• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.5 SistematikaPenulisan

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan pembuatan alat ini adalah untuk menciptakan alat yang mampu membantu tunanetra dalam mendeteksi halangan yang ada dihadapannya.

1.5. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman penulis membuat

sistematika penulisan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari alat IKAT PINGGANG PENDETEKSI RINTANGAN DAN PENUNTUN ARAH BERBASIS ANDROID,dengan sitematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, sistematika penulisan dari penulisan tugas akhir ini.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian teori pendukung itu antara lain tentang Mikrokontroler Atmega 328, sensor ultrasonic, Bluetooth hc-05, bahasa program yang dipergunakan, serta cara kerja dari mikrokontroler Atmega 32 dan komponen pendukung.

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Membahas tentang perencanaan dan pembuatan system secara keseluruhan.

BAB IV : PENGUJIAN RANGKAIAN

Berisi tentang uji coba alat yang telah dibuat, pengoperasian dan spesifikasi alat.dll.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakankesimpulan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan kemungkinan pengembangan alat.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sensor

Sensor adalah transduser yang berfungsi untuk mengolah variasi gerak, panas, cahaya atau sinar, magnetis, dan kimia menjadi tegangan serta arus listrik.

Transduser sendiri memiliki arti mengubah, resapan dari bahasa latin traducere Bentuk perubahan yang dimaksud adalah kemampuan merubah suatu energi kedalam bentuk energi lain. Sensor yang sering menjadi digunakan dalam berbagai rangkaian elektronik antara lain sensor cahaya atau sinar, sensor suhu, serta sensor tekanan.

2.1.1 Sensor Ultrasonik HCSR04

Sensor jarak ultrasonic HC-SR04 adalah sensor 40 KHz. HC-SR04 merupakan sensor ultrasonik yang dapat digunakan untuk mengukur jarak antara penghalang dan sensor. Konfigurasi pin dan tampilan sensor HC-SR04 diperlihatkan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Sensor Ultrasonic HC-SR04

HC-SR04 memiliki 2 komponen utama sebagai penyusunnya yaitu ultrasonic transmitter dan ultrasonic receiver. Fungsi dari ultrasonic transmitter adalah memancarkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi 40 KHz kemudian ultrasonic receiver menangkap hasil pantulan gelombang ultrasonik yang mengenai suatu objek. Waktu tempuh gelombang ultrasonik dari pemancar hingga sampai ke

penerima sebanding dengan 2 kali jarak antara sensor dan bidang pantul seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik

Prinsip pengukuran jarak menggunakan sensor ultrasonik HC-SR04 adalah ketika pulsa trigger diberikan pada sensor, transmitter akan mulai memancarkan gelombang ultrasonik, pada saat yang sama sensor akan menghasilkan output TTL transisi naik menandakan sensor mulai menghitung waktu pengukuran, setelah receiver menerima pantulan yang dihasilkan oleh suatu objek maka pengukuran waktu akan dihentikan dengan menghasilkan output TTL transisi turun. Jika waktu pengukuran adalah t dan kecepatan suara adalah 340 m/s, maka jarak antara sensor dengan objek dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan:

s = 𝑡 𝑥 340 𝑚/𝑠 Dimana : s = Jarak antara sensor dengan objek (m)

t = Waktu tempuh gelombang ultrasonik dari transmitter ke receiver (s) Prinsip pengoperasian sensor ultrasonik HC-SR04 adalah sebagai berikut awali dengan memberikan pulsa Low (0) ketika modul mulai dioperasikan, kemudian berikan pulsa High (1) pada trigger selama 10 µs sehingga modul mulai memancarkan 8 gelombang kotak dengan frekuensi 40 KHz, tunggu hingga transisi naik terjadi pada output dan mulai perhitungan waktu hingga transisi turun terjadi, setelah itu gunakan Persamaan 2.2 untuk mengukur jarak antara sensor dengan objek.

Timing diagram pengoperasian sensor ultrasonik HC-SR04 diperlihatkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Sistem Pewaktu pada Sensor HC-SR04

2.2 Mikrokontroller

Mikrokontroler adalah mikroprosesor yang telah dilengkapi dengan memori, IO, dan peripheral dalam satu chip [1]. Dengan kelengkapan tersebut sebuah mikrokontroler dapat melakukan komputasi juga pegontrolan suatu sistem secara mandiri . Namun diperlukan rangkaian tambahan untuk melakukan eksekusi program yang ada di dalam mikrokontroler tersebut. Rangkaian ini biasa disebut dengan rangkaian sistem minimum mikrokontroler.

Sistem minimum atau yang biasa disingkat sismin. Merupakan suatu rangkaian dasar pada rangkaian mikrokontroler yang merupakan syarat minimum dari suatu mikrokontroler untuk bekerja. Rangkaian sistem minimum pada dasarnya terdiri dari komponen kristal, kapasitor nonpolar dan rangkaian suplai tegangan.

Gambar 2.4 Sistem Minimum

Gambar 2.5 Rangkaian Sistem Minimum

Rangkaian sistem minimum berfungsi sebagai pengatur clock pada mikrokontroler.

Rangkaian ini sebagai rangkaian penabuh yang digunakan untuk satuan frekuensi pada mikrokontroler. Juga berfungsi sebagai rangkaian minimum untuk melakukan pemrograman mikrokontroler. Komponen yang berfungsi untuk membangkitkan frekuensi ini adalah komponen kristal. Ada berbagai tipe mikrokontroler yang beredar di pasaran, dalam tugas akhir ini digunakan mikrokontroler ATmega 328P.

2.2.1 Mikrokontroller ATMega 328

Mikrokontroller ATmega 328 adalah mikrokontroler yang diproduksi oleh Atmel. mikrokontroler ini mempunyai ukuran flash memori yang cukup besar, memiliki clock dan kerjanya tinggi sampai 16 MHz,kapasistas SRAM sebesar 2 KiloByte, 32 buah port I/O yang sangat memadai untuk berinteraksi dengan LCD dan keypad.

Gambar 2.6 ATMega 328

a. Arsitektur CPU ATMega 328

Fungsi utama CPU adalah memastikan pengeksekusian instruksi dilakukan dengan benar. Oleh karena itu CPU harus dapat mengakses memori, melakukan kalkulasi, mengontrol peripheral, dan menangani interupsi. Ada 32 buah General Purpose Register yang membantu ALU bekerja. Untuk operasi aritmatika dan logika, operand berasal dari dua buah general register dan hasil operasi ditulis kembali ke register.

Status and Control berfungsi untuk menyimpan instruksi aritmatika yang baru saja dieksekusi. Informasi ini berguna untuk mengubah alur program saat mengeksekusi operasi kondisional. Instruksi di jemput dari flash memory. Setiap byte flash memory memiliki alamat masing-masing. Ketika terjadi interupsi atau pemanggilan rutin biasa, alamat di Program Counter disimpan terlebih dahulu di stack. Alamat interupsi atau rutin kemudian ditulis ke Program Counter, instruksi kemudian dijemput dan dieksekusi. Ketika CPU telah selesai mengeksekusi rutin interupsi atau rutin biasa, alamat yang ada di stack dibaca dan ditulis kembali ke Program Counter.

b. Program Memori

ATMega 328 memiliki 32 KiloByte flash memori untuk menyimpan program.Karena lebar intruksi 16 bit atau 32 bit maka flash memori dibuat berukuran 16K x 16.

Artinya ada 16K alamat di flash memori yang bisa dipakai dimulai dari alamat 0 heksa sampai alamat 3FFF heksa dan setiap alamatnya menyimpan 16 bit instruksi.

c. SRAM Data Memori

ATMega 328 memiliki 2 KiloByte SRAM. Memori ini dipakai untuk menyimpan variabel. Tempat khusus di SRAM yang senantiasa ditunjuk register SP disebut stack. Stack berfungsi untuk menyimpan nilai yang dipush.

d. EEPROM Data Memori

ATMega 328 memiliki 1024 byte data EEPROM. Data di EEPROM tidak akan hilang walaupun catuan daya ke sistem mati. Parameter sistem yang penting disimpan di EEPROM. Saat sistem pertama kali menyala paramater tersebut dibaca dan system diinisialisasi sesuai dengan nilai parameter tersebut.

e. Interupsi

Sumber interupsi ATMega 328 ada 21 buah. Tabel 2 hanya menunjukkan 10 buah interupsi pertama. Saat interupsi diaktifkan dan interupsi terjadi maka CPU menunda instruksi sekarang dan melompat ke alamat rutin interupsi yang terjadi. Setelah selesai mengeksekusi intruksi-instruksi yang ada di alamat rutin interupsi CPU kembali melanjutkan instruksi yang sempat tertunda.

f. I/O Port

ATMega 328 memiliki 32 buah pin I/O. Melalui pin I/O inilah ATMega 328 berinteraksi dengan sistem lain. Masing-masing pin I/O dapat dikonfigurasi tanpa mempengaruhi fungsi pin I/O yang lain. Setiap pin I/O memiliki tiga register yakni:

DDxn, PORTxn, dan PINxn. Kombinasi nilai DDxn dan PORTxn menentukan arah pin I/O.

g. Clear Time On Compare Match (CTC)

CTC adalah salah satu mode Timer/Counter1, selain itu ada Normal mode, FastPWM mode, Phase Correct PWM mode. Pada CTC mode maka nilai TCNT1 menjadi nol jika nilai TCNT1 telah sama dengan OCR1A atau ICR1. Jika nilai top ditentukan OCR1A dan interupsi diaktifkan untuk Compare Match A maka saat nilai TCNT1

sama dengan nilai OCR1A interupsi terjadi. CPU melayani interupsi ini dan nilai TCNT1 menjadi nol.

h. USART

Selain untuk general I/O, pin PD1 dan PD0 ATMega 328 berfungsi untuk mengirim dan menerima bit secara serial. Pengubahan fungsi ini dibuat dengan mengubah nilai beberapa register serial. Untuk menekankan fungsi ini, pin PD1 disebut TxD dan pin PD0 disebut RxD. Gambar diatas menunjukkan bentuk frame yang dimiliki ATMega 328. Nilai UBRR dan clock sistem menentukan laju bit pengirim dan penerima serial. Berikut gambar konfigurasi pin Mikrokontroler AVR ATMega 328.

Gambar 2.7 Pin-pin ATMega32

2.2.2 Bahasa C

Bahasa C adalah bahasa pemrograman yang digunakan pada software CodeVision AVR. Bahasa pemrograman ini yang dapat dikatakan berada antara bahasa tingkat rendah (bahasa yang berorientasi pada mesin) dan bahasa tingkat tinggi (bahasa yang berorientasi pada manusia). Seperti yang diketahui, bahasa tingkat tinggi mempunyai kompatibilitas antara platform dan karenanya amat mudah untuk membuat program pada berbagai mesin. Berbeda dengan menggunakan bahasa mesin, sebab setiap perintahnya sangat bergantung pada jenis mesin.

Pembuat bahasa C adalah Brian W. Kernighan dan Dennis M. Ritchie pada tahun 1972. Bahasa C adalah bahasa pemrograman terstruktur, yang membagi programnya dalam bentuk blok. Tujuannya untuk memudahkan dalam pembuatan dan pengembangan program. Program yang ditulis dengan bahasa C mudah sekali dipindahkan dari satu jenis program ke bahasa program lain. Hal ini karena adanya standarisasi bahasa C berupa standar ANSI (American National Standard Institute) yang dijadikan acuan oleh para pembuat kompiler jenis mesin.

Kelebihan Bahasa C:

a. Bahasa C tersedia hampir di semua jenis komputer.

b. Kode bahasa C sifatnya adalah portable dan fleksibel untuk semua jenis komputer.

c. Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci hanya terdapat 32 kata kunci.

d. Proses executable program bahasa C lebih cepat e. Dukungan pustaka yang banyak.

f. C adalah bahasa yang terstruktur Kekurangan Bahasa C:

a. Banyaknya operator serta fleksibilitas penulisan program kadang-kadang membingungkan pemakai.

b. Bagi pemula pada umumnya akan kesulitan menggunakan pointer.

2.3 LCD(Liquid Crystal Display)

Liquid Crystal Display (LCD) adalah komponen yang dapat menampilkan tulisan. Salah satu jenisnya memiliki dua baris dengan setiap baris terdiri atas enam belas karakter. LCD seperti itu biasa disebut LCD 16x2.

Gambar 2.8 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD memiliki 16 pin dengan fungsi pin masing-masing seperti yang terlihat pada table berikut:

No.Pin Nama Pin I/O Keterangan

1 VSS Power Catu daya, ground (0v) 2 VDD Power Catu daya positif 3

V0 Power

Pengatur kontras, menurut datasheet, pin iniperlu dihubungkan dengan pin vss melalui resistor Variabel.

4 RS Input

Register Select

ď‚· RS = HIGH : untuk mengirim data

ď‚· RS = LOW : untuk mengirim instruksi

5 R/W Input Read/Write control bus R/W = HIGH : mode untuk membaca data di LCD

Tabel 2.1 Fungsi pin-pin lcd

2.3.1 Cara kerja LCD

Pada aplikasi umumnya RW diberi logika rendah “0”.Bus data terdiri dari 4bit atau 8 bit. Jika jalur data 4 bit maka yang digunakan ialah DB4 sampai dengan DB7. Sebagaimana terlihat pada table deskripsi, interface LCD merupakan sebuah parallel bus, dalam hal ini sangat memudahkan dan sangat cepat dalam pembacaan dan penulisan data dari atau ke LCD. Kode ASCII yang ditampilkan sepanjang 8bit dikirim ke LCD secara 4bit atau 8bit pada satu waktu

Jika mode 4bit yang digunakan, maka 2 nibble data dikirim untuk membuat sepenuhnya 8bit (pertama dikirim 4bit MSB lalu 4bit LSB dengan pulsa clock EN setiap nibblenya). Jalur control EN digunakan untuk memberitahu LCD bahwa mikrokontroler mengirimkan data ke LCD. Untuk mengirim data ke LCD program harus menset EN ke kondisi high “1” dan kemudian menset dua jalur control lainnya (RS dan R/W) atau juga mengirimkan data ke jalur data bus. Saat jalur lainnya sudah siap, EN harus diset ke “0” dan tunggu beberapa saat, dan set EN kembali ke high

“1”. Ketika jalur RS berada dalam kondisi low “0”, data yang dikirimkan ke LCD dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti bersihkan layar, posisi kursor dll). Ketika RS dalam kondisi high atau “1”, data yang dikirimkan adalah data ASCII yang akan ditampilkan dilayar.

Misal, untuk menampilkan huruf “A” pada layar maka RS harus diset ke “1”.

Jalur control R/W harus berada dalam kondisi low (0) saat informasi pada data bus akan dituliskan ke LCD. Apabila R/W berada dalam kondisi high “1”, maka program akan melakukan query data dari LCD. Instruksi pembacaan hanya satu, yaitu Get LCD status, lainnya merupakan instruksi penulisan, Jadi hamper setiap aplikasi yang menggunakan LCD, R/W selalu di set ke “0”. Jalur data dapat terdiri 4 atau 8 jalur.Mengirimkan data secara parallel baik 4bit atau 8bit merupakan 2 mode operasi primer.

Untuk membuat sebuah aplikasi interface LCD, menentukan mode operasi merupakan hal yang paling penting. Mode 8bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan dalam sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/0 (3pin untuk control, 8pin untuk data).Sedangkan mode 4bit minimal hanya membutuhkan 7bit (3pin untuk control, 4 pin untuk data). Bit RS digunakan untuk memilih apakah data atau instruksi yang akan ditransfer antara

mikrokontroler dan LCD. Jika bit ini diset (RS = 1), maka byte pada posisi kursor LCD saat itu dapat dibaca atau ditulis. Jika bit ini di reset (RS = 0), merupakan instruksi yang dikirim ke LCD atau status eksekusi dari instruksi terakhir yang dibaca.

2.4 Modul Bluetooth HC-05

Bluetooth adalah sebuah teknologi nirkabel dengan menggunakan media gelombang radio yang bekerja pada frekuensi 2.4 GHz. Buetooth menggunakan sistem Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS) yang mempunyai kecepatanmaksimum 1 Mbps. Bluetooth terbagi menjadi 2 kelas yaitu kelas 1 yang mempunyai jangkauan maksimum kurang lebih100 m dan kelas 2 mempunyai jangkauan maksimum 15 m. Pada jangkauan maksimum yang tidak terlalu luas, bluetooth kemudian dipromosikan dalam personal area netrwork (PAN)[7] . Module Bluetooth adalah suatu perangkat yang berfungsi sebagai media penghubung antara smartphoneAndroid dengan mikrokontroller yang sudah tertanam modul Bluetoothtersebut. Modul bluetoothseri HC memiliki banyak jenis atau varian, yang secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu jenis „industrial series‟yaitu HC-03 dan HC-04 serta „civil series‟ yaitu HC-05 dan HC-06. Modul Bluetoothserial,yang selanjutnya disebut dengan modul BT saja digunakan untuk mengirimkan data serial TTL via bluetooth. Modul BT ini terdiri dari dua jenis yaitu Master dan Slave.Modul Bluetooth HC-05 merupakan modul Bluetooth yang banyak digunakan dalam system mikrokontroler. Disamping mudah digunakan , modul ini juga memiliki harga yang cukup murah. Dalam pembuatan alat ini bluetoth digunakan untuk mengirim data dari alat ke android. Modul ini menjadi penting dikarenakan menjadi bahan utama untuk melakukan komunikasi alat denga perangkat android. Dalam penggunaannya , modul ini harus di lakukan pemasangan terlebih dahulu dengan android untuk kemudian komunikasi dapat dilakukan. Modul ini dapat dilihat pada gamabar 2.4.

Gambar 2.9 HC-05 Bluetooth module

BAB 3

PERANCANGAN ALAT

3.1 Diagram Blok Rangkaian

Diagram blok memrupakan salah satu cara yang paling sederhana untuk menjelaskan cara kerja dari suatu system. Dengan diagram blok kita dapat menganalisa cara kerja rangkaian dan merancang hardware yang akan dibuat secara umum. Sistem yang digunakan pada rancangan alat ini dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian Berikut deskripsi fungsi setiap blok :

1 Blok Sensor Ultrasonik : sensor ultrasonik akan mendeteksi input yang

menghalangi sensor ultrasonik,dan output sensor akan masuk ke mikrokontroler.

2. Blok Mikrokontroler : mikrokontroler akan mengolah output sensor

ultrasonik tersebut dan mikrokontroller mengirim data tersebut ke Bluetooth HC 05.

3. Blok Bluetooth HC 05 : data yang dikirm mikrokontroller akan dikoneksikan melalui bluetooth hc 05 ke hp(android) .

4. Blok HP(Android) : hp(Android) akmengeluarkan sinyal berupa suara yang terkoneksi antara Bluetooth hc 05 dan android.

5. Blok Catu Daya : catu daya sebagai sumber arus untuk menjalankan alat tersebut.

3.2 Perancangan Rangkaian Elektronik

Dalam pembuatan alat secara keseluruhan, sebelumnya akan dirancang beberapa rangkaian yang dapat terkoneksi dengan mikrokontroler sebagai otak dari sistem ini agar sistem dapat berjalan dengan efisien, yaitu sensor ultrasonik, catu daya,lcd,modul bluetooth hc 05.

3.2.1 Rangkaian Sensor Ultrasonik

Rangkaian sensor ultrasonic terdiri atas rangkaian pemancar dan rangkaian penerima. Rangkaian pemancar akan mengubah gelombang listrik menjadi gelombang suara ultrasonic kemudian pada bagian penerima sinyal suara ultrasonic tadi akan diubah kembali kedalam sinyal listrik. Kemudian akan dilakukan kalkulasi hasil panjang gelombang dengan waktu tempuh untuk mendapatkan nilai jarak sensor dari titik pantul. Rangkaian sensor ultrasonic dapat dilihat pada gambar 3.2

Gambar 3.2 Rangkaian Sensor Ultrasonic

3.2.2 Display LCD

LCD yang digunakan adalah LCD karakter 16x2, mampu menampilkan angka, huruf, dan symbol sebanyak 2 baris dan setiap mampu menampilkan 16 karakter. Dan TRIM digunkan sebagai pengatur kecerahan backlight LCD. Pin RS,RW,E,D4,D5,D6, dan D7 terhubung langsung ke Mikrokontroler

Gambar 3.3 Rangkaian LCD

3.2.3 Perangkaian Catu Daya

Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan keseluruh rangkaian yang ada. Rangkaian Catu daya (Power Supply Adaptor) ini terdiri dari satu keluaran, yaitu 5 volt. Keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke rangkaian mikrokontroller AVR Atmega 328P ,sensor kelembaban dan LCD.Rangkaian catu daya ditunjukkan pada gambar 3.2 berikutini:

Gambar 3.4 Rangkaian Catu Daya

3.3 Proses Perancangan Alat

Tahap terpenting dalam pembuatan suatu alat adalah perancangan.Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan suatu alat meliputi prinsip kerja rangkaian, spesifikasi komponen yang terdapat pada rangkaian sehingga tidak terjadi kerusakan pada saat pemasangan komopnen.Tujuan perancangan adalah untuk memudahkan dalam pembuatan suatu alat serta mendapatkan suatu alat yang baik seperti yang diharapkan dengan memperhatikan penggunaan komponen dengan harga ekonomis serta mudah didapat dipasaran. Selain itu, itu perancangan juga bertujuan untuk membuat solusi dari suatu permasalahan dengan penggabungan prinsip- prinsip elektronik dan mekanik, serta dengan literatur dengan produk yang ada. Faktor keberhasilan dalam perancangan alat“Ikat Pinggang Pendeteksi Halangan dan Penuntun Arah Berbasis Android” yaitu:

a) Proses Pengerjaan

1. Proses pembuatan krontruksi alat

- Memilih bahan ikat pinggang yang berkualiatas tinggi dan nyaman dipakai.

- Pembuatan casing ikat pinggang sesuai desain.

- Pemasangan 3 sensor yang dihubungkan ke port B rangakain,

- Pemasangan modul Bluetooth HC-05 dan menghubungkannya ke Port bluetooth

rangkain.

- Pemasangan potensiometer - Pemasangan baterai 9V - Pemasang saklar.

- Pemasangan LCD.

2. Proses Pemograman mikrokontroller dengan pembacaan sensor yang berjarak dari0- 30 cm.

b)Optimalisasi Rancangan

Untuk mendapatkan optimalisasi dalam pelaksanaan pembuatan rancangan ikat pinggang tersebut, perlu diperhatikan diantaranya :

1. Jarak maksimal pembacaan sensor ultrasonik adalah antara range 0-30 cm.

2. Kalibrasi sensor ultrasonik harus akurat.

3. Pengambilan data sensor ultrasonik harus efektif dan efisien.

4. Pemakaian sabuk harus diluar sehingga tidak terhalang oleh pakaian.

Adapun kelebihan dan kekurangan dalam alat tersebut aalah:

1. Kelebihan : kelebihan dari alat tersebut adalah tunanetra bisa mendengarkan informasi melalui suara yang langsung dari Hp.

2. Kekurangan : kekurangan dari alat tersebut adalah baterai akan cepat habis apabila menyala terus menerus dan koneksi Bluetooth hanya dapat terkoneski dgn jarak 0-18 m,dijarak 19 m koneksi Bluetooth akan eror dan tidak dapat tersambung lagi.

3.4 Flow Chart Sistem

T

Y

Gambar 3.5 Flowchart Sistem

Dapat diketahui pada gambar diagram alir pengolahan data ultrasonik pada arduino uno. Pada jarak <30 cm, maka arduino mengirimkan sinyal ke smartphone android untuk mengeluarkan suara peringatan“awas”

mulai

Inisialisasi sensor ultrasonikk

baca data ultrasonikk

data ultrasonik

˂30 cm

kirim perintah ke smartphone

android

stop

3.5 Rangkaian Keseluruhan

Prinsip kerja rangkaian ini adalah dengan melakukan kalkulasi nilai masukan dari inputan berupa panajang gelombang dan perioda gelombang. Yang dimana kedua hal ini akan di hasilkan jarak tempuh lintasan gelombang yang dikonversi menjadi jarak sensor ke titik pantul. Sehingga dengan demikian akan diketahui jarak halangan di hadapan sensor. Kemudian hasilpembacaan akan dikirimkan melalui modul Bluetooth ke android.

Gambar 3.6 Rangkaian keseluruhan

BAB 4

PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM

4.1. Implementasi Sistem

Sistem ikat pinggang elektronik sebagai alat bantu tunanetra yang dibuat ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu :

a. Ikat pinggang elektronik yang telah terintegrasi dengan mikrokontoller ArduinoUno dengan sensor ultrasonic dan modul bluetooh HC-05.

b. Smartphone Android nantinya yang akan menerima data dari sensor ultrasonik melalui bluetooth dan akan diolah menjadi suara. Dan juga Berperan dalam penginformasianlingkungan lokasi tunanetra berada.

Gambar 4.1 Hardware Kepala Ikat Pinggang Elektronik

Tiga unit sensor ultrasonik yang terhubung dengan mikrokontroler Arduino Uno berguna untuk mendeteksi halangan yang ada di depan tunanetra dan halangan dari sebelah kiri tunanetra dan halangan dari kanan tunanetra. Smartphone android berperan penting dalam penginformasian ke tunanetra dengan mengeluarkan suara.

Suara yang akan dikeluarkan yaitu peringatan terhadap halangan yang ada di depan,disebelah kiri dan disebelah kanan tunanetra. Selain itu android juga berfungsi sebagai media informasi untuk memberi petunjuk arah kemana tunanetra tersebut akan berjalan melalui suara yang dikeluarkan oleh smartphone tersebut.

4.2. Pengujian Sensor Ultrasonik HC-SR04

Dalam pengujian ini dilakukan pembacaan jarak oleh sensor ultrasonik yang dipasang pada ikat pinggang elektronik dengan membandingkan jarak sebenarnya yang diukur menggunakan penggaris atau mistar. Dari hasil pengujian dapat dianalisa perbedaan hasil pembacaan jarak dengan sensor ultrasonik dengan menggunakan mistar karena oleh adanya noise. Noise dapat berupa gangguan gelombang dari luar yang mempunyai interferensi gelombang dengan frekuensi yang sama, daya pantul objek dan lain-lain sehingga mempengaruhi selisih waktu

Dalam pengujian ini dilakukan pembacaan jarak oleh sensor ultrasonik yang dipasang pada ikat pinggang elektronik dengan membandingkan jarak sebenarnya yang diukur menggunakan penggaris atau mistar. Dari hasil pengujian dapat dianalisa perbedaan hasil pembacaan jarak dengan sensor ultrasonik dengan menggunakan mistar karena oleh adanya noise. Noise dapat berupa gangguan gelombang dari luar yang mempunyai interferensi gelombang dengan frekuensi yang sama, daya pantul objek dan lain-lain sehingga mempengaruhi selisih waktu

Dokumen terkait