• Tidak ada hasil yang ditemukan

B u k u 2 D i s t r i c t C o o r d i n a t o r 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "B u k u 2 D i s t r i c t C o o r d i n a t o r 1"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

TEMA : PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN TINGKAT KABUPATEN DAN DESA UNTUK SHARING SERTA KOLABORASI PROGRAM AIR MINUM DAN SANITASI PERDESAAN

SUB TEMA : SIKLUS PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGANGGARAN TINGKAT KABUPATEN

TUJUAN : Peserta dapat menjelaskan:

Pengertian perencanaan pembangunan tingkat kabupaten  Landasan hukum perencanaan dan penganggaran pembangunan

tingkat kabupaten

 Alur proses perencanaan pembangunan dan penganggaran tingkat kabupaten

 Jadwal tahunan kegiatan perencanaan dan penganggaran tingkat kabupaten

 Strategi fasilitasi untuk kolaborasi penganggaran pembangunan Air Minum dan Sanitasi (termasuk Pamsimas)

(4)

 Pengertian, Ruang Lingkup, Dan Prinsip Perencanaan Pembangunan Tingkat Kabupaten

Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah (kabupaten) dalam jangka waktu tertentu (Permendagri 54 Tahun 2010).

Perencanaan pembangunan Daerah adalah suatu proses untuk menentukan kebijakan masa depan, melalui urutan pilihan, yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam jangka waktu tertentu di Daerah (Permendagri 86 Tahun 2017).

Perencanaan pembangunan Daerah bertujuan untuk mewujudkan pembangunan Daerah dalam rangka peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik dan daya saing Daerah.

 Dokumen Rencana pembangunan Daerah

a. RPJPD, merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan, dan sasaran pokok pembangunan Daerah jangka panjang untuk 20 (dua puluh) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPN dan RTRW.

b. RPJMD, merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD, RTRW dan RPJMN.

c. RKPD, merupakan penjabaran dari RPJMD yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RKP dan program strategis nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

(5)

 Dokumen Perencanaan Satuan Organisasi Perangkat Daerah

a. Rencana Strategis Perangkat Daerah, memuat tujuan, sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib dan/atau Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah, yang disusun berpedoman kepada RPJMD dan bersifat indikatif.

b. Rencana Kerja Perangkat Daerah, memuat program, kegiatan, lokasi, dan kelompok sasaran yang disertai indikator kinerja dan pendanaan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah, yang disusun berpedoman kepada Renstra Perangkat Daerah dan RKPD.

 Prinsip-prinsip perencanaan pembangunan daerah

a. merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional;

b. dilakukan pemerintah Daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masingmasing;

c. mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan Daerah; dan

d. dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional.

 Landasan Hukum Perencanaan Dan Penganggaran Pembangunan Tingkat Kabupaten

Sejumlah peraturan perundangan yang selanjutnya menjadi landasan hukum perencanaan dan penganggaran pembangunan tingkat kabupaten, meliputi:

a. UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah b. UU No 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025

c. UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

d. Perpres No 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional [RPJMN] 2015-2019

e. PP No 6 Tahun 2008 tentang Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

f. Permendagri No 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

g. Permendagri No 32 Tahun 2017 Tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2018

h. Permendagri No 33 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018

(6)

 Alur proses perencanaan pembangunan dan penganggaran tingkat kabupaten Pola hubungan antar dokumen perencanaan dan penganggaran, mengharuskan adanya konsistensi dan sinkronisasi perencanaan antar OPD, antar daerah, dan antar level pemerintahan.

Untuk menjaga kesinambungan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah provinsi, penyusunan RKPD berpedoman pada arah kebijakan dan sasaran pokok RPJPD provinsi periode berkenaan serta arah kebijakan dan isu strategis RKP, serta mengacu pada RPJMN untuk keselarasan program dan kegiatan pembangunan daerah provinsi dengan pembangunan nasional.

Untuk menjaga kesinambungan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Daerah kabupaten/kota, penyusunan RKPD berpedoman pada arah kebijakan dan sasaran pokok RPJPD kabupaten/kota dan mengacu pada RPJMD provinsi untuk keselarasan program dan kegiatan pembangunan Daerah kabupaten/ kota dengan pembangunan aerah provinsi.

(7)

 Alur Perencanaan dan Penganggaran Daerah

(8)
(9)
(10)

Diskusikan dalam kelompok kasus di bawah ini: Kasus - 1

Dalam dokumen RKPD salah satu daerah, ditemukan analisis perbandingan jumlah program dalam RPJMD Tahun 2014-2019 dengan jumlah program dalam perubahan RKPD Tahun 2017. Bagaimanakah penjelasan yang dapat Anda simpulkan dari data ini?

Bila melihat siklus perencanaan, kapankah waktu yang tepat bagi Pemkab/Pokja AMPL dalam hal:

(11)

 Pengajuan untuk Hibah Air Minum Perdesaan Tahun 2018?

 Pengajuan untuk mendapatkan dana APBD Prov, APBD Kab tahun 2018 ?

Kasus – 2

Di Salah satu kabupaten dimana Pemerintah Kabupaten telah mengajukan pernyataan minat untuk kesanggupan penyiapan dana APBD dalam DPA TA. 2017 untuk sharing program pembangunan air minum dan sanitasi dalam Program Pamsimas serta minat untuk penyelenggaraan kegiatan Hibah Air Minum Perdesaan (HAMP), dan berdasarkan pada pernyataan minat dari Pemerintah Kabupaten tersebut maka Pemerintah Pusat melalui Ditjen Cipta Karya Kementerian PU & PR menetapkan Kabupaten tersebut sebagai Penerima Pamsimas dengan sharing Program 80 : 20 untuk kegiatan reguler dan penetapan sebagai penerima Program Hibah Air Minum Perdesaan dari Kementrian Keuangan dengan menggunakan dana APBD yang akan di reimburse oleh Dana APBN setelah pekerjaan dinyatakan selesai dan termanfaatkan dengan baik. Namun seiring berjalannya waktu Pemerintah Kabupaten tersebut tidak menepati komitmen nya yaitu dengan tidak menyiapkan dana APBD untuk sharing Program Pamsimas dan APBD untuk di reimburse oleh APBN melalui Program HAMP yang menyebabkan terhambatnya pelaksanaan Program Pamsimas untuk sumber pendanaan APBD dan tidak terlaksananya kegiatan HAMP sementara batas waktu untuk penyelesaian pekerjaan sudah terbatas (memasuki bulan Oktober 2017).

(12)

Pertanyaan Kasus – 2 :

1. Sebagai seorang DC, langkah – langkah apa yang harus dilakukan agar Pemerintah Kabupaten dapat merealisasikan komitmen nya untuk penyiapan dana APBD sharing dan HAMP termasuk untuk pengalokasian dana DAK & Pengusulan Pembiayan APBD Provinsi untuk Kegiatan AMS?

2. Bagaimana cara nya agar pelaksanaan pekerjaan tetap dapat diselesaikan tepat waktu?

(13)

3. Jika Pemerintah Kabupaten tetap tidak mampu menyiapkan dana sharing Program Pamsimas dan Dana APBD untuk Program HAMP sesuai batas waktu yang telah ditentukan, maka langkah apa yang harus ditempuh / dilakukan sebagai seorang DC?

(14)

TEMA : 2. Perencanaan & Penganggaran Tingkat Kabupaten dan Desa Untuk Sharing serta Kolaborasi Program Air Minum Dan Sanitasi Perdesaan

SUB TEMA : 2.2 Keterkaitan Perencanaan dan Penganggaran Tingkat Kabupaten dan Desa

TUJUAN : Peserta dapat menjelaskan:

 Keterkaitan antara RPJMD dengan RPJMDes dan RKPD dengan RKPDes;

 Keterkaitan antara RPJMD dan RAD AMPL, serta RPJM Des dengan PJM ProAKSi;

 Sinkronisasi anggaran berasal dari APBD dan APBDes untuk penyediaan air minum dan sanitasi.

(15)

Upaya perwujudan 100% akses air minum dan sanitasi merupakan implementasi Pasal 12 Ayat 1 UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, bahwa pelayanan air minum dan sanitasi merupakan kewenangan daerah dan menjadi urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar. Pada Pasal 298 Ayat 1 disebutkan bahwa belanja daerah diprioritaskan untuk mendanai urusan pemerintahan wajib yang terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dengan standar pelayanan minimal (SPM).

A. Keterkaitan antara RPJMD/RKPD dengan RPJMDes/RKPDes

Pasal 79 UU 6/2014

Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan Kabupaten/ Kota. Perencanaan Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan salah satu sumber masukan dalam perencanaan pembangunan Kabupaten/ Kota.

Pasal 80 UU 6/2014

Dalam menyusun perencanaan Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Desa wajib menyelenggarakan musyawarah perencanaan Pembangunan Desa.

Musyawarah perencanaan Pembangunan Desa menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.

Permendagri 114 Tahun 2014

Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), pemerintah Desa didampingi oleh pemerintah daerah kabupaten/kota yang secara teknis dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota.

(16)

Gambar 1. Keterkaitan Perencanaan Pembangunan Pemerintah Kabupaten dengan Perencanaan Pemerintah Desa

B. Keterkaitan antara RPJMD dan RAD AMPL, RPJM Des dengan PJM ProAKSi

Dalam Permendagri No. 32 Tahun 2017 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018 (berpedoman pada UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah): dalam arah kebijakan pembangunan daerah disebutkan bahwa untuk Peningkatan sinergi dan harmonisasi antar sektor, program dan kegiatan terkait pembangunan air minum dan sanitasi, melalui:

a. Penyusunan/pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK);

b. Penyusunan/pemutakhiran Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM);

c. Penyusunan/pemutakhiran Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD AMPL); dan

d. Pelaksanaan Studi Primer, terutama Environmental Health Risk Assessment (EHRA).

RAD AMPL merupakan Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD AMPL). RAD AMPL adalah rencana daerah dalam penyediaan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan untuk periode 5 (lima) tahun. RAD AMPL menjadi acuan bagi program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) yang bertanggung jawab untuk bidang AMPL dan menjadi acuan bagi Pemda dalam pengembangan program AMPL. Untuk dapat menjadi acuan bagi SOPD maka RAD AMPL harus terintegrasi ke dalam RKPD.

Sedangkan PJM ProAKSi adalah dokumen program perencanaan pembangunan air minum, kesehatan dan sanitasi tingkat desa yang dapat dijadikan materi/masukan dalam penyusunan RPJMDesa / RKPDesa untuk mencapai akses 100% bidang air minum dan sanitasi.

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan AMPL baik dari APBD maupun APBDes maka sangat penting adanya Rencana Kerja Masyarakat (RKM) untuk kegiatan air minum dan sanitasi (pembangunan/pengembangan/optimalisasi).

Permendagri 54/2010

(17)

C. Sinkronisasi anggaran berasal dari APBD dan APBDes untuk penyediaan air minum dan sanitasi

Permendagri 114 Tahun 2014, mengamanatkan adanya penyelarasan arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Kota oleh Pemerintah Desa.

Pasal 10

1) Tim penyusun RPJM Desa melakukan penyelarasan arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota.

2) Penyelarasan arah kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk mengintegrasikan program dan kegiatan pembangunan Kabupaten/ Kota dengan pembangunan Desa.

3) Penyelarasan arah kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mengikuti sosialisasi dan/atau mendapatkan informasi tentang arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota.

4) Informasi arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya meliputi:

a. rencana pembangunan jangka menengah daerah kabupaten/kota; b. rencana strategis satuan kerja perangkat daerah;

c. rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota; d. rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota; dan e. rencana pembangunan kawasan perdesaan.

Pasal 11

1) Kegiatan penyelarasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dilakukan dengan cara mendata dan memilah rencana program dan kegiatan pembangunan Kabupaten/Kota yang akan masuk ke Desa.

2) Rencana program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikelompokkan menjadi bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa, pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. 3) Hasil pendataan dan pemilahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan

dalam format data rencana program dan kegiatan pembangunan yang akan masuk ke Desa.

4) Data rencana program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 3), menjadi lampiran hasil pengkajian keadaan Desa.

(18)
(19)
(20)

KASUS 1

Pada tahun 2014 Kabupaten A telah ditetapkan menjadi salah satu Kabupaten Program Pamsimas. Kepala Daerah sudah berkomitmen untuk mempercepat pembangunan Air Minum dan Sanitasi di desa-desa di wilayahnya. Pada tahun 2018, Pemerintah Kabupaten A telah menetapkan 5 desa baru (APBD), dan 20 desa lama untuk pengembangan layanan 100% akses. Pada tahap perencanaan telah disusun 45 RKM termasuk di dalamnya 25 desa sasaran tersebut.

Berdasarkan informasi yang diterima dari BAPPEDA, bahwa APBD yang teralokasi tidak mencukupi untuk membiayai kegiatan di 25 desa tersebut. Sebagai DC, apa yang akan saudara lakukan untuk mendorong APBDes untuk pencapaian target tersebut? Diskusikan!

(21)

KASUS 2

Kabupaten A adalah salah satu Kabupaten peserta Program Pamsimas III dengan kondisi: memiliki 205 desa. Sebanyak 75 desa sudah menjadi desa sasaran Pamsimas II. RAD AMPL sudah tersusun pada tahun 2014. Namun pelaksanaannya masih sangat rendah.

Pada tahun ini akan ada “pesta demokrasi-pemilihan kepala daerah” yang akan dilaksanakan pada bulan desember 2017.

Di samping itu, pada tahun 2018 juga ada “pesta demokrasi, pemilihan Kepala Desa” di 50 desa termasuk di dalamnya 35 desa sasaran Program Pamsimas.

Dalam rangka pencapaian target Akses Universal 2019, dalam kondisi tersebut diatas, diskusikanlah dalam kelompok, strategi apa yang akan dilakukan oleh DC untuk mendukung pencapaian target UA 2019 baik di tingkat Kabupaten maupun Desa?

(22)

TIM PENYUSUN

1. Ketua CPMU Pamsimas, up Tanozisochi Lase 2. Kepala Staff CPMU Pamsimas, up Riche Noviasari 3. Wakil Ketua CPMU Pamsimas, up Essy Aslah

4. Koordinator Bidang Infrastruktur CPMU Pamsimas, up Suryanto 5. Kepala Satker PAMBM Kementerian PUPR, up Fitri Peranginangin

6. PPK Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Satker PAMBM Kementerian PUPR, up Novi Rindani 7. PPK Pembinaan Pelaksanaan Wilayah I Satker PAMBM Kementerian PUPR, up Henny Wardhani

Simarmata

8. PPK Pembinaan Pelaksanaan Wilayah II Satker PAMBM Kementerian PUPR, up Diah Prameshwari 9. PPK Pembinaan Pelaksanaan Wilayah III Satker PAMBM Kementerian PUPR, up Diah Suryaningtyas

KONSULTAN PAMSIMAS (CMAC)

10. Program Sustainability Advisor, up Danny Sutjiono 11. Co Team Leader CMAC, up Ari Alam

12. Capacity Building Specialist CMAC, up Herry Septiadi

13. Local Institutional Strengthening Specialist CMAC, up Simon Djuangga 14. Water Supply and Sanitation Specialist CMAC, up Poppy Harsutiani

15. Regional Monitoring and Evaluation Specialist 2 CMAC, up Kukuh Pranandana 16. Regional Monitoring and Evaluation Specialist 1 CMAC, up Agus Danar Dono 17. Regional Monitoring and Evaluation Specialist 3 CMAC, up Aan Juansah 18. Human Resources Management CMAC, up Irfan Rais

19. Management Information System CMAC, up Agustinus 20. Grafik Designer CMAC, up Akhmad Taufik Pulungan

21. Assistant Community Building Specialist CMAC, up Johan Khadafi

22. Assistant Community Development and Gender Specialist, up Nur Nanda Budiani

TASK TEAM BANK DUNIA TIM ROMS PAMSIMAS

24. Provincial Coordinator Provinsi Jawa Barat, up Esfrizal 25. Provincial Coordinator Provinsi Sulawesi Utara, up Sudirman

26. Co. Provincial Coordinator Provinsi Nusa Tenggara Timur, up Herman Umbu R. Zogara 27. Local Government Specialist Provinsi Sumatera Utara, up Febri Fauza

28. Local Government Specialist Provinsi Bengkulu, up Wiharnastyono 29. Local Government Specialist Provinsi Bangka Belitung, up Ruliansyah 30. Local Government Specialist Provinsi Riau, up Agus Suprianto

31. Community Development Capacity Building Specialist Provinsi Sulawesi Selatan, up Jasman Kurnia 32. Community Development Capacity Building Specialist Provinsi Kalimantan Selatan, up Zulkifli,SE 33. Water Supply and Sanitation Specialist Provinsi Yogyakarta, up Tatang Uba Lakunawa

Gambar

Gambar 1. Keterkaitan Perencanaan Pembangunan Pemerintah Kabupaten   dengan Perencanaan Pemerintah Desa

Referensi

Dokumen terkait

Graedorf (1976) menyatakan bahwa “PAK adalah proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan Alkitab, berpusat pada Kristus, dan bergantung kepada Roh Kudus, yang membimbing

Hasil penelitian huungan antara sosiodemografi dan kondisi lingkungan terhadap keberadaan jentik di Desa Mangunjiwan Kecamatan Demak menunjukkan bahwa variabel yang

2.5 Pengaruh Pajanan Debu Kayu Terhadap Kerja Mukosiliar Hidung Bekerja dalam lingkungan yang dipenuhi oleh debu kayu menyebabkan terhirupnya debu ke saluran nafas

Untuk melindungi perbatasan dengan lebih ketat, Direktorat Jenderal Imigrasi juga telah memasang daftar pantauan ECS (Enhanced Cekal System) atau yang dikenal

1. Allah SWT, karena Nikmat. Perlindungan, Pertolongan, dan Ridho-Nya saya mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini serta hambanya yang termulia Nabi Besar Muhammad

Pada kedua teori yakni teori prinsip penataan (ordering principle) Salura (2010) dan teori fenomenologi Schulz (1980) yang telah dielaborasi sebagai kerangka baca dan

Simpulan akhir, dari uraian di atas dapat ditarik asumsi bahwa bentuk kebudayaan pop art yang “dilakukan kini” dipastikan merupakan konsep yang telah mengalami

Analisis data yang dilakukan adalah univariat.Berdasarkan hasil analisis univariat, dalam proses keputusan memanfaatkan layanan rawat jalan, responden memiliki motivasi yang