• Tidak ada hasil yang ditemukan

Awalnya, sarana dan prasarana pengelolaan limbah domestik di Kabupaten Deli Serdang masih jauh dari memadai. Handoko Faradita, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengelolaan Air Limbah Domestik (UPTD PALD) Kabupaten Deli Serdang mengakui,

“Tahun 2016 ke belakang itu truk tinja kita cuma punya satu. IPLT (Instalasi Pengelohan Limbah Tinja] kita juga sempat ada yang rusak.

Misalnya, di IPLT Sunggal, terdapat kerusakan atau retakan lantai pada satu bak penampung awal. Keretakan ini bisa mencemari tanah. Hal ini juga menyebabkan pengolahan lumpur tinja di IPLT tersebut kurang optimal karena hanya menggunakan satu dari dua bak penampung yang ada.”

“Unit pelaksana teknis khusus (untuk pengelolaan limbah domestik) pun belum terbentuk pada saat itu. Regulator dan operator pengelolaan limbah air domestik masih bergabung di bawah suatu seksi di dalam Dinas PKP. Fungsi operasional penyedotan dan pengangkutan limbah tinja kurang berjalan lancar karena seksi tersebut harus memikirkan infrastruktur, regulasi, dan operasinya.

Beban kerja ASN-nya terlalu tinggi,” tambah Handoko.

Alhasil, saat USAID IUWASH PLUS pertama kali memperkenalkan Indeks Sanitasi kepada Pemkab Deli Serdang pada tahun 2017, Kabupaten Deli Serdang hanya memperoleh skor 23,5 untuk tahun anggaran 2016. Skor tersebut menempatkan Kabupaten Deli Serdang pada posisi terbawah di antara lima kabupaten/kota dampingan USAID IUWASH PLUS di Sumatra Utara.

Foto : USAID IUWASH PLUS

Pada pertengahan 2017, USAID IUWASH PLUS menyampaikan hasil pengukuran Indeks Sanitasi Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2016 kepada Bappeda, Sekretaris Daerah, dan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP). Hasil pengukuran indeks sanitasi tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Deli Serdang mendapat skor indeks sanitasi rendah karena saat itu belum mempunyai lembaga pengelola air limbah domestik, anggaran pengelolaan air limbah domestik yang memadai, dan IPLT yang berfungsi.

USAID IUWASH PLUS juga mengadvokasi Pemerintah Kabupaten Deli Serdang untuk menindaklanjuti hasil pengukuran indeks sanitasi tersebut. Menanggapi advokasi USAID IUWASH PLUS, Dinas PKP dan organisasi pemerintah daerah terkait yang tergabung dalam Pokja AMPL membuat rencana kerja untuk meningkatkan kinerja pengelolaan air limbah domestik. Pokja AMPL juga membahas program kerja tersebut dalam musrenbang kabupaten pada 2018.

Sejak musrenbang tersebut, perhatian Pemkab Deli Serdang terhadap layanan dan infrastruktur melambung tinggi. “Kami sadar bahwa Indeks Sanitasi merupakan ukuran penilaian komitmen pemda dalam meningkatkan akses sanitasi aman di daerahnya dan sebagai tolak ukur capaian lembaga pengelola air limbah domestik dalam mengelola sistem air limbah domestik, yaitu UPTD PALD,” ujar Handoko.

Sebagai langkah awal, Bupati Deli Serdang membentuk UPTD PALD melalui Perbup No. 18 tahun 2018 tentang Pembentukan UPTD PALD pada Dinas PKP. Operasi UPTD ini kemudian diatur secara lebih merinci di dalam Perbup No. 19 tahun 2019 tentang Layanan Lumpur Tinja.

“Keuntungan pembentukan UPTD PALD adalah ada pemisahan antara regulator dan operator pengelolaan limbah domestik sehingga beban ASN-nya tidak terlalu berat. Kami menjalankan fungsi operator, sedangkan Dinas PKP berperan selaku regulator dan pengawas,” jelas Handoko.

Indeks Sanitasi Mendorong Pemkab Deli Serdang untuk Berbenah

Peluncuran Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) pada Agustus 2019.

Foto: USAID IUWASH PLUS Indeks Sanitasi merupakan alat ukur kinerja pengelolaan air limbah domestik, yang

mempertimbangkan empat indikator, yaitu kelembagaan, regulasi, keuangan, dan operasi. Indeks Sanitasi juga dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun

program kerja yang berkaitan dengan pengelolaan limbah domestik.

Pembentukan UPTD PALD juga memungkinkan pelaksanaan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) di Deli Serdang. Pada Agustus 2019, UPTD PALD meluncurkan LLTT pertama di Sumatra Utara untuk mendorong para pelanggan sedot tinja agar tangki septiknya disedot secara rutin.

Layanan ini meningkatkan volume lumpur tinja yang diolah oleh IPLT setempat.

USAID IUWASH PLUS juga mendampingi UPTD PALD Kabupaten Deli Serdang dengan memfasilitasi berbagai pelatihan; memperkenalkan Management Information System (MIS) untuk pengelolaan data pelanggan;

membantu menyusun dan menyempurnakan berbagai SOP, baik yang administratif maupun teknis; dan membantu kegiatan promosi sanitasi aman kepada masyarakat.

Pembentukan UPTD PALD juga berujung pada meningkatnya anggaran daerah bagi pengelolaan limbah domestik. Handoko menjelaskan,

“Keberadaan lembaga baru ini bisa membantu menyalurkan lebih banyak anggaran untuk sanitasi.” Jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2016, pengeluaran APBD tahun 2020 bagi sanitasi memang meningkat dua kali lipat dari 8,4 miliar menjadi 16,8 miliar.

Pemkab Kabupaten Deli Serdang juga baru selesai membangun satu IPLT baru di Tungkusan dengan menggunakan dana APBN 2020. IPLT bersistem mekanis ini punya kapasitas lebih besar, yakni 50 m3/hari dari sebelumnya 15 m3/hari. “Biasanya kita hanya bisa menerima sampai tiga truk tinja per hari. Sekarang bisa menerima lumpur tinja sampai lima belas truk per harinya,” tutur Handoko.

Selain itu, agar semua capaian dan LLTT tersebut diketahui masyarakat, UPTD PALD bermitra dengan radio Deli Serdang Berseri (DSB) milik Diskominfo sejak Maret 2020. Handoko menjelaskan, “Iklan kami diputar sepuluh sampai dua puluh kali setiap hari. USAID IUWASH PLUS memfasilitasi pembuatan iklannya dan juga menjembatani kami agar bisa menghadiri beberapa talk show (di radio DSB) tentang pentingnya tangki septik kedap dan layanan lumpur tinja dari UPTD PALD.”

IPLT baru di Dusun I Tungkusan, Kabupaten Deli Serdang, yang dibangun pada tahun 2020 sebagai sarana pengolahan lumpur tinja berkapasitas besar.

Foto: USAID IUWASH PLUS

Berkat semua upaya tersebut, skor Indeks Sanitasi Kabupaten Deli Serdang tahun 2019 melonjak hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun 2016 dari 23,5 menjadi 60,5. Lonjakan ini merupakan salah satu kenaikan skor Indeks Sanitasi tertinggi di antara 35 kabupaten/kota dampingan USAID IUWASH PLUS dalam kurun waktu 2016–2019.

Peningkatan anggaran yang diperuntukkan bagi sanitasi juga memungkinkan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang untuk menghibahkan lebih banyak tangki septik bagi para warga. Hibahnya melonjak dari 108 unit tangki septik pada tahun 2016 menjadi 776 unit pada tahun 2020. Totalnya, 3.300 unit tangki septik telah dihibahkan selama 2016–2020. “Sebelumnya, hibah tangki septik ini dibantu dari dana APBN. Rencananya, tahun (2021) ini, akan ada 775 unit tangki septik yang dihibahkan dengan menggunakan dana APBD full,” tambah Handoko.

USAID IUWASH PLUS mencatat bahwa, sejak 2016-2020, 11.860 warga Deli Serdang yang sebelumnya melakukan BABS sudah bisa mengakses sanitasi layak yang mencakupi toilet beserta tangki septiknya. Setidaknya 20.100 orang telah terdaftar menjadi pelanggan layanan lumpur tinja terjadwal dan tidak terjadwal sebagai langkah untuk mencapai sanitasi aman.

“Setelah ada kerja sama dengan USAID IUWASH PLUS, pencapaian akses sanitasi layak dan aman meningkat, contohnya dalam pelaksanaan sosialisasi dan pemicuan untuk perubahan perilaku masyarakat,” jelas Handoko.

Dokumen terkait