Hasil segmen Segment results
Pendapatan bunga, bersih 8,938,252 1,210,860 699,989 10,849,101 Net interest income
Pendapatan selain bunga 3,860,956 284,946 (14,746) 4,131,156 Non interest income
Jumlah pendapatan operasional 12,799,208 1,495,806 685,243 14,980,257 Total operating income
Beban operasional (6,484,732) (768,857) (478,481) (7,732,070) Operating expenses
Beban atas kredit (2,473,251) (112,871) (64,578) (2,650,700) Cost of credit
Pendapatan dan beban bukan Non-operating income and
operasional - bersih (5,308) 4,085 15,292 14,069 expenses - net
Laba sebelum pajak
penghasilan 3,835,917 618,163 157,476 4,611,556 Income before tax
Beban pajak penghasilan (940,574) (163,195) (58,754) (1,162,523) Income tax expenses
LAMPIRAN – 5/156- SCHEDULE
2011
Retail 1) Mid Size 2) Wholesale 3) Jumlah/Total
Aset Segmen: Segment Assets:
Pinjaman yang diberikan dan
piutang pembiayaan Loans and consumer financing
konsumen, tidak termasuk receivables, excluding
piutang bunga 63,981,217 24,240,929 13,151,205 101,373,351 interest receivables
Aset tresuri - - 24,640,218 24,640,218 Treasury assets
63,981,217 24,240,929 37,791,423 126,013,569
Aset yang tidak dapat dialokasi 15,920,863 Unallocated assets
Jumlah aset 141,934,432 Total assets
Liabilitas Segmen: Segment Liabilities:
Pendanaan 57,212,291 21,420,295 9,421,834 88,054,420 Funding
Liabilitas tresuri - - 20,310,362 20,310,362 Treasury liabilities
57,212,291 21,420,295 29,732,196 108,364,782
Liabilitas yang tidak dapat dialokasi 7,733,149 Unallocated liabilities
Jumlah liabilitas 116,097,931 Total liabilities
2010
Retail 1) Mid Size 2) Wholesale 3) Jumlah/Total
Hasil segmen Segment results
Pendapatan bunga, bersih 7,914,715 1,228,291 765,444 9,908,450 Net interest income
Pendapatan non bunga 2,914,029 247,725 172,894 3,334,648 Non interest income
Jumlah pendapatan operasional 10,828,744 1,476,016 938,338 13,243,098 Total operating income
Beban operasional (5,408,328) (714,884) (458,308) (6,581,520) Operating expenses
Beban atas kredit (2,007,572) (311,924) (117,148) (2,436,644) Cost of credit
Pendapatan dan beban bukan Non-operating income and
operasional - bersih (27,002) 2,221 8,743 (16,038) expenses - net
Amortisasi Goodwill (207,365) - - (207,365) Goodwill amortization
Laba sebelum pajak
penghasilan 3,178,477 451,429 371,625 4,001,531 Income before tax
Beban pajak penghasilan (816,419) (119,177) (82,174) (1,017,770) Income tax expenses
Laba bersih 2,362,058 332,252 289,451 2,983,761 Net income
Aset Segmen: Segment Assets:
Pinjaman yang diberikan dan
piutang pembiayaan Loans and consumer financing
konsumen, tidak termasuk receivables, excluding
piutang bunga 51,506,688 19,639,187 11,279,511 82,425,386 interest receivables
Aset tresuri - - 22,379,822 22,379,822 Treasury assets
51,506,688 19,639,187 33,659,333 104,805,208
Aset yang tidak dapat dialokasi 13,401,365 Unallocated assets
2010
Retail 1) Mid Size 2) Wholesale 3) Jumlah/Total
Liabilitas Segmen: Segment Liabilities:
Pendanaan 53,375,077 18,172,673 9,373,532 80,921,282 Funding
Liabilitas tresuri - - 12,791,036 12,791,036 Treasury liabilities
53,375,077 18,172,673 22,164,568 93,712,318
Liabilitas yang tidak dapat dialokasi 5,885,227 Unallocated liabilities
Jumlah liabilitas 99,597,545 Total liabilities
1)
Retail terdiri dari bisnis mikro, kartu kredit, syariah, bisnis asuransi, pembiayaan konsumen, pawnbroking dan perbankan retail.
1)
Retail consists of micro business, credit card, sharia, insurance business, consumer financing, pawnbroking and retail banking.
2)
Mid sizeterdiri dari usaha kecil dan menengah dan komersial. 2) Mid size consists of small medium enterprise and commercial.
3) Wholesaleterdiri dari perbankan korporasi, institusi keuangan
dan tresuri.
3) Wholesale consists of corporate banking, financial institution
and treasury.
47. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 47. FINANCIAL RISK MANAGEMENT
Bank memiliki eksposur terhadap risiko di bawah ini yang berasal dari instrumen keuangan:
- Risiko kredit - Risiko pasar - Risiko likuiditas - Risiko operasional
The Bank has exposures to the following risks from financial instruments:
- Credit risk - Market risk - Liquidity risk - Operational risk Catatan di bawah ini menyajikan informasi mengenai
eksposur Bank terhadap setiap risiko di atas, tujuan, kebijakan dan proses yang dilakukan oleh Bank dalam mengukur dan mengelola risiko.
The following notes present information about the Bank’s exposure to each of the above risks, the Bank’s objectives and policies for measuring and managing risk.
a. Kerangka manajemen risiko a. Risk management framework
Organisasi manajemen risiko Bank melibatkan pengawasan dari Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Pengawasan Risiko. Komite Pengawasan Risiko merupakan pengawas risiko tertinggi di Dewan Komisaris. Komite Pengawasan Risiko tersebut menyetujui dan memonitor pelaksanaan kerangka dan kebijakan manajemen risiko Bank dan Anak Perusahaan. Komite Pengawasan Risiko tersebut mengadakan pertemuan setiap bulannya untuk menilai kinerja dari setiap portofolio kredit dan mendiskusikan masalah-masalah risiko. Dewan Komisaris mendelegasikan kuasa kepada Direktur Utama dan Direksi untuk
The organization of the Bank’s risk management involves oversight from the Board of Commissioners, the Board of Directors, and the Risk Monitoring Committee. The Risk Monitoring Committee is the highest risk authority in the Board of Commissioners’ level. The Risk Monitoring Committee approves and monitors the implementation of risk management policies and framework of the Bank and its subsidiaries. The Risk Monitoring Committee meets every month to assess the performance of the respective credit portfolios and discuss risk issues. Board of Commissioners delegate authority to the
LAMPIRAN – 5/158- SCHEDULE
a. Kerangka manajemen risiko (lanjutan) a. Risk management framework (continued)
Sejalan dengan best practice industri dan Framework Manajemen Risiko di Basel II, Danamon memiliki fungsi Integrated Risk. Integrated Risk merupakan suatu fungsi manajemen risiko terintegrasi dengan menggabungkan risiko kredit, pasar, likuiditas dan operasional, dibawah satu payung. Fungsi ini dipimpin oleh Direktur Bidang Risiko dan didukung penuh oleh para manajer risiko yang berpengalaman. Ini merupakan fungsi yang terpusat dan independen yang secara jelas terlepas dari semua bisnis dan tidak memiliki tanggung jawab terhadap bisnis.
In line with industry best practices and the Basel II Risk Management Framework, Danamon has established an Integrated Risk function, Integrated Risk is an integrated risk management function by combining credit, market, liquidity and operational risk under one umbrella. This function is chaired by Integrated Risk Director and fully staffed with experienced risk managers. It is a centralized and independent function, clearly separated with no reporting line or responsibility to business.
Kebijakan manajemen risiko Bank ditetapkan untuk mengidentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang dihadapi Bank, untuk menetapkan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta untuk memantau risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan sistem manajemen risiko ditelaah secara berkala untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar, produk, dan jasa yang ditawarkan. Melalui pelatihan serta standar dan prosedur pengelolaan, Bank berusaha untuk mengembangkan lingkungan pengendalian yang taat dan konstruktif, dimana semua karyawan memahami tugas dan kewajiban mereka.
The Bank’s risk management policies are established to identify and analyze the risks faced by the Bank, to set appropriate risk limits and controls, and to monitor risks and adherence to limits. Risk management policies and systems are reviewed regularly to reflect changes in market conditions, products and services offered. The Bank, through its training and management standards and procedures, aims to develop a disciplined and constructive control environment, in which all employees understand their roles and obligations.
Untuk membangun kesadaran terhadap risiko sesama Danamoners dan mendukung pertumbuhan Bank, saat ini Integrated Risk Danamon dalam proses penyusunan training risk syllabus untuk pendidikan Kredit & Pengelolaan Risiko.
To improve risk awareness among Danamoners and support the Bank’s growth, Danamon’s Integrated Risk is currently in the process of establishing training risk syllabus for Credit & Risk Management.
Komite Audit Bank memiliki tanggung jawab untuk memantau kepatuhan Bank terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh Bank. Dalam menjalankan fungsinya, Komite Audit dibantu oleh Divisi Internal Audit. Internal Audit secara berkala maupun sesuai kebutuhan, menelaah pengendalian dan prosedur manajemen risiko dan melaporkan hasilnya ke Komite Audit Bank.
The Bank’s Audit Committee is responsible for monitoring the Bank’s compliance with risk management policies and procedures, and for reviewing the adequacy of the risk management framework in relation to the risks faced by the Bank. The Bank’s Audit Committee is assisted in these functions by Internal Audit. Internal Audit undertakes both regular and ad-hoc reviews of risk management controls and procedures, the results of which are reported to the Bank’s Audit Committee.
b. Risiko kredit b. Credit risk Risiko kredit adalah potensi terjadinya kerugian
keuangan ketika nasabah atau counterpartygagal memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, dan timbul terutama dari pinjaman Bank dan uang muka ke nasabah dan bank lainnya, dan investasi surat utang. Tujuan dari manajemen risiko kredit adalah untuk mengendalikan dan mengelola eksposur risiko kredit dalam parameter yang dapat diterima, sekaligus memaksimalkan return on risk.
Credit risk is defined as the potential losses when a customer or counterparty fails to fulfill its obligation as and when they fall due, and arises principally from the Bank’s loans and advances to customers and other banks, and investment at debt securities. The objective of credit risk management is to control and manage credit risk exposures within acceptable parameters, while optimizing the return on risk.
Risiko kredit dikelola melalui penetapan kebijakan - kebijakan dan proses-proses yang meliputi kriteria pemberian kredit, origination dan persetujuan kredit, penetapan harga, pemantauan, pengelolaan kredit bermasalah dan manajemen portofolio. Bank juga dengan ketat memantau perkembangan portofolio kredit Bank, termasuk Anak-anak Perusahaan yang memungkinkan Bank untuk melakukan tindakan pencegahan secara tepat waktu apabila terjadi penurunan kualitas kredit.
Credit risk is managed through established policies and processes covering credit acceptance criteria, credit origination and approval, pricing, monitoring, problem loan management and portfolio management. The Bank also closely monitors the development of its loan portfolios, including its Subsidiaries to enable the Bank initiate a preventive action in a timely manner when there is a deterioration in credit quality.
Bank terus melanjutkan untuk mengelola dan mengawasi secara aktif kualitas portofolio pinjaman yang diberikan dengan cara meningkatkan kebijakan manajemen risiko kredit secara efektif, penyempurnaan prosedur dan pengembangan sistem dalam upaya menjaga dampak negatif yang diakibatkan oleh kredit bermasalah. Bank juga terus melakukan tinjauan secara reguler dari semua proses dan kebijakan yang relevan, termasuk penyesuaian yang diperlukan dikarenakan peraturan Bank Indonesia.
Bank continued to actively manage and monitor the loan portfolio quality by improving credit risk management policies effectively, improving procedures and systems development in an effort to keep the negative impact caused by non- performing loans (NPL). Bank also keeps reviewing all relevant process and policies, including any adjustment required due to BI regulation regularly.
Bank telah mengimplementasikan upaya berlapis disetiap tahap yang berhubungan dengan aktivitas para penagih utang untuk meningkatkan proses penagihan dan memperkuat pemantauan kegiatan penagihan. Beberapa upaya dilakukan seperti pengaturan proses perekrutan karyawan penagihan, seleksi dan pemeriksaan terhadap calon karyawan penagihan, pelatihan dalam melakukan pekerjaan penagihan, baik mengenai tata cara penagihan dan kode etik dalam melakukan penagihan, sanksi terhadap staf dan agen penagihan dan meninjau ulang perjanjian kerjasama dengan agen penagihan utang. Untuk itu, seluruh lini bisnis (dan anak perusahaan) telah memiliki kebijakan dan prosedur untuk memonitor
The Bank has implemented multi-layer effort in each and every stage associated with debt collector’s activities to improve collection process and to strengthen monitoring of the activities within collection area. Some actions had been imposed such as reviewing some policies and procedure in recruting, selection and checking (background and credit checking) of staff collection , improving collection training which includes collection process as well as code of ethics, to improve collectors behavior on top of performance, sanction to collection staff and collection agency, review its cooperation agreement with a debt collection agency. For that, all LOBs (and subsidiaries) have policies and
LAMPIRAN – 5/160- SCHEDULE
b. Risiko kredit(lanjutan) b. Credit risk(continued)
Sistem Informasi Manajemen telah tersedia dan mencakup tingkat yang cukup rinci untuk mendeteksi setiap perkembangan yang kurang baik sedini mungkin sehingga memungkinkan dilakukannya tindakan secara tepat waktu atas penurunan kualitas kredit atau untuk meminimalisasi kerugian kredit.
Management Information Systems (MIS) are in place and cover a sufficient level of details to detect any adverse development at an early stage, thus allowing for timely actions on the deterioration in credit quality or to minimize credit losses.
Proses pemeringkatan nasabah dilakukan dengan platform analisis Moody’s yang terkenal, yaitu“Risk Analyst”, sedangkan scorecard dan Probability of Default (PD) Master Scale dikembangkan secara internal dengan bantuan layanan analis profesional dari Moody’s. Saat ini, pemeringkatan nasabah dan hasil PD dari sistem hanya digunakan sebagai referensi dalam proses persetujuan kredit.
Customer rating process is performed through a well-known Moody’s Analytics’ platform named “Risk Analyst”, while the scorecard and Probability of Default (PD) Master scale are developed internally with the help from Moody’s Analytics professional service. Currently, customers’ rating and PD results from the system are only used as a reference in credit approval process.
Kelayakan setiap nasabah dievaluasi untuk menetapkan batasan kredit yang sesuai. Batas kredit ditetapkan sesuai dengan maksimum eksposur Bank untuk jangka waktu tertentu. Batas kredit juga ditetapkan untuk industri, negara dan produk untuk memastikan diversifikasi risiko kredit yang luas dan menghindari terjadinya ketidakseimbangan.
The creditworthiness of individual counterparty is evaluated and appropriate credit limits are established. Credit limits set forth maximum credit exposures the Bank is willing to assume over specified periods. Credit limits are also established for industries, countries and products to ensure broad diversification of credit risk and to avoid undue concentration.
Bank secara aktif terlibat dalam persiapan penerapan Basel II/III sesuai dengan panduan dari Bank Sentral.
The Bank is actively involved in the preparation of Basel II/III implementation in accordance with the Central Bank guidelines.
i. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit i. Maximum exposure to credit risk Untuk aset keuangan yang diakui di laporan
posisi keuangan konsolidasian, eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatatnya. Untuk liabilitas kontinjensi, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah nilai maksimum yang harus Bank bayarkan dalam hal timbul kewajiban atas instrumen yang diterbitkan. Untuk komitmen kredit, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah sebesar jumlah fasilitas yang belum ditarik dari nilai penuh fasilitas kredit yang telah disepakati (committed) kepada nasabah.
For financial assets recognized on the consolidated statement of financial position, the maximum exposure to credit risk equals their carrying amount. For contingent liabilities, the maximum exposure to credit risk is the maximum amount that the Bank would have to pay if the obligations of the instruments issued are called upon. For credit commitments, the maximum exposure to credit risk is the full amount of the un-drawn committed credit facilities granted to customers.
Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum terhadap risiko kredit Bank atas instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian dan komitmen dan kontinjensi (rekening administratif), tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau jaminan kredit lainnya.
The following table presents the Bank’s maximum exposure to credit risk of consolidated statements of financial position and off-balance sheet financial instruments, without taking into account of any collateral held or other credit enhancement.
b. Risiko kredit(lanjutan) b. Credit risk(continued) i. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit
(lanjutan)
i. Maximum exposure to credit risk (continued)
2011 2010
Laporan Posisi Keuangan: Statements of Financial Position:
Giro pada Bank Indonesia 6,940,363 5,274,888
Current accounts with Bank Indonesia
Giro pada bank lain 2,639,404 1,658,426
Current accounts with other banks Penempatan pada bank lain dan
Bank Indonesia 13,231,882 9,257,137
Placements with other banks and Bank Indonesia
Tagihan derivatif 160,407 189,545 Derivative receivables
Pinjaman yang diberikan 85,462,799 73,268,325 Loans
Piutang pembiayaan
konsumen 13,394,949 6,663,061
Consumer financing Receivables
Efek-efek 4,819,809 5,323,969 Marketable securities
Tagihan akseptasi 1,336,525 759,124
Acceptance Receivables
Obligasi Pemerintah 3,947,174 6,138,340 Government bonds
Piutang premi 73,328 62,017 Premium receivables
Aset lain-lain - bersih 1,072,912 193,645 Other assets - net
133,079,552 108,788,477
Komitmen dan kontinjensi Off-Balance Sheet:
Fasilitas kredit kepada debitur yang
belum digunakan 597,758 43,756 Unused loan facilities
Garansi yang diterbitkan 2,496,419 2,146,036 Guarantees issued
Irrevocable Letter of Credit yang
masih berjalan 1,114,691 1,347,173
Outstanding irrevocable Letters of Credit
4,208,868 3,536,965
Jumlah 137,288,420 112,325,442 Total
ii. Analisis risiko konsentrasi kredit ii. Concentration of credit risk analysis Risiko konsentrasi kredit timbul ketika
sejumlah pelanggan bergerak dalam aktivitas usaha yang sejenis atau memiliki kegiatan usaha dalam wilayah geografis yang sama, atau memiliki karakteristik yang sejenis yang dapat menyebabkan kemampuan nasabah untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya sama-sama dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi ataupun kondisi lainnya.
Concentrations of credit risk arise when a number of customers are engaged in similar business activities or activities within the same geographic region, or when they have similar characteristics that would cause their ability to meet contractual obligations to be similarly affected by changes in economic or other conditions.
Bank mendorong adanya diversifikasi dari portofolio kreditnya pada berbagai wilayah geografis, industri, produk kredit, individual obligor, mencerminkan profil risiko yang seimbang dan sehat, dan untuk fokus pada
The Bank encourages the diversification of its credit portfolio among a variety of geographic area, industries, credit product, individual obligors, reflecting a well balanced and healthy risk profile, and to focus marketing
LAMPIRAN – 5/162- SCHEDULE
b. Risiko kredit(lanjutan) b. Credit risk(continued)
ii. Analisis risiko konsentrasi kredit (lanjutan) ii. Concentration of credit risk analysis (continued)
Penambahan diversifikasi ini berdasarkan rencana strategi Bank, sektor target, kondisi ekonomi saat ini, kebijakan pemerintah, sumber pendanaan, dan proyeksi pertumbuhan. Konsentrasi kredit yang diberikan berdasarkan jenis kredit, mata uang, sektor ekonomi dan wilayah geografis diungkapkan pada Catatan 10.
The extent of diversification is based on the Bank’s strategic plan, target sectors, current economic conditions, government policy, funding sources and growth projections. Concentration of credit risk of loans receivable by type of loans, currency, economic sector and geographic region is disclosed in Note 10.
iii. Stress testing iii. Stress testing
Stress Testing adalah metode pengukuran risiko dengan memperkirakan potensi kerugian ekonomi Bank berdasarkan kondisi pasar abnormal untuk memastikan sensitivitas kinerja Bank terhadap perubahan faktor risiko dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi dan berdampak kepada pendapatan dan modal Bank secara signifikan. Skenario didefinisikan menjadi tiga kategori: Ringan, Sedang dan Parah, berdasarkan tingkat keparahan faktor-faktor ekonomi makro yang digunakan dalam skenario (yaitu: GDP, inflasi, IDR/USD). Selain skenario yang dibuat berdasarkan kejadian historis yang diamati, kami juga mempertimbangkan kejadian yang berdampak buruk secara hipotetis dan dampaknya. Hal ini dilakukan secara bekerja sama dengan tim ekonomi kami berdasarkan pandangan mereka tentang kemungkinan perkembangan makro ekonomi, dan Octagon Advisors sebagai penasehat dalam mengembangkan framework.
Stress Testing is a method of risk measurement by estimating the potential economic loss to the Bank under abnormal market conditions in order to ascertain the sensitivity of the Bank’s performance to changes in risk factors and to identify influencing factors that significantly impact the Banks revenue and capital.Scenarios are defined into three categories: Mild, Moderate, and severe based on the severity of macro economic factors used in the scenarios (i.e.: GDP, inflation, IDR/USD). In addition to scenarios built around historically observed events, we also consider hypothetical adverse events and their impact. This is done in collaboration with our economist team based on their view of possible macroeconomic developments, and Octagon Advisors as our consultant in developing the framework
iv. Konsentrasi berdasarkan jenis debitur iv. Concentration by type of debtors Tabel berikut menyajikan konsentrasi aset
keuangan berdasarkan jenis debitur:
The following table presents the concentration of financial assets by type of debtors:
2011
Giro pada bank lain dan
BI/Current account with other banks
and BI
Penempatan pada bank lain
dan BI/ Placement with other banks and BI Efek-efek/ marketable securities Tagihan derivatif/ Derivative receivables Pinjaman yang diberikan/ Loans Piutang pembiayaan konsumen/ Consumer financing receivables Piutang premi dan aset lain- lain/ Premium receivables and other assets Tagihan akseptasi/ Acceptance receivables Obligasi Pemerintah/ Government Bonds Komitmen dan kontinjensi/ Commitments and contingencies Jumlah/ Total % Korporasi - - 1,177,553 30,311 27,475,904 541,187 303,007 1,314,767 - 3,326,276 34,169,005 25% Corporates Pemerintah dan Bank Indonesia 6,940,363 10,187,619 3,193,445 47 119,927 - 54,605 - 3,947,174 145,093 24,588,273 18% Government and Bank Indonesia
Bank - bank 2,639,404 3,044,263 448,811 130,049 508,993 - 67,887 21,758 - 664,643 7,525,808 5% Banks Retail - - - - 57,357,975 12,853,762 720,741 - - 72,856 71,005,334 52% Retail
b. Risiko kredit(lanjutan) b. Credit risk(continued) iv. Konsentrasi berdasarkan jenis debitur
(lanjutan)
iv. Concentration by type of debtors (continued)
2010
Giro pada bank lain dan
BI/Current account with other banks
and BI
Penempatan pada bank lain
dan BI/ Placement with other banks and BI Efek-efek/ marketable securities Tagihan derivatif/ Derivative receivables Pinjaman yang diberikan/ Loans Piutang pembiayaan konsumen/ Consumer financing receivables Piutang premi dan aset lain- lain/ Premium receivables and other assets Tagihan akseptasi/ Acceptance receivables Obligasi Pemerintah/ Government Bonds Komitmen dan kontinjensi/ Commitments and contingencies Jumlah/ Total % Korporasi - - 465,597 38,714 21,948,042 349,023 214,737 753,882 - 2,597,715 26,367,710 24% Corporates Pemerintah dan Bank Indonesia 5,274,888 5,561,356 4,103,503 - 428,752 - - - 6,138,340 293,581 21,800,420 19% Government and Bank Indonesia
Bank - bank 1,658,426 3,695,781 754,869 150,831 501,340 - 14,589 5,242 - 32,188 6,813,266 6% Banks Retail - - - - 50,390,191 6,314,038 26,336 - - 613,481 57,344,046 51% Retail
Total 6,933,314 9,257,137 5,323,969 189,545 73,268,325 6,663,061 255,662 759,124 6,138,340 3,536,965 112,325,442 100%
c. Risiko pasar c. Market risk
Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan faktor pasar (adverse movement)dari portofolio yang dimiliki oleh Bank, yang dapat merugikan Bank yaitu suku bunga dan