• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Mellitus Di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Mellitus Di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

L A P O R A N P B L K

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Mellitus Di

Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor

Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan

Mata Ajaran Pengalaman Belajar Lapangan Komprehensif

Oleh

Budiana Yazid, S.Kep 071101068

(2)

Medan 2009

Lembar Pengesahan

Laporan Hasil Praktik Belajar Lapangan Komprehensif Yang Berjudul “ Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Mellitus Di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor” Telah Mendapat Persetujuan

Medan, 17 Desember 2009 Pembimbing

(Siti Zahara Nasution, S.Kp. MNS) NIP.19710305 200112 2 001

Koordinator

Mata Ajar Praktik Belajar Lapangan Komprehensif

(3)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Praktek Belajar Lapangan Komprehensif dengan judul “ Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Mellitus Di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor” yang merupakan syarat bagi penulis untuk menyelesaikan Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan laporan ini, banyak kesulitan yang dihadapi penulis, namun karena rahmat Allah SWT serta bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak sehingga penulis dapat mengatasi kesulitan tersebut. Berkenaan dengan hal itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, petunjuk serta saran sehingga laporan PBLK ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.

(4)

Semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan setimpal dari Allah SWT. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan keperawatan, khususnya berguna bagi keperawatan keluarga.

Medan, Desember 2009

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN………....i

UCAPAN TERIMA KASIH……….ii

DAFTAR ISI………..vi

BAB I PENDAHULUAN………..1

1. Latar Belakang……….1

2. Tujuan PBLK………...2

3. Manfaat PBLK……….2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………5

1. Keluarga………..5

1.1. Defenisi Keluarga………..5

1.2. Tipe-Tipe Keluarga………5

1.3. Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan………..6

1.4. Tugas Keluarga Berdasarkan Tahap Perkembangan Keluarga7 2. Diabetes Mellitus………8

2.1. Defenisi Diabetes Mellitus………...8

2.2. Penyebab………....8

2.3. Klasifikasi………..………...10

2.4. Gambaran Klinik………11

2.5. Penatalaksanaan……….12

BAB III LAPORAN KASUS 1. Pengkajan………...……..14

2. Diagnosa Dan Intervensi Keperawatan………..……..61

3. Implementsi Dan Evaluasi Keperawatan………....72

BAB IV PEMBAHASAN………....85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..91

(6)

2. Saran………...92 DAFTAR PUSTAKA

(7)

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah cukup tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Penyakit Diabetes mellitus merupakan penyakit yang sering dijumpai dimasyarakat terutama dikalangan masayarakat perkotaan. Penyebab utamanya adalah perubahan gaya hidup akibat urbanisasi dan modernisasi. Salah satu upaya pengendalian Diabetes mellitus dilakukan dengan pengaturan makanan, olahraga teratur serta mengkonsumsi obat pengatur gula darah.

Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sebagai calon anggota profesi disiapkan untuk dapat mengembangkan profesi keperawatan setelah berada di lapangan pekerjaannya. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasi semua teori dan konsep yang telah diperoleh selama pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(8)

Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor selama 4 minggu, mulai pada tanggal 23 November 2009 sampai dengan 19 Desember 2009.

Kegiatan Praktek Belajar LapanganKomprehensif (PBLK) dilaksanakan berdasarkan kontrak belajar yang telah disepakati bersama antara mahasiswa, pembimbing akademik dan pembimbing klinik serta keluarga kelolaan, yang meliputi pengelolaan pelayanan dan asuhan keperawatan secara langsung pada klien dan keluarga.

Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai. Keperawatan kesehatan keluarga adalah perawatan kesehatan yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuannya yang dilakukan oleh seorang perawat profesional dengan proses keperawatan yang berpedoman pada standar praktik keperawatan dengan berlandaskan etik dan etika keperawatan dalam lingkup dan wewenang serta tanggung jawab keperawatan.

(9)

2 Tujuan PBLK

Tujuan dari pelayanan keperawatan PBLK ini adalah untuk :

2.1. Meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan semua teori dan konsep yang telah diperoleh selama proses pendidikan.

2.2. Mahasiswa mampu mensistesa ilmu pengetahuan, menerapkan proses asuhan keperawatan secara komprehensif sebagai bentuk pelayanan keperawatan profesional, baik kepada individu, keluarga, maupun masyarakat.

3. Manfaat PBLK

Adapun manfaat dari PBLK ini adalah: 3.1 Bagi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengembangan serta sumber informasi pendidikan keperawatan untuk meningkatkan dan memperbaiki cakupan keperawatan keluarga.

3.2. Bagi pelayanan keperawatan

Sebagai sumber informasi yang dapat membantu meningkatkan pelayanan keperawatan keluarga.

3.3 Bagi mahasiswa :

(10)

komprehensif sebagai bentuk pelayanan keperawatan profesional, baik kepada individu, keluarga maupun masyarakat, mampu melakukan manajemen keperawatan, juga mampu melakukan manajemen pelayanan keperawatan melalui proses pengorganisasian kegiatan-kegiatan keperawatan secara efektif dan efisien dalam pelayanan keperawatan dengan selalu meningkatkan pengelolaan pelayanan keperawatan.

3.4 Keluarga/masyarakat

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1 Keluarga

1.1 Definisi keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004).

1.2 Tipe-Tipe Keluarga

(12)

1.3 Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan

Suprajitno (2004) menyatakan bahwa fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:

1.3.1. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya.

1.3.2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

(13)

masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di lingkungan tinggal keluarga agar memperoleh bantuan. 1.3.3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.

1.3.4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

1.3.5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.

1.4. Tugas Keluarga Berdasarkan Tahap Perkembangan Keluarga

Tugas kelurga berdasarkan tahap perkembangan keluarga :

(14)

1.4.6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa 1.4. 7. Keluarga usia pertengahan

1.4.8. Keluarga usia tua

2. Diabetes Mellitus

2.1. Definisi Diabetes mellitus

Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002). Diabetes melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula atau glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

2.2. Penyebab

Arjatmo (2002) menyatakan bahwa penyebab Diabets mellitus adalah: 2.2.1. Diabetes mellitus Tipe I

• Faktor genetik

(15)

• Faktor imunologi

Adanya respons outoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing yaitu itu antibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.

• Faktor lingkungan

Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi sel beta.

2.2.2. Diabetes Tipe II

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui.

Faktor-faktor resiko:

• Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun

• Obesitas

(16)

2.3. Klasifikasi

Brunner & Suddarth (2002) klasifikasi diabetes mellitus dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

2.3.1. Diabetes mellitus tipe I

Insulin Dependen Diabetes Mellitus Tipe I atauIDDM merupakan penyakit diabetes tergantung pada pemberian insulin

2.3.2. Diabetes mellitus type II

Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus (NIDDM) terbagi dua yaitu:

• Non obesitas • Obesitas

Disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pankreas, tetapi biasanya resistensi aksi insulin pada jaringan perifer. Biasanya terjadi pada orang tua pada umur lebih 40 tahun atau anak dengan obesitas.

2.3.3. Diabetes mellitus type lain

• Diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pankreas, kelainan hormonal, diabetes karena obat/zat kimia, kelainan reseptor insulin, kelainan genetik dan lain-lain.

(17)

•Diabetes Gestasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama kehamilan tidak dikelompokkan kedalam NIDDM pada pertengahan kehamilan meningkat sekresi hormon pertumbuhan dan hormon chorionik somatomamotropin (HCS). Hormon ini meningkat untuk mensuplai asam amino dan glukosa ke fetus.

2.4. Gambaran Klinik

Brunner & Suddarth (2002) menyatakan bahwa Gejala yang sering terjadi pada pasien diabetes mellitus yaitu:

2.4.1. Poliuri

Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotik diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.

2.4.2. Polidipsi

Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum

2.4.3. Polipagi

(18)

akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah. 2.4.4. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang

Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan Diabetes mellitus walaupun banyak makan akan tetap kurus

2.4.5. Mata kabur

Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa sarbitol fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.

2.5. Penatalaksanaan

(19)

Penatalaksanaan diabetes mellitus tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemikoral dan insulin.

Pada penderita dengan diabetes mellitus harus rantang gula dan makanan yang manis untuk selamanya. Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus adalah tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu :

Jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan

Jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar(J2)

(20)

BAB III LAPORAN KASUS

1. Pengkajian Keluarga A. Data Umum 7. Tipe keluarga : Keluarga Inti (Nuclear Family) 8. Komposisi keluarga

(21)

Genogram :

Keterangan

: Laki-laki : Perempuan

: Meninggal (laki-laki) : Meninggal (perempuan) : Tinggal serumah

9. Status sosial ekonomi keluarga

Penghasilan Tn. H + Rp.1.200.000/ bulan yang diperoleh dari hasil kerja sebagai wiraswasta: pekerja bangunan dan penghasilan Ny. N Rp 1.000.000/ bulan yang diperoleh dari hasil kerja sebagai tukang kusuk.

(22)

10. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Ny. N mengatakan tidak mempunyai jadwal khusus untuk kegiatan rekreasi keluarga, apabila hari libur biasanya keluarga hanya menghabiskan waktu dengan menonton TV. Jika liburan panjang, keluarga Tn. H pergi kerumah An. W di Lubuk Pakam

B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga 11. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Tn. H saat ini sedang dalam tahap Perkembangan keluarga anak menikah.

12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Ny. N mengatakan sebenarnya ingin menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang tingkat pendidikan SMA tetapi karena perekonomiannya yang sulit Ny. N hanya mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang tingkat pendidikan SMP. Tn. H sebagai kepala rumah tangga belum bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga sehingga perekonomian keluarga didukung oleh peran serta istrinya sebagai tukang kusuk.

13. Riwayat keluarga inti

(23)

tinggal dirumah mereka masing-masing serta dua orang lagi belum menikah dan masih tinggal serumah dengan mereka. Ny. N saat ini sedang menderita penyakit Diabetes mellitus, dari hasil pemeriksaan kadar gula yang dilakukan diperoleh hasilnya 378 mg/dl dan Ny. N sering mengeluh lemas, kaki kebas dan mudah mengantuk.

14. Riwayat keluarga sebelumnya

Ny. N mengatakan bahwa keluarganya tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan baik dari pihak suami maupun dari keluarga pihak Ny. N

C. Lingkungan

15. Karakteristik rumah dan denah rumah

D F E

B

C

A

(24)

Keterangan :

A : Pintu masuk B : Kamar tidur C : Ruang tamu D : Kamar mandi E : Kamar tidur F : Dapur

16. Karakteristik Lingkungan

Rumah Tn. H adalah permanen. Lantai terbuat dari semen, lebar rumah 6 meter dan panjang rumah 10 meter terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang dapur, dan 1 kamar mandi dan WC. Sinar matahari cukup karena rumah Tn. H mempunyai 1 jendela di depan dan 2 jendela di samping rumah, ruangan tampak bersih dan rapi. Sumber air keluarga Tn.H mengunakan air sumur untuk mencuci, mandi, memasak dan untuk air minum.

17. Mobilitas geografis keluarga

(25)

18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Tn. H dan Ny. N aktif mengikuti kegiatan perwirit di Jalan Eka Jaya IV setiap malam jumat pukul 20.00 WIB.

19. Sistem pendukung keluarga

Keluarga Tn. H saat ini dalam keadaan sehat, jika ada annggota keluarga yang sakit mereka berobat ke puskesmas yang tidak jauh tempat tinggal yaitu ± 400M. Bila ada masalah pada keluarga, keluarga memecahkan masalah dengan musyawarah.

D. Struktur Keluarga 20. Pola komunikasi keluarga

Keluarga Tn. H dalam sehari-hari mempergunakan bahasa Indonesia, komunikasi Tn. H dan Ny. N baik dan saling terbuka. Setiap ada masalah diselesaikan dengan musyawarah dan dalam pengambilan keputusan diputuskan oleh Tn. H berdasarkan musyawarah. Komunikasi antara Tn. H dengan anak-anaknya dan anggota keluarga yang lain juga baik. 21. Struktur kekuatan keluarga

(26)

22. Struktur peran

Tn. H berperan sebagai kepala keluarga juga berperan sebagai ayah serta suami dari Ny.N. Tn. H juga berperan sebagai pencari nafkah dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Ny. N berperan sebagai isteri dari Tn. H dan ibu bagi anak-anaknya dan anak-anaknya berperan sebagai anak. 23. Nilai dan norma keluarga

Keluarga menganut nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat serta agama islam, mengajarkan sopan santun kepada anak-anaknya serta menghormati orang yang lebih tua dan mengucapkan salam sebelum masuk ke rumah, serta membaca doa sebelum makan dan tidur. Keluarga Tn.H juga menganut nilai dan norma adat jawa.

E. Fungsi Keluarga 24. Fungsi Afektif

(27)

25. Fungsi Sosial

Interaksi keluarga dengan lingkungan disekitar rumah berjalan dengan baik keluarga mau bergaul dengan lingkungan sekitar dan sering bertegur sapa serta saling membantu jika mereka ada masalah, Ny. N jarang sekali berselisih dengan tetangga. Anak-anak Tn.H bergaul dan berinteraksi dengan teman-teman di sekitar rumahnya.

26. Fungsi Reproduksi

Tn.H dan Ny.N mempunyai lima orang anak. Ny. N tidak ingin mempunyai anak lagi sehingga setelah melahirkan anak yang kelima, Ny. N melakukan tubektomi.

27. Fungsi Ekonomi

Penghasilan Tn.H sebagai wiraswasta: pekerja bangunan tidak menentu setiap bulan. Untuk membantu perekonomian keluarganya Ny. N membantu suaminya mencari nafkah dan sekarang bekerja sebagai tukang kusuk dan hasilnya dipergunakan untuk memenuhi kehidupa sehari-hari. 28. Fungsi Perawatan Kesehatan

(28)

F. Stres dan Koping Keluarga

29. Stressor jangka pendek dan jangka panjang

Stressor jangka pendek : Ny.L mengkawatirkan keadaannya karena

menderita penyakit Diabetes mellitus, hipotensi. Bila ada anggota keluarga yang sakit ini juga merupakan stressor bagi keluarga dimana keluarga tidak dapat memberikan perawatan, karena tidak mengerti cara merawatnya.

Stressor jangka panjang : Ny.N kuatir stress memikirkan keadaan

ekonomi rumah tangganya yang sulit.

30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor

Bila ada anggota keluarga yang mengalami sakit biasanya keluarga berusaha membeli obat-obatan di warung, jika sudah tidak dapat ditangani baru datang ke puskesmas atau ke klinik praktek dokter dekat rumah. Keluarga selalu bermusyawarah jika ada masalah yang sedang di hadapi untuk mencari penyelesaiannya.

31. Strategi koping yang digunakan

Dalam menghadapi masalah kesehatan keluarga terlebih dahulu mencoba untuk mengatasinya seperti membeli obat-obatan di warung dan jika tambah parah keluarga baru berobat ke puskesmas atau ke klinik dokter. 32. Strategi adaptasi disfungsional

(29)

perannya sesuai dengan tanggung jawab dan peran mereka masing-masing.

33. Harapan keluarga

Keluarga Tn. H mengharapkan agar anak-anaknya kelak bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Ny.N dan keluarga mengharapkan bantuan informasi kesehatan dari perawat tentang bagaimana cara menangani Diabetes mellitus dan Hipotensi.

G. Riwayat Kesehatan Sekarang

No

warna hitam kulit

kepala bersih.

Tidak pakai

kacamata, tidak ada

(30)

2

baik, tidak ada

kelainan.

baik, tidak ada

kelainan.

Gigi bersih.

Tidak ada

pembesaran

kelenjar tiroid.

Vesikuler kiri dan

kanan. RR : 19x/m.

BJ I dan II normal.

(31)

4

Peristaltik +, tidak

ada kelainan.

Tidak ada kelainan.

Tidak ada kelainan.

H. Tipologi Masalah Kesehatan Ancaman kesehatan

• Diabetes mellitus

(32)

• Aktivitas seksual

Ny. N mengatakan bahwa dirinya mengalami penurunan hubungan seksual. Ny. N semakin malas melakukan aktivitas seksual terhadap suaminya dan kadang masalah ini sering membuatnya tersinggung. Ny. N menunjukkan sikap denial, Ny. N mengatakan itu hal yang wajar karena proses penuaan

Kurang/ tidak sehat

(33)

I. Pengkajian

17.Tipe keluarga : Keluarga Inti (Extended Family) 18.Komposisi keluarga

(34)

Genogram :

Keterangan

: Laki-laki : Perempuan

: Meninggal (laki-laki) : Meninggal (perempuan) : Tinggal serumah

19. Status sosial ekonomi keluarga

Penghasilan keluarga / bulan + Rp. 1.200.000,- yang diperoleh dari hasil kerja Ny. M sebagai tukang jualan baju.

(35)

20. Aktivitas rekreasi keluarga

An.F mengatakan tidak mempunyai jadwal khusus untuk kegiatan rekreasi keluarga, apabila hari libur biasanya keluarga hanya menghabiskan waktu dengan menonton TV.

B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga 11. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Ny. M saat ini adalah keluarga dengan tahap perkembangan anak menikah.

15.Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Ny.M mengatakan ingin sekali anaknya bisa mendapat pekerjaan yang layak sesuai dengan jenjang pendidikannya dimana anaknya yang terakhir adalah lulusan sarjana ekonomi namun sampai saat ini belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya.

16.Riwayat keluarga inti

(36)

An. F menderita asma sejak umur 3 tahun dan dapat diperberat jika cuaca lingkungan dingin.

17.Riwayat keluarga sebelumnya

Sebelum menikah almahrum suami Ny. M dan Ny. M tinggal bersama dengan orang tua mereka masing-masing. Kedua orang tua Ny. M meninggal karena penyakit tua. Menurut keterangan Ny. M suaminya meninggal karena penyakit Asma.

C. Lingkungan

15. Karakteristik rumah dan denah rumah

D E

B

C

A

Keterangan :

A : Pintu masuk B : Ruang tamu C : Kamar tidur D : Dapur E : Kamar mandi

(37)

16. Karakteristik Lingkungan

Rumah Ny. M adalah permanen. Lantai terbuat dari keramik, lebar rumah 5 meter dan panjang rumah 10 meter, terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang dapur, dan 1 kamar mandi dan WC. Ventilasi sinar matahari ada. Kebersihan ruangan tampak bersih dan rapi. Sumber air keluarga Ny. M mengunakan air PAM untuk mencuci mandi memasak dan untuk air minum.

24. Mobilitas geografis keluarga

Ny. M bersama keluarga setelah menikah tinggal di Jalan Eka Jaya. Mereka sudah tinggal dirumah tersebut lebih kurang 40 tahun

25. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Ny. M aktif mengikuti kegiatan perwiritan di lingkungan tempat tinggalnya setiap malam jumat pukul 20.00 Wib.

26. Sistem pendukung keluarga

(38)

DI. Struktur Keluarga 27. Pola komunikasi keluarga

Keluarga Ny. M dalam sehari-hari mempergunakan bahasa Indonesia, komunikasi Ny. M dengan anak-anaknya baik dan saling terbuka. Setiap ada masalah diselesaikan dengan musyawarah dan dalam pengambilan keputusan diputuskan oleh Ny. M berdasarkan musyawarah. Komunikasi antara Ny. M dengan anak-anaknya dan anggota keluarga yang lain juga baik.

28. Struktur kekuatan keluarga

Pengambilan keputusan yang lebih dominan bila ada masalah adalah Ny. M yang didukung oleh anak-anaknya.

29. Struktur peran

Ny. M berperan sebagai kepala keluarga juga berperan sebagai. Ny. M adalah tukang penjual baju, yang bekerja dari pukul 08.00 - 14.00 WIB. 30. Nilai dan norma keluarga

Keluarga menganut nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat serta agama islam, mengajarkan sopan santun kepada anak-anaknya serta menghormati orang yang lebih tua dan mengucapkan salam sebelum masuk ke rumah, serta membaca doa sebelum makan dan tidur. Keluarga Ny. M juga menganut nilai dan norma adat Batak mandailing.

(39)

24. Fungsi Afektif

Ny. M sangat menyayangi dan mengasihi anaknya. Hubungan antara Ny. M dan anak-anaknya harmonis terbukti mulai dari perkawinan sampai sekarang tidak ada masalah yang tidak dapat mereka atasi bersama. Ny. M dan anak-anaknya saling menghargai satu sama lainnya dan memiliki komunikasi terbuka begitu juga dengan anggota keluarga lainnya.

25. Fungsi Sosial

Interaksi keluarga dengan lingkungan disekitar rumah berjalan dengan baik keluarga mau bergaul dengan lingkungan sekitar dan sering bertegur sapa serta saling membantu jika mereka ada masalah. Anak-anak Ny. M bergaul dan berinteraksi dengan teman-teman di sekitar rumahnya.

26. Fungsi Reproduksi

Ny. M mengatakan tidak pernah lagi melakukan hubungan suami istri sejak suaminya meninggal dunia.

29. Fungsi Ekonomi

Penghasilan Ny. M sebagai tukang penjual baju tidak menentu setiap bulan tergantung dari jumlah baju yang terjual, apalagi sekarang usia Ny.M sudah tua dan tidak begitu kuat lagi untuk menarik bekerja secara terus menerus.

30.Fungsi Perawatan Kesehatan

(40)

dan jika tidak sembuh juga maka keluarga akan membawanya ke tempat pelayanan kesehatan terdekat seperti klinik praktek dokter dekat rumah.

F. Stres dan Koping Keluarga

34. Stressor jangka pendek dan jangka panjang

Stressor jangka pendek : Ny. M mengkuatirkan keadaan dirinya karena

menderita penyakit Diabetes mellitus dan An. F yang menderita penyakit Asma sejak umur 3 tahun yang lalu.

Stressor jangka panjang : Ny. M kuatir tidak akan mampu untuk membeli

rumah karena penghasilnnya sehari-hari hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

35. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor

Bila ada anggota keluarga yang mengalami sakit biasanya keluarga berusaha membeli obat-obatan di warung, jika sudah tidak dapat ditangani baru datang ke puskesmas atau ke klinik praktek dokter dekat rumah. Keluarga selalu bermusyawarah jika ada masalah yang sedang di hadapi untuk mencari penyelesaiannya.

(41)

Dalam menghadapi masalah kesehatan keluarga terlebih dahulu mencoba untuk mengatasinya seperti membeli obat-obatan di warung dan jika tambah parah keluarga baru berobat ke puskesmas atau ke klinik dokter. 37. Strategi adaptasi disfungsional

Tidak ada strategi adaptasi disfungsional yang digunakan dalam menghadapi masalah, keluarga masing-masing menjalankan fungsi dan perannya sesuai dengan tanggung jawab dan peran mereka masing-masing.

38. Harapan keluarga

Keluarga Ny. M mengharapkan agar anak-anaknya kelak bisa menjadi anak yang soleh dan sukses dan keluarga mengharapkan bantuan informasi kesehatan dari perawat tentang bagaimana cara menangani penyakit Diabetes mellitus danAsma

G. Riwayat Kesehatan Sekarang kepala bersih

(42)

2

baik, tidak ada kelainan

baik, tidak ada kelainan

H. Tipologi Masalah Kesehatan Ancaman Kesehatan

(43)

Ny. M mengatakan dia mudah lemas, letih, sering mengantuk, kakinya mudah kebas. Hasil pemeriksaan kadar gula yang dilakukan diperoleh hasil 389 mg/dl.

• Penyakit Asma

(44)

I. Pengkajian A. Data Umum

1. Inisial Kepala Keluarga (KK) : Tn.B

2. Usia : 34 Tahun

3. Pendidikan : Tamat STM

4. Agama : Islam

5. Suku : Melayu

6. Alamat : Jl. Eka Surya Gg. Eka Kencana 7. Tipe Keluarga : Keluarga Inti (Nuclear Family) 8. Komposisi Keluarga

No Nama JK Hub.

Dgn KK

Umur Pend Status Imunisasi

B C G

Polio DPT Hepatitis Cam

pak

Ket

1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

1. Ny. R P Istri 30 Thn SMA - - - -

2. An. E L Anak 7 Thn SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengkap

(45)

Genogram

Keterangan

: Laki-laki : Perempuan

: Meninggal (laki-laki) : Meninggal (perempuan) : Tinggal serumah

9. Status Sosial Ekonomi Keluarga

(46)

rumah serta mengatur keuangan rumah tangga. Tidak ada penghasilan tambahan dalam keluarga.

10. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Waktu senggang Ny. R digunakan untuk mengasuh anak keduanya yang masih bayi dan balita. Rekreasi keluarga sehari-hari mengajak kedua putrinya bermain/jalan-jalan sore ke rumah tetangga, dan kadang-kadang berkunjung ke rumah saudara dari dan sebulan sekali pergi ke rumah Ibu kandung Ny. R. di Langkat. Rekreasi ke tempat-tempat pariwisata seperti pantai dilakukan ketika hari-hari besar seperti perayaan lebaran dan libur anak sekolah. Sedangkan Tn.B memiliki waktu berkumpul bersama anak-anaknya pada malam hari sambil menonton televisi dan menceritakan cerita-cerita lucu kepada anaknya.

B. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga 11. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga Tn. B sat ini adalah keluarga dengan anak sekolah.

12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

(47)

halaman depan rumah. Rumah yang ditempati sekarang sudah merupakan milik mereka.

13. Riwayat keluarga inti

Tn.B dan Ny.R menikah pada bulan Januari tahun 2000. Pada bulan Februari tahun 2002 Ny. R melahirkan putra pertamanya yang saat ini telah berusia 7 tahun. Setelah 3 tahun menggunakan KB suntik untuk menghindari kehamilan maka pada bulan Januari tahun 2006 Ny. R melahirkan putri keduanya yang saat ini telah berusia 3 tahun. Pada keluarga Ny. R mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu Diabetes mellitus sedangkan pada keluarga Tn.B tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan. Saat ini penyakit yang diderita oleh anggota keluarga adalah demam begitu juga dengan Ny. R yang sering capek dan lemas karena menderita penyakit Diabetes mellitus. Dari hasil pemeriksaan kadar gula yang dilakukan diperoleh hasil 270 mg/dl. Imunisasi dari kedua anak Ny. R lengkap. Jika ada anggota keluarga yang sakit maka keluarga berobat ke RS. Mitra Sejati di dekat rumah, tetapi terkadang cukup membeli obat di warung saja tanpa harus ke rumah sakit, puskesmas atau datang ke klinik bidan.

14. Riwayat keluarga sebelumnya

(48)

C. Karakteristik Rumah 15. Karakteristik Rumah

Denah rumah

Keterangan : A : Ruang tamu B : Kamar tidur C : Kamar tidur D : Dapur

E : Kamar mandi f : Halaman rumah

Rumah tempat tinggal Tn.B adalah rumah sendiri, dengan bentuk dinding di plester tapi belum dicat, atap seng dengan ukuran 7 x 9 meter. Rumah terdiri dari ruang tamu, 2 kamar tidur, satu dapur dan satu kamar mandi.

F

Gg. Eka Kencana E

A B C

(49)

Kamar mandi berada didalam rumah dengan jenis WC leher angsa, jarak antara septic tank dengan sumber air > 10 meter, air yang digunakan bersumber dari air PAM yang tidak berbau dan berasa, ventilasi dan pencahayaan cukup baik.

16. Karakteristik Lingkungan

Di sekitar rumah kontrakan Tn.B para tetangga mayoritas beragama Islam dengan suku yang bermacam-macam antara lain, suku Mandailing, Jawa, Padang. Suasana lingkungan aman dan ramai karena berada di pinggir pasar. Menurut Ny. R keadaan tetangga di sekitar lingkungannya sangat baik dan ramah-ramah, saling tolong menolong jika ada keluarga yang mengalami masalah, dan bila ada tetangga yang sakit mereka saling menjenguk dan membantu satu sama lainnya.

17. Mobilitas Geografis Keluarga

Setelah Tn.B menikah dengan Ny. R mereka tidak tinggal bersama lagi dengan orang tua dari Tn.B, tetapi orang tua Tn.B bertempat tinggal di samping rumah Tn.B di Jl. Eka Surya Gg. Eka kencana Lingkungan XI. 18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

(50)

Ny. R bergaul dengan baik dengan tetangga disekitar rumah. Saling berkunjung dan saling membantu sesama tetangga.

19. Sistem pendukung keluarga

Keluarga Tn. B dalam menjalankan kehidupan keluarga didukung/dibantu oleh istri dan keluarga yang selalu berprinsip semangat dalam menjalani hidup dan tabah serta sabar. Bila ada masalah pada keluarga, keluarga dapat memecahkan masalah melalui musyawarah antara anggota keluarga.

D. Struktur Keluarga

20. Pola komunikasi keluarga

Dalam kehidupan sehari-hari keluarga menggunakan bahasa Indonesia dengan istri dan anak-anak, tetapi kadang-kadang karena Tn.B dan Ny.R menggunakan bahasa Indonesia. Komunikasi antara Tn.B dan Ny. R sangat baik selayaknya pasangan suami istri yang saling mencintai dan menghargai dan jika ada masalah saling terbuka satu sama lainnya, dan mencoba menyelesaikan masalah tersebut secara bersama-sama.

21. Struktur kekuatan keluarga

(51)

22. Struktur peran

Tn.B berperan sebagai seorang suami dari Ny. R yang bertanggung jawab terhadap keluarganya (istri dan anak-anaknya) dan dapat menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya. Selain itu Tn.B juga berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman pada anggota keluarga serta sebagai anggota masyarakat dalam lingkungannya. Sedangkan Ny.R berperan sebagai istri bagi suaminya (Tn.B) dan ibu bagi anak-anaknya. Ny.R mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan berperan sebagai pengatur keuangan rumah tangga serta sebagai anggota masyarakat dalam lingkungannya.

An.E sebagai putra pertama mereka dan An. D sebagai putrid pertama, mereka menjalani perannya sebagai seorang anak yang selalu mengikuti anjuran orang tuanya seperti mematuhi nasehat orangtua, tidak jajan sembarangan dan bermain dalam waktu-waktu tertentu

23. Nilai dan norma budaya

(52)

tuanya, saling menyayangi, mengucapkan salam saat masuk atau pergi dari rumah serta sembahyang.

E. Fungsi Keluarga 24. Fungsi Afektif

Tn.B dan Ny. R sangat menyayangi kedua anak mereka. Ny.R sebagai seorang istri dan ibu yang sangat memperhatikan kebutuhan anak-anak dan suaminya, mengasuh dan merawat anaknya dengan penuh kasih sayang. Pagi hari Ny. R sudah bangun jam 05.00 WIB untuk membuatkan sarapan suami dan anaknya, serta membuat bekal untuk suaminya di tempat kerja. Tn.B dan Ny. R mengekspresikan kasih sayang dengan memeluk, menggendong anak-anaknya dengan sentuhan dan belaian, memperingatkan anaknya jika tindakan yang mereka lakukan salah tanpa harus berkata-kata kasar tetapi dengan ucapan yang sopan namun tegas dan memberi nasehat dan tuntunan yang baik bagi kedua buah hati mereka.

25. Fungsi Sosial

(53)

komunikasi yang baik, saling bertegur sapa bila bertemu, dan saling mengunjungi jika ada anggota keluarga yang terkena musibah atau sakit. 26. Fungsi Reproduksi

Tn.B dan Ny. R sudah memiliki dua orang putrid yaitu An.E berusia 7 tahun dan An.D berusia 3 tahun. Saat ini Ny. R belum berpikir untuk memberikan adik lagi. Alat kontrasepsi yang digunakan Ny. R setelah kelahiran anak pertamanya adalah kontrasepsi suntik selama 2 tahun lebih, dan setelah itu Ny. R berencana untuk member adik bagi An.E, walaupun selama penggunaan KB suntik tersebut Ny. R tidak pernah menunjukkan gejala dari efek samping yang mungkin saja timbul selama penggunaan KB suntik. Setelah melahirkan anak keduanya Ny. R tetap menggunakan alat kontrasepsi suntik yang harus di suntikkan 3 bulan sekali.

27. Fungsi Ekonomi

(54)

28. Fungsi Perawatan Kesehatan

Komposisi makanan yang dikonsumsi keluarga setiap hari adalah nasi+sayur+lauk dan kadang-kadang mengkonsumsi buah-buahan. Bagi An.E dan An. D selalu diberi susu. Lauk yang sering di konsumsi adalah tahu, tempe, dan juga ikan/ayam. Keluarga juga mengkonsumsi makanan tambahan/sampingan seperti biscuit.

F. Stres dan Koping Keluarga

29. Stres jangka panjang dan pendek

Stresor jangka pendek: biaya susu kedua anaknya

Stresor jangka panjang: biaya pendidikan anak-anaknya kelak 30. Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi

Keluarga mampu mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam keluarganya dan mencari jalan keluarnya secara bersama-sama dengan pikiran yang tenang dan jika pada situasi tertentu yang belum dapat keluarga penuhi maka pihak keluarga lainnya juga turut membantu dan mendukung keluarga Ny.R.

31. Strategi koping yang digunakan

(55)

jawab dan dapat memenuhi kebutuhan istri dan anaknya dengan bekerja tekun pada pekerjaan yang dijalaninya sekarang yang sudah berjalan 6 tahun ini. Selain itu Ny. R juga dapat menyampingkan keinginannya yang terkadang ingin sesekali mengajak putrinya jalan-jalan ke Mall, walaupun demikian Ny. R selalu bersyukur pada Allah SWT yang hingga saat ini masih melimpahkan Rezeki yang cukup kepada keluarganya dan yang terutama selalu diberi kesehatan olen-Nya. Ny.R juga tidak pernah putus asa dengan apa yang telah diberikan Allah pada keluarganya dan selalu mensyukuri nikmat-Nya.

32. Strategi adaptasi disfungsional

Tidak ada strategi adaptasi yang disfungsi, sejauh ini strategi adaptasi masih dalam rentang normal.

33. Harapan keluarga

(56)

G. Riwayat Kesehatan Keluarga

• Mata Conjunctiva anemis -

• Gigi & Mulut Gigi lengkap Gigi lengkap Gigi lengkap Gigi belum lengkap

• Gerakan Dada Simetris Simetris Simetris Simetris

Perut

• Peristaltik Peristaltik + (8x/i)

Peristaltik + (6x/i)

Peristaltik Peristaltik

(57)

Ekstremitas

Integumen Bersih tidak ada luka

H. Tipologi Masalah Kesehatan. Ancaman kesehatan :

•Diabetes mellitus

Ny. R mengatakan dia mudah lemas, letih, sering mengantuk, kakinya mudah kebas. Hasil pemeriksaan KGD yang dilakukan diperoleh hasil 270 mg/dl

•ISPA

(58)

ANALISA DATA Ny. N lemas, letih, sering mengantuk, kakinya mudah kebas

DO:

• Hasil pemeriksaan kadar gula yang dilakukan diperoleh hasil 378 mg/dl

• Ny.N mengatakan bahwa dirinya sering mudah capek dan

terkadang oyong

• Ny.N mengatakan bahwa beliau memiliki tekanan darah rendah sejak 1 tahun yang lalu

DO:

• Pemeriksaan TTV: TD = 100/70 mmHg

• Ny. N mengatakan akhir-akhir ini dia malas untuk melakukan aktivitas seksual karena mudah kecapekan

(59)

ANALISA DATA Ny. M

No Data Masalah Masalah

Keperawatan Keluarga 1 DS:

• Ny. M mengatakan dia mudah lemas, letih, sering mengantuk, kakinya mudah kebas

DO:

• Hasil pemeriksaan kadar gula yang dilakukan diperoleh hasil 389 mg/dl

mengenal masalah kesehatan:

Diabetes mellitus

2 DS:

• Ny. M mengatakan bahwa anaknya dari kecil sudah terkena asma dan suami Ny. M meninggal karena penyakit Asma

• An. F mengatakan sesak diperberat jika cuaca lingkungan dingin DO:

• An. F mengatakan sesak • Pemeriksaan TTV:

TD = 100/70 mmHg HR = 74 kali/menit RR = 27 kali/menit

(60)

ANALISA DATA Ny. R lemas, letih, sering mengantuk, kakinya mudah kebas

DO:

• Hasil pemeriksaan kadar gula yang dilakukan diperoleh hasil 345 mg/dl

mengenal masalah kesehatan:

Diabetes mellitus

2 DS:

• Ny.R mengatakan An.E sedang mengalami batuk dan pilek, ± 2 hari ini

• Ny. R hanya membeli obat di warung/di apotik.

• Ny.R mengatakan tidak banyak tahu cara perawatan ISPA untuk balita selain

• Memberikan obat yang biasanya dibeli di apotik tanpa resep dokter

DO:

• Keluar sekret dari hidung An.E dan An.E batuk, bersin

(61)

J. Skoring Masalah Keperawatan Keluarga Diabetes Mellitus

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1 •Tidak/kurang sehat • Ancaman kesehatan • Krisis

Kemungkinan masalah dapat diubah: Dengan mudah

•Dengan mudah •Hanya sebagian •Tidak dapat

Potensi masalah untuk Dicegah: Cukup

•Tinggi •Cukup •Rendah

Menonjolnya masalah: Masalah berat harus ditangani

•Masalah berat harus ditangani

• Masalah tidak perlu segera ditangani • Masalah tidak

dirasakan

Pada penderita DM bila tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan secara teratur akan berdampak kepada komplikasi menahun DM. Sumber dan keluarga mencukupi untuk mengatur diet anggota keluarga

Keluarga mampu menyediakan diet seimbang untuk dan keluarga dapat

memahami penyuluhan yang diberikan tentang penyakit DM.

(62)

Hipotensi

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1 Sifat masalah

Skala: Tidak/kurang sehat

•Tidak/kurang sehat •Ancaman kesehatan •Krisis

3/3 x 1 1 Ny.N saat ini sedang menderita hipotensi

2 Kemungkinan masalah diubah: hanya sebagian

• Dengan mudah • Hanya sebagian • Tidak dapat

1/2 x 2 1 Dengan menyuntikkan obat untuk menaikkan

tekanan darah: sangabion

3 Potensi masalah untuk dicegah: Tinggi masalah dapat teratasi. 4 Menonjolnya masalah :

Masalah tidak perlu segera ditangani

• Masalah berat harus ditangani

• Masalah tidak perlu segera ditangani • Masalah tidak

dirasakan

1/2 x 1 1/2 Keluarga Ny. N menyadari ada masalah namun keluarga tidak terlalu kuatir.

(63)

Aktivitas Seksual

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1 Sifat masalah

Skala: Ancaman kesehatan

•Tidak/kurang sehat •Ancaman kesehatan •Krisis

323 x 1 2/3 Ny.N saat ini malas untuk melakukan hubungan seksual dengan suaminya senagn alas an mudah letih dan lemas

2 Kemungkinan masalah diubah: hanya sebagian

• Dengan mudah • Hanya sebagian • Tidak dapat

1/2 x 2 1 Dengan memberikan penjelasan dan pengertian tentang

adanya perubahan biologis pada pasien Diabetes mellitus tidak akan membuat Ny. N mudah tersinggung 3 Potensi masalah untuk

dicegah: Cukup • Tinggi • Cukup • Rendah

2/3 x 1 2/3 Dengan memberikan penjelasan yang masuk akal pada Ny. N kepada Tn. H akan mengerti kondisi istrinya.

4 Menonjolnya masalah : Masalah tidak perlu segera ditangani

• Masalah berat harus ditangani

• Masalah tidak perlu segera ditangani • Masalah tidak

dirasakan

1/2 x 1 1/2 Ny. N menyadari ada

masalah namun keluarga tidak terlalu kuatir.

(64)

Diabetes Mellitus

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1 •Tidak/kurang sehat • Ancaman kesehatan • Krisis

Kemungkinan masalah dapat diubah: Dengan mudah

•Dengan mudah •Hanya sebagian •Tidak dapat

Potensi masalah untuk Dicegah: Cukup

•Tinggi •Cukup •Rendah

Menonjolnya masalah: Masalah berat harus ditangani

•Masalah berat harus ditangani

• Masalah tidak perlu segera ditangani • Masalah tidak

dirasakan

Pada penderita DM bila tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan secara teratur akan berdampak kepada komplikasi menahun DM.

Sumber dan keluarga mencukupi untuk mengatur diet anggota keluarga

Keluarga mampu menyediakan diet seimbang untuk dan keluarga dapat

(65)

•Tidak/kurang sehat •Ancaman kesehatan •Krisis

3/3 x 1 1 An.F saat ini sedang menderita Asma.

2 Kemungkinan masalah diubah: Tidak dapat diubah

• Dengan mudah • Hanya sebagian •Tidak dapat

1/2 x 2 1/2 Asma adalah penyakit saluran pernafasan yang tidak dapat sembuh sifatnya berulang.

3 Potensial masalah untuk dicegah: Tinggi

• Tinggi

4 Menonjolnya masalah: Masalah tidak perlu segera ditangani

• Masalah berat harus ditangani

• Masalah tidak perlu segera ditangani • Masalah tidak

dirasakan

1/2 x 1 1/2 Keluarga An. F meyadari ada masalah namun keluarga tidak terlalu kuatir.

(66)

Diabetes Mellitus

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1 •Tidak/kurang sehat • Ancaman kesehatan • Krisis

Kemungkinan masalah dapat diubah: Dengan mudah

•Dengan mudah •Hanya sebagian •Tidak dapat

Potensi masalah untuk Dicegah: Cukup

•Tinggi •Cukup •Rendah

Menonjolnya masalah: Masalah berat harus ditangani

•Masalah berat harus ditangani

• Masalah tidak perlu segera ditangani • Masalah tidak

dirasakan

Pada penderita DM bila tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan secara teratur akan berdampak kepada komplikasi menahun DM.

Sumber dan keluarga mencukupi untuk mengatur diet anggota keluarga

Keluarga mampu menyediakan diet seimbang untuk dan keluarga dapat

(67)

ISPA

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran 1 Sifat masalah

Ancaman kesehatan •Tidak/kurang sehat •Ancaman kesehatan •Krisis

2/3 x 1 2/3 An. E sering

mengalami batuk-batuk dan demam, saat pengkajian dilakukan sedang mengalami batuk dan demam.

2 Kemungkinan masalah dapat diubah : Mudah

• Dengan mudah • Hanya sebagian • Tidak dapat

2/2 x 2 2 Keluarga dapat

mengatasi masalah dengan membeli obat di warung kalau tidak

berkurang baru

3 Potensi masalah untuk diubah : Cukup

• Tinggi • Cukup • Rendah

2/3 x 1 2/3 Pemberian makanan yang cukup gizi dapat mencegah masalah tidak akan terjadi, akan tetapi ketidakcukupan

dana dalam penyediaan status makanan/ gizi.

4 Menonjolnya masalah : Harus segera diatasi

• Masalah berat harus ditangani

• Masalah tidak perlu segera ditangani • Masalah tidak

dirasakan

2/2 x 1 1 Keluarga memberi

pertolongan/

pengobatan dengan membeli obat dari warung, hal ini menandakan keluarga ingin segera diatasi tetapi keluarga tidak tahu cara merawatnya.

(68)

BAB IV PEMBAHASAN

Pada tahap pengkajian asuhan keperawatan keluarga merupakan tahap yang tidak mudah dilakukan. Hal tersebut disebabkan oleh karena keluarga merupakan bagian dari masyarakat yang hidup dalam suatu komunitas tertentu dengan berbagai latar belakang baik budaya, ekonomi, sosial, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, umur, agama dan sebagainya. Setiap latar belakang tersebut akan mempengaruhi keluarga dalam penerimaan, kesadaran, kemampuan khususnya dalam bidang kesehatan dan keperawatan.

Terkadang faktor-faktor tersebut di atas dapat mendukung kesehatan bahkan dapat juga menghambat tercapainya kesehatan yang optimal, misalnya saja pengetahuan. Apabila keluarga mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang kesehatan dan keperawatan maka keluarga akan dapat dengan mudah mengenali masalah kesehatan, memutuskan tindakan, memelihara kesehatan anggota keluarga dan dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan sebagai rujukan apabila penanganan di rumah tidak menunjukkan hasil. Namun apabila pengetahuan keluarga rendah maka fenomena di atas akan terjadi sebalikya.

(69)

dapat terbuka dengan perawat sehingga dalam melakukan asuhan keperawatan tidak mengalami kesulitan.

Di samping itu pengkajian keperawatan keluarga terkadang tidak dapat dilaksanakan sekaligus pada satu waktu atau tidak dapat selesai dalam waktu satu hari. Hal tersebut dikarenakan keluarga terkadang disibukkan oleh kegiatan rumah tangga seperti memasak, menyapu, mengasuh anak sehingga saat perawat melakukan pengkajian hanya mempunyai waktu beberapa saat dan pengkajian dapat dilanjutkan pada hari berikutnya.

Pada format pengkajian perlu pendataan tentang riwayat imunisasi anak, terkadang muncul fenomena bahwa orang tua sering lupa tentang riwayat imunisasi anaknya serta KMS (Kartu Menuju Sehat) hilang maka pengkajian riwayat imunisasi tersebut tidak lengkap. Di samping itu perlu pendataan silsilah keluarga dalam bentuk genogram, namun terkadang mendapatkan kesulitan dalam pelaksanaannya, misalnya keluarga tidak dapat mengingat umur anggota keluarganya, tidak dapat mengetahui penyakit keturunan yang diderita oleh salah satu anggota keluarganya sehingga genogram tidak dapat terdokumentasi dengan lengkap.

(70)

23 November – 19 Desember 2009. Asuhan keperawatan dilakukan kepada tiga keluarga yang salah satu anggota keluarganya menderita penyakit Diabetes Mellitus dengan suku yang berbeda yaitu: suku Jawa, suku Batak dan suku Melayu yang tujuannya untuk mengetahui adanya perbedaan dan persamaan dari tiap-tiap suku dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

Dari hasil jawaban kuesioner ditemukan adanya beberapa perbedaan pendapat atau jawaban. Untuk tugas kesehatan No. 1, keluarga suku Jawa dan Melayu selalu beranggapan bahwa seseorang yang sakit tidak dapat melakukan aktivitas sedangkan suku Batak menjawab kadang-kadang. Untuk tugas kesehatan No. 2, kepala keluarga suku Batak dan Melayu selalu berperan penting dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan sedangkan keluarga suku Jawa menjawab kadang-kadang). Keluarga suku Jawa dan suku Batak sering menanyakan pendapat orang lain untuk menentukan tindakan kesehatan yang tepat sedangkan keluarga suku Melayu menjawab kadang-kadang.

(71)

Untuk tugas kesehatan No. 4 keluarga suku Melayu dan Batak selalu mampu menyediakan keperluan sehari-hari setiap anggota keluarga seperti perlengkapan mandi dan makan, ataupun perlengkapan untuk merawat diri sedangkan keluarga suku Jawa sering. Keluarga suku Batak selalu menyediakan waktu untuk membersihkan rumah dan lingkungan di sekitar rumah setiap hari sedangkan keluarga suku Jawa dan Melayu kadang-kadang. Untuk tugas kesehatan No.5 keluarga suku Melayu dan Jawa kadang-kadang merasa puas terhadap pelayanan yang ada difasilitas kesehatan tersebut sedangkan keluarga suku Batak Mandailing dan Jawa sering.

Keluarga suku Jawa, Batak, Melayu tidak mempunyai paantangan - pantangan makanan pada keluarga yang menderita penyakit Diabetes Mellitus . Dari ketiga keluarga memiliki persamaan yaitu mengurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung gula. Namun untuk anggota keluarga yang sedang hamil, suku jawa melarang mengkonsumsi makanan seperti nangka karena bisa menyebabkan lemak ditubuh banyak jika minum es, bayi yang dilahirkan besar dan tidak boleh mandi malam karena dapat menyebabkan kembar air atau air ketuban ibu banyak sedangkan suku Melayu dan Batak tidak memiliki pantangan.

(72)

keluarga suku Melayu dan Batak menyarankan agar petugas kesehatan lebih optimal dalam memberikan asuhan keperawatan kepada masyarakat.

Dari fenomena diatas dapat dilihat bahwa asuhan keperawatan keluarga tidak lepas dari budaya atau transkultural yang selalu dapat mempengaruhi hasil dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga sehingga perlu menelaah kembali asuhan keperawatan keluarga mulai dari pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi sampai dengan evaluasi dengan pendekatan transkultural sehingga dapat meningkatkan kemampuan keterampilan profesional yang meliputi kemampuan intelektual, teknikal dan interpersonal dalam melaksanakan asuhan keperawatan khususnya dalam keluarga.

Budaya adalah keyakinan dan perilaku yang diturunkan atau diajarkan manusia kepada generasi berikutnya (Hasting, 2005). Budaya adalah sesuatu yang kompleks yang mengandung pengetahuan, keyakinan, seni, moral dan hukum serta kebiasaan manusia sebagai anggota komunitas setempat (Sudiharto, 2007).

(73)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Praktek Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) yang penulis laksanakan memberikan pengalaman untuk dapat menganalisa suatu masalah serta menyelesaikannya dengan menggunakan metode proses asuhan keperawatan, yaitu :

a. Asuhan keperawatan yang diberikan dengan menggunakan metode pendekatan. Proses keperawatan harus dilaksanakan agar asuhan keperawatan dapat bersifat holistik (bio, psiko, sosio, dan spiritual) berdasarkan kebutuhan klien dan berkesinambungan mulai dari fase perkenalan sampai fase terminasi sehingga asuhan keperawatan yang diberikan bersifat profesional dan menimbulkan rasa kepuasan pada klien dan keluarga dengan demikian mutu pelayanan keperawatan dapat meningkat.

(74)

2. Saran

2.1. Pendidikan Keperawatan

Dalam pendidikan keperawatan khususnya di pendidikan komunitas hasil Pratek belajar lapangan konprehensif (PBLK) ini dapat dijadikan sebagai masukan dan sumber informasi pendidikan keperawatan.

2.2. Pelayanan Keperawatan

(75)

DAFTAR PUSTAKA

Arjatmo. (2002). Penyakit Diabetes Mellitus. Dikutip Dari http://mahida01.blogspot.com/2005/03/Diabetes-mellitus.

Brunner & Suddarth (2002). Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 1. Jakarta: EGC

Diyah, H. (2009).

Friedman, M. (1998). Keperawatan Keluarga: Teori Dan Praktik. Jakarta: EGC Hasting, D. (2005). Pedoman Keperawatan di Rumah. Jakarta: EGC

Sudiharto.(2007). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan

Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC

(76)

CURRICULUM VITAE

Nama : Budiana Yazid, S.Kep

Tempat/Tanggal Lahir : Kampung Mesjid, 30 November 1986 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Dr. Hamka No.58. Rantau Prapat, Labuhan Batu

Pendidikan:

1. SD N 112147 Bakaran Batu Tahun 1992-1998 2. SLTP N 2 Rantau Prapat Tahun 1998-2001 3. SMU N1 Rantau Prapat Tahun 2001-2004

4. D3 Keperawatan USU Tahun 2004-2007

Referensi

Dokumen terkait

a. Dalam perencanaan pelatihan meliputi : i) Untuk mengidentifikasi kebutuhan warga belajar dengan cara mengidentifikasi permasalahan sosial anak yang berkonflik dengan hukum

Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (2012). Usia balita merupakan usia pra sekolah dimana seorang anak akan

Berdasarkan dapatan daripada kajian ini juga pengkaji mendapati kalangan ibubapa murid Tahun 5 lebih proaktif di dalam pengetahuan mereka

Menurut Arikunto (2002), Instrumen penelitian merupakan suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh seorang peneliti untuk mempermudah pengumpulan data agar pekerjaannya

Apabila pernyataan ini tidak benar, saya sanggup dan bersedia ditindak sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.. Mengetahui Pandeglang,

The performance of the Softmax Regression classifier was evaluated (Figure 3, step 8) using the examples and corresponding truth class values that were not used

Setelah mendengarkan contoh, siswa mampu menyanyikan notasi lagu “Menanam jagung” Sesuai tinggi rendah nada dengan aba-aba ketukan dari guru dengan benar.. Setelah berdiskusi,

[r]