• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem elektrikal merupakan suatu rangkaian peralatan penyediaan daya listrik untuk memenuhi kebutuhan daya listrik tegangan rendah. Dalam rangkaian peralatan yang disediakan meliputi sarana penyesuaian tegangan listrik (trafo/ transformator), sarana penyaluran utama (Kabel feeder) dan panel hubung utama atau LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel) dan panel distribusi utama di tiap gedung (SDP / Sub Distribution Panel) dan terakhir panel-panel di tiap lantai (PP-LP untuk penerangan, Panel Stop Kontak, Panel Stop Kontak UPS, Panel UPS OK dan PVAC utuk power AC).

5.5.3 Sistem Penanggulangan Kebakaran

Sistem fire Fighting atau sistem pemadam kebakaran disediakan di gedung sebagai preventif (pencegah) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler, sistem hidran dan Fire Extinguisher. Dan pada tempat-tempat tertentu digunakan juga sistem fire gas.Tetapi pada umumnya sistem yang digunakan terdiri dari: sistem sprinkler, hidran dan fire extinguisher.

5.5.4 Sistem Pengkondisian Udara

Secara umum sistem tata udara berfungsi mempertahankan kondisi udara ruanga baik suhu maupun kelembaban agar udara terasa lebih nyaman. Kenyamanan dalam suatu ruangan diperkantoran / fungsi gedung lainnya merupakan kebutuhan psikologis yang mulai banyak diperhatikan di zaman modern ini. 5.5.5 Sistem Transportasi Vertikal (lift)

Sudah menjadi suatu kebutuhan pada bangunan-bangunan tingkat tinggi diperlukan suatu alat transportasi vertical, untuk memudahkan transportasi pengguna dan efisiensi bangunan itu sendiri. Sistem transportasi vertikal didalam bangunan gedung adalah suatu sistem peralatan yang digunakan untuk memindahkan orang / barang dari lantai bawah ke atas atau sebaliknya, yang disebut lift.

BAB VI

PERANCANGAN ARSITEKTUR

6.1 Sketsa Suasana Eksterior

Suasana eksterior Sipiso-piso Park Hotel Resort dikelilingi oleh panorama alam seperti Pemandangan Danau Toba, Air terjun Sipiso-piso, Pegunungan dan Perkebunan. Untuk merespon panorama tersebut maka di desain sebuah ruang publik yaitu panatapan yang berfungsi sebagai tempat untuk menikmati panorama sekitar. Terdapat sebuah panggung pagelaran seni budaya Karo untuk memperkenalkan budaya Karo terhadap wisatawan, camping ground, arena outbond, jogging track dll.

Hotel terdiri dari 63 kamar dengan spesifikasinya adalah 24 unit kamar deluxe, 23 unit kamar premiere dan 16 unit kamar suite dan juga memiliki Cottage dengan 2 tipe yang berbeda yaitu tipe 100 dan tipe 150.

Gambar 6.2 Potongan Tapak

Setiap jenis cottage memiliki 2 kamar tidur yang menawarkan panorama danau toba dan air terjun sipiso-piso. Pada teras bagian belakang terdapat sebuah jacuzzi dan tempat untuk bersantai.

Gambar 6.4 Hotel

Selain kamar hotel dan cottage, Sipiso-piso Park Hotel Resort juga menyediakan camping ground untuk pengunjung yang ingin menginap dan merasakan langsung suasana dengan tenda yang telah disediakan.

Agar pengunjung hotel, cottage dan camping ground tetap bugar, maka disediakan arena jogging track yang berada disekitar cottage.

Gambar 6.6 Camping Ground dan Cottage

Untuk mempertahankan dan memperkenalkan budaya Karo kepada pengunjung, maka terdapat sebuah panggung pagelaran seni budaya Karo yang terletak di sekitar panatapan.

Selain fasilitas rekreasi, Sipiso-piso Park Hotel Resort memiliki toko souvenir yang menjual souvenir khas Karo.

Gambar 6.9 Toko Souvenir

Salah satu fasilitas penunjang yang terdapat di Sipiso-Piso Park Hotel Resort adalah restoran.

Gambar 6.10 Restoran

6.2 Sketsa Suasana Interior

Berikut sketsa interior beberapa ruangan yang terdapat pada Sipiso-piso Park Hotel Resort. Kamar Hotel terdiri dari 3 tipe yaitu deluxe, Premiere dan Suite.

Gambar 6.12 Roof Garden 2

Gambar 6.15 Suite Room Gambar 6.14 Premiere Room

Selain kamar, terdapat salah satu fasilitas penunjang yaitu Bar & Lounge yang dilengkapi dengan panggung.

Gambar 6.16 Kamar Cottage

Salah satu ruang pada fasilitas penunjang adalah ruang rapat yang termasuk sebagai ruang pengelola.

6.3 Tampak

Berikut sketsa tampak pada Sipiso-piso Park Hotel Resort.

Gambar 6.19 Tampak Depan Gambar 6.18 Ruang Rapat

Gambar 6.20 Tampak Belakang

Gambar 6.21 Tampak Kiri

6.4 Foto Maket

Gambar 6.23 Maket Hotel

Gambar 6.25 Maket Hotel

Gambar 6.27 Maket Cottage tipe 150

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terminologi Judul

Judul proyek pada perancangan ini adalah Sipiso-piso Park Hotel Resort. Sipiso-piso merupakan nama air terjun yang terdapat di Tanah Karo yang merupakan salah satu situs geopark di Sumatera Utara. Park adalah Sebuah taman atau tempat rekreasi. Hotel Resort adalah sebuah hotel yang terletak didekat kawasan wisata alam seperti ditepi pantai atau pegunungan yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi untuk kegiatan berlibur dan beristirahat yang umunya jauh dari pusat kota (Kurniasih, 2006)

2.2 Tinjauan Fungsi

Menurut SK Menparpostel Nomor KM34/HK 103/MPPT1987 bahwa Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makanan dan minuman, serta jasa lainnya untuk umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan di dalam keputusan pemerintah.

Resort merupakan tempat wisata yang dikunjungi oleh orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya. Hotel Resort adalah sebuah hotel yang terletak di kawasan wisata yang memiliki potensi alam dengan fasilitas rekreasi, olahraga dan hiburan yang biasanya jauh dari pusat kota.

Jenis-jenis hotel resort :

a. Resort town/city resort hotel yaitu hotel resort yang berada di kota. b. Beach resort/sea side resort yaitu Hotel resort yang terletak di pantai

atau tepi laut, dengan fokus utamanya adalah laut itu sendiri sebagai obyek yang rekreatif.

c. Golf resort yaitu Hotel resort yang memiliki fasilitas yang berkaitan dengan olahraga golf.Biasanya terletak juga pada area golf tersebut. d. Spa resort yaitu Hotel resort yang memiliki fasilitas spa sebagai salah

satu akomodasi hotel dan sebagai daya tarik utama.

e. Ski resort yaitu Hotel resort yang berada pada area rekreasi ski, biasanya menyediakan fasilitas olahraga salju dengan olahraga utamanya adalah ski.

f. Health resort (sanatorium) yaitu Hotel resort yang menyediakan fasilitas utama yang berhubungan dengan kesehatan.Misalnya adalah hotel resor yang dilengkapi dengan fasilitas hydrotherapi.

g. Mountain resort yaitu Hotel resort yang berada di pegunungan dengan nuansa tatanan lereng gunung, terdapat di sebuah kota dengan fasilitas yang menunjang pada aspek kepariwisataannya.

2.2.1 Studi banding arsitektur yang mempunyai fungsi sejenis

The White Mountain Hotel and Resort dan The Westin Trillium House, Blue Mountain merupakan contoh studi banding fungsi sejenis Hotel Resort pegunungan yang menjadi referensi pada perancangan Sipiso-Piso Park Hotel Resort.

The White Mountain Hotel and Resort

White Mountain Hotel and Resort terletak di North Conway , New Hampshire. Pada sekitar hotel resort ini terdapat pemandangan indah gunung Cranmore, gunung kerasarge, tebing, dan danau.

Berikut gambar program ruang the white mountain hotel and resort

Gambar 2.2 The white mountain hotel and resort (Sumber : www.thewhitemountainhotelresort)

(a) Tampak

(a)

The Westin Trillium House, Blue Mountain

The Westin Trillium House, Blue Mountain merupakan hotel bintang IV yang terletak di 220 Gord Canning Drive, The Blue Mountains, ON L9Y 0V9, Kanada.

Gambar 2.3 The Westin Trillium House, Blue Mountain

(Sumber : www.thewestintrilliumhouse) (c) Lantai 2

(e) Lantai 4 (f) Lantai 5 (d) Lantai 3 (b) Groundplan (a) Perspektif Bangunan

Dari kedua contoh studi banding fungsi sejenis yang telah diulas maka dapat simpulkan bahwa Hotel Resort memiliki kamar dengan ukuran yang berbeda dengan hotel bisnis. Kamar pada Hotel Resort memiliki ukuran yang cukup luas. Selain itu, Hotel Resort memiliki fasilitas penunjang seperti Spa & Sauna, Fitness Centre, Restoran dll.

2.2.2 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Pengguna hotel resort terdiri dari wisatawan dan pengelola. Wisatawan terbagi atas wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Pengelola terdiri dari general manager, karyawan hotel dan karyawan teknisi.

Kegiatan Pada Hotel Resort

Kegiatan pada hotel resort terbagi atas 5 kelompok kegiatan. Kegiatan utama adalah menginap dan wisata.

Tabel 2.1 Kegiatan Hotel Resort

No. Kelompok kegiatan Uraian kegiatan 1 Utama - Menginap - Wisata

2 Pelayanan - Absensi kedatangan/kepulangan pengelola

- Menerima kedatangan pengunjung - Pertolongan pertama pada kecelakaan

3 Pengelolaan - Kegiatan administrtif - Kegiatan pengawasan - Kegiatan operasional - Kegiatan keamanan 4 Teknikal - Kegiiatan pengawasan

- Kegiatan pemeliharaan

- Kegiatan perawatan dan kebersihan - Kegiatan plumbing dan sanitasi 5 Kegiatan - Indoor

- Outdoor

2.2.3 Deskripsi Perilaku

Perilaku yang terjadi pada hotel resort terbagi atas 4 perilaku. Keempat perilaku tersebut memiliki tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan kelompok kegiatan.

Tabel 2.2 Deskripsi Perilaku

No. Pelaku Alur kegiatan

2.2.4 Deskripsi kebutuhan ruang dan besaran ruang

Deskripsi kebutuhan ruang terbagi atas 2 area yaitu Front of the House dan Back of the House. Front of the house meliputi ruang publik dan ruang privat sedangkan back of the house meliputi ruang service.

Tabel 2.3 Deskripsi kebutuhan ruang.

No. Area Penjelasan

1

Front of the house

Public Area

Area pertemuan antara yang melayani dengan yang dilayani. Dalam hal ini, pertemuan antara karyawan dengan tamu atau 2 Pengelola

3 Karyawan

tamu dengan tamu lainnya.

Private Area

Area kegiatan pribadi pengunjung seperti kamar tidur.

2

Back of the house

Service Area

Area khusus pengelola dan karyawan yang berguna untuk memberikan pelayanan bagi pengunjung.

Ruang publik terdiri dari Lobby, food and beverage, function room, recreation and sport area, Ruang privat terdiri dari kamar, sedangkan ruang servis terdiri dari General & Executive Manager, HRD / Manpower, Front Office, House keeping and laundry, Uniform Service, Engineering and Department, Food & Beverage Department, Purchasing and store, dan Security department.

Tabel 2.4 Deskripsi ruang

No.

Nama ruang

Deskripsi Penjelasan

Front of the house Private area

1

Kamar

Deluxe Ruangan untuk

menginap bagi para pengunjung

Suite Cottage Public Area

2 Lobby Entrance hall Ruangan yang

menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam. Frontdesk/reception

desk

Ruangan yang mengelola administrasi pengunjung. Guest elevator Sebagai sirkulasi vertikal yang menuju guest room atau fungsi lainnya.

Sirkulasi Area yang

menghubungkan fungsi ruangan.

Seating area Area terjadinya kontak sosial antar pengunjung.

kebutuhan pengunjung.

Bell man Sarana pelayanan

terhadap tamu

Support function Sarana penunjang public lainnya seperti toilet, mesin atm, dll. 3 Food and Beverage Restoran Bertanggung jawab menyediakan makanan dan minuman bagi tamu. Bar

Coffee Shop Lounge 4 Function

room

Pameran Ruangan yang

disediakan untuk berbagai fungsi Pertemuan 5 Recreation and sport area

Taman bunga Sarana yang disediakan

untuk melakukan

rekreasi, olahraga dan bersantai

Camping ground Kolam renang Kebun buah Arena outbond Back of the house

Service Area

6 General & Executive Manager Bertanggung jawab terhadap keseluruhan penglolaan hotel.

pengelolaan karyawan hotel

8 Front Office Bertanggung jawab

terhadap pelayanan

informasi hotel,

pemesanan kamar dan pembayaran.

9 House keeping and laundry Bertanggung jawab terhadap kebersihan seluruh area hotel, pemeliharaan inventaris

hotel, mengatur

perawatan linen dan pemeliharaannya, serta merawat tanaman yang berada di area hotel.

10 Uniform Service Bertanggung jawab atas

seragam karyawan hotel. 11 Engineering and Department Bertanggung jawab

terhadap pemeliharaan dan perbaikan sistem utilitas hotel serta menyediakan alat-alat pada event banquet.

12 Food & Beverage Department Bertanggungjawab dalam melayani fasilitas makanan dan minuman pada restaurant, bar, banquet serta taking to

order (mengambil

pesanan), menyajikan dan menyiapkan pesanan dari kamar tamu.

13 Purchasing and store Bertanggungjawab terhadap pengadaan dan pembelian barang untuk hotel.

14 Security department bertanggungjawab

terhadap keamanan hotel.

Tabel Data Pengunjung

Tabel 2.5 Jumlah Hotel Berbintang Tahun 2014

No. Kabupaten Jumlah Hotel Jumlah Kamar Lama Inap 1 Karo 10 848 1.1 2 Simalungun 9 639 1.48

3 Samosir 6 407 1.45 4 Toba Samosir - - - 5 Dairi - - - 6 Humbang Hasudutan - - - 7 Tapanuli Utara - - - Jumlah 25 1894 4.04 Rata - Rata 1.35

Tabel 2.6 Data Pengunjung 2010

No. Kabupaten Domestik

Manca Negara Jumlah 1 Karo 136,171 14,668 150,839 2 Simalungun 105,091 27,466 132,557 3 Samosir 97,366 20,849 118,215 4 Toba Samosir 52,864 10,323 63,187 5 Dairi 100,610 500 101,110 6 Humbang Hasudutan - - - 7 Tapanuli Utara 94,755 700 95,455 JUMLAH 586,857 74,506 661,363

Tabel 2.7 Data Pengunjung 2014 No. Kabupaten Domestik Manca Negara Jumlah 1 Karo 103,244 29,055 232,299 2 Simalungun 108,358 32,569 140,957 3 Samosir 140,537 30,450 170,987 4 Toba Samosir 106,896 12,329 116,088 5 Dairi 107,911 115 108,026 6 Humbang Hasudutan 4034 82 4116 7 Tapanuli Utara 91,647 1,500 93,147 JUMLAH 758,632 106,100 864,723

Dari data diatas kita mencari jumlah wisatawan yang akan berwisata. Berdasarkan berita dalam Liputan6.com, dikatakan bahwa proyek pengembangan wisata Danau Toba akan dilaksanakan pada tahun 2019 dengan target wisatawan mancanegara sebanyak 1.000.000 wisatawan, sementara target wisatawan domestik belum diketahui jumlahnya. Untuk itu, maka kita perlu mencari jumlah wisatawan domestik dengan rumus

PO = Po + b(x)

Perhitungan :

b = =

Jumlah wisatawan domestik

PO = Po + b (x)

= 758.623 + 34.354 = 930.393 wisatawan

- Jumlah target wisatawan pada tahun 2019 seluruhnya = Domestik + Mancanegara

= 930.393 + 1.000.000 = 1.930.393 wisatawan

Berdasarkan perbandingan data tahun 2014, pengunjung yang datang berwisata ke Kabupaten Karo berjumlah 232.299 wisatawan atau sekitar 26% dari keseluruhan pengunjung yang datang berwisata di sekitaran Danau Toba. Bila persentase pada tahun 2014 kita terapkan di tahun 2019 dengan jumlah keseluruhan wisatawan adalah 1.930.393 wisatawan, maka wisatawan yang datang di Kabupaten Karo adalah 501.902 wisatawan.

Apabila kita berasumsi bahwa wisatawan yang menginap adalh 76% dari keseluruhan wisatawan yang akan datang = 376.427 wisatawan

Jumlah kamar yang dibutuhkan adalah :

Jumlah kamar =

=

= 1091 Kamar ( Sekitaran Danau Toba)

Proyeksi wisatawan hotel berbintang di Karo tahun 2019

B= = Po = Po + b(x) = 232,299 + 16292 (5) = 313.759 - Jumlah Kamar = = = 909 kamar

- Kamar yang telah tersedia adalah = 848 kamar

- Kamar yang dibutuhkan = 909 kamar

- Jadi, Kekurangan kamar adalah = 61 kamar

Kamar yang dibutuhkan Kabupaten Karo dari segi wisata Danau Toba skala besar = 1091 kamar

- Kamar yang sudah tersedia = 848 kamar

2.2.4 Deskripsi Persyaratan dan kriteria ruang

Persyaratan dan kriteria ruang pada hotel bintang IV adalah memiliki minimal 2 restoran, bar and coffee shop minimal 1 unit, memiliki 1 function room, wajib memiliki kolam renang dan lounge seperti pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8 Persyaratan Hotel Berbintang No. Fasilitas Bintang

I Bintang II Bintang III Bintang IV Bintang 5 1 Kamar Tidur

Min. 15 Min 20 Min. 30 Min. 50 Min.100

Suite - Min. 1 Min. 2 Min. 4 Min. 5

Luas kamar (m2) 18-20 18-24 18-26 18-28 20-28 2 Restaurant Perlu min. 1 Perlu min. 1 Perlu min. 1 Perlu min. 2 Perlu min. 2 Bar & Coffee Shop Wajib Wajib min. 1 Wajib min. 1 Wajib min. 1 Wajib min. 1 3 Function Room - - Wajib min. 1 Dianjur kan pre- function Wajib min. 1 Dianjurkan pre- function Wajib min. 1 Dianjur kan pre- function Wajib min. 1 Dianjurk an pre- function

room room room room 4 Rekreasi dan olahrga Dianjur kan min. 1 jenis sarana lain Dianjur kan kolam renang Dianjur kan +2 jenis sarana lain Perlu kolam renang Dianjurkan +2 jenis sarana lain Wajib kolam renang Dianjur kan +2 jenis sarana lain Wajib kolam renang Dianjurk an +2 jenis sarana lain 5 Ruang yang disewakan Perlu min. 1 Perlu min. 1 Perlu min. 1 Perlu min. 3 Perlu min. 3

6 Lounge - - Wajib Wajib Wajib

7 Perlu Perlu Perlu Perlu Perlu Wajib

2.3 Elaborasi Tema

Elaborasi tema merupakan interpretasi tema yang akan diterapkan pada perancangan Sipiso-piso Park Hotel Resort. Tema yang diterapkan adalah Arsitektur Vernakular Karo.

2.3.1 Pengertian Arsitektur Vernakular

Arsitektur vernakular adalah arsitektur adat yang menghadapi rintangan berdasarkan kondisi lingkungan secara spontan dan anonim. Arsitektur vernakular juga merupakan karya arsitektur yang berorientasi pada jiwa (Mangunwijaya, 2009 dalam Arifin, 2008).

2.3.2 Studi banding arsitektur yang mempunyai tema sejenis

Studi Banding tema sejenis yang diulas adalah Toraja Heritage Hotel rantepao. Hotel Resort ini terletak di Rantepao, Toraja Utara Sulawesi Selatan. Bangunan ini menyerupai tongkonan. Dilihat dari bentuk atap yang melengkung menyerupai perahu dan tanduk kerbau yang disebut dengan ratiang banua. Denah berbentuk segi 4 yang memiliki makna 4 peristiwa hidup pada manusia yaitu kelahiran, kehidupan, pemujaan, dan kematian. Segi 4 juga sebagai simbol 4 penjuru mata angin.Struktur bangunan mengikuti makro-kosmos yang memiliki 3 lapisan banua (rumah) yaitu bagian atas (rattiang banua), bagian tengah (kalle banua) dan bagian bawah (sulluk banua). Hanya saja, telah dimodifikasi dengan bentuk yang berbeda (Gambar 2.4 (a))

Terdapat ukiran pada dinding dengan 4 warna dasar khas toraja yaitu kuning (melambangkan anugrah dan kekuasaan Tuhan), hitam (melambangkan kematian dan duka), putih (melambangkan tulang yang berarti kesucian), dan merah (melambangkan kehidupan manusia). Terdapat hiasan tanduk kerbau yang melambangkan kemewahan bagi masyarakat Toraja (Gambar 2.4 (b))

Interior lobby dengan bentuk plafon yang mengikuti atap, sama seperti tongkonan (Gambar 2.4 (c)). Pada Gambar 2.4 (d) menunjukkan perpektif Toraja Heritage Hotel. Gambar 2.4 (e) Interior kamar dengan nuansa kayu dan bambu yang merupakan ciri khas material arsitektur toraja. Gambar 2.4 (f) Pelayan restoran yang menggunakan baju adat toraja.

Gambar 2.4 Toraja Heritage Hotel Rantepao

Penerapan tema arsitektur vernakular pada Toraja Heritage Hotel Rantepao sangat baik karena wisatawan dapat merasakan suasana adat Toraja melalui sebuah hunian dan fasilitas pendukung lainnya., Bentuk bangunan yang persis menyerupai tongkonan dapat menjadi referensi untuk merancang sebuah cottage yang bentuknya persis seperti rumah adat Karo. Ukran yang terdapat pada fasad bangunan menjadi inspirasi dalam merancang fasad Hotel dan

(b) Ukiran (a) Fasad Hotel

(f) Pelayan Restoran (e) Interior Kamar

(d) Perspektif (c) Interior

Cottage. Material bangunan yang menggunakan material lokal juga dapat menjadi masukan yang baru untuk memikirkan penggunaan material pada Sipiso-Piso Park Hotel Resort.

2.3.3 Interpretasi tema

Penerapan arsitektur vernakular pada perancangan Sipiso- piso park hotel resort akan di interpretasikan melalui bentukan fasad yang akan mengikuti arsitektur karo. Penerapan lain yang di ambil pada arsitektur vernakular adalah tersedianya taman bunga dan kebun buah sehingga mampu beradaptasi dengan kondisi fisik kawasan wisata Kabupaten Karo yang merupakan kawasan agrowisata.

2.3.4 Keterkaitan tema dengan judul

Tema yang diangkat dalam perancangan Sipiso-piso Park Hotel Resort adalah tema arsitektur vernakular. Hal ini disebabkan karena Kabupaten Karo memiliki budaya yang sangat kuat dan unik. Kabudayaan yang khas dapat menjadi potensi wisata yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Melalui tema vernakular tersebut, diharapkan dapat memberikan sebuah hotel resort yang sesuai dengan tradisi kebudayaan karo namun tetap memberikan respon bangunan modern terhadap kondisi lingkungan sekitar.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pariwisata merupakan sebuah sektor yang sangat penting dalam suatu Negara, karena dapat meningkatkan kondisi perekonomian. Untuk pengembangkan pariwisata, harus tersedia infrastruktur dan fasilitas yang memadai agar dapat menarik perhatian dan minat wisatawan. Wisatawan adalah bagian terpenting dalam pariwisata karena akan menjadi alat pemasaran yang memiliki potensi (Ginting dan Wahid, 2015). Keuntungan Pariwisata secara langsung adalah dengan memproduksi sesuatu yang menarik wisatawan agar belanja dan meningkatkan nilai ekonomi. Hal tersebut dapat menjadi faktor kenaikan upah/ gaji para karyawan pariwisata. Keuntungan secara tidak langsung adalah dengan melakukan supplier berupa kerajinan tangan oleh masyarakat sekitar sehingga dapat meningkatkan keuntungan daerah wisata tersebut (Kristiningrum, 2014). Pariwisata di Indonesia banyak dan beragam, salah satu yang sangat menarik adalah wisata alam. Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di perkotaan karena tingkat pertumbuhan penduduk yang padat, aktivitas pekerjaan yang melelahkan, dan udara yang penuh dengan polusi, dapat menimbulkan stress sehingga akan mempengaruhi kesehatan manusia. Menyikapi hal tersebut, untuk memulihkan kesehatan para pekerja, manula, dan lain-lain, mereka membutuhkan kesegaran jiwa dan raga serta akomodasi penginapan yang menyajikan pemandangan yang indah dengan udara yang sejuk dan memiliki fasilitas rekreasi sehingga dapat mengubah gaya hidup yang terbiasa dilakukan di perkotaan. Untuk itu, sangat penting di rancang sebuah Hotel Resort untuk mendukung keinginan tersebut.

Perancangan Hotel Resort dilakukan dengan pendekatan “New Tourism Development” merespon potensi alam yang tersedia sehingga dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap sebuah wilayah jika

dikelola dengan baik dan profesional. selain potensi alam, kegiatan masyarakat lokal juga dapat ditonjolkan seperti pertanian, kerajinan tangan dan lain-lain yang dapat menunjang kegiatan pariwisata.

Perpaduan wisata alam dan budaya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan sehingga akan muncul kekhasan yang membedakan tempat yang satu dengan yang lain (Ginting dan Wahid, 2015). Kekhasan akan menjadi indentitas yang dapat memberikan kepuasan terhadap wisatawan sehingga muncul keinginan untuk menjaganya (Ginting dan Rahman, 2015). Wujud kebudayaan merupakan perpaduan yang harmonis sehingga menghasilkan etika yang mampu menangkal kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan pemikiran masyarakat di wilayah tersebut. Agar bidang kepariwisataan dapat bertahan, maka harus diperhatikan kelestarian lingkungan dan warisan budaya bangsa (Manuaba, 1998). Di dalam konteks arsitektur, untuk menyatukan antara bangunan dengan budaya atau tradisi setempat dapat dilakukan dengan pendekatan arsitektur vernakular yang merupakan arsitektur adat yang menghadapi rintangan berdasarkan kondisi lingkungan secara spontan dan anonim. Sipiso-piso, Desa tongging Kabupaten Karo – Sumatera Utara merupakan lokasi yang sangat strategis untuk pengembangan pariwisata. Sipiso-piso Desa tongging terletak di sebelah ujung utara danau toba dengan pemandangan yang sangat indah.

Potensi alam yang ditampilkan di Sipiso-piso Desa Tongging sangat banyak dan beragam. Oleh karena itu, saat ini pemerintah sedang gencar- gencarnya melakukan proyek skala besar untuk pengembangan wisata Danau Toba yang sebagian wilayahnya termasuk Kabupaten Karo serta isu geopark yang diusung oleh PBB melalui UNESCO untuk mendaftarkan

kawasan danau Toba menjadi warisan alam dunia yang dinamai “Geopark

Dokumen terkait