• Tidak ada hasil yang ditemukan

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat adiktif daam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya lainnya serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusian.

Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan perorangan.

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan secara tepat dan cepat diharapkan dapat mengatasi sebagian besar masalah kesehatan masyarakat.

I. Pelayanan Kesehatan Ibu

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan bahwa upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada Undang-Undang tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan generasi akan datang yang sehat, cerdas dan berkualitas serta untuk menurunkan

Profil Kesehatan 2014 Kabupaten Bangka Selatan

angka kematian bayi dan anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dan sampai berusia 18 tahun. Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas pelayanan kesehatan, dari posyandu sampai rumah sakit pemerintah maupun fasilitas pelayanan kesehatan swasta. Komitmen global dalam Millenium Development Goasl (MDG’s) menetapkan terkait kematian ibu dan kematian anak yaitu menurunkan angka kematian ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990-2015 dan menurunkan angka kematian anak hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015.

a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1

Pelayanan kesehatan ibu hamil meliputi pelayanan kesehatan antenatal, pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan nifas. Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K-1) untuk melihat akses dan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali (K-4) dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu kehamilan), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu) dan dua kali pada trimester ketiga umur kehamilan (usia kehamilan 24-36 minggu). Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan kepada sang ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan komplikasi. Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 di Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2014 sebesar 96,8% menurun bila dibandingkan dengan cakupan pada tahun 2013 yang sebesar 97,9%.

b. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu hamil selama masa kehamilannya. Dilaksanakan sesusi standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan (SPK). Upaya kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam pemberian pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal 1 kali trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu) dan 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24-36 minggu). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau

Profil Kesehatan 2014 Kabupaten Bangka Selatan

janin, berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas 7T, yaitu :

1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan; 2. Pengukuran tekanan darah;

3. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);

4. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai sesuai status imunisasi;

5. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;

6. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana);

7. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin (Hb) dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya).

Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 di Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2014 adalah sebesar (90,9%) mengalami penurunan bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2013 sebesar (92,18%) serta masih belum mencapai dari target yang ditetapkan dalam standar pelayanan minimal 2015 yaitu sebesar (95%). Dalam pelayanan ibu hamil (ante natal) baik pada K-1 maupun K-4 ibu hamil akan dibekali dengan tablet besi (Fe), hal ini merupakan upaya penanggulangan anemi pada ibu hamil. Anemi adalah salah satu penyebab utama kematian ibu maternal yang disebabkan oleh perdarahan pada waktu persalinan, oleh karena itu pemberian tablet besi merupakan suatu keharusan pada setiap ibu hamil dan dalam pelayanan ANC ibu hamil juga diberikan imunisasi TT sebagai upaya perlindungan ibu dan bayinya dari kemungkinan terjadinya tetanus pada waktu persalinan dan oleh karena itu pemberian imunisasi TT merupakan suatu keharusan pada setiap ibu hamil. Dibwah ini dapat dilihat capaian cakupan kunjungan ibu hamil K-4 di Kabupaten Bangka Selatan dari tahun 2009 – 2014.

Profil Kesehatan 2014 Kabupaten Bangka Selatan

Gambar IV.1

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K-4) Di Kabupaten Bangka Selatan

Tahun 2009 – 2014

c. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

Upaya kesehatan pertolongan persalinan pada ibu bersalin diwujudkan dalam upaya mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan dimulai pada kala I sampai kala IV persalinan. Pencapain upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (Cakupan Pn). Indikator ini memperlihatkan tingkat kemampuan Pemerintah Daerah dalam menyediakan pelayanan persalinan berkualitas yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Bangka Selatan tahun 2014 sebesar (92,1%) meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2013 (91,43%), dan sudah mencapai dari target standar pelayanan minimal 2015 yaitu sebesar (90%). Dengan semakin meningkatnya

95.72 85.05 94.9 94.3 92.18 90.9 95 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Cak. K4 (%) Target SPM (%)

Profil Kesehatan 2014 Kabupaten Bangka Selatan

angka cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih menunjukan adanya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap persalinan oleh tenaga kesehatan, adanya perencanaan persalinan yang baik dari ibu hamil, suami maupun keluarga. Di bawah ini dapat dilihat capaian cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Bangka Selatan 2009 – 2014.

Gambar IV.2

Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Bangka Selatan

Tahun 2009 – 2014

d. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas

Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu hamil mulai 6 jam sampai 42 jam pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan ibu nifas selama 3 kali, dengan distribusi waktu yang dianjurkan yaitu 6 jam sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke -4 sampai dengan hari ke -28 pasca persalinan, dan pada hari ke -29 sampai dengan hari ke -42 pasca persalinan.

93.77 85.31 95.2 93.6 91.43 92.1 90 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Cak. Linakes (%) Target SPM (%)

Profil Kesehatan 2014 Kabupaten Bangka Selatan

Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan antara lain meliputi : 1) pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas dan suhu), 2) pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri), 3) pemeriksaan lokhia dan cairan per vagina lainnya, 4) pemeriksaan payudara dan pemberiaan anjuran ASI eksklusif, 5) pemberiaan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana dan 6) pelayanan keluarga berencana pasca persalinan. Pasca persalinan (masa nifas) berpeluang untuk terjadinya kematian ibu meternal, sehingga perlu mendapatkan pelayanan kesehatan masa nifas dengan dikunjungi oleh tenaga kesehatan minimal 3 kali sejak persalinan bersamaan dengan kunjungan neonatus. Cakupan pelayanan pada ibu nifas di Kabupaten Bangka Selatan tahun 2014 adalah sebesar (93,1%) dan meningkat bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2013 yaitu sebesar (91,03%) serta telah mencapai dari target standar pelayanan minimal tahun 2015 sebesar (90%).

Gambar IV.3

Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Di Kabupaten Bangka Selatan

Tahun 2009 – 2014 97.8 76.98 91.22 91.25 91.03 93.1 90 0 20 40 60 80 100 120 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Target SPM (%) Cak. Bufas (%)

Profil Kesehatan 2014 Kabupaten Bangka Selatan

e. Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani

Komplikasi kebidanan merupakan kesakitan pada ibu hamil, inu bersalin dan ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Komplikasi dalam kehamilan diantaranya : 1) Abortus; 2) Hiperemesis Gravidarum; 3) Perdarahan per Vaginam; 4) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia); 5) Kehamilan lewat waktu dan 6) ketuban pecah dini. Komplikasi dalam persalinan diantaranya : 1) Kelainan letak/presentasi janin; 2) Partus macet/distosia; 3) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia dan eklampsia); 4) Perdarahan pasca persalinan; 5) Infeksi berat/sepsis; 6) Kontraksi dini/persalinan premature; dan 7) kehamilan ganda.

Komplikasi dalam nifas diantaranya : 1) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia dan eklampsia); 2) Infeksi nifas; dan 3) Perdarahan nifas. Ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas dengan komplikasi yang ditangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Poskesdes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah bersalin, RSIA/RSB, RSU dan RSU PONEK). Pada tahun 2014 cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di kabupaten bangka selatan adalah sebesar 77,3% dan meningkat bila dibandingkan dengan capaian tahun 2013 yaitu sebesar 68,33%, namun masih berada dibawah target standar pelayanan minimal tahun 2015 yaitu sebesar 80%, dan diharapkan target tersebut dapat tercapai pada tahun 2015.

Gambar IV.4

Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani Di Kabupaten Bangka Selatan

Tahun 2009 – 2014 16.8 40.77 51.94 68.38 68.33 77.3 80 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Target SPM Cak. Komplikasi Kebidanan Ditangani

Profil Kesehatan 2014 Kabupaten Bangka Selatan

II. Pelayanan Kesehatan Anak

a. Cakupan Kunjungan Neonatus

Kunjungan neonatus (KN) adalah kunjungan yang dilakukan oleh petugas kesehatan ke rumah ibu bersalin untuk memantau dan memberi pelayanan kesehatan untuk ibu dan bayinya. Pada Permenkes 741/Th. 2008 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan, KN dibagi menjadi 3 yaitu: KN -1 adalah kunjungan pada 0-2 hari; KN -2 adalah kunjungan 2-7 hari dan KN -3 adalah kunjungan setetlah 7-28 hari.

Di Kabupaten Bangka Selatan untuk cakupan kunjungan neoantaus 1 (KN-1) pada tahun 2014 adalah sebesar 97,3% dan meningkat bila dibandingkan dengan capaian tahun 2013 yaitu sebesar 96,80% dan untuk cakupan kunjungan neonatus 3 (KN-Lengkap) pada tahun 2014 adalah sebesar 96,3% dan mengalami peningkatan dari pada capain tahun 2013 yaitu sebesar 95,84%. Untuk meningkatkan kunjungan neoantaus di Kabupaten/Kota, Pemerintah telah mengupayakan alokasi dana diantaranya dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) disamping pendanaan lainnya baik dari Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Selain itu perlu dilakukan analisis apakah jumlah tenaga kesehatan yang ada telah mencukupi kebutuhan pelayanan kesehatan tersebut serta tenaga kesehatan yang bertugas apakah telah melakukan pelayanan kesehatan secara optimal.

Secara keseluruhan cakupan kunjungan neonatus di Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2014 sudah memenuhi target yaitu lebih dari 90%. Hal ini kemungkinan besar disebabkan adanya upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat melalui penambahan dan penempatan bidan di desa, selain itu juga kemungkinan adanya upaya peningkatan pelayanan kesehatan dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah dengan menggunakan buku KIA serta meningkatnya pengetahuan ibu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik untuk bayinya.

b. Cakupan Kunjungan Bayi

Kunjungan bayi adalah bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan, paling sedikit 4 kali, diluar kunjungan neonatus setelah berumur 28 hari. Setiap bayi berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan memantau pertumbuhan dan perkembangannya secara teratur setiap bulan di sarana pelayana kesehatan. Setiap bayi

Profil Kesehatan 2014 Kabupaten Bangka Selatan

memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali dalam setahun, yaitu (1). Satu kali pada umur 29 hari – 3 bulan, (2). Satu kali pada umur 3-6 bulan, (3). Satu kali pada umur 6-9 bulan dan (4). Satu kali pada umur 9-11 bulan.

Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, POLIO 1-4, dan CAMPAK), Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2014 adalah sebesar 96,28% dan menurun bila dibandingkan dengan capaian tahun 2013 yaitu sebesar 97,54% namun sudah mencapai dari target SPM yang sebesar 90%. Cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2014 yang masih dibawah 90% yaitu Puskesmas Tanjung Labu yaitu sebesar (73,1%) dan Puskesmas Batu Betumpang yaitu sebesar (88,6%). Adapun cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Bangka Selatan tahun 2009 - 2014 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar IV.5 Cakupan Kunjungan Bayi Di Kabupaten Bangka Selatan

Tahun 2009 – 2014 0 20 40 60 80 100 120 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Target SPM 90 (%) 89.4 76.42 90.04 95.39 97.54 96.28

Profil Kesehatan 2014 Kabupaten Bangka Selatan

c. Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani

Neonatus dengan komplikasi merupakan neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian. Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hiportemia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan lahir rendah <2.500 gram), sindroma gangguan pernapasan dan kelainan congenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning pada Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

Neonatus dengan komplikasi yang ditangani merupakan neonatus komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter dan bidan di sarana pelayanan kesehatan. Perhitungan sasaran neonatus dengan komplikasi dihitung berdasarkan 15% dari jumlah sasaran bayi dan indikator ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada neonatus dengan komplikasi.

Pada tahun 2014 di Kabupaten Bangka Selatan perkiraan jumlah neonatus dengan komplikasi yang dihitung dari 15% dari sasaran bayi yang ada, sehingga didapatlah jumlah yang ada yaitu sebanyak 584 neonatus. Dari jumlah perkiraan tersebut yang mendapat penanganan tenaga kesehatan di tiap jenjang pelayanan kesehatan sebanyak 432 neonatus (74%) dan hampir mendekati dari target yang telah ditetapkan dalam Indikator SPM yaitu sebesar (80%). Masih rendahnya neonatus risiko tinggi yang mendapatkan pelayanan kesehatan disebabkan sistem pencacatan dan pelaporan penanganan neonatus dengan komplikasi belum mengakomodir semua laporan fasilitas kesehatan dasar dan rujukan swasta serta selain itu juga dapat disebabkan masih banyak tenaga kesehatan yang belum memahami defenisi operasional dari terminologi penanganan neonatus dengan komplikasi.

III. Pelayanan Gizi

a. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Anak Balita

Salah satu program penanggulangan Kurang Vitamin A (KVA) yang telah dijalankan adalah dengan suplementasi kapsul Vitamin A tinggi 2 kali pertahun pada Anak Balita dan ibu nifas untuk mempertahankan bebas buta karena KVA dan mencegah berkembangnya kembali masalah Xerofthalmia dengan segala manisfestasinya (gangguan penglihatan, buta senja dan bahkan kebutaan sampai kematian). Disamping itu pemantapan program distribusi kapsul Vitamin A dosis tinggi juga dapat mendorong tumbuh kembang anak serta meningkatkan

Profil Kesehatan 2014 Kabupaten Bangka Selatan

daya tahan anak terhadap penyakit infeksi, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan anak.

Anak Balita yang dimaksud dalam program distribusi kapsul Vitamin A adalah anak balita berumur 1-4 tahun yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi. Kapsul Vitamin A dosis tinggi terdiri dari kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis 200.000 SI yang diberikan pada anak berumur 1-4 tahun dan diberikan pada bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya. Cakupan pemberian vitamin A pada anak balita pada tahun 2014 yaitu sebesar 87,91% dan menurun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 adalah sebesar 83,89%.

b. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas

Ibu nifas adalah ibu yang baru melahirkan bayi baik di rumah dan atau di rumah bersalin dengan pertolongan dukun beranak dan atau tenaga kesehatan. Suplementasi vitamin A pada ibu nifas merupakan salah satu program penanggulangan kekurangan vitamin A. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A adalah cakupan ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) pada periode sebelum 40 hari setelah melahirkan. Hasil cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2014 adalah sebesar 87,91% dan menurun bila dibandingka dengan capaian tahun 2013 sebesar 91,43%. Untuk Puskesmas dengan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas tertinggi adalah Puskesmas Tiram yaitu sebesar 109,77% dan Puskesmas dengan cakupan terendah adalah Puskesmas Toboali yaitu sebesar 74,32%.

Beberapa hal yang mempengaruhi fluktuasi angka cakupan pemberian vitamin A pada bayi, anak balita dan ibu nifas diantaranya :

1. Advokasi, pendekatan dan lain-lain bentuk yang disertai dengan penyebarluasan informasi.

2. Forum komunikasi, yang bermanfaat sebagai wahan yang mendukung terlaksananya kegiatan KIE di berbagai sektor terkait.

3. Sosialisasi pemberian kapsul vitamin A terhadap petugas kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit atau institusi pelayanan kesehatan lainnya. 4. Kegiatan konseling/konsultasi gizi dilakukan oleh tenaga kesehatan di

Puskesmas dan rumah sakit pada sasaran ibu anak. 5. Tersedianya sarana pelayanan kesehatan yang terjangkau.

Profil Kesehatan 2014 Kabupaten Bangka Selatan

7. Adanya sweeping dari kader kesehatan dengan sasaran ibu dan anak yang belum mendapatkan kaspul vitamin A.

c. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe

Program penanggulangan anemia yang di lakukan adalah memberikan tablet tambah darah yaitu preparat Fe yang bertujuan untuk menurunkan angka anemia pada balita, ibu hamil, ibu nifas, remaja putri, dan WUS (Wanita Usia Subur). Penanggulangan anemi pada ibu hamil dilaksanakan dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilannya.

Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe di Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2014 adalah sebesar 93,08% dan meningkat dari pada capaian tahun 2013 yaitu sebesar 92,18%. Cakupan yang tertinggi ada di Puskesmas Rias yaitu sebesar 100,40% dan cakupan yang terendah ada di Puskesmas Batu Betumpang 69,59%. Berikut ini cakupan persentase ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe di Kabupaten Bangka Selatan tahun 2009 – 2014.

d. Persentase Bayi yang Mendapatkan ASI Eksklusif

Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya. Air susu ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan terbaikbagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. ASI adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan kepada bayi, dalam keadaan miskin merupakan hadiah satu-satunya, dalam keadaan sakit mungkin merupakan hadiah yang menyelamatkan jiwanya (UNICEF). Oleh sebab itu pemberian ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6 bulan dan tetap mempertahankan pemberian ASI dilanjutkan bersama makanan pendamping ASI sampai usia 2 tahun.

Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No. 450/MENKES/SK/IV/2004. ASI eksklusif adalah Air Susu Ibu yang diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman, kecuali obat dan vitamin. Pemberian ASI eksklusif bukan hanya isu nasional maupun juga merupakan isu

Profil Kesehatan 2014 Kabupaten Bangka Selatan

global. Pernyataan bahwa dengan pemberian susu formula kepada bayi dapat menjamin bayi tumbuh sehat dan kuat, ternyata menurut laporan muktahir UNICEF (Fact About Breast Feeding) merupakan kekeliruan yang fatal, karena meskipun insiden diare rendah pada bayi yang diberi susu formula, namu pada masa pertumbuhan berikutnya bayi yang tidak diberi ASI ternyata memiliki peluang kyang jauh lebih besar untuk menderita hipertensi, jantung, kanker, obesitas, diabetes, dll.

Cakupan persentase bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2014 adalahsebesar 59,4% dan meningkat dari pada tahun 2013 adalah sebesar 58,40%. Adapun hasil cakupan persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif di Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2009-2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar IV.6

Cakupan Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif Di Kabupaten Bangka Selatan

Tahun 2009 – 2014 60.5 29.39 26.9 20.6 58.4 59.4 0 10 20 30 40 50 60 70 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Has. Cak (%)

Profil Kesehatan 2014 Kabupaten Bangka Selatan

Beberapa hal yang mungkin mempengaruhi masih rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif diantaranya yaitu :

1. Masih rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya mengenai manfaat ASI dan cara menyusi yang benar.

2. Masih kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan.

3. Faktor sosial budaya.

4. Kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja. 5. Meningkatnya penjualan/pemasaran susu formula.

6. Masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI.

7. Masih banyak tenaga kesehatan ditingkat layanan yang belum peduli atau belum berpihak pada pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif.

8. Belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialiasisi, advokasi dan kampanye terkait pemberian ASI .

Upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif diantarnya yaitu : 1). Sosialisasi dan kampanye ASI eksklusif, 2). KIE melalui media cetak dan leafet, 3). Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, dan 4). Advokasi dan promosi peningkatan pemberian ASI, serta itu juga tetap berpedoman pada 10 langkah menuju keberhasilan menyusui, yaitu :

1. Sarana pelayanan kesehatan mempunyai kebijakan Peningkatan

Dokumen terkait