• Tidak ada hasil yang ditemukan

Situasi Psikolinguistik Emosi pada Siswa dengan Nilai Sedang

Siswa emosi dengan nilai sedang terkadang hanya memprioritaskan kecerdasan emosional dan sikapnya di tempat siswa tersebut itu berada dengan penuh hati-hati, namun terkadang siswa tersebut bisa berada pada situasi dengan sikap yang berbeda dikarenakan siswa tersebut sewaktu-waktu dapat saja berubah tanpa disadari oleh dirinya. Artinya, siswa emosi dengan nilai standar terkadang saja tidak bisa menjawab pertanyaan guru. Bisa saja faktor lupa yang menyebabkan hal demikian terjadi. Siswa tersebut bisa mengingatnya karena siswa tidak suka belajar dan hanya mendengarkan dengan baik ketika guru menerangkan mata pelajaran tersebut dan

situasi yang ada pada konteksnya itu tergantung pada masing-masing siswa yang lebih merespon pemberolehan bahasa.

Pembuktian siswa dengan kecerdasan emosional saja belum cukup memberikan secara signifikan bahwa yang emosi kemungkinan bisa saja menjadi tidak emosi dan yang tidak emosi bisa saja menjadi yang lebih cerdas daripada yang emosi. Besar kemungkinan hal demikian dipengaruhi oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan eksternal-internal.

Faktor lingkungan mempengaruhi siswa di luar sekolah dengan situasi yang berbeda contohnya saja ketika melihat orang dewasa berbicara kepada orang yang tua dengan nada keras atau etika berbicara kurang diperhatikan, ini adalah salah satu contoh kenapa siswa yang di luar lebih dominan menangkap tindakan yang kurang mendidik lebih cepat ketimbang dibandingkan dengan hal-hal yang berbau pendidikan.

Simpen dalam orasi ilmiahnya mengatakan bahwa kekerasan verbal terjadi di mana saja, begitu pula di sekolah. Pernyataan emosi berbahasa Indonesia yang dipakai oleh siswa untuk mengugkapkan keinginan dan penolakan terhadap apa yang akan dituturkan oleh petutur ke penutur, oleh sebab itu bahasa adalah alat mempengaruhi manusia untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya tersebut. Artinya, pernyataan emosi siswa tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh bahasa yang diungkapkannya tetapi keadaan atau kejadian yang ada di lingkungan tersebut.

Bahasa lisan yang diungkapkan siswa baik itu siswa dengan nilai standar maupun siswa belum tentu adalah sama. Besar kemungkinan bahasa yang dipakai

terkadang terkesan kasar, tinggi, rendah, datar, dan berbicara dengan suara melengking. Berbagai macam cara siswa untuk mengungkapkan kecerdasan emosionalnya sendiri kepada guru atau teman sekelasnya.

Cara pengungkapan tindak tutur tersebut kadang kala bersifat membodohi diri artinya siswa merasa diri lebih unggul daripada teman sekelasnya. Siswa yang dengan nilai standar enam dan nilai tujuh hanya mengungkapkan tindakan-tindakannya sendiri yang bisa saja membuat guru atau teman sekelasnya emosi, karena faktor malas yang diartikan dalam kategori tidak bisa menjadi siswa yang cerdas.

Perhatikan dengan baik cara berbicara siswa dengan nilai standar lebih menonjolkannya dengan bahasa nonverbal. Berdasarkan data yang ditemukan pada data yang telah dikumpulkan dalam pernyataan emosi siswa berbahasa Indonesia dengan nilai sedang disajikan di bawah ini dalam bentuk tabel secara berturut-turut mulai dari situasi di kantin, situasi di perpustakaan, situasi di lapangan, situasi di toilet, dan terakhir situasi di ruang kelas.

Tabel 1. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai Sedang pada Situasi di Kantin

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Jengkel -Brengsek!, jangan dorong-dorong, sakit tahu.

02 Jijik -Udah desak-desaan, keringatmu nempel lagi.

03 Kesal -Bu, ayam gorengnya tidak matang. 04 Dongkol - Saya tidak punya uang masak harus

ngesot.

06 Muak - Malas lihat mukamu terus, tidak ada nafsu makan.

07 Kecewa - Jangan di bungkus nasinya Bu sudah telat.

08 Kesal - Harga jajannya tidak bisa di kurangi ya Bu.

Keterangan:

Data 01 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIi dan Kedua, siswa laki-laki kelas VIIIf.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada seorang siswa perempuan kelas VIIIi pada data 01terdapat pada tuturan Brengsek!, jangan dorong-dorong sakit tahu. Tuturan diungkapkan oleh siswa perempuan kepada siswa laki-laki terjadi dalam bentuk makian. Pernyataan emosi yang diungkapkan oleh siswa perempuan kepada siswa laki-laki karena siswa tersebut mendorong tanpa meminta permisi untuk lewat.

Data 02 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIe dan kedua, siswa laki-laki teman sekelasnya.

Pernyataan emosi siswa berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIIIe pada data 02 terdapat pada tuturan Udah desak-desaan keringatmu nempel lagi. Tuturan tersebut merupakan tutur rasa jijik terhadap siswa laki-laki yang seluruh badannya bau keringat. Akibatnya perempuan kelas VIIIe emosi kepada siswa laki-laki tersebut.

Data 03 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIh dan kedua, pedagang kantin.

Pernyataan emosi berdasarkan Indonesia pada siswa perempuan kelas VIIIh pada data 03 terdapat pada tuturan Bu, ayam gorengnya tidak matang. Tuturan tersebut merupakan rasa kesal terhadap pedagang kantin. Siswa perempuan itu

merasa pelayanan makan di kantin tidak memuaskan dikarenakan ayam goreng tidak matang sehingga siswa mengungkapkan emosi kepada pedagang tersebut.

Data 04 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIg dan kedua, pedagang kantin.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIIIg pada data 04 terdapat pada tuturan Saya tidak punya uang masak harus ngesot. Tuturan tersebut merupakan rasa dongkol ke siswa laki-laki pada pedagang kantin yang tanpa sengaja memaksa siswa laki-laki untuk membeli jajan yang ada di kantin. siswa laki-laki menjadi emosi dan siswa tersebut meninggalkan kantin dengan rasa emosi.

Data 05 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIh dan kedua, pedagang kantin.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIIIh pada data 05 terdapat pada tuturan. Saya gak suka dipaksa Bu. Tuturan tersebut merupakan rasa sebel siswa laki-laki kepada pedagang kantin yang memaksa untuk membeli makanan yang sudah dua hari. Perkataan pedagang kantin tersebut membuat siswa laki-laki menyatakan emosi.

Data 06 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki dan kedua, siswa perempuan kelas VIIIh.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIIIh pada data 06 terdapat pada tuturan Malas lihat mukamu terus tidak ada nafsu makan. Tuturan siswa laki-laki kepada teman sekelasnya yaitu perempuan merasa muak karena temannya tersebut melahap makanan tanpa mengetahui etika makan.

Data 07 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIi dan kedua, pedagang kantin.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa perempuan terhadap pedagang kantin terdapat pada dengan tuturan Jangan dibungkus nasinya Bu, sudah telat. Tuturan tersebut merupakan tuturan siswa perempuan lain ke pedagang kantin karna tidak terpenuhi akibat faktor kesibukan ibu kantin siswa-siswa lain yang membeli daganggannya.

Data 08 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIf dan kedua, pedagang kantin.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa tuturan harga jajannya tidak bisa dikurangi ya Bu? Tuturan tersebut termasuk tuturan yang merupakan sebuah keluhan. Siswa tersebut berniat untuk menanyakan harganya tidak bisa dikurangi lagi sebab uang yang dibawa hanya lima ribu saja. Ibu pedagang kantin merasa terganggu dengan pernyataannya dan merasa jengkel. Pembicararaan yang dilakukan dialog tersebut disebabkan oleh pedagang kantin tersebut. Apabila pedagang kantin tidak terfokuskan pada satu konteks situasi, kejadian yang serupa tidak akan terjadi tanpa ada pancingan emosi.

Tabel 2. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai Sedang pada Situasi di Perpustakaan

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Jengkel -Bajingan!, tidak bisa diam, rebut sekali.

02 Murka -Jangan pegang kepalaku!.

03 Kesel -Bangsat!, kelakuanmu buat

aku ilfil.

04 Bosan -Cukup membaca mataku

sakit.

depan kelas dengan tenang.

06 Malu -Kalau tidak bisa

membacamalu donk. 07 Ragu-ragu -Saya ragu, bisa tidak

membaca buku yang susah ini.

08 Senang Bahagia -Buku ini bagus dan menyentuh.

09 Puas -Nilai-nilai dalam buku ini

bermanfaat . Keterangan:

Data 01dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIe. Kedua, seorang laki-laki teman sekelasnya.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa emosi terhadap teman sekelasnya yang nakal terdapat pada data 01pada tuturan Bajingan! tidak bisa diam, ribut sekali. Tuturan tersebut merupakan sebuah suruhan untuk diam. Tuturan tersebut menimbulkan kejengkelan siswa laki-laki itu kepada teman sekelasnya. Mendengar perkataan siswa perempuan tadi, siswa laki-laki merasa kesal dan tidak menghiraukannya.

Data 02 ditunjukkan oleh dua. Pertama, siswa perempuan dan kedua, laki-laki yang kelas VIIIi.

Pernyataan emosi siswa berbahasa Indonesia siswa perempuan terhadap siswa laki-laki pada data 02 terdapat tuturan Jangan pegang kepalaku, ganggu aja. Tuturan tersebut adalah penyataan emosi siswa perempuan terhadap sikap siswa laki-laki yang mencoba untuk mengganggu dan memainkan kepala siswa perempuan tanpa izin.

Data 03 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIg dan kedua, siswa laki-laki teman sekelasnya.

Pernyataan emosi pada siswa perempuan terhadap siswa laki-laki pada data 03 terdapat pada tuturan Bangsat! kelakuanmu buat aku ilfil. Tuturan tersebut termasuk

ungkapan rasa kesel siswa perempuan terhadap siswa laki-laki yang tiada hentinya menganggu siswa perempuan tersebut. Hal tersebut menimbulkan pernyataan emosi.

Data 04 ditunjukkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIi.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki terhadap dirinya sendiri yang mengalami kelainan membaca dia membaca dengan waktu yang lama. Siswa laki-laki hanya bisa mengutarakan ungkapan emosi dalam sebuah ungkapan hati. Tuturan yang diungkapkan Cukup membaca mataku sakit. Tuturan tersebut merupakan tekanan emosi siswa pada dirinya.

Data 05 ditunjukkan oleh siswa perempuan kelas VIIIe.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan terhadap dirinya pada data 05 terdapat pada tuturan Saya bisa tidak berpidato di depan kelas dengan tenang. Tuturan itu diungkapkan oleh siswa perempuan pada dirinya yang kurang percaya diri sebab siswa tersebut merasa bahwa teman-temannya lebih bisa berpidato dibandingkan dengan dirinya.

Data 06 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan dan kedua, siswa laki-laki kelas VIIIf.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan terhadap teman sebangkunya pada data 06 terdapat pada tuturan Kalau tidak bisa membaca malu dong. Tuturan itu diungkapkan oleh siswa perempuan kepada teman sebangkunya dengan ungkapan emosi karena teman sebangkunya tidak bisa membaca diakibatkan kecerdasan emosionalnya standar.

Data 07 ditunjukkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIh.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa terhadap dirinya sendiri terdapat pada tuturan Saya ragu, bisa tidak membaca buku yang susah ini. Perkataan

itu dituturkan oleh siswa perempuan dengan mengekspresikan pada dirinya lewat bentuk dialog. Tuturan Saya ragu dengan diri saya, bisa tidak membaca buku yang susah ini, dinyatakan sebagai amarah keragu-raguan pada diri sendiri, karena merasa diri tidak mampu sehingga menimbulkan sebuah emosi.

Data 08 ditunjukkan oleh siswa perempuan kelas VIIIf.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa perempuan pada data 08 terdapat pada tuturan Buku ini bagus dan menyentuh. Ungkapan yang diluapkan oleh siswa perempuan itu merupakan pernyataan emosi dalam bentuk rasa bahagia.

Data 09 ditunjukkan oleh siswa perempuan kelas VIIIi.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan kelas VIIIi pada data 09 terdapat pada tuturan Nilai-nilai dalam buku ini bermanfaat untuk saya. Tuturan tersebut merupakan sebuah ungkapan rasa puas. Melalui tuturan tersebut, siswa itu mengungkapkan rasa puas pada dirinya.

Tabel 3. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai Sedang pada Situasi di Toilet

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Jengkel -Dek, habis dari kamar mandi siram dong. 02 Jijik -Kontol!, beraknya siapa yang tidak

disiram.

03 Bosan -Taek!, lama sekali yang ada di dalam. Keterangan:

Data01 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa kelas VIIIf dan Kedua, siswa perempuan kelas VIIIg.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa kelas VIIIf terdapat pada tuturan Dek, habis dari kamar mandi siram dong. Tuturan tersebut merupakan sebuah pernyataan siswa yang menyatakan bahwa adik kelas VIIIf di dalam kamar mandi

terlalu lama sehingga menimbulkan rasa jengkel siswa kelas kepada siswa kelas VIIIg terhadap adik kelasnya.

Data 02 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIi dan kedua, siswa laki-laki kelas VIIIe.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia yang diungkapkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIi terdapat pada tuturan Kontol, beraknya siapa yang tidak disiram. Pernyataan itu diungkapkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIi kepada siswa laki-laki kelas VIIIe. Dia mengalami tekanan emosi. Keadaan itu membuat kedua siswa tersebut mengeluarkan pernyataan emosi verbal.

Data 03 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIg dan kedua, siswa perempuan kelas VIIIh.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia yang diungkapkan oleh siswa yang perempuan terdapat pada tuturan Taek!, lama sekali yang di dalam. Tuturan tersebut merupakan sebuah pernyataan emosi. Ungkapan yang diungkapkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIh yang menerima pernyataan emosi berbahasa yang menyuruh siswa perempuan cepat keluar dari kamar mandi.

Tabel 4. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai sedang pada Situasi di Lapangan

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Jengkel -Sudah sakit kaki disuruh lari lagi. 02 Bosan -Malas olahraga nilainya terus jelek. 03 Suntuk -Sudah keringat, lama lagi olahraga. 04 Cemas - Saya takut nilai olahraganya jelek. 05 Gugup - Saya tidak bisa lempar lembing. 06 Malu - Saya gendut takut diketawain oleh

teman-teman. Keterangan:

Data 01 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIi dan kedua, guru penjaskesnya.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan kelas VIIIi terdapat pada tuturan Sudah sakit kaki, disuruh lari lagi. Tuturan tersebut merupakan sebuah pernyataan. Siswa itu menyatakan melalui tuturan 01 bahwa dia merasa jengkel pada guru olahraganya. Tuturan Sudah sakit, disuruh lari lagi dinyatakan sebagai pernyataan emosi karena guru olahraganya tidak memperhatikan kondisi fisik siswa tersebut. Hal itu menimbulkan amarah secara langsung.

Data 02 ditunjukan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIh dan kedua, guru penjaskes.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia yang diungkapkan pada data 02 oleh siswa perempuan kelas VIIIh dengan tuturan Malas olahraga nilainya terus jelek. Tuturan itu siswa mengungkapkan luapan rasa emosinya dikarenakan nilainya. Siswa tersebut sering dan rajin mengikuti olahraga tetapi nilainya masih saja rendah. Siswa tersebut tidak menyadari dan tidak berusaha dengan giat dalam belajar. Kepribadian ini menunjukkan bahwa seseorang tidak pernah menyentuh buku dan mencobah untuk berusaha belajar.

Data 03 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIf dan kedua, guru penjaskes.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan kelas VIIIf pada data 03 terdapat pada tuturan Sudah keringat, lama lagi olahraga. Tuturan tersebut merupakan sebuah keluhan siswa perempuan pada guru penjaskesnya yang lama sekali memberi arahan, padahal jam selesai sudah tiba tetapi tetap saja olahraga terus berlanjut.

Data 04 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIe dan kedua, guru penjaskes.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIIIe pada data04 terdapat pada tuturan Saya takut nilai olahraganya jelek. Ungkapan siswa tersebut merupakan sebuah kecemasan dalam hati dan siswa tersebut merasa terancam akan nilai yang diberikan guru penjaskesnya.

Data 05 dituturkan oleh siswa perempuan kelas VIIIi.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan kelas VIIIi terdapat pada tuturan Saya tidak bisa lempar lembing. Tuturan tersebut merupakan keluhan siswa perempuan yang tidak bisa lempar lembing dan siswa tersebut merasa tidak nyaman dengan keadaan di sekitanya.

Data 06 dituturkan oleh siswa perempuan kelas VIIIe.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan kelas VIIIe pada data 06 terdapat pada tuturan Saya gendut takut diketawain oleh teman-teman. Tuturan tersebut merupakan sebuah pernyataan malu siswa perempuan terhadap teman-temannya dikarenakan badan siswa perempuan itu terlalu besar.

Tabel 5. Data Pernyataan Emosi Siswa dengan Nilai Sedang pada Situasi di Ruang Kelas

No. Sifat Kalimat

Indikator Deskriptor

01 Marah Jengkel -Babi! rugi duduk sama orang yang bodoh.

02 Curiga -Kamu nyontek ya, dapat jawaban darimana?.

03 Bosan -Mendengar saja saya sudah malas. 04 Benci -Aku benci sekali dengan mata

pelajaran matematika.

05 Kesel -Bisa tidak kerjain tugasnya diam. 06 Takut Cemas -Saya cemas dengan hasil ujian

nanti.

08 Ragu-ragu -Jawaban dia benar apa tidak ya. 09 Kawatir -Aduh! aku belum kerjain tugas,

gimana ini ya. Keterangan:

Data 01 ditunjukkan oleh dua siswa laki-laki kelas VIIIh.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki terhadap teman sebangkunya terdapat pada tuturan Babi! rugi duduk sama orang yang bodoh. Ungkapan emosi siswa laki-laki ke teman sebangkunya merupakan sebuah emosi jengkel yang diibaratkan sama malasnya dengan hewan babi yang habis makan langsung tidur.

Data 02 dituturkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIe dan kedua, siswa laki-laki teman sebangku siswa perempuan.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa pintar terhadap teman sebangkunya terdapat pada tuturan Kamu nyontek ya, dapat jawaban darimana?. Tuturan tersebut merupakan sebuah pernyataan emosi siswa perempuan yang merasa jawabannya dicontek oleh teman sebangkunya.

Data 03 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIh dan kedua, guru kelas bahasa Indonesia.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa laki-laki kelas VIIIh terdapat pada tuturan endengar saja saya sudah malas. Tuturan yang diungkapkan oleh siswa itu kepada guru Bahasa Indonesia dalam bentuk rasa bosan. Dia merasa bosan karena yang diajarkan kepada siswa adalah bahan ajaran yang sama seperti lima hari yang lalu.

Data 04 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIi dan kedua, guru kelas Matematika.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa laki-laki kelas VIII terdapat pada tuturan Aku benci sekali dengan mata pelajaran Matematika. Tuturan yang

diungkapkan di atas adalah tuturan siswa laki-laki terhadap gurunya tersebut dan diungkapkan dalam hati. Guru matematika selalu menghukumnya jika siswa laki-laki itu tidak menjawab dengan benar.

Data 05 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa perempuan kelas VIIIe dan kedua, siswa laki-laki adalah teman duduk sebangku siswa perempuan kelas VIIIe.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan terhadap teman sebangkunya kelas VIIIe terdapat pada tuturan Bisa tidak kerjain tugasnya, diam. Tuturan itu diungkapkan oleh siswa perempuan terhadap teman sebangkunya yang selalu berbicara.

Data 06 ditunjukkan oleh siswa perempuan kelas VIIIf.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa perempuan kelas VIIIf terdapat pada tuturan Saya cemas dengan hasil ujian nanti. Tuturan itu diungkapkan oleh siswa dalam hati, Hal ini dinyatakan dengan perasaan cemas. Siswa tersebut sedang memikirkan nilai baik apa buruk sehingga siswa perempuan itu merasa tidak tenang.

Data 07 ditunjukkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIg.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa laki-laki kelas VIIIg terdapat pada tuturan Jawab pertanyaan tadi salah lagi. Ungkapan pernyataan siswa tersebut merupakan sebuah perasaan malu pada dirinya sendiri dan teman-teman yang menertawakan kesalahan jawaban siswa laki-laki tersebut.

Data 08 ditunjukkan oleh dua orang. Pertama, siswa laki-laki kelas VIIIi dan kedua, siswa laki-laki adalah teman sebangku.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa laki-laki kelas VIIIi terdapat pada tuturan Jawaban dia benar apa tidak ya?. Tuturan siswa ditunjukkan pada

dirinya dalam ungkapan perasaan dalam hati. luapan emosi yang dituangkan berbentuk rasa keragu-raguan.

Data 09 ditunjukkan oleh siswa laki-laki kelas VIIIh.

Pernyataan emosi siswa laki-laki kelas VIIIh terdapat pada tuturan Aduh, aku belum kerjain tugas, gimana ini ya. Tuturan yang diungkapkan siswa laki-laki merupakan ungkapan rasa kawatir karena siswa tersebut belum mengerjakan tugas. Kekahwatirannya menghantui kecerdasan emosional siswa tersebut.

Dokumen terkait