• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siti Atika

Dalam dokumen SECARA RESEPTIF DAN PRODUKTIF (Halaman 28-33)

Penuh kasih engkau nina bobokkan aku Penuh cinta engkau suapi aku

Tangisku, rintihanku dan rengekanku Tetap membuatmu tersenyum

Kasihmu seluas samudra Cintamu sedalam lautan Sayangmu setinggi gunung

Dengan apa aku harus membalasnya Ibu....

Di dunia ini tiada banding kasihmu Dalam deritamu

Engkau tetap tabah mengasuh dan mendidik aku Ibu...

Engkau adalah matahariku Engkau adalah rembulanku Doaku bersamamu selalu Semoga rahmat Ilahi atasmu

(b) Rima ialah persaman bunyi awal, akhir, awal-akhir. Misalnya:

Caya bulan di ombak menitik

Embun berdikit turun menitik (J.E.Tatengkeng)

Segala menebal, segala mengental Segala tak kukenal

Selamat tinggal... (Chairil Anwar) b. Unsur batiniah puisi (hakikat puisi)

(1) Tema ialah pokok persoalan yang mendasari dan menjiwai setiap larik

puisi. Misalnya, Ayip Rosidi menuangkan tema “Ketidakpuasan “ dalam puisi “Di Akuarium”:

Di Akuarium

Ayip Rosidi

Kulihat ikan-ikan berenangan, alangkah nyaman dan tenang hidup tanpa persoalan. Betapa ingin aku menjadi ikan.

Dari balik kaca, matanya cemburu memandang Barangkali ingin menjadi manusia, menjadi aku Yang pergi memancing di hari minggu.

(2) Rasa (feeling) ialah sikap pandang (pendapat) penyair terhadap pokok persoalan/tema tertentu. Ada penyair yang bersikap simpati-antipati, setuju-tidak setuju, dll. Misalnya Chairil Anwar dalam masih bersikap menerima terhadap gadis yang telah mengecewakannya dengan persyaratan tertentu. Sebaliknya Armyn Pane bersikap menolak terhadap gadis yang telah mengecewakannya. Hal itu terungkap dalam puisinya masing-masing sebagai berikut.

PENERIMAAN

Chairil Anwar

KEMBANG SETENGAH JALAN

Armyn Pane Kalau kau mau, kuterima kembali

Dengan sepenuh hati Aku masih tetapi sendiri

Kutahu kau yang bukan dulu lagi Bak kembang sari sudah terbagi Jangan tunduk! Tantang Aku dengan berani

Mejaku hendak dihiasi Kembang jauh dari gunung Kau petik sekarangan kembang Jauh jalan panas hari

Bunga layu setengah jalan

(3) Nada (tone) ialah sikap bahasa penyair terhadap penikmat karyanya.

Ada penyair bersikap didaktis, persuasif, sinis (ironis), tawadhu (rendah diri), dan sebagainya. Misalnya Ali Hasymi bersikap persuasif dalam puisinya sebagai berikut.

MENYESAL

Pagiku hilang melayang Hari mudaku sudah pergi

Sekarang petang datang membayang Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di hari pagi Beta lengah di hari pagi Kini hidup meracuni hati Miskin ilmu miskin harta Ah, apa guna kusesalkan

Menyesal tua tiada berguna Hanya menambah luka sukma

Kepada yang muda kuharapkan Atur barisan di pagi hari Menuju ke arah padang bakti

(4) Amanat. Amanat adalah pesan, nasihat, petuah, yang disampaikan oleh penyair dalam karyanya baik secara langsung atau taklangsung . Pesan tersebut dapat dijadikan sebagai perluasan wawasan, memperkaya pengalaman, dan memperhalus budi pekerta, serta mempertinggi nilai-nilai kemanusiaan. Misalnya larik puisi Chairil Anwar yang berbunyi “/pilih kuda liar/ pacu sampai melaju / jangan tambatkan pada siang dan malam/”, antara lain mengandung amanat bahwa kita harus hidup dengan penuh semangat, selalu memanfatkan waktu secara dinamis-kreatif.

Penerapan pendekatan analitis dalam upaya menignkatkan apresiasi sastra anak SD seara produktif sejalan dengan pendapat Badriyah (2000) tentang langkah-langkah menulis puisi sebagai berikut.

(1) Mengamti suatu objek secara cermat.

(2) Tentukan tema lalu dijadikan judul puisi

(3) Susun alur (kronologis / spasial) lalu kembangkan menjadi cerita (4) Susunlah berurutan ke bawah, satu baris satu kalimat pendek.

(5) Jika ada kalimat yang panjang, pendekkan dengan membuang kata-kata

sambung yang tidak penting.

(6) Cari kata/kalimat yang intesitas keindahannya dan maknanya kurang kuat

dan deang kata-kata yang lebih indah (konotatif) dan imajinatif, misalnya

angin, hitam, diganti dengan bayu, pekat/kelam,

(7) Cemati terus menerus tiap kalimat/kata dengan memperhatikan keindahan

bunyi dan penggunaan gaya baya bila memungkinkan. Sebagai contoh:

BAJU KESUKAANKU

Warnamu sungguh sangat baik Mataku senang melihatmu Selalu aku kupakai Pergi kegiatan penting

Denganmu aku gembira dan riang Dan bisa bergaul dengan baik Tanpa ada rasa malu dan rendah diri Namun sekarang ini

Kau sudah penuh banyak debu Kau sudah penuh banyak lumpur Aku selalu lupa mencucimu

Puisi di dapat diperbaiki seperti berikut ini.

BAJU KESAYANGNKU

Warnamu sungguh menawan Elok mata memandangmu Tiap saat kupakai

Di pertemuan penting Denganmu aku ceria Dapat bergaul leluasa Dengan rasa percaya diri Namun kini

Kau berdebu Kau berlumpur Aku lupa baktimu

Anda telah memahami uraian di atas bukan! Memang Anda pebelajar

yang tekun! Sekarang, supaya taraf apresiasi sastra produktif Anda semakin tinggi silakan menyelesaikan latihan berikut!

Perbaikilah puisi berikut sehingga menjadi puisi yang baik!

POHON KELAPA

Di sebuah padang yang cukup luas

Kau sedang tumbuh dengan begitu suburnya Daun-daunmu rindang dan kelihatan hijau

Dengan batangmu yang berdiri kokoh dan besar

Serta akar serabutmu mu tertanam jauh ke dalam tanah Kau sekarang telah berbuah banyak

Ada yang sudah tua, Ada pula yang belum tua Ada juga yang kecil

Buahmu yang tua aku buat minyak untuk menggoreng Buah yang muda kubuat es kelapa sirop untuk diminum Buahmu yang kecil aku buat menjadi obat penyakit Kau memang tumbuhan banyak manfaat

Bagi keperluan hidup banyak orang

Rambu-rambu penyelesaian latihan

Untuk mengerjakan latihan ini Anda perlu selalu mengingat bahwa

menulis puisi bukan hanya keindahan bahsanya (unsur lahiriah) yang perlu diperhatikan melainkan juga unsur makna yang dikandungnya (unsur batiniah). Keduanya harus Anda seimbangkan secara proporsional.

RANGKUMAN

Pengertian apresiasi sastra anak-anak merupakan serangkaian kegiatan bermain dengan sastra anak-anak sehingga muncul pengertian, ketepatan dan ketelitian pemahaman, kepekaan perasaan dan penghargaan yang baik dalam diri anak terhadap sastra anak-anak.

Sastra anak-anka terdiri atas (1) puisi merupakan pengungkapan gagasan dan perasaan dalam bentuk rangkaian bait demi bait, (2) prosa merupakan pemaparan peikiran dan perasaan melaui bentuk paragraf demi paragraf, (3) drama merupakan pengemukaan gagasan dan perasan melalui bentuk dialog antara berbagai tokoh.

Dalam dokumen SECARA RESEPTIF DAN PRODUKTIF (Halaman 28-33)

Dokumen terkait