• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang dikemukakan oleh peneliti, antara lain:

1. Bagi Mahasiswa

Untuk mahasiswa diharapkan tetap memanfaatkan media sosial dengan baik dan membagikan hal-hal yang positif agar bermanfaat bagi orang lain serta diri sendiri di Instagram agar terhindar dari hal-hal negatif kasus kejahatan online. Instagram dapat mahasiswa jadikan media interaksi dan komunikasi dengan pengguna Instagram lainnya demi terciptanya keberhasilan interaksi sosial.

2. Kepada peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya pada peneliti yang ingin meneliti topik yang sama diharapkan untuk memperhatikan variabel lain yang akan mempengaruhi self disclosure. Variabel-variabel lain seperti kontrol diri, anonimitas, privasi,

intimate friendship, kepercayaan diri, self efficacy, self confidence, self acceptance dan sebagainya untuk menjelaskan di penelitian mendatang mengenai variabel yang mempengaruhi self disclosure. Serta disarankan bagi peneliti selanjutnya agar meneliti mengenai self disclosure di media sosial lain seperti TikTok.

77

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, A. Z., & Hidayati, F. (2018). Self Disclosure Ditinjau Dari Tipe Kepribadian dan Self Esteem Pada Remaja Pengguna Media Sosial. Jurnal Psikologi Sains dan Profesi, 2(2), 179 – 184.

Andriani, I., Imawati, D., & Umaroh, S. K. (2021). Pengaruh Self Esteem dan Trust Terhadap Self Disclosure Pada Pengguna Aplikasi Kencan Online.

Jurnal Untag Samarinda, 8(1), 1-8.

Alyusi, Shiefti, D. (2016). Media Sosial Interaksi, Identitas dan Modal Sosial.

Jakarta: Kencana.

Ashur, M. (2016). Pengaruh Dukungan Sosial, Persepsi Risiko Dan Interaksi Sosial terhadap Kepercayaan Dan Niat Pembelian Konsumen Pada Media S-commerce (Studi Pada Konsumen S-commerce Di Indonesia). Jurnal Bisnis dan Manajemen, 3(1).

Agung, I. M. (2016). Aplikasi SPSS Pada Penelitian Psikologi. Pekanbaru: Al-Mujjtahadah.

Azwar, S. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Azwar, S. (2013). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2015). Dasar-dasar Psikometrika Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Azhari, R. R. (2019). Hubungan Self Esteem Dengan Penyesuaian Diri Pensiunan PT. PLN Tanjung Pinang. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Azis, M. R. A., & Irwansyah, M. A. (2021). Fenomena Self Disclosure Dalam Penggunaan Platfrom Media Sosial. Jurnal Teknologi dan Informasi Bisnis. 3(1), 120 – 130.

Batoebara, M. U. (2018). Membangun Trust (Kepercayaan) Pasangan dengan melalui Komunikasi Interpersonal. Warta Dharmawangsa, (57).

Cameron, J. J., Holmes, J. G., & Vorauer, J. D. (2009). When Self Disclosure Goes Awry: Negative Consequences of Revealing Personal Failures for Lower Self Esteem Individuals. Journal of Experimental Social Psychology, 45(1), 217 – 222.

Christofides, E., Muise, A., & Desmarais, S. (2009). Information disclosure and control on Facebook: Are they two sides of the same coin or two different processes?. Cyberpsychology & behavior, 12(3), 341-345.

Chang, C. W., Heo, J. (2014). Visiting Theories That Predict College Student’s Self Disclosure on Facebook. Computers in Human Behavior, 30, 79 – 86.

Cramer, D. (1990). Disclosure of personal problems, self esteem, and the facilitativeness of friends and lovers. British Journal of Guidance &

Counseling. 18(2), 186 – 196.

Coopersmith, S. (1967). The Antecendents of Self Esteem. E-book. San Francisco:

W.H. Freeman and Company.

Cozby, P. C. (1973). Self-disclosure: a literature review. Psychological bulletin, 79(2), 73.

Derlaga, V. J., & Berg, J. H. (Eds.). (1987). Self-disclosure: Theory, research, and therapy. Springer Science & Business Media.

Desmawarita, S., & Aryani, L. (2015). Kepercayaan Mahasiswa Terhadap Ustadz:

Pendekatan Indigenous Psikologi. Jurnal Psikologi, 10(2), 119-127.

Devito, Joseph A. (2020). Komunikasi Antar Manusia. Tangerang Selatan:

Karisma Publishing Group.

Devi, E., & Indryawati, R. (2020). Trust dan Self Disclosure Pada Remaja Putri Pengguna Instagram. Jurnal Psikologi, 13(2), 118 – 132.

Emeraldien, F. Z., Aulia, A. D., & Khelsea, Y. O. (2019). The use of Finstagram as a platform for self-disclosure. Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(2), 85-96.

Fauzia, A. Z., Maslihah, S., & Ihsan, H. (2019). Pengaruh Tipe Kepribadian Terhadap Self Disclosure Pada Dewasa Awal Pengguna Media Sosial Instagram Di Kota Bandung. Jurnal Psikologi Sains dan Profesi, 3(3), 151 – 160.

Fianu, E., Ofori, K. S., Boateng, R., & Ampong, G. O. A. (2019). The Interplay Between Privacy, Trust and Self disclosure on Social Networking Sites.

In International Working Conference on Transfer and Diffusion of IT. Vol, 558 (pp. 382-401). Springer, Cham.

Fogel, J., & Nehmad, E., (2009). Internet social network communities: Risk taking, trust, and privacy concerns. Computer in Human Behavior, 25, 153 – 160.

79

Forest, A. L., & Wood, J. V. (2012). When social networking is not working:

Individuals with low self-esteem recognize but do not reap the benefits of self-disclosure on Facebook. Psychological science, 23(3), 295-302.

Frye, N. E., & Dornisch, M. M. (2010). When is trust not enough? The role of perceived privacy of communication tools in comfort with self disclosure.

Computer in Human Behavior, 26, 1120 – 1127.

Gainau, M. B. (2009). Keterbukaan diri (self disclosure) siswa dalam perspektif budaya dan implikasinya bagi konseling. Jurnal ilmiah widya warta, 33(1), 95-112.

Gamayanti, W., Mahardianisa., & Syafei, I. (2018). Self Disclosure dan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Yang Sedang Mengerjakan Skripsi. Jurnal Ilmiah Psikologi. 5(1), 115 – 130.

Greene, K., Derlega, V. J., & Mathews, A. (2006). Self disclosure in personal relationships. The Cambridge handbook of personal relationships, 409-427.

Ghufron, M. N., & Risnawati, R. S. (2010). Teori-teori Psikologi. Yogyakarta:

Ar-ruzz Media.

Hargie, O. (2011). Skilled Interpersonal Communication: Research, Theory and Practice. Routledge: New York.

Harvey, J., & Boynton, K. (2021). Self Disclosure and Psychological Resilience:

The Mediating Roles of Self Esteem and Self Compassion. An International Journal on Personal Relationship, 15(1), 90 – 104.

Ifdil, I. (2013). Konsep Dasar Self Disclosure dan Pentingnya Bagi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling. Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 13(1), 110-117.

Irawan, Eko. (2017). Instagram Sebagai Gaya Hidup Masyarakat Kota Pekanbaru (Studi Komunitas Instagram Di Pekanbaru). Jurnal FISIP, 4(2), 1 – 14.

Johana, K., Lestari, F. D., & Fauziah, D. N. (2020). Penggunaan Fitur Instagram Story Sebagai Media Self Disclosure dan Perilaku keseharian Mahasiswi Public Relations Universitas Mercu Buana. Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, 1(3), 280 – 289.

Jhonson, D., & Jhonson, F. (2014). Joining Together Group Theory and Group Skills. Edinburgh Gate: Pearson.

Kim, J., & Dindia, K. (2011). Online self-disclosure: A review of research. Computer-mediated communication in personal relationships, 156-180.

Kristanti, S. A., & Eva, N. (2022). Self Esteem dan Self Disclosure Generasi Z Pengguna Instagram. Jurnal Penelitian Psikologi. 13(1), 10 – 20.

Liu, Z., Wang, X., & Liu, J. (2019). How digital natives make their self-disclosure decisions: a cross-cultural comparison. Information Technology & People.

Masur, Philipp, K. (2018). Situational Privacy and Self Disclosure Communication Processes in Online Environments. Switzerland: Springer.

Mesch, G., S. (2012). Is online trust and trust in social institutions associated with online disclosure of identifiable information online? Computer in Human Behavior, 26, 1471 – 1477.

Mruk, Christopher, J. (2006). Self Esteem Research, Theory, and Practice. New York: Springer.

Murtala. (2021). Hubungan Kesepian Dengan Pengungkapan Diri di Whatsapp Story Pada Dewasa Awal Yang Belum Menikah di Kota Banda Aceh.

Skripsi. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.

Nofembri, A., Fitria, L., & Radyuli, P. Hubungan Self Disclosure Dengan Kepercayaan Diri Siswa Dalam Mengemukakan Pendapat di Depan Kelas X SMK Negeri 9 Padang. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi. 8(1), 64 – 70.

Nurjannah, A, P. (2021). Pengaruh Trust Terhadap Jealousy Pada Emerging Adults Yang Menjalani Long-Distance Realitionship. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Permana, dkk. (2016). Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Pada Siwa Kelas IX di MTS Al Hikmah Brebes. Jurnal Hisbah, 13(1), 51 – 68.

Prawesti, F. S., & Dewi, D. K. (2016). Self Esteem dan Self Disclosure Pada Mahasiswa Psikologi Pengguna Blackberry Massanger. Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, 7(1), 1-8.

Pramesti, C. S. L., & Dewi, D. K. (2022). Pengaruh Anonimitas Terhadap Self Disclosure Pada Generasi Z di Twitter. Jurnal Penelitian Psikologi. 9(5), 51 – 64.

Prihantoro, E., Damintana, K. P. I., & Ohorella, N. R. (2020). Self Disclosure Generasi Milenial melalui Second Account Instagram. Jurnal Ilmu Komunikasi, 18(3), 312 – 323.

Priyatno, D. (2014). SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

81

Priyatno, D. (2018). SPSS Panduan Mudah Olah Data Bagi Mahasiswa dan Umum. Yogyakarta: Andi Offset.

Pierce, J. L., & Gardner, D. G. (2004). Self esteem within the work and organizational context: A review of the organization-based self esteem literature. Journal of management, 30(5), 591-622.

Pohan, F. A., & Dalimunthe, H. A. (2017). Hubungan Intimate Friendship Dengan Self Disclosure Pada Mahasiswa Psikologi Pengguna Media Sosial Facebook. Jurnal Diversita. 3(2), 15 – 24.

Rahmat, W. (2014). Pengaruh tipe kepribadian dan kualitas persahabatan dengan kepercayaan pada remaja akhir. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 2(1), 41-47.

Rains, S. A., & Brunner, S. R. (2018). The Outcomes of Broadcasting Self Disclosure Using New Communication Technologies: Responses to Disclosure Vary Across One’s Social Network. Communication Research, 45(5), 659 – 687.

Rempel, J. K., Holmes, J. G., & Zanna, M. P. (1985). Trust in close relationships. Journal of personality and social psychology, 49(1), 95.

Sabaruddin, S. (2019). Self Disclosure Pada Mahasiswa Pengguna Instagram (Studi Kasus Mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Pangkep). Journal of Communication Science (JCoS), 1(2), 111 – 120.

Sagiyanto, A., & Ardiyanti, N. (2018). Self disclosure melalui media sosial Instagram (Studi kasus pada anggota Galeri Quote). Nyimak: Journal of Communication, 2(1), 81-94.

Santi, N. N., & Damariswara, R. (2017). Hubungan Antara Self Esteem Dengan Self Disclosure Pada Saat Chatting Di Facebook. Jurnal Pendidikan, 6(1), 110 – 123.

Sari, R. P., Andayani, T. R., & Masykur, A. M. (2006). Pengungkapan diri mahasiswa tahun pertama universitas diponegoro ditinjau dari jenis kelamin dan harga diri. Jurnal Psikologi, 3(2), 11-25.

Saputro, Ahmad Soni. (2019). Pengaruh Empati dan Trust Terhadap Friendship Quality Pada Aremania. Skripsi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Suryani, A., & Nurwidawati, D. (2016). Self disclosure dan trust pada pasangan dewasa muda yang menikah dan menjalani hubungan jarak jauh. Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, 7(1), 9-15.

Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta Bandung.

Sholichah, I. F., Paulana, A. N., & Fitriya, P. (2018). Self esteem dan Resiliensi Akademik Mahasiswa. Proceeding National Conference Psikologi UGM.

1(1), 191 – 197.

Taddei, S., & Contena, B. (2013). Privacy, trust and control: Which relationships with online self disclosure?. Computers in human behavior, 29(3), 821-826.

Tait, S. E., & Jeske, D. (2015). Hello Stranger!: Trust and Self-Disclosure Effects on Online Information Sharing. International Journal of Cyber Behavior, Psychology and Learning (IJCBPL), 5(1), 42-55.

Taylor, S., E, Peplau, L., A & Sears, D., O. (2009). Psikologi Sosial Edisi Kedua Belas. Jakarta: Prenada Media Group.

Triana, Erliana, Y. D., & Mustafa, K. (2019). Hubungan Antara Self Compassion Dengan Self Disclosure Pada Remaja Di Panti Asuhan Tritunggal Sumbawa. Jurnal Diskursus Ilmu Psikologi & Pendidikan, 1(1), 11 – 13.

Trisakti, T., & Astuti, K. (2014). Hubungan antara harga diri dan persepsi pola asuh orang tua yang authoritatif dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan narkoba. Jurnal Ilmiah Guru Caraka Olah Pikir Edukatif, (2).

Utomo, W. P., & Laksmiwati, H. (2019). Hubungan Harga Diri dengan Pengungkapan Diri pada siswi-siswi pengguna media sosial instagram di SMA Negeri 1 Gedangan. Character : Jurnal Psikologi, 6(1), 1-5.

Valkenburg, P. M., Sumter, S. R., & Peter, J. (2011). Gender differences in online and offline self disclosure in pre‐ adolescence and adolescence. British Journal of Developmental Psychology, 29(2), 253-269.

Wai Li, L. M., dkk. (2020). Online/offline self disclosure to offline friends and relational outcomes in a diary studies: The moderating role of self esteem and relational closeness. International Journal of Psychology, 56(1), 129 – 137.

Widyastuti, A. (2016). Pengaruh tipe kepribadian terhadap self disclosure pada pengguna facebook. Jurnal Psikologi Universitas Esa Unggul, 1-8.

Winayanti, R, D., & Widiasavitri, P. N. (2016). Hubungan antara trust dengan konflik interpersonal pada dewasa awal yang menjalani hubungan pacarana jarak jauh. Jurnal Psikologi Udayana, 3(1), 10 – 19.

83

Wiyono, T., & Muhid, A. (2020). Self Disclosure Melalui Media Instagram:

Dakwah bi al-nafsi melalui keterbukaan diri remaja. Jurnal Ilmu Dakwah, 40(2), 141 – 154.

Wheeless, L. R., & Grotz, J. (1976). Conceptualization and Measurement of Reported Self Disclosure. Human Communication Research, 2(4), 338-346.

Instagram users in Indonesia. (Agustus. 2021). Diunduh dari https://napoleoncat.com/stats/instagram-users-in-indonesia/2021/08/.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/08/03/inilah-negara-pengguna-instagram-terbanyak-indonesia-urutan-berapa Diakses pada tanggal 27 September 2021.

LAMPIRAN

85

LAMPIRAN A

Lembar Validasi Alat Ukur

LEMBAR VALIDASI ALAT UKUR SKALA SELF DISCLOSURE 1. Definisi Operasional

Self disclosure adalah kegiatan mengungkapkan informasi terkait diri mahasiswa di media Instagram yang tidak didapatkan dari manapun atau biasa disembunyikan terutama tentang perasaan dan emosi yang disampaikan kepada orang lain. pengungkapan informasi tersebut berupa perasaan, sikap, ide, gagasan, dan lain sebagainya sehingga terjalinnya suatu interaksi. Adapun aspek-aspek self disclosure menurut Hargie (2011) yaitu valence, informativeness, appropriateness, flexibility, accessibility dan honesty.

2. Skala yang digunakan a. Buat sendiri (-) b. Adaptasi (-) c. Modifikasi (√) 3. Jumlah Aitem

Jumlah aitem pada skala self disclosure berjumlah 37 aitem.

4. Format Respon

Format respon yang digunakan untuk mengisi skala self disclosure terdiri dari 4 alternatif jawaban, yaitu:

a. SS (Sangat Sesuai) b. S (Sesuai)

c. TS (Tidak Sesuai)

d. STS (Sangat Tidak Sesuai)

87

5. Penilaian Setiap Butir Aitem Petunjuk :

Pada bagian ini saya memohon kepada Bapak/Ibuuntuk memberikan penilaian pada setiap pernyataan (aitem) di dalam skala ini dengan memberikan tanda checklist (). Bapak/Ibu dimohon untuk menilai berdasarkan kesesuaian pernyataan (aitem) dengan komponen yang diajukan. Penilaian dilakukan dengan memilih salah satu dari alternatif jawaban yang disediakan, yaitu : (R) Relevan, (KR) Kurang Relevan, atau (TR) Tidak Relevan.

Contoh menjawab :

Aitem : Saya sering menceritakan mengenai perasaan pribadi yang sedang dirasakan di story Whatsapp

R KR TR

( ) ( ) ( )

Jika Bapak/Ibu menilai aitem tersebut relevan dengan aspek atau indikator, maka Bapak/Ibu diharapkan mencentang pada kolom R. Demikian seterusnya untuk semua aitem yang tersedia.

Aspek No Pernyataan Modifikasi Alternatif

Jawaban

Ket R KR TR

Valence 1 Saya senang

membagi perasaan yang saya alami di status WhatsApp (F)

Saya senang

membagi perasaan dan aktivitas diri di instagram (F)

2 Saya terbiasa menceritakan hal-hal positif tentang diri saya di status WhatsApp (F)

Saya sering

mengungkapkan hal-hal positif tentang aktivitas diri di instagram (F)

3 Saya jarang mengungkapkan perasaan saya di status WhatsApp (UF)

Saya jarang

mengutarakan

perasaan, emosi, dan pengalaman melalui

media sosial

instagram (UF)

4 Saya sering

mengungkapkan hal buruk tentang diri saya dibandingkan hal baik tentang diri saya (F)

Saya sering

mengungkapkan hal-hal baik mengenai diri dibandingkan hal- hal buruk (F) 5 Saya

mengungkapkan kegalauan saya di status WhatsApp (F)

Saya mengungkapkan kegalauan diri sendiri melalui instagram story atau postingan di instagram (F) 6 Saya tidak pernah

meluapkan emosi saya di status WhatsApp (UF)

Saya jarang

mengutarakan

perasaan dan emosi melalui media sosial instagram (UF) Informativeness 7 Saya sering

mengunggah status yang sama dalam sehari (F)

Saya gemar

mengunggah status yang serupa dalam waktu satu hari (F) 8 Apabila cerita saya

tidak ada yang merespon, saya tetap

melanjutkannya (F)

Saya tetap

menceritakan

mengenai perasaan dan aktivitas diri di instagram, walaupun tidak ada orang yang merespon (F)

9 Dalam satu jam,

saya bisa

mengunggah

beberapa status di WhatsApp (F)

Saya bisa

mengunggah

beberapa status atau

postingan di

instagram dalam sehari (F)

10 Saya tidak pernah mengekspresikan perasaan saya di status WhatsApp (UF)

Saya tidak pernah mengungkapan perasaan dan emosi diri sendiri melalui instagram (UF)

11 Saya tidak suka mengunggah status

Saya tidak senang mengunggah status

89

WA yang sama dengan sebelumnya (UF)

atau postingan yang sama di instagram (UF)

12 Dalam sehari, saya pernah tidak mengunggah status di WhatsApp story (UF)

Saya pernah tidak mengunggah apapun di media sosial instagram dalam waktu satu hari (UF)

13 Saya suka

membagikan

persoalan pribadi di status WhatsApp (F)

Saya tidak sungkan mengutarakan

persoalan pribadi di

media sosial

instagram (F) 14 Menurut saya

rahasia pribadi tentang diri sendiri tidak perlu diceritakan di status WhatsApp (UF)

Saya merasa

informasi yang bersifat pribadi tidak perlu dibagikan di instagram (UF)

15 Saya bisa

menghabiskan waktu lama untuk mengobrol/ chating dengan teman saya di WhatsApp (F)

Saya mampu

menghabiskan waktu yang lama untuk mengobrol dengan

teman sesama

pengguna media sosial instagram (F) 16 Apa yang saya

lakukan disetiap waktu, tidak perlu saya unggah ke status WhatsApp (UF)

Saya merasa tidak perlu mengunggah aktivitas yang saya lakukan di instagram (UF)

17 Saya tidak pernah mengunggah status WhatsApp dalam satu jam (UF)

Saya tidak pernah mengunggah apapun di instagram dalam kurun waktu satu jam (UF)

Appropiateness 18 Bagi saya membagikan

informasi pribadi kepada orang yang tidak saya kenal, bukanlah hal yang penting (UF)

Bagi saya

membagikan

informasi mengenai diri sendiri kepada orang lain, bukanlah hal yang penting (UF)

19 Saya

menyembunyikan status WhatsApp dari orang-orang terdekat saya (UF)

Saya

menyembunyikan unggahan status di instagram dari orang-orang sekitar (UF) 20 Ketika ada masalah,

saya selalu bercerita kepada keluarga saya (F)

Ketika menghadapi masalah, saya selalu bercerita kepada keluarga (F)

21 Bagi saya berbagi informasi pribadi kepada teman sangat

membahayakan (UF)

-

22 Saya tidak pernah bercerita kepada teman saya tentang perasaan saya (UF)

Saya tidak pernah bercerita mengenai perasaan yang sedang dirasakan kepada teman (UF)

Flexibility 23 Saya merasa tidak semua hal harus dibagikan di status WhatsApp (F)

Saya beranggapan bahwa tidak semua hal harus dibagikan di media sosial instagram (F)

24 Meskipun saya kesepian, saya tidak pernah

mengunggah status tentang perasaan saya di WhatsApp (F)

Saya tidak pernah mengungkapkan emosi atau perasaan diri sendiri melalui instagram, walaupun sedang mengalami kesepian (F)

25 Saya tidak bisa mengontrol diri

Saya tidak bisa mengontrol diri untuk

91

untuk

mengungkapkan hal-hal pribadi di status WhatsApp (UF)

mengungkapkan hal-hal terkait diri di instagram (UF)

26 Terkadang saya merasa terlalu sering

mengungkapkan hal-hal pribadi saya di status WhatsApp (UF)

Terkadang saya merasa terlalu sering mengungkapkan hal-hal pribadi di instagram (UF)

27 Meskipun saya sedang kelahan,

saya tetap

mengunggah status WhatsApp (F)

Saya tetap

mengunggah status atau postingan di instagram, meskipun sedang kelelahan (F) 28 Meskipun saya

banyak masalah dalam seharian,

saya tetap

mengunggah status di WhatsApp (F)

Saya tetap

mengunggah

postingan atau story

di instagram

walaupun sedang menghadapi masalah (F)

29 Ketika saya lelah, saya lebih memilih istirahat dari pada mengunggah status di WhatsApp (UF)

Saya lebih memilih istirahat dari pada mengunggah status atau postingan di instagram ketika sedang kelelahan (UF)

30 Saya tidak pernah mengunggah status di WhatsApp saat pikiran saya sedang kacau (UF)

Saat pikiran sedang kacau, saya tidak akan mengunggah status maupun postingan di intagram (UF)

Accessibility 31 Saya adalah orang yang suka berbagi informasi pribadi saya di WA Story (F)

Saya merasa sangat senang berbagi pengalaman

mengenai kehidupan sehari-hari di media sosial instagram (F)

32 Bagi saya

mengunggah status adalah hal yang

Bagi saya

mengunggah status maupun postingan di

lazim dilakukan (F) media sosial instagram adalah hal yang biasa untuk dilakukan (F)

33 Sebelum

mengunggah status, saya selalu berpikir apa yang tepat untuk saya

bagikan (UF)

Ketika mengunggah postingan atau status di instagram, saya selalu berfikir apa yang pantas untuk dibagikan (UF) 34 Saya berbagi status

tanpa pikir panjang (F)

Saya berbagi

unggahan status di instagram tanpa pikir panjang (F)

Honesty 35 Setiap ada masalah, saya akan bercerita pada kawan dunia maya saya secara apa adanya (F)

Saya bercerita pada teman di dunia maya saat menghadapi masalah (F)

36 Terkadang saya memposting hal yang tidak saya rasakan (F)

Terkadang saya memposting hal yang tidak dirasakan (F) 37 Saat sedih, saya

mengunggah status tentang kesedihan saya (F)

Saat sedih, saya mengunggah status tentang kesedihan di instagram (F)

93

LEMBAR VALIDASI ALAT UKUR SKALA SELF DISCLOSURE 1. Definisi Operasional

Self disclosure adalah kegiatan mengungkapkan informasi terkait diri mahasiswa di media Instagram yang tidak didapatkan dari manapun atau biasa disembunyikan terutama tentang perasaan dan emosi yang disampaikan kepada orang lain. pengungkapan informasi tersebut berupa perasaan, sikap, ide, gagasan, dan lain sebagainya sehingga terjalinnya suatu interaksi. Adapun aspek-aspek self disclosure menurut Hargie (2011) yaitu valence, informativeness, appropriateness, flexibility, accessibility dan honesty.

2. Skala yang digunakan d. Buat sendiri (-) e. Adaptasi (-) f. Modifikasi (√) 3. Jumlah Aitem

Jumlah aitem pada skala self disclosure berjumlah 37 aitem.

4. Format Respon

Format respon yang digunakan untuk mengisi skala self disclosure terdiri dari 4 alternatif jawaban, yaitu:

e. SS (Sangat Sesuai) f. S (Sesuai)

g. TS (Tidak Sesuai)

h. STS (Sangat Tidak Sesuai)

95

5. Penilaian Setiap Butir Aitem Petunjuk :

Pada bagian ini saya memohon kepada Bapak/Ibuuntuk memberikan penilaian pada setiap pernyataan (aitem) di dalam skala ini dengan memberikan tanda checklist (). Bapak/Ibu dimohon untuk menilai berdasarkan kesesuaian pernyataan (aitem) dengan komponen yang diajukan. Penilaian dilakukan dengan memilih salah satu dari alternatif jawaban yang disediakan, yaitu : (R) Relevan, (KR) Kurang Relevan, atau (TR) Tidak Relevan.

Contoh menjawab :

Aitem : Saya sering menceritakan mengenai perasaan pribadi yang sedang dirasakan di story Whatsapp

R KR TR

( ) ( ) ( )

Jika Bapak/Ibu menilai aitem tersebut relevan dengan aspek atau indikator, maka Bapak/Ibu diharapkan mencentang pada kolom R. Demikian seterusnya untuk semua aitem yang tersedia.

Aspek No Pernyataan Modifikasi Alternatif

Jawaban

Ket R KR TR

Valence 1 Saya senang

membagi perasaan yang saya alami di status WhatsApp (F)

Saya senang

membagi perasaan dan aktivitas diri di instagram (F)

2 Saya terbiasa menceritakan hal-hal positif tentang diri saya di status WhatsApp (F)

Saya sering

mengungkapkan hal-hal positif tentang aktivitas diri di instagram (F)

3 Saya jarang mengungkapkan perasaan saya di status WhatsApp (UF)

Saya jarang

mengutarakan

perasaan, emosi, dan pengalaman melalui

media sosial

instagram (UF)

4 Saya sering

mengungkapkan hal buruk tentang diri saya dibandingkan hal baik tentang diri saya (F)

Saya sering

mengungkapkan hal-hal baik mengenai diri dibandingkan hal- hal buruk (F) 5 Saya

mengungkapkan kegalauan saya di status WhatsApp (F)

Saya mengungkapkan kegalauan diri sendiri melalui instagram story atau postingan di instagram (F) 6 Saya tidak pernah

meluapkan emosi saya di status WhatsApp (UF)

Saya jarang

mengutarakan

perasaan dan emosi melalui media sosial instagram (UF) Informativeness 7 Saya sering

mengunggah status yang sama dalam sehari (F)

Saya gemar

mengunggah status yang serupa dalam waktu satu hari (F) 8 Apabila cerita saya

tidak ada yang merespon, saya tetap

melanjutkannya (F)

Saya tetap

menceritakan

mengenai perasaan dan aktivitas diri di instagram, walaupun tidak ada orang yang merespon (F)

9 Dalam satu jam,

saya bisa

mengunggah

beberapa status di WhatsApp (F)

Saya bisa

mengunggah

beberapa status atau

postingan di

instagram dalam sehari (F)

10 Saya tidak pernah mengekspresikan perasaan saya di status WhatsApp (UF)

Saya tidak pernah mengungkapan perasaan dan emosi diri sendiri melalui instagram (UF)

11 Saya tidak suka mengunggah status

Saya tidak senang mengunggah status

97

WA yang sama dengan sebelumnya (UF)

atau postingan yang sama di instagram (UF)

12 Dalam sehari, saya pernah tidak mengunggah status di WhatsApp story (UF)

Saya pernah tidak mengunggah apapun di media sosial instagram dalam waktu satu hari (UF)

13 Saya suka

membagikan

persoalan pribadi di status WhatsApp (F)

Saya tidak sungkan mengutarakan

persoalan pribadi di

media sosial

instagram (F) 14 Menurut saya

rahasia pribadi tentang diri sendiri tidak perlu diceritakan di status WhatsApp (UF)

Saya merasa

informasi yang bersifat pribadi tidak perlu dibagikan di instagram (UF)

15 Saya bisa

menghabiskan waktu lama untuk mengobrol/ chating dengan teman saya di WhatsApp (F)

Saya mampu

menghabiskan waktu yang lama untuk mengobrol dengan

teman sesama

pengguna media sosial instagram (F) 16 Apa yang saya

lakukan disetiap waktu, tidak perlu saya unggah ke status WhatsApp (UF)

Saya merasa tidak perlu mengunggah aktivitas yang saya lakukan di instagram (UF)

17 Saya tidak pernah mengunggah status WhatsApp dalam satu jam (UF)

Saya tidak pernah mengunggah apapun di instagram dalam kurun waktu satu jam (UF)

Appropiateness 18 Bagi saya membagikan

informasi pribadi kepada orang yang tidak saya kenal, bukanlah hal yang penting (UF)

Bagi saya

membagikan

informasi mengenai diri sendiri kepada orang lain, bukanlah hal yang penting (UF)

19 Saya

menyembunyikan status WhatsApp dari orang-orang terdekat saya (UF)

Saya

menyembunyikan unggahan status di instagram dari orang-orang sekitar (UF) 20 Ketika ada masalah,

saya selalu bercerita kepada keluarga saya (F)

Ketika menghadapi masalah, saya selalu bercerita kepada keluarga (F)

21 Bagi saya berbagi informasi pribadi kepada teman sangat

membahayakan (UF)

-

22 Saya tidak pernah bercerita kepada teman saya tentang perasaan saya (UF)

Saya tidak pernah bercerita mengenai perasaan yang sedang dirasakan kepada teman (UF)

Flexibility 23 Saya merasa tidak semua hal harus dibagikan di status WhatsApp (F)

Saya beranggapan bahwa tidak semua hal harus dibagikan di media sosial instagram (F)

24 Meskipun saya kesepian, saya tidak pernah

mengunggah status tentang perasaan saya di WhatsApp (F)

Saya tidak pernah mengungkapkan emosi atau perasaan diri sendiri melalui instagram, walaupun sedang mengalami kesepian (F)

25 Saya tidak bisa mengontrol diri untuk

mengungkapkan hal-hal pribadi di status WhatsApp (UF)

Saya tidak bisa mengontrol diri untuk mengungkapkan hal-hal terkait diri di instagram (UF)

26 Terkadang saya merasa terlalu sering

mengungkapkan hal-hal pribadi saya di status WhatsApp (UF)

Terkadang saya merasa terlalu sering mengungkapkan hal-hal pribadi di instagram (UF)

99

27 Meskipun saya sedang kelahan,

saya tetap

mengunggah status WhatsApp (F)

Saya tetap

mengunggah status atau postingan di instagram, meskipun sedang kelelahan (F) 28 Meskipun saya

banyak masalah dalam seharian,

saya tetap

mengunggah status di WhatsApp (F)

Saya tetap

mengunggah

postingan atau story

di instagram

walaupun sedang menghadapi masalah (F)

29 Ketika saya lelah, saya lebih memilih istirahat dari pada mengunggah status di WhatsApp (UF)

Saya lebih memilih istirahat dari pada mengunggah status atau postingan di instagram ketika sedang kelelahan (UF)

30 Saya tidak pernah mengunggah status di WhatsApp saat pikiran saya sedang kacau (UF)

Saat pikiran sedang kacau, saya tidak akan mengunggah status maupun postingan di intagram (UF)

Accessibility 31 Saya adalah orang yang suka berbagi informasi pribadi saya di WA Story (F)

Saya merasa sangat senang berbagi pengalaman

mengenai kehidupan sehari-hari di media sosial instagram (F)

32 Bagi saya

mengunggah status adalah hal yang lazim dilakukan (F)

Bagi saya

mengunggah status maupun postingan di

media sosial

instagram adalah hal yang biasa untuk dilakukan (F)

33 Sebelum

mengunggah status, saya selalu berpikir apa yang tepat untuk saya

bagikan (UF)

Ketika mengunggah postingan atau status di instagram, saya selalu berfikir apa yang pantas untuk dibagikan (UF) 34 Saya berbagi status

tanpa pikir panjang

Saya berbagi

unggahan status di

(F) instagram tanpa pikir panjang (F)

Honesty 35 Setiap ada masalah, saya akan bercerita pada kawan dunia maya saya secara apa adanya (F)

Saya bercerita pada teman di dunia maya saat menghadapi masalah (F)

36 Terkadang saya memposting hal yang tidak saya rasakan (F)

Terkadang saya memposting hal yang tidak dirasakan (F) 37 Saat sedih, saya

mengunggah status tentang kesedihan saya (F)

Saat sedih, saya mengunggah status tentang kesedihan di instagram (F)

101

LEMBAR VALIDASI ALAT UKUR SKALA SELF ESTEEM 1. Definisi Operasional

Self esteem adalah bentuk evaluasi atau penialaian yang dilakukan mahasiswa berupa penerimaan dan penolakan yang kemudian memperlihatkan sejauh mana mahasiswa merasa meyakini kemampuan dirinya sendiri. Adapun aspek-aspek dari self esteem menurut Coopersmith (1967) yaitu kekuasaan (power), keberartian (significant), kemampuan (competence), kebajikan (virtue).

2. Skala yang digunakan a. Buat sendiri (-) b. Adaptasi (-) c. Modifikasi (√) 3. Jumlah Aitem

Jumlah aitem pada skala self esteem berjumlah 22 aitem.

4. Format Respon

Format respon yang digunakan untuk mengisi skala self esteem terdiri dari 4 alternatif jawaban, yaitu:

a. SS (Sangat Sesuai) b. S (Sesuai)

d. TS (Tidak Sesuai)

e. STS (Sangat Tidak Sesuai)

103

5. Penilaian Setiap Butir Aitem Petunjuk :

Pada bagian ini saya memohon kepada Bapak/Ibuuntuk memberikan penilaian pada setiap pernyataan (aitem) di dalam skala ini dengan memberikan tanda checklist (). Bapak/Ibu dimohon untuk menilai berdasarkan kesesuaian pernyataan (aitem) dengan komponen yang diajukan. Penilaian dilakukan dengan memilih salah satu dari alternatif jawaban yang disediakan, yaitu : (R) Relevan, (KR) Kurang Relevan, atau (TR) Tidak Relevan.

Contoh menjawab :

Aitem : Saya selalu melakukan sesuatu yang dianggap benar

R KR TR

( ) ( ) ( )

Jika Bapak/Ibu menilai aitem tersebut relevan dengan aspek atau indikator, maka Bapak/Ibu diharapkan mencentang pada kolom R. Demikian seterusnya untuk semua aitem yang tersedia.

Aspek No Pernyataan Modifikasi

Alternatif

Jawaban Ket

R KR TR

Power 2 Saya dapat mengatur tingkah laku saya dalam bergaul (F)

Saya mampu

mengontrol tingkah laku dalam bergaul dengan orang lain (F)

8 Orang-orang

biasanya menerima gagasan saya (F)

Orang-orang

biasanya mengikuti gagasan saya (F) 9 Walaupun keadaan

saya sudah pensiun, orang lain tetap menghormati saya (F)

Saya masih tetap dihormati ketika berada didekat orang lain (F)

Dokumen terkait