Laporan Akhir
Kali Wulan sendiri lebih banyak berperan sebagai jaringan major draindi bagian Barat wilayah Kabupaten Kudus. Di Desa Pasuruhan Kidul, pada Pintu Spillway Goleng, aliran Kali Wulan terbagi lagi ke SWD.1 (spillway drainage) yang dibangun melalui Proyek Jratunseluna. SWD.1 yang langsung bermuara ka laut ini juga merupakan major drainbagi Kabupaten Kudus.
Major Drainlainnya bagi Kabupaten Kudus adalah Spillway Drain2 (SWD.2), yang dimulai dari
akhir Kali Tali dan bermuara langsung ke Laut Jawa pula. Berbeda halnya dengan SWD.1 dan SWD.2 yang bermuara ke laut, Kali Juana.1 tidak langsung bermuara ke laut tetapi beroutlet pada kali Juana. Dengan demikian drainase pada bagian Timur masih sangat bergantung pada Kali Juana yang secara fisik tidak melalui Kabupaten Kudus.
Jadi sistem jaringan drainase Kabupaten Kudus terbagi menjadi 4 subsistem, yaitu :
o Subsistem Kali Wulan. Menampung aliran dari submajor drainKali Gelis, Kali Gondang (yang sebenarnya merupakan saluran irigasi) dan Kali Kencing.
o Subsistem SWD.1 menampung aliran dari submajor drainKali Sumber, Kali Jaranan, Kali Sat dan Kali Serut.
o Subsistem SWD.2 menampung aliran dari submajor drain Kali Tali, Kali Jember dan Kali Srabi.
o Subsistem Kali Juana.1, yang menampung aliran dari semua submajordi sebelah timur Kali Gelis dan Kali Kencing, seperti Kali Tumpang, Kali Dawe, Kali Jumirah dan Kali Ngeseng. Lokasi alur dari masing-masing submajor draindiatas adalah :
o Kali Gelis merupakan sungai terbesar yang membelah di tengah wilayah Kabupaten Kudus. Sungai sangat penting bagi masyarakat Kudus karena pada sungai ini terdapat 2 buah bendung yang merupakan pengambilan (intake)dari irigasi, masing-masing adalah Bendung Kedunggupit dan Bendung Ploso.
o Kali Gondang, yang sebetulnya merupakan saluran sekunder irigasi, alurnya melalui wilayah Desa Wergu Wetan, Loram (perbatasan Loram Wetan dan Loram Kulon) dan bermuara di Kali Kencing 1.
o Kali Sumber, alurnya melalui Desa Janggalan, Purwosari dan Pasuruhan Kidul.
o Kali Jaranan, alurnya melalui Desa Karangmalang, Klumpit, Garung Lor, Gribig, Prambatan Lor dan Pasuruhan Kidul.
o Kali Sat, alurnya melalui Desa Karangmalang, Klumpit, Garung Lor, Prambatan Lor dan Pasuruhan Lor.
o Kali Serut, alurnya melalui wilayah Desa Mijen, Kedungdowo dan Setrokalangan.
o Kali Jember, alurnya melalui Desa Getasrabi, Kaliwungu dan Karangdowo.
o Kali Srabi, alurnya melalui batas kota sebelah barat daya di wilayah Desa Getasrabi, keluar wilayah Kudus kemudian beroutlet di SWD.2
o Kali Tali, alurnya melalui wilayah Desa Mijen dan Setrokalangan.
o Kali Kencing 1, alurnya melalui Desa Jetiskapuan, Tanjungkarang dan Jati Wetan. Pada hilir Kali Kencing 1 terdapat Polder Pura yang dilengkapi dengan pompa berkapasitas 5.000 liter/menit.
o Kali Kencing 2, yang alurnya melalui Desa Jetis Kapuan, Ngemplak, Ketanjung dan Jati Wetan. Desa Ketanjung merupakan desa di sebelah timur Kali Wulan yang masuk ke dalam
Penyusunan Review RPIJM Bidang Cipta Karya
IV- 63
wilayah Kabupaten Demak. Pada hilir Kali Kencing 2 terdapat Polder Kencing, tetapi tanpa pompa dan kondisi sekarang sudah penuh sedimen.
o Kali Jumirah 1, alurnya melalui wilayah Desa Jetiskapuan, Gulang, Payaman dan Kirig.
o Kali Jumirah 3, alurnya melalui wilayah Desa Medini, Undaan Kidul, Undaan Tengah dan Larikrejo.
o Kali Ngeseng, alurnya melalui wilayah Desa Larikrejo dan Karangdowo.
o Kali Jumirah 3B, alurnya melalui wilayah Desa Undaan Kidul, Undaan Tengah, Undaan Lor dan Wates.
o Kali Tumpang alurnya melalui wilayah Desa Gondangmanis, Bacen, Pedawang, Dersalam, Tumpangkrasak, Megawon, Mejobo dan Kirig.
o Kali Dawe, alurnya melalui wilayah Desa Hadipolo, Tenggeles, Gulangtepus, Mejobo dan Temulus.
Kali Tali melintas di sekitar perempatan Jalan Lingkar Utara – Jalan Jepara. Disini penampang alur sedikit terganggu oleh sebuah bangunan rumah. Kecuali itu, sampah dan sedimen juga terlihat di dalam alur Kali Tali.
Kali Gelis, yang membelah Kabupaten Kudus dari utara ke selatan juga merupakan sumber air untuk pertanian di wilayah Kabupaten Kudus yang diambil melalui 2 bendung, yaitu Bendung Kedunggupit dan Bendung Ploso. Selain Kali Gelis, Kali Jaranan juga menjadi intakebagi irigasi dengan adanya Bendung Buwak. Akan tetapi berbeda halnya dengan air pada Kali Gelis yang relatif bersih, air pada kali Jaranan secar fisik sudah kelihatan hitam sejak dari hulu, yang mengindikasikan kemungkinan terkontaminasi limbah industri.
Secara umum permasalahan pada major drainberkisar pada kurang teraturnya penampang alur, cepatnya sedimentasi, sampah yang masuk, dan yang paling krusial adalah aliran tunggu pada outlet ketika banjir pada badan pembuangnya terjadi.
- Drainase Minor / Minor Drain
Sistem drainase minor/mikro adalah sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan dimana sebagian besar di dalam wilayah kota. Umumnya saluran drainase minor berupa saluran-saluran tepi jalan. Bentuk saluran di tepi jalan yang ada sebagian besar berupa saluran tertutup dengan dilengkapi holeatau bak kontrol. Sebagian besar lahan ini juga dimanfaatkan untuk trotoar jalan.
Tidak bisa dibedakan dengan jelas mana saluran yang masuk pada jaringan makro, mana pula jaringan mikro. Jaringan mikro adalah jaringan drainase penangkap awal air hujan, dimensinya kecil karena memang hanya menampung dan mengalirkan air hujan setempat. Sedang jaringan makro merupakan jaringan pengumpul dan pembuang utama skala kota.
Disamping itu, pada daerah pemukiman masih terdapat cukup banyak daerah yang belum dilayani drainase dengan baik, pola arah aliran tidak jelas, atau buangan akhir yang tidak jelas, bahkan ada juga yang belum ada pelayanan drainase sama sekali.
4) Analisis Ekonomi
Suatu proyek dapat dikatakan layak apabila manfaatnya lebih besar daripada biaya yang harus dikeluarkan. Meskipun biaya proyek drainase cukup tinggi, tetapi banyak manfaat yang diperoleh, baik dampak langsung maupun dampak tak langsung. Apabila suatu proyek/kegiatan drainase tidak dilaksanakan
Laporan Akhir
maka akan potensial terjadi permasalahan seperti genangan, kekumuhan dan terjangkitnya penyakit. Biaya yang perlu dibutuhkan untuk menangani dampak dari permasalahan drainase tersebut akan menjadi lebih besar.
5) Alternatif Penyelesaian Masalah
Berdasarkan data-data yang telah ada maka dapat dianalisis sebagai berikut:
a. Pada beberapa wilayah kota, banjir dan genangan air dapat diklasifikasikan sebagai banjir kiriman dan banjir lokal. Dengan demikian untuk mengurangi terjadinya banjir di perkotaan hal yang perlu segera dipecahkan adalah masalah percepatan aliran, pengalihan debit dan optimalisasi saluran serta peresapan.
b. Perlu dilakukan sosialisasi dan pembelajaran pada masyarakat di daerah padat penduduk untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, sehingga budaya membuang sampah pada saluran dapat dihilangkan. Disamping itu juga perlu diberlakukan sanksi (penertiban) terhadap masyarakat yang membuang sampah sembarangan, begitu pula untuk masyarakat yang telah menjaga lingkungannya dengan baik perlu diberikan reward(penghargaan).
c. Untuk mengurangi limpasan air yang timbul dan memperbesar cadangan air tanah perlu dimasyarakatkan pembuatan resapan biopori di masing-masing rumah tinggal penduduk.
6) Rekomendasi
TABEL IV-24.