• Tidak ada hasil yang ditemukan

SITUASI PEMBANGUNAN INKLUSIF PENYANDANG DISABILITAS DI INDONESIA

1. Tren global menunjukkan bahwa penyandang disabilitas cenderung memiliki kerentanan yang tinggi untuk mengalami eksklusi dalam pembangunan.

2. Infrastruktur Publik Ketersediaan infrastruktur fisik yang belum ramah penyandang disabilitas, baik dalam bentuk sarana transportasi maupun infrastruktur/bangunan publik, dapat mengurangi peluang mereka untuk

29 membangun kapabilitas. Hal tersebut akan mempersulit mereka dalam mengakses layanan pendidikan dan kesehatan, aktif secara sosial ekonomi di luar rumah, dan umumnya penyandang disabilitas masih belum dapat menikmati akses terhadap sarana dan prasarana fisik sesuai kriteria ramah disabilitas.

3. Beberapa tahun terakhir ini memang sudah ada perkembangan sarana dan prasarana ramah penyandang disabilitas yang disediakan berbagai elemen masyarakat seperti berupa halte bus, angkutan umum (bus, kereta, dan taksi), trotoar, tempat parkir, toilet, dan elevator. Namun, jumlah sarana prasarana tersebut masih sangat terbatas dan cenderung hanya ada di kota-kota tertentu di Pulau Jawa. fasilitas publik yang menyediakan toilet untuk penyandang disabilitas hanya 17% dan kondisinya tidak sesuai standar; tempat publik yang memiliki ubin bertekstur pemandu (guiding block) hanya 3%; tidak satupun fasilitas umum menyediakan tempat parkir khusus penyandang disabilitas; dan sarana instansi pemerintah tidak ramah penyandang disabilitas karena 96%

tidak dapat diakses dan 4% kurang dapat diakses (Thohari, 2014).

Penyebab

1. Tidak ramahnya perilaku dan kurangnya pemahaman berbagai pemangku kepentingan, mulai dari keluarga hingga pemerintah, merupakan akar persoalan eksklusi penyandang disabilitas dalam pembangunan. Di satu sisi, hal ini menimbulkan persoalan kapabilitas, keberdayaan, serta hambatan dalam diri penyandang disabilitas (akibat internalisasi nilai negatif dan stigma) untuk mengakses berbagai layanan publik dan berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan.

2. tidak ramahnya kondisi lingkungan (infrastruktur dan fasilitas umum) bagi penyandang disabilitas, perilaku diskriminatif penyedia layanan publik, dan diskriminasi dalam lapangan pekerjaan.

3. alokasi anggaran yang tidak sensitif disabilitas.

Dampak

 Mewujudkan pembangunan inklusif merupakan suatu proses yang membutuhkan intervensi jangka panjang, baik terhadap penyandang disabilitas maupun terhadap nondisabilitas agar tercipta lingkungan dan hubungan yang ramah disabilitas.

 Pembenahan kebijakan pembangunan, baik kerangka/strategi maupun infrastrukturnya, agar lebih inklusif penyandang disabilitas. Kegiatan ini perlu dibarengi dengan pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kebijakan yang ketat dan kuat.

 Menyinkronkan program lintas pemangku kepentingan melalui pengembangan menu program mewujudkan pembangunan inklusif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, antara lain kementerian/lembaga, organisasi nonpemerintah, dan pihak swasta. Sinkronisasi yang didahului pemetaan diperlukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan program tersebar merata (tidak tumpang-tindih). di seluruh wilayah Indonesia.

30

 Membuat model pilot desa inklusi disabilitas dan mengoptimalkan pemanfaatan dana dari Program Dana Desa untuk pembangunan infrastruktur ramah disabilitas. Untuk tujuan tersebut diperlukan pendamping yang membantu pemerintah desa dan local champion yang menjadi penggerak di tingkat masyarakat.

Materi ini disampaikan oleh Ibu Sely Fitriani dan disaksikan oleh para peserta dari Desa Merak Belantung Kalianda dan penyajian yang Ibu Sely terapkan yaitu menggunakan media PPT dan juga komunikasi langsung dengan peserta.

3. LDG ( Bapak Suprihatin Ali )

Pada sesi LDG dibentuk menjadi 3 kelompok untuk para peserta berdikusi terkait masalah atau kendala dala pembangunan ruan inklusi di Desa Merak Belantung dan juga solusi yang di jabarkan dari kelompok sebagai menjawab kendala yang ada.

Tiap anggota kelompok diberikan suatu sticky note oleh tim dan para peserta menulis jawabn dari kasus yang ada dan ditempelkan di karton yang sudah ditempel di dinding balas desa sesuai kelompok. Kegiatan diskusi ini di pandung langsung oleh Pak Ali.

Setelah menempelkan semua jawaban, setiap kelompok diminta untuk memilih jawaban solusi mana yang dapat diprioritaskan. Lalu setelah di susun menurun hasil pilih, setiap kelompok mengajukan pewakilan utnuk mempresentasikan hasil jawaban dan alasan mengapa memilih jawaban tersebut.

 Kelompok 1

Hasil diskusi dari kelompok 1 ialah mereka mengatakan bahwa kendala yang menghambat ruang inklusi itu adalah lokasi dan tempat dan kurangnya stabilitas. Lalu solusi yang diberikan adalah mencari tempat yang pas, penetapan lokasi oleh jabatan yang berwewenang, lokasinyanyang tepat di bangun dan pembangunan. Kelompok 1 berpendapat jika sudah ada tempat dan lokasi yang tepat dan perizinan yang sah maka sudah dapat di lakukan pembangunan terkait ruang inklusi di desa merak belantung.

 Kelompok 2

Hasil diskusi dari kelompok 2 ialah mereka mengatakan bahwa kendala yang menghambat ruang inklusi itu adalah tidak tersedianya lahan terbuka, fasilitas lahan yang belum ada, dana, aspirasi masyarakat, lokasi. Lalu solusi yang diberikan adalah mencari donatur, bermitra dengan pemerintahan, perencanaan dalam musrembang desa harus bernar-benar valid sehungga dana desa bisa benar-benar teralokasikan, diusulkan mau dianggarkan untuk pengadaan lahan, musyawarah memohon kepada pemiliki lahan, tempat menyelesaikan masalah, dan saling mendukung lalu meminta sumbangan uang.

 Kelompok 3

Hasil diskusi dari kelompok 3 ialah mereka mengatakan bahwa kendala yang menghambat ruang inklusi itu adalah dana dan lokasi. Lalu solusi

31 dari kelompok 3 ialah mencari bantuan dana dari beberapa mitra dan perusahaan swasta atau menggunakan dana desa.

Dapat disumpulkan bahwa dana dan lokasi sangat amat berpengaruh dari pembangunan ruang inklusi di Desa Merak Belantung Kalianda. Dengan ada anya dana dan lokasi yang stategis dan lancar makan pembangunan kan segera dilaksanakan dan Desa Merak Belantung akan menjadi desa percontohan pertama dari adanya Ruang Inklusi. Desa Merak Inklusi ialah desa yang dikelilingin oleh tempat pariwisata seperti laut dan tempat penginapan dan lain-lain. Dengan adanya ruang inklusi juga menguntungkan tempat-tempat pariwisata yang dapat diakses oleh semua kalangan masyarkat.

32 Foto Kegiatan

Sumber : Dokumentasi Peneliti 2021

Sumber : Dokumentasi Peneliti 2021

Sumber : Dokumentasi Peneliti 2021

33 Sumber : Dokumentasi Peneliti 2021

Sumber : Dokumentasi Peneliti 2021

Sumber : Dokumentasi Peneliti 2021

Dokumen terkait