• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUBSTANSI PAK DAN IMPLEMENTASINYA DI PT. Roike Roudjer Kowal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUBSTANSI PAK DAN IMPLEMENTASINYA DI PT. Roike Roudjer Kowal"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SUBSTANSI PAK DAN IMPLEMENTASINYA DI PT Roike Roudjer Kowal

Abstrak

Artikel ini menguraikan substansi PAK, substansi dan implementasinya di PT dengan mengacu pada SK Dirjen Dikti Depdiknas No. 38/DIKTI/2002. Pembahasan teoritis itu berdasarkan fakta bahwa para mahasiswa belum sepenuhnya menyadari ketiga hal tersebut dengan berakibat pada sikap dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan Firman Allah. Metode kualitatif dan ancangan naturalis kualitatif digunakan untuk membidik tiga masalah PAK di PT. Sejumlah saran diberikan kepada untuk pembenahan penyelenggaraan PAK di PT.

Kata Kunci: substansi, implementasi, PAK INTRODUKSI

Mengacu pada pengalaman mengajar di Perguruan Tinggi sejak awal tahun 2010, khususnya memberikan matakuliah Pendidikan Agama Kristen bagi Mahasiswa/i, penulis melihat keadaan mereka dalam mengikuti perkuliahaan PAK sangat memprihatinkan dalam hal sikap, karakter, moral dan tutur kata kurang sesuai dengan apa yang diajarkan dan karenanyamahasiswa/i tidak menjadi pribadi yang dapat memberikan contoh/teladan yang baik bagi orang lain, masyarakat dalam kehidupan nyata. Padahal menurut Lase (2005) PAK diharapkan dapat membentuk dan mengembangkan iman, karakter, dan nilai-nilai Kristen bagi Mahasiswa dan menjadikan merekaintelektual muda yang cerdas dan berkarakter bagi peningkatan SDM yang berkualitas.

Sejak tahun 2002/2003 telah diberlakukan kurikulum baru pendidikan tinggi yang ditetapkan dengan SK Mendiknas No. 232/U/2000 dan No. 045/U/2002 sehubungan dengan Kurikulum berbasis kompetensi dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan tertentu dalam bentuk kekaryaan, sikap berkarya, dan berkehidupan bermasyarakat (Nuhamara, 2009). Mata kuliah PAK menjadi salah satu matakuliah wajib dalam kelompok MK Pengembangan Kepribadian, dan merupakan suatu usaha pendidikanyang sadar, sistematis, dan berkesinambungan, dalam menanamkan nilai-nilai kristiani yang berlandaskan pada Firman Allah (Nuhamara, 2009) apapun bentuknya walau ada perbedaan latar belakang budaya para mahasiswa.

Berdasarkan latar belakang masalah-masalah yang dipaparkan di atas, ada tiga masalah yang perlu dibahas dan sekaligus menjadi tujuan penulisan artikel ini yaitu: apa dan bagaimana Pendidikan Agama Kristen (PAK) itu, sejauh mana pentingnya Pendidikan Agama Kristen (PAK) bagi Mahasiswa/i Kristen di Perguruan Tinggi, dan bagaimana implementasinya Pendidikan Agama Kristen (PAK) bagi Mahasiswa/i di Perguruan Tinggi. Pembahasan tiga masalah itu sangat berarti bagi civitas academica PT dan kehidupan serta kelangsungannya.

Berdasarkan atas rumusan masalah dan tujuan penulisan, penulis mengajukan hipotesis bahwa jika implementasi PAK itu benar, maka mahasiswa belajar dengan lebih

(2)

baik, menjadi generasi yang berguna bagi masyarakat, dan lebih siap mempraktekkan PAK dalam hidup keseharian.

TINJAUAN TEORITIS PAK

Tinjauan literatur dapat dilihat dari secara umum tentang Pendidikan Agama Kristen (PAK), secara khusus melalui Alkitab mengenai Pendidikan Agama Kristen, dan manfaat Pendidikan Agama Kristen (PAK) bagi Mahasiswa/mahasiswi Kristen. Pendidikan Agama Kristen (PAK) mencakup gagasan-gagasan tertentu, isi kurikulum, dan metodologi, dan riwayat hidup orang besar yang mempengaruhi pelayanan pendidikan agama Kristen sebagai akar dari pendidikan agama kristen (Boehlke, 2000). Misalnya, Luthermencerminkan pergumulan imannya untuk memperoleh kedamaian jiwa sedangkan Calvin sebagai ahli hukum merumuskan iman Kristen seteliti mungkin secara logis tanpa lupa bahwa dia menjadi percaya itu semua hasil dari keputusan Allah.

Pendidikan Agama Kristen merupakan perintah dari Tuhan Yesus Kristus yang disebut Amanat Agung dalam Matius 28:18-20 dan keterlibatan-Nya mutlak diperlukan karena Pendidikan Agama Kristen mendidik secara ilmu pengetahuan kepada mahasiswa/i, dan membentuk karakter mereka.

Perihal arti dan hakekat PAK, Warner C. Graedorf (1976) menyatakan bahwa “PAK adalah proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan Alkitab, berpusat pada Kristus, dan bergantung kepada Roh Kudus, yang membimbing setiap pribadi pada semua tingkat pertumbuhan melalui pengajaran masa kini ke arah pengenalan dan pengalaman rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan, dan melengkapi mereka bagi pelayanan yang efektif, yang berpusat pada Kristus sang Guru Agung dan perintah yang mendewasakan pada murid” (Kristanto, 2006). Jadi PAK merupakan proses pengajaran dan pembelajaran berdasarkan Alkitab, berpusatkan Kristus, dan bergantung pada kuasa Roh Kudus. Pembelajaran berarti pembangunan pribadi menuju kedewasaan sedangkan pengajaran berarti dorongan bagi pembelajaran yang efektif.

Menurut Cremin (Nainggolan, 2008) PAK adalah usaha sadar, sistematis, dan berkesinambungan untuk mewariskan, membangkitkan, memperoleh pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai, keterampilan-keterampilan, kepekaan-kepekaan, dan hasil dari usaha tersebut.Menurut aliran pertama, hakekat PAK menitik beratkan pada ilmu dan pengajaran berpusat pada Alkitab, sedangkan aliran kedua mengutamakan pengalaman rohani, bertujuan memusatkan kepada perkembangan pribadi murid-murid (Enklaar, I.H&Homrighausen, E.G. 2009).

Pendidikan merupakan faktor penting bagi suatu bangsa yang ingin maju dan berkembang. Pendidikan di Indonesia sedikit mengalami kendala dengan adanya multikrisis. Sehubungan dengan hal tersebut maka telah diadakan pembenahan guna meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh maka telah ditetapkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, juga PP No. 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan. Ini merupakan upaya pemerintah untuk mengangkat kembali pendidikan di Indonesia.

Salah satu kelompok matakuliah dalam struktur baru tersebut adalah Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) yakni kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, dan berbudi

(3)

luhur, berkepribadian mantap dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaanSK. Mendiknas No. 232/U/2000, pasal 1 ayat 7)

Pendidikan Agama Kristen (PAK) di Perguruan Tinggi dilaksanakan bukan hanya karena tuntutan pemerintah atau Universitas setempat, tetapi lebih dari itu semua PAK bertujuan membentuk dan mengembangkan iman, karakter, dan nilai-nilai Kristen bagi mahasiswa, sehingga melaluinya pendidikan tinggi dapat membekali mereka menjadi intelektual muda yang cerdas dan berkarakter bagi peningkatan SDM yang berkualitas (Lase, 2005).

METODE PEMBAHASAN

Dalam membahas topik di atas, penulis menggunakan metode deskriptif dengan ancangan naturalis kualitatif yang bersifat deskriptif. Kata kualitatif menyiratkan penekanan pada proses dan makna yang tidak secara ketat diperiksa atau diukur dari segi jumlah, intensitas, dan frekuensinya, tetapi menekankan sifat realitas yang disusun secara sosial, hubungan antara peneliti dan yang diteliti, dan pembatasan situsional yang membentuk pembahasan ini (Subagyo, 2004). Dalam pembahasan penulis menguraikan fenomena dan fakta sosial yang terjadi dalam sikap dan perilaku mahasiswa dalam pelaksanaan MK PAK. Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan teknik wawancara dengan schedule questionaire interview guide(Nazir, 2005).

IMPLEMENTASI PAK DI PT

Tujuan PAK untuk orang dewasa adalah agar semua pribadi menyadari Allah lewat penyingkapan diri-Nya, khususnya melalui kasih-Nya yang membebaskan sebagaimana yang dinyatakan dalam Yesus Kristus, dan kemudian mereka memberi respon dalam iman dan kasih--yang pada akhirnya mereka boleh mengenal siapa diri mereka dan apa arti hidup, bertumbuh sebagai anak-anak Allah yang berakar dalam persekutuan Kristen, hidup dalam Roh Allah dalam setiap hubungan, memenuhi panggilan pemuridan bersama di dunia, dan tinggal di dalam pengharapan Kristen (Case, 1996).

Pengertian di atas mempunyai implikasi bagi mahasiswa yaitu bahwa PAK itu imperatif (unsur keharusan) untuk mendidik/membesarkan, mendasarkan pengajaran pada Firman Allah, pendidikan kristiani bersifat terus-menerus (long life education), pendidik mencakup orang tua, guru, fungsionaris pendidikan, pendekatan bersifat multi metode, berpusat pada peserta didik, peserta didik adalah subyek, isinya meliputi nasehat, didikan, ajaran/norma Tuhan.

Gereja dipanggil melalui PAK untuk menolong orang dewasa menemukan Allah yang aktif dalam setiap peristiwa kehidupan, mempercayakan hidup mereka dalam tarafnya yang paling dalam untuk alasan ini, dan untuk merayakan dengan sukacita perbuatan Allah yang sempurna dalam Kristus dan berlangsung terus melalui Roh Kudus.

PAK menyampaikan aspek-aspek positif mengenai pengajaran agama dan mensyaratkan hal-hal tertentu bagi pendidikan orang dewasa. Pertama, orang dewasa belajar sebagai pribadi yang total, artinya dalam proses belajar orang dewasa senantiasa membawa pengalaman total masa lampaunya. Kedua, orang dewasa belajar lebih efektif saat mereka menjadi partisipan yang aktif dalam pengalaman belajar. Ke tiga, orangdewasa sangat

(4)

dipengaruhi oleh hubungan antar pribadi yang ada dalam sebuah pengalaman belajar. Keempat, seluruh pengalaman orang dewasa menyediakan pelajaran-pelajaran buat mereka sendiri. Ke lima, setiap orang dewasa adalah individu-individu dengan keunikan kapasitas, kemampuan, minat, kebutuhan, perhatian, dan kesempatan masing-masing. Ke enam, orang dewasa cenderung membuat menerima nilai-nilai dan sudut-sudut pandang dari pribadi-pribadi dengan siapa ia memiliki hubungannya yang signifikan. Ke tujuh, orang dewasa belajar tidak pernah lengkap sampai ia timbul dalam sebuah tindakan yang sebenarnya (sesuai). Ke delapan, saat seorang dewasa telah belajar dengan efektif, hal ini akan merangsangnya untuk pelajaran selanjutnya dan itu akan menjadi motivasi diri bagi pelajaran baru. Ke sembilan, guru dalam belajar memainkan peran yang penting dalam pembelajaran orang dewasa.

PAK juga memperhatikan perkembangan jasmani dan kognitif mahasiswa sebagai orang dewasa. Pada masa dewasa dini terjadi apa yang disebut dengan puncak efisiensi fisik yang terjadi pada usia pertengahan duapuluhan dan terjadi penurunan lambat laun hingga awal usia empatpuluhan.Pada masa dewasa madya terjadi perubahan fungsi fisik yang tak mampu berfungsi seperti sedia kala, dan beberapa organ tubuh tertentu mulai "aus".Pada masa dewasa lanjut terjadi perubahan kondisi fisik ke arah yang memburuk dengan proses dan kecepatan yang berbeda-beda sesuai masing-masing individu. Dan pada masa ini keadaan fisik benar-benar semakin melemah dan tak berdaya sehingga harus bergantung pada orang lain. (Hurlock, 2008)

Pada tahap operasional perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai titik akhirpuncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Semua hal yang berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan penghalusan dari pola pemikiran ini. Orang dewasa mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan universal yaitu dunia idealitas paling tinggi.

Berikutnya, orang dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki masalahnya. Ia mampu mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung dari usaha-usahanya guna menyelesaikan masalah tsb.Orang dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki masalahnya. Ia mampu mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung dari usaha-usahanya guna menyelesaikan masalah tersebut. Orang dewasa mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya (baik fisik maupun kognitif) maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan hidupnya. Orang dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dahulu secara teoretis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang mungkin ada. Atas dasar analisanya ini orang dewasa lalu membuat suatu strategi penyelesaian secara verbal berupa proposisi dan mencari sintesa dan relaso antar proposisi-proposisi yang berbeda-beda (Piaget, 2008).

PAK disajikan dengan tujuan agar mahasiswa mengalami perjumpaan dengan Tuhan dalam pengalaman keseharian, dan dengan demikian mereka dapat mengalami nilai-nilai kehidupan. (Nuhanara, 2009). Mengenai substansinya, PAK yang disampaikan dalam perkuliahan di perguruan tinggi sesuai ketetapan Dirjen Dikti melalui SK No. 38/Dikti/Kep/2002 meliputi Tuhan, Manusia, Moral, Iptek, Masyarakat, Budaya, Politik, Kerukunan dan Hukum. Implementasi substansi PAK tersebut harus terlihat pada RPKPS.

(5)

RPKPS meliputi identitas mata kuliah, latar belakang, tujuan perkuliahan, desripsi matakuliah, rencana program pembelajaran semester,

Handout materi kuliah akan diberikan pada minggu ke tiga perkuliahan. Setiap mahasiswa diharuskan mempelajari handout yang sudah dimiliki untuk memperlancar jalannya penyampaikan materi dan memudahkan mahasiswa dalam memahami materii kuliah. Pengajar dalam setiap kegiatan akan lebih banyak bersifat sebagai fasilitator, sedangkan mahasiswa dituntut secara internally driven aktif mengakses sumber-sumber pustaka yang mendukung proses transfer of knowledge.

Diskusi kelompok akan memotivasi mahasiswa untuk mau mempelajari lebih dalam dengan upayanya sendiri, kemudian menyusun dalam suatu karya ilmiah berbasis masalah. Karya ilmiah tersebut harus dipresentasikan dalam kelas untuk mempertanggungjawabkan buah pikirnya dengan pemikiran mahasiswa dan dosen yang berperan aktif dalam kelompok tersebut.

SARAN PEMIKIRAN LANJUT

Dalam memahami tugas dan fungsi Guru PAK masa kini memperhatikan beberapa hal penting.Sebagai seorang profesional, guru PAK memiliki motivasi dalam mengajar, menguasai metode mengajar, dan manfaat PAK. Kompetensi guru mencakup pengetahuan, ketrampilan, kecakapan atau kapabilitas yang dicapai seseorang, menjadi bagian dari keberadaanya sampai ia mampu mengkinerjakan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik tertentu secara optimal (Subandi, 2008).

Standar Kompetensi Guru Pendidikan Agama Kristen diperkenalkan tahun 2005, melalui Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sertifikasi Kompetensi Guru dan Dosen. Alkitab adalah dasar kompetensi guru agama Kristen, sebagai contoh dalam Perjanjian Lama Allah sendiri yang bertindak sebagai pemrakarsa dan pengajar pendidik (Hosea 11:1,3,4).

Peningkatan mutu guru standar kompetensi dan sertifikasi guru yang telah disahkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Pasal 8 tentang “Guru dan Dosen”, dikemukakan bahwa profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, idealism, dan komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan didalam tugasnya sebagai wujud untuk mengembalikan citra guru yang seutuhnya.Kompetensi Guru Pendidikan Agama Kristen adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (Mulyasa, E. 2008; Usman, tanpa tahun).

REFERENSI

1. Boehlke, Robert R. 2000. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

2. Cahyanti, Nur. 2010. Diktat Kuliah,Pendidikan Agama Kristen.

3. William F. Case, William F. 1966. "Adult Education in the Chuch"in Introduction to a. Christian Education. Nashville, New York: Abingdon Press

4. Enklaar, I.H&Homrighausen, E.G. 2009. Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: BPK. 5. Hurlock, Elizabeth B. 1997. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

(6)

6. Kristanto, Paulus Lilik. 2006. Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen. Yogyakarta: ANDI.

7. Lase, Jason. 2005. Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: Bina Media Informasi. 8. Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja

osdakarya.

9. Nainggolan. J.M. 2008. Strategi PAK. Jabar: Generasi Info Media. 10. Nazir, M. 2005. Metode Penilitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

11. Nuhamara, Daniel. 2009.Materi Ajar Pengembangan Kepribadian PAK. Jakarta: Bina Media Informasi.

12. Nuhamara, Daniel 2009.Pembimbing PAK. Bandung: Jurnal Info Media

13. Subagyo, Andreas B. 2004. Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.

14. Subandi, Imam. 2008. Pengaruh Kompetensi Tenaga Pendidik dan Kependidikan Terhadap Peningkatan kualitas Pendidikan di Indonesia.Samarinda: Kasubdit Pendidikan Menengah, Direktorat Tenaga Kependidikan.

15. Piaget, Jean. 1988. Antara Tindakan dan Pikiran. Jakarta: Gramedia.

16. User Usman, Mohamad User. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

gariepinus dengan betina spesies-spesies ikan lele lokal Asia tersebut mengindikasikan bahwa ikan lele dumbo bukanlah ikan lele hibrida hasil hibridisasi antara

2.1.5 Setiap petugas kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru yang berkewajiban melakukan identifikasi sebelum pemberian obat, infus, sebelum

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dan Kinerja Guru Terhadap Mutu Sekolah Pada SMA Swasta di Kota Bandung (Studi Pada SMA Swasta Yang Terakreditasi A)1.

Velo paling tak suka dengan pelajaran bahasa Indonesia.. Karena menurutnya itu pelajaran yang sangat membosankan dan

Menurut Sund and Trowbridge (1973) kerja laboratorium atau praktikum meliputi 1) merencanakan eksperimen dan menyusun hipotesis-hipotesis, 2) merakit peralatan, 3) menyusun

Dengan menggunakan metode Ward and Peppard ini, berbagai faktor yang berpengaruh terhadap organisasi, baik internal maupun eksternal dianalisis untuk mendapatkan

“ Selain peran orang tua dirumah sebagai pembentuk karakter anak, peran guru disekolah juga sangat penting, karena guru adalah orang tua kedua bagi anak setelah ayah

Hasil dari angket akan dianalisis dengan menggunakan analisis jalur (path analyzis) dan dibantu dengan SPSS for windows versi 23. Hasil analisis data menunjukkan