• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

SKALA PENGUKURAN1

Proses pengukuran merupakan suatu proses deduktif. Seorang Peneliti berangkat dari suatu konstruksi, konsep atau ide, kemudian menyusun perangkat ukur untuk mengamatinya secara empiris. Ada tiga tahapan dalam proses pengukuran, yaitu konseptualisasi, penentuan variabel dan indikator, dan operasionalisasi. (Prasetyo &Jannah; 2014; Hal:89)

Peneliti juga harus mengetahui cara pengukuran suatu konsep atau yang disebut tingkat pengukuran. Tingkat pengukuran ini bergantung pada konseptualisasi suatu konsep. Tingkat pengukuran mempengaruhi jenis indikator yang akan digunakan dan berkaitan dengan asumsi dasar dalam definisi konsep tersebut dan berkaitan dengan pengukuran dan statistik yang akan digunakan. (Prasetyo & Jannah; 2014; Hal:94)

Menurut S.S.Stevens, Tingkat pengukuran dapat dibedakan menjadi nominal, ordinal, interval, rasio. Tingkat pengukuran nominal memiliki ciri bahwa setiap kategori yang ada hanya berbeda satu dengan yang lainnya. Angka dalam hal ini hanya dipakai sebagai

label untuk mempermudah proses pengodean. Ukuran ordinal juga menunjukkan urutan. Urutan ini biasanya dinyatakan dengan kata “Lebih”; “Kurang”; atau dalam pertanyaan mengenai sikap, seperti: “Sangat Setuju”; “Setuju”;”Tidak Setuju”; dan ”Sangat Tidak Setuju”. Pada Tingkat pengukuran interval terdapat jarak antara kategori yang bisa diukur. Tingkat pengukuran rasio, selain ketiga hal yang merupakan ciri tingkatan pengukuran diatas juga memiliki nilai nol mutlak sehingga memungkinkan perkalian dan pembagian. (Prasetyo & Jannah; 2014; Hal:94-96)

Ada dua jenis pengukuran indeks, yaitu sebagai berikut: Skala likert, berisi pertanyaan yang sistematis untuk 1.

menunjukkan sikap seorang responden terhadap pertanyaan itu. memiliki urutan yang jelas mulai dari “sangat setuju”; “setuju”; “ragu-ragu”; “ tidak setuju”; “sangat tidak setuju.” P

2. erbedaan semantik, meminta responden untuk memilih antara dua pilihan yang bertentangan. Kata-kata yang diguna-kan adalah kata sifat karena lebih mudah dikomunikasidiguna-kan. Ada beberapa jenis skala, yaitu sebagai berikut:

jarak sosial bogardus, skala ini digunakan untuk mengukur 1.

intensitas kedekatan sosial. setiap item memiliki intensitas yang berbeda, dan diurutkan dari yang intensitasnya rendah hingga paling tinggi atau sebaliknya.

skala thurstone, skala ini berusaha untuk menemukan 2.

indikator-indikator yang memiliki struktur empiris. skala ini biasanya digunakan untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan apakah saja yang harus diajukan dalam kuesioner.

skala guttman, digunakan untuk mengevaluasi data setelah 3.

dikumpulkan. Skala ini dapat digunakan untuk mengukur berbagai macam fenomena yang berbeda, misalnya menggunakan obat terlarang, pengetahuan, karakteristik organisasi, kepemilikan. Sejauh mana suatu pola jawaban dapat dianggap sebagai skala guttman dapat ditemukan

melalui koefisien reprodusibilitas (CoR). (Prasetyo & Jannah; 2014; Hal: 99-117)

Skala Thurstone

Skala thurstone digunakan untuk menduga preferensi seorang individu dengan memakai nilai frekuensi dari respon yang dijawabnya. Posisi dari butir-butir pertanyaan dapat diperoleh dengan mengambil nilai mean dari persentil sebaran normal baku berdasarkan proporsi preferensi responden terhadap sebuah butir pertanyaan yang menjadi instrument penelitian (Lipovetsky, 2007 dalam Budiaji; 2013).

Skala guttman

Skala guttman menggunakan skala kumulatif dimana jika individu setuju pada butir pertanyaan tertentu, maka individu tersebut juga akan setuju pada semua butir pertanyaan lain yang lebih lemah (pertanyaan sebelumnya). Skala guttman jarang dipakai peneliti karena membutuhkan upaya yang lebih gigih untuk mendapatkan butir-butir pertanyaan yang valid (Uhlaner, 2002 dalam Budiaji; 2013).

Skala likert

Skala likert adalah skala pengukuran yang dikembangkan oleh Likert (1932). Mempunyai empat atau lebih butir-butir pertanyaan yang dikombinasikan sehingga membentuk sebuah skor/nilai yang merepresentasikan sifat individu, misalkan pengetahuan, sikap, dan perilaku. Skala yang paling mudah digunakan adalah skala likert. Skala likert menggunakan beberapa butir pertanyaan untuk mengukur perilaku individu dengan merespon 5 titik pilihan pada setiap butir pertanyaan, sangat setuju, setuju, tidak memutuskan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju (Likert; 1932 dalam Budiaji; 2013). Skala likert ini lebih banyak digunakan oleh peneliti karena kemudahan penggunaan skala likert. (Nelson, 2013 dalam Budiaji; 2013).

Skala likert digolongkan ke dalam skala ordinal. Medical education, 38(12): 1217-1218 dalam Budiaji; (2013) menyatakan bahwa kategori respon pada skala likert mempunyai tingkatan tetapi jarak diantara kategori tidak dapat dianggap sama, sehingga skala likert adalah kelas skala ordinal. Jika analisis statistik yang digunakan salah, peluang kesimpulan salah juga meningkat. Jika skala likert dianggap sebagai skala ordinal, perhitungan rataan dan standar deviasi tidak tepat. Pada kelas ini, statistik yang dapat digunakan adalah median atau modus untuk menghitung ukuran pemusatannya, sedangkan variasi data dapat dilihat menggunakan frekuensi dari jawaban responden, sehingga statistika parametrik tidak dapat diterapkan pada data ini. Skala ini tidak dapat dianalisis dengan statistika parametric (Kuzon et al. 1996) Budiaji; (2013).

Peneliti yang menganggap bahwa skala likert adalah skala pengukuran interval, (Carrafio and Rocco; 2007) menyatakan bahwa skala likert dapat menghasilkan skala pengukuran interval. Boone and Boone (2012) menjelaskan bahwa skala likert dapat dianalisis menggunakan statistika parametrik seperti ANOVA (analysis of variance) maupun uji t. Para ahli ini mempunyai pendapat yang sama karena ada perbedaan yang cukup mendasar antara skala likert dan data likert (tipe/ format data likert). (Budiaji; 2013)

Dalam proses analisis data, komposisi skor, biasanya jumlah atau rataan, dari semua butir pertanyaan dapat digunakan. Penggunaan jumlah dari semua butir pertanyaan valid karena setiap butir pertanyaan adalah indikator dari variabel yang direpresentasikannya.

Skala Pengukuran

Jenis Skala Pengukuran lain yaitu: nominal, ordinal, interval dan rasio (disingkat “NOIR”)

Skala Nominal 1.

Istilah “nominal” berasal dari kata “name”; Skala pengukuran nominal merupakan skala pengukuran yang paling sederhana. Skala

ini digunakan untuk mengklasifikasikan (menggolongkan) objek-objek atau kejadian ke dalam kelompok (kategori) yang terpisah untuk menunjukkan kesamaan atau perbedaan ciri-ciri tertentu dari objek yang diamati. Kategori-kategori (kelompok) yang ada sudah didevinisikan sebelumnya dan dilambangkan dengan kata-kata, huruf simbol atau angka (sugiarto, 2003). Data berskala nominal memiliki ciri-ciri:

Hanya bersifat membedakan; tidak mengurutkan mana a.

kategori yang lebih tinggi, mana kategori yang lebih rendah.

Memiliki kategori yang bersifat homogen, mutually exclusive b.

dan exchaustive. mutually exclusive dan exchaustive artinya adalah setiap individu harus dapat dikategorikan hanya pada satu kategori saja dan stiap kategori harus mengakomodasi seluruh data, tidak tumpang tindih.

Skala nominal, juga sering disebut sebagai frequency data atau categorycal data. Kita boleh memakai kode berupa angka, namun angka tersebut hanya berfungsi sebagai label atau simbol kategori (membedakan), tidak menunjukkan besaran atau tingkatan. (Sugiarto; 2003; hal.61)

2. Skala Ordinal

Skala ordinal memiliki semua karakteristik skala nominal, perbedaannya, skala ini memiliki urutan atau peringkat antar kategori. Angka yang digunakan hanya menentukan posisi dalam suatu seri yang urut, bukan nilai absolut, namun angka tersebut tidak dapat ditambahkan, dikurangi, dikalikan maupun dibagi.

Skala Interval 3.

Skala interval memiliki semua karakteristik skala ordinal, perbedaannya, skala interval memilik satuan skala, atau satuan pengukuran yang standar dan jarak antar kategori dapat diketahui.

Skala Rasio 4.

Skala rasio pada dasarnya sama dengan skala interval, bedanya adalah skala rasio memiliki titik 0 (nol) yang sebenarnya, sehinnga

rasio atau perbandingan antar kategori dapat diketahui dengan jelas. (Sugiarto; 2003; hal.62)