RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN ANGGARAN 2018
KABUPATEN DEMAK TAHUN ANGGARAN 2017
DAFTAR ISI 1. Sumberdana APBD
1 DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 01
2 DINAS KESEHATAN 19
3 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUNAN KALIJAGA 40
4 DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG 41
5 DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN 62
6 KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT 71
7 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA 76
8 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH 79
9 DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 84
10 DINAS TENAGA KERJA DAN PERINDUSTRIAN 94
11 DINAS LINGKUNGAN HIDUP 100
12 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL 106
13 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
109
14 DINAS PERHUBUNGAN 114
15 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 119
16 DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU 123
17 DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA 129
18 DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN 136
19 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN 140
20 DINAS PARIWISATA 144
21 DINAS PERTANIAN DAN PANGAN 147
22 DINAS PERDAGANGAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH 156
23 SEKRETARIAT DAERAH 162
24 SEKRETARIAT DPRD 176
25 KECAMATAN DEMAK 180
26 KECAMATAN KARANGTENGAH 192
27 KECAMATAN DEMPET 197
28 KECAMATAN WONOSALAM 201
29 KECAMATAN MIJEN 207
30 KECAMATAN GAJAH 214
31 KECAMATAN BONANG 219
32 KECAMATAN WEDUNG 224
33 KECAMATAN SAYUNG 230
34 KECAMATAN KARANGANYAR 236
35 KECAMATAN MRANGGEN 242
36 KECAMATAN GUNTUR 248
37 KECAMATAN KARANGAWEN 252
38 KECAMATAN KEBONAGUNG 258
39 INSPEKTORAT DAERAH 262
40 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH 266 41 BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN, PENDAPATAN DAN ASET DAERAH 271
42 BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 276
2. Sumber Dana DBHCHT ... 281
3. Sumber Dana DAK ... 287
4. Sumber Dana PAJAK ROKOK ... 303
5. Sumber Dana BANGUB ... 305
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 01
1.2 Dasar Hukum ... 03
1.3 Maksud dan Tujuan ... .... 05
1.4 Hubungan Antar Dokumen ... .... 05
1.5 Sistematika RKPD ... .... 08
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2016 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah ... ... 10
2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program RKPD Th. 2016 dan Realisasi Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah ... 35
2.2.1 Urusan Wajib ... 35
2.2.2 Urusan Pilihan ... 65
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ... 75
3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah ... ... 89
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018 4.1 Visi, dan Misi Pembangunan ... 106
4.2 Arah Pembangunan Daerah ... 110
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2018 5.1 Rencana Program Prioritas Daerah Tahun 2018 ... 117
5.2 Rencana Kegiatan Prioritas Daerah Tahun 2018 ... 118 BAB VI PENUTUP
LAMPIRAN I
PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR TAHUN 2017 TENTANG
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN DEMAK TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan ketentuan Pasal 260 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun Rencana Pembangunan Daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Rencana Pembangunan Daerah dikoordinasikan, disinergikan, dan diharmonisasikan oleh Perangkat Daerah yang membidangi perencanaan pembangunan daerah. Selanjutnya pada Pasal 263 ditegaskan bahwa Dokumen Perencanaan Daerah terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangungan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).
Pada Pasal 263 ayat (3) menyebutkan RKPD merupakan penjabaran RPJMD yang memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan mempedomani Arah Kebijakan dalam Rencana Kerja Pemerintah dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Penyusunan RKPD Kabupaten Demak tahun 2018 berpedoman pada RPJPD Kabupaten Demak tahun 2006-2025, Prioritas Kebijakan Nasional 2018, Prioritas Kebijakan Provinsi Jawa Tengah 2018 dan RPJMD Kabupaten Demak Tahun 2016 – 2021.
RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 merupakan
pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA)
serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang
menjadi Dasar Penyusunan Rancangan APBD Kabupaten Demak
Tahun 2018. RKPD memuat kerangka ekonomi daerah, program
prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya
serta prakiraan maju dengan kerangka pendanaan dan pagu
indikatif yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, maupun sumber - sumber lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Penyusunan RKPD dilaksanakan dengan pendekatan teknokratik, perencanaan dari bawah (bottom up planning), arahan kebijakan Pemerintah (top down planning), pendekatan politik dan partisipatif sebagai kerangka landasan filosofi, serta dilakukan melalui pentahapan yaitu : persiapan penyusunan, penyusunan rancangan awal RKPD, penyusunan rancangan RKPD, Pelaksanaan Musrenbang RKPD 2018 yang sebelumnya didahului dengan kegiatan Pra Musrenbang, perumusan rancangan akhir, dan Penetapan RKPD Kabupaten Demak.
Persiapan penyusunan RKPD Kabupaten Demak tahun 2018 diawali dengan pembentukan tim penyusun RKPD, dan penyiapan data serta informasi perencanaan pembangunan daerah. Selanjutnya penyusunan rancangan awal RKPD 2018 mencakup antara lain gambaran umum kondisi daerah, analisis perekonomian dan keuangan daerah, evaluasi kerja pembangunan tahun 2015, pokok- pokok pikiran DPRD, pelaksanaan pembangunan daerah, kerangka ekonomi dan kebijakan keuangan daerah. Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta pagu indikatif, penyelarasan rencana program prioritas dan pagu indikatif.
Tahapan selanjutnya adalah penyusunan rancangan
RKPD yang merupakan penyempurnaan dari rancangan awal
RKPD berdasarkan masukan dan rancangan Rencana Kerja
Perangkat Daerah (Renja PD) dan harmonisasi serta sinergitas
terhadap prioritas dan sasaran pembangunan Provinsi Jawa
Tengah dan Nasional Tahun 2018. Setelah rancangan RKPD
tersusun selanjutnya dibahas dalam Forum Musrenbang RKPD
Tahun 2018 yang merupakan perwujudan proses perencanaan
pembangunan yang partisipatif dan akuntabel.
1.2 Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Demak Tahun 2018, itu sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Batang dengan Mengubah Undang–Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah–daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005- 2025;
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
8. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
16. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2015 – 2019;
17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah.
18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013 – 2018;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 6 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Demak Tahun 2006-2025;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Demak;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Demak 2011 – 2031.
22. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak 2016 – 2021.
23. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Demak.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 adalah tersusunnya dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang merupakan penjabaran dari perencanaan jangka menengah dan perencanaan jangka panjang daerah.
Sedangkan tujuan penyusunan RKPD Kabupaten Demak Tahun 2018 adalah :
1. Menyusun pedoman pembangunan tahun 2018 yang akan menjadi acuan bagi Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah;
2. Menjadi landasan penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2018, sebagai dasar penyusunan Rancangan APBD Kabupaten Demak Tahun Anggaran 2018;
3. Menjadi pedoman dalam rangka menjamin keterkaitan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan daerah.
1.4 Hubungan Antar Dokumen
RPJMD Kabupaten Demak Tahun 2016-2021 merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra-PD) dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Renstra-PD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang disusun oleh setiap Perangkat Daerah.
Renstra Perangkat Daerah sebagaimana Ketentuan Pasal 93
Peraturan Menteri Dalam Negeri 54 Tahun 2010 memuat
pendahuluan, gambaran pelayanan PD, isu-isu strategis
berdasarkan tugas pokok dan fungsi, visi, misi, tujuan dan
sasaran, strategi dan kebijakan; rencana program, kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif; dan
indikator kinerja PD yang mengacu pada tujuan dan sasaran
RPJMD. Pada Bab 6 Renstra PD yaitu berisi indikator kinerja PD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD, dimana pada Bab 6 renstra harus sama dengan Bab 9 RPJMD Penetapan Indikator Kinerja Daerah.
Hubungan antara perencanaan dan anggaran adalah sebagai berikut :
RPJP NASIONAL
RPJM
NASIONAL RKP RAPBN APBN
RPJP
DAERAH RPJM
DAERAH
RKPD
RAPBD APBDRENSTRA SKPD
RENJA
SKPD RKA –
SKPD PENJABARAN
APBD RENSTRA
KL RENJA
KL RKA - KL RINCIAN
APBN
Pedoman dijabarkan
Pedoman
Pedoman
Pedoman dijabarkan
diacu
Pedoman
Pedoman Pedoman
Pedoman
Pe me ri n ta h Pu sa t Pe me ri n ta h D ae rah
RENCANA
KERJA ANGGARAN
diacu diperhatikan Diserasikan melalui MUSRENBANGDA
Pedoman Pedoman
KUA Pedoman
Hubungan Antara RPJMD dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Selanjutnya hubungan antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak Tahun 2016-2021 dan RKPD yaitu RPJMD dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan suatu dokumen perencanaan tahunan. RKPD sebagaimana dimaksud dalam Permendagri 54 Tahun 2010 Pasal 99 huruf d, adalah dokumen yang didalamnya memuat rancangan kerangka ekonomi daerah;
program prioritas pembangunan daerah; dan rencana kerja,
pendanaan dan prakiraan maju.
Rencana kerja, pendanaan dan prakiraan maju tersebut mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, yang bersumber dari APBD maupun sumber-sumber lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Rancangan kerangka ekonomi daerah memuat gambaran kondisi ekonomi, kemampuan pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah paling sedikit 2 (dua) tahun sebelumnya, dan perkiraan untuk tahun yang direncanakan. Program prioritas pembangunan daerah memuat program-program yang berorientasi pada pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dan pencapaian keadilan yang berkelanjutan sebagai penjabaran dari RPJMD pada tahun yang direncanakan.
Rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif yang bersumber dari APBD memuat program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah, disertai perhitungan kebutuhan dana bersumber dari APBD untuk tahun-tahun berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan. Dengan demikian RPKD yang disusun merupakan implementasi dari target-target tahunan yang tercantum dalam RPJMD.
Selanjutnya RKPD merupakan bahan utama pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Demak yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten.
Untuk penyusunan RKPD tahun 2018 yang merupakan tahun kedua pelaksanaan RPJMD Kabupaten Demak Tahun 2016–2021. Dalam rangka pengintegrasian perencanaan pembangunan secara nasional, maka dalam proses penyusunan ini berpedoman dan memperhatikan arahan :
1. Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor : 050.23/0020975 tanggal 27 Desember 2016 tentang Arah Kebijakan Penyusunan RKPD Tahun 2018;
2. Surat Edaran Bupati Demak tentang Arah Kebijakan
Pembangunan Untuk Penyusunan RKPD Tahun 2018.
Penyusunan RKPD Tahun 2018 yang merupakan tahun kedua pelaksanaan RPJMD, diprioritaskan pada “Perwujudan good governance dan reformasi birokrasi”, yang difokuskan pada pelaksanaan dan penataan pemerintahan demi terwujudnya good governance, mempermudah pelayanan pada masyarakat, pembangunan e goverment melalui e-planning, e-budgedting dan e-monev, peningkatan kapasitas Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagaimana amanat dalam Undang- undang ASN.
1.5 Sistematika RKPD
Rencana Pembangunan Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Demak Tahun 2018 ini disusun berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah secara sistematis disusun sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan.
Memuat latar belakang, dasar hukum penyusunan, maksud dan tujuan, hubungan antar dokumen perencanaan dan sistematika RKPD.
BAB II Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2017 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Menguraikan tentang kondisi eksisting Kabupaten Demak; berdasarkan aspek geografi dan demografi, Evaluasi pelaksanaan RKP Daerah Tahun 2017, dan isu- isu strategis pembangunan daerah.
BAB III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah Beserta Kerangka Pendanaan.
Memuat tentang arah kebijakan ekonomi daerah yang
menguraikan tentang kondisi perekonomian regional dan
daerah tahun 2018 serta perkiraan untuk tahun 2019,
dan arah kebijakan keuangan daerah (berisi arah
kebijakan pendapatan daerah, arah kebijakan belanja
daerah, dan arah kebijakan pembiayaan daerah).
BAB IV Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah.
Memuat prioritas pembangunan daerah tahun 2018 berdasarkan isu strategis dan hasil evaluasi dokumen perencanaan serta prioritas Nasional dan Provinsi Jawa Tengah.
BAB V Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah.
Memuat Rencana Program dan fokus Kegiatan Pemerintah Daerah Kabupaten Demak Tahun 2018, yang meliputi Urusan Wajib dan Urusan Pilihan.
BAB VI Penutup.
Memuat harapan dukungan dari seluruh pemangku
kepentingan pembangunan daerah dalam rangka
pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di
Kabupaten Demak.
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2016 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK
2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.1. Posisi Strategis Kabupaten Demak Dalam Pembangunan Nasional
1. Dalam kebijakan pembangunan nacional, Kabupaten Demak termasuk kawasan Pusat Pengembangan Nasional (PKN) Kedungsapur yang meliputi wilayah Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten Grobogan. PKN Kedungsapur merupakan kawasan strategis pengembangan industri, perdagangan dan jasa. Di kawasan tersebut terdapat beberapa proyek vital dan strategis nasional, yaitu Pelabuhan Internasional Tanjung Emas, Bandara Internasional Ahmad Yani, jalur kereta api, komplek industri di Tanjung Emas, dan PLTU Tambaklorok, kawasan industri di Kecamatan Sayung dan sekitarnya. Selain itu, letak Kabupaten Demak di jalur perekonomian utama nasional (Jakarta – Surabaya) dan jalur tengah (Semarang – Grobogan), kemudahan aksesibilitas, jalur ganda kereta api Jakarta – Surabaya yang mempercepat transportasi orang dan barang dalam pengembangan sistem logistik nasional (Silognas).
2. Dalam pengembangan pusat-pusat perekonomian Kabupaten Demak, terbagi menjadi lima satuan wilayah pembangunan (SWP) strategis sebagaimana diamanatkan Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Demak, sebagai berikut :
a. SWP I : kawasan perkotaan Demak, meliputi
wilayah Kecamatan Demak, Kecamatan Sayung,
Kecamatan Karangtengah dan Kecamatan
Wonosalam.
b. SWP II : kawasan perkotaan Mranggen, meliputi wilayah Kecamatan Mranggen, Kecamatan Karangawen dan Kecamatan Guntur.
c. SWP III : kawasan Wedung, meliputi wilayah pengembangan Kecamatan Wedung dan Kecamatan Bonang.
d. SWP IV : kawasan pusat pengembangan Kecamatan Gajah, meliputi wilayah Kecamatan Gajah, Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Mijen.
e. SWP V : pusat pengembangan Kecamatan Dempet, meliputi wilayah pengembangan Kecamatan Dempet dan Kecamatan Kebonagung.
Pengembangan wilayah di Kabupaten Demak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tata ruang wilayah Provinsi Jawa Tengah memerlukan sinergitas dan kondusivitas daerah bagi peningkatan penanaman modal, promosi daerah dan kerjasama antar daerah (KAD).
3. Dalam peningkatan penanaman modal di Provinsi Jawa Tengah, wilayah Kabupaten Demak termasuk kawasan strategis Kedungsapur. Berdasarkan amanat Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2012 tentang Rencana Umum Penanaman Modal di Provinsi Jawa Tengah diarahkan pada : (1). Peningkatan Iklim Penanaman Modal; (2). Persebaran Penanaman Modal;
(3). Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur, dan Energi; (4). Penanaman Modal yang Berwawasan Lingkungan (Green Investment); (5). Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi; (6).
Kemudahan dan/atau Insentif Penanaman Modal; dan
(7). Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal. Prioritas
penanaman modal pada peningkatan bidang industri
pengolahan, hotel dan restoran, perdagangan,
pengangkutan, jasa perbankan serta listrik, air dan gas
termasuk yang dapat dikembangkan di Kabupaten
Demak.
4. Potensi sumberdaya manusia di Kabupaten Demak cukup besar dengan jumlah penduduk (2015) sebanyak 1.117.901 jiwa dari aspek sosial budaya dan agama, sebagian besar memeluk Agama Islam (sebanyak 1.109.489 orang), Agama Kristen (sebanyak 4.799 orang), Agama Katolik (sebanyak 3.297 orang) dan agama lainnya (sebanyak 316 orang). Potensi ini dapat dikembangkan agar kearifan lokal dapat menjadi penopang berkembangnya keswadayaan dalam penanggulangan kemiskinan, peningkatan UMKM dan pengembangan wirausaha berbasis masyarakat.
5. Wilayah Kabupaten Demak memiliki lahan pertanian yang luas yaitu 50.773 Ha dan berpotensi untuk pengembangan lahan persawahan lestari dengan sistem pengairan yang baik, kawasan industri, perdagangan dan pusat bisnis, perumahan- pemukiman menjadi pendukung bagi pengembangan berbagai aktivitas perekonomian, perdagangan, hotel dan restoran, perbankan dan jasa dari Kota Semarang dan sekitarnya.
6. Kabupaten Demak memiliki obyek wisata budaya-religi Masjid Demak dan Makam Sunan Kalijaga yang merupakan obyek wisata dengan jumlah wisatawan nusantara terbesar kedua setelah Candi Borobudur dan sekitarnya. Selain itu, kaya potensi wisata alam, desa wisata, desa kerajinan dan wisata bahari berbasis masyarakat yang dapat dikembangkan.
7. Kabupaten Demak menjadi salah satu penyangga lumbung beras di Jawa Tengah, penyedia bahan pangan (beras dan jagung), hortikultura, hasil perikanan dan komoditas unggul lainnya bagi kota- kota besar di Jawa Tengah dan sekitarnya.
8. Terdapat sentra-sentra usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) berbasis keterampilan, garmen dan
kerajinan masyarakat di Kecamatan Wedung, Mijen,
Kecamatan Demak dan sekitarnya. Pada kegiatan
UMKM tersebut terdapat bakat-bakat dan talenta kewirausahaan dalam masyarakat Kabupaten Demak, perlu pembinaan dan pemberdayaan agar UMKM dan keterampilan tenaga kerja tidak tersedot dan merantau di kota-kota besar, luar Pulau Jawa dan luar negeri.
2.1.2. Aspek Geografis a. Geografis
Wilayah Kabupaten Demak dalam pelayanan pemerintahan terbagi menjadi 14 kecamatan yang terdiri dari 243 desa dan 6 kelurahan. Kemudian terbagi menjadi 786 dusun,1.324 RW dan 6.940 RT.
Batas-batas administrasi Kabupaten Demak adalah sebagai berikut :
Disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan Laut Jawa;
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Grobogan;
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang,
Serta sebelah Barat berbatasan dengan Kota Semarang.
Jarak terjauh dari B arat ke Timur sepanjang 49
km, sedangkan dari Utara ke Selatan terbentang
sepanjang 41 km. Semua wilayah kecamatan di
Kabupaten Demak mudah dijangkau dan memiliki
akses transportasi umum dengan mudah, terutama
pusat-pusat perkembangan perekonomian daerah.
Peta 2.1 Peta Administrasi Kab. Demak
b. Topografi
Wilayah Kabupaten Demak terdiri atas dataran rendah, kawasan pantai/pesisir serta perbukitan, dengan rata-rata ketinggian permukaan antara 0 - 100 meter di atas permukaan air laut (DPL).
Berdasarkan letak ketinggian dari permukaan air laut, wilayah Kabupaten Demak dibatasi atas 3 region, sebagai berikut :
a. Region A : 0-3 meter, meliputi sebagian besar Kecamatan Bonang, Demak, Karang tengah, Mijen, Sayung dan Wedung.
b. Region B : 3-10 meter, meliputi sebagian besar di tiap-tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Demak; 10-25 meter, meliputi sebagian besar Kecamatan Dempet, Karangawen dan Mranggen;
5-100 meter, meliputi sebagian besar Kec.
Karangawen dan Mranggen
c. Region C : lebih dari 100 meter, meliputi sebagian kecil Kecamatan Karangawen dan Mranggen. Kemiringan Lahan di Kabupaten Demak sebagian besar relatif datar, yaitu berada pada lahan dengan kemiringan 0 – 8%.
Sedangkan pada bagian selatan Kabupaten Demak memiliki kemiringan lahan yang sangat bervariasi terutama di wilayah Desa Banyumeneng dan Sumberejo. Kedua desa ini memiliki lahan dengan kemiringan 0 – 2%, 2 – 8%, 8 – 15%, 15 – 40%, dan lebih besar dari 40%.
Adapun dibawah ini adalah tabel luas lahan berdasarkan kelas kelerengan dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 2.1
Luas Lahan Berdasarkan Kelas Lereng Kabupaten Demak
Luas Lahan Berdasarkan Kelas Lereng
Luas (Ha)
Datar (0-2 derajat) 88.765
Bergelombang (2-15 derajat) 834
Curam (15-40 derajat) 408
Sangat curam (> 40 derajat) 136
Sumber: Demak Dalam Angka Tahun 2016
c. Geologi
Ada beberapa jenis tanah yang ada di
Kabupaten Demak, yaitu: (1) Alluvial hidromorf, terdapat
di sepanjang pantai; (2) Regosol, terdapat di sebagian
besar Kecamatan Karangawen dan Kecamatan
Mranggen; (3) Gromosol kelabu tua, terdapat di
Kecamatan Bonang, Kecamatan Wedung, Kecamatan
Kebonagung, Kecamatan Mijen, Kecamatan Kecamatan
Karanganyar, Kecamatan Gajah, Kecamatan Demak,
Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Dempet dan
Kecamatan Sayung, dan (4) Mediteran, terdapat di
sebagian besar Kecamatan Karangawen dan Kecamatan
Mranggen.
Sebagian besar kondisi tanah yang ada di Kabupaten Demak pada musim kemarau menjadi keras dan retak-retak, sehingga tidak dapat ditanami secara intensif untuk pertanian. Pada musim penghujan tanahnya bersifat lekat sekali dan volumenya membesar, serta lembab sehingga agak sulit untuk ditanami dan memerlukan sistem drainase yang memadai. Pada beberapa daerah tertentu kondisi air tanah yang asin dapat mempengaruhi usaha-usaha petani. Gejala- gejala yang disebabkan oleh air tanah yang asin terutama nampak pada dekat pantai dan sungai/saluran pembuangan yang pada musim kemarau dimasuki air laut.
Struktur Geologi Kabupaten Demak terdiri dari:
(1) Struktur Aluvium terdapat hampir semua Kecamatan di Kabupaten Demak yaitu di Kecamatan Mijen, Bonang, Demak, Gajah, Karanganyar, Wonosalam, Karangtengah, Dempet, Sayung, Guntur, Mranggen dan Karangawen; (2) Miosen, fasies sedimen terdapat di sebagian Kecamatan Karangawen yaitu di Desa Jragung dan sebagian di Kecamatan Mranggen; (3) Pliosen, fasies sedimen terdapat di sebagian kecamatan Karangawen yaitu di Desa Jragung dan sebagian di Kecamatan Mranggen; (4) Plistosen, fasies gunung api terdapat di sebagian Kecamatan Karangawen (Desa Margohayu dan Wonosekar) dan terdapat di Kecamatan Mranggen (Desa Sumberejo); dan (5) Pliosen, fasies batu gamping yaitu hanya terdapat di Kecamatan Mranggen.
d. Hidrologi/Hidrogeologi (Keairan)
Sumber-sumber air di wilayah Demak berupa
sumber air di permukaan tanah dan air tanah. Sumber
air di permukaan tanah berasal dari sungai-sungai,
laut dan pantai. Sungai-sungai yang tergolong besar dan
bermuara ke Laut Jawa, antara lain : sungai Serang,
Tuntang, Jragung, Wulan, Jajar, Onggorawe dan
beberapa anak sungai. Sungai- sungai tersebut bersifat multifungsi, yaitu dipergunakan sebagai sarana transportasi air, perikanan darat dan penyedia air baku dan serta sumber air bagi usaha pertanian dan industri. Potensi tersebut akan dikembangkan menjadi sumber pengairan, sumber air bersih bagi rumah tangga, industri dan pengembangan wisata air. Selain itu, Demak juga memiliki potensi cekungan air tanah yang tinggi yakni air tanah dangkal sebesar 166,2 juta m3/th dan air tanah dalam sebesar 4,1 juta m3/th yang pengelolaannya perlu memperhatikan kelestarian lingkungan dan daerah tangkapan air (catmnt area) agar tetap hijau.
Kabupaten Demak memiliki wilayah pesisir yaitu yang berada di Kecamatan Sayung, Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Bonang dan Kecamatan Wedung dengan panjang garis pantai lebih kurang 74,20 Km. Hal ini merupakan sumberdaya yang potensial bagi pengembangan bidang perikanan tangkap, perikanan budidaya dan hasil laut, pengembangan mangrove dan vegetasi pantai lainnya serta potensi wisata bahari.
Untuk memberdayakan potensi wilayah dan masyarakat nelayan/pesisir perlu ditingkatkan dan dikembangkan sarana dan prasarana perikanan tangkap, perikanan budidaya dan pelestarian sumber daya hayati di wilayah pesisir sejalan dengan kebijakan nasional. Kawasan pesisir menghadapi permasalahan abrasi/ sedimentasi, menurunnya permukaan tanah, berkurangnya luasan mangrove dan vegetasi pantai lainnya, polusi dan sampah serta naiknya batas air laut akibat pemanasan global (global warming).
e. Penggunaan Lahan
Secara administrasi luas wilayah Kabupaten
Demak adalah : 89.743 Ha, terdiri atas 14 kecamatan,
243 desa dan 6 kelurahan. Sebagian besar wilayah
Kabupaten Demak merupakan lahan persawahan yang
subur yang mencapai seluas 50.773 Ha (sebesar 56,58%
dari luas wilayah) dan selebihnya seluas 38.970 Ha (sebesar 43,42%) merupakan lahan kering yang dipergunakan untuk perumahan-pemukiman, industri, perdagangan dan perkantoran serta prasarana umum lainnya.
Berdasarkan data penggunaan lahan sebagian besar lahan persawahan merupakan sawah berpengairan teknis 37,25% dan tadah hujan 19,33% sehingga Kabupaten Demak merupakan salah satu sektor basis beras di Jawa Tengah. Sedangkan untuk lahan kering 14, 93% digunakan untuk tegal/kebun, 17,12% digunakan untuk bangunan dan halaman, serta 10,63% digunakan untuk tambak.
f. Bencana Alam dan Permasalahan Lingkungan
Wilayah Kabupaten Demak secara relatif bukan merupakan kawasan bencana alam yang besar seperti gunung berapi, pergeseran tanah/tanah longsor.
Permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan kondisi topografi dan geologi adalah adanya potensi bencana angin topan/puting beliung, banjir di musim penghujan, kekeringan di musim kemarau, abrasi/ sedimentasi dan naiknya batas air laut sebagai akibat pemanasan global di kawasan pesisir dan pengaruh anomali musim yang berdampak bagi usaha pertanian (dalam arti luas).
Banjir terjadi dikarenakan berbagai aktivitas manusia, pesatnya perkembangan pembangunan yang mengakibatkan berkurangnya ruang terbuka hijau, samalah sampah dan menurunnya serapan air tanah.
Perubahan pemanfaatan lahan dari lahan pertanian,
persawahan dan ruang terbuka hijau menjadi
perumahan-pemukiman dan kawasan industri
berpengaruh pada berkurangnya tingkat peresapan air ke
dalam tanah yang menyebabkan banjir pada musim
hujan dan menurunnya permukaan air tanah di musim
kemarau. Rawan banjir di musim penghujan berada di
sebagian Kecamatan Sayung, Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Bonang, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Guntur dan Kecamatan Mranggen.
Abrasi di kawasan pesisir yang diakibatkan oleh aktivitas manusia (penebangan mangrove dan vegetasi pantai lainnya, konversi habitat mangrove menjadi lahan pertambakan dan proses alami (terpaan gelombang laut yang terjadi secara terus-menerus serta perubahan pola arus yang menyusur pantai), meningkatnya pemafaatan lahan pesisir. Konfigurasi daratan pantai yang berupa tonjolan (tanjung) memiliki kontribusi utama sebagai penyebab terjadinya pembelokan arus menyusur pantai (AMP) dan defraksi gelombang yang menuju pantai, sehingga berakibat terjadinya abrasi (erosi) di pantai tertentu. Sebagai imbangan terjadinya fenomena abrasi, akan terjadi pula fenomena akresi (sedimentasi), yang mengakibatkan terjadinya tanah timbul di tempat lain. Dari hasil pengamatan terlihat beberapa tempat yang mengalami abrasi antara lain: sebagian daerah pantai utara yaitu Kecamatan Sayung, Kecamatan Bonang dan Kecamatan Wedung. Hal tersebut disebabkan kurang mantapnya sistem penyangga pantai, terutama sebagai akibat struktur tanah yang rapuh (dispers) serta kurangnya tanaman pelindung pantai, baik mangrove an vegetasi pantai lainnya terutama di tiga kecamatan pesisir.
2.1.2 Aspek Demografis a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk tahun 2015 di Kabupaten
Demak sebanyak 1.117.901 jiwa. Jumlah tersebut
meningkat dibandingkan tahun 2014 sebanyak
1.106.328 jiwa, atau terjadi peningkatan sebanyak
11.573 jiwa (1,04%). Jumlah penduduk perempuan lebih
banyak daripada laki-laki. Penduduk perempuan
sebanyak 564.025 jiwa (50,97%) dan laki-laki sebanyak
548.195 jiwa (49,03%). Rasio penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah sebesar 98,20 lebih tinggi daripada rata-rata Jawa Tengah (2015) sebesar 98. Sedangkan jumlah rumah tangga (RT) sebanyak 294.120 RT, dengan rata-rata anggota keluarga sebanyak 3,8 (4 jiwa per RT) termasuk keluarga kecil. Rata-rata anggota RT sama dengan rata-rata anggota RT di Jawa Tengah sebesar 3,7 per RT. Penyebaran penduduk Kabupaten Demak berdasarkan wilayah kecamatan (2015) dapat dikemukakan sebagai berikut :
Table 2.2
Penyebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kab. Demak Tahun 2015
Kecamatan Luas (Km²) Jumlah Penduduk
(jiwa)
Kepadatan (jiwa/Km2)
1. Mranggen 72.22 180.152 2,494
2. Karangawen 66.95 88.132 1,316
3. Guntur 57.53 76.163 1,324
4. Sayung 78.69 103.932 1,321
5. Karangtengah 51.55 62.110 1,205
6. Bonang 83.24 100.727 1,210
7. Demak 61.13 100.831 1,649
8. Wonosalam 57.88 75.240 1,300
9. Dempet 61.61 53.009 860
10. Kebonagung 41.99 39.767 947
11. Gajah 47.83 43.658 913
12. Karanganyar 67.76 70.209 1,036
13. Mijen 50.29 51.107 1,016
14. Wedung 98.76 72.864 738
Jumlah (2015) 897.43 1.117.901 1,246
2014 897.43 1.106.328 1.233
2013 897.43 1.094.472 1.220
2012 897.43 1.082.472 1.206
2011 897.43 1.070.278 1.193
Sumber: Demak Dalam Angka Tahun 2016
Kepadatan penduduk di Kabupaten Demak (2015)
mencapai sebesar 1.246 jiwa/Km2. Tingkat kepadatan
penduduk tersebut lebih tinggi dari rata-rata Jawa
Tengah sebesar 1.030 jiwa per Km2. Kecamatan terpadat
terdapat di Kecamatan Mranggen dengan tingkat
kepadatan 2.494 jiwa/km2. sedangkan wilayah
k e c a m a t a n d e n g a n t i n g k a t k e p a d a t a n
terendah adalah Kecamatan Wedung sebesar 738
jiwa/Km2.
b. Struktur Umur Penduduk
Berdasarkan kelompok umur penduduk Kabupaten Demak diketahui sebagian besar penduduk termasuk kelompok usia produktif (usia 15-64 th) sebanyak 811.254 jiwa (72,56%) dan kelompok belum produktif (usia 0 – 14 tahun) sebanyak 244.570 jiwa (21.87%) dan kelompok tidak produktif (usia > 65 tahun) sebanyak 62.077 jiwa (5.5%) dari keseluruhan penduduk (2016) sebanyak 1.129.402 jiwa. Pada kelompok umur >65 tahun perempuan lebih banyak daripada laki-laki yaitu 35.739 orang perempuan dan 26.338 orang laki-laki.
Distribusi penduduk Kabupaten Demak berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur dapat dilihat sebagai berikut:
48,737 50,718
52,375 53,569 49,897 43,160 39,868 39,487 38,796 35,848 29,839 23,945 16,714
25,242
45,403 48,597 51,233 51,800 48,078
44,049 43,489 42,017
39,929 37,222
30,709 23,709
17,291 34,607
60,000 40,000 20,000 0 20,000 40,000 60,000
0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65+
Perempuan Laki-Laki
Sumber : BPS Kab. Demak, 2017.
Gambar 2.2 Penduduk Kabupaten Demak Berdasarkan Kelompok Umur
Sedangkan besarnya angka ketergantungan
(dependency ratio) adalah sebesar 377,9 hal ini berarti
setiap 1000 orang penduduk usia produktif menanggung
sekitar 378 orang penduduk belum/tidak produktif (di
bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun). Penduduk
kelompok usia produktif adalah termasuk generasi
millenia (penduduk lahir sesudah tahun 1980-an) secara relatif berpendidikan baik dan memanfaatkan teknologi informatika (TI) dalam berbagai aktivitasnya.
c. P e r t u m b u h a n P e n d u d u k
Perkembangan pendidikan Kabupaten Demak dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan jumlah penduduk. Perkembangan penduduk tahun 2012-2016 dapat dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.3
Perkembangan Penduduk Kabupaten Demak Tahun 2012 – 2016
No Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah
(jiwa)
1 2012 536.367 546.105 1.082.472
2 2013 542.310 552.162 1.094.472
3 2014 548.195 558.133 1.106.328
4 2015 553.876 564.025 1.117.901
5 2016 557.906 571.496 1.129.402
Sumber : BPS Kab Demak, 2017
Penduduk Kabupaten Demak tahun 2012 sebanyak 1.082.472 jiwa meningkat menjadi sebanyak 1.129.402 jiwa pada tahun 2016 atau selama empat tahun meningkat sebanyak 46.930 jiwa. Jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Demak (2016) lebih banyak daripada laki-laki yaitu perempuan sebanyak 571.496 jiwa dan laki-laki sebanyak 557.906 jiwa.
2.1.3 Aspek Kesejahteraan Masyarakat a. P e r e k o n o m i a n D a e r a h
Selama Tahun 2012 – 2016 nilai PDRB di
Kabupaten Demak mengalami peningkatan yang
signifikan. Hal tersebut terlihat pada tahun 2012 nilai
PDRB (Atas Dasar Harga Berlaku) sebesar Rp. 14,2
trilyun meningkat menjadi sebesar Rp. 20,84 trilyun
pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan peningkatan sebesar Rp. 6,64 trilyun selama empat tahun.
Sedangkan nilai PDRB atas Dasar Harga Konstan tahun 2012 (ADH Konstan 2010) sebesar Rp. 12,82 trilyun meningkat menjadi sebesar Rp 15,66 trilyun pada tahun 2016 atau selama empat tahun meningkat sebesar Rp. 2,84 trilyun. Hal ini menunjukkan peningkatan yang cukup baik.
Gambaran perkembangan perekonomian Kabupaten Demak dari tahun 2012 - 2016 meningkat secara positif dan disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2.4
Perkembangan PDRB Kabupaten Demak Tahun 2012 – 2016
No Tahun PDRB (ADHB)
(milyar Rp)
PDRB (ADH Konstan 2010 ) (milyar Rp)
1 2012 14.207.562,06 12.823.227,04
2 2013 15.770.997,22 13.499.226,47
3 2014 17.381.397,08 14.078.419,80
4 2015 19.330.295,28 14.913.837,51
5 2016 20.843.920,87 15.665.204,77
Sumber : BPS Kab. Demak 2017
Perkembangan dari tahun 2012 – 2016 pertumbuhan PDRB (ADHB) dan PDRB (ADH Konstan 2010) dapat dikemukakan sebagai berikut :
Sumber : BPS Kab. Demak, 2017
Grafik 2.3. Persandingan pertumbuhan PDRB (ADHB) dan PDRB
(ADH Konstan 2010) Kabupaten Demak Tahun 2012 - 2016
Dengan melihat tabel di atas, persandingan pertumbuhan PDRB (ADHB) dan PDRB (ADH Konstan 2010) Kabupaten Demak menunjukkan perkembangan yang positif.
b. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan perekonomian daerah sering menjadi indikator utama untuk melihat perkembangan sektor-sektor ekonomi makro daerah.
Hal ini menggambarkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan ekonomi daerah, maka semakin berkembang aktivitas produksi barang dan jasa dalam masyarakat, baik perkembangan produksi, investasi perdagangan dan penanaman modal di daerah. Dalam era perekonomian global, maka pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Demak tidak dapat terlepas dari perkembangan regional dan nasional, terutama pengaruh melambatnya pertumbuhan perekonomian nasional dan Jawa Tengah berpengaruh terhadap pertummbuhan ekonomi Kabupaten Demak.
Padahal meningkatnya pertumbuhan perekonomian daerah dan sektor-sektor pendukungnya akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Gambaran perkembangan pertumbuhan ekonomi berdasarkan lapangan usaha di Kabupaten Demak dari tahun 2013 – 2016 dapat dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.5
Pertumbuhan PDRB (ADHB) Berdasarkan Lapangan Usaha Kab. Demak Tahun 2013 - 2016
No. Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016
a Pertanian Kehutanan, dan Perikanan 27,71 25,39 25,65 24,28
b Pertambangan dan Penggalian 0,40 0,41 0,41 0,40
c Industri Pengolahan 27,05 28,49 28,54 29,63
d Pengadaan Listrik dan Gas 0,09 0,09 0,09 0,09
e Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 0,07 0,07 0,07 0,07
f Konstruksi 8,12 8,38 8,39 8,37
g Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 15,47 15,50 15,47 15,65
No. Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016
h Transportasi dan Pergudangan 2,52 2,65 2,69 2,65
i Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 2,26 2,28 2,20 2,16
j Informasi dan Komunikasi 1,67 1,62 1,57 1,61
k Jasa Keuangan dan Asuransi 2,44 2,50 2,51 2,59
l Real Estate 1,14 1,20 1,19 1,22
m,n Jasa Perusahaan 0,22 0,23 0,24 0,25
o Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
3,75 3,77 3,68 3,59
p Jasa Pendidikan 3,98 4,16 4,09 4,19
q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,69 0,72 0,71 0,72 r,s,t,
u Jasa Lainnya 2,42 2,55 2 2,50 2,54
Perkembangan PDRB (ADHB) (%) 10.76 11,00 10,21 11,19 Sumber : BPS Kab. Demak, 2017
Pertumbuhan PDRB (ADHB) Kabupaten Demak menunjukkan perkembangan yang baik, yaitu tahun 2013 tumbuh sebesar 10,76% dan tahun 2016 tumbuh sebesar 11,19%. Apabila melihat distribusi prosentase PDRB menurut Lapangan Usaha berdasar Harga Dasar Berlaku, terdapat tiga sektor ekonomi terbesar adalah (1) industri pengolahan (dengan sumbangan sebesar 29,63%, (2) sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (sumbangan sebesar 24,28%) dan (3) sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (sumbangan sebesar 15,65%).
Sedangkan data laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan lapangan usaha (ADH Konstan 2010) di Kabupaten Demak dalam kurun waktu tahun 2013 – 2016 menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, secara berturut-turut sebagai berikut :
Tabel 2.6
Laju Pertumbuhan PDRB (ADH Konstan 2010) Berdasarkan Lapangan Usaha Kab. Demak Tahun 2013 - 2016
No. Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016
a Pertanian Kehutanan, dan Perikanan 1,51 -3,31 5,98 -1,03
b Pertambangan dan Penggalian 1,92 3,62 2,17 3,32
c Industri Pengolahan 8,52 7,69 6,01 8,61
d Pengadaan Listrik dan Gas 9,53 5,93 6,37 5,92
e Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, 3,45 3,30 4,01 3,18
No. Lapangan Usaha 2013 2014 2015 2016 dan Daur Ulang
f Konstruksi 5,22 5,26 5,45 6,02
g Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 5,27 5,66 6,02 5,93
h Transportasi dan Pergudangan 7,22 7,74 7,81 5,57
i Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,36 5,77 4,40 4,53
j Informasi dan Komunikasi 10,22 10,99 9,42 9,30
k Jasa Keuangan dan Asuransi 4,03 6,29 5,98 8,11
l Real Estate 6,23 9,37 6,33 6,74
m,n Jasa Perusahaan 8,63 9,72 8,06 8,27
o Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 1,78 4,12 2,39 2,23
p Jasa Pendidikan 8,38 9,83 7,97 6,93
q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,15 11,23 7,33 7,29 r,s,t,
u Jasa Lainnya 9,31 8,19 4,08 6,75
Perkembangan PDRB (ADH Konstan 2010) 5.27 4.27 5,93 5,04 Sumber : BPS Kab. Demak, 2017
Berdasarkan data distribusi prosentase PDRB menurut lapangan usaha (ADH konstan tahun 2010), terdapat tiga lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan paling tinggi di tahun 2016, yaitu : (1) sektor informasi komunikasi (tumbuh sebesar 9,30%), (2) sektor industri pengolahan (sebesar 8,60%) dan (3) jasa perusahaan (tumbuh sebesar 8,27%)
Perkembangan tiga lapangan usaha tersebut menunjukkan bahwa penggerak perekonomian daerah Kabupaten Demak adalah sektor sekunder dan tersier.
Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan pada tahun 2015 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 5,96% akan tetapi pada tahun 2016 menjadi -1,03% dikarenakan faktor cuaca yang berpengaruh terhadap hasil panen.
d. K e s ej a ht e ra a n M a sy a ra k at
Gambaran kesejahteraan masyarakat dapat diketahui dari
besarnya nilai PDRB per kapita. Semakin besar nilai
PDRB per kapita maka secara relatif dapat menunjukkan
secara relatif kesejahteraan masyarakat di daerah
tersebut. Besarnya PDRB per kapita di Kabupaten Demak
dari tahun 2012 – 2016 dapat dikemukakan sebagai berikut :
10.000 12.000 14.000 16.000 18.000 20.000
2012 2013 2014 2015 2016
Sumber : BPS Kab. Demak, 2017
Grafik 2.4 PDRB Per Kapita Kab. Demak Tahun 2012 – 2016
Perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Demak menunjukkan peningkatan yang positif, yaitu pada tahun 2012 sebesar Rp. 13,125 juta, meningkat menjadi sebesar Rp. 18,445 juta pada tahun 2016 atau meningkat sebesar Rp 5,32 juta. Hal ini menunjukkan perkembangan yang cukup baik.
Namun jika dipersandingkan data 2011 dan 2015 (data 2016 Provinsi dan Pusat belum rilis) dengan rata-rata pendapatan per kapita Jawa Tengah dan rata-rata nasional adalah sebagai berikut :
Sumber : Prov. Jateng Dalam Angka, 2016
Grafik 2.5 Persandingan PDRB Per Kapita Kab. Demak, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2011 – 2015
13.125
14.409
15.712
17.287
18.445
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa besarnya PDRB Kabupaten Demak Tahun 2011 – 2015 masih lebih rendah daripada rata-rata Jawa Tengah dan rata-rata PDRB per kapita nasional. Perbedaan tersebut dapat dikemukakan (2015) PDRB per kapita Kabupaten Demak sebesar Rp. 17,287 juta dan rata-rata Jawa Tengah sebesar Rp. 30 juta serta rata-rata nasional sebesar Rp.
45,176 juta per tahun. Hal ini menunjukkan perkembangan perekonomian Kabupaten Demak perlu ditingkatkan dan mendapatkan perhatian dengan mendorong perkembangan sekor unggulan dan potensi daerah pada umumnya.
e. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Gambaran peningkatan kualitas sumberdaya manusia suatu daerah dapat diketahui dari besarnya nilai Indek Pembangunan Manusia (IPM). Capaian IPM diketahui dapat menggambarkan kondisi kesehatan (usia harapan hidup/tahun), tingkat pendidikan masyarakat (lama sekolah dan harapan lama sekolah) dan tingkat kesejahteraan (diketahui dari daya beli masyarakat). IPM dibangun melalui pendekatan tiga (3) dimensi dasar, dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat (kesehatan); lama sekolah dan harapan lama sekolah (pendidikan) dan kehidupan yang layak (ekonomi).
Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka umur harapan hidup (UHH), untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator (rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah) dan mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli (purchasing power parity). Besarnya IPM diketahui dari terendah 0 dan tertinggi 100.
Perkembangan IPM Kabupaten Demak Tahun 2014 –
2016 (berdasarkan metode baru/disesuaikan)
dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.7
Perkembangan Nilai IPM Kabupaten Demak Tahun 2014 – 2016
No Indikator 2014 2015 2016
1 Angka harapan hidup (tahun) 75,18 75,21 75,27 2 Rata-rata lama sekolah (tahun) 7,44 7,45 7,46 3 Harapan lama sekolah (tahun) 11,84 12,43 12,44
4 Pengeluaran (Ribu Rp) 9.003,50 9.118 9.377
Nilai IPM 68,95 69,75 70,10
Sumber : BPS Kab. Demak, 2017
Berdasarkan data IPM Kabupaten Demak menunjukkan peningkatan dari sebesar 68,95 pada tahun 2014 menjadi sebesar 70,10 pada tahun 2016. Sedangkan kondisi IPM Kabupaten Demak dipersandingkan dengan rata-rata IPM Jawa Tengah (dengan metode baru) tahun 2011 – 2015 (data Provinsi 2016 belum rilis), dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.8
Persandingan Nilai IPM Kabupaten Demak dan Jawa Tengah Tahun 2011 – 2015
No Tahun IPM Kab. Demak IPM Prov.
Jawa Tengah
1 2011 66,84 66,64
2 2012 67,55 67,21
3 2013 68,38 68,02
4 2014 68,95 68,78
5 2015 69,75 69,49
6 2016 70,10
Sumber : BPS Kab. Demak, 2017
Data IPM Kabupaten Demak tahun 2011 – 2015
dipersandingkan dengan rata-rata IPM Jawa Tengah
menunjukkan kondisi IPM Kabupaten Demak lebih tinggi
daripada rata-rata Jawa Tengah. Kondisi ini menggambarkan
bahwa perkembangan kualitas sumberdaya manusia baik
pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat di
Kabupaten Demak lebih tinggi daripada Jawa Tengah.
f. Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Peningkatan kesejahteraan masyarakat sangat terkait erat dengan peningkatan kesetaraan gender, yaitu laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang pembangunan. Tingkat pencapaian kesetaraan dan keadilan gender diukur dengan indikator Indek Pembangunan Gender (IPG). Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan nilai IPM yang dipilah laki-laki dan perempuan, sehingga diketahui disparitas gender berdasarkan indikator kualitas kesehatan, pendidikan dan daya beli atau pengeluaran per kapita / tahun.
Besarnya nilai IPG terendah 0 sampai dengan tertinggi 100 dan untuk mengetahui kesenjangan gender dapat dibandingkan nilai IPG dengan nilai 100, semakin dekat nilai IPG di suatu daerah maka semakin baik nilai-nilai pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender.
Besarnya nilai IPG Kabupaten Demak (dengan motode baru) tahun 2014 – 2015 dapat dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.9
Perkembangan Nilai IPG Kabupaten Demak Tahun 2014 – 2015
No Indikator 2014 2015
1 Angka harapan hidup (tahun)
Laki-laki
Perempuan
73,17
77,06 73,17 77,16 2 Rata-rata lama sekolah (th)
Laki-laki
Perempuan
8,21 6,18
8,23 6,27 3 Harapan lama sekolah (th)
Laki-laki
Perempuan
11,58
11,98 12,31 12,45 4 Pengeluaran (ribu Rp)
Laki-laki
Perempuan
13.109.257 7.890.838
13,166 7.938
5 Nilai IPG 89,28 89,16
Sumber : Kab. Demak Dalam Angka, 2016
Besarnya nilai IPG Kabupaten Demak cenderung
semakin meningkat dari tahun 2011 sebesar 88,49
meningkat menjadi sebesar 89,16 tahun 2015. Hal ini
menunjukkan peningkatan yang cukup baik, terutama
meningkatnya angka harapan hidup perempuan (kesehatan) dan meningkatnya pendidikan (harapan lama sekolah). Besarnya nilai IPG Kabupaten Demak dipersandingkan dengan Jawa Tengah dapat dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.10
Persandingan Nilai IPG Kabupaten Demak dan Jawa Tengah Tahun 2011 – 2015
No Tahun IPG Kab. Demak IPG Prov.
Jawa Tengah
1 2011 88,49 90,92
2 2012 88,90 91,12
3 2013 88,98 91,50
4 2014 89,28 91,89
5 2015 89,16 92,21
Sumber : Kab. Demak Dalam Angka, 2016
Besarnya nilai IPG Kabupaten Demak menunjukan peningkatan dari tahun 2011 – 2015 (data Provinsi 2016 belum rilis), namun masih lebih rendah daripada rata-rata Jawa Tengah. Dengan demikian maka diketahui peningkatan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender di Kabupaten Demak perlu mendapatkan perhatian dalam pembangunan jangka menengah ke depan, agar dapat setara ataupun melebihi perkembangan di Jawa Tengah.
g. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Nilai Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan
ukuran yang bersifat makro untuk mengetahui capaian hasil
pemberdayaan perempuan, dengan tolok ukur meliputi : (1)
keterwakilan perempuan di parlemen (DPRD), (2) persentase
tenaga kerja perempuan yang bekerja dalam bidang teknis
dan manajemen (%) dan (3) sumbangan perempuan dalam
pendapatan kerja (%). Besarnya IDG di Kabupaten Demak
menggambarkan tentang keberhasilan pemberdayaan kaum
perempuan dalam berbagai bidang pembangunan.
Tabel 2.11
Perkembangan Nilai IDG Kabupaten Demak Tahun 2014 – 2015
No Indikator 2014 2015
1 Keterlibatan perempuan di
parlemen (%) 14 14
2 Perempuan yang bekerja sebagai tenaga manajer,
profesional dan teknisi (%) 38,85 48,07 3 Sumbangan ekonomi dari kaum
perempuan (%) 38,33 38,68
Nilai IDG 66,60 68,27
Sumber : BPS Kab. Demak, 2016
Perkembangan dan capaian pemberdayaan perempuan yang diukur dengan besarnya IDG Kabupaten Demak menunjukkan nilai yang menurun, yaitu dari tahun 2014 sebesar 66,60 menjadi sebesar 68,27 pada tahun 2015 atau naik sebesar 2,5. Kenaikan ini terjadi karena perempuan yang bekerja sebagai tenaga manajer, profesional dan teknisi dan. Jika perkembangan IDG di Kabupaten Demak dipersandingkan dengan Jawa Tengah dari tahun 2011 – 2015 (data Provinsi 2016 belum rilis), dapat dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.11
Persandingan Nilai IDG Kabupaten Demak dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2015
No Tahun IDG Kab. Demak IDG Prov. Jawa Tengah
1 2011 70,84 68,99
2 2012 69,68 70,82
3 2013 69,33 71,22
4 2014 66,60 74,46
5 2015 68,27 74,80
Sumber : BPS Kab. Demak, 2016
Berdasarkan nilai tersebut maka besarnya nilai IDG
Kabupaten Demak masih berada di bawah rata-rata nilai IDG
Jawa Tengah, terutama tahun 2012 - 2014. Hal ini perlu
mendapatkan perhatian dalam pembangunan daerah,
dengan mengingat jumlah penduduk perempuan lebih tinggi
daripada laki-laki.
f . G a m b a r a n Kemiskinan dan Pengangguran
Pembangunan daerah dalam era otonomi pada hakekatnya adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama menanggulangi kemiskinan, penanggungan, peningkatan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
Berbagai program penanggulangan kemiskinan telah dilaksnaakan baik bersifat nasional dan program dari Kabupaten Demak sendiri. Masalah kemiskinan terkait erat dengan pemenuhan kebutuhan pokok (pangan, sandang dan tempat tinggal yang layak serta akses memperoleh pelayanan dasar. Garis kemiskinan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menggambarkan tentang besarnya pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan makanan dan non makanan per kapita dalam waktu satu bulan yang dinyatakan dengan nilai Rupiah tertentu. BPS menetapkan indek garis kemiskinan (poverty line) setiap daerah setiap tahun untuk menentukan proposi jumlah penduduk miskin pada tahun tertentu.
Gambaran jumlah penduduk miskin perkembangan garis kemiskinan, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Demak dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.12
Perkembangan Penduduk Miskin di Kabupaten Demak Tahun 2013 - 2016
No Kriteria 2013 2014 2015 2016
1 Garis Kemiskinan (Rp/Bln) 299.773 299.774 328.529 356,919 2 Jumlah Penduduk Miskin (ribu
jiwa)
172,5 161,9 160,89 158,8
3 Persentase Penduduk Miskin (%)
15,72 14,6 14,44 14,10
Sumberdata : BPS Kab. Demak, 2017
Perkembangan kemiskinan di Kabupaten
Demak selama kurun waktu 2013 – 2016 cenderung
mengalami penurunan. Penurunan tersebut berturut-
turut yaitu 15,72%; 14,6% d a n 1 4 , 4 % serta pada
tahun 2016 menurun menjadi sebesar 14,1%. Hal ini
menunjukkan penurunan kemiskinan yang cukup baik.
Persandingan jumlah penduduk miskin Kabupaten Demak dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional tahun 2011 – 2015 (data Provinsi dan Pusat 2016 belum rilis), adalah sebagai berikut :
Sumber : BPS Prov. Jateng 2016
Grafik 2.7 Persandingan Kemiskinan Kab. Demak dengan Jawa Tengah dan Nasional
Berdasarkan data persandingan tersebut diketahui angka kemiskinan di Kabupaten Demak tahun 2016 yaitu (14,1%) masih lebih tinggi dibanding rata-rata Jawa Tengah (13,27%) dan nasional (sebesar 11,13%) untuk tahun 2015.
Permasalahan kemiskinan erat kaitannya dengan jumlah pengangguran yang terdapat di suatu daerah.
Jumlah penduduk Kabupaten Demak berusia 15 tahun
ke atas pada tahun 2016 sebanyak 811.254 jiwa
(72,56%) yang termasuk angkatan kerja adalah 552.014
orang (67,27%) dan bukan angkatan kerja sebanyak
276.953 orang (34,13%). Kondisi ketenagakerjaan di
Kabupaten Demak Tahun 2012 – 2016 dapat
dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 2.12
Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupaten Demak Tahun 2012- 2016 (%)
No Kriteria 2012 2013 2014 2015 2016
1 Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) 70,13 68,11 67,86 68,84 72,83 2 Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) 8,40 7,08 5,17 6,02 5,45
Sumberdata : BPS Kab. Demak, 2017
Penurunan jumlah pengangguran tersebut cukup baik terkait dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Lapangan pekerjaan utama di Kabupaten Demak (2016) dapat dikemukakan terbesar yang menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian (dalam arti luas) sebesar 26,5%
terutama di perdesaan; kedua adalah sektor perdagangan (besar dan eceran) sebesar 23,03% dan sektor industri 19,01 % sektor jasa-jasa sebesar 10,8%. Sedangkan pekerjaan lain-lain sebanyak 20,66% termasuk mereka yang bekerja di sektor informal yang memerlukan fasilitasi dan jaminan keberlanjutan usaha.
2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program RKPD Kabupaten Demak Tahun 2016 dan Realisasi RPJMD Kabupaten Demak 2011- 2016
2.2.1.Urusan Wajib
1) Urusan Pendidikan
Keberhasilan pembangunan suatu wilayah ditentukan oleh
sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan
salah satu cara meningkatkan kualitas SDM tersebut. Angka
partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap lembaga
pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Berdasarkan data
capaian kinerja, terlihat Angka Partisipasi Sekolah
P e n d i d i k a n D a s a r Kabupaten Demak Tahun
Pelajaran 2015/2016 cukup tinggi dan sudah mengalami
kenaikan dari tahun sebelumnya. Angka Partisipasi Sekolah
SD di Kabupaten Demak sudah di atas Standar Pelayanan
Minimal (SPM) yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah yaitu APM SD/MI sebesar 96,1%. Pada pendidikan menengah semua indikator kinerja sudah mencapai target yang dicanangkan. Capaian kinerja pelayanan umum urusan pendidikan di Kabupaten Demak Tahun 2015 - 2016 dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2.13
Capaian Kinerja Urusan Pendidikan di Kabupaten Demak Tahun 2015 – 2016
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR OPD
Tahun
2015 2016 KET
Target Realisas
i % Target Realisas
i %
1. Pendidikan