1. Untuk kegiatan monitoring selanjutnya, diperlukan adanya protokol survei sehingga data-data yang ada nantinya dapat diintegrasikan dan dianalisis dengan pendekatan kajian risiko.
2. Diperlukan adanya prioritas pangan dan BTP untuk monitoring di Indonesia sehingga hasil pengujian akan lebih terfokuskan.
3. Untuk monitoring kontaminan pangan diperlukan pengolahan dan analisis data dari stakeholder lain yang berwenang secara terpadu sehingga data- data antar stakeholder dapat diintegrasikan untuk selanjutnya dianalisis dengan pendekatan kajian risiko.
4. Diharapkan monitoring terhadap kontaminan disesuaikan dengan prioritas utama pangan dan kontaminan pangan menurut GEMS/FOOD.
5. Agar database kontaminan dan BTP yang nantinya akan disempurnakan lebih bermanfaat, harus diiringi dengan program survei konsumsi individu secara nasional sehingga dapat dimanfaatkan untuk kajian paparan kontaminan dan BTP.
DAFTAR PUSTAKA
AGAL-BADAN POM. 2001. An Integrated Food Safety System-A Model for Indonesia. AGAL in Cooperation with National Agency of Drug and Food Control (Badan POM). Jakarta.
Anonima. 2005. Bahaya di Balik Gurihnya Ikan Asin.
http://www.kompas.com/kompascetak/0511/08/humaniora/2185594.htm (28 Desember 2005).
Anonimb. 2006. Waspadai Pemicu Kanker di Makanan.
http://cybermed.cbn.net.id/detil.asp?kategori=health&newsno=3453 (8 Februari 2006).
Awad, E. M. dan M. H. Gotterer. 1992. Database Management. Boyd & Fraser Publishing Company. Massachussetts.
Badan POM. 2001a. Prinsip-prinsip Analisis Risiko. Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
Badan POM. 2001b. Analisis Risiko Keamanan Mikrobiologis: Kajian Risiko Mikrobiologis. Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
Badan POM. 2004a. Sistem Keamanan Pangan Terpadu.
http://www.pom.go.id/surv/index.asp (20 Desember 2005).
Badan POM. 2004b. Final Report Review of Food Safety Risk Assessment Capacity. WHO Project INO FOS 001:EC-3/P-1. Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
Badan POM. 2005a. Cemaran Logam dalam Produk Pangan, Seri Monografi: Kajian Keamanan (05). Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
Badan POM. 2005b. Modul Pelatihan Surveilan Keamanan Pangan. Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
Badan POM. 2005c. Manual Pelaksanaan Surveilan Keamanan Pangan dan Tindak Lanjut di Badan POM RI. Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
Badan POM. 2005d. Kategori Pangan Indonesia. Direktorat Standarisasi Produk Pangan. Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
Bordgroff, M. W. 1997. Surveillance of Foodborne Disease: What Are The Options?. Food Safety Issues. Food Safety Unit, World Health Organization.
EU Scientific Co-operation, 1998. Report from the Commision on Dietary Food Additive Intake in the European Union.
FAO. 1999. Special Report FAO/WFP Crop and Food Supply Assessment Mission to Indonesia. Global Information and Early Warning System on Food Agriculture. World Food Programme.
http://www.fao.org/giews/english/alertes/1999/srins994.htm (30 Desember 2005).
FAO. 2000. The Application of Risk Communication to Food Standards and Safety Matters. Economic and Social Department Food Agriculture Organization.
http://www.fao.org/documents/show_cdr.asp?url_file=/docrep/005/x1271e /x1271e00.htm (20 Desember 2005).
Fardiaz, D. 2001. Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya secara Total. Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
Hansen, S. C. 1979. Conditions for Use of Food Additives based on Budget Method for an Accepatable Daily Intake. Journal of Food Protection, 42, 429-434.
Harjadi. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta.
JECFA. 2001. Guidelines for the Preparation of Working Papers on Intake of Food Additives for the Joint FAO/WHO Expert Committe on Food Additives. Geneva. Switzerland.
JECFA. 2004. Evaluation of Certain Food Additives and Contaminants: Sixty- First Meeting of the Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives, Geneva, WHO Technical Report series No.922. http://www.who.int/water_sanitation_health/dwq/chemicals/mercury
final.pdf (20 Juli 2005).
Kegley, S. E. dan Laura J. Wise. 1998. Pesticides in Fruits and Vegetables. University Science Books. Sausalito, California.
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. No. HK. 00.05.5.1.4057 Tentang Batas Maksimum Aflatoksin dalam Produk Pangan. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. No. HK. 00.05.5.1.4547 Tentang Persyaratan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan Dalam Produk Pangan. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
Leparulo-Loftus, M., Barbara, J.P. Christine, F.C., dan J.R. Tomerlin. 1992. Dietary Exposure Assessment in the Analysis of Risk from Pesticides in Foods di dalam Finley, et al., Food Safety Assessment. American Chemical Society. Washington DC.
Malik, D. 2004. Zat Kimia Berbahaya dan Efeknya.
http://www.dayakology.com/kr/ind/2004/107/utama.htm (9 Januari 2006). Maulany, R. 2005. Bahaya Formalin dalam Makanan. www.pom.go.id (16
Januari 2006).
Nurrohmah, Adriani dan B. Setiawati. 1995. Penggunaan “Food Additive”, Seruling Pagi vol (4)2 desember. Jurusan GMSK, IPB. Bogor.
Parker, T.C.B. dan R.B. Tompkin. 2000. Risk and Microbiological Criteria di dalam Lund, Barbara M. et al (eds) The Microbiological Safety and Quality of Food: Volume II. Aspen Publisher, Inc. Maryland.
Peraturan Menteri Kesehatan RI. Nomor: 722/MenKes/Per/IX/1988 Tentang Bahan Tambahan Makanan. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Petersen, B.J., Chaisson C.F., dan Douglass J.S. 1994. Use of Food Intake Surveys to Estimate Exposure to Nonnutrient, Am J Clin Nutr; 59 (suppl): 240S-244S.
Rahayu, W.P., Halim, N., Slamet, B., dan Dahrul, S. 2003. Bahan Tambahan Pangan. Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
Rahayu, W. P., Harsi, D. K., dan Roy A. S. 2004. Prinsip-Prinsip Analisis Risiko. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta. ISBN 979-3446-34-X.
Reilly, C. 1980. Metal Contamination of Food. Applied Science Publishers Ltd. London.
Rowley, J. Dan J. Farrow. 2000. Organizing Knowledge: An Introduction to Managing Access to Information. Gower.
Slamet, R. 2004. Kajian Paparan Bahan Tambahan Pangan dan Bahan Berbahaya pada Murid SD dengan Metode TDS. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sparringa, R. A. 2002. Pengantar Surveilan Keamanan Pangan Pangan di dalam Rahayu, et al. Surveilan Keamanan Pangan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
Sparringa, R. A., Harsi, D. K., dan Winiati, P.R. 2004. Aplikasi Kajian Risiko Bahan Tambahan Pangan: Studi Kasus Penggunaan Pemanis Aspartam. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta. ISBN 979-3446-39-O.
Sparringa, R. A. 2005. Personal Communication. Badan POM RI. Jakarta. Sparringa, R. A. 2006. Personal Communication. Badan POM RI. Jakarta. Syarief, R., La Ega, dan CC. Nurwitri. 2003. Mikotoksin Bahan Pangan.
Diterbitkan atas kerjasama IPB Press dengan Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor.
Syarifudin, A. 2004. Kajian Paparan Bahan Tambahan Pangan Berdasarkan Data Konsumsi Pangan Individu di Kabupaten Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tjahjadi, C. 1986. Pewarna Makanan. Dalam Risalah Seminar Bahan Tambahan Kimiawi (Food Additives). PAU Pangan dan Gizi IPB-PATPI-GAPMMI. Jakarta, 3-4 Oktober 1986.
WHO. 1974. Sobic Acid and It’s Calcium, Potassium and Sodium Salts, Seventeenth Report of the Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives, WHO Technical Report Series No.539. WHO. Geneva.
WHO. 1985. Guidelines for the Study of Dietary Intakes of Chemical Contaminants, WHO Offset Publication No 87, WHO, Geneva.
WHO. 1996. Drinking Water Guidelines and Standards. World Health Organiztion. Geneva, Switzerland.
www.who.int/entity/water_sanitation_health/dwq/arsenicun5.pdf (15 Februari 2006).
WHO. 1997a. Food Consumption and Exposure Assesment of Chemicals. Report of a FAO/WHO Consultations. Geneva. Switzerland.
WHO. 1997b. Guidelines for Predicting Dietary Intake of Pesticide Residues (Revised). Prepared by the Global Environment Monitoring System/Food Contamination Monitoring and Assessment Programme (GEMS/FOOD) in Collaboration with the Codex Committee on Pesticide Residues. Programme of Food Safety and Food Aid, WHO. Geneva. http://www.who.int/foodsafety/publications/chem/pesticides/en/
(5 Desember 2005).
WHO. 1999. GEMS/FOOD Total Diet Studies. Report of A Joint USFDA/WHO International Workshop on Total Diet Studies in Cooperation With the Pan American Health Organization. Food Safety Programme, Department of Protection of the Human Environment, WHO. Kansas City, Missouri, USA.
http://www.who.int/foodsafety/publications/chem/en/tds_aug1999.pdf (28 Desember 2005).
WHO. 2000a. Methodology for Exposure Assessment of Contaminants and Toxins in food. World Health Organization. Geneva. http://www.who.int/foodsafety/publications/chem/en/exposure_june2000 .pdf (2 Desember 2005).
WHO. 2000b. Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives Fifty-fifth Meeting 5-15 June 2000, Summary and Conclusions. World Health Organization. Geneva.
www.who.int/entity/ipcs/food/jecfa/summaries/en/summary_55.pdf (15 Februari 2006).
WHO. 2001. Guidelines for the Preparation of Working Papers on Intake of Foods Additives for the Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives. WHO. Geneva.
http://www.who.int/ipcs/food/jecfa/en/intake_guidelines.pdf (16 Januari 2006).
WHO. 2002. GEMS/FOOD Total Diet Studies. Report of 2nd International Workshop on Total Diet Studies. Food Safety Programme, Department of Protection of the Human Environment, World Health Organization. Brisbane, Australia.
http://www.euro.who.int/Document/fos/GEMS_SCrpt.pdf (3 Desember 2005).
WHO. 2003a. Global Environment Monitoring System, Food Contamination Monitoring and Assessment Programme (GEMS/FOOD) “Instruction for Electronic Submission of Data on Chemical Contaminants in Food and the Diet”. Food Safety Department. World Health Organization. Geneva. http://www.who.int/foodsafety/publications/chem/en/gemsmanual.pdf (4 Juli 2005).
WHO. 2003b. GEMS/FOOD Regional Diets, Regional per Capita Consumption of Raw and Semi-processed Agricultural Commodities, Prepared by the Global Environment Monitoring System/Food Contamination Monitoring and Assessment Programme. Food Safety Department. WHO. Geneva. http://www.who.int/foodsafety/chem/gems/en/index2.html (9 Desember 2005).
WHO. 2003c. Methods Used for Health Risk Assessment. World Health Organization. Geneva.
http://www.who.int/water_sanitation_health/wastewater/wsh0308chap4.pd f (26 Januari 2006).
WHO. 2004. Operating Program for Analytical Laboratories for Contaminants in Food Commodities (OPAL I). Food Safety Programme, World Health Organization. Geneva.
WHO. 2005a. Definition of risk analysis terms related to food safety. WHO. Geneva.
http://www.who.int/foodsafety/publications/micro/riskanalysis_definitions /en/ (20 Desember 2005).
WHO. 2005b. Formaldehyde in Drinking Water. World Health Organization Geneva.
www.who.int/entity/water_sanitation_health/dwq/chemicals/formaldehyde 130605.pdf (1 Januari 2006).
Wilson, C. L. dan S. Droby. 2001. Microbial Food Contamination. CRC Press. New York.
Lampiran 1. Kategori pangan GSFA
KATEGORI PANGAN INDONESIA 01.0 Produk-Produk Susu, Kecuali yang Termasuk Kategori 02.0 01.1 Susu dan Minuman Berbasis Susu
01.1.1 Susu dan Buttermilk 01.1.1.1 Susu Susu Segar Susu Pasteurisasi Susu UHT Susu Steril Susu Skim
Susu Rendah Lemak Susu Rekonstitusi Susu Rekombinasi
Filled Milk (Susu Isi) 01.1.1.2 Buttermilk
Buttermilk (Tawar) Dadih
01.1.2 Minuman Berbasis Susu Beraroma dan atau Difermentasi termasuk semua minuman siap minum berbasis susu dengan penambahan perisa (Contohnya Susu Coklat, Kakao, Eggnog, Minuman Yogurt, Minuman Berbasis Whey). Minuman Susu Beraroma
Minuman Yogurt Berperisa
Minuman Susu Fermentasi Berperisa
01.2 Susu Fermentasi dan Produk Susu Hasil Hidrolisa Enzim Renin (Tawar) 01.2.1 Susu Fermentasi (Tawar) termasuk semua produk susu fermentasi tawar,
susu diasamkan (acidified milk), susu berkultur (cultured milk), yogurt yang tidak mengandung perisa atau pewarna
Susu Diasamkan
Susu Fermentasi Atau Susu Berkultur (Cultured Milk) Yogurt
Yogurt Rendah Lemak Yogurt Tanpa Lemak
01.2.1.1 Produk Susu Fermentasi (Tawar) yang Tidak Diberi Perlakuan Panas Setelah Proses Fermentasi
Susu Fermentasi Tawar Tanpa Pemanasan
01.2.1.2 Produk Susu Fermentasi (Tawar) yang Diberi Perlakuan Panas Setelah Proses Fermentasi
Susu Fermentasi yang Dipanaskan
01.2.2 Susu yang Digumpalkan dengan Enzim Renin (Tawar) 01.3 Susu Kental dan Tiruannya
01.3.1 Susu Kental (Tawar) Susu Evaporasi Susu Skim Evaporasi Susu Isi Evaporasi
01.3.2 Krimer Minuman (Bukan Susu) Krimer Minuman (Bukan Susu)
01.3.3 Susu Kental Manis (Tawar, Beraroma) dan Tiruannya Susu Kental Manis
Susu Kental Manis dengan Lemak Nabati Susu Skim Kental Manis
Susu Isi Kental Manis Krim Kental Manis
01.4 Krim (Tawar) dan Sejenisnya, Termasuk Semua Krim Atau Krim Tiruan Berbentuk Cair, Semicair, atau Semipadat.
01.4.1 Krim Pasteurisasi
01.4.2 Krim “Whipping” atau “Whipped” atau Krim Rendah Lemak yang Disterilkan atau secara UHT
Whipped Cream Krim Rendah Lemak
Half and Half
Krim “Whipping” (Whipping Cream ) Rendah Lemak 01.4.3 Krim yang Digumpalkan
Krim Asam
Krim Asam yang Diasamkan 01.4.4 Krim Tiruan
Krim Tiruan
01.5 Susu Bubuk dan Krim Bubuk dan Bubuk Tiruan (Tawar) 01.5.1 Susu Bubuk dan Krim Bubuk (Tawar)
Susu Bubuk Berlemak (Full Cream)
Susu Bubuk Rendah Lemak dan Susu Bubuk Kurang Lemak Susu Bubuk Bebas Lemak atau Susu Skim Bubuk
Krim Bubuk
01.5.2 Susu dan Krim Bubuk Tiruan
01.5.3 Campuran Susu dan Krim Bubuk Tawar dan Berperisa Campuran Susu dan Krim Bubuk Berperisa
Susu Isi Bubuk 01.6 Keju dan Keju Tiruan
Keju Keju Tiruan
01.6.1 Keju Tanpa Pemeraman (Keju Mentah) Keju Cottage (Cottage Cheese) :
Keju Krim (Cream Cheese) Keju Mozzarella
01.6.2 Keju Peram Keju Cheddar
Keju Cheddar Rendah Sodium Keju Edam
Keju Camembert: 01.6.2.1 Keju Peram Total
Keju Biru (Blue cheese) Keju Bata (Brick Cheese) Keju Gouda
Keju Havarti Keju Brie Keju Parmesan Keju Swiss 01.6.2.2 Kulit Keju Peram
01.6.2.3 Bubuk Keju (Untuk Rekonstitusi Dalam Pembuatan Saus Keju) Bubuk Keju
01.6.3 Keju Whey 01.6.4 Keju Olahan
Keju Olahan Keju Chedar Olahan 01.6.4.1 Keju Olahan Tawar Keju Club Luncheon
Keju Amerika (American Cheese) Keju Cold Pack
01.6.4.2 Keju Olahan Berperisa
Keju Neufchatel dan Sayuran Untuk Olesan
Keju Pepper Jack (Keju Monterey Jack dan Potongan Lada) 01.6.5 Keju Tiruan
01.7 Makanan Pencuci Mulut Berbahan Dasar Susu (Misalnya Es Susu, Puding, Buah atau Yogurt Berperisa)
Es Krim
Yogurt Berperisa Es Susu
01.8 Whey dan Produk Whey, Selain Keju Whey Whey Asam
Bubuk Whey
02.0 Lemak, Minyak, dan Emulsi Minyak (Tipe Emulsi Air Dalam Minyak) 02.1 Lemak dan Minyak yang Tidak Mengandung Air
02.1.1 Lemak Susu Anhidrat, Minyak Mentega Anhidrat, Minyak Mentega, Ghee
Lemak Susu Anhidrat (AMF), Minyak Mentega Anhidrat dan Minyak Mentega
Ghee
02.1.2 Lemak dan Minyak Nabati Lemak dan Minyak Nabati
Minyak Goreng (Frying oil atau frying fat) Minyak Masak atau Minyak Sayur (Cooking oil) Minyak Salad
Vanaspati atau Minyak Samin (Vegetable Ghee) Minyak Inti Kelapa Sawit Mentah (CPKO)
Minyak Inti Kelapa Sawit (Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil / RBDPKO)
Minyak Sawit Mentah (Crude Palm Oil / CPO) atau Pretreated Palm Oil
Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO)
Olein Sawit Mentah (Crude Palm Olein)
Stearin Sawit Mentah (Crude Palm Stearin) Refined Bleached Deodorized (RBD) Palm Olein Refined Bleached Deodorized (RBD) Palm Stearin Minyak Kelapa Mentahatau Unrefined Coconut Oil
Minyak Kelapa Jernih atau Refined Coconut Oil Minyak Kacang Tanah
Minyak Jagung Minyak Kemiri Minyak Kedelai Minyak Wijen Minyak zaitun Minyak Safflower
Minyak Biji Bunga Matahari
Minyak Dedak atau Minyak Bekatul atau Minyak Katul Minyak Biji Kapas
Minyak Kanola atau Rapeseed oil Mustardseedoil
02.1.3 Lemak Babi, Lemak Sapi, Lemak Domba, Minyak Ikan Dan Lemak Hewani Lain
Lemak Hewani Lemak Babi atau Lard
Rendered Pork Fat
Lemak Sapi Utama atau (Prime Beef Fat (Premier Jus atau Oleo Stock)
Lemak Sapi Makan (Edible Beef Fat) Dripping atau Edible Tallow
Secunda Beef Fat
Suet Minyak Ikan
Minyak Hati Ikan Cucut Boto
02.2 Emulsi Lemak Terutama Tipe Emulsi Air Dalam Minyak 02.2.1 Emulsi Yang Mengandung Lemak Sedikitnya 80% 02.2.1.1 Mentega dan Konsentrat Mentega
Mentega Rekombinasi
02.2.1.2 Margarin dan Produk Sejenis (Misalnya Campuran Mentega-Margarin) Margarin
Campuran Margarin dan Mentega
02.2.2 Emulsi yang Mengandung Lemak Kurang Dari 80% (Misalnya Minarin) Minarin (Minarine)
Lemak Oles(Fat Spread)
02.3 Emulsi Lemak Selain Kategori 02.2
Non-Dairy Toppings, Fillings, Frostings
Non-Dairy Whipped Cream
02.4 Makanan Penutup Atau Pencuci Mulut Berbasis Lemak Melorin atau Non-Dairy Ice Cream
Non-Dairy Mousse
03.0 Edible Ices (Es yang dapat dimakan)
04.0 Buah-Buahan dan Sayuran (Termasuk Jamur, Umbi, Kacang-Kacangan Termasuk Kacang Kedelai, dan Lidah Buaya), Rumput Laut, Biji-Bijian 04.1 Buah-Buahan
04.1.1 Buah-Buahan Segar
04.1.1.1 Buah Segar Tanpa Perlakuan Disajikan Setelah Dipanen Buah-Buahan Utuh Segar
04.1.1.2 Buah Segar Dengan Permukaan Diberi Perlakuan 04.1.1.3 Buah Segar Kupas atau Potong
04.1.2 Buah Olahan
04.1.2.1 Buah Beku Buah Beku
04.1.2.2 Buah Kering Buah Kering Buah Kering Campur Buah Kering Asin Kopra
Kelapa Parut Kering
04.1.2.3 Buah Dalam Cuka, Minyak dan Larutan Garam Buah Asin
Asinan Buah
04.1.2.4 Buah Dalam Kemasan (Pasteurisasi) Buah Dalam Kemasan
Kolang Kaling Dalam Kemasan
Koktil Buah Dalam Kemasan (Pasteurisasi) 04.1.2.5 Jem, Jeli dan Marmalad
Jem atau Selai Jeli Buah Marmalad Sitrus
04.1.2.6.1 Produk Oles Berbasis Buah (Misalnya Chutney) Tidak Termasuk Produk Pada Kategori 04.1.2.5
Mango Chutney
Sambal Buah-Buahan 04.1.2.7.1 Buah Bergula
Buah Bergula atau Buah Bersalut Gula atau Buah Berkristal Buah Berkristal
Kulit Buah Bergula
04.1.2.8.1 Bahan Baku Berbasis Buah-Buahan, Meliputi Bubur Buah, Puree, Topping Buah dan Santan Kelapa
Bubur Buah (FruitPulp) Pasta Buah
Saus Buah
Saus Apel (Applesauce) Sirup Buah
Pasta Kelapa
Nata De Coco Utuh, Tidak Siap Konsumsi
04.1.2.9 Makanan Penutup atau Pencuci Mulut (Dessert) Berbasis Buah Termasuk Makanan Pencuci Mulut Berbasis Air Berflavor Buah
Dodol atau Lempok Buah Wajit Buah
Geplak Manisan Buah
Nata De Coco Dalam Kemasan Jeli Agar
Sale Pisang Cincau Hijau Cincau Hitam Siwalan
04.1.2.10 Produk Buah Fermentasi Pikel Plum
Pikel Pear
Pikel Plum dan Pear Tempoyak
04.1.2.11 Produk Buah Untuk Isi Pastri 04.1.2.12 Buah Yang Dimasak
Keripik Pisang Keripik Sukun Keripik Nenas Keripik Nangka Keripik Salak Keripik Apel
04.2 Sayuran (Termasuk Jamur, Akar, Umbi, dan Aloe Vera) Rumput Laut, Kacang-Kacangan dan Polong-Polongan Serta Biji-Bijian
04.2.1 Sayuran, Kacang-Kacangan dan Biji-Bijian Segar Umumnya Bebas Dari Bahan Tambahan Pangan
04.2.1.1 Sayuran(Termasuk Jamur, Akar Dan Umbi, Dan Aloe Vera) Rumput Laut, Kacang-Kacangan Dan Polong-Polongan Serta Biji-Bijian Segar yang Tidak Mengalami Pengolahan dan Didistribusikan Setelah Dipanen
Sayuran Kacang - Kacangan Biji - Bijian Jamur Segar Baby Corn Singkong Umbi - Umbian Sagu
04.2.1.2 Sayuran, Kacang-Kacangan dan Biji - Bijian Segar yang Permukaannya Dilapisi Glasir atau Lilin atau Diberi Perlakuan Dengan Bahan Tambahan Pangan Lain yang Dapat Berfungsi Sebagai Pelindung dan Membantu Mengawetkan Kesegaran dan Kualitas Sayuran
04.2.1.3 Sayuran, Kacang-Kacangan dan Biji-Bijian Segar Yang Dikupas, Dipotong atau Dirajang (Sayuran, Kacang-Kacangan, Biji-Bijian Olah Minimal) 04.2.2 Sayuran, Rumput Laut, Kacang-Kacangan dan Biji-Bijian Olahan 04.2.2.1 Sayuran, Kacang-Kacangan dan Biji-Bijian Beku
Sayuran Beku Buncis Beku Kacang Polong Beku Brokoli Beku
Brussel Sprout Beku Bayam Beku Wortel Beku Jamur Beku
Biji Jagung Beku Jagung Bertongkol Beku
Kentang Goreng Perancis Beku atau Frozen French Fries
Terong Beku Ubi Beku
04.2.2.2 Sayuran, Rumput Laut, Kacang-Kacangan, dan Biji-Bijian Kering Sayuran Kering
Jamur Kering Sayuran Asin Kering Rumput Laut Kering Nori
Kacang-Kacangan dan Polong-Polongan Kering Biji Bunga Matahari
Emping Melinjo Mete Gelondong Biji Saga Biji Wijen
Kentang Kering Serpih (Flakes) Tepung Tomat
Tepung Bit Kuaci
04.2.2.3 Sayuran dan Rumput Laut Dalam Cuka, Minyak, Larutan Garam atau Kecap Kedelai
Jamur Dalam Minyak Zaitun atau Minyak Nabati Lain Sayuran Asin
Jamur Asin Acar Jamur Acar Timun Mentah Acar Bawang Putih Acar Jahe
Acar Cabai Acar Lobak
04.2.2.4 Sayuran Dalam Kemasan, Botol atau Dalam Retort Pouch Sayuran Dalam Kemasan
Tomat Dalam Kemasan Jagung Manis Dalam Kemasan Jamur Dalam Kaleng
Asparagus Dalam Kaleng Wortel Dalam Kaleng Rebung Bambu Dalam Kaleng
Kacang Polong (Green Peas) Dalam Kaleng Buncis Dalam Kaleng
Manisan Rumput Laut Dalam Kemasan Lidah Buaya Dalam Kemasan
04.2.2.5 Puree dan Produk Oles Sayuran, Kacang-Kacangan dan Biji-Bijian (Misalnya Mentega Kacang)
Mentega Kacang (Peanut Butter)
04.2.2.6 Bahan Baku dan Bubur (Pulp) Sayuran, Kacang-Kacangan Dan Biji-Bijian (Misalnya Makanan Penutup dan Saus Sayuran, Sayuran Bergula) Selain Produk Kategori 04.2.2.5 Pasta Tomat Bubur Tomat Puree Tomat Saus Tomat Saus Cabai Tahu Kembang Tahu
04.2.2.7 Produk Fermentasi Sayuran (Termasuk Jamur, Akar dan Umbi, Kacang- Kacangan Dan Aloe Vera) dan Rumput Laut
Pikel Sawi Asin Sauerkraut Jamur Fermentasi Pikel Mentimun Pikel Jahe
Pikel Zaitun (Olives) Tauco
04.2.2.8 Sayuran dan rumput laut yang dimasak Keripik Bayam
Keripik Jamur Kancing
Keripik Talas, Keripik Gadung, Keripik Singkong Keripik Ubi Jalar
Keripik Kentang Emping Melinjo Goreng Keripik Tahu
Rempeyek (Kacang Tanah, Kacang Hijau, Kedelai atau bahan lain) Sukro
Kacang Atom Getuk Singkong 05.0 Confectionery
05.1 Produk Kakao dan Coklat Termasuk Coklat Imitasi dan
Pengganti Chocolate
05.1.1 Kakao Bubuk dan Kakao Massa/Ampas (Cake) Kakao Kakao bubuk
Kakao bubuk untuk sarapan (Breakfast cocoa)
Bubuk kakao dengan lemak sedang (Medium fat cocoa) Bubuk kakao rendah lemak(Lowfat cocoa)
Kakao serpih (cocoa dust)
Kakao bubuk super (cocoa fineness) Nib kakao
Massa kakao/kakao dan cairan kental (liquor) coklat Kakao ampas (cake)
Minuman kakao (drinking cocoa) Minuman coklat (drinking chocolate) Coklat instan
05.1.2 Campuran Kakao (Sirup)
05.1.3 Olesan Berbasis Kakao, Termasuk Isian (Filling) Lemak kakao (cocoa butter)
Coklat pasta
Olesan berbasis kacang-coklat (nut-chocolate based spread) Olesan coklat berbasis air (chocolate water-based spread)
Lemak kakao untuk confectionery 05.1.4 Produk Kakao dan Coklat
Coklat Bonbon Truffles Coklat putih
Coklat drop atau chip (Permen) coklat susu (Permen) coklat krim (Permen) coklat manis
Bahan pelapis dari kakao manis dan lemak tanaman Coklat semi-manis atau coklat pahit-manis atau coklat hitam Coklat yang diisi (Filled chocolate)
Coklat pelapis (couverturechocolate)
Coklat butir atau coklat vermicelli atau streusel Coklat serpih (flakes)
Coklat susu flakes Coklat berflavor Coklat aerasi Coklat laminasi Coklat komposit
05.1.5 Produk Coklat Imitasi, Pengganti Coklat
Cocoa butter equivalent
Pengganti lemak kakao laurat (lauric cocoa butter replacer/ substitute=cbs lauric) Pengganti lemak kakao non-laurat (nonlauric cocoa butter replacer/ substitute = cbs non-lauric)
Carob coatings
Coating dari lembaga gandum bebas lemak (deffated wheat germ coating) 05.2 Confectionery Meliputi Permen Keras Dan Lunak, Nougats, Dll,