• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOP SIARAN “RIZ” RADIO

Dalam dokumen MODUL LABORATORIUM RADIO.doc (1,021Kb) (Halaman 33-43)

MODUL LABORATORIUM RADIO

SOP SIARAN “RIZ” RADIO

Station ID : Satu Lima Koma Empat RIZ FM Jakarta – Yuk Mariiiiiii….!!! Station Call : Para Agan-Agania

Waktu Tayang : Jam 05.00 s/d 00.00 WIB

Lagu : Campur (Tergantung jenis program) Penyiar : Penyiar

Operator : OPP Iklan : Iklan Acara : Acara

SOP SIARAN “RIZ” RADIO

Station ID : Satu Lima Koma Empat RIZ FM Jakarta – Yuk Mariiiiiii….!!! Station Call : Para Agan-Agania

Waktu Tayang : Jam 05.00 s/d 00.00 WIB

Lagu : Campur (Tergantung jenis program) Penyiar : Penyiar

Operator : OPP Iklan : Iklan Acara : Acara

On Air call : Salam Semangat Para Agan-Agania

Opening : ………..

Closing : ………..

No Telepon : 081313140641 No Sms : 081313140641

RIZ radio adalah radio swasta yang program-programnya berisi sebanyak 80% ditujukan untuk remaja dan dewasa, dan 20% berisi program-program yang ditujukan untuk kalangan orang tua. Program-program di antaranya berisi tentang news update, hiburan, request, siaran talk show dengan mendatangkan nara sumber sesuai tema yang sedang dibahas, info lalu lintas dan informasi-informasi seputar dakwah atau islam.

Salah satu contoh program siaran Radio RIZ : Nama Program : NOSTALGIA WITH SONG Waktu : Jam 16.00 s/d 17.30

Durasi Program : 90 Menit Materi Siaran :

Program ini berisi acara kirim-kirim salam by sms dan telepon interaktif, lagu-lagu yang diputar adalah lagu-lagu 80 an hingga 90 an. Dan diisi juga oleh beberapa informasi yang berhubungan untuk kesehatan bagi para pendengar. Hampir 70%

MODUL LABORATORIUM RADIO

PERTEMUAN 4

Modul Laboratorium Radio Page 34 of 68 Tujuan Praktikum :

1. Mengenalkan keterampilan dasar (basic skill) yang harus dimiliki penyiar. Mengenalkan kualifikasi penyiar radio.

2. Mengenalkan dan memperaktekkan syarat menjadi penyiar (seperti suara standar, wawasan, sense of music, sense of humor, fleksibel, adaptability, bekerja dalam tim, dll).

Target Praktikum :

1. Praktikan memahami keterampilan dasar yang harus dimiliki penyiar. Praktikan memahami kualifikasi penyiar radio.

2. Praktikan diharapkan mampu dan bisa menerapkan syarat-syarat menjadi seorang penyiar. (seperti suara standar,wawasan, sense of music, sense of humor, fleksibel, adaptability, bekerja dalam tim, dll).

I. Keterampilan dasar (basic skill) yang harus dimiliki seorang penyiar.

Ada beberapa persyaratan pokok yang harus dimiliki seorang penyiar radio. (Oramahi, 2003:113):

1) Memiliki proyeksi suara yang enak didengar (pleasant for the ears) 2) Memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi (smart)

3) Kalau dia seorang penyiar berita, maka dia harus memiliki latar belakang jurnalistik (Journalistic background) yang baik.

4) Memiliki latar belakang pengetahuan umum (general knowledge background) yang prima.

5) Rasa percaya diri (self confidence) yang tinggi

6) Memiliki pengucapan (pronunciation) yang bagus, baik untuk bahasa ibu (Indonesia) maupun asing.

7) Tidak memiliki cacat vokal (gagap, cadel, sengau)

Ketika persaingan semakin tinggi dalam perkembangan industri penyiaran radio dimasa sekarang ini, umumnya stasiun radio siaran akan memprioritaskan calon penyiarnya yang memiliki dedikasi dan komitmen yang tinggi terhadap dunia penyiaran radio. Selain itu diharapkan memiliki kualitas yang optimal. Bagi pengelola stasiun radio, penyiar adalah ujung tombak dalam penyajian program ‘on-air’ yang sesuai dengan format radio yang telah ditetapkan oleh stasiun radio yang bersangkutan.

Dalam pelaksanaan siaran dilakukan menurut jadwal tugas yang telah ditetapkan oleh stasiun radio. Namun untuk mendapatkan jadwal itu tidaklah mudah, Setelah lolos saringan reqruitment maka syarat menjadi penyiar radio dimasa sekarang ini paling tidak dapat memenuhi 8 Kriteria.

1) Mempunyai kualitas vokal yang memadai.

Dalam melakukan penilaian kualitas suara yang memadai dan tidak memadai, sangat bergantung kepada penilaian pendengarnya. Oleh karena itu merekrut penyiar harus hati-hati apakah suara penyiar tersebut memiliki dan dianggap cocok dengan segmen radionya atau tidak. Misal jika radio bersegmen dewasa diisi oleh karakter vokal dan gaya anak muda, tentu saja hasilnya tidak optimal jika dipergunakan untuk meraih pendengar dewasa. Begitu juga sebaliknya. Atau untuk keperluan program-program khusus terkadang stasiun radio memerlukan karakter vokal yang khusus. Oleh karena itu ketika jenis vokal yang diinginkan tidak didapat biasanya stasiun penyiaran radio akan melatih penyiar yang bersangkutan untuk dioptimalkan menyesuaikan karakter program yang sudah direncanakan oleh program director. Paling penting adalah bagaimana seorang penyiar mampu mengoptimalkan jenis suaranya sehingga sesuai harapan perencanaan program dan harapan pendengar.

Memang kenyataannya tidak semua Penyiar mudah dibentuk saat berbicara didepan microfon, Semuanya bergantung pada tingkat intelektualitas pribadi penyiar serta talent yang dimiliki. Tidak semua juga penyiar memiliki karakter pribadi seperti air, ibaratnya ketika berada dalam botol ia akan membentuk botol ketika ada dalam gelas maka akan berbentuk gelas, ini yang susah. Karena tidak setiap pribadi memiliki karakteristik dasar seperti air yang mudah menempati ruang apapun. Penyiar yang baik, umumnya sedikit tahu banyak hal namun banyak memberikan kemudahan di direct. Dan Penyiar

yang baik biasanya “SEDIKIT TAHU BANYAK HAL, ALL CURRENT AFFAIRS & CURRENT ISSUE”

2) Mampu melaksanakan ‘adlibbing’ dan ‘script reading’ dengan baik.

Tuturan penyiar yang dilakukan tanpa persiapan, spontan, tanpa mengingat terlebih dahulu, bahkan tidak dipikirkan sesaatpun sebelumnya. Kelancaran berbicara yang mengalir alami apa adanya, tidak dibuat-buat, jujur jernih, jelas akan banyak dipengaruhi oleh wawasan yang luas dan latihan-latihan khusus. Karena itu penyiar perlu memiliki wacana dan mampu menganalisa situasi serta kondisi dari berbagai aspek, misal pandangan ideologi, politik, sosial, budaya maupun bidang lain yang terkait dengan kepenyiaran. Selain itu harus memahami pula dampak-dampak dari materi yang dibicarakan, khususnya dampak negatif yang berakibat fatal bagi stasiun radio citra dirinya, hal ini bisa dilakukan dengan adlibbing menjadi positif. Kemampuan membaca naskah adalah diperlukan. Hindari kesalahan membaca hanya gara-gara tidak pernah berlatih membaca karena kebiasaan improvisasi tanpa naskah. Oleh karena itu keterampilan membaca mutlak diperlukan dan hal ini perlu latihan.

3) Memahami format radionya dan format clock.

Penyiar dalam menjalankan tugas harus memahami format radionya, baik format kata maupun format musik, serta aturan-aturan lain yang berlaku pada stasiun radionya. Yang jelas format disini lebih merupakan ramuan pokok atau rancana program yang diarahkan pada pendengar tertentu. Dengan memahami format radionya berarti memahami “station positioning” yang mengacu pada tampil beda dengan stasiun lain untuk membangun loyalitas pendengar. Penetrasi pesan yang lebih mendalam. Paling tidak penyiar harus memahami “need and want”-nya pendengar. Selain itu dalam menjalankan format, tentu saja setiap stasiun radio akan memiliki log siaran atau panduan

siaran yang memuat catatan-catatan siaran setiap interval waktu rutin harian. Dan format clock tersebut adalah perintah kerja mulai dari playlist, sistem rotasi musik, iklan, radio expose, penempatan stasiun ID/jingle, atau toleransi waktu bicara para penyiar. Log siaran ini merupakan bahan siaran bagi penyiar yang harus dikerjakan. Dan biasanya log siar ini adalah penjabaran secara rinci dan mudah bagi orang yang bertugas.

4) Memahami secara mendalam segmen radio.

Penyiar dengan memahami secara mendalam segmen radionya berarti akan sangat paham tentang target pendengarnya, penyiar harus tahu pasti siapa pendengarnya: pria/wanita; umur; pendidikan; pekerjaan; tingkat belanja bulanan rumah tangga, tempat tinggal, minat, maupun program apa yang mereka butuhkan dan mereka sukai.

5) Memperlihatkan simpati dan empati terhadap pendengarnya.

Penyiar harus bisa berempati, maksudnya dalam upaya melayani secara optimal sebaiknya bisa mewujudkan rasa kedekatan dengan pendengar, juga sekaligus harus bisa berpikir dari sudut pandang pendengar atau berempati. Sikap apatis tidak diinginkan oleh stasiun radio, karena jika hal ini terjadi maka radio yang bersangkutan tidak akan punya pendengar, dan akan gagal dalam membangun loyalitas pendengar.

6) Mampu menghasilkan gagasan-gagasan segar dan kreatif dalam siarannya. Seorang penyiar perlu menjadi seorang creator, karena tugasnya menghibur pendengar dengan kata-katanya. Agar pendengar tertarik dalam setiap siarannya selalu menghasilkan gagasan atau ide-ide segar dan selalu kreatif memunculkan hal-hal baru sesuai kondisi atau trend yang berkembang. Penyiar tidak mempunyai kemampuan ini, penampilannya disiaran akan hambar dan tidak berbobot serta menjemukan.

7) Mampu bekerjasama dalam team.

Karena bekerja di radio adalah kerja terintegrasi antara masing-masing bagian yang terlibat dalam produksi siaran, maka seluruh praktisi penyiaran termasuk penyiar wajib memiliki kemampuan bekerja sama dan saling pengertian, menghargai dan saling mengingatkan, untuk menghasilkan output siaran yang berkualitas. Menjadi penyiar yang baik harus benar-benar mempunyai kebanggan pada pekerjanya, maksudnya cakap dan berhati-hati terhadap hal-hal kecil dan mekanis serta cara kerja atau prosedur dan sistem-sistem dan bagaimana peraturan-peraturan ditegakan dengan baik. Semuanya ada karena alasan untuk dapat menjadi yang terbaik.

MODUL LABORATORIUM RADIO

PERTEMUAN 5

Announcing Skill Tujuan Praktikum :

1. Mengenalkan pembentukan suara standar atau khas penyiar (annouching technique 1 - teknik vokal).

Target Praktikum :

1. Praktikan diharapkan mampu dan bisa menerapkan bagaimana caranya pembentukan karakter suara standar, meliputi teknik pernafasan dan teknik vokal (artikulasi, intonasi, infleksi).

Announcing adalah mengumumkan, menyiarkan. Radio Announcing berarti SENI MENYIAR di Radio. Sebagai sebuah seni, announcing bertumpu pada bakat, tapi sekaligus juga merupakan sebuah keterampilan yang dapat dipelajari. Sebagai seni dan bisnis, announcing identik dengan communication, yang mencakup to inform, to persuade, to motivate dan to entertain. Dengan demikian seorang announcer diharapkan mampu mengkomunikasikan pesan-pesan sesuai dengan format radionya, profil demografik dan gaya hidup pendengar.

ANNOUNCER adalah seorang komunikator, sebagai katalisator pesan, jembatan antara pemberi pesan dan pendengarnya. Maka sebagai announcer ada tiga komponen dasar yang perlu diingat, yaitu :

 Voice/berbicara (mengeluarkan suara)  Scriptwriting

 Adibling

VOICE / BERBICARA (Mengeluarkan Suara) :

Cara berbicara dan mengeluarkan suara merupakan modal dasar yang mutlak bagi seorang penyiar, dan harus benar, sebelum calon penyiar On Air. Suara penyiar adalah sarana satu-satunya untuk menjalin komunikasi. Kesalahan dalam bicara dan mengeluarkan suara, membuat pendengar menjadi terganggu.

Kalau demikian kerugian besar sudah terjadi. Untuk itu unsur-unsur yang mesti dipelajari meliputi latihan :

• pernafasan atau senam nafas • aksentuasi

• speed

• pace dan artikulasi.

Perlu diketahui, bila menguasai artikulasi, aksentuasi, dan intonasi secara minimal sudah dianggap mampu membangun atmosfir bagi pendengarnya. Lebih bagus lagi bila seluruh unsur itu dapat dikuasai.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penyiar ketika berbicara (mengeluarkan suara), yaitu :

a. Monoton

b. Pitch yang terlalu rendah / nada dasar tetap c. Berbicara tidak pada ketukan / beat lagu

d. Pola nada pada akhir kalimat, jatuhnya selalu pada nada yang sama e. Suara lewat hidung

f. Penekanan ‘Kata’ yang salah dalam satu kalimat g. Posisi badan, dada & teknik bernafas

h. Kebiasaan-kebiasaan sewaktu berbicara i. Dialek

Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas adalah :

1. Baca beberapa lembar artikel di surat kabar / majalah, rekam dan lakukan evaluasi dengan menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini :

– Apakah ada penyeretan pengucapan beberapa suku kata sehingga kedengarannya seperti terucapkan bersama sekaligus.

– Apakah pengucapan hurup hidup, konsonan, dan diftong sudah benar. – Apakah pengucapan hurup ‘p’, ‘t’, ‘d’, ‘b’ tidak popping

– Apakah pengucapan huruf ‘s’ terlalu kering atau basah

– Apakah pengucapan huruf ‘p’ dan ‘f’ tidak tertukar / tercampur – Apakah pengucapan huruf ‘z’ dan ‘j’ tidak tertukar

– Apakah pengucapan huruf ‘e’ sudah benar

– Apakah pengucapan huruf ‘a’ tidak menjadi ‘e’ (orang jawa)

– Apakah huruf mati / konsonan yang diucapkan terdengar bedanya (‘malam’ dengan ‘malang’ atau ‘dinding’ dengan ‘dingding’)

– Apakah pengucapan suku kata dalam satu kata tidak tertukar / terbalik (‘jalur’ menjadi ‘lajur’ atau ‘almamater’ menjadi ‘amalmater’)

– Apakah pengucapan suku kata terakhir masih terdengar jelas – Apakah berbicaranya terlalu cepat

– Apakah pembacaan suatu kalimat terputus-putus dan kecepatannya tidak rata.

– Apakah pengambilan nada sudah seimbang.

2. Lakukan senam pernapasan, humming, senam nada atas dan senam nada bawah. Suara yang mutlak harus dimiliki oleh seorang penyiar adalah suara yang bulat, tidak cacat dan merdu. Suara tersebut sebaiknya adalah suara perut yang terbentuk dengan bantuan rongga perut, yang keluar tanpa menekuk

batang tengkuk. Didukung dengan cara bernapas dengan dada, perut dan pinggang.

Dalam dokumen MODUL LABORATORIUM RADIO.doc (1,021Kb) (Halaman 33-43)

Dokumen terkait