDRB (ADHB) tahun 2016 sebesar Rp. 20,843 triliun lebih tinggi dari tahun 2015 yaitu Rp. 19,325 trilyun. Sedangkan untuk besarnya PDRB (ADH Konstan 2010) tahun 2016 sebesar Rp. 15,66 triliun meningkat dari pada tahun 2015 yaitu Rp. 14,91 trilyun.

Perekonomian Kabupaten Demak digerakkan oleh tiga

sektor utama (sektor dominan) yaitu (1) industri pengolahan

(sumbangan sebesar 29,63%), (2) sektor pertanian, kehutanan

dan perikanan (dengan sumbangan sebesar 24,28% dan

menampung tenaga kerja terbesar di perdesaan) dan (3) sektor

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor

(sumbangan sebesar 15,65%). Dengan demikian perekonomian

Kabupaten Demak lebih banyak digerakkan oleh sektor sekunder dan tersier daripada sektor primer.

Dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian yang berkualitas sebagaimana arahan kebijakan nasional maka peningkatan perekonomian daerah didorong agar mengembangkan potensi unggulan daerah yang menjadi basis ekonomi kerakyatan, menciptakan kondusifitas daerah dan keserasian pertumbuhan ekonomi antar sektor dan antara pusat pertumbuhan perekonomian Kabupaten Demak. Kebijakan peningkatan promosi penanaman modal, peningkatan pariwisata, percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran dan pengembangan ekonomi kreatif berbasis unggulan daerah.

3.1.1. Kondisi Perekonomian Daerah a. Pertumbuhan Ekonomi

Perkembangan perekonomian Kabupaten Demak dari perhitungan tahun 2012–2016 menunjukkan pertumbuhan yang positif meskipun pada tahun 2012 dan tahun 2014 angka pertumbuhan ekonomi lebih rendah dibanding tahun 2013, 2015 dan tahun 2016. Untuk tahun 2013, 2015 dan tahun 2016 pertumbuhan ekonomi berada dikisaran 5 % yaitu 5,27%,5,93 dan 5,04%, sedangkan tahun 2012 dan 2014 pertumbuhan ekonominya sebesar 4,46% dan 4,29%.

Dengan demikian dalam kurun waktu 5 tahun,

untuk tahun 2015 pertumbuhan ekonominya adalah

yang tertinggi. Gambaran pertumbuhan perekonomian

Kabupaten Demak dari Tahun 2012 – 2016 dapat

dilihat pada diagram sebagai berikut :

Sumber: BPS Kab. Demak 2017.

.

Gambar 3.1

Pertumbuhan Ekonomi

Apabila dibandingkan pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Demak, Jawa Tengah dan Nasional selama

lima tahun terakhir (2011-2015) dapat dilihat pada

gambar 3.2 di bawah ini. Dari gambar tersebut dapat

dilihat bahwa pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Demak relatif lebih tinggi dibanding Jawa

Tengah dan Nasional, padahal tahun 2014

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak relatif lebih

rendah. Hal ini tidak terlepas dari fluktuasinya

pertumbuhan lapangan usaha pertanian yang

memberikan andil cukup besar terhadap pertumbuhan

ekonomi agregat Kabupaten Demak. Dibanding tahun

sebelumnya, Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten

Demak mengalami pertumbuhan lebih tinggi dari tahun

sebelumnya, sedangkan nasional pertumbuhannya

lebih rendah dibanding tahun 2014, bahkan paling

kecil selama periode lima tahun terakhir. Adapaun

pertumbuhan ekonomi 2011-2015 dapat dilihat pada

Gambar 3.2 berikut ini :

Gambar 3.2

b. Struktur Ekonomi Daerah

Perkembangan perekonomian suatu daerah dapat diketahui dari perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari waktu ke waktu agar diketahui arah kebijakan pembangunan perekonomian secara jelas.

Perkembangan perekonomian Kabupaten Demak dapat diketahui berdasarkan PDRB ADHB dan PDRB ADH Konstan tahun 2010 dari tahun 2012 – 2016 dapat dikemukakan sebagai berikut :

Tabel 3.1

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Demak (Atas Dasar Harga Berlaku) Tahun 2012 – 2016 (milyar Rp)

No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016

a Pertanian Kehutanan, dan

Perikanan 3,592,325.62 3,929,184.74 4,370,166.61 5.060.735,28 4,977,602,64 b Pertambangan dan Penggalian 56,969.59 59,730.55 62,930.19 84.059,09 84,025,08 c Industri Pengolahan 3,301,805.16 3,792,965.98 4,265,324.32 6.176.952,27 5,508,749,62 d Pengadaan Listrik dan Gas 12,095.34 13,194.58 13,816.71 18.238,22 15,078,78 e Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah, dan Daur Ulang

9,915.44 10,213.29 11,094.57 13.631,63 13,153,88 f Konstruksi 1,064,864.10 1,163,129.90 1,280,982.24 1.744.622,12 1,622,519,66 g Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor 2,109,704.86 2,216,099.47 2,439,795.18 3.261.932,98 2,930,795,78 h Transportasi dan Pergudangan 343,940.63 365,176.93 397,694.41 553.330,23 518,091,05

i Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 327,973.08 340,585.63 356,768.93 449.396,82 425,546,93

j Informasi dan Komunikasi 230,363.53 247,395.33 263,519.98 334.601,23 312,126,38 k Jasa Keuangan dan Asuransi 303,489.93 346,143.63 385,467.75 538.876,30 483,886,60

l Real Estate 160,634.92 167,714.30 179,753.10 253.342,35 230,186,48

No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016

m,n Jasa Perusahaan 28,092.94 30,998.44 35,438.89 51.405,11 45,551,79

o Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib 503,943.84 549,211.19 591,676.56 748.672,16 718,773,04

p Jasa Pendidikan 447,668.08 542,163.76 627,183.18 873.415,24 814,889,38 q Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 82,698.26 97,498.50 108,108.67 150.765,47 140,762,35

r,s,t,u Jasa Lainnya 324,077.89 336,155.85 381,276.47 529.944,37 483,854,78 Jumlah (milyar Rp) 12,900,563.22 14,207,562.06 15,770,997.22 17,381,259.34 20.843.920,87

Sumber data : Buku Perkembangan Perekonomian Kab. Demak (2016)

Berdasarkan data PDRB (atas dasar harga berlaku) Kabupaten Demak menunjukkan perkembangan yang positif dari tahun 2011 sebesar Rp. 12,900 trilyun meningkat menjadi sebesar Rp 19,325 trilyun pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan kemajuan sejalan dengan meningkatnya penanaman modal dalam sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor. Hal yang tetap menonjol adalah pertumbuhan sektor pertanian (tanaman pangan), kehutanan dan perikanan yang banyak menyerap tenaga kerja di perdesaan.

Sedangkan perkembangan PDRB (atas dasar harga konstan tahun 2010) Kabupaten Demak menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Perkembangan dari tahun 2011 – 2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Demak

(Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010) Tahun 2012 – 2016 (milyar Rp)

No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016

a Pertanian Kehutanan, dan

Perikanan 3,430,569.19 3,482,389.26 3,367,148.91 3,567,713.91 3.531.701,43 b Pertambangan dan Penggalian

56,031.98 57,107.20 59,176.76 60,463.56 62.471,25 c Industri Pengolahan

3,345,669.57 3,630,720.10 3,909,987.58 4,139,046.31 4.501.770,24 d Pengadaan Listrik dan Gas

13,231.38 14,492.90 15,366.91 14,941.82 17.297,72 e Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 10,028.90 10,375.10 10,847.34 11,070.57 11.501,73 f Konstruksi

1,080,689.30 1,137,070.55 1,196,920.82 1,262,142.93 1.338.123,93 g Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2,103,259.55 2,214,102.43 2,339,527.94 2,472,422.72 2.627.538,97 h Transportasi dan Pergudangan

362,243.42 388,412.21 418,490.31 451,423.42 476.281,59 i Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 330,921.42 342,056.26 361,233.23 378,021.70 394.811,63

j Informasi dan Komunikasi 252,131.41 277,891.51 316,233.23 346,007.83 368.856,74 k Jasa Keuangan dan Asuransi 295,973.96 307,907.38 327,280.18 345,888.23 374.982,19

l Real Estate 163,396.36 173,574.23 189,842.48 201,861.38 215.466,84

No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015 2016

m,n Jasa Perusahaan 27,871.11 30,277.70 33,220.76 35,899.62 38.868,52

o Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jam. Sos Wajib 494,070.19 502,858.40 508,577.64 531,239.93 548.061,96 p Jasa Pendidikan 453,446.14 491,425.33 547,292.43 595,554.71 623.152,28 q Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 85,593.16 90,860.63 101,060.88 108,464.32 116.371,37

r,s,t,u Jasa Lainnya

318,100.00 347,705.30 383,169.82 391,518.87 417.946,39

Jumlah (milyar Rp) 12.823.227,04

13.499.226,47 14.078.419,80 14.913.837,51 15.665.204,77

Sumber data : BPS Kab. Demak, 2017

Berdasarkan data tersebut di atas, PDRB (atas dasar harga konstan tahun 2010) Kabupaten Demak pada tahun 2012 sebesar Rp. 12,82 trilyun meningkat menjadi sebesar Rp 15,66 trilyun pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan perekonomian Kabupaten Demak terjadi kenaikan yang baik.

Perkembangan PDRB ini ditopang oleh perkembangan sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor yang semakin berkembang serta pertumbuhan sektor pertanian (tanaman pangan), kehutanan dan perikanan baik skala kecil dan menengah yang menjadi tumpuan lapangan pekerjaan di masyarakat perdesaan.

Perkembangan perekonomian Kabupaten Demak secara strategis harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut, yaitu :

(1) Berlakunya Pasar Bersama ASEAN yang telah dimulai tahun 2016 yang mengakibatkan masuknya barang dan jasa dengan mudah dari negara-negara ASEAN ke pasar lokal (bisa jadi lebih murah) dan bersaing dengan produk UMKM lokal. Pemerintah Kabupaten Demak harus melindungi kerajinan tradisional dan produk UMKM dari persaingan dengan produk luar negeri melalui peningkatan mutu produk.

(2) Meningkatnya konsumsi barang dan jasa

masyarakat perkotaan dan kelompok menengah ke

atas yang berpotensi menjadi peluang pasar

produk lokal, kerajinan dan berbasis organik bagi

masyarakat perdesaan. Hal ini menjadi peluang bagi pelaku usaha pertanian, peternakan dan perikanan di Kabupaten Demak.

(3) Meningkatnya harga bahan pangan pokok, kebutuhan pangan olahan maka potensi lokal dapat dikembangkan memenuhi kebutuhan pasar regional dan eksport.

(4) Menurunnya suku bunga kredit memberikan peluang usaha dan penanaman modal di sektor UMKM di Kabupaten Demak.

c. Laju Inflasi

Angka inflasi di Kabupaten Demak tahun 2011 – 2015 menunjukkan dinamika yang bersifat fluktuatif, yaitu tahun 2012 sebesar 4,1% naik menjadi 8,22%

pada tahun 2013 dan kemudian naik lagi tahun 2014 menjadi 8,69%. Untuk tahun 2015 dan 2016 tingkat inflasi turun drastis ke level 2,80% dan 2,27%.

Perkembangan laju inflasi Kabupaten Demak dari tahun 2012 – 2016 dapat dikemukakan sebagai berikut:

4,1

8,22 8,69

2,8 2,27

0 2 4 6 8 10

2012 2013 2014 2015 2016

Inflasi

Inflasi

Sumber: BPS Kabupaten Demak; 2017 Gambar 3.3

Laju Inflasi Kabupaten Demak Tahun 2012-2016

Inflasi tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal

dan faktor internal dalam masyarakat di Kabupaten

Demak. Faktor eksternal yang mengakibatkan inflasi naik

antara lain: melambatnya perekonomian dunia yang

berpengaruh terhadap perekonomian nasional; naiknya kurs valuta asing terhadap rupiah yang mengakibatkan harga-harga bahan baku, barang modal dan mesin-mesin dari luar negeri semakin meningkat. Hal ini berdampak pada naiknya barang dan jasa di dalam negeri. Demikian pula naiknya bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (tahun 2013) berpengaruh terhadap harga komoditas lainnya, naiknya harga kebutuhan pokok terutama beras dan daging telah meningkatkan inflasi sampai dengan akhir tahun 2014. Dan untuk tahun 2015 dan tahun 2016 tingkat inflasi dikisaran 2 % dan hal ini juga tidak berbeda jauh dengan tingkat nasional dan Propinsi Jawa Tengah.

3.1.2. Tantangan dan Prospek Pengembangan Perekonomian Daerah

Beberapa hal yang menjadi tantangan dan prospek p e m b a n g u n a n ekonomi Kabupaten Demak pada tahun 2018 adalah sejalan dengan visi dan misi pembangunan daerah, adalah sebagai berikut :

a. Pertumbuhan ekonomi masih kurang optimal, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata Jawa Tengah.

b. Masih rendahnya kualitas tenaga kerja yang memasuki pasar kerja, baik pendidikan dan keterampilan di sektor industri sehingga mengakibatkan daya saing yang rendah di pasar kerja. Hal ini berdampak pada cukup tingginya pengangguran (2016) yaitu sebesar 5,45%.

c. Meningkatnya permintaan produk yang berkualitas menuntut peningkatan standar kualitas bagi produk barang dan jasa termasuk hasil industri dari UMKM dan kerajinan.

d. Belum terpadunya pelaksanaan penanggulangan

kemiskinan (angka kemiskinan tahun 2016 sebesar

14,10% lebih besar dari Jawa Tengah 13,55%), tingkat

pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,45% dan setengah penganggur serta perlindungan sosial melalui program terpadu dan berkelanjutan.

e. Belum meratanya sarana dan prasarana pendukung (jalan, jembatan, jaringan irigasi, pemenuhan air baku/

irigasi, sekolah dan sarana kesehatan) yang dapat menunjang perkembangan perekonomian daerah secara merata dan pertumbuhan penanaman modal yang berkualitas.

f. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik belum optimal dalam rangka pelayanan perizinan penanaman modal, promosi potensi unggulan daerah dan pengembangan pariwisata serta pengembangan ”city branding” dalam rangka peningkatan ekonomi kreatif .

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

3.2.1. Gambaran APBD Tahun Sebelumnya 3.2.1.1. Pendapatan

Evaluasi terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Demak periode 2012 sampai dengan 2016 apabila dilihat dari berbagai sudut pandang diuraikan berikut ini.

Besarnya pendapatan daerah selama tahun 2012 hingga

tahun 2016 selalu mengalami peningkatan. Pada Tahun 2012

Anggaran Pendapatan Kabupaten Demak sebesar Rp

1.109.449.784.000,00,-. Selanjutnya mengalami peningkatan

hingga pada tahun 2016 menjadi Rp 1.530.744.804.000,- atau

mengalami peningkatan sebesar 37,33%. Perkembangan

pendapatan daerah selama tahun 2012-2016 dapat dilihat pada

grafik berikut ini.

-200.000.000.000,00 400.000.000.000,00 600.000.000.000,00 800.000.000.000,00 1.000.000.000.000,00 1.200.000.000.000,00 1.400.000.000.000,00 1.600.000.000.000,00 1.800.000.000.000,00 2.000.000.000.000,00

Pendapatan

1.192.166.059. 000,00 1.344.89 3.742.51 2,00 1.470.022.492.000,00 1.503.74 4.804.00 0,00 1.952.45 9.922.20 0,00

2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 3.3

Besarnya Pendapatan Daerah Tahun 2012-2016

Apabila dilihat dari masing-masing unsur pendapatan yang ada di dalam APBD, maka selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 proporsi terbesar masih didominasi oleh Dana Perimbangan.

Untuk tahun 2016 proporsinya sebesar 64,8%. Diikuti oleh dana dari lain-lain pendapatan yang sah dan pendapatan asli daerah.

Gambar 3.3 juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pendapatan asli daerah dari tahun 2012 hingga tahun 2016 sebesar 200% diikuti dengan peningkatan prosentase Dana Perimbangan sebesar 47,74%% dan lain-lain pendapatan yang sah mengalami kenaikan 7,95%. Kondisi ini menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir Kabupaten Demak telah menunjukkan ada kemampuan dalam memanfaatkan potensi yang ada.

Meskipun tidak tertutup kemungkinan bahwa potensi tersebut masih bisa ditingkatkan lagi di masa yang akan datang.

Perkembangan masing-masing unsur pendapatan daerah selama

tahun 2012-2016 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

-200.000.000.000 400.000.000.000 600.000.000.000 800.000.000.000 1.000.000.000.000 1.200.000.000.000 1.400.000.000.000

2012 2013 2014 2015 2016

Pendapatan Asli Daerah 84.110.986.00 118.719.459.0 189.921.165.0 206.243.460.0 287.422.500.5 Dana Perimbangan 789.510.280.0 853.923.136.0 919.285.897.0 969.294.252.0 1.266.900.747 Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 318.544.793.0 372.251.147.5 360.815.430.0 355.207.092.0 398.136.674.4

Gambar 3.4

Besarnya Masing-Masing Unsur Pendapatan Tahun 2012-2016

Secara rinci perkembangan realisasi pendapatan daerah

Kabupaten Demak tahun 2012-2016 disajikan pada Tabel 3.3

berikut ini.

Tabel 3.3

Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Demak Tahun 2012-2016

No Uraian Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Penetapan

2012 2013 2014 2015 2016

2 BELANJA

2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 763.861.789.250,00 832.702.759.612,00 843.591.766.000,00 966.060.104.000 1.074.076.693.553,00

2.1.1 Belanja Pegawai 619.452.619.250,00 661.624.398.612,00 756.364.613.000,00 801.685.527.000 752.842.435.733,00

2.1.2 Belanja Bunga - 0

2.1.3 Belanja Subsidi 596.024.000,00 -

2.1.4 Belanja Hibah 79.584.405.000,00 108.504.170.000,00 22.296.450.000,00 11.972.200.000 15.450.795.900,00

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 6.211.300.000,00 3.570.275.000,00 4.357.275.000,00 0 3.195.000.000,00

2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan

Pemerintahan Desa 715.165.000,00 235.666.000,00 250.000.000,00 8.100.146.000 9.452.400.630,00

2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan kpd Provinsi/Kabupaten/Kota dan

Pemerintah Desa 54.302.276.000,00 56.768.250,00 58.323.428.000,00 142.302.231.000

292.507.936.040,00

2.1.8 Belanja Tidak Terduga 3.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000,00 2.000.000.000 628.125.250,00

2.2 BELANJA LANGSUNG 536.708.269.750,00 613.064.431.900,00 780.611.945.000,00 679.671.594.000 991.279.622.113,00

2.2.1 Belanja Pegawai 29.917.061.500,00 40.287.493.100,00 64.146.730.200,00 71.528.943.000 87.694.960.358,00 2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 151.945.534.750,00 192.887.270.150,00 232.051.163.150,00 226.057.397.000 268.181.913.803,00 2.2.3 Belanja Modal 356.845.673.500,00 379.889.668.650,00 484.414.051.650,00 382.085.254.000 635.402.747.952,00

Jumlah 1.302.570.059.000,00 1.445.767.191.512,00 1.624.203.711.000,00 1.645.731.698.000 2.065.356.315.666,00

Surplus/ (Defisit) (110.404.000.000,00) (100.873.449.000,00) (154.181.219.000,00) (114.986.894.000,00)

(4.017.816.237.866,00)

Terhadap pendapatan secara keseluruhan, proporsi pendapatan selama lima tahun terakhir di Kabupaten Demak menunjukkan bahwa ada penurunan proporsi dana perimbangan terhadap total pendapatan. Proporsi dana perimbangan tahun 2012 dengan prosentase sebesar 66,22 % , tahun 2013 dan tahun 2014 turun menjadi sebesar 63,49% dan 62,53 %. Sedangkan untuk tahun 2015 sebesar 63,32 % dan naik di tahun 2016 yaitu 64,88 %. Dan kalau dirata-rata proporsi Dana Penimbangan selama lima tahun terakhir adalah sebesar 64,08%.

Proporsi lain-lain pendapatan yang sah menunjukkan tren penurunan dari tahun 2012 – 2016. Pada tahun 2012 proporsi lain-lain pendapatan yang sah sebesar 26,72% menurun pada tahun 2016 menjadi 20,5%. Rata-rata per tahun proporsi lain-lain pendapatan yang sah adalah sebesar 24,5%.

Proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami peningkatan dari tahun 2012 - 2016. Proporsi PAD di Kabupaten Demak meningkat dari 7,06% pada tahun 2012 menjadi 14,7%

pada tahun 2015. Rata-rata selama lima tahun proposri PAD di Kabupaten Demak adalah sebesar 11,37%. Peningkatan proporsi PAD terhadap total pendapatan ini menunjukkan kondisi perekonomian yang semakin baik di Kabupaten Demak.

Secara rinci perkembangan proporsi masing-masing unsur

pendapatan selama tahun 2012-2016 dapat dilihat pada gambar

berikut ini.

0 10 20 30 40 50 60 70

2012 2013 2014 2015 2016

7.06 8.83

12.92 13.47 14.7

66.22

63.49 62.54 63.32 64.8

26.72 27.68

24.54 23.2

20.5

PENDAPATAN ASLI DAERAH DANA PERIMBANGAN LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

Gambar 3.5

Proporsi Masing-Masing Unsur Pendapatan Terhadap Total Pendapatan Daerah Tahun 2012-2016

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Demak mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir. Dalam kesempatan ini, komponen Pendapatan Asli Daerah terdiri dari (1) Pendapatan Pajak Daerah, (2) Pendapatan Retribusi Daerah, (3) Pendapatan Hasil Pengeloaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan (4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Hingga saat ini PAD Kabupaten Demak sangat dipengaruhi oleh komponen Lain-lain PAD yang sah. Rata-rata proporsi Lain-lain PAD yang sah selama lima tahun sebesar 50,62% dari PAD. Selanjutnya diikuti oleh komponen Pendapatan Pajak Daerah. Proporsi Pajak Daerah di Kabupaten Demak selama lima tahun mengalami peningkatan dengan rata-rata per tahun sebesar 30,7% dari PAD. Komponen ketiga yang memberikan kontribusi terhadap PAD adalah Retribusi Daerah.

Selama lima tahun terakhir, proporsi Pendapatan Pajak

Daerah terhadap PAD fluktuatif. Pada tahun 2012 proporsi Pajak

Daerah 28,5% naik menjadi 36,4% di tahun 2013. Selanjutnya di

tahun 2014 menurun menjadi 29,01%, di tahun 2015 sebesar

28,6% dan di tahun 2016 naik menjadi 31%. Proporsi Pendapatan

Retribusi tahun 2012 sebesar 15,7% menurun pada tahun 2016 menjadi 6,46%. Proporsi Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan juga mengalami penurunan dari 12,7%

tahun 2012 menjadi 4,43% di tahun 2016. Sedangkan proporsi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah dari tahun 2012 – 2016 mengalami peningkatan dari 42,5% menjadi 57,7%.

0 10 20 30 40 50 60

2012 2013 2014 2015 2016

28.99

36.35

29.19 29.01

36.4

15.71 14.05 15.26

9.06 6.46

12.79

4.81 4.68 4.69 4.43

42.51 44.79

50.87

57.24 57.7

Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Gambar 3.6

Proporsi Masing-Masing Unsur PAD Tahun 2012-2016

3.2.1.2. Belanja Daerah

Anggaran Belanja Daerah akan mempunyai peran riil dalam

peningkatan kualitas layanan publik dan sekaligus menjadi

stimulus bagi perekonomian daerah apabila terealisasi dengan

baik. Dengan demikian, secara ideal seharusnya Belanja Daerah

dapat menjadi komponen yang cukup berperan dalam

peningkatan akses masyarakat terhadap sumber-sumber daya

ekonomi yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Pada

gilirannya, apabila kesejahteraan masyarakat telah meningkat

maka diharapkan akan berdampak kepada perekonomian daerah

secara luas. Untuk menggambarkan seberapa besar belanja

pemerintah daerah yang digunakan dalam upaya untuk

menyejahterakan penduduk di suatu daerah.

Besarnya belanja daerah di Kabupaten Demak selama lima tahun terakhir juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 besarnya belanja sebesar Rp 1.302.570.059.000,00,- meningkat pada tahun 2016 menjadi sebesar Rp 2.065.356.315.666,-.

Secara rinci perkembangan belanja daerah Kabupaten

Demak tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Demak Tahun 2012-2016

No Uraian Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi

2012 2013 2014 2015 2016

3.1 PENERIMAAN DAERAH

3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 116.577.000.000,00 111.373.449.000,00 161.231.219.000,00 123.486.894.000 207.633.750.741,00

3.1.2 Pencairan Dana Cadangan -

3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan -

3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah - - 17.758.064

3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah -

3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah -

Jumlah 116.577.000.000,00 111.373.449.000,00 161.231.219.000,00 123.486.894.000,00 207.651.508.805,00 3.2 PENGELUARAN DAERAH

3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan - -

3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 6.173.000.000,00 10.500.000.000,00 7.050.000.000,00 8.500.000.000 27.796.000.000,00

3.2.3 Pembayaran Pokok Utang - -

3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah - -

3.2.5 Pemberian Kembali Pinjaman Daerah

3.2.6 Pengembalian Kelebihan Dana Transfer TPP Guru 3.2.7 Pembayaran Kekurangan Pajak Penghasilan 3.2.8 Pembayaran Hutang Pihak Ketiga

Jumlah 6.173.000.000,00 10.500.000.000,00 7.050.000.000,00 8.500.000.000,00 27.796.000.000,00

Pembiayaan Neto 110.404.000.000,00 100.873.449.000,00 154.181.219.000,00 114.986.894.000,00 179.837.750.741,00

3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) NIHIL NIHIL NIHIL NIHIL 66.941.357.275,00

Selama lima tahun terakhir besarnya belanja tidak langsung dan belanja langsung selalu mengalami peningkatan.

Apabila dilihat dari besarnya belanja maka belanja tidak langsung relatif lebih besar apabila dibandingkan dengan belanja langsung.

Namun apabila dianalisis lebih dalam maka secara rata-rata pertumbuhan belanja tidak langsung sebesar 9,4% sedangkan belanja langsung secara rata-rata mengalami pertumbuhan sebesar 8,8%.

-200.000.000.000 400.000.000.000 600.000.000.000 800.000.000.000 1.000.000.000.000 1.200.000.000.000

2012 2013 2014 2015 2016

763.861.789.250 832.702.759.612 843.591.766.000 906.655.928.479 1.074.076.693. 553

536.708.269.750 613.064.431.900 780.611.945.000 884.927.410.289 991.279.622.113

BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA LANGSUNG

Gambar 3.8

Besarnya Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Tahun 2012-2016

Dilihat dari proporsinya, selama kurun waktu tahun

2012-2016 terjadi fluktuasi proporsi masing-masing unsur belanja

terhadap total belaja daerah. Ada kecenderungan peningkatan

proporsi belanja langsung terhadap total belanja daerah dari

sebesar 41,2% menjadi sebesar 47,9%. Kecenderungan

peningkatan proporsi belanja langsung menunjukkan adanya

komitmen pemerintah Kabupaten Demak untuk meningkatkan

kemajuan pembangunan daerah. Secara rinci proporsi

masing-masing unsur belanja daerah terhadap total pendapatan daerah

dapat dilihat pada Tabel 3.9.

58,64 57,6

51,94

58,7

52,1

41,2 42,4

48,06

41,3

47,9

0 10 20 30 40 50 60 70

2012 2013 2014 2015 2016

Chart Title

BELANJA TIDAK LANGSUNG

BELANJA LANGSUNG

Gambar 3.9

Proporsi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung terhadap Total Belanja Daerah Tahun 2012-2016

Berikut ini diuraikan mengenai rasio belanja pegawai

terhadap belanja daerah. Semakin tinggi angka rasionya maka

semakin besar proporsi APBD yang dialokasikan untuk belanja

pegawai dan begitu sebaliknya semakin kecil angka rasio belanja

pegawai maka semakin kecil pula proporsi APBD yang

dialokasikan untuk belanja pegawai. Semakin menurunnya porsi

belanja pegawai tidak langsung dalam APBD menunjukkan bahwa

semakin sedikit porsi APBD yang digunakan untuk belanja

aparatur, sehingga APBD bisa lebih terkonsentrasi pada belanja

yang langsung terkait dengan layanan publik. Asumsinya belanja

ini semakin berkurang maka akan direalokasikan ke belanja

modal dan belanja barang dan jasa yang lebih efektif dalam

mendorong roda perekonomian daerah.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

2012 2013 2014 2015 2016

81,09 85,26 89,66

82,99

70,09

BELANJA PEGAWAI

Gambar 3.10

Rasio Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung Terhadap Belanja Daerah Tahun 2012-2016

Kondisi yang terjadi di Kabupaten Demak menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir Rasio Belanja Pegawai pada Belanja Tidak Langsung terhadap Belanja Daerah relatif stabil meskipun pada tahun 2012 sebesar 81,09% dan menjadi 70,09%

pada tahun 2016. Dengan demikian maka Kabupaten Demak mempunyai kesempatan dalam mendorong roda perekonomian melalui perbaikan dan peningkatan kualitas dan kuantitas layanan publik.

Salah satu ukuran kualitas belanja yang baik adalah

dengan semakin besarnya porsi belanja modal sebagai bagian dari

total belanja daerah. Belanja modal yang besar diharapkan akan

memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan ekonomi di

daerah dan pada akhirnya akan meningkatkan potensi-potensi

penerimaan daerah yang baru. Rasio belanja modal terhadap total

belanja daerah mencerminkan porsi belanja daerah yang

dibelanjakan untuk belanja modal. Belanja Modal sendiri

ditambah belanja barang dan jasa, merupakan belanja pemerintah

yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi suatu daerah selain dari sektor swasta, rumah tangga,

dan luar negeri. Oleh karena itu, semakin tinggi angka rasionya,

semakin baik pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sebaliknya, semakin rendah angkanya, semakin buruk pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi.

Kondisi yang terjadi di Kabupaten Demak selama lima tahun terakhir ini menunjukkan bahwa proporsi Belanja Modal terhadap total belanja maupun proporsi belanja modal terhadap belanja langsung kondisinya fluktuatif. Apabila dianalisa menunjukkan bahwa rasio belanja modal terhadap total belanja daerah dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 berada dikisaran 25% dan di tahun 2016 telah terjadi kenaikan (30,76%).

0 10 20 30 40 50 60 70

2012 2013 2014 2015 2016

66,49

61,97 62,06

56,22

64,09

27 25 26

23

30,76

Belanja Modal Terhadap Belanja Langsung Proporsi Belanja Modal Terhadap Total Belanja

Gambar 3.11

Rasio Belanja Modal Terhadap Belanja Daerah dan Terhadap Belanja Langsung Tahun 2010-2014

3.2.1.1. Pembiayaan Daerah

Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali. Dalam penganggaran pemerintah daerah pembiayaan daerah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.

Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman

dan hasil divestasi. Sementara itu pengeluaran pembiayaan antara

lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,

pemberian pinjaman kepada entitas lain dan penyertaan modal

oleh pemerintah daerah.

Dalam kurun waktu tahun 2012-2016 penerimaan

pembiayaan daerah menunjukkan peningkatan dari sebesar Rp

116.577.000.000,00 pada tahun 2012 menjadi Rp

207.651.508.805,00 pada tahun 2016. Pengeluaran pembiayaan

daerah juga cenderung meningkat dari sebesar Rp

6.173.000.000,00 pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp

27.796.000.000,00 pada tahun 2016. Selisih pembiayaan netto

meningkat dari sebesar Rp 110.404.000.000,00 pada tahun 2012

menjadi Rp 179.837.750.741,00 pada tahun 2016. Secara rinci

perkembangan realisasi pembiayaan daerah Kabupaten Demak

tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5

Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Demak Tahun 2018

No Uraian APBD RAPBD Bertambah/ Prosentase

2017 2018 Berkurang %

1 PENDAPATAN

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 256.033.200.000 257.076.427.000 1.043.227.000 100,41

1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 82.907.000.000 85.357.000.000.000 2.450.000.000 102,96

1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 22.541.200.000 21.700.677.000 (840.523.000) 96,27

1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 14.525.000.000 13.193.750.000 (1.331.250.000) 90,83

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

yang Sah 136.060.000.000 136.825.000.000 765.000.000 100,56

1.2 DANA PERIMBANGAN 1.280.995.759.000 1.131.796.827.000 (149.198.932.000) 88,35

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil

Bukan Pajak 48.681.693.000 45.499.570.000 (3.182.123.000) 93,46

1.2.2 Dana Alokasi Umum 958.000.609.000 908.643.744.000 (49.356.865.000) 94,85

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 274.313.457.000 177.653.513.000 (96.659.944.000) 64.76

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG

SAH 322.491.389.000 316.657.734.000 (5.833.655.000) 98,19

1.3.1 Pendapatan Hibah 1.186.098.000,00 -

-

1.3.2 Pendapatan Dana Darurat - -

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 110.895.896.000 105.062.241.000 (5.833.655.000) 94,74 1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi

Khusus 211.595.493.000 211.595.493.000 - 100

1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi - - -

-

Jumlah 1.859.520.348.000 1.705.530.988.000 (153.989.360.000) 91,72

Surplus/defisit menunjukkan selisih antara pendapatan dan belanja daerah. Jika pendapatan lebih besar daripada belanja, maka terjadi surplus, kalau sebaliknya maka terjadi defisit.

Besaran defisit menunjukkan tingkat belanja yang tidak dapat dipenuhi oleh pendapatan daerah. Dalam kurun tahun 2011-2015 Kabupaten Demak mengalami defisit anggaran seperti terlihat pada gambar berikut.

-20.000.000.000 40.000.000.000 60.000.000.000 80.000.000.000 100.000.000.000 120.000.000.000 140.000.000.000 160.000.000.000

2012 2013 2014 2015 2016

11 0.4 04 .00 0.0 00 100 .873 .449 .000 154.18 1.219.00 0 114.98 6.894.00 0 145.67 4.005.13 4

DEFISIT

Gambar 3.12

Defisit Kabupaten Demak Tahun 2012-2016

Selanjutnya menyangkut SiLPA yaitu pelampauan

pendapatan atau penghematan belanja pada realisasi APBD

sebelumnya akan menghasilkan sisa dana. Mengingat bahwa

APBD dibuat sebelum berakhirnya tahun anggaran maka SiLPA

yang terdapat di APBD merupakan nilai estimasi. Semakin besar

SiLPA pada dasarnya menunjukkan semakin besarnya dana

publik yang belum atau tidak digunakan dalam belanja atau

pengeluaran pembiayaan lain sehingga mengendap di kas daerah

sebagai dana idle. Kondisi yang terjadi di Kabupaten Demak

selama periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 SiLPA

cenderung meningkat. Pada tahun 2012 SiLPA sebesar Rp

116.577.000,00 dan meningkat menjadi sebesar Rp

179.837.750.741,00 di tahun 2016. Kondisi ini menunjukkan

bahwa secara rata-rata selama lima tahun terakhir terjadi

pertumbuhan sebesar 17,66%. Hal ini menunjukkan bahwa di

Kabupaten Demak masih banyak dana publik yang belum

digunakan dalam belanja maupun pengeluaran yang lain.

Sehingga masih ada dana yang mengendap di kas daerah atau tidak terserap.

-20.000.000.000 40.000.000.000 60.000.000.000 80.000.000.000 100.000.000.000 120.000.000.000 140.000.000.000 160.000.000.000 180.000.000.000

2012 2013 2014 2015 2016

1 1 6 .5 7 7 .0 0 0 .0 0 0 1 1 1 .3 7 3 .4 4 9 .0 0 0 1 6 1 .2 3 1 .2 1 9 .0 0 0 1 2 3 .4 8 6 .8 9 4 .0 0 0 1 7 9 .8 3 7 .7 5 0 .7 4 1

SiLPA

Gambar 3.13

Besarnya Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun 2012-2016

Besarnya SiLPA pada akhir tahun tentunya menjadi salah satu sumber pembiayaan pada tahun berikutnya untuk mendanai belanja daerah. Rasio ini diharapkan akan semakin turun mengingat tingginya SiLPA yang terjadi bisa ditengarai oleh karena rendahnya penyerapan belanja daerah, yang pada dasarnya mengindikasikan tidak efisien dan efektifnya perencanaan kegiatan di daerah. Sumber SiLPA selain itu adanya dana dari pusat yang tidak terserap. Sehingga rasio ini juga perlu dicermati oleh pemerintah pusat dalam melakukan kebijakan transfer ke daerah yang efisien dan efektif.

Kondisi yang terjadi di Kabupaten Demak menunjukkan

bahwa Rasio SiLPA terhadap Anggaran Belanja menunjukkan ada

peningkatan. Dengan kondisi ini maka dapat disampaikan bahwa

terjadi penyerapan belanja yang belum masksimal dari tahun

2012 hingga tahun 2015. Khusus tahun 2016, SiLPA turun

menjadi 3,24%, hal ini berarti penyerapan belanja benar-benar

meminimalisir besaran SiLPA. Meningkatnya rasio SiLPA terhadap anggaran belanja ini menyebabkan Pemerintah Kabupaten Demak harus siap dalam membiayai belanjanya. Hal ini disebabkan, ada kemungkinan pemerintah pusat akan lebih mencermati dalam melakukan kebijakan transfer ke Kabupaten Demak.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2012 2013 2014 2015 2016

8,95

7,7

9,93

7,5

3,24

Rasio SiLPA Terhadap Total Belanja

Gambar 3.14

Rasio SiLPA terhadap Anggaran Belanja Tahun 2012-2016

3.2.2. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan 3.2.2.1. Pendapatan

Proyeksi Pendapatan di tahun 2018 ditarget sebesar Rp. 1.705.530.988.000,00 dan hal ini menurun dibanding penetapan APBD Tahun 2017 yaitu sebesar Rp.

1.859.520.348.000,00 atau terjadi penurunan Rp.

153.989.360.000,00. Penurunan ini dikarenakan untuk

proyeksi dana perimbangan yang akan diterima

berkurang Rp. 149.198.932.000,00, juga untuk Lain-lain

Pendapatan yang Sah juga diproyeksi juga mengalami

penurunan. Lebih lanjut dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Tabel 3.6

Rencana Belanja Daerah Kabupaten Demak Tahun 2018

No Uraian APBD RAPBD Bertambah/ Prosentase

2017 2018 Berkurang %

2 BELANJA

2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.163.653.424.000 832.702.759.612,00 843.591.766.000,00 966.060.104.000

2.1.1 Belanja Pegawai 779.203.851.000 806.285.437.000 27.081.586.000 103,48

2.1.3 Belanja Subsidi - - - -

2.1.4 Belanja Hibah 7.600.000.000 7.600.000.000 0 100

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 1.461.200.000 1.461.200.000 0 100

2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan

Pemerintahan Desa 10.032.200.000 10.550.000.000 517.800.000 105.16

2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan kpd Provinsi/Kabupaten/Kota dan

Pemerintah Desa 363.356.173.000 356.048.734.000 (7.307.439.000) 97,99

2.1.8 Belanja Tidak Terduga 2.000.000.000, 2.000.000.000,00 0 100

2.2 BELANJA LANGSUNG 771.566.924.000 - = -

2.2.1 Belanja Pegawai 114.732.786.000 - - -

2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 290.924.720.700 - - -

2.2.3 Belanja Modal 365.909.417.300 - - -

Jumlah 1.935.220.348.000 1.183.945.371.000 (751.274.977.000) 61,18

Surplus/ (Defisit) (75.700.000.000) 521.585.617.000 597.285.617.000 689,02

Terhadap pendapatan secara keseluruhan, proporsi dana perimbangan terhadap total pendapatan masih menjadi porsi terbesar yaitu mencapai 66,36 %. Untuk PAD diproyeksikan naik tipis sebesar Rp.1.043.227.000 dari Rp.256.033.200.000 di tahun 2017 menjadi Rp.257.076.427.000 di tahun 2018.

3.2.2.2. Belanja Daerah

Anggaran Belanja Daerah di tahun 2018 dengan memperhitungkan proyeksi pendapatan, digunakan untuk Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Untuk Belanja Langsung pengalokasiannya akan ditentukan melalui mekanisme perencanaan yaitu diawali Musrenbangdes/Kec, Forum OPD, Musrenbangkab, yang selanjutnya disusun KUA PPAS.

Sedangkan untuk alokasi rencana Belanja Tidak Langsung

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.7

Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Demak Tahun 2012-2016

No Uraian

APBD R-APBD Bertambah/ Prosentase

2017 2018 Berkurang %

3.1 PENERIMAAN DAERAH

3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 90.000.000.000 20.000.000.000 (70.000.000.000) 22,22

3.1.2 Pencairan Dana Cadangan - -

3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan - -

3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah - -

3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah -

3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah -

Jumlah 90.000.000.000 90.000.000.000 (70.000.000.000) 22,22

3.2 PENGELUARAN DAERAH

3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan - -

3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah

14.300.000.000 14.300.000.000

- 100

- PT. Bank Jateng 5.000.000.000 5.000.000.000 -

- PD. BPR BKK 865.000.000 865.000.000 -

- PD. BKK 1.400.000.000 1.400.000.000 -

- PT. LKM (Bank Pasar) 2.000.000.000 2.000.000.000 -

- PD. Apotik Sari Husada 1.535.000.000 1.535.000.000 -

- PDAM Kab. Demak 3.500.000.000 3.500.000.000 -

3.2.3 Pembayaran Pokok Utang - - -

3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah - - -

Jumlah 14.300.000.000 14.300.000.000 - 100

Pembiayaan Neto 75.700.000.000 5.700.000.000 (70.000.000.000) 7,53

3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan - 527.285.617.000 527.285.617.000

3.2.1.1. Pembiayaan Daerah

Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali. Dalam penganggaran pemerintah daerah pembiayaan daerah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.

Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Sementara itu pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain dan penyertaan modal oleh pemerintah daerah.

Untuk tahun 2018 penerimaan pembiayaan daerah diproyeksikan sebesar Rp. 20.000.000.000, lebih kecil dari tahun 2017 yaitu sebesar Rp. 90.000.000.000,-. Hal ini mempunyai arti bahwa untuk serapan anggaran APBD Tahun 2017 diharapkan dapat maksimal. Sehingga SiLPA ditarget menurun. Sedangkan untuk pengeluaran pembiayaan daerah diproyeksikan sama dengan tahun 2017 yaitu sebesar Rp 14.300.000.000,00.

Secara rinci pembiayaan daerah Kabupaten Demak tahun

2017 dan proyeksi 2018 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.8

Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Demak Tahun 2012-2016

No Uraian

APBD R-APBD Bertambah/ Prosentase

2017 2018 Berkurang %

3.1 PENERIMAAN DAERAH

3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 90.000.000.000 20.000.000.000 (70.000.000.000) 22,22

3.1.2 Pencairan Dana Cadangan - -

3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan - -

3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah - -

3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah -

3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah -

Jumlah 90.000.000.000 90.000.000.000 (70.000.000.000) 22,22

3.2 PENGELUARAN DAERAH

3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan - -

3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah

14.300.000.000 14.300.000.000

- 100

- PT. Bank Jateng 5.000.000.000 5.000.000.000 -

- PD. BPR BKK 865.000.000 865.000.000 -

- PD. BKK 1.400.000.000 1.400.000.000 -

- PT. LKM (Bank Pasar) 2.000.000.000 2.000.000.000 -

- PD. Apotik Sari Husada 1.535.000.000 1.535.000.000 -

- PDAM Kab. Demak 3.500.000.000 3.500.000.000 -

3.2.3 Pembayaran Pokok Utang - - -

3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah - - -

Jumlah 14.300.000.000 14.300.000.000 - 100

Pembiayaan Neto 75.700.000.000 5.700.000.000 (70.000.000.000) 7,53

3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan - 527.285.617.000 527.285.617.000

BAB IV

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 2018

4.1. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan sesuai ketentuan Pasal 260 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan, bahwa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan, Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan daerah tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 tahun, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1 tahun.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak 2016-2021 telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016. Visi yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu :

“Terwujudnya Masyarakat Demak Yang Agamis lebih Sejahtera, Mandiri, Maju, Kompetitif, Kondusif, Berkepribadian dan

Demokratis”

Visi tersebut di atas terdiri dari 8 frase (bagian), yaitu Masyarakat Demak yang Agamis, Sejahtera, Mandiri, Maju, Kompetitif, Berkepribadian dan Demokratis.

1. Masyarakat Demak yang Agamis

Kondisi masyarakat yang didalamnya tertanam nilai-nilai agama

yang melekat pada setiap perilaku warga, ditambah dengan

simbol-simbol keagamaan secara substansial yang melekat pada

setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

2. Masyarakat Demak yang Sejahtera

Terpenuhinya dua kriteria hidup masyarakat :

 Pertama, terpenuhinya kebutuhan pokok setiap individu rakyat; baik pangan, sandang, papan, pendidikan, maupun kesehatan.

 Kedua, terjaga dan terlidunginya agama, harta, jiwa, akal, dan kehormatan manusia. Dengan demikian, kesejahteraan tidak hanya buah sistem ekonomi semata; melainkan juga buah sistem hukum, sistem politik, sistem budaya, dan sistem sosial.

3. Masyarakat Demak yang Mandiri

Meningkatnya kemampuan pemerintah dalam menyelenggarakan kewenangannya, serta menciptakan kondisi masyarakat yang memiliki kemampuan mengelola potensi dirinya sendiri (sesuai dengan kapasitasnya masing-masing)untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi.

Masyarakat diposisikan sebagai subyek bukan obyek, masyarakat turut berperan aktif dalam pembangunan serta menjadikan masyarakat itu sendiri sebagai agent of change bagi masyarakat lainnya. Kemandirian lebih dititik beratkan pada perubahan pola pikir, pemerintah berperan sebagai inisiator, fasilitator program pemberdayaan masyarakat, sehingga pada saatnya meminimalisir ketergantungan dan harapan bantuan pihak lain.

4. Masyarakat Demak yang Maju

MasyarakatDemak yang mampu membawa daerahnya berada di depan dibanding daerah-daerah lain dilihat dari aspek pendidikan, kesehatan, perekonomian, infrastruktur, tata kelola pemerintahan, keagamaan dan berbagai sendi kehidupan lainnya dengan tetap memperhatikan aspek-aspek pembangunan berkelanjutan serta mengedepankan potensi dan kearifan lokal;

5. Masyarakat Demak yang Kompetitif

Fokus pada pengelolaan potensi sumber daya alam, didukung

oeh kemampuan sumberdaya manusia yang baik, sehingga

mampu menghasilkan dan mengembangkan potensi daerah yang berkualitas serta memiliki daya saing tinggi sekaligus dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

6. Masyarakat Demak yang Kondusif

Masyarakat Demak yang memiliki Daerah dengan situasi aman, nyaman yang mendukung untuk berinvestasi, disertai kualitas pelayanan aparatur yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)agar tercipta pembangunan yang seimbang di berbagai sektor.

7. Masyarakat Demak yang Berkepribadian

Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat dalam bentuk perilaku. Perilaku tersebut secara keseluruhan didasarkan pada nilai-nilai yang berlaku ditengah-tengah masyarakat. Nilai-nilai yang mendasari kepribadian tersebut antara lain nilai–nilai agama yang diyakini, nilai sosial, moral, etika dan estetika sehingga menjadi karakter atau kepribadian masyarakat.

8. Masyarakat Demak yang Demokratis

Mengutamakan persamaan hak, kewajiban, dan perlakuan bagi semua warga masyarakat. Dengan demikian dapat disimpulkan dalam penyelenggaraan pemerintahan lebih mengedepankan pada pelayanan yang didasarkan pada prinsip dan nilai-nilai demokrasi yang berupa persamaan hak dan kewajiban, serta mengedepankan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi atau golongan.

Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Demak tersebut, maka Misi Pembangunan Kabupaten Demak Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:

1. Menjadikan nilai-nilai agama melekat pada setiap kebijakan pemerintah dan perilaku masyarakat.

Misi pertama ini mengandung pengertian bahwa seluruh

pelaksanaan pembangunan baik oleh pemerintah daerah

maupun masyarakat, nilai-nilai agam menjadi dasar dalam

pelaksanaannya. Keberhasilan misi yang pertama ini ditandai

dengan berkurangnya kasus konflik antar umat beragama dan

Tidak adanya Keberadaaan aliran yang menyimpang dari nilai nilai agama

2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih bersih, efektif, efisien, dan akuntabel.

3. Mewujudkakan tata kelola pemerintahan yang lebih bersih, efektif, efesien dan akuntabel mengandung arti bahwa pelaksanaan tata kelola dimulai dengan melakukan penataan reformasi birokrasi, penyusunan perencanaan dan penganggaran yang transparan dan akuntabel, memberikan pelayanan yang mudah.

4. Meningkatkan kedaulatan pangan dan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal serta mengurangi tingkat pengangguran 5. Meningkatkan kedaulan pangan dan ekonomi kerakyatan

dengan mengoptimalkan sumberdaya pertanian, perikanan, usaha kecil menengah, mengembangkan industri pengolahan, perdagangan dan jasa yang mampu menyerap tenaga kerja.

6. Mengakselerasi pembangunan infrastruktur strategis, kewilayahan dan meningkatkan keterpaduan perkembangan kota dan desa. Melakukan pembangunan infrastruktur secara merata baik kota maupun desa sehingga semua masyarakat mampu mengakses semua tempat tempat pelayanan umum.

7. Meningkatkan kualitas Pendidikan dan kesehatan sesuai standar serta perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan. Melaksanakan pembangunan pendidikan dasar sehingga semua anak usia sekolah dasar dapat menikmati bangku sekolah, melaksanakan pelayanan kesehatan secara adil dan merata, melaksanakan rehabilitasi, perlindungan dan pemberdayaan bagi PMKS dan penduduk miskin.

8. Menciptakan keamanan ketertiban dan lingkungan masyarakat yang kondusif.

9. Mewujudkan Kabupaten Demak yang aman, tertib yang mampu

manangani permasalahan penyakit masyarakat dan mampu

melakukan penanganan dan antisipasi bencana baik bencana

alam maupun bencana sosial.

10. Mengembangkan kapasitas pemuda, olahraga, seni-budaya, meningkatkan keberdayaan perempuan, perlindungan anak dan mengendalikan pertumbuhan penduduk. Meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan, mengembangkan prestasi olahraga, meningatkan peran perempuan dalam pembangunan, mengurangi kasus kekerasan perempuan dan anak, menjaga kelestarian seni dan budaya serta mampu mengendalikan jumlah pendudk dengan menekan jumlah kelahiran.

11. Mewujudkan kualitas pelayanan Investasi dan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Meningkatkan investasi dengan mempermudah pelayanan perijinan, mewujudkan kota pintar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

12. Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup dalam pengelolaan sumberdaya alam. Mengurangi pencemaran lingkungan, menjaga kelestarian lingkungan, kebersihan kota dan melakukan pengawasan terhadap pembangunan yang memberikan dampak terhadap lingkungan.

RKPD adalah penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan RKPD Tahun 2018 merupakan tahun kedua RPJMD Kabupaten Demak Tahun 2016-2021 yang diprioritaskan pada “Perwujudan good governance dan reformasi birokrasi”. Hal ini difokuskan pada pelaksanaan dan penataan pemerintahan demi terwujudnya good governance, mempermudah pelayanan pada masyarakat, pembangunan e goverment melalui e-planning, e-budgedting dan e-monev, peningkatan kapasitas ASN sebagaimana amanat dalam Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (ASN).

4.2. ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

Untuk mencapai visi dan misi yang diinginkan, maka pembangunan daerah diarahkan sebagai berikut :

A. Mewujudkan Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi

Pertumbuhan dan pemerataan ekonomi merupakan salah

satu indikator utama dari kemajuan daerah dan kesejahteraan

lahiriah masyarakat. Untuk mewujudkan pertumbuhan dan

pemerataan ekonomi, pembangunan Kabupaten Demak dalam

jangka panjang diarahkan untuk:

1. Perekonomian dikembangkan dengan fokus utama untuk memperkuat perekonomian daerah namun tetap berorientasi pada penguatan daya saing ekonomi daerah baik pada tingkat regional maupun dalam percaturan ekonomi nasional. Perlu dilakukan reorientasi daya saing ekonomi daerah dari keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif mengingat adanya persaingan yang semakin terbuka antar daerah bahkan pada tingkat global seiring dengan dimulainya era pasar bebas. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya pengelolaan sumbersumber ekonomi (baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam) secara profesional dan berkelanjutan dengan dibarengi peningkatan kualitas dan produktivitas SDM, aplikasi dan pengembangan IPTEK serta meningkatkan produk/hasil industri yang berkualitas, berdaya saing dan berbahan baku lokal.

2. Struktur ekonomi diperkuat dengan memposisikan sektor industri sebagai sektor unggulan yang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PDRB, seimbang dengan sektor pertanian dalam arti luas, jasa dan perdagangan.

Produktivitas hasil pertanian yang memberikan nilai tambah

kepada petani perlu ditingkatkan serta diberikan

rangsangan penyediaan infrastruktur pendukung di sektor

pertanian. Sumber-sumber ekonomi yang selama ini belum

digali dan dimanfaatkan secara optimal seperti sungai,

potensi laut dan kawasan pesisir perlu dikelola secara

optimal dengan cara melakukan intensifikasi maupun

ekstensifikasi serta dipelihara daya dukungnya sehingga

bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. UKM dan

Koperasi diarahkan agar menjadi pelaku ekonomi yang

memainkan peran yang signifikan dalam percaturan

ekonomi daerah baik dalam hal kontribusinya terhadap

PDRB maupun penyerapan tenaga kerja, serta menghasilkan

produk yang berkualitas dan mampu bersaing pada tingkat

nasional. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk

meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan keahlian

kewirausahaan UKM dan koperasi sehingga UKM dan koperasi betul-betul dapat memperkuat struktur ekonomi daerah dan memiliki daya saing.

3. Perlu adanya peningkatan investasi daerah dalam taraf yang berarti sehingga dapat mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk menarik investor baik investor asing maupun domestik dengan cara menciptakan iklim investasi daerah yang kondusif maupun dengan promosi yang lebih gencar.

Peran Pemerintah Kabupaten Demak perlu diarahkan pada penyediaan dan peningkatan infrastruktur dan suprastruktur fisik pendukung investasi daerah, penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintah yang baik (good governance) dalam menyusun kerangka regulasi dan perijinan yang efisien, tidak berbelit-belit, tidak diskriminatif dan efektif, menjaga dan mengembangkan ilkim persaingan usaha secara sehat. Hal ini perlu dibarengi dengan upaya untuk mengembangkan mekanisme pasar yang sehat dalam memfasilitasi perdagangan dan jasa produksi lokal dengan prinsip persaingan sehat dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

4. Sektor pariwisata perlu dikembangkan secara lebih profesional sehingga mampu mendorong kegiatan ekonomi daerah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, perluasan kesempatan kerja serta menjaga kelestarian budaya.

5. Kebijakan sektor ketenagakerjaan diarahkan pada

penciptaan kesempatan kerja yang seluas-luasnya di

lapangan kerja formal serta peningkatan kesejahteraan

pekerja di sektor informal. Untuk itu pengembangan industri

diarahkan pada industri yang padat tenaga kerja dalam

upaya untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan

dengan tetap memperhatikan keselamatan dan kesehatan

kerja, hubungan industrial yang harmonis, tingkat upah

yang layak serta hak-hak pekerja.

6. Peningkatan nilai tambah di sektor pertanian dalam arti luas dalam upaya untuk pembangunan perdesaan, pengentasan kemiskinan, pemerataan ekonomi untuk masyarakat miskin sekaligus untuk memperkuat ketahanan dan swasembada pangan. Upaya itu perlu didukung dengan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani dan nelayan dalam penerapan IPTEK serta dengan pengembangan industri hilir sektor pertanian (industri pengolahan hasil pertanian).

7. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana transportasi, telekomunikasi, perumahan/permukiman, persampahan dan drainase, energi serta air bersih/air minum sebagai penunjang aktivitas ekonomi daerah serta menumbuhkan sumber-sumber pembiayaan yang tangguh guna mendukung perekonomian daerah.

B. Mewujudkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Arah pembangunan jangka panjang dalam rangka mewujudkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan manajemen kesehatan. Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi globalisasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama lintas sektor. Perhatian khusus diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta pada upaya promotif dan preventif.

2. Pembangunan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat

diarahkan pada pengembangan sistem layanan kesehatan

dengan indikator adanya kemudahan mendapatkan

pelayanan kesehatan dan obat-obatan yang berkualitas

dengan harga terjangkau, adanya komunikasi kepada

masyarakat berkaitan dengan semua persoalan kesehatan

masyarakat, adanya pelayanan kesehatan oleh tenaga dokter

dan paramedis yang profesional, adanya proses pelayanan kesehatan yang tepat, cepat, ramah dan nyaman, serta adanya prasarana kesehatan yang memadahi dan representatif.

C. Mewujudkan Kualitas Pelayanan Pendidikan

Arah pembangunan jangka panjang dalam rangka mewujudkan kualitas pelayanan pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan perbaikan sarana dan menambah prasarana pendidikan. Keberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sarana dan prasarana pendidikan seperti sekolah dan tenaga pendidik (guru) yang memadai. Untuk peningkatan kualitas persekolahan dapat dilakukan dengan pembangunan ruang kelas baru, ruang perpustakaan, ruang laboratotium dan ruang administrasi.

2. Peningkatan mutu dan perluasan kesempatan belajar khususnya pendidikan dasar 9 tahun dengan prioritas meningkatkan daya tampung dan bantuan kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu, cacat ataupun bertempat tinggal terpencil kurang dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan agar mendapatkan kesempatan belajar dan kesempatan meningkatkan ketrampilan. Demikian pula perhatian khusus perlu diberikan kepada anak-anak yang berbakat istimewa agar mereka dapat mengembangkan kemampuannya secara maksimal.

3. Perlu adanya pengembangan pendidikan yang berorientasi kesepadanan dan kesetaraan melalui pengembangan kurikulum lokal pada sekolah umum dengan pengembangan sekolah kejuruan, sesuai pasar kerja yang dibutuhkan dan pengintegrasian proses pendidikan SMK dengan dunia kerja dan dunia industri

4. Pengembangan budaya baca di kalangan masyarakat

khususnya jajaran pendidikan melalui optimalisasi

perpustakaan, menyediakan bahan bacaan bermutu dan

pengembangan metode pengajaran yang merangsang anak didik untuk memiliki kultur baca.

D. Mewujudkan Kehidupan Sosial Budaya dan Kemasyarakatan yang Agamis dan Demokratis

Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Demak selama 20 tahun ke depan untuk mewujudkan kehidupan sosial budaya dan kemasyarakatan yang agamis dan demokratis adalah sebagai berikut:

1. Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk yang diarahkan pada peningkatan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang terjangkau.

2. Penanggulangan kemiskinan yang diarahkan pada penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat secara bertahap dengan mengutamakan prinsip kesetaraan.

3. Peningkatan pelayanan pendidikan yang mencakup semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan secara bermutu dan terjangkau disertai dengan pembebasan biaya pendidikan pada jenjang pendidikan dasar

4. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan manajemen kesehatan. Perhatian khusus diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat, serta pada upaya promotif dan preventif

5. Pemantapan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan

6. Peningkatan kerukunan hidup beragama dengan

meningkatkan rasa saling percaya dan harmonisasi antar

kelompok masyarakat sehingga tercipta suasana kehidupan

masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa dan

harmonis

E. Mewujudkan Penyelenggaraan Tata Pemerintahan yang Baik Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Demak untuk 20 tahun ke depan dalam rangka untuk mewujudkan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan tingkat pendidikan aparatur Pemerintah Kabupaten Demak, baik pendidikan formal maupun informal.

2. Peningkatan sarana prasarana pelayanan melalui program e-government. Untuk 20 tahun ke depan pelayanan melalui program ini harus sudah berjalan dengan lancar 3. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah melalui

peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah dan peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah 4. Peningkatan kepastian hukum, perlindungan hukum,

kesadaran hukum serta pelayanan hukum berdasarkan

keadilan, kebenaran, ketertiban dan kesejahteraan dalam

rangka penyelenggaraan pemerintahan yang tertib, teratur,

lancar serta berdaya saing.

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2018

5.1. Rencana Program Prioritas Daerah Tahun 2018

Dengan memperhatikan prioritas program nasional dan provinsi Jawa Tengah, serta mengacu RPJMD Kabupaten Demak Tahun 2016-2021 dan dengan mempertimbangkan isu strategis yang dihadapi, maka Rencana Program Prioritas Daerah Tahun 2018 sebagai berikut:

a. Perwujudan good governance dan reformasi birokrasi, melalui : a. Sinkronisasi Penyusunan E Planning, E Budgeting dan E

Evaluasi;

b. Peningkatan Kinerja dan Kapasitas Aparatur Sipil Negara;

c. Peningkatan sarana prasarana pelayanan Publik;

d. Sistem Perencanaan dan Penganggaran berbasis IT.

b. Percepatan penanggulangan kemiskinan berbasis kewilayahan secara terpadu melalui :

Penanganan rumah tidak layak huni berdasarkan data PBDT 2015.

c. Peningkatan nilai tambah di sektor pertanian dalam arti luas meliputi :

a. Pembangunan embung di wilayah selatan dan jaringan;

b. Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier;

c. Peningkatan kualitas dan Pendampingan petani;

d. Pembangunan kapasitas petani budidaya dalam mencapai sertifikasi CBIB;

e. Peningkatan kualitas dan ketrampilan nelayan budidaya dan tangkap.

d. Pertumbuhan dan pemerataan ekonomi diarahkan untuk : a. Pembangunan Pasar/Rehabilitasi;

b. Pelatihan dan pendampingan pada usaha mikro;

c. Peningkatan kapasitas pelaku perdagangan dalam rangka peningkatan ekspor;

d. Pembangunan sarana prasarana dalam rangka penataan PKL;

e. Pembangunan dan rehabilitasi destinasi pariwisata.

e. Pelayanan kesehatan masyarakat

a. Pembangunan RS di wilayah selatan;

b. Peningkatan akses sanitasi.

f. Pelayanan Pendidikan

a. Peningkatan kualitas ruang kelas;

b. Peningkatan sekolah memiliki laboratorium dan perpustakaan;

c. Pemberian beasiswa melalui beasiswa miskin daerah.

g. Pembinaan kehidupan sosial budaya dan kepemudaan, meliputi :

a. Penanganan korban kekerasan perempuan dan anak b. Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

c. Pembinaan Pemuda dan atletik

h. Penyediaan dan peningkatan infrastruktur penunjang kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, kawasan cepat tumbuh dan wilayah perbatasan, peningkatan kapasitas jalan dan jembatan, serta peningkatan sarana dan prasarana irigasi (embung), air baku, transportasi, telekomunikasi, perumahan/

permukiman, persampahan dan drainase, energi serta air bersih/air minum sebagai penunjang aktivitas ekonomi daerah dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan, pengembangan program lingkungan hidup serta pencegahan dan penanggulangan bencana.

5.2. Rencana Kegiatan Prioritas Daerah Tahun 2018

Program – program prioritas tersebut selanjutnya dijabarkan

dalam Rencana Kegiatan Prioritas sebagaimana Tabel Rencana

Program dan Kegiatan OPD Tahun 2018 dan Perkiraan Maju

Tahun 2019. Terlampir.

BAB VI PENUTUP

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD) Kabupaten Demak Tahun 2018 mengacu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak Tahun 2016 – 2021, memperhatikan arahan kebijakan Nasional dan Surat Gubernur Jawa Tengah Nomor : 050.23/0020975 tentang Arah Kebijakan Penyusunan RKPD Tahun 2018 serta Surat Bupati Demak Nomor 050/0122 tentang Arah Kebijakan Pembangunan Untuk Penyusunan RKPD Tahun 2018 merupakan pengintegrasian dan sinergitas perencanaan pembangunan secara nasional.

Sehubungan hal tersebut untuk menjaga kesinambungan Pembangunan Daerah, maka RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 harus menjadi pedoman oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam melaksanakan program/ kegiatan pembangunan tahun 2018 dan menjadi landasan bagi Penyusunan KUA-PPAS dan RAPBD Kabupaten Demak tahun 2018.

RKPD sebagai pedoman bagi SKPD untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terutama berkaitan dengan pencapaian prioritas, menangani permasalahan dan kendala serta pelaporan pencapaian sasaran pembangunan daerah. RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 juga menjadi wadah seluruh pemangku kepentingan pembangunan daerah termasuk dunia usaha/dunia industri dan masyarakat dalam pelaksanaan program/ kegiatan partisipasi dan swadaya dalam pembangunan daerah.

Selain itu, program dan kegiatan pembangunan dalam

pelaksanaannya, mempertimbangkan seluruh potensi dan pembiayaan

yang tersedia baik dari Pemerintah Pusat, anggaran Provinsi Jawa

Tengah dan APBD Kabupaten Demak melalui sinkronisasi dan

sinergitas dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan.

Pelaksanaan program/kegiatan RKPD Kabupaten Demak 2018 adalah pelaksanaan Visi Pembangunan : “Terwujudnya Masyarakat Demak Yang Agamis Lebih Sejahtera, Mandiri, Maju, Kompetitif, Kondusif, Berkepribadian dan Demokratis”.

NO JABATAN PARAF

1 SEKDA 2 ASISTEN I 3 KABAG HUKUM 4 Plt. KA. BAPPEDA

LITBANG

BUPATI DEMAK,

HM. NATSIR

Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun Anggaran 2018 1. Sumber Dana APBD

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program

Indikator Kinerja Kegiatan

Rencana Tahun 2018

Catatan

Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana 0.00.1.01.01 .01 Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

0.00.1.01.01 01.01 Penyediaan jasa surat menyurat Terselesaikannya surat

menyurat perkantoran

Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 10,000,000

- 12 Bulan 10,000,000 0.00.1.01.01 01.02 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air

dan listrik

Terpenuhinya komunikasi

kebutuhan air dan listrik

Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 250,000,000

- 12 Bulan 250,000,000 0.00.1.01.01 01.07 Penyediaan jasa administrasi keuangan Terpenuhinya pelayanan

jasa administrasi dengan baik.

Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 50,000,000

- 12 Bulan 50,000,000

0.00.1.01.01 01.08 Penyediaan jasa kebersihan kantor Tercapainya lingkungan

yang bersih

Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 150,000,000

- 12 Bulan 150,000,000

0.00.1.01.01 01.10 Penyediaan alat tulis kantor Tersedianya Alat Tulis

Kantor

Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 60,000,000

- 12 Bulan 60,000,000 0.00.1.01.01 01.11 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Tersedianya barang cetakan

dan penggandaan

Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 50,000,000

- 12 Bulan 50,000,000 0.00.1.01.01 01.12 Penyediaan komponen instalasi

listrik/penerangan bangunan kantor

Tersedianya penerangan

gedung kantor

Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 40,000,000

- 12 Bulan 40,000,000 0.00.1.01.01 01.13 Penyediaan peralatan dan perlengkapan

kantor

Tersediannya perlengkapan

dan alat kebersihan

Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 75,000,000

- 12 Bulan 75,000,000 0.00.1.01.01 01.15 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan

perundang-undangan

Tersedianya Bahan Bacaan

yan berkualitas dan baik

Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 25,000,000

- 12 Bulan 25,000,000

0.00.1.01.01 01.17 Penyediaan makanan dan minuman Tersedianya makan dan

minuman terhadap

0.00.1.01.01 01.18 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah

Terpenuhinya perjalanan

luar / daerah

Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 200,000,000

- 12 Bulan 200,000,000

0.00.1.01.01 01.19 Penyediaan jasa pegawai non PNS Jumlah Pegawai yang

mendapat Honor Kesejahteraan (KESRA) jasa Pegawai Non PNS setiap bulan.

Dindikbud Jumlah Honorer

0.00.1.01.01 01.20 Penyediaan operasional UPTD Kecamatan Terpenuhinya kebutuhan perkantoran 14 UPTD Kecamatan setiap bulan

UPTD

PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN DEMAK TAHUN 2018

Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Rencana Tahun 2018

Catatan

Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana

1 2 3 4 4 5 6 7 8

10 11 12

0.00.1.01.01 .02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Meningkatnya kualitas Sarana dan Prasarana Aparatur

1,000,000,000

2,500,000,000

0.00.1.01.01 02.03 Pembangunan gedung kantor Terbangunnya Gedung

Kantor

Dindikbud 3 Paket APBD Kabupaten -

- 3 Paket 1,500,000,000 0.00.1.01.01 02.07 Pengadaan perlengkapan gedung kantor Tersedianya perlengkapan

kantor setiap bulan

Dindikbud 4 Paket APBD Kabupaten

0.00.1.01.01 02.09 Pengadaan peralatan gedung kantor Tersedianya ruangan yang

nyaman setiap bulan

Dindikbud 3 Paket APBD Kabupaten

0.00.1.01.01 02.24 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

Jumlah kendaraan Dinas

yang di Rawat Secara Rutin Setiap Bulan

0.00.1.01.01 02.26 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor

Terpeliharanya Sarana

Gedung

Dindikbud 4 Gedung APBD Kabupaten 150,000,000

4 Gedung 150,000,000 0.00.1.01.01 02.28 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung

kantor

Terpeliharanya Peralatan

Gedung Kantor

Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten 100,000,000

- 12 Bulan 100,000,000 0.00.1.01.01 .03 Program peningkatan disiplin aparatur Meningkatnya Disiplin

Aparatur Sipil Negara (ASN)

62,400,000

62,400,000

0.00.1.01.01 03.02 Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya

Peningkatan kinerja

Pegawai /PNS

Dindikbud 1 Set Jenis Seragam 0.00.1.01.01 .05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber

Daya Aparatur

0.00.1.01.01 05.01 Pendidikan dan pelatihan formal Jumlah Pegawai yang

Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan.

Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 375,000,000

- 1 Kegiatan 375,000,000

0.00.1.01.01 .06 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Tersusunnya dokumen aset di lingkungan dinas pendidikan

950,000,000

950,000,000

0.00.1.01.01 06.01 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja OPD

Tersusunnya dokumen aset

di lingkungan dinas pendidikan 1.01.1.01.01 .15 Program Pendidikan Anak Usia Dini APK (Angka

Partisipasi Kasar) PAUD usia 0-6 tahun

62.00

1,481,213,000

3,620,000,000

APK (Angka

Partisipasi Kasar) PAUD usia 0-3 tahun

62.00

Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Rencana Tahun 2018

Catatan

Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana PAUD usia 4-6 tahun

80.00

1.01.1.01.01 15.07 pembangunan sarana dan Prasarana bermain Terbangunnya Sarana dan Prasarana bermain PAUD

Dindikbud 1 Paket APBD Kabupaten

50,000,000

- 1 Paket 200,000,000 1.01.1.01.01 15.42 Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah Terlaksananya Rehab

Gedung PAUD

Dindikbud 2 Paket APBD Kabupaten

200,000,000

- 2 Paket 300,000,000 1.01.1.01.01 15.56 Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih

dan sanitary

Terlaksananya Rehab

Sarana Air Bersih dan Sanitary

Dindikbud 10 Paket APBD Kabupaten -

- 10 Paket 750,000,000

1.01.1.01.01 15.57 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Jumlah Tenaga Pendidik

yang di Latih Sesuai Kompetensi

Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 50,000,000

- 1 Kegiatan 50,000,000

1.01.1.01.01 15.58 Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Terlaksananya Kegiatan Lomba berprestasi Peserta didik dan Pendidik PAUD

Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 130,000,000

- 1 Kegiatan 100,000,000

1.01.1.01.01 15.59 Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Terpenuhinya Biaya Operasional 2 Lembaga PAUD setiap Bulan dan Pendampingan BOP

1.01.1.01.01 15.61 Penyusunan kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini

Tersusunnya dan

terlaksananya kebijakan pendidikan anak usia dini

Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 150,000,000

- 1 Kegiatan 20,000,000

1.01.1.01.01 15.62 Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini

Tersusunnya Kurikulum

Bahan Ajar dan Model Pembelajaran PAUD Sesuai Kebutuhan.

Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 250,000,000

- 1 Kegiatan 180,000,000

1.01.1.01.01 Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama Pendidikan Anak Usia Dini

Terciptanya koordinasi dan

kerjasama antar lembaga dan mitra kerja (TK/KB)

Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten

1.01.1.01.01 Publikasi dan sosialisasi Pendidikan Anak Usia Dini

Jumlah PAUD yang

mengikuti Kegiatan Gebyar PAUD di Tingkat Kabupaten dan Propinsi

Dindikbud 2 Kegiatan APBD Kabupaten 321,213,000

- 2 Kegiatan 300,000,000

1.01.1.01.01 Apresiasi PTK PAUDINI BERPRESTASI Terlaksananya Kegiatan

Seleksi Pemilihan Pendidik

Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten -

- 1 Kegiatan 50,000,000

Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Rencana Tahun 2018

Catatan

Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana

1 2 3 4 4 5 6 7 8

10 11 12

1.01.1.01.01 15.76 Apresiasi Bunda PAUD dan Gugus PAUD (KB)

Jumlah Lembaga yang

Mengikuti Apresiasi Bunda PAUD dan Gugus PAUD

Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 100,000,000

- 1 Kegiatan 100,000,000

1.01.1.01.01 15.78 Fasilitasi Akreditasi Lembaga PAUD Jumlah Lembaga PAUD

yang terakreditasi 1.01.1.01.01 15.80 Penyediaan Sarana dan Prasaran Pendidikan

PAUD

Terbangunnya Sarana dan

Prasarana PAUD

Dindikbud 10 Paket APBD Kabupaten

30,000,000

- 10 Paket 1,000,000,000 1.01.1.01.01 .16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar

Sembilan Tahun

AL (Angka lulus) pendidikan kesetaraan

Kursus dan Pelatihan (LKP) berkinerja A dan B

1.01.1.01.01 16.01 Pembangunan gedung sekolah Jumlah Gedung Sekolah

(Ruang Kelas) yang terbangun.

Dindikbud 5 Paket APBD Kabupaten

800,000,000

- 5 Paket 1,000,000,000

1.01.1.01.01 16.03 Penambahan ruang kelas sekolah Jumlah Ruang Kelas Baru

/Rehabilitasi Ruang Kelas yang di bangun Layak untuk Proses Pembelajaran

Dindikbud 10 Paket APBD Kabupaten

600,000,000

- 2 Paket 2,000,000,000

1.01.1.01.01 16.04 Penambahan ruang guru sekolah Jumlah Terbangunnya dan

Tersedianya Ruang Guru yang Layak

Dindikbud 10 Paket APBD Kabupaten

800,000,000

- 10 Paket 2,000,000,000

1.01.1.01.01 16.09 Pembangunan taman, lapangan upacara dan fasilitas parkir

Terbangunnya Taman,

Lapangan Upacara dan Fasilitas Parkir

Dindikbud 15 Paket APBD Kabupaten

700,000,000

- 5 Paket 2,100,000,000

1.01.1.01.01 16.10 Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah Jumlah Ruang UKS SD /SMP yang terbangun dan tersedianya Perabotnya yang layak

Dindikbud 2 Paket APBD Kabupaten -

UKS - SD 2 Paket 300,000,000

1.01.1.01.01 16.100 Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah (UKS) SMP /MTs

Jumlah Ruang UKS SMP

/MTs yang terbangun dan tersedianya Perabotnya yang layak

Dindikbud 2 Paket APBD Kabupaten

150,000,000

- 2 Paket 300,000,000

1.01.1.01.01 16.101 Pembangunan Toilet Perempuan Jumlah Jamban Sekolah

SD/SMP dan Sarana Air Bersihnya

Dindikbud 2 Paket APBD Kabupaten -

- 2 Paket 200,000,000

Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Rencana Tahun 2018

Catatan

Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana

1 2 3 4 4 5 6 7 8

10 11 12

1.01.1.01.01 16.102 Pengadaan Peralatan Laboratorium TIK Jumlah Sekolah mendapat bantuan Peralatan TIK

Dindikbud 2 Paket APBD Kabupaten

100,000,000

- 2 Paket 400,000,000

1.01.1.01.01 16.103 Pembangunan Sanitasi SD /MI Jumlah Terbangunnya

Sanitasi SD /MI yang Layak

Dindikbud 2 Paket APBD Kabupaten

200,000,000

- 2 Paket 200,000,000

1.01.1.01.01 16.104 Pembangunan Sanitasi SMP /MTs Jumlah Terbangunnya

Sanitasi SMP /MTs yang Layak

Dindikbud 2 Paket APBD Kabupaten

200,000,000

- 2 Paket 200,000,000

1.01.1.01.01 16.105 Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal Budi Pekerti dan Budaya Jawa SD/MI;

Tersusunnya Kurikulum

Muatan Lokal Budi Pekerti dan Bahasa Jawa SD/MI

Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 100,000,000

- 1 Kegiatan 100,000,000

1.01.1.01.01 16.106 Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal Budi Pekerti dan Budaya Jawa SMP/MTs;

Tersusunnya Kurikulum

Muatan Lokal Budi Pekerti dan Bahasa Jawa SMP /MTs

Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 100,000,000

- 1 Kegiatan 100,000,000

1.01.1.01.01 16.107 Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Budi Pekerti dan Budaya Jawa SD/MI

Terlaksanannya Kurikulum

Muatan Lokal Budi Pekerti dan Bahasa Jawa SD/MI

Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 100,000,000

- 1 Kegiatan 100,000,000

1.01.1.01.01 16.108 Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Budi Pekerti dan Budaya Jawa SMP/MTs

Terlaksanannya Kurikulum

Muatan Lokal Budi Pekerti dan Bahasa Jawa SMP /MTs

Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 100,000,000

- 1 Kegiatan 100,000,000

1.01.1.01.01 16.11 Pembangunan ruang ibadah Terbangunnya Ruang

Ibadah

Dindikbud 4 Paket APBD Kabupaten -

- 4 Paket 800,000,000

1.01.1.01.01 16.110 Pengadaan alat TIK Pembelajaran SD Jumlah Sekolah yang

Mendapatkan Bantuan

1.01.1.01.01 16.111 Pengadaan alat TIK Pembelajaran SMP Jumlah Sekolah yang

Mendapatkan Bantuan

1.01.1.01.01 16.112 Penyediaan Bantuan Fasilitasi Pengadaan Sarana UNBK

Jumlah UNBK SMP yang

mendapat Fasilitasi Sarana

Dindikbud 5 Paket APBD Kabupaten

800,000,000

- 4 Paket 1,000,000,000 1.01.1.01.01 16.114 Koleksi Perpustakaan sekolah (buku

pengayaan, referensi, panduan pendidik)

Jumlah buku yang di terima

1.01.1.01.01 16.115 Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan dasar (SD)

Jumlah Sekolah yang

mengikuti Sosialiasi Juknis UN dan US Pendidikan Dasar

Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 20,000,000

- 1 Kegiatan 20,000,000

1.01.1.01.01 16.116 Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan dasar (SMP)

Jumlah Sekolah yang

mengikuti Sosialiasi Juknis UN dan US Pendidikan Dasar (SMP)

Dindikbud 2 Kegiatan APBD Kabupaten 20,000,000

- 2 Kegiatan 20,000,000

1.01.1.01.01 16.117 Pembiayaan Administrasi, perencanaan dan pengawasan Bidang Pendidikan

Tersusunnya Dokumen

Perencanaan dan Laporan yang tertib Administrasi Kegiatan Sarpras Bidang Pendidikan

Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Rencana Tahun 2018

Catatan

Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana

1 2 3 4 4 5 6 7 8

10 11 12

1.01.1.01.01 16.119 Pembinaan minat, bakat, dan kreativitas siswa SD/MI

Jumlah Peserta Pelatihan

Kompetensi siswa berprestasi Tingkat SD /MI

Dindikbud 7 Kegiatan APBD Kabupaten 352,298,500

- 7 Kegiatan 350,000,000

1.01.1.01.01 16.12 Pembangunan perpusatakaan sekolah Jumlah Gedung

Perpustakaan Sekolah yang terbangun

DINDIKDUB 15 Paket APBD Kabupaten

600,000,000 Perpustakaan SD

15 Paket 3,000,000,000

1.01.1.01.01 16.120 Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (SD/MI)

Tersusunnya Dokumen

Pengembangan Materi Belajar dan Metode Pembelajaran dengan Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Dindikbud 2 Kegiatan APBD Kabupaten

1.01.1.01.01 16.121 Penyelenggaraan akreditasi sekolah dasar (SD/MI)

1.01.1.01.01 16.122 Pembangunan Perpustakaan SMP Terbangunnya Ruang

Perpustakaan

Dindikbud 5 Paket APBD Kabupaten

400,000,000 Perpustakaan SMP

2 Paket 1,000,000,000

1.01.1.01.01 16.123 Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas SMP Terlaksananya Rehab Ruang Kelas SMP

Dindikbud 10 Paket APBD Kabupaten -

- 10 Paket 1,000,000,000

1.01.1.01.01 16.124 Pengadaan Mebeleur SMP Tersedianya Mebeler Kelas

Sesuai standar SPM Dikdas

Dindikbud 10 Paket APBD Kabupaten

200,000,000

- 10 Paket 400,000,000 1.01.1.01.01 16.14 Pembangunan sarana air bersih dan sanitary Jumlah Jamban Sekolah

SD/SMP dan Sarana Air Bersihnya

Dindikbud 22 Paket APBD Kabupaten

600,000,000

- 22 Paket 2,200,000,000

1.01.1.01.01 16.19 Pengadaan mebeluer sekolah Jumlah Meubelair Kelas

Pendidikan Dasar yang Layak untuk Proses Pembelajaran

Dindikbud 20 Paket APBD Kabupaten

200,000,000

SD dan SMP 20 Paket 400,000,000

1.01.1.01.01 16.28 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga

Dindikbud APBD Kabupaten

-

-

500,000,000 1.01.1.01.01 16.44 Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah Terlaksananya Rehabilitasi

Ruang Kelas

Dindikbud 10 Paket APBD Kabupaten

900,000,000

SMP 10 Paket 2,000,000,000 1.01.1.01.01 16.44 Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah Jumlah Ruang Belajar

Pendidikan Dasar yang terehabilitasi

Dindikbud 8 Paket APBD Kabupaten

750,000,000

- 8 Paket 1,200,000,000

1.01.1.01.01 16.45 Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah Terlaksanannya Rehabilitasi Ruang Guru

Dindikbud 5 Paket APBD Kabupaten -

- 3 Paket 500,000,000

1.01.1.01.01 16.57 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Jumlah Tenaga Pendidik

yang di Latih Sesuai Kompetensi

Dindikbud 2 Kegiatan APBD Kabupaten 150,000,000

- 2 Kegiatan 150,000,000

Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Rencana Tahun 2018

Catatan

Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana

1 2 3 4 4 5 6 7 8

10 11 12

1.01.1.01.01 16.58 Pelatihan kompetensi siswa berprestasi Terlaksananya Kegiatan Tersusunnya Kisi-kisi, Soal Semester I, II dan Pembuatan Soal Ujian Pendidikan Dasar dan Bedah Kisi-kisi Ujian Sekolah SD

Dindikbud 5 Kegiatan 2 Dokumen 4

1.01.1.01.01 16.59 Pelatihan penyusunan kurikulum Tersusunya Dokumen

Kurikulum SD sesuai Standar Isi Pendidikan

Dindikbud 1 Kegiatan 492 SD 1

1.01.1.01.01 16.60 Pembinaan forum masyarakat peduli masyarakat

Terlaksananya Kegiatan

Penguatan Peran Komite Sekolah Pendidikan Dasar dalam Pengembangan

1.01.1.01.01 16.63 Penyediaan bantuan operasional sekolah (BOS) jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTS serta pesantren Salafiyah dan satuan pendidikan Non-Islam setara SD dan SMP

Jumlah Sekolah yang

mengikuti Sosialiasi Juknis BOS Pendidikan Dasar sesuai dengan Standar Pembiayaan Pendidikan Dasa

Dindikbud Kegiatan 492 SD 14

1.01.1.01.01 16.65 Penyediaan buku pelajaran untuk SD/MI/SDLB dan SMP/MTS

Jumlah Siswa yang

mendapat Buku Baca Tulis Al-Qur an

Dindikbud Siswa APBD Kabupaten

150,000,000

- Siswa 150,000,000

1.01.1.01.01 16.67 Penyelenggraan paket A setara SD Jumlah Penyelenggara

Pendidikan Paket A setara SD yang mendapat Bantuan Operasional

Dindikbud 5 Lembaga APBD Kabupaten 75,000,000 Penyelenggar

an; BOP PNF; Honor Tutor; US

5 Lembaga 150,000,000

1.01.1.01.01 16.68 Penyelenggraan paket B setara SMP Jumlah Penyelenggara

Pendidikan Paket B setara SMP yang mendapat Bantuan Operasional

Dindikbud 17 Lembaga APBD Kabupaten 525,000,000 Penyelenggar

aan; BOP

1.01.1.01.01 16.69 Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajemen sekolah dengan penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar

Jumlah Peserta dan Sekolah

yang mengikuti Pelatihan Penerapan Manajemen berbasis Sekolah (MBS) di Satuan Pendidikan SD

Dindikbud 3 Kegiatan 492 SD

1.01.1.01.01 16.79 Pelatihan Penyusunan Kurikulum SMP Tersusunya Dokumen

Kurikulum Sekolah SD /SMP sesuai Standar Isi Pendidikan

Dindikbud 1 Kegiatan 86 SMP 1

Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Rencana Tahun 2018

Catatan

Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana

1 2 3 4 4 5 6 7 8

10 11 12

1.01.1.01.01 16.80 Pelatihan Kompetensi siswa berprestasi SMP Terlaksananya Kegiatan Tryout UN SMP untuk Meningkatkan Capain UN Siswa SMP dan Tersusunnya Kisi-kisi, Soal Semester I, II dan Pembuatan Soal Ujian Sekolah Dasar

Dindikbud 2 Kegiatan 2 Dokumen 4

1.01.1.01.01 16.86 Pembinaan minat, bakat, dan kreativitas siswa SMP/MTs

Jumlah Peserta Pelatihan

Kompetensi siswa berprestasi Tingkat SMP /MTs

1.01.1.01.01 16.87 Pembinaan kelembagaan dan manajemen sekolah dengan penerapan Managemen Berbasis Sekolah (MBS) di satuan pendidik SMP

Jumlah Peserta dan Sekolah

yang mengikuti Pelatihan Penerapan Manajemen berbasis Sekolah (MBS) di Satuan Pendidikan Dasar (SMP)

Dindikbud 1 Kegiatan 86 SMP

1.01.1.01.01 16.88 Penyelenggaraan akreditasi (SMP /MTs) Jumlah SMP Sasaran yang Terakreditasi

Dindikbud 2 Kegiatan APBD Kabupaten 50,000,000

- 2 Kegiatan 50,000,000 1.01.1.01.01 16.89 Penyediaan dana operasional penunjang BOS

jenjang SMP/Sederajat

Jumlah Sekolah yang

mengikuti Sosialisasi dan BIMTEK Juknis BOS SMP sesuai dengan Standar Pembiayaan Pendidikan Dasar

Dindikbud 1 Kegiatan 86 SMP

1.01.1.01.01 16.90 Penyediaan dana operasional sekolah SMPN Jumlah Sekolah yang Mendapat Bantuan Operasional untuk Jenjang SMP

1.01.1.01.01 16.91 Peningkatan Sarana dan Prasarana SMP Terpenuhinya Jumlah

Standar Sarana Prasarana Sekolah SMP sesuai dengan SPM /SNP

Dindikbud 2 Paket APBD Kabupaten

200,000,000

- 2 Paket 200,000,000

1.01.1.01.01 16.93 Penyediaan Biaya Operasional Sekolah Penyediaan Biaya

Operasional Sekolah

1.01.1.01.01 16.94 Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (SMP /MTs)

Tersusunnya Dokumen

Pengembangan Materi Belajar dan Metode Pembelajaran dengan Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Dindikbud 2 Kegiatan APBD Kabupaten 300,000,000

- 2 Kegiatan 300,000,000

Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Rencana Tahun 2018

Catatan

Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana

1 2 3 4 4 5 6 7 8

10 11 12

1.01.1.01.01 16.95 Penyediaan dana operasional penunjang BOS jenjang SD /Sederajat

Jumlah Sekolah yang

mengikuti Sosialisasi dan BIMTEK Juknis BOS SD sesuai dengan Standar Pembiayaan Pendidikan

1.01.1.01.01 16.97 Pendampingan penjaminan mutu pendidikan dasar SD

Jumlah Sekolah Pendidikan

Dasar SD yang berakreditasi A

Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 100,000,000

- 1 Kegiatan 50,000,000

1.01.1.01.01 16.98 Pendampingan penjaminan mutu pendidikan dasar SMP

Jumlah Sekolah Pendidikan

Dasar SMP yang berakreditasi A

Dindikbud 1 Kegiatan APBD Kabupaten 100,000,000

- 1 Kegiatan 50,000,000

1.01.1.01.01 16.99 Pembangunan ruang unit kesehatan sekolah (UKS) SD /MI

Jumlah Ruang UKS SD /MI

yang terbangun dan tersedianya Perabotnya yang layak

Dindikbud 2 Kegiatan APBD Kabupaten 150,000,000

- 2 Kegiatan 300,000,000

1.01.1.01.01 .18 Program Pendidikan Non Formal Angka Partisipasi Sekolah Pendidikan SD/MI ke SMP/MTs

Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Rencana Tahun 2018

Catatan

Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana

1 2 3 4 4 5 6 7 8

10 11 12

Rasio ketersediaan

sekolah / penduduk usia sekolah

100

% Ruang kelas SD/MI

sesuai standar nasional

80

% Ruang kelas

SMP/MTs sesuai standar

80

Persentrase SD/MI yang

memiliki Ruang UKS sesuai Standar

25

Persentrase SMP/MTs

yang memiliki Ruang UKS sesuai Standar

35

Rasio WC di SD/MI

sesuai standar terhadap Jumlah Murid

65

Persentase SD/MI

memiliki ruang guru sesuai standar jumlah murid perempuan

55

Persentase SD /MI

memiliki Lab TIK sesuai standar

25

Persentase SD/MI

memiliki lapangan untuk olahraga, upacara dan bermain sesuai standar

memiliki sanitasi layak

Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Rencana Tahun 2018

Catatan

Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana /MTs minimal baik (pendidikan karakter)

yang meningkat indek efektifitasnya

MBS dengan baik

1.01.1.01.01 18.02 Pemberian bantuan operasional pendidikan non formal

Tersedianya Bantuan

Operasional SKB dan Lembaga Pendidikan Non Formal

Dindikbud 12 Bulan APBD Kabupaten -

- 12 Bulan 400,000,000

1.01.1.01.01 18.03 Pembinaan pendidikan kursus dan kelembagaan

Jumlah peserta workshop

Pelatihan

Dindikbud 1 Kegiatan 70 Orang

1.01.1.01.01 18.04 Pengembangan pendidikan keaksaraan Jumlah Peserta yang

mengikuti Workshop Pengembangan pendidikan keaksaraan

Dindikbud 1 Kegiatan 60 orang

1.01.1.01.01 18.05 Pengembangan pendidikan kecakapan hidup Jumlah Peserta yang mengikuti Workshop Pengembangan pendidikan kecakapan hidup

Dindikbud 1 Kegiatan 150 orang

1.01.1.01.01 18.06 Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan non formal

Jumlah Lembaga yang

mendapat Bantuan sarana dan Prasarana Pendidikan Non Formal

Dindikbud 1 Kegiatan 5 Lembaga

1.01.1.01.01 18.08 Pengembangan kebijakan pendidikan non formal

Jumlah Peserta Sosialisasi

Kebijakan PAUD dan PNF dan Workshop Pencegahan Kekerasan Berwawasan

1.01.1.01.01 18.09 Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran pendidikan non formal

Tersusunya Kurikulum,

Bahan ajar dan Model Pembelajaran Pendidikan

Dindikbud 1 Kegiatan 1 Dokumen

Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Rencana Tahun 2018

Catatan

Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana

1 2 3 4 4 5 6 7 8

10 11 12

1.01.1.01.01 18.12 Publikasi dan sosialisasi pendidikan non formal

Jumlah Peserta yang

Mengikuti Pameran (Expo) Pendidikan Non Formal

Dindikbud 2 Kegiatan APBD Kabupaten 100,000,000

- 2 Kegiatan 100,000,000

1.01.1.01.01 18.16 Fasilitasi Pendidikan Keaksaraan Jumlah Peserta yang

mengikuti kegiatan Pelatihan Pendidikan Keaksaraan

Dindikbud 1 Kegiatan 100 orang

1.01.1.01.01 18.17 Workshop Pengelolaan Lembaga Pendidikan Non Formal

Jumlah Pengelola yang

Mengikuti Workshop Pengelolaan Lembaga Pendidikan Non Formal

Dindikbud 1 Kegiatan 100 orang

1.01.1.01.01 18.28 Workshop Pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM)

Jumlah Peserta yang

mengikuti Workshop Pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM)

Dindikbud 1 Kegiatan 40 orang

1.01.1.01.01 18.33 Workshop Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Jumlah Peserta yang

mengikuti Pelatiah ddan study Banding untuk Program pendidikan Non Formal

Dindikbud 1 Kegiatan 80 orang

1.01.1.01.01 18.35 Workshop Akreditasi dan Evaluasi Kinerja Kursus

Jumlah Lembaga yang

terfasilitasinya kegiatan akreditasi dan penilaian kinerja lembaga kursus

Dindikbud 1 Kegiatan 5 Lembaga

1.01.1.01.01 .20 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1.01.1.01.01 20.01 Pelaksanaan Sertifikasi pendidik Jumlah Peserta yang

Mengikuti Pembekalan dan verifikasi/Validasi Dokumen Calon Penerima dan Penerima Tunjangan

Dindikbud 1 Tahun APBD Kabupaten -

- 1 Tahun 70,000,000

Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Rencana Tahun 2018

Catatan

Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana

1 2 3 4 4 5 6 7 8

10 11 12

Profesi 1.01.1.01.01 20.02 Pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan

tenaga kependidikan

Jumlah Kepala Sekolah

TK/SD/SMP yang dinilai kinerja tahunan dan periode

Dindikbud 1 Kegiatan 491 SD dan

1.01.1.01.01 20.04 Pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG) Jumlah Guru yang

mengikuti pembinaan Program Kerja Kelompok Kerja Guru ( KKG) dan MGMP

Dindikbud 1 Kegiatan 77 KKG SD,

1.01.1.01.01 20.08 Pengembangan mutu dan kualitas program pendidikan dan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan

Jumlah peserta lomba

Inovasi Pembelajaran dan Membuat Karya Inovatif bagi Gutru TK/SD/SMP

Dindikbud 1 Kegiatan 60 guru

1.01.1.01.01 20.08 Pengembangan mutu dan kualitas program pendidikan dan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan

Jumlah Guru TK mengikuti

Pelatihan PKB TK dan Bimtek TU/Pengelola

1.01.1.01.01 20.14 Pelatihan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru SD

Jumlah Guru SD Penerima

Bantuan Pendidikan S.1 (Sarjana)

Dindikbud 50 Guru APBD Kabupaten -

- 50 Guru 190,000,000

1.01.1.01.01 20.15 Pelatihan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru SMP

Jumlah guru SMP mengikuti 1.01.1.01.01 20.17 Pelatihan Guru Pembelajar Tatap Muka

Penuh Jenjang TK/SD/SMP

Pelatihan Guru Pembelajar

Tatap Muka Penuh Jenjang TK /SD /SMP

Dindikbud - APBD Kabupaten -

- - 180,000,000

1.01.1.01.01 20.18 Seleksi Kepala Sekolah Jumlah guru mengikuti

seleksi dan diklat kepala sekolah

1.01.1.01.01 20.19 Seleksi Pengawas Sekolah Jumlah guru mengikuti

seleksi pengawas sekolah

Dindikbud 1 Kegiatan 100 guru

1.01.1.01.01 20.21 Pendidikan lanjutan bagi pendidik PAUD untuk memenuhi standar kualifikasi

Jumlah Guru PAUD

Penerima Bantuan Pendidikan S.1 (Sarjana)

Dindikbud 50 Orang APBD Kabupaten -

- 50 Orang 190,000,000

1.01.1.01.01 20.22 Pendidikan lanjutan bagi pendidik SD untuk memenuhi standar kualifikasi

Jumlah Guru SD Penerima

Bantuan Pendidikan S.1 (Sarjana)

Dindikbud 50 guru APBD Kabupaten -

- 50 guru 190,000,000

1.01.1.01.01 20.23 Pendidikan lanjutan bagi pendidik SMP untuk memenuhi standar kualifikasi

Jumlah Guru SMP Penerima

Bantuan Pendidikan S.1 (Sarjana)

Dindikbud 20 guru APBD Kabupaten -

- 20 guru 80,000,000

Kode Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Rencana Tahun 2018

Catatan

Kebutuhan Dana Pagu Indikatif Target

Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana /Pagu Indikatif Sumberdana Jumlah Dana

1 2 3 4 4 5 6 7 8

10 11 12

1.01.1.01.01 20.24 Pelaksanaan Verifikasi dan Validasi Penerima dan Pembekalan calon penerimaan tunjangan Profesi jenjang PAUD

Jumlah Dokumen Penerima

Tunjangan Profesi dan peserta pembekalan calon penerima tunjangan jenjang PAUD

Dindikbud 632 guru APBD Kabupaten

30,000,000

- 632 guru 40,000,000

1.01.1.01.01 20.25 Pelaksanaan Verifikasi dan Validasi Penerima dan Pembekalan calon penerimaan tunjangan Profesi jenjang SD

Jumlah Dokumen Penerima

Tunjangan Profesi dan peserta pembekalan calon penerima tunjangan jenjang SD

Dindikbud 2776 guru APBD Kabupaten 40,000,000

- 2776 guru 80,000,000

1.01.1.01.01 20.26 Pelaksanaan Verifikasi dan Validasi Penerima dan Pembekalan calon penerimaan

1.01.1.01.01 20.26 Pelaksanaan Verifikasi dan Validasi Penerima dan Pembekalan calon penerimaan

Dokumen terkait