• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTIM MASTER PLAN DRAINASE PERKOTAAN KOTA BEKASI

Dalam dokumen Laporan Akhir Drainase Kota Bekasi (Halaman 102-111)

BAB IV MASTER PLAN DRAINASE

4.1. SISTIM MASTER PLAN DRAINASE PERKOTAAN KOTA BEKASI

Sistim Drainase Perkotaan Kota Bekasi mengikuti konsep sistim drainase berkelanjutan dengan menerapkan kaidah ”satu sungai satu manajemen” terutama untuk sungai yang memiliki daerah pengaliran di bagian hulunya berada di wilayah Kota Bekasi sehingga akan mempermudah dalam pola penanganannya.

drainase menerapkan sistim konvensional, dimana sungai hanya difungsikan sebagai upaya membuang atau mengalirkan air kelebihan secepat-cepatnya ke sungai terdekat. Konsep ini sejak tahun 1970-an sampai sekarang hampir tidak berubah dan terus diajarkan di seluruh perguruan tinggi di Indonesia dan sebagai konsep dasar yang digunakan para praktisi dalam pembuatan Masterplan Drainase di seluruh kota besar dan kecil di Indonesia.

Dalam konsep drainase konvensional, seluruh air hujan yang jatuh ke di suatu wilayah harus secepat-cepatnya dibuang ke sungai dan seterusnya mengalir ke laut. Jika hal ini dilakukan pada semua kawasan, akan memunculkan berbagai masalah, baik di daerah hulu, tengah, maupun hilir.

Konsep Ecodrainase juga akan berusaha menerapkan manajemen satu sungai dengan satu sistim, sehingga penanganannya lebih mudah dan koordinasi penanganannya lebih jelas.

Pengendalian banjir dilakukan berdasarkan konsep pengelolaan sumber daya air secara utuh dalam kesatuan wilayah sungai dari hulu sampai dengan hilirnya melalui kerangka “Satu Sungai, Satu Rencana, dan Satu Pengeloaan Terpadu”. Kebijakan sumber daya air dengan pedoman pengendalian dan penanggulangan daya rusak air serta peningkatan kesiapan dan keswadayaan masyarakat menghadapi bencana banjir dan daya rusak lainnya guna mengamankan daerah produksi pangan dan permukiman serta memulihkan ekosistem dari kerusakan akibat daya rusak air.

Penerapan eco-drainase dapat dilakukan dengan pendekatan hidromorfometri yang menjelaskan hubungan antara aspek-aspek morfometri dan variabel-variabel hidrologi (Seyhan, 1976). Pendekatan hidromorfometri dapat menjelaskan respon limpasan maupun masukan air ke tanah di dalam suatu sistem DAS sebagai reaksi dari variabel morfometri DAS terhadap masukan hujan. Selain variabel morfometri, variabel fisik permukan lahan lainnya seperti vegetasi, penggunaan lahan, yang membantu dalam analisis hidrologi.

Suatu “daerah aliran sungai” atau DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit, sungai dan akhirnya bermuara ke danau

atau laut. Istilah yang juga umum digunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed. Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya.

Gambar 4.2.

Skema Sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS)

Karena air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah sepanjang lereng maka garis batas sebuah DAS adalah punggung bukit sekeliling sebuah sungai. Garis batas DAS tersebut merupakan garis khayal yang tidak bisa dilihat, tetapi dapat digambarkan pada peta.

Batas DAS kebanyakan tidak sama dengan batas wilayah administrasi. Akibatnya sebuah DAS bisa berada pada lebih dari satu wilayah administrasi.

Karakteristik DAS yang ada di Kota Bekasi termasuk type bulu burung yang memiliki karakteristik ”Jalur anak sungai di kiri dan kanan sungai utama mengalir menuju sungai utama, debit banjir kecil karena waktu tiba banjir dari anak anak sungai berbeda beda dan banjir berlangsung agak lama”.

Kawasan hulu DAS merupakan suatu daerah topografi lebih tinggi dengan kemiringan antara 2-5 %, alur sungai rapat dan merupakan daerah konservasi.

kerapatan tinggi dan system drainase yang tertata serta kondisi tanah yang stabil maka aliran langsung permukaan tersebut akan tertahan dan sebagian besar meresap ke dalam tanah, sehingga cadangan air dalam tanah sangat tinggi. Akan tetapi apabila konservasi daerah hulu yang buruk baik dari segi pengelolaan vegetasi dan tanah maka air hujan yang jatuh sebagian besar akan menjadi aliran langsung permukaan dan masuk pada system sungai. Hal ini dapat menyebabkan longsor pada wilayah hulu dan menjadikan banjir di kawasan tengah dan hilir DAS. Wilayah hulu DAS merupakan daerah yang penting karena berfungsi sebagai perlindungan terhadap seluruh DAS karena konservasi yang dilakukan pada hulu DAS akan berdampak pada seluruh DAS.

Karakteristik DAS pada umumnya tercermin dari penggunaan lahan, jenis tanah, topografi, kemiringan, panjang lereng, serta pola aliran yang ada. Pola aliran dalam das dapat terbentuk dari karakteristik fisik dari DAS. Pola aliran merupakan pola dari organisasi atau hubungan keruangan dari lembah-lembah, baik yang dialiri sungai maupun lembah yang kering atau tidak dialiri sungai (riil). Pola aliran dipengaruhi oleh lereng, kekerasan batuan, struktur, sejarah diastrofisme, sejarah geologi dan geomerfologi dari daerah alairan sungai. Dengan demikian pola aliran sangat berguna dalam interpretasi kenampakan geomorfologis, batuan dan struktur geologi.

Orde atau tingkat percabangan sungai adalah posisi percabangan alur sungai di dalam urutannya terhadap induk sungai dalam satu AS (Soewarno, 1991). Alur sungai paling hulu yang tidak memiliki cabang disebut orde pertama, pertemuan dua orde pertama disebut orde kedua, pertemuan orde pertama dengan orde kedua disebut orde kedua, dan pertemuan dua orde kedua disebut orde ketiga, begitu seterusnya. Secara umum dapat dinyatakan bahwa pertemuan dua orde yang sama menghasilkan nomor orde satu tingkat lebih tinggi, sedangkan pertemuan dua orde sungai yang berbeda memberikan nomor orde yang sama nilainya dengan nomor orde tertinggi diantarakedua orde yang sungai yang bertemu.

Gambar 4.3.

Urutan Nomor Orde Sungai

Masalah banjir dan genangan yang terjadi di Kota Bekasi dapat terjadi akibat: 1. Banjir kiriman: aliran banjir yang datangnya dari daerah hulu di luar kawasan

yang tergenang. Hal ini terjadi jika hujan yang terjadi di daerah hulu menimbulkan aliran banjir yang melebihi kapasitas sungainya atau banjir kanal yang ada, sehingga terjadi limpasan. Banjir kiriman yang besar tercatat pada tahun 2002, 2007, 2009.

2. Banjir lokal: genangan air yang timbul akibat hujan yang jatuh di daerah itu sendiri, hal ini dapat terjadi kalau hujan yang terjadi melebihi kapasitas sistem drainase yang ada. Banjir lokal, ketinggian genangan air antara 0.2-0.7 m, lama genangan antara 1-8 jam. Terdapat pada daerah rendah, wilayah yang sering tergenang biasanya berada di daerah cekungan.

3. Banjir back water (rob) akibat meluapnya Kali Bekasi dan Kali Sunter: banjir yang terjadi baik akibat aliran langsung air pasang akibat banjir dari Kali Bekasi (Kali Sunter), dan/atau air balik dari saluran drainase anak sungai Kali Bekasi akibat terhambat oleh air pasang. Banjir pasang, merupakan banjir rutin akibat Kali Bekasi meluap (banjir kiriman dari Kabupaten Bogor) yang terjadi pada wilayah sepanjang aliran Kali Bekasi maupun Kali Sunter. Ketinggian genangan antara 0,20-0,70 m dengan lama genangan antara 3 hingga 6 jam.

Tiga sungai penyumbang banjir terbesar di Kota Bekasi adalah: Kali Bekasi, Kali Cikeas, dan Kali Sunter rutin menyumbang banjir tahunan di wilayah berikut ini: 1. Kecamatan Pondok Gede (Perumahan Bina Lindung)

2. Kecamatan Pondok Melati (Perumahan Chandra RW 15, Perumahan Pondok Melati Indah, Perumahan Nyai Putu Bawah).

3. Kecamatan Bekasi Selatan (Perumahan Jaka Kencana)

4. Kecamatan Jati Asih (Pondok Mitra Lestari, Jati Asih Indah, Kemang IFI Graha, Pondok Gede Permai, Villa Jati Rasa, Perumahan Mandosi). 5. Kecamatan Jati Sampurna (Perumahan Citra Grand).

Berdasarkan hasil indentifikasi saluran yang ada di Kota Bekasi ada 18 (delapan belas) saluran, namun setelah dilakukan analisa dan evaluasi sistim drainase Kota Bekasi terdapat 11 (sebelas) aliran sungai yang mengalir dari selatan ke utara, yaitu:

1. Kali Buaran 2. Kali Jati Keramat 3. Kali Bojong Rangkong 4. Kali Cakung

5. Kali Jati Luhur atau Kali Baru, Kali Kapuk

6. Kali Bolevard/Galaxy/BSK dan Kali Pekayon Kecil

7. Kali Rawa Tembaga (asalnya saluran irigasi namun berubah fungsi menjadi saluran pembuang).

8. Kali Pekayon

9. Kali Alam Galur, Kali Blencong 10. Kali Abang Tengah

11. Kali Rawa Rotan atau Kali Rorotan

Untuk lebih jelasnya aliran sungai yang ada di dalam Master Plan Sistim Drainase Kota Bekasi dapat dilihat pada Gambar berikut ini.

Panjang Sloope Catchment Area No Nama Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Hulu Hilir ( S ) DAS Keterangan

[ Km ] [ m ] [ m ] [ % ] [ Ha ]

1 Kali Sunter *2) 20.00 33.00 12.00 0.209302 1,358.00 Pengelolan BBWS Ciliwung - Cisadane 1' Saluran Irigasi Kali Baru (dekat K Sunter) 6.5 17 12 0.076923 0 Saluran Irigasi untuk

air minum / PDAM 2 Kali Buaran *2) 5.80 21.00 12.00 0.209302 625.86

3 Kali Jati Keramat / K Taman Sari *2) 9.74 31.42 11.22 0.207498 1,299.18

4 Kali Bojong Rangkong *2) 8.75 29.00 11.00 0.205714 1,153.95

5 Kali Cakung *2) 27.05 68.00 17.00 0.188545 2,229.88

6 Kali Jati Luhur / Kali Baru--> Kali Kapuk *2) 16.30 27.00 18.00 0.055215 1,183.42

7 Kali Bolevard / K Galaxy dan K anak pekayon 5.20 19.00 18.00 0.019231 318.85 --> Sal BSK -->Kali Rawa Tembaga *2)

Kali Pekayon Kecil ---> K Rawa Tembaga *2) 1.75 19.00 18.00 0.057143 119.68

8 Kali Pekayon *2) 4.23 24.00 20.00 0.094563 249.60

9Saluran Irigasi Tanah Tinggi (SITT) *1) 6.58 17.00 12.00 0.075999 - Saluran Irigasi untuk air minum Kab. Bekasi 10 Kali Abang Tengah *2) 5.85 16.00 12.00 0.068376 494.17

11 Kali Alam Galur dan Kali Blencong *2) 6.65 17.00 14.00 0.045113 489.80

12 Kali Rorotan atau K Rawa Rotan *2) 3.10 18.00 15.00 0.096774 684.60

13Saluran Irigasi Bekasi Utara *1) 6.00 17.00 12.00 0.083333

-14Saluran Irigasi Bekasi Tengah *1) 6.57 16.00 8.00 0.121766 - Saluran Irigasi untuk air minum Kab. Bekasi 15Saluran Irigasi Pulo Timeka *1) 1.80 12.00 10.00 0.111111

16 Kali Bekasi *2) 26.65 27.00 12.00 0.05629 1,796.00 Pengelolan BBWS Total panjang sungai K Cikeas + K Bekasi Ciliwung - Cisadane

= 49.92019 Km. Rata sloope saluran 0,042067%

17 Kali Cikeas *2) 23.27 33.00 27.00 0.025782 955.00 Pengelolan BBWS Ciliwung - Cisadane 18 Kali Rawa Tembaga *2) 4.65 17.00 12.00 0.107527 413.30

Jumlah 196.43 13,371.29

Catatan:

*1) Saluran Irigasi yang ada di Kota Bekasi dan pemanfaatannya untuk air bersih/PDAM *2) Saluran drainase Kota Bekasi dan berfungsi sebagai saluran pembuang.

Saluran Drainase dan pengelolaannya di bawah BBWS Ciliwung Cisadane

Elevasi Sungai

Inlet dari Kali Sunter (BBWS Ciliwung Cisadane) Kota Bekasi Wilayah DKI Jakarta Kab.Bogor

Kali Buaran I Kali Buaran

Wilayah o

Kab. Bogor

Kali Buaran II

Hulu Sungai Kali Jati Keramat Wilayah DKI Jakarta

Kompl Bulog

Hilir Saluran Irigasi Kali Baru (SIKB)

berada di daerah Rawa Bebek, Kel Kota Baru - Kec. Bekasi Barat Kali Bojong Rangkong

Kali Cakung Situ Pulo

Wilayah Bendungan Kali Jati Luhur Kali Baru Kali Kapuk Wilayah DKI Jakarta

Kab. Bogor Cikeas I o o

Hulunya dari Saluran Irigasi Bekasi Tengah

Sal Irigasi Kali Baru Kel Kali Baru, Kec Medan Satria K Rawa Tembaga

Kali Bolevard / Galaxy/Sal BSK Kali Rawa Tembaga K Rawa Tembaga Wilayah Kab. Bekasi

o o Aliran Kali Bekasi

sampai ke pantai /

Perum Griya Metropolitan K Bekasi laut

dan Tmn Cempaka Kali Pekayon Kecil

Kali Bekasi

Wilayah Kali Pekayon Wilayah Kab. Bekasi

Kab. Bogor Aliran Kali Bekasi

sampai ke pantai / laut

Kel Harapan Mulya dan Kali Alam Galur Kali Blencong

Kel Marga mulya o Aliran Kali Bekasi

Kec Bekasi Utara sampai ke pantai /

laut Saluran Irigasi Kali Baru (SIKB)

Hulunya dari Saluran Irigasi Bekasi Utara (SIBU) mengalir dari timur ke barat

sampai ke daerah Rawa Bebek, memotong sungai alam seperti K Cakung, K Kapuk, K Bojong Rangkong, K Bolevard dan berfungsi sebagai hulu (inlet) dari saluran irigasi: Saluran Irigasi Bekasi Tengah,

Kali Alam Galur Aliran Kali Bekasi

sampai ke pantai / laut

Perumahan Kali Abang Tengah

Pesona ] [ Aliran Kali Bekasi

Anggrek sampai ke pantai /

Kel Marga Mulya Saluran Irigasi Tanah Tinggi (SITT) Laut

Hulunya cabang dari Saluran Irigasi Bekasi Utara (SIBU)

Kali Rawa Rotan atau Kali Rorotan

Saluran Drainase Kab Bekasi Pantai

Hulu saluran dari Sal Irigasi Pulo Timeka

Sal Irigasi Bekasi Utara

Saluran Irigasi Bekasi Utara (SIBU) Saluran Irigasi Bekasi Pantai

Inlet dari Kali Cikeas (BBWS Ciliwung Cisadane) Kali Bekasi (BBWS Ciliwung Cisadane) Wilayah Kab. Bekasi

Kab.Bogor o Aliran Kali Bekasi

sampai ke pantai / laut Kali Cileungsi Inlet dari Kab.Bogor CATATAN : Saluran Irigasi ( BBWS Ciliwung-Cisadane ) ( BBWS Ciliwung-Cisadane )

Saluran Drainase Primer VIII

Saluran Drainase Primer IX

Saluran Drainase Primer X

Saluran Drainase Primer XI

Saluran Irigasi masih berfungsi Saluran Drainase Primer III

Saluran Drainase Primer IV

Saluran Drainase Primer V

Saluran Drainase Primer VI &VII

MASTER PLAN DIAGRAM SISTIM DRAINASE PERKOTAAN KOTA BEKASI

DAERAH ALIRAN SUNGAI SISTIM SALURAN DRAINASE PRIMER DAN SALURAN IRIGASI DI KOTA BEKASI

BATAS WILAYAH BATAS WILAYAH

Saluran Drainase Primer I

Saluran Drainase Primer II

1 2 BKT BKT BKT BKT BKT BKT 2 1

Dari masing masing aliran sungai yang ada di Kota Bekasi, masing masing memiliki wilayah pelayanannya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Dalam dokumen Laporan Akhir Drainase Kota Bekasi (Halaman 102-111)

Dokumen terkait