No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1 2 3 4 Sifat masalah: Ancaman kesehatan •Tidak/kurang sehat • Ancaman kesehatan • Krisis Kemungkinan masalah dapat diubah: Dengan mudah
•Dengan mudah •Hanya sebagian •Tidak dapat
Potensi masalah untuk Dicegah: Cukup
•Tinggi •Cukup •Rendah
Menonjolnya masalah: Masalah berat harus ditangani
•Masalah berat harus ditangani
• Masalah tidak perlu segera ditangani • Masalah tidak dirasakan Total skor 2/3 x 1 2/2 x 2 2/3 x 1 2/2 x 1 2/3 2 2/3 1 4 1/3
Pada penderita DM bila tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan secara teratur akan berdampak kepada komplikasi menahun DM. Sumber dan keluarga mencukupi untuk mengatur diet anggota keluarga
Keluarga mampu menyediakan diet seimbang untuk dan keluarga dapat
memahami penyuluhan yang diberikan tentang penyakit DM.
Keluarga menyadari adanya masalah tetapi kurang menyadari dampak bila anggota keluarga yang sakit tidak dikontrol secara teratur
Hipotensi
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1 Sifat masalah Skala: Tidak/kurang sehat •Tidak/kurang sehat •Ancaman kesehatan •Krisis
3/3 x 1 1 Ny.N saat ini sedang menderita hipotensi
2 Kemungkinan masalah diubah: hanya sebagian
• Dengan mudah • Hanya sebagian • Tidak dapat
1/2 x 2 1 Dengan menyuntikkan obat untuk menaikkan
tekanan darah: sangabion
3 Potensi masalah untuk dicegah: Tinggi
• Tinggi • Cukup • Rendah
3/3 x 1 1 Ny.N sangat kooperatif terhadap anjuran perawat
Penatalaksanaan
hipotensi sehingga masalah dapat teratasi. 4 Menonjolnya masalah :
Masalah tidak perlu segera ditangani
• Masalah berat harus ditangani
• Masalah tidak perlu segera ditangani • Masalah tidak dirasakan 1/2 x 1 1/2 Keluarga Ny. N menyadari ada masalah namun keluarga tidak terlalu kuatir.
Aktivitas Seksual
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1 Sifat masalah Skala: Ancaman kesehatan •Tidak/kurang sehat •Ancaman kesehatan •Krisis
323 x 1 2/3 Ny.N saat ini malas untuk melakukan hubungan seksual dengan suaminya senagn alas an mudah letih dan lemas
2 Kemungkinan masalah diubah: hanya sebagian
• Dengan mudah • Hanya sebagian • Tidak dapat 1/2 x 2 1 Dengan memberikan penjelasan dan pengertian tentang adanya perubahan biologis pada pasien Diabetes mellitus tidak akan membuat Ny. N mudah tersinggung 3 Potensi masalah untuk
dicegah: Cukup • Tinggi • Cukup • Rendah
2/3 x 1 2/3 Dengan memberikan penjelasan yang masuk akal pada Ny. N kepada Tn. H akan mengerti kondisi istrinya.
4 Menonjolnya masalah : Masalah tidak perlu segera ditangani
• Masalah berat harus ditangani
• Masalah tidak perlu segera ditangani • Masalah tidak
dirasakan
1/2 x 1 1/2 Ny. N menyadari ada
masalah namun keluarga tidak terlalu kuatir.
Diabetes Mellitus
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1 2 3 4 Sifat masalah: Ancaman kesehatan •Tidak/kurang sehat • Ancaman kesehatan • Krisis Kemungkinan masalah dapat diubah: Dengan mudah
•Dengan mudah •Hanya sebagian •Tidak dapat
Potensi masalah untuk Dicegah: Cukup
•Tinggi •Cukup •Rendah
Menonjolnya masalah: Masalah berat harus ditangani
•Masalah berat harus ditangani
• Masalah tidak perlu segera ditangani • Masalah tidak dirasakan Total Skor 2/3 x 1 2/2 x 2 2/3 x 1 2/2 x 1 2/3 2 2/3 1 4 1/3
Pada penderita DM bila tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan secara teratur akan berdampak kepada komplikasi menahun DM.
Sumber dan keluarga mencukupi untuk mengatur diet anggota keluarga
Keluarga mampu menyediakan diet seimbang untuk dan keluarga dapat
memahami penyuluhan yang diberikan tentang penyakit DM. Akibat kesibukan masing-masing anggota keluarga tidak menyadari bahwa Diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan yang serius
Asma
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1 Sifat masalah Skala: Tidak/kurang sehat •Tidak/kurang sehat •Ancaman kesehatan •Krisis
3/3 x 1 1 An.F saat ini sedang menderita Asma.
2 Kemungkinan masalah diubah: Tidak dapat diubah
• Dengan mudah • Hanya sebagian •Tidak dapat
1/2 x 2 1/2 Asma adalah penyakit saluran pernafasan yang tidak dapat sembuh sifatnya berulang.
3 Potensial masalah untuk dicegah: Tinggi
• Tinggi • Cukup • Rendah
3/3 x 1 2/3 An.F sangat kooperatif terhadap anjuran perawat Penatalaksanaan Asma sehingga masalah dapat teratasi. 4 Menonjolnya masalah: Masalah tidak perlu segera ditangani
• Masalah berat harus ditangani
• Masalah tidak perlu segera ditangani • Masalah tidak
dirasakan
1/2 x 1 1/2 Keluarga An. F meyadari ada masalah namun keluarga tidak terlalu kuatir.
Diabetes Mellitus
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1 2 3 4 Sifat masalah: Ancaman kesehatan •Tidak/kurang sehat • Ancaman kesehatan • Krisis Kemungkinan masalah dapat diubah: Dengan mudah
•Dengan mudah •Hanya sebagian •Tidak dapat
Potensi masalah untuk Dicegah: Cukup
•Tinggi •Cukup •Rendah
Menonjolnya masalah: Masalah berat harus ditangani
•Masalah berat harus ditangani
• Masalah tidak perlu segera ditangani • Masalah tidak dirasakan Total Skor 2/3 x 1 2/2 x 2 2/3 x 1 2/2 x 1 2/3 2 2/3 1 4 1/3
Pada penderita DM bila tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan secara teratur akan berdampak kepada komplikasi menahun DM.
Sumber dan keluarga mencukupi untuk mengatur diet anggota keluarga
Keluarga mampu menyediakan diet seimbang untuk dan keluarga dapat
memahami penyuluhan yang diberikan tentang penyakit DM Akibat kesibukan masing-masing anggota keluarga tidak menyadari bahwa Diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan yang serius
ISPA
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1 Sifat masalah Ancaman kesehatan •Tidak/kurang sehat •Ancaman kesehatan •Krisis 2/3 x 1 2/3 An. E sering mengalami batuk-batuk dan demam, saat pengkajian dilakukan sedang mengalami batuk dan demam.
2 Kemungkinan masalah dapat diubah : Mudah
• Dengan mudah • Hanya sebagian • Tidak dapat
2/2 x 2 2 Keluarga dapat
mengatasi masalah dengan membeli obat di warung kalau tidak
berkurang baru membawa ke pelayanan kesehatan, pusat pelayanan kesehatan dapat dijangkau oleh keluarga.
3 Potensi masalah untuk diubah : Cukup
• Tinggi • Cukup • Rendah
2/3 x 1 2/3 Pemberian makanan yang cukup gizi dapat mencegah masalah tidak akan terjadi, akan tetapi ketidakcukupan
dana dalam penyediaan status makanan/ gizi.
4 Menonjolnya masalah : Harus segera diatasi
• Masalah berat harus ditangani
• Masalah tidak perlu segera ditangani • Masalah tidak dirasakan 2/2 x 1 1 Keluarga memberi pertolongan/ pengobatan dengan membeli obat dari warung, hal ini menandakan keluarga ingin segera diatasi tetapi keluarga tidak tahu cara merawatnya.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada tahap pengkajian asuhan keperawatan keluarga merupakan tahap yang tidak mudah dilakukan. Hal tersebut disebabkan oleh karena keluarga merupakan bagian dari masyarakat yang hidup dalam suatu komunitas tertentu dengan berbagai latar belakang baik budaya, ekonomi, sosial, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, umur, agama dan sebagainya. Setiap latar belakang tersebut akan mempengaruhi keluarga dalam penerimaan, kesadaran, kemampuan khususnya dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
Terkadang faktor-faktor tersebut di atas dapat mendukung kesehatan bahkan dapat juga menghambat tercapainya kesehatan yang optimal, misalnya saja pengetahuan. Apabila keluarga mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang kesehatan dan keperawatan maka keluarga akan dapat dengan mudah mengenali masalah kesehatan, memutuskan tindakan, memelihara kesehatan anggota keluarga dan dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan sebagai rujukan apabila penanganan di rumah tidak menunjukkan hasil. Namun apabila pengetahuan keluarga rendah maka fenomena di atas akan terjadi sebalikya.
Pada saat pengkajian di keluarga, perawat juga dapat mengalami kesulitan BHSP (Bina Hubungan Saling Percaya). Apabila perawat tidak dapat melakukan pendekatan kepada keluarga maka keluarga tidak akan terbuka dengan perawat pada saat melakukan pengkajian. Apabila perawat berhasil melakukan pendekatan dengan keluarga dan dapat membina hubungan saling percaya maka keluarga
dapat terbuka dengan perawat sehingga dalam melakukan asuhan keperawatan tidak mengalami kesulitan.
Di samping itu pengkajian keperawatan keluarga terkadang tidak dapat dilaksanakan sekaligus pada satu waktu atau tidak dapat selesai dalam waktu satu hari. Hal tersebut dikarenakan keluarga terkadang disibukkan oleh kegiatan rumah tangga seperti memasak, menyapu, mengasuh anak sehingga saat perawat melakukan pengkajian hanya mempunyai waktu beberapa saat dan pengkajian dapat dilanjutkan pada hari berikutnya.
Pada format pengkajian perlu pendataan tentang riwayat imunisasi anak, terkadang muncul fenomena bahwa orang tua sering lupa tentang riwayat imunisasi anaknya serta KMS (Kartu Menuju Sehat) hilang maka pengkajian riwayat imunisasi tersebut tidak lengkap. Di samping itu perlu pendataan silsilah keluarga dalam bentuk genogram, namun terkadang mendapatkan kesulitan dalam pelaksanaannya, misalnya keluarga tidak dapat mengingat umur anggota keluarganya, tidak dapat mengetahui penyakit keturunan yang diderita oleh salah satu anggota keluarganya sehingga genogram tidak dapat terdokumentasi dengan lengkap.
Praktek Pengalaman Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) dilaksanakan oleh Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor. Adapun asuhan keperawatan keluarga yang diberikan adalah Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Mellitus yang dilaksanakan pada tanggal
23 November – 19 Desember 2009. Asuhan keperawatan dilakukan kepada tiga keluarga yang salah satu anggota keluarganya menderita penyakit Diabetes Mellitus dengan suku yang berbeda yaitu: suku Jawa, suku Batak dan suku Melayu yang tujuannya untuk mengetahui adanya perbedaan dan persamaan dari tiap-tiap suku dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Dari hasil jawaban kuesioner ditemukan adanya beberapa perbedaan pendapat atau jawaban. Untuk tugas kesehatan No. 1, keluarga suku Jawa dan Melayu selalu beranggapan bahwa seseorang yang sakit tidak dapat melakukan aktivitas sedangkan suku Batak menjawab kadang-kadang. Untuk tugas kesehatan No. 2, kepala keluarga suku Batak dan Melayu selalu berperan penting dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan sedangkan keluarga suku Jawa menjawab kadang-kadang). Keluarga suku Jawa dan suku Batak sering menanyakan pendapat orang lain untuk menentukan tindakan kesehatan yang tepat sedangkan keluarga suku Melayu menjawab kadang-kadang.
Untuk tugas kesehatan No. 3 sebelum mengambil keputusan yang tepat, keluarga suku Batak kadang-kadang memberikan perawatan sederhana di rumah seperti mengompres, minum air putih yang banyak sedangkan keluarga suku Melayu selalu memberikan perawatan dan keluarga suku Jawa sering. Keluarga suku Batak dan Jawa sering melanjutkan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter sedangkan keluarga suku Melayu kadang-kadang, keluarga suku Jawa dan Melayu selalu memberikan perhatian lebih kepada anggota keluarga yang sakit sedaangkan suku Batak kadang-kadang
Untuk tugas kesehatan No. 4 keluarga suku Melayu dan Batak selalu mampu menyediakan keperluan sehari-hari setiap anggota keluarga seperti perlengkapan mandi dan makan, ataupun perlengkapan untuk merawat diri sedangkan keluarga suku Jawa sering. Keluarga suku Batak selalu menyediakan waktu untuk membersihkan rumah dan lingkungan di sekitar rumah setiap hari sedangkan keluarga suku Jawa dan Melayu kadang-kadang. Untuk tugas kesehatan No.5 keluarga suku Melayu dan Jawa kadang-kadang merasa puas terhadap pelayanan yang ada difasilitas kesehatan tersebut sedangkan keluarga suku Batak Mandailing dan Jawa sering.
Keluarga suku Jawa, Batak, Melayu tidak mempunyai paantangan - pantangan makanan pada keluarga yang menderita penyakit Diabetes Mellitus . Dari ketiga keluarga memiliki persamaan yaitu mengurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung gula. Namun untuk anggota keluarga yang sedang hamil, suku jawa melarang mengkonsumsi makanan seperti nangka karena bisa menyebabkan lemak ditubuh banyak jika minum es, bayi yang dilahirkan besar dan tidak boleh mandi malam karena dapat menyebabkan kembar air atau air ketuban ibu banyak sedangkan suku Melayu dan Batak tidak memiliki pantangan.
Adapun saran-saran yang diberikan oleh keluarga binaan atau kelolaan adalah keluarga suku Jawa menyarankan agar petugas kesehatan dalam mengambil keputusan untuk pasien terlebih dahulu harus memperhatikan tingkat sosial seseorang karena tingkat sosial setiap orang berbeda-beda sedangkan
keluarga suku Melayu dan Batak menyarankan agar petugas kesehatan lebih optimal dalam memberikan asuhan keperawatan kepada masyarakat.
Dari fenomena diatas dapat dilihat bahwa asuhan keperawatan keluarga tidak lepas dari budaya atau transkultural yang selalu dapat mempengaruhi hasil dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga sehingga perlu menelaah kembali asuhan keperawatan keluarga mulai dari pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi sampai dengan evaluasi dengan pendekatan transkultural sehingga dapat meningkatkan kemampuan keterampilan profesional yang meliputi kemampuan intelektual, teknikal dan interpersonal dalam melaksanakan asuhan keperawatan khususnya dalam keluarga.
Budaya adalah keyakinan dan perilaku yang diturunkan atau diajarkan manusia kepada generasi berikutnya (Hasting, 2005). Budaya adalah sesuatu yang kompleks yang mengandung pengetahuan, keyakinan, seni, moral dan hukum serta kebiasaan manusia sebagai anggota komunitas setempat (Sudiharto, 2007).
Menurut Konsep Budaya Leininger (1978 Dikutip dari Diyah 2009) Karakteristik budaya dapat digambarkan sebagai berikut: (1) Budaya adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada dua budaya yang sama persis (2) budaya yang bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan (3) budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan manusia itu sendiri
BAB V