• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Sipiso-Piso Park Hotel Resort dengan Konsep Vernakular

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Sipiso-Piso Park Hotel Resort dengan Konsep Vernakular"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Sumatera Utara. Jumlah pengunjung hotel berbintang 2014. https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/16#subjekViewTab3|accordion-daftar-subjek2 diakses pada 12 Mei 2016

D.K. Ching, Francis. 2008. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan. Erlangga; Jakarta.

Ginting, N. & Rahman Vinky N. (2015).” Maimoon Palace Heritage District in Medan, Indonesia: What we preserve and why we preserve?”, Procedia - Social and Behavioral Sciences 222 ( 2016 ) 332 – 341

Ginting, N. & Wahid Julaihi (2015).”Exploring Identity’s Aspect of Continuity of Urban Heritage Tourism”, Procedia - Social and Behavioral Sciences 202. 234 – 241

http://www.agoda.com/grand-tjokro-yogyakarta/hotel/yogyakarta-id.

www.repository.usu.ac.id SK Menparpostel Nomor: KM 34/ HK 103/ MPPT 1987 diakses pada 8 agustus 2016

http://www.kemendagri.go.id/news/2016/07/27/gubsu-perlu-adanya-tindakan-tegas-dalam-pengembangan-geopark-kaldera-toba diakses pada 1 Oktober 2016

http://www.scribd.com/doc/106054166/Persyaratan-Dan-Kriteria-Hotel-ResortBintang diakses pada 2 juni 2016

Kristiningrum, N. D. 2014. Heritage Tourism dan Creative Tourism. Jurnal Hubungan Internasional. No.1, 43-54

(2)

Laporan Tugas Akhir: Tofani, Logi. 2011. Terminal Imbanagara Kabupaten Ciamis. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia

Lilianny S Arifin. 2008. Arsitektur Nusantara Ala Mangunwijaya:Membangkitkan

Makna Vernakular Lewat Jiwa Tradisi

dalam http://www.architerian.net/myforum/viewtopic.php? Diakses pada 3 juni 2016

Manuaba, A. ”Hubungan Simbiotik Kepariwisataan dan Lingkungan”, dalam Harian Umum Bali Post Rabu 22 Maret 1989

Manuaba, IB Adnyana, 1998. Makalah Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan, PS. Pariwisata, Denpasar

Marlina, Endy. 2008. Panduan Perancangan Bangunan Komersial. Yogyakarta: C.V Andi Offset

Mulyana, Deddy. 2001. metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Neufert, Ernest and Peter. 2006 “Architecture Data Third Edition” Blackwell

Science

Pemerintah Daerah Kabupaten Karo. Sumatera Utara. Rata-Rata Kelembaban

Udara, Curah Hujan Dan Hari Hujan 2015.

http://www.karokab.go.id/in/index.php/data-statistik?start=30 diakses pada 2 juni 2016

Suharjanto. 2011. “Membandingkan Istilah Arsitektur Tradisional Versus Arsitektur Vernakular: Studi Kasus Bangunan Minangkabau Dan bangunan Bali”. Binus University. Tahun ke-2. Nomor 2.

(3)

BAB III

METODOLOGI

3.1 Jenis Penelitian

Pada bab ini menjelaskan tentang metodologi yang diterapkan pada perancangan Sipiso-piso Park Hotel Resort yang terletak di Desa Tongging Kecamatan Merek Kabupaten Karo. Metodologi yang dilakukan adalah metodologi etnografi.

Menurut Mulyana (1999) Metodologi etnografi merupakan ilmu antropologi yang pada dasarnya adalah kegiatan penelitian untuk memahami cara orang berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena sehari-hari. Bertujuan untuk menguraikan suatu budaya secara menyeluruh yakni semua aspek budaya yang bersifat material, seperti artefak budaya dan yang bersifat abstrak, seperti pengalaman, kepercayaan norma, dan sistem nilai kelompok yang diteliti.

Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial dengan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.

Etnografi pada dasarnya lebih memanfaatkan teknik pengumpulan data pengamatan berperan serta (partisipant observation).

Spradley mengungkapkan beberapa tujuan penelitian etnografi, sbb:

(4)

b. Etnografi ditujukan guna melayani manusia, yakni menyuguhkan problem solving bagi permasalahan di masyarakat, bukan hanya sekadar ilmu untuk ilmu.

Etnografi merupakan sebuah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang.

Metode etnografi memiliki ciri unik yang membedakannya dengan metode penelitian kualitatif lainnya, yakni: observatory participant —sebagai teknik pengumpulan data, jangka waktu penelitian yang relatif lama, berada dalam setting tertentu, wawancara yang mendalam dan tak terstruktur serta mengikutsertakan interpretasi penelitinya.

Dalam pendekatan kualitatif langsung dijelaskan tentang semua permasalahan yang belum diketahui secara rinci, sehingga akan memberikan kemudahan bagi orang yang ingin mengetahui tentang semua pembahasan dalam penelitian tersebut.

Penelitian kualitatif memiliki enam ciri yaitu:

a. Memperdulikan konteks dan situasi (concern of contexs)

b. Berlatar alamiah (natural setting)

c. Manusia sebagai instrument utama (human instrument)

d. Data bersifat deskriptif (descriptive data)

e. Rancangan penelitian muncul bersamaan dengan pengamatan (emergent desain)

(5)

3.2 Metoda Pengumpulan Data

Berikut adalah tahapan dalam pengumpulan data :

a. Melakukan studi pustaka

Data sekunder yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan.

b. Melakukan Obeservasi

Metode observasi adalah metode pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Menganalisa data melalui survey langsung dilokasi untuk mendapatkan informasi keadaan site, analisa data RDTR, dan analisa perencanaan penataan kawasan pariwisata.

c. Metoda Pengumpulan Data

Menurut Koentjoroningrat, metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersifat dokumentasi atau catatan. Metode dokumentasi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu dokumentasi dalam arti luas yang berupa foto-foto, moment, dan rekaman.Sedangkan dokumen dalam arti sempit adalah kumpulan data verbal yang berbentuk tulisan.

d. Membuat catatan etnografis

Catatan berupa laporan ringkas, laporan yang diperluas, jurnal lapangan, dan analisis atau interpretasi.

(6)

3.3 Metoda Analisa Data

(7)

3.4 Bagan Proses Penelitian Kualitatif

Tahap Deskripsi

Memberikan gambaran tentang kawasan kabupaten karo

Temuan – Temuan Akhir (Merancang Sipiso-piso Park Hotel Resort)

Informasi ada pada objek tersebut

Informasi Aosisatif

Informasi yang menjelaskan saling hubungan antar variable dalam gejala pada objek tersebut

Mengolah data menjadi sebuah rencana perancangan bangunan

Tahap Reduksi

Mengulas masalah yang terdapat di lokasi perancangan

Temuan Sementara I

(8)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1 Analisa kondisi tapak dan lingkungan

Kondisi tapak perancangan Sipiso-piso Park Hotel Resort memiliki kontur yang curam karena berada di daerah perbukitan.

4.1.1 Lokasi

Gambar 4.1 Lokasi

Lokasi perancangan terletak di sipiso-piso Desa Tongging Kecamatan Merek Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.

1. Kriteria Pemilihan Lokasi

a. Tinjauan terhadap struktur kota

1. Lokasi perancangan berada di daerah kawasan wisata.

2. Lokasi perancangan tidak terlalu dekat dengan jalan utama sehingga tidak terlalu menimbulkan kebisingan.

(b) peta kawasan Danau Toba

(c) peta Kabupaten Karo

(e) peta site sipiso-piso (d) Peta Kawasan Tongging (a) peta Sumatera

(9)

3. Tapak mudah dicapai baik dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.

b. Pencapaian

Dari Kota Medan menuju ke Kota Berastagi. Setelah itu, menuju kota Kabanjahe lalu ke Desa Tongging.

Gambar 4.2 Pencapaian

c. Area pelayanan

Area pelayanan Sipiso-piso Park Hotel Resort mencakup wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara yang berkunjung di kawasan wisata Kabupaten Karo dan Danau Toba.

d. Persyaratan lain

Status kepemilikan tapak perancangan adalah dimiliki dan dikelola oleh pemerintah. Nilai lahan di sipiso-piso sangat strategis karena banyak potensi yang dapat di tonjolkan melalui potensi alam yang sudah ada. Jika dikelola dengan baik, maka akan sangat menguntungkan bagi kawasan sekitar.

2. Deskripsi kondisi eksisting lokasi sebagai tapak rancangan

(10)

b. Status Proyek : Fiktif c. Pemilik Proyek : Pemerintah

d. Lokasi Tapak : Sipiso-piso Desa Tongging e. Batas-batas Tapak

Batas Utara : Ladang

Batas Timur : Bukit Sipiso-piso Batas Selatan : Lembah desa Tongging Batas Barat : Air terjun sipiso-piso f. Luas Lahan : ± 3 Ha (± 30.000 ) g. Peruntukan Lahan : Pariwisata

h. Kontur : Curam

i. Pemilik Lahan : Pemerintah j. Fungsi Eksisting : Pariwisata

4.1.2 Kondisi dan Potensi lahan a. Analisa Iklim

(11)

Gambar 4.3 Analisa Iklim

b. Analisa Kebisingan

Pada gambar 4.3 dapat dijelaskan bahwa sumber kebisingan berasal dari kendaraan, akan tetapi tidak terlalu memiliki dampak negatif terhadap site karena lalu lintas kendaraan tidak terlalu padat.

(a) analisa matahari

(12)

c. Analisa Keadaan Tapak

Pada gambar 4.4 terlihat keadaan tapak pada lokasi perancangan di Sipiso-piso Park Hotel Resort memiliki kontur yang curam sehingga harus mempertimbangkan struktur dan keadaan tanah ketika mendesain. Dalam hal ini, perancang melakukan cut and fill.

(13)

Gambar 4.5 Analisa Keadaan Tapak

d. Analisa Drainase

Sistem drainase pada tapak perancangan tergolong baik karena memiliki selokan atau parit disepanjang jalan.

(a) peta topografi

(b) potongan kontur a-a

(14)

Gambar 4.6 Analisa Drainase e. Analisa Utilitas

Sistem utilitas pada site perancangan Sipiso-piso Park Hotel Resort adalah dengan memanfaatkan limbah padat dan limbah cair untuk perkebunan dengan menggunakan pesawat sederhana.

f. Analisa Kondisi Masyarakat dan Budaya

(15)

g. Analisa Pedestrian

Pada gambar 4.6 menunjukkan desain pedestrian yang berada di lokasi tapak perancangan dengan ukuran yang berbeda-beda.

Gambar 4.7 Pedestrian h. Analisa Vegetasi

Pada gambar 4.7 menunjukkan jenis vegetasi atau tanaman yang berada pada tapak perancangan.

(16)

i. Analisa Potensi Lahan

Pada site perancangan di sipiso-piso terdapat banyak potensi yang dapat di tonjolkan. Beberapa potensi tersebut terdiri dari perkebunan tomat, cabe, kol dll, terdapat juga gunung sipiso-piso yang dapat menjadi objek wisata paralayang dan pendakian. Di arah selatan terlihat pemandangan danau toba dan Desa Tongging sehingga sangat cocok untuk menjadi objek fotografi. Di arah barat terdapat objek wisata air terjun sipiso-piso dengan ketinggian 120 m.

(17)

4.1.3 Bangunan Sekitar

Lokasi site perancangan sipiso-piso dikelola oleh pemerintah. Akan tetapi, terdapat beberapa tanah yang disewa oleh masyarakat kemudian mendirikan bangunan di tanah tersebut dengan fungsi sebagai toko souvenir dan warung makan. Dari segi arsitektur, bangunan yang terdapat di site tersebut didesain dengan bentuk yang sederhana dan tidak mencirikan arsitektur Karo. Selain itu, terdapat restoran dan beberapa gazebo yang dibangun oleh pemerintah dengan desain arsitektur Karo.

(18)

4.1.4 Prasarana

Site perancangan Sipiso-piso Park Hotel Resort berada jauh dari sarana dan prasarana. Ketersediaan fasilitas umum seperti Rumah Sakit, Kantor Polisi, halte dll masih belum ditemukan. Hal ini menjadi salah satu masalah pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Karo.

4.1.5 Karakter Lingkungan

Sipiso-piso berada di Desa Tongging yang merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi. Tongging berada di tengah-tengah daerah yang didiami oleh 3 suku yaitu Batak Toba, PakPak, dan Karo. Desa Tongging merupakan salah satu kawasan wisata yang banyak dikujungi oleh wisatawan karena memiliki panorama alam yang memukau. Dari Desa Tongging, wisatawan dapat menikmati keindahan danau toba, air terjun sipiso-piso, gunung sipiso-piso dan perkebunan.

4.1.6 Pemandangan

Pemandangan yang ditawarkan adalah air terjun sipiso-piso, danau toba, gunung sipiso-piso dan perkebunan.

Gambar 4.11 Pemandangan

(a) perkebunan (b) gunung sipiso-piso

(19)

4.1.7 Orientasi

Orientasi bangunan sebagian besar menghadap ke arah selatan dan arah barat karena memiliki view yang menarik yaitu danau toba dan air terjun sipiso-piso.

Gambar 4.12 Orientasi bangunan 4.1.8 Lalu Lintas

Jalur menuju site perancangan Sipiso-Piso Park Hotel Resort merupakan jalur lintas Kabupaten. Kemacetan sering terjadi pada saat hari libur.

4.1.9 Sirkulasi

(20)

Gambar 4.13 Sirkulasi

4.2 Analisa Fungsional 4.2.1 Analisa Ruang

Berdasarkan hasil perhitungan pada Bab II, jumlah kamar yang dibutuhkan di Kabupaten Karo berdasarkan wisata danau toba adalah 243 kamar dengan jumlah pengunjung 1.930.393 wisatawan.

Diagram Matrix

(21)

Diagram Hubungan Antar Ruang

Diagram 4.2 Diagram Hubungan Antar Ruang

Diagram 4.1 dan Diagram 4.2 menunjukkan hubungan antar ruang pada Sipiso-piso Park Hotel Resort. Kamar hotel memiliki hubungan langsung dengan fasilitas penunjang dan fasilitas rekreasi.

Tabel Kebutuhan Ruang

Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah kamar hotel yang terdapat pada Sipiso-piso Park Hotel Resort adalah 63 kamar dengan spesifikasinya adalah 24 unit kamar deluxe, 23 unit kamar premiere dan 16 unit kamar suite dan juga memiliki Cottage dengan 2 tipe yang berbeda.

(22)

Tabel 4.1 program ruang

No. Nama Ruang

Luas

standart

(m2)

Kapasitas Jumlah Total (m2)

RUANG DALAM

FRONT OF THE HOUSE

AREA PRIVAT 8068

1 Kamar Hotel 5833

Deluxe 48 24 1152

Premiere 64 23 1472

Suite 98 16 1568

Sirkulasi (30%) 1641

2 Cottage 2235

Tipe 1 100 6 600

Tipe 2 150 6 900

Sirkulasi (30%) 735

AREA PUBLIK 1319,1

3 Lobby 297,2

Ruang Pameran 120

(23)

Pertunjukan

Ruang Pegawai 49

Kamar Mandi 0,96 28

FOOD AND BEVERAGES 2215

(24)

Dapur 20% ruang

PENGELOLA OLAHRAGA DAN REKREASI 168

(25)

Ruang manager 4,5 3 13,5

Ruang staff 5 5 25

17 Front office 38,5

Ruang manager 4,5 3 13,5

Ruang staff 5 5 25

18 House keeping & laundry 174

Laundry washer 8 8 64

20 Engineering & department 38,5

Ruang manager 4,5 3 13,5

Ruang staff 5 5 25

21 Food and

beverage

4,5 3 13,5

22 Purchasing & store 212,5

Ruang staff 4,5 22,5

Gudang 100

Loading dock 5 50

R. sampah 20 40

23 Security department 174

Ruang chief 4,5 3 13,5

(26)

4.2.2 Suasana Ruang

Suasana ruang dirancang dengan memberikan kesan yang menarik dan terukur dengan baik sehingga akan menciptakan suasana yang sesuai dengan tema yang di pikirkan oleh perancang.

4.2.3 Bentuk

Beberapa bentuk hotel pada gambar ini dapat menjadi referensi dalam merancang Sipiso-Piso Park Hotel Resort.

4.14 Bentuk 1

(27)

Gambar 4.15 Bentuk 2

(Sumber : Panduan Perancangan Bangunan Komersial)

Gambar 4.16 Bentuk 3

(Sumber : Panduan Perancangan Bangunan Komersial) 4.3 Analisa Teknologi

4.3.1 Analisa Struktur

(28)

utilitas bangunan, transportasi vertikal, dan pencegahan kebakaran. Efisiensi dari sistem struktur dinilai dari kemampuannya dalam menahan beban lateral yang tinggi, dimana hal ini dapat menambah tinggi rangka. Suatu bangunan dinyatakan sebagai bangunan tinggi bila efek beban lateral tercermin dalam desainnya. Defleksi lateral dari suatu bangunan tinggi harus dibatasi untuk mencegah kerusakan elemen struktural dan non-struktural. Kecepatan angin di bagian atas bangunan juga harus dibatasi sesuai dengan kriteria kenyamanan, untuk menghindari kondisi yang tidak nyaman bagi penghuninya.

Gambar 4.17 Pengelompokan sistem bangunan tinggi (Sumber:Chen & Liu, 200)

(29)

a. Struktur Pondasi

Struktur pondasi bangunan utama menggunakan pondasi tiang pancang. Pondasi ini sangat cocok untuk Sipiso-Piso Park Hotel Resort karena terdiri dari 8 lantai sehingga kuat untuk menahan beban.

b. Sistem Sirkulasi

Pada bangunan Sipiso-piso Park Hotel Resort menggunakan 2 sistem sirkulasi yaitu sirkulasi vertikal berupa tangga dan lift dan sirkulasi horizontal berupa koridor.

4.3.2 Analisa Utilitas a. Plumbing

Sistem Air Bersih

Kebutuhan air bersih direncanakan berasal dari PDAM. Sirkulasi aliran air bersih setelah dari PDAM adalah menuju meteran, lalu menuju penampungan air sentral yang dilanjutkan ke pompa sehingga pada akhirnya dialirkan ke penampungan air penunjang lainnya.

Sistem Air Kotor

Sistem air kotor setelah di proses akan dialirkan ke saluran pembuangan yang tersedia.

b. Elektrikal

Sumber daya listrik yang digunakan pada seluruh bangunan berasal dari PLN.

c. Pengkondisian Udara

(30)

memanfaatkan udara luar melalui bukaan dan pengkondisian buatan dengan menggunakan AC.

4.4 Analisa dan Penerapan Tema

Penerapan tema Arsitektur Vernakular pada bangunan yang dirancang adalah sebagai berikut :

a. Seluruh atap pada bangunan menggunakan atap tradisional Karo.

b. Menggunakan ukiran tradisional Karo pada bagian fasad bangunan utama.

c. Bangunan cottage dirancang dengan arsitektur tradisional Karo sehingga menyerupai rumah adat Karo.

d. Terdapat panggung pagelaran seni budaya Karo pada area panatapan.

e. Terdapat ruang untuk menenun sebagai wujud mempertahankan khas kebudayaan Karo.

4.5 Kesimpulan

(31)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar

Arsitektur Vernakular adalah istilah yang digunakan untuk mengkatagorikan metode kontruksi yang menggunakan sumber daya orisinal lokal untuk memenuhi kebutuhan lokal. Arsitektur vernakular berkembang setiap waktu untuk merefleksikan lingkungan, budaya, dan sejarah dari daerah dimana karya arsitektur tersebut muncul dan berada atau eksis (Suharjanto 2011).

Struktur bangunan vernakular mudah dipelajari dan dimengerti. Terbuat dari material local yang cocok secara ekologi, yaitu sesuai dengan iklim lokal, flora, fauna dan pola kehidupan. Dengan demikian, bangunan vernakular memiliki kesesuaian dengan lingkungan setempat dan memiliki skala manusia atau skala rakyat biasa, bukan skala keagungan istana kerajaan ataupun skala bangunan keagamaan yang megah.

5.2 Konsep Perancangan Tapak

(32)

5.2.1 Pemintakan

Pemintakan perkampungan rumah adat Karo terbagi atas kelompok yang masing-masing memiliki rumah adat, lesung, lumbung, geriten dengan pola hierarki benua bawah (kuburan), benua tengah (hunian), benua atas (geritan).

Gambar 5.1 Pemintakan rumah adat karo

Pemintakan pada Hotel Resort terdiri dari zona public yaitu parkir, zona semi public yaitu panatapan serta zona privat yaitu hotel dan cottage.

Gambar 5.2 Pemintakan Sipiso-piso Park Hotel Resort Zona

Public

Zona semi Public

(33)

5.2.2 Tata Ruang Luar

Orientasi dan Pola Perkampungan suku Karo yaitu mengikuti arah aliran-aliran sungai yang terdapat di sekitarnya. Alasan pembangunan rumah tradisional Batak Karo mengikuti arah aliran sungai adalah karena masih adanya kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan gaib yang dapat mengganggu apabila pembangunan rumah tidak seperti yang telah ditetapkan.

Gambar 5.3 Tata Ruang Luar

(34)

Pada area panatapan Air terjun sipiso-piso dan Danau Toba terdapat sebuah panggung pagelaran seni Budaya Karo yang berfungsi untuk melestarikan serta memperkenalkan budaya Karo kepada Wisatawan.

Gambar 5.4 Panggung Pagelaran Seni

(35)

5.2.3 Gubahan Massa

Bentuk massa bangunan di desain dengan bentuk melengkung dan menghadap ke arah selatan agar dapat merekam semua panorama alam yang tersedia yaitu pemandangan air terjun sipiso-piso yang berada di arah barat, pemandangan danau toba serta keindahan desa Tonging yang berada di arah selatan dan pemandangan gunung sipiso-piso yang berada di arah tenggara. Ketiga panorama tersebut merupakan view terbaik yang bisa dinikmati.

Gambar 5.6 Gubahan massa hotel

(36)

Hotel terdiri dari 8 lantai. Basement 1 dan 2 berfungsi sebagai kamar hotel, groundplan dan lantai 2 berfungsi sebagai kantor pengelola dan fasilitas penunjang hotel, lantai 3-6 berfungsi sebagai kamar hotel. Sirkulasi terdiri dari sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertical yaitu tangga, lift dan koridor.

Gambar 5.8 Rumah adat Karo

Dibentuk oleh aspek kosmologi dengan analogi tubuh manusia: (atap-kepala, hunian-badan, kolong-kaki).

Gambar 5.9 Gubahan massa Cottage

(37)

5.2.4 Hirarki Ruang

Hirarki ruang yang terdiri dari ruang publik, ruang semi publik, ruang semi private dan ruang private. Zona tersebut terbagi atas Ture-ture, Kembang labah, daliken, dan ruang pribadi.

Gambar 5.10 Hirarki Rumah Adat Karo

Hotel Resort menerapkan sistem hirarki ruang yang terdiri dari Ture-ture (entrance utama), Kembang Labah (entrance memasuki bangunan), Daliken (lobby), ruang pribadi (Cottage dan Kamar Hotel).

(38)

5.2.5 Sirkulasi

Sistem sirkulasi adalah prasaran penghubung vital yang menghubungkan berbagai kegiatan dan penggunaan suatu lahan di atas suatu area dan di dalam bangunan yang mempertimbangkan aspek fungsional, ekonomis, keluwesan dan kenyamanan (Tofani, 2011).

Sirkulasi umum tidak teratur, tetapi ada ketentuan khusus dengan adanya pola distribusi massa Rumah Adat, Lesung, Lumbung, Geriten (mengarah ke cluster).

(39)

Gambar 5.12 Sirkulasi Sipiso-piso Park Hotel Resort

5.2.6 Parkir

Parkiran pada site terletak pada bagian depan tapak untuk mempermudah pengunjung. Parkiran terbagi atas 2 jenis yaitu parkiran untuk tamu hotel serta cottage dan parkiran untuk engunjung yang menikmati panorama alam.

Gambar 5.13 Parkir

5.2.7 Tata Hijau

(40)

Gambar 5.14 Tata Hijau

5.3 Konsep Perancangan Bangunan

Sipiso-piso Park Hotel Resort dirancang dengan konsep arsitektur vernakular Karo. Bangunan utama berfungsi sebagai Hotel yang terdiri dari 8 lantai. Selain hotel, terdapat juga cottage yang terdiri dari 2 tipe, toko souvenir dan restoran.

5.3.1 Pemintakan

(41)

Gambar 5.15 Pemintakan Bangunan 5.3.2 Tata Ruang Dalam

Tata ruang dalam pada rumah dat Karo terdiri dari Jabu (ruangan) dan daliken (dapur). Terdapat koridor di tengah ruangan yang berfungsi sebagai sirkulasi sekaligus untuk memisahkan jabu yang satu dengan lainnya.

(42)

Persamaan antara tata ruang dalam rumah adat karo dengan ruang dalam hotel dan cottage adalah terbagi atas beberapa jabu (ruangan) yang tersusun sesuai zona yang telah ditentukan kemudian dihubungkan oleh koridor.

Gambar 5.17 Zoning Ruangan

5.3.3 Sirkulasi

Sirkulasi pada bangunan Sipiso-piso Park Hotel Resort terdiri dari koridor, tangga dan lift.

(a) zoning groundplan

(b) zoning lantai 2

(d) zoning basement 1

(c) zoning lantai tipikal 3-6

(e) zoning basement 2

(43)

Gambar 5.18 Sirkulasi Horizontal Rumah adat Karo

Gambar 5.19 Sirkulasi Ruangan (a) Sirkulasi groundplan

(b) Sirkulasi lantai 2

(d) Sirkulasi basement 1

(c) Sirkulasi lantai tipikal 3-6

(e) Sirkulasi basement 2

(44)

5.3.4 Bentuk dan Estetika Bentuk

Ornamen rumah tradisional Karo berhubungan dengan lambang terkait dengan adat-istiadat. Sebagai suatu produk budaya yang diciptakan nenek moyang sebagai hasil dari belajar khususnya melalui alam yang dipercayai mengandung makna khusus. Lebih khusus lagi, menurut Sitepu (dalam Surbakti, 2008), ornamen dipercaya sebagai penolak bala, penangkal roh jahat, dan sebagai media pengobatan juga memperindah bangunan. Bangunan dan ornamen menjadi suatu kesatuan yang utuh serta memberikan kesan keagungan dan keindahan.

(45)

Gambar 5.21 Fasad Hotel

Atap bangunan utama mengadopsi bentuk atap rumah adat Karo. Atap tersebut menggunakan material baja ringan dan seng. Pada bagian fasad hotel terdapat ukiran atau gerga khas Karo sehingga menambah estetika pada hotel tersebut.

(46)

Bentuk cottage dirancang dengan menyerupai rumah adat Karo agar menambah kesan budaya pada Sipiso-piso Park Hotel Resort sehingga para pengunjung dapat merasakan susasana rumah adat Karo.

5.4 Konsep Perancangan Struktur Bangunan

Dalam merancang sebuah bangunan perlu diketahui perilaku dari struktur tersebut. Hal yang perlu di perhatikan adalah :

a. Setiap struktur memiliki respon yang berbeda terhadap beban yang bekerja padanya.

b. Ditinjau dari segi geometri dari respon struktur dapat bersifat linier dan non linear.

c. Ditinjau dari segi properti material dapat bersifat elastis dan inelastis. d. Respon struktur tergantung dari waktu, temperatur dan kondisi

lingkungan.

e. Respon dari struktur terhadap beban luar yang bekerja padanya dapat dilihat dari perilaku struktur.

5.4.1 Struktur dan Konstruksi

(47)

Gambar 5.23 Struktur Bangunan Utama

5.4.2 Pemilihan Jenis Struktur, Bahan dan Sistem Konstruksi Material yang digunakan pada bangunan utama adalah beton dan kaca. Bagian atap menggunakan rangka baja sedangkan penutup atap menggunakan seng.

Material yang digunakan pada bangunan cottage adalah kayu, bambu dan ijuk.

5.4.3 Konsep, Metoda dan Tahapan Pembangunan

Urutan kegiatan pelaksanaan metode pembangunan adalah:

1. pekerjaan persiapan pengaturan arus transportasi.

2. Penggalian tanah.

3. Pembuatan pondasi.

4. pembuatan dinding penahan tanah.

(48)

5.5 Konsep Perancangan Utilitas Bangunan

Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudian komunikasi dan mobilitas dalam bangunan.

5.5.1 Sistem Plumbing

Sistem plumbing adalah suatu pekerjaan meliputi sistem pembuangan limbah / air buangan (air kotor dan air bekas), sistem venting, air hujan dan sistem penyediaan Air bersih.

5.5.2 Sistem Jaringan Listrik

Diagram 5.2 Skema Jaringan Listrik

(49)

5.5.3 Sistem Penanggulangan Kebakaran

Sistem fire Fighting atau sistem pemadam kebakaran disediakan di gedung sebagai preventif (pencegah) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler, sistem hidran dan Fire Extinguisher. Dan pada tempat-tempat tertentu digunakan juga sistem fire gas.Tetapi pada umumnya sistem yang digunakan terdiri dari: sistem sprinkler, hidran dan fire extinguisher.

5.5.4 Sistem Pengkondisian Udara

Secara umum sistem tata udara berfungsi mempertahankan kondisi udara ruanga baik suhu maupun kelembaban agar udara terasa lebih nyaman. Kenyamanan dalam suatu ruangan diperkantoran / fungsi gedung lainnya merupakan kebutuhan psikologis yang mulai banyak diperhatikan di zaman modern ini.

5.5.5 Sistem Transportasi Vertikal (lift)

(50)

BAB VI

PERANCANGAN ARSITEKTUR

6.1 Sketsa Suasana Eksterior

Suasana eksterior Sipiso-piso Park Hotel Resort dikelilingi oleh panorama alam seperti Pemandangan Danau Toba, Air terjun Sipiso-piso, Pegunungan dan Perkebunan. Untuk merespon panorama tersebut maka di desain sebuah ruang publik yaitu panatapan yang berfungsi sebagai tempat untuk menikmati panorama sekitar. Terdapat sebuah panggung pagelaran seni budaya Karo untuk memperkenalkan budaya Karo terhadap wisatawan, camping ground, arena outbond, jogging track dll.

(51)

Hotel terdiri dari 63 kamar dengan spesifikasinya adalah 24 unit kamar deluxe, 23 unit kamar premiere dan 16 unit kamar suite dan juga memiliki Cottage dengan 2 tipe yang berbeda yaitu tipe 100 dan tipe 150.

Gambar 6.2 Potongan Tapak

(52)

Setiap jenis cottage memiliki 2 kamar tidur yang menawarkan panorama danau toba dan air terjun sipiso-piso. Pada teras bagian belakang terdapat sebuah jacuzzi dan tempat untuk bersantai.

Gambar 6.4 Hotel

(53)

Selain kamar hotel dan cottage, Sipiso-piso Park Hotel Resort juga menyediakan camping ground untuk pengunjung yang ingin menginap dan merasakan langsung suasana dengan tenda yang telah disediakan.

Agar pengunjung hotel, cottage dan camping ground tetap bugar, maka disediakan arena jogging track yang berada disekitar cottage.

Gambar 6.6 Camping Ground dan Cottage

(54)

Untuk mempertahankan dan memperkenalkan budaya Karo kepada pengunjung, maka terdapat sebuah panggung pagelaran seni budaya Karo yang terletak di sekitar panatapan.

Selain fasilitas rekreasi, Sipiso-piso Park Hotel Resort memiliki toko souvenir yang menjual souvenir khas Karo.

Gambar 6.9 Toko Souvenir

(55)

Salah satu fasilitas penunjang yang terdapat di Sipiso-Piso Park Hotel Resort adalah restoran.

Gambar 6.10 Restoran

(56)

6.2 Sketsa Suasana Interior

Berikut sketsa interior beberapa ruangan yang terdapat pada Sipiso-piso Park Hotel Resort. Kamar Hotel terdiri dari 3 tipe yaitu deluxe, Premiere dan Suite.

Gambar 6.12 Roof Garden 2

(57)
(58)

Selain kamar, terdapat salah satu fasilitas penunjang yaitu Bar & Lounge yang dilengkapi dengan panggung.

Gambar 6.16 Kamar Cottage

(59)

Salah satu ruang pada fasilitas penunjang adalah ruang rapat yang termasuk sebagai ruang pengelola.

6.3 Tampak

Berikut sketsa tampak pada Sipiso-piso Park Hotel Resort.

(60)

Gambar 6.20 Tampak Belakang

Gambar 6.21 Tampak Kiri

(61)

6.4 Foto Maket

Gambar 6.23 Maket Hotel

(62)

Gambar 6.25 Maket Hotel

(63)

Gambar 6.27 Maket Cottage tipe 150

(64)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terminologi Judul

Judul proyek pada perancangan ini adalah Sipiso-piso Park Hotel Resort. Sipiso-piso merupakan nama air terjun yang terdapat di Tanah Karo yang merupakan salah satu situs geopark di Sumatera Utara. Park adalah Sebuah taman atau tempat rekreasi. Hotel Resort adalah sebuah hotel yang terletak didekat kawasan wisata alam seperti ditepi pantai atau pegunungan yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi untuk kegiatan berlibur dan beristirahat yang umunya jauh dari pusat kota (Kurniasih, 2006)

2.2 Tinjauan Fungsi

Menurut SK Menparpostel Nomor KM34/HK 103/MPPT1987 bahwa Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makanan dan minuman, serta jasa lainnya untuk umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan di dalam keputusan pemerintah.

(65)

Jenis-jenis hotel resort :

a. Resort town/city resort hotel yaitu hotel resort yang berada di kota.

b. Beach resort/sea side resort yaitu Hotel resort yang terletak di pantai atau tepi laut, dengan fokus utamanya adalah laut itu sendiri sebagai obyek yang rekreatif.

c. Golf resort yaitu Hotel resort yang memiliki fasilitas yang berkaitan dengan olahraga golf.Biasanya terletak juga pada area golf tersebut.

d. Spa resort yaitu Hotel resort yang memiliki fasilitas spa sebagai salah satu akomodasi hotel dan sebagai daya tarik utama.

e. Ski resort yaitu Hotel resort yang berada pada area rekreasi ski, biasanya menyediakan fasilitas olahraga salju dengan olahraga utamanya adalah ski.

f. Health resort (sanatorium) yaitu Hotel resort yang menyediakan fasilitas utama yang berhubungan dengan kesehatan.Misalnya adalah hotel resor yang dilengkapi dengan fasilitas hydrotherapi.

(66)

2.2.1 Studi banding arsitektur yang mempunyai fungsi sejenis

The White Mountain Hotel and Resort dan The Westin Trillium House, Blue Mountain merupakan contoh studi banding fungsi sejenis Hotel Resort pegunungan yang menjadi referensi pada perancangan Sipiso-Piso Park Hotel Resort.

The White Mountain Hotel and Resort

White Mountain Hotel and Resort terletak di North Conway , New Hampshire. Pada sekitar hotel resort ini terdapat pemandangan indah gunung Cranmore, gunung kerasarge, tebing, dan danau.

Berikut gambar program ruang the white mountain hotel and resort

(67)

Gambar 2.2 The white mountain hotel and resort

(Sumber : www.thewhitemountainhotelresort) (a) Tampak

(a)

(68)

The Westin Trillium House, Blue Mountain

The Westin Trillium House, Blue Mountain merupakan hotel bintang IV yang terletak di 220 Gord Canning Drive, The Blue Mountains, ON L9Y 0V9, Kanada.

Gambar 2.3 The Westin Trillium House, Blue Mountain

(Sumber : www.thewestintrilliumhouse) (c) Lantai 2

(69)

Dari kedua contoh studi banding fungsi sejenis yang telah diulas maka dapat simpulkan bahwa Hotel Resort memiliki kamar dengan ukuran yang berbeda dengan hotel bisnis. Kamar pada Hotel Resort memiliki ukuran yang cukup luas. Selain itu, Hotel Resort memiliki fasilitas penunjang seperti Spa & Sauna, Fitness Centre, Restoran dll.

2.2.2 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Pengguna hotel resort terdiri dari wisatawan dan pengelola. Wisatawan terbagi atas wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Pengelola terdiri dari general manager, karyawan hotel dan karyawan teknisi.

Kegiatan Pada Hotel Resort

Kegiatan pada hotel resort terbagi atas 5 kelompok kegiatan. Kegiatan utama adalah menginap dan wisata.

Tabel 2.1 Kegiatan Hotel Resort

No.

2 Pelayanan - Absensi kedatangan/kepulangan pengelola

(70)

3 Pengelolaan - Kegiatan administrtif - Kegiatan pengawasan - Kegiatan operasional - Kegiatan keamanan 4 Teknikal - Kegiiatan pengawasan

- Kegiatan pemeliharaan

- Kegiatan perawatan dan kebersihan - Kegiatan plumbing dan sanitasi 5 Kegiatan - Indoor

- Outdoor

2.2.3 Deskripsi Perilaku

Perilaku yang terjadi pada hotel resort terbagi atas 4 perilaku. Keempat perilaku tersebut memiliki tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan kelompok kegiatan.

Tabel 2.2 Deskripsi Perilaku

No. Pelaku Alur kegiatan

(71)

2.2.4 Deskripsi kebutuhan ruang dan besaran ruang

Deskripsi kebutuhan ruang terbagi atas 2 area yaitu Front of the House dan Back of the House. Front of the house meliputi ruang publik dan ruang privat sedangkan back of the house meliputi ruang service.

Tabel 2.3 Deskripsi kebutuhan ruang.

No. Area Penjelasan

1

Front of the house

Public Area

Area pertemuan antara yang melayani dengan yang dilayani. Dalam hal ini, pertemuan antara karyawan dengan tamu atau 2 Pengelola

3 Karyawan

(72)

tamu dengan tamu lainnya.

Private Area

Area kegiatan pribadi pengunjung seperti kamar tidur.

2 karyawan yang berguna untuk memberikan pelayanan bagi pengunjung.

(73)

Tabel 2.4 Deskripsi ruang

No.

Nama ruang

Deskripsi Penjelasan

Front of the house Private area

1

Kamar

Deluxe Ruangan untuk

menginap bagi para luar dengan ruang dalam. Frontdesk/reception

desk

Ruangan yang mengelola administrasi pengunjung. Guest elevator Sebagai sirkulasi vertikal yang menuju guest room atau fungsi lainnya.

Sirkulasi Area yang

menghubungkan fungsi ruangan.

Seating area Area terjadinya kontak sosial antar pengunjung.

(74)

kebutuhan pengunjung.

Bell man Sarana pelayanan

terhadap tamu

Support function Sarana penunjang public lainnya seperti toilet, mesin atm, dll. dan minuman bagi tamu. Bar

Coffee Shop Lounge 4 Function

room

Pameran Ruangan yang

disediakan untuk

Taman bunga Sarana yang disediakan

untuk melakukan

rekreasi, olahraga dan bersantai

6 General & Executive Manager Bertanggung jawab terhadap keseluruhan penglolaan hotel.

(75)

pengelolaan karyawan hotel

8 Front Office Bertanggung jawab

terhadap pelayanan

informasi hotel,

pemesanan kamar dan pembayaran.

9 House keeping and laundry Bertanggung jawab terhadap kebersihan merawat tanaman yang berada di area hotel.

10 Uniform Service Bertanggung jawab atas

seragam karyawan hotel. 11 Engineering and Department Bertanggung jawab

(76)

12 Food & Beverage Department Bertanggungjawab dalam melayani fasilitas makanan dan minuman

13 Purchasing and store Bertanggungjawab terhadap pengadaan dan pembelian barang untuk hotel.

14 Security department bertanggungjawab

terhadap keamanan hotel.

Tabel Data Pengunjung

Tabel 2.5 Jumlah Hotel Berbintang Tahun 2014

(77)

3 Samosir 6 407 1.45

Tabel 2.6 Data Pengunjung 2010

(78)

Tabel 2.7 Data Pengunjung 2014

JUMLAH 758,632 106,100 864,723

Dari data diatas kita mencari jumlah wisatawan yang akan berwisata. Berdasarkan berita dalam Liputan6.com, dikatakan bahwa proyek pengembangan wisata Danau Toba akan dilaksanakan pada tahun 2019 dengan target wisatawan mancanegara sebanyak 1.000.000 wisatawan, sementara target wisatawan domestik belum diketahui jumlahnya. Untuk itu, maka kita perlu mencari jumlah wisatawan domestik dengan rumus

PO = Po + b(x)

Perhitungan :

(79)

b = =

Jumlah wisatawan domestik

PO = Po + b (x)

= 758.623 + 34.354 = 930.393 wisatawan

- Jumlah target wisatawan pada tahun 2019 seluruhnya = Domestik + Mancanegara

= 930.393 + 1.000.000 = 1.930.393 wisatawan

Berdasarkan perbandingan data tahun 2014, pengunjung yang datang berwisata ke Kabupaten Karo berjumlah 232.299 wisatawan atau sekitar 26% dari keseluruhan pengunjung yang datang berwisata di sekitaran Danau Toba. Bila persentase pada tahun 2014 kita terapkan di tahun 2019 dengan jumlah keseluruhan wisatawan adalah 1.930.393 wisatawan, maka wisatawan yang datang di Kabupaten Karo adalah 501.902 wisatawan.

Apabila kita berasumsi bahwa wisatawan yang menginap adalh 76% dari keseluruhan wisatawan yang akan datang = 376.427 wisatawan

Jumlah kamar yang dibutuhkan adalah :

Jumlah kamar =

(80)

=

= 1091 Kamar ( Sekitaran Danau Toba)

Proyeksi wisatawan hotel berbintang di Karo tahun 2019

B= =

- Kamar yang telah tersedia adalah = 848 kamar

- Kamar yang dibutuhkan = 909 kamar

- Jadi, Kekurangan kamar adalah = 61 kamar

Kamar yang dibutuhkan Kabupaten Karo dari segi wisata Danau Toba skala besar = 1091 kamar

- Kamar yang sudah tersedia = 848 kamar

(81)

2.2.4 Deskripsi Persyaratan dan kriteria ruang

Persyaratan dan kriteria ruang pada hotel bintang IV adalah memiliki minimal 2 restoran, bar and coffee shop minimal 1 unit, memiliki 1 function room, wajib memiliki kolam renang dan lounge seperti pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8 Persyaratan Hotel Berbintang

No. Fasilitas Bintang

(82)

room room room room

(83)

2.3 Elaborasi Tema

Elaborasi tema merupakan interpretasi tema yang akan diterapkan pada perancangan Sipiso-piso Park Hotel Resort. Tema yang diterapkan adalah Arsitektur Vernakular Karo.

2.3.1 Pengertian Arsitektur Vernakular

Arsitektur vernakular adalah arsitektur adat yang menghadapi rintangan berdasarkan kondisi lingkungan secara spontan dan anonim. Arsitektur vernakular juga merupakan karya arsitektur yang berorientasi pada jiwa (Mangunwijaya, 2009 dalam Arifin, 2008).

2.3.2 Studi banding arsitektur yang mempunyai tema sejenis

(84)

Terdapat ukiran pada dinding dengan 4 warna dasar khas toraja yaitu kuning (melambangkan anugrah dan kekuasaan Tuhan), hitam (melambangkan kematian dan duka), putih (melambangkan tulang yang berarti kesucian), dan merah (melambangkan kehidupan manusia). Terdapat hiasan tanduk kerbau yang melambangkan kemewahan bagi masyarakat Toraja (Gambar 2.4 (b))

(85)

Gambar 2.4 Toraja Heritage Hotel Rantepao

Penerapan tema arsitektur vernakular pada Toraja Heritage Hotel Rantepao sangat baik karena wisatawan dapat merasakan suasana adat Toraja melalui sebuah hunian dan fasilitas pendukung lainnya., Bentuk bangunan yang persis menyerupai tongkonan dapat menjadi referensi untuk merancang sebuah cottage yang bentuknya persis seperti rumah adat Karo. Ukran yang terdapat pada fasad bangunan menjadi inspirasi dalam merancang fasad Hotel dan

(b) Ukiran (a) Fasad Hotel

(f) Pelayan Restoran (e) Interior Kamar

(86)

Cottage. Material bangunan yang menggunakan material lokal juga dapat menjadi masukan yang baru untuk memikirkan penggunaan material pada Sipiso-Piso Park Hotel Resort.

2.3.3 Interpretasi tema

Penerapan arsitektur vernakular pada perancangan Sipiso-piso park hotel resort akan di interpretasikan melalui bentukan fasad yang akan mengikuti arsitektur karo. Penerapan lain yang di ambil pada arsitektur vernakular adalah tersedianya taman bunga dan kebun buah sehingga mampu beradaptasi dengan kondisi fisik kawasan wisata Kabupaten Karo yang merupakan kawasan agrowisata.

2.3.4 Keterkaitan tema dengan judul

(87)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pariwisata merupakan sebuah sektor yang sangat penting dalam suatu Negara, karena dapat meningkatkan kondisi perekonomian. Untuk pengembangkan pariwisata, harus tersedia infrastruktur dan fasilitas yang memadai agar dapat menarik perhatian dan minat wisatawan. Wisatawan adalah bagian terpenting dalam pariwisata karena akan menjadi alat pemasaran yang memiliki potensi (Ginting dan Wahid, 2015). Keuntungan Pariwisata secara langsung adalah dengan memproduksi sesuatu yang menarik wisatawan agar belanja dan meningkatkan nilai ekonomi. Hal tersebut dapat menjadi faktor kenaikan upah/ gaji para karyawan pariwisata. Keuntungan secara tidak langsung adalah dengan melakukan supplier berupa kerajinan tangan oleh masyarakat sekitar sehingga dapat meningkatkan keuntungan daerah wisata tersebut (Kristiningrum, 2014).

Pariwisata di Indonesia banyak dan beragam, salah satu yang sangat menarik adalah wisata alam. Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di perkotaan karena tingkat pertumbuhan penduduk yang padat, aktivitas pekerjaan yang melelahkan, dan udara yang penuh dengan polusi, dapat menimbulkan stress sehingga akan mempengaruhi kesehatan manusia. Menyikapi hal tersebut, untuk memulihkan kesehatan para pekerja, manula, dan lain-lain, mereka membutuhkan kesegaran jiwa dan raga serta akomodasi penginapan yang menyajikan pemandangan yang indah dengan udara yang sejuk dan memiliki fasilitas rekreasi sehingga dapat mengubah gaya hidup yang terbiasa dilakukan di perkotaan. Untuk itu, sangat penting di rancang sebuah Hotel Resort untuk mendukung keinginan tersebut.

(88)

dikelola dengan baik dan profesional. selain potensi alam, kegiatan masyarakat lokal juga dapat ditonjolkan seperti pertanian, kerajinan tangan dan lain-lain yang dapat menunjang kegiatan pariwisata.

Perpaduan wisata alam dan budaya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan sehingga akan muncul kekhasan yang membedakan tempat yang satu dengan yang lain (Ginting dan Wahid, 2015). Kekhasan akan menjadi indentitas yang dapat memberikan kepuasan terhadap wisatawan sehingga muncul keinginan untuk menjaganya (Ginting dan Rahman, 2015). Wujud kebudayaan merupakan perpaduan yang harmonis sehingga menghasilkan etika yang mampu menangkal kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan pemikiran masyarakat di wilayah tersebut. Agar bidang kepariwisataan dapat bertahan, maka harus diperhatikan kelestarian lingkungan dan warisan budaya bangsa (Manuaba, 1998). Di dalam konteks arsitektur, untuk menyatukan antara bangunan dengan budaya atau tradisi setempat dapat dilakukan dengan pendekatan arsitektur vernakular yang merupakan arsitektur adat yang menghadapi rintangan berdasarkan kondisi lingkungan secara spontan dan anonim. Sipiso-piso, Desa tongging Kabupaten Karo – Sumatera Utara merupakan lokasi yang sangat strategis untuk pengembangan pariwisata. Sipiso-piso Desa tongging terletak di sebelah ujung utara danau toba dengan pemandangan yang sangat indah.

Potensi alam yang ditampilkan di Sipiso-piso Desa Tongging sangat banyak dan beragam. Oleh karena itu, saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya melakukan proyek skala besar untuk pengembangan wisata Danau Toba yang sebagian wilayahnya termasuk Kabupaten Karo serta isu geopark yang diusung oleh PBB melalui UNESCO untuk mendaftarkan

kawasan danau Toba menjadi warisan alam dunia yang dinamai “Geopark

(89)

Hal tersebut menjadi acuan untuk pengembangan pariwisata di Kabupaten Karo dengan tujuan menjadikan danau toba sebagai ikon Sumatera Utara. Fokus perancangan ini adalah pengembangan danau toba sebagai kawasan geopark yang berskala interniasioanal.

Beberapa langkah yang dilakukan oleh pemerintah yaitu, diawali dengan pembersihan wilayah secara menyeluruh, mengoptimalisasi hasil produksi dari kawasan setempat, memperhatikan infrastruktur untuk memperlancar konektivitas dengan menambah jalan lingkar di pulau samosir dan membuat jalan tembus menuju Bandara Internasional Kuala Namu, serta melakukan penguatan terhadap sisi sejarah danau toba. Hal tersebut dapat menjadikan Danau Toba menjadi kiblat pariwisata Sumatera Utara bahkan Indonesia (Kemendagri 2016).

Daftar wisata lainnya yang terdapat di Kabupaten Karo antara lain Keindahan Alam yang terdiri dari Panorama Doulu, Panorama Sipiso-piso, Gundaling, Taman Simalem resort, taman hutan raya bukit barisan. Wisata Danau yang terdiri Danau lau kawar dan Danau Toba. Wisata Gunung yang terdiri dari Sibuatan, Sibayak, Sinabung dan Sipiso-piso. Wisata Air Panas Alam yang terdiri dari Semangat gunung dan debug-debug. Wisata Budaya yang terdiri dari Desa budaya Lingga, Dokan, Peceren, Lau Melas. Wisata Peninggalan Sejarah yang terdiri dari Puntungan Meriam Putri Hijau di Museum Sukanalu. Agro Wisata yang terdiri dari Kebun jeruk, kol, bunga, Stroberi, mangga udang.

(90)

1.2 Masalah Perancangan

a. Bagaimana perancangan Hotel Resort di Sipiso-piso?

b. Bagaimana menerapkan tema arsitektur vernakular pada bangunan Hotel Resort yang merupakan gambaran budaya dan tradisi masyarakat Kabupaten Karo?

1.3 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari perancangan Hotel Resort di Sipiso-piso Desa Tongging, adalah :

a. Meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan pariwisata karo.

b. Memberikan hunian sementara bagi para wisatawan dengan pemandangan danau toba, bukit sipiso-piso, air terjun sipiso-piso, dan desa adat tongging sehingga memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk melakukan rekreasi alam, mempelajari sejarah tanah karo dan danau toba, melakukan penelitian dll.

1.4 Pendekatan

Adapun pendekatan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah perancangan ini, antara lain :

a. Pemilihan lokasi. Lokasi perancangan terletak di Sipiso-piso, Desa Tongging Kabupaten Karo Sumatera Utara, dengan pemandangan air terjun sipiso-piso, gunung sipiso-piso, dan danau toba.

b. Melakukan survey langsung ke lokasi perancangan untuk mendapatkan data yang akurat.

(91)

1.5 Lingkup/Batasan

a. Tapak Hotel Resort berada di Sipiso-piso desa tongging.

b. Hotel Resort di rencanakan sebagai hunian sementara bagi wisatawan.

c. Merancang sesuai kebutuhan, standar luasan, peraturan Hotel resort di Indonesia, menerapkan tema arsitektur vernakular serta memikirkan prinsip-prinsip struktur yang tepat sehingga dapat mendukung tampilan arsitekturnya.

d. Kondisi tanah yang berkontur sehingga menjadi pertimbangan dalam merancang sebuah desain.

(92)

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir 1.6 Kerangka Berpikir

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Hotel Resort?

2. Bagaimana menerapkan

tema arsitektur vernakular

pada bangunan Hotel

Resort yang merupakan

gambaran budaya dan

tradisi masyarakat

Kabupaten Karo?

LATAR BELAKANG

Pariwisata merupakan sebuah sektor yang dapat meningkatkan kondisi perekonomian suatu negara. Untuk pengembangkan pariwisata, harus tersedia infrastruktur dan fasilitas yang memadai agar dapat menarik perhatian dan minat wisatawan.

TUJUAN

1. Meningkatkan jumlah

wisatawan yang

berkunjung ke kawasan pariwisata karo.

2. Memberikan hunian

sementara bagi para

wisatawan.

JUDUL PERANCANGAN

Perancangan sipiso-piso park hotel resort dengn konsep vernakular

DATA PERANCANGAN

Programing ( program ruang dalam dan ruang luar)

(93)

1.7 Sistematika penulisan laporan BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, masalah perancangan, pendekatan, lingkup/batasan, kerangka berpikir dan sistematika penulisan laporan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi terminologi judul, lokasi, tinjauan fungsi dan elaborasi tema.

BAB III METODOLOGI

Berisi tentang uraian langkah-langkah kegiatan penelitian yang akan ditempuh. Menjelaskan kerangka pendekatan, metode, dan teknik diagnosis/analisis yang akan digunakan untuk menghasilkan desain/perancangan bangunan.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Berisi tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema serta kesimpulan.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisi tentang konsep dasar, konsep perancangan tapak, konsep perancangan bangunan, konsep perancangan struktur bangunan, dan konsep perancangan utilitas bangunan.

BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR

Berisi tentang hasil rancangan berupa gambar rancangan arsitektur dan maket.

DAFTAR PUSTAKA

(94)

LAMPIRAN

(95)

Abstrak

Pariwisata merupakan sebuah sektor yang sangat penting dalam suatu negara karena dapat meningkatkan perekonomian. Salah satu pariwisata yang terdapat di Sumatera Utara adalah Sipiso-piso yang merupakan sebuah situs geopark. Sipiso-piso akan dikembangkan menjadi kawasan pariwisata baru yang menawarkan potensi panorama alam , sehingga menjadi tujuan utama wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Karo. Tingkat pertumbuhan penduduk, aktivitas pekerjaan yang padat, dan polusi udara dapat mempengaruhi kesehatan manusia, khususnya manula. Berdasarkan hal tersebut, perancang merespon dengan melakukan tinjau lapangan untuk mengumpulkan data, membuat analisa site dan melakukan studi literatur sehingga perancang berfikir untuk mendesain sebuah fasilitas rekreasi dan hunian sementara berupa Hotel Resort dengan konsep Arsitektur Vernakular yang diberi nama Sipiso-piso Park Hotel Resort. Perpaduan wisata alam dan budaya lokal, menjadi daya tarik dan ciri khas untuk mewujudkan keharmonisan dan kemampuan, serta mampu menangkal kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kearifan lokal di kabupaten Karo. Sipiso-piso Park Hotel Resort terdiri dari 63 kamar yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi, fasilitas penunjang dan cottage.

(96)

Abstract

Tourism is a very important sector in the country because it can boost the economy. One of tourism object located in North Sumatra is Sipiso-piso which is a geopark site. Sipiso-piso will be developed into a new tourism region that offers the potential of natural landscapes, thus becoming the main destination of tourists visiting Karo. Population growth rates, solid employment activity, and air pollution can affect human health, especially the elderly. Based on this, the student responded by reviewing the field to collect data, make analysis of the site and from the literature that the student think to design a recreational facility and shelter in the form of Hotel Resort with Vernacular Architectural concept named Sipiso-piso Park Hotel Resort. The combination of nature and local culture, the main attraction and hallmark for embodying the harmony and capabilities, as well as able to ward off foreign culture that does not comply with local wisdom in Karo. Sipiso-piso Park Hotel Resort consists of 63 rooms equipped with recreational facilities, supporting facilities and cottages.

(97)

Perancangan Sipiso-Piso Park Hotel Resort

dengan Konsep Vernakular

SKRIPSI

Oleh:

Nelsusanti Lombu 120406027

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(98)

Perancangan Sipiso-Piso Park Hotel Resort

dengan Konsep Vernakular

SKRIPSI

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh:

Nelsusanti Lombu 120406027

Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc.,Ph.D.,IPM

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(99)

PERNYATAAN

Perancangan Sipiso-Piso Park Hotel Resort

dengan Konsep Vernakular

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2016 Penulis,

(100)

Judul Skripsi : Perancangan Sipiso-piso Park Hotel Resort dengan Konsep Vernakular

Nama Mahasiswa : Nelsusanti Lombu Nomor Pokok : 120406027

Departemen : Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing,

Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc.,Ph.D.,IPM NIP. 196201091987012001

Koordinator Skripsi, Ketua Departemen Arsitektur,

Dr.Ir. Nelson M. Siahaan, Dipl.TP,M.Arch Ir. N Vinky Rahman, MT

(101)

Tanggal Lulus : Juni 2016 Telah diuji pada

Tanggal : 24 Juni 2016

Penguji Skripsi

Ketua Penguji : Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc.,Ph.D.,IPM Anggota Penguji : 1. Beny O.Y. Marpaung, ST, MT, Ph.D

(102)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK SKRIPSI

Nama : Nelsusanti Lombu

NIM : 120406027

Judul Skripsi : Perancangan Sipiso-piso Park Hotel Resort dengan Konsep Vernakular

Tema : Arsitektur Vernakular

Rekapitulasi Nilai :

A B+ B C+ C

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

2. Lulus Melengkapi

3. Perbaikan

4. Tidak Lulus

Medan, Juli 2016

Koordinator Skripsi, Ketua Departemen Arsitektur,

(103)

Abstrak

Pariwisata merupakan sebuah sektor yang sangat penting dalam suatu negara karena dapat meningkatkan perekonomian. Salah satu pariwisata yang terdapat di Sumatera Utara adalah Sipiso-piso yang merupakan sebuah situs geopark. Sipiso-piso akan dikembangkan menjadi kawasan pariwisata baru yang menawarkan potensi panorama alam , sehingga menjadi tujuan utama wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Karo. Tingkat pertumbuhan penduduk, aktivitas pekerjaan yang padat, dan polusi udara dapat mempengaruhi kesehatan manusia, khususnya manula. Berdasarkan hal tersebut, perancang merespon dengan melakukan tinjau lapangan untuk mengumpulkan data, membuat analisa site dan melakukan studi literatur sehingga perancang berfikir untuk mendesain sebuah fasilitas rekreasi dan hunian sementara berupa Hotel Resort dengan konsep Arsitektur Vernakular yang diberi nama Sipiso-piso Park Hotel Resort. Perpaduan wisata alam dan budaya lokal, menjadi daya tarik dan ciri khas untuk mewujudkan keharmonisan dan kemampuan, serta mampu menangkal kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kearifan lokal di kabupaten Karo. Sipiso-piso Park Hotel Resort terdiri dari 63 kamar yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi, fasilitas penunjang dan cottage.

(104)

Abstract

Tourism is a very important sector in the country because it can boost the economy. One of tourism object located in North Sumatra is Sipiso-piso which is a geopark site. Sipiso-piso will be developed into a new tourism region that offers the potential of natural landscapes, thus becoming the main destination of tourists visiting Karo. Population growth rates, solid employment activity, and air pollution can affect human health, especially the elderly. Based on this, the student responded by reviewing the field to collect data, make analysis of the site and from the literature that the student think to design a recreational facility and shelter in the form of Hotel Resort with Vernacular Architectural concept named Sipiso-piso Park Hotel Resort. The combination of nature and local culture, the main attraction and hallmark for embodying the harmony and capabilities, as well as able to ward off foreign culture that does not comply with local wisdom in Karo. Sipiso-piso Park Hotel Resort consists of 63 rooms equipped with recreational facilities, supporting facilities and cottages.

(105)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Laporan Skripsi yang berjudul “perancangan sipiso-piso park hotel resort

dengan konsep vernakular ” telah dapat diselesaikan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Ir. Nurlisa Ginitng, M.Sc, Ph.D.,IPM selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Hajar Suwantoro, ST, MT dan Beny O.Y. Marpaung, ST, MT, Ph.D selaku dosen penguji.

3. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T, selaku Ketua Departemen Arsitektur dan Bapak Ir. Rudolf Sitorus, M.LA, selaku Sekretaris Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Ir. Nelson M Siahaan, Dipl. TP, M.Arch. selaku koordinator Perancangan Arsitektur VI dan Skripsi Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

(106)

menyelesaikan Studio Perancangan Arsitektur VI dan skripsi Saya di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

7. Sahabat - Sahabat terbaik The Somplak Ade Rizki Fitra, Silvia Arisda, Pitri Marlina Hasugian, dan Muhammad Zaki, serta sahabat lainnya Dodi Irawan Caniago, Ronaldo Lubis, Renova Hertina Simanjuntak, Esto Pedro Andreniwa’o La’ia, Roger Verdon Manurung, Kristop

Natanel Tumanggor, Edi Syahwaner Nasution, yang telah membantu serta memberikan motivasi dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman seperjuangan Perancangan Arsitektur VI dan Skripsi 9. Teman-teman stambuk 2012 Arsitektur USU

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi masih jauh dari sempurna. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersif membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua pihak.

Medan, 1 Juli 2016 Penulis,

(107)

DAFTAR ISI 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Masalah Perancangan ... 4

1.3.Maksud dan Tujuan ... 4

1.4.Pendekatan ... 4

1.5.Lingkup / Batasan ... 5

1.6.Kerangka berpikir ... 6

1.7.Sistematika penulisan Laporan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terminologi Judul ... 9

2.2 Tinjauan Fungsi ... 9

2.2.1 Studi banding arsitektur fungsi sejenis ... 11

(108)

2.2.3 Deskripsi perilaku ... 15

2.2.4 Deskripsi kebutuhan ruang dan besaran ruang ... 16

2.2.5 Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang ... 26

2.3 Elaborasi Tema ... 28

2.3.1 Pengertian Arsitektur Vernakular ... 28

2.3.2 Studi banding arsitektur yang mempunyai tema sejenis ... 28

2.3.3 Interpretasi tema ... 31

2.3.4 Keterkaitan tema dengan judul ... 31

BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Metoda Pengumpulan Data ... 34

3.3 Metoda Analisa Data ... 35

3.4 Bagan Proses Penelitian Kualitatif ... 36

BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4.1 Analisa kondisi tapak dan lingkungan ... 37

4.2 Analisa Fungsional ... 49

4.3 Analisa Teknologi ... 56

4.4 Analisa dan Penerapan tema ... 59

4.5 Kesimpulan ... 59

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep dasar ... 60

(109)

5.3 Konsep perancangan bangunan ... 69

5.4 Konsep perancangan struktur bangunan ... 75

5.5 Konsep Perancangan Utilitas Bangunan ... 77

BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Sketsa Suasana Eksterior ... 79

6.1 Sketsa Suasana Interior ... 85

6.1 Tampak ... 88

6.2 Foto Maket ... 90

Gambar

Gambar 5.3 Tata Ruang Luar
Gambar 5.5 Camping Ground
Gambar 5.13 Parkir
Gambar 5.15 Pemintakan Bangunan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Skripsi yang berjudul Perancangan

Bagi tamu hotel yang menginap disediakan tempat/ruang yang khusus untuk melakukan kegiatan-kegiatannya. Ruang-ruang tersebut adalah lobby yang dilengkapi dengan

Laporan Tugas Akhir Perancangan Hotel & Resort Baruajak dengan Pendekatan Arsitektur Neo Vernakular Lembang – Kabupaten Bandung

Tema yang akan diterapkan dalam perancangan Hotel ini menggunakan Arsitektur Neo vernakular sebagai konsep budaya yang disesuaikan dengan golongan etnis penduduk asli Sumatera Utara,

Rancangan Hotel bintang empat ini menerapkan tema Neo-vernakular Sunda, selain berfungsi sebagai tempat penginapan, hotel ini juga berfungsi sebagai wadah untuk memperkenalkan langgam

“Rancangan Hotel Resort dengan Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular Lokal Estetika Sunda” berdasarkan pada pemikiran merancang bangunan hotel resort bintang 4 yang dibangun pada jaman

tempat wisata untuk menjadikan Gunung Bromo Probolinggo sebagai resor komersial yang menyediakan fasilitas ideal bagi wisatawan dari segi desain arsitektur, mengetahui sirkulasi

Perancangan Villa Resort di Pantai Utara Pulau Ohoieuw Kabupaten Maluku Tenggara dengan pendekatan Arsitektur